40
BAB II PEMBAHASAN SKENARIO Rio (14 tahun) berkali-kali bersin di kelas. Ia juga berulang- ulang menyeka hidungnya yang meler oleh rhinorrhea. Betapa tidak nyaman kondisi Rio sekarang, apalagi berada di dalam kelas. Ia takut bersin-bersinnya menggangu konsentrasi teman- teman yang lagi mengikuti pelajaran matematika. Sebenarnya keadaan ini sudah mulai dirasakannya semalam. Kemarin sore Rio main bola di lapangan Pramika bersama teman-teman karang taruna di gangnya. Meskipun hujan deras, permainan tetap dilanjutkannya sampai selesai. Setiba di rumah, Rio langsung tidur karena kelelahan. Ia terbangun saat mendengar suara mobil ayahnya masuk ke pekarangan. Saat itu Rio merasa badannya hangat dan jalan napasnya terganggu. Semalam Rio tidak nyenyak tidurnya akibat pilek yang dideritanya. Suaranya menjadi agak serak dan penciumannya juga terasa berkurang. Karena kondisi ini, nasi goreng untuk sarapan pagi yang biasanya berbau sedap tidak dapat tercium olehnya. Rio berangkat ke sekolah tanpa menyentuh makanan favoritnya itu. STEP 1 IDENTIFIKASI ISTILAH SULIT 1

LAPORAN_PILEK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dkk

Citation preview

Page 1: LAPORAN_PILEK

BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO

Rio (14 tahun) berkali-kali bersin di kelas. Ia juga berulang-ulang menyeka hidungnya yang

meler oleh rhinorrhea. Betapa tidak nyaman kondisi Rio sekarang, apalagi berada di dalam

kelas. Ia takut bersin-bersinnya menggangu konsentrasi teman-teman yang lagi mengikuti

pelajaran matematika. Sebenarnya keadaan ini sudah mulai dirasakannya semalam. Kemarin

sore Rio main bola di lapangan Pramika bersama teman-teman karang taruna di gangnya.

Meskipun hujan deras, permainan tetap dilanjutkannya sampai selesai. Setiba di rumah, Rio

langsung tidur karena kelelahan. Ia terbangun saat mendengar suara mobil ayahnya masuk ke

pekarangan. Saat itu Rio merasa badannya hangat dan jalan napasnya terganggu. Semalam

Rio tidak nyenyak tidurnya akibat pilek yang dideritanya. Suaranya menjadi agak serak dan

penciumannya juga terasa berkurang. Karena kondisi ini, nasi goreng untuk sarapan pagi

yang biasanya berbau sedap tidak dapat tercium olehnya. Rio berangkat ke sekolah tanpa

menyentuh makanan favoritnya itu.

STEP 1

IDENTIFIKASI ISTILAH SULIT

1. BERSIN : ● Reaksi reflek untuk mengeluarkan udara yang disebabkan benda

asing

● Mengeluarkan udara secara paksa dan menyentak melalui hidung

(KBBI)

● Reflek yang terjadi karena iritasi dari saluran hidung di impuls

aferens melalui nervus ke-5 menuju Medula Oblongata (Guyton)

● Dikeluarkan secara tiba-tiba dengan sangat keras dengan kecepatan

70 m/s atau sekitar 250 km/jam dengan 40.000 partikel dengan ukuran

0,5-5 µm

1

Page 2: LAPORAN_PILEK

2. PILEK : ● Gejala awal influenza yang ditandai dengan adanya lendir dalam

hidung

● Sakit demam yang banyak mengeluarkan ingus (KBBI)

● Gejala awal sebagian besar gangguan saluran pernapasan atas

● gangguan pernapasan yang disebabkan oleh infeksi atau alergi

3. RHINORRHOE : ● Sekret bebas berupa cairan lendir yang berasal dari hidung

(Dorland)

● Keluarnya dari mukulus membran untuk mekanisme pertahanan

untuk mengeluarkan benda asing dari sistem pernafasan (Guyton)

4. JALAN NAFAS : ● Saluran keluar masuknya udara dari saluran pernafasan yang

terdiri dari konduksi dan respirasi

● Proses pertukaran atmosfer yang mengangkut udara dan alveolus

merupakan tempat pertukaran gas-gas

5. MELER : Cairan yang mengalir keluar dari hidung (KBBI)

6. SERAK : ● Gejala yang ditimbulkan dari radang akut laring (laringitis akut)

● Salah satu gejala peradangan

● Gangguan pada bagian pita suara yang bisa terjadi karena

peradangan atau penumpukan mukus (mukus ada 2 macam, yaitu

encer dan kental. Mukus yang kental yang menyebabkan serak)

● Serak ada 3 macam, yaitu parau, sendat jalan suara, dan sendat

jalan pernapasan

2

Page 3: LAPORAN_PILEK

STEP 2

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apakah pengaruh hujan dapat menyebabkan pilek ?

2. Kenapa Rio bersin-bersin ?

3. Apakah orang yang terkena hujan pasti pilek ?

4. Kenapa pilek dapat menyebabkan indra penciuman berkurang ?

5. Bagaimana mekanisme pilek ?

6. Apa yang menyebabkan suara serak ?

7. Apakah mukus itu ? Dan dihasilkan dimana ?

8. Apa yang menyebabkan badan Rio hangat ?

9. Mengapa Rio baru merasakan gejalanya pada malam hari ?

10. Apa perbedaan influenza dan pilek ?

11. Apa hubungannya indra pengecap dan indra pembau ?

3

Page 4: LAPORAN_PILEK

STEP 3

BRAINSTORMING

1. Apakah pengaruh hujan dapat menyebabkan pilek ?

Hujan bukanlah penyebab pilek, tetapi karena adanya perubahan cuaca yang ekstrim

yang dapat menyebabkan perbedaan suhu tubuh dan lingkungan

Karena perubahan suhu tersebut, sistem imunitas tubuh terganggu dan memudahkan

virus dan bakteri masuk ke dalam tubuh

2. Kenapa Rio bersin-bersin ?

Faktor pendorong seseorang untuk bersin :

Bahan hirupan (inhalan), seperti debu

Makanan dan minuman (ingestan)

Cuaca, seperti hujan dan ruangan ber-AC

Proteksi diri untuk mengeluarkan benda asing

Iritasi yang disebabkan oleh debu dan asap

3. Apakah orang yang terkena hujan pasti pilek ?

Tidak. Hujan bukanlah penyebab seseorang jatuh pilek. Tetapi tergantung padasistem

kekebalan tubuh (imunitas) tiap-tiap orang pada saat virus dan akteri akan menyerang

tubuh seseorang.

4. Kenapa pilek dapat menyeabkan indra penciuman seseorang berkurang ?

Karena terhalangnya saraf-saraf oleh mukosa pada hidung. Di dalam hidung terdapat

badan pengambang yang berguna untuk memulihkan kekeringan. Sistem kerjanya

abnormal.

Indra penciuman berkurang karena kelebihan mukus dalam hidung

Karena kelenjar mukus dan vena yang membengkak yang membuat hidung tersumbat

sehingga sulit untuk bernafas

5. Bagaimana mekanisme pilek ?

Infeksi

Sel mukosa melepaskan sekret yang berlebih

4

Page 5: LAPORAN_PILEK

Infeksi saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh virus kemudian merangsang

sistem imunitas dan peradangan yang menyebabkan edema

6. Apa yang menyebabkan suara serak ?

Karena pilek yang didalamnya terdapat mukus yang berlebih

Fungsi resonator (mulut, hidung). Kalau pilek berat akan menghambat suara

7. Apakah mukus itu ? Dan dihasilkan dimana ?

Ingus, upil, dahak, ludah, dan lendir merupakan contoh-contoh mukus, bahan berlendir

yang melapisi berbagai membran dalam tubuh. Mukus terutama terdiri dari atas musin

(protein pelumas) dan garam-garam organik yang tersuspensi oleh air. Mukus membantu

melindungi paru-paru dengan merangkap partikel-partikel yang masuk melalui hidung

ketika bernafas. Mukus juga memudahkan kita untuk menelan dan mencegah asam

lambung melukai dinding lambung. Dalam bahasa inggris, mukus dikenal dengan

sebutan phlegm. Menurut definisi, phlegm dibatasi untuk mukus yang diproduksi oleh

sistem pernafasan. Kehadiran mukus dalam hidung dan tenggorokan masih terbilang

normal. Apabila sakit, mukus akan menjadi kental dan berubah warna. Warna bukan

petunjuk pasti untuk infeksi bakteri, tetapi mukus yang berwarna hijau atau seperti karat

dan persiten cenderung menunjuk ke kondisi yang lebih serius.

8. Apa yang menyebabkan badan Rio hangat ?

Karena terjadi infeksi, kemudian menyerang sistem imun tubuh, dan memengaruhi

sistem metabolisme tubuh.

9. Mengapa Rio baru merasakan gejalanya pada malam hari ?

Pertama virus itu masuk ke dalam tubuh dan menyerang sistem imun tubuh, kemudian

terjadi masa inkubasi.

10. Apa perbadaan pilek dan influenza (flu) ?

Pada dasarnya, flu itu memberikan gejala yang lebih berat dibanding dengan pilek. Dan

kita akan merasa lebih menderita bila sedang flu dibanding dengan pilek. Tapi memang

bukan cara yang mudah untuk membedakannya.

5

Page 6: LAPORAN_PILEK

Gejala Demam : biasanya flu sering disertai dengan peningkatan suhu tubuh yang tinggi

disertai menggigil, sedang pada pilek, demam jarang terjadi. Kalaupun ada, demam

hanya berupa demam yang ringan.

Mulai timbulnya penyakit : pada flu, biasanya terjadi secara mendadak sedang pada

pilek, terjadinya secara perlahan-lahan.

Nyeri menelan dan batuk : pada flu, biasanya tidak ada gangguan dalam menelan dan

batuk, sedang pada pilek sering disertai dengan nyeri menelan dan batuk yang cukup

berat.

Sakit kepala : sakit kepala sering menyertai flu, sedang pada pilek biasanya tidak ada

sakit kepala.

Nyeri otot atau ngilu dan rasa letih : pada flu, sering disertai dengan nyeri pada otot

(ngilu) dan letih sedang pada pilek jarang terjadi gangguan nyeri otot dan keletihan.

Nafsu makan : pada flu sering penderita tidak mempunyai nafsu makan atau nafsu

makannya menjadi berkurang sedang pada pilek, nafsu makannya normal seperti biasa.

Walaupun misalnya di dalam kategori di atas, ternyata termasuk dalam kategori pilek, itu

tidak berarti menutup kemungkinan bahwa itu ternyata flu atau dapat juga pilek kita

derita kemudian berlanjut menjadi flu, atau sebaliknya.

11. Apa hubungannya indra pengecap dan indra pembau ?

Indra pengecap mendukung indra pembau. Bagian-bagian indra pembau dan indra

pengecap adalah naso faring, ora faring, dan laring.

6

Page 7: LAPORAN_PILEK

STEP 4STRUKTURISASI

7

SALURAN

PERNAPASAN

ANATOMI FISIOLOGI GANGGUAN

MEKANISME INDRA

PENCIUMAN

MEKANISME PERTAHANAN

TUBUH

HIDUNG FARING LARING

Page 8: LAPORAN_PILEK

STEP 5

LEARNING OBJESTIVE

1. Anatomi saluran pernafasan atas.

2. Fisiologi saluran pernafasan atas.

3. Mekanisme gangguan saluran pernafasan atas.

4. Mekanisme penciuman.

5. Mekanisme pertahanan tubuh.

6. Perbedaan iritasi dan infeksi.

7. Macam-Macam mukus.

STEP 6

BELAJAR MANDIRI

8

Page 9: LAPORAN_PILEK

STEP 7

SINTESIS

1. Anatomi saluran pernafasan atas.

HIDUNG (NASAL)

Terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. External nose2. Cavum nasi

1. External nose terdiri dari :a. Apex (atas)b. Radix(melekat pada dahi)c. Dorsum nasi(apex-radix)d. Nares (orifisium eksterna hidung)

Rangka hidung : Os nasale Cartilago nasi laterales Cartilago alae majoris Os maxillaris Cartilago alae minoris Cartilago septi nasi

2. Cavum nasi

Cavum nasi merupakan suatu ruangan didalam nasus yang mempunyai lubang ke luar (nares) dan ke dalam (choane) yang menghubungkan dengan nasopharynx.

Cavum nasi dibagi menjadi 2 oleh septum nasi yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan memiliki dasar, atap, dinding lateral dan medial. Dasarnya dibentuk oleh processus palatinus maxillae dan lamina horizontal ossis palatinum. Atap agak sempit dan dibentuk dari belakang ke depan oleh corpus ossis sphenoidalis, lamina cribriformis ossis etmoidalis, os frontal, os nasal, cartilagines nasi. Dinding lateral hidung licin bagian depan disebut ager nasi(concha nasalis superior,medial, inferior).

9

Page 10: LAPORAN_PILEK

Tiap bagian concha nasale terdiri dari 3 meatus, yaitu :

1. Meatus nasi superior2. Meatus nasi medial3. Meatus nasi inferior

Pembagian cavum nasi berdasarkan atas mukosa atau lapisan dan fungsinya :

1. Vestibulum nasi yaitu : bagian cavum nasi yang merupakan cekungan setelah nares. Dilapisi oleh kulit yang berambut dan mengandung banyak kelenjer-kelenjer sebaccea dan kelenjer keringat

2. Respiratory cavity yaitu : bagian yang diapisi mukosa yang melekat erat dengan periosteum (disebut juga jaringan mucoperiosteum) yang ada hubungannya dengan lapisan nasopharing, sinus para nasalis,dan vertibulum nasi. Di dalam mucosa banyak terdapat pembulu darah pada concha nasalis terutama concha nasalis medius inferior

3. Olfactory area yaitu : bagian cavum nasi yang terletak cranial dari concha nasalis superior. Didalamnya terdapat banyak sabut-sabut saraf yang keluar dari lamina cribosa dan cabang-cabang dari n. olfactorius sebagai alat pembau

4. Sinus paranasalis, terdiri dari : sinus maxillaries, sinus frontalis, sinus ethmoidalis anterior, sinus sphenoidalis, dan sinus ethmoidalis

Arterialisasi 1. Cabang a. opthalmica2. Cabang a. maxillaries interna

Persarafan1. Special sensori2. General sensori3. Special motoris

LARYNX

10

Page 11: LAPORAN_PILEK

Laring merupakan saluran penghubung antara saluran pernapasan atas dengan saluran

pernapasan bawah (bagian bawah faring dan trakea). Pada laring terdapat suatu kerangka

tulang rawan hyalin dan tulang rawan elastis, sejumlah jaringan kulit, otot rangka, dan

kelenjar mukosa. Laring berfungsi untuk :

1. Sebagai katup yang menjaga saluran udara terutama selama proses menelan, agar

udara tidak masuk ke dalam lambung (digestif: faring-lambung).

2. Menjaga agar saluran udara tetap tersedia dan terbuka.

3. Menghasilkan suara/fonasi.

Proses pengeluaran suara :

1. Ekspirasi udara dari paru-paru oleh diaphragm, Mm. Abdominales dan Mm.

Intercostals.

2. Getaran udara (phonatio) terhadap plicae vocals (pita suara); tegangan dan posisi

plicae vocals di control oleh kontraksi otot-otot.

3. Resonansi dan artikulasi di dalam cavitas nasalis, oralis, dan pharyngealis dibantu

oleh Mm. Labiales, linguales dan palatine

(Anatomi bagian 3, 2002: 44)

Bagian-bagian laring:

Epiglotis : dilapisi sel epitalium berlapis berfungsi menutup laring saat menelan

makanan

Plica Vocals (pita suara) : dilapisi sel epitalium berlapis berfungsi sebagai pemisah

saluran pernapasan atas dan bawah serta mengendalikan suara

Aditus laryngis : pintu masuk ke dalam laring, yaitu pada pars laryngea pharynx ke

cavitas laryngis. Termasuk di dalamnya epiglotis, plica ariglotica, tuberculum

cuneiform, dan tuberculum corniculate, incissura, inter arytenoidea.

Artilago Laryngeus :

1. Berpasangan: Arytenoid (menjulang disebelah belakang krikoid), coneiform &

corniculatum (disebelah kanan dan kiri leher)

2. Tunggal: Epiglotis, thyroid (terbesar), cricoid (di bawah thyroid)

Muscculi laryngis:

1. Mm.Extrinsik larynx:

11

Page 12: LAPORAN_PILEK

o Depressor: m.thyrohyoideus, m.mylohyoid, m.digastricus,

m.stylopharyngeus, m. palatopharyng

o Levator: m.omohyoid, m.sternothyroid, m.sternohyoid

2. Mm.Intrinsik larynx:

o Adductor:

Externa: m.cricothyroid

Interna: m.crycoarytenoid lateral, m.thyroarytenoid, m. arytenoid

transversa, m. arytenoid obliquus, m.vocalis

o Abductor: m.crycoarytenoid posterior

12

Page 13: LAPORAN_PILEK

2. Fisiologi saluran pernafasan atas.

FISIOLOGI HIDUNG

Fungsi hidung ialah untuk

(1) jalan nafas,

(2) alat pengatur kondisi udara (air-conditioning),

(3) penyaring udara,

(4) sebagai indra penghidu,

(5) untuk resonansi suara,

(6) turut membantu proses bicara dan

(7) refleks nasal.

Saat udara mengalir melalui hidung, terdapat tiga fungsi berbeda yang dikerjakan oleh

rongga hidung :

1. Udara dihangatkan oleh permukaan konka dan septum yang luas, dengan total area

kira-kira 160 cm2

2. Udara dilembabkan samoai hamper lembab sempurna bahkan sebelum udara

meninggalkan hidung

3. Udara disaring sebagian

Semua fungsi ini secara bersama-sama disebut fungsi pelembab udara dari saluran nafas

bagian atas

SEBAGAI JALAN NAFAS

Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka

media dan kemudian turun ke bawah ke arah naso-faring, sehingga aliran udara ini

berbentuk lengkungan atau arkus.

13

Page 14: LAPORAN_PILEK

Pada ekspirasi , udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang

sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah,

sebagian akan melalui nares anterior dan sebagian lain kembali ke belakang membentuk

pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring.

SEBAGAI KONDISI UDARA (AIR CONDITIONING)

Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara

yang akan masuk ke dalam alveolus paru.

Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara dan mengatur suhu.

Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir (mucous

blanket). Pada musim panas, udara hamper jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini

sedikit , sedangkan pada musim dingin akan terjadi keadaan sebaliknya.

Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di

bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat

berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang

lebih 37 derajat Celcius.

SEBAGAI PENYARING DAN PELINDUNG

Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan

dilakukan oleh :

(a) rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi,

(b) silia,

(c) palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan

partikel-partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini

akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia. Faktor lain ialah

(d) enzim yang dapat mengahancurkan beberapa jenis bakteri, yang disebut lysozyme.

14

Page 15: LAPORAN_PILEK

Bulu-bulu pada pintu masuk lubang hidung penting untuk menyaring partikel-

partikel besar. Walaupun demikian, jauh lebih penting untuk mengeluarkan partikel

melalui presipitasi turbulen. Artinya udara yang mengalir melalui saluran hidung

membentur banyak dinding penghalang : konka (disebut juga “turbinates” sebab konka

menimbulkan turbulensi udara), septum, dan dinding faring. Tiap kali udara membentur

penghalang ini, udara harus mengubah arah alirannya. Partikel-partikel yang tersuspensi

dalam udara, mempunyai momentum dan massa yang jauh lebih besar daripada udara,

sehingga tidak dapat mengubah arah perjalanannya secepat udara. Oleh karena itu,

partikel-partikel tersebut terus maju ke depan, membentur permukaan penghalang-

penghalang ini, dan kemudian dijerat oleh mukus pelapis dan diangkut oleh silia ke

faring untuk ditelan.

Ukuran partikel yang terjerat dalam saluran pernapasan. Mekanisme

turbulensi hidung untuk mengeluarkan partikel dari udara begitu efektif, sehingga

hamper tidak ada partikel dengan ukuyran diameter lebih besar dari 6 mikrometer yang

dapat masuk ke paru melalui hidung. Ukuran ini lebih kecil dari pada ukuran sel darah

merah. Partikel-partikel yang tersisa, kebanyakan partikel berukuran antara 1 dan 5

mikrometer mengendap dalam bronkhiolus kecil sebagai akibat dari presipitasi gravitasi.

Contohnya, penyakit bronkiolus terminalis biasa terjadi pada penggali tambang batu bara

akibat menetapnya partikel-partikel debu. Beberapa partikel lebih kecil yang tersisa

(diameter lebih kecil dari 1 mikrometer) berdifusi melewati dinding alveoli dan melekat

pada cairan alveolus. Tetapi, banyak partikel yang diameternya lebih kecil dari 0,5

mikrometer tetap tersuspensi dalam udara alveolus dan akhirnya dikeluarkan melalui

ekspirasi. Misalnya, partikel-partikel asap rokok yang ukurannya sekitar 0.3 mikrometer.

Partikel-partikel ini hampir tidak ada yang diendapkan dalam saluran napas sebelum

sampai ke alveoli. Sayangnya, lebih dari sepertiganya mengendap dalam alveoli melalui

proses difusi, dengan membentuk suspensi yang tetap seimbang dan dikeluarkan dalam

udara ekspirasi.

Banyak partikel yang terjerat dalam alveoli dikeluarkan oleh makrofag alveolus

dan partikel lainnya dibawa keluar oleh aliran limfatik paru. Partikel yang berlebihan

dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan fibrosa dalam septum alveolus, sehingga

menimbulkan cacat permanen.

15

Page 16: LAPORAN_PILEK

INDRA PENGHIDU

Hidung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya mukosa olfaktorius

pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau

dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik napas

kuat.

RESONANSI SUARA

Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi.

Sumabatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga

terdengar suara sengau (rinolalia).

PROSES BICARA

Hidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir,

dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m, n, ng) rongga mulut tertutup

dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.

REFLEKS NASAL

Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran

cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan

refleks bersin dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar

liur, lambung dan pancreas.

FISIOLOGI FARING

Fungsi faring yang terutama ialah untuk respirasi, pada waktu menelan, resonansi

suara dan untuk artikulasi.

FUNGSI MENELAN

16

Page 17: LAPORAN_PILEK

Terdapat 3 fase dalam proses menelan yaitu fase oral, fase faringal dan fase

esofagal. Fase oral, bolus makanan dari mulut menuju ke faring. Gerakan disini

disengaja (voluntary). Fase faringal yaitu pada waktu transfor bolus makanan melalui

faring. Gerakan disini tidak sengaja (involuntary). Fase esofagal. Disini gerakannya tidak

disengaja, yaitu pada waktu bolus makanan bergerak secara peristaltik di esofagus

menuju lambung. Proses menelan selanjutnya dibicarakan dalam bab esofagus.

FUNGSI FARING DALAM PROSES BICARA

Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum dan

faring. Gerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum mole kea rah dinding

belakang faring.Gerakan penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan mula-mula

m.salpingofaring dan m.palatofaring, kemudian m.levator veli palatine bersama-sama

m.konstriktor faring superior. Pada gerakan penutupan nasofaring m.levator veli palatine

menarik palatum mole ke atas belakang hamper mengenai dinding posterior faring. Jarak

yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of) Passavant pada dinding belakang faring yang

terjadi akibat 2 macam mekanisme, yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakan

m.palatofaring (bersama m.salpingofaring) dan oleh kontraksi aktif m.konstriktor faring

superior. Mungkin kedua gerakan ini bekerja tidak pada waktu yang bersamaan.

Ada yang berpendapat bahwa tonjolan Passavant ini menetap pada periode fonasi,

tetapi ada pula pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul dan hilang secara cepat

bersamaan dengan gerakan palatum.

FISIOLOGI LARING

Laring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi serta

fonasi.

Fungsi laring untuk proteksi ialah mencegah makanan dan benda asing masuk ke

dalam trakea, dengan jalan menutup aditus laring dan rima glottis secara bersamaan.

Terjadinya penutupan aditus laring ialah karena pengangkatan laring ke atas akibat

kontraksi otot-otot ekstrinsik laring. Dalam hal ini kartilago aritenoid bergerak ke depan

17

Page 18: LAPORAN_PILEK

akibat kontraksi m.tiro-aritenoid dan m.aritenoid. Selanjutnya m.ariepiglotika berfungsi

sebagai sfingter.

Penutupan rima glottis terjadi karena adduksi plika vokalis. Kartilago aritenoid kiri

dan kanan mendekat karena aduksi otot-otot instrinsik.

Selain itu dengan refleks batuk, benda asing yang telah masuk ke dalam trakea

dapat dibatukkan ke luar. Demikian juga dengan bantuan batuk, sekret yang berasal dari

paru dapat dikeluarkan.

Fungsi respirasi dari laring ialah dengan mengatur besar kecilnya rima glotis. Bila

m.krikoaritenoid posterior berkontraksi akan menyebabkan prosesus vokalis kartilago

aritenoid bergerak ke lateral, sehingga rima glottis terbuka.

Dengan terjadinya perubahan tekanan udara di dalam traktus trakeo-bronkial akan

dapat mempengaruhi sirkulasi darah dari alveolus, sehingga mempengaruhi sirkulasi

darah tubuh. Dengan demikian laring berfungsi juga sebagai alat pengatur sirkulasi

darah.

Fungsi laring dalam membantu proses menelan ialah dengan 3 mekanisme, yaitu

gerakan laring bagian bawah ke atas, menutup aditus laringis dan mendorong bolus

makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk ke dalam laring.

Laring juga mempunyai fungsi untuk mengekspirasikan emosi, seperti berteriak,

mengeluh, menangis dan lain-lain.

Fungsi laring yang lain ialah untuk fonasi, dengan membuat suara serta

menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plika

vokalis. Bila plika vokalis dalam aduksi, maka m.krikotiroid akan merotasikan kartilago

tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi kartilago aritenoid. Pada saat yang bersamaan

m.krikoaritenoid posterior akan menahan atau menarik kartilago aritenoid ke belakang.

Plika vokalis kini dalam keadaan yang efektif untuk berkontraksi. Sebaliknya kontraksi

m.krikoaritenoid akan mendorong kartilago aritenoid ke depan, sehingga plika vokalis

akan mengendo. Kontraksi serta mengendornya plika vokalis akan menentukan tinggi

rendahnya nada.

Fonasi, elemen yang bergetar adalah lipatan pita suara, yang umumnya disebut pita

suara. Pita suara menonjol dari dinding lateral laring kea rah tengah glottis, pita suara ini

18

Page 19: LAPORAN_PILEK

direnggangkan dan diatur posisinya oleh bebera[pa otot spesifik pada laring itu sendiri.

Selama pernapasan normal, pita akan terbuka lebar agar aliran udara mudah lewat.

Selama fonasi, pita menutup bersama-sama sehingga aliran udara diantara pita tersebut

akan menghasilkan getaran atau vibrasi. Kuatnya getaran teruitama ditentukan oleh

derajat perenggangan pita, tetapi juga oleh bagaimana kerapatan pita satu sama lain dan

oleh masa pada tepinya. Pita suara dapat direnggangkan baik oleh rotasi kartilago tyroid

kedepan maupun oleh rotasi posterior Dari kartilago aritenoid, yang diaktivasi oleh otot-

otot yang merenggang dari kartilago tyroid dan kartilego ariitenoid ke kartilago krikoid.

Otot-otot yang terletak didalam pita suara disebelah lateral ligament vokalis, yaitu otot

tiroaritenoid, dapat menarik kertilago arotenoid kearah kartilago tiroid dan, oleh karena

itu, melonggarkan pita suara. Pergerakan oteo-otot ini didalam pita suara juga dapat

mengubah bentuk dan masa pada tepi pita suara, menejamkannya untuk menghasilkan

bunyi dengan nada tinggi dan mengumpulkannya untuk suara yang lebih rendah (bass).

Akhirnya, masih terdapat beberapa kelompok otot laring kecil yang terletak

diantara kartilago aritenoid dan kartilago krikoid dan dapat merotasikan kartilago ini

kearrah dalam atau keluar, atau menarik dasarnya bersam-sama atau memisahkannya,

untuk menghasilkan berbagai konfigurasi pita suara.

3. Mekanisme gangguan saluran pernafasan atas.

Mekanisme bersin

Refleks bersin sangat mirip dengan refleks batuk kecuali bahwa refleks ini

berlangsung pada saluran hidung, bukan pada saluran nafas bagian bawah. Rangsangan

yang menimbulkan refleks bersin adalah iritasi dalam saluran hidung, impuls aferen

berjalan dalam nervus kelima menuju medula dimana refleks ini dicetuskan. Terjadi

serangkaian reaksi yang mirip dengan refleks batuk seperti Pertama, kira-kira 2.5 liter

udara diinspirasi. Kedua, epiglotis menutup dan pita suara menutup erat-erat untuk

menjerat udara dalam paru. Ketiga, otot-otot perut berkontraksi dengan kuat mendorong

diafragma sedangkan otot-otot ekspirasi lainnya seperti interkostalis internus juga

berkontraksi dengan kuat. Akibatnya tekanan dalam paru meningkat sampai 100 mmHg

atau lebih. Keempat, pita suara dengan epiglotis terbuka lebar, sehingga udara

bertekanan tinggi dalam paru meledak dan kadang-kadang udara ini dikeluarkan dengan

kecepatan 75-100 mil/ jam. Selanjutnya uvula ditekan sehingga sejumlah besar udara

19

Page 20: LAPORAN_PILEK

dengan cepat melalui hidung dengan demikian membantu membersihkan saluran hidung

dari benda asing. (Guyton dan Hall, 2007)

Mekanisme Hidung Tersumbat

Reaksi alergi dan inflamasi yang dapat menyebabkan pembesaran badan-badan

pengembang secara abnormal dalam kedua fosa, pembuluh darah yang terdapat di hidung

menjadi membengkak sehingga menyebabkan hidung tersumbat dan kelenjar mukus

menjadi hipersekresi yang menyebabakan produksi mukus yang berlebih, mukus yang

tidak dapat keluar dari hidung yang diakibatkan adanya pembesaran tersebut membuat

hidung tersumbat.(Luiz Carlos Junqueira,2007)

Mekansime Demam

Demam merupakan kondisi dimana suhu tubuh melebihi batas normal yang dapat

disebabkan oleh kelainan pada pusat pengaturan suhu (otak) ataupun disebabkan oleh

bahan toksik. Demam cenderung digunakan untuk sebutan peningkatan suhu akibat

terjadinya infeksi.

Masuknya benda asing berupa bakteri akan menyebabkan suhu tubuh meningkat.

Hal tersebut dikarenakan adanya pelepasan zat kimia bernama pirogen oleh sel darah

putih tertentu untuk melawan infeksi ataupun pirogen yang dilepaskan oleh membran sel

bakteri itu sendiri. Sekret pirogen inilah yang menyebabkan meningkatnya patokan

pengaturan suhu normal tubuh pada hipotalamus.

Apabila patokan suhu meningkat maka akan terjadilah peningkatan produksi panas

yang diiringi dengan pengurangan pelepasan panas agar suhu tubuh sesuai dengan

patokan suhu yang baru. Menurut beberapa ahli, peningkatan suhu itu sendiri

memperkuat respon terhadap infeksi dan mungkin menggangu multiplikasi bakteri.

Mekanisme Serak

Proses vokalisasi terbagi menjadi dua , yaitu fonasi dan artikulasi resonansi. Fonasi

yang berkaitan erat dengan pita suara sebagai vibrator yang terdapat pada laring, dan

artikulasi dan resonansi yang berkaitan dengan mulut, hidung, faring, serta rongga dada.

20

Page 21: LAPORAN_PILEK

Serak sendiri adalah terganggunya kualitas suara seseorang. Serak dapat

disebabkan karena terganggunya salah satu bagian baik bagian fonasi ataupun bagian

yang mengatur artikulasi dan resonantor.

Serak akibat ganggguan pada bagian fonasi yaitu gangguan pada pita suara ataupun

gangguan pada bagian resonantor. Khusus pada pilek, serak disebabkan karena

terganggunya aliran udara pada saluran pernapasan atas. Penyumbatan pada bagian

fonasi maupun resonantor diakibatkan oleh terjadinya peradangan. Pada saat terjadi

peradangan, aliran darah meningkat, keluarnya protein dari kapiler darah, lalu terjadi

penggumpalan guna menghalangi gerak dari zat asing yang masuk. Sehingga

penyumbatan mengakibatkan terganggunya kualitas suara yang dihasilkan.

Gangguan atau penyumbatnya dapat berupa sekeret mucus yang berlebihan dan

menumpuk di sekitar faring ( pertemuan antara gerak silia kebawah dan gerak silia

keatas)

4. Mekanisme penciuman.

Mekanisme penciuman dimulai dengan menempelnya molekul bau pada reseptor

protein GPCR (G-protein coupled receptor) . Protein GPCR ini diketahui memiliki

kemampuan untuk mengenali beberapa molekul bau karena perbedaan asam amino

penyusunnya. Menempelnya molekul bau/odoran ini mengakibatkan perubahan

konformasi terjadi pada protein GPCR sehingga mengaktifkan protein G. Aktifnya

protein G ini menstimulasi pengkatifan cAMP, cAMP lalu mengaktifkan protein pada

terowongan ion (ion channel) sehingga terjadi aliran Na+ dan mengakibatkan perbedaan

potensial. Perbedaan potential ini mengakibatkan terjadinya sinyal lisrik yang

disampaikan melalui syaraf ke otak. Otak kemudian merubah sinyal listrik itu menjadi

persepsi bau.

Kemampuan membaui setiap individu berbeda tergantung dari :

1. Susunan rongga hidung, hidung yang mancung/besar lebih baik membaui daripada

hidung pesek/kecil

2. Variasi fisiologis

21

Page 22: LAPORAN_PILEK

Pada wanita menjelang menstruasi atau saat hamil lebih peka daripada yang tidak

3. Konsentrasi bau, terutama bau busuk lebih menyengat daripada bau yang tidak

busuk.

4. Spesies (jenis)

Spesies tertentu mempunyai kemampuan survival tergantung pada system

pembaunya sehingga indera pembau yang sangat peka.

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme

inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen,

menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada

akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat

berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian.

Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya

dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih

luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.

Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak

dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan

infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.

Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar :

1. Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh

2. Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV,

karena virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.

5. Mekanisme pertahanan tubuh.

Mekanisme pertahanan pada system pernapasan bagian atas yang pertama kali

berperan untuk mencegah masuknya zat-zat asing adalah rambut hidung atau vibrissae,

yang menyaring partikel-partikel besar dari udara inspirasi.

Mukus yang lengket menangkap zat-zat asing dari luar tubuh, kemudian lysozym

yang terkandung dalam mucus tersebut menyerang dan menghancurkan bakteri secara

22

Page 23: LAPORAN_PILEK

kimiawi. Kemudian sel epitel pernapasan juga mensekresikan “defensins”, antibiotic

alami yang membantu membersihkan mikroba yang terdapat dalam saluran pernapasan.

Kemudian setelah zat asing tersebut terjebak di dalam mukus, silia pada sel-sel

epithelium tersebut bergerak secara konstan dan membawa mucus bersama zat asing

tersebut ke arah nasofaring, dan di nasofaring mukus tersebut dapat di keluarkan ataupun

di telan. (marieb, 2007)

Sistem Pertahanan

Udara yang kita hirup mengandung partikel-partikel asing yang harus disaring

terlebih dahulu sebelum akhirnya dibawa ke seluruh tubuh. Proses penyaringan tersebut

dimulai ketika udara memasuki vestibulum. Pada vestibulum partikel-partikel asing

berukuran lebih dari 20 µm yang terdapat dalam udara difilter oleh vibrissae. Kemudian,

partikel-partikel asing yang berukuran lebih kecil terbawa masuk ke concha, dimana

pada concha ini terjadi turbulensi, yang mengakibatkan partikel-partikel asing tersebut

terjerat di mucus, dan akhirnya dikeluarkan atau ditelan. Apabila masih terdapat partikel-

partikel asing yang belum mampu tersaring, partikel-partikel tersebut bisa dikeluarkan

melalui refleks nasal, yakni bersin.

a. Mekanik

- Batuk : proses pertahanan yang dilakukan saluran pencernaan ketika ada benda asing

yang masuk ke saluran pencernaan

- Bersin : proses pertahanan yang dilakukan salura pernapasan ketika ada benda asing

yang masuk ke saluran pernapasan

Mekanisme bersin

Iritasi pada saluran hidung, impuls aferen berjalan dalam nervus kelima menuju medula

oblongata, tempat refleks ini dicetuskan.

Pertama kira-kira 2,5 liter udara diinspirasi secara cepat.

Kedua, epiglotis menutup dan pita suara menutup erat-erat untuk menjerat udara

dalam paru.

Ketiga, otot-otot abdomen berkontraksi dengan kuat mendorong

diafragma,sedangkan otot-otot ekspirasi lainnya, seperti interkostalis internus, juga

berkontraksi dengan kuat, akibatnya tekanan dalam paru meningkat secara cepat

sampai 100 mm Hg atau lebih.

23

Page 24: LAPORAN_PILEK

Uvula ditekan sehingga udara dalam jumlah besar dengan cepat melaui hidung dan

membersihkannya dari benda asing.

- Filtrasi : penyeleksian materi yang masuk ke dalam sistem pernapasan. Filtrasi ini

dilakukan oleh rambut-rambut hidung untuk menyaring debu-debu ataupun materi asing

yang lebih dari 6 mikrometer sehingga tidak dapat masuk dan hanya materi yang

dibutuhkan saja yang masuk

- Air conditioning : penyesuaian temperature udara yang masuk ke dalam sistem

pernapasan agar sesuai dengan suhu tubuh

- Gerak mukusilaris : materi masuk melalui lapisan mukus yang terdiri dari goblet

mukosa dan submukosa. Hal ini dilakukan untuk menangkap partikel asing yang tidak

dapat tersaring oleh filtrasi hidung dan menahannya agar tidak masuk ke alveoli. Sistem

pernapasan banyak dilapisi epitel bersilia dengan jumlah ± 200 silia. Silia ini melakukan

gerakan memukul-mukul ke atas pada paru dan ke bawah pada hidung agar tertuju pada

nasofaring. Ini nantinya akan menyebabkan batuk, menelan dan bersin.

1. Daya Tahan Tubuh Spesifik

Terdiri dari daya tahan tubuh nonspesifik eksternal dan internal. Pertahanan

nonspesifik eksternal meliputi rintangan mekanis dan rintangan kimiawi.

a. Rintangan Mekanis

Kulit yang utuh tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme karena epidermis

terdiri dari berlapis-lapis sel epitel yang sangat rapat dan disertai lapisan

tanduk pada bagian atsnya.

Keringat, air mata dan lendir dapat mengencerkan atau pun membersihkan

zat-zat asing, sedangkan minyak pada kulit melindungi kulit dari kekeringan.

Refleks batuk, bersin, dan muntah dapat mengeluarkan zat-zat asing dari

saluran pernapasan dan saluran pencernaan bagian atas.

b. Rintangan Kimiawi

Suasana asam di kulit mengurangi pertumbuhan mikroorganisme.

Mikroorganisme yang normal pada kulit dan selaput lendir menekan

munculnya bakteri patogen.

Lisozyme, merupakan enzim bakterisida yang terdapat pada air ludah, air

mata, dan keringat yang akan mengurangi kemungkinan infeksi oleh bakteri

Asam lambung dapat membunuh segala macam mikroorganisme dan

melumpuhkan berbagai racun.

24

Page 25: LAPORAN_PILEK

c. Peradangan (Inflamasi)

Peradangan merupakan respon atau reaksi tubuh terhadap kerusakan sel-sel

tubuh yang disebabkan oleh infeksi, zat kimia atau pun ganguan fisik ( benturan,

sinar, panas, dan lain-lain). Tujuan akhir peradangan adalah untuk mengisolasi

dan menghancurkan zat-zat perusak.

d. Interferon

Interferon merupakan sekumpulan protein yang diproduksi dan disekresikan

oleh sel yang terkena infeksi. Begitu masuk ke cairan interstitium interferon akan

terikat oleh reseptor membran plasma sel-sel yang sehat. Sel-sel yang sehat yang

sudah berikatan dengan interferon akan terpacu untuk membentuk suatu protein

antivirus. Juga memberikan efek antikanker.

e. Sistem Komplemen

Seri protein plasma yang dihasilkan oleh hati dan beredar di dalam pembuluh

darah dalam keadaan inaktif.

2. Daya Tahan Tubuh Non Spesifik

Serangan selektif yang ditujukan untuk membatasi atau menetralisasi sasaran

tertentu yang oleh tubuh telah dipersiapkan karena tubuh sebelumnya sudah pernah

bertemu.

3. Sistem Pertahanan Pada Sistem Pernapasan Atas

Hidung mempunyai permukaan yang relative luas, dibatasi oleh epitel yang kaya

akan pembuluh darah serta bersilia. Sebelum udara yang diisap mencapai

percabangan trakea,maka 75% pemanasan serta pelembapan udara telah selesai

dilakukan.

- Udara dihangatkan oleh permukaan concha dan septum yang luas

- Udara dilembabkan sampai hamper lembab sempurna

- Penyaringan besar- besaran dari aliran udara berukuran lebih dari 10-15um

dapat dicapai oleh rambut-rambut kasar pada lubang hidung dan sebagian besar

butir-butir yang dihisap dengan ukuran lebih dari 5 um akan melekat pada

permukaan hidung.

25

Page 26: LAPORAN_PILEK

Mucus yang Melapisi Saluran Pernafasan dan Kerja Silia untuk Membersihkan

Saluran Nafas. Fungsi mucus sebagaipelembab dan menangkap partikel kecil udara.

Diproduksi olehsel goblet dan kelenjar submukosa.

Seluruh permukaan saluran nafas sampai brokhiolus terminal, dilapisi epitel

bersilia yg memukul ke atas, sedangkan dalam hidung memukul ke bawah yg

menyebabkan mukus mengalir lambat ke faring. Kemudian mukus dan partikel-

partikel yang dijeratnya tertelan atau dibatukkan keluar.

Pertahanan- pertahanan dari system pernapasan harus melindungi paru-paru

termasuk penyaringan pertikel-pertikel besar di dalam saluran napas atas dan

pertikel- pertikel di dalam saluran napas bawah, pemanasan dan pelembapan udara

yang dihirup, disamping penyerapan gas- gas yang membahayakan pembuluh darah-

pembuluh darah pada saluran napas atas.

Penghentian napas sementara, pernapasan dangkal secara reflek spasme laring

atau bahkan spasme bronkus akan membatasi kedalaman dan banyaknya penetrasi

benda- benda asing. Ini hanya mampu memberikan perlindungan semantara.

Aspirasi makanan, bahan- bahan sekresi dan benda- banda asing dicegah dengan

adanya mekanisme menelan serta penutupan epiglotis utuh.

Menurut Sherwood :

Sistem pernapasan juga dilengkapi dengan beberapa mekanisme pertahanan

penting terhadap partikel yang terhirup. Partikel di udara yang berukuran besar akan

tersaring oleh rambut rambut yang terdapat di pintu masuk hidung. Organ limfoid, yaitu

tonsil dan adenoid, membentuk proteksi imunologis terhadap patogen yang terhirup di

awal sistem pernapasan. Di bagian lebih dalam dari sistem pernapasan, terdapat silia

yang berupa tonjolan tonjolan halus mirip bulu yang secara terus menerus bergerak

menyapu ke arah luar. Selain itu, saluran pernapasan juga dilapisi dengan suatu lapisan

mukus kental-lengket yang dikeluarkan oleh sel-sel epitel di dinding saluran pernapasan.

Semua debris berbentuk partikel (misalnya debu) yang terhirup akan melekat pada

lapisan mukus ini untuk kemudian didorong ke arah tenggorokan oleh gerakan silia.

Gerakan ini dikenal juga sebagai “eskalator mukus”. Mukus yang kotor tersebut

kemudian akan dikeluarkan (diludahkan) atau apabila tidak sengaja tertelan, maka akan

dikeluarkan bersama dengan feses. Yang juga berperan penting dalam mekanisme

26

Page 27: LAPORAN_PILEK

pertahanan ini adalah reaksi refleks batuk dan bersin yang merupakan proses ekspulsi

(pengeluaran) kuat berbagai benda iritan dari trakea (batuk) maupun hidung (bersin)

Menurut Guyton :

Mukus

Seluruh permukaan sistem pernapasan dari hidung sampai ujung ujung bronkiolus

dilapisi dan dijaga tetap lembap oleh lapisan mukus. Lapisan ini mensekresikan

mukus yang menjaga kelembapan permukaan saluran dengan memerangkap partikel

partikel kecil dan menjaganya untuk tetap terjauh dari alveolus.

Mukus yang telah memerangkap partikel partikel asing ini kemudian dikeluarkan

dengan mekanisme sebagai berikut :

Mukus kotor akan ditangkap oleh silia yang jumlahnya kurang lebih 200 silia

pada setiap sel epitel. Kemudian silia silia ini akan bergerak 10-20 kali per

menitnya, mendorong mukus dengan kecepatan beberapa milimeter per menitnya ke

arah faring (pada hidung bergerak ke arah bawah, dan pada paru-paru ke arah atas).

Kemudian, mukus ini akan ditelan atau dibatukkan keluar oleh tubuh.

Refleks Batuk

Refleks Bersin

Iritasi pada saluran hidung, impuls aferen berjalan dalam nervus kelima menuju medula

oblongata, tempat refleks ini dicetuskan.

o Pertama kira-kira 2,5 liter udara diinspirasi secara cepat.

o Kedua, epiglotis menutup dan pita suara menutup erat-erat untuk menjerat udara dalam

paru.

o Ketiga, otot-otot abdomen berkontraksi dengan kuat mendorong diafragma,sedangkan

otot-otot ekspirasi lainnya, seperti interkostalis internus, juga berkontraksi dengan kuat,

akibatnya tekanan dalam paru meningkat secara cepat sampai 100 mm Hg atau lebih.

o Uvula ditekan sehingga udara dalam jumlah besar dengan cepat melaui hidung dan

membersihkannya dari benda asing.

Fungsi Pernapasan Normal Hidung

27

Page 28: LAPORAN_PILEK

Ketika udara masuk melalui hidung, maka akan mendapat 3 perlakuan yang dikenal sebagai “air

conditioning function”, yaitu :

a. Dihangatkan oleh permukaan konka dan septum, meliputi area seluas 160 cm2

b. Dilembapkan secara hampir sempurna

c. Disaring oleh bulu-bulu hidung

Yang disaring adalah partikel dengan ukuran diameter ≥ 6 µm, sedangkan partikel lebih

kecil akan bertahan di brolnkiolus bronkiolus yang lebih kecil sebagai akibat dari proses

“gravitational precipitation”

6. Perbedaan iritasi dan infeksi.7. Macam-macam mukus.

28