4
Laporan Praktikum ke-9 Hari/Tanggal : Rabu/ 18 November 2015 m.k Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik Kelompok : II Asisten : Erika Nanda Rizky PERHITUNGAN BAKTERI DENGAN METODE HITUNGAN CAWAN Disusun oleh: Bagus Agung P C14140013 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015

Laporan_Praktikum_ke 9.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan_Praktikum_ke 9.pdf

Laporan Praktikum ke-9 Hari/Tanggal : Rabu/ 18 November 2015

m.k Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik Kelompok : II

Asisten : Erika Nanda Rizky

PERHITUNGAN BAKTERI DENGAN METODE HITUNGAN

CAWAN

Disusun oleh:

Bagus Agung P

C14140013

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

Page 2: Laporan_Praktikum_ke 9.pdf

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perairan merupakan suatu ekosistem yang banyak mengandung mikroba

dengan morfologi dan sifat fisiologi yang berbeda beda. Jumlah koloni mikroba

yang terdapat dalam suatu perairan pun beranekaragam jumlahnya. Bakteri

merupakan organisme prokariotik bersel tunggal dengan jumlah kelompok atau

koloni paling banyak pada ekosistem perairan (Rasti 2007).

Banyaknya bakteri yang terkandung dalam suatu perairan dapat menjadi

indikator kualitas suatu perairan. Bakteri tersebut dapat mempengaruhi sifat fisik

dan sifat kimia suatu perairan. Bakteri perairan dapat diisolasi pada medium

buatan. Jumlah bakteri yang dapat tumbuh dalam medium ditunjukkan dalam

suatu bentuk koloni atau colony forming units (CFU) dari suatu sel bakteri.

Metode hitungan cawan diperlukan untuk menghitung suatu koloni

bakteri, sehingga diketahui jumlah total bakteri yang terkandung dalam suatu

perairan. Lingkungan perairan dapat dikatakan baik jika airnya tidak mengandung

lebih dari jumlah bakteri normal yang dapat berada disuatu perairan. Jika bakteri

terlalu berlebih di suatu lingkungan perairan, maka ekosistem organisme akuatik

akan terinfeksi bakteri tersebut.

1.2 Tujuan

Mahasiswa mampu mempelajari cara melakukan pengenceran serial dan

menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel dengan metode hitungan cawan.

Page 3: Laporan_Praktikum_ke 9.pdf

II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, 18 November 2015, mulai pukul

07.00 sampai dengan 10.00 WIB dan pengamatannya dilaksanakan pada Kamis,

19 November 2015 pukul 12.00 WIB bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan,

Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor.

2.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, rak

tabung reaksi, pipet serologis steril, bulb, vortex, batang penyebar, bunsen, tisu,

cawan petri berisi media SWC agar, cawan petri steril, plastik wrap, dan korek

api. Sedangkan bahan yang digunakan adalah media SWC cair, biakan bakteri

1UB, larutan fisiologis, alkohol 95%, dan alkohol 70%.

2.3 Prosedur Kerja

Prosedur yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum praktikum ialah

mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum. Meja praktikum

dan tangan disterilisasi menggunakan alkohol 70%. Bunsen diletakkan diatas meja

praktikum yang telah steril. Sebelum penggunaan cawan sebar ataupun cawan

gores, bakteri sampel diencerkan melalui tahap pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6.

Pengenceran dilakukan dengan cara memindahakan bakteri dengan pengenceran

10-3. Pipet serologis yang steril digunakan untuk proses pemindahan bakteri ke

larutan fisiologis sebanyak 9 ml. Biakan bakteri sebanyak 1 ml diambil dari

campuran bakteri dengan pengenceran 10-3 agar mendapatkan bakteri dengan

pengenceran 10-4. Bakteri tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi 1 yang

berisi larutan fisiologis. Tabung reaksi diaduk dengan bantuan mesin vortex agar

biakan tercampur dengan larutan fisiologis. Tahapan tersebut juga dilakukan

untuk kedua tabung reaksi terakhir yaitu, 2 dan 3 yang diberi label pengenceran

10-5 dan 10-6.

Page 4: Laporan_Praktikum_ke 9.pdf

Metode pertama. Metode pertama yang dilakukan adalah metode cawan

sebar. Tiga buah tabung reaksi yang telah berisi campuran biakan bakteri 1UB

dan larutan fisiologis yang telah melalui tahap pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6

disiapkan. Tabung reaksi di vortex terlebih dahulu sesaat sebelum dilakukan

penyebaran. Sebanyak 0,05 ml sampel dari tabung pengencer 10-5, 10-6 dan 10-7

dipipet dengan mikropipet lalu masing-masing disebar pada media SWC dengan

batang penyebar. Tahapan tersebut juga dilakukan untuk cawan petri 2 dan 3 yang

diberi label pengenceran 10-5 dan 10-6.

Metode kedua. Metode kedua yang dilakukan adalah metode cawan tuang.

Tiga buah tabung reaksi yang telah berisi campuran biakan bakteri 1UB dan

larutan fisiologis yang telah melalui tahap pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6

disiapkan. Tabung reaksi di vortex terlebih dahulu sesaat sebelum dilakukan

penuangan. Secara aseptik dan dilakukan satu-persatu, 0,05 ml sampel dari

masing-masing pengenceran tersebut dipipet dan dimasukkan pada cawan petri

kosong. Media SWC cair hangat dituangkan pada bakteri dalam cawan perti

tersebut. Kemudian, pinggiran cawan dipanaskan kembali dan diaduk dengan

mengikuti arah angka delapan pada meja praktikum. Tahapan tersebut juga

dilakukan untuk cawan petri 2 dan 3 yang diberi label pengenceran 10-5 dan 10-6.