11
LAPORAN RESMI VISCOSITAS CAIRAN Disusun untuk memenuhi tugas kelompok praktikum Pertemuan 1 Mata Kuliah Praktek Fisika Farmasi Disusun oleh : KELOMPOK 2 ( MEJA 4 ) 1. Fahmi Fauzan (11080002) 2. Kukuh Yudha Prasetia (11080003) 3. Lulu Zakiyyatus Zahro (11080009) KELAS 3 A

Laporan_Viscositas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Viskositas

Citation preview

VICOSITAS CAIRAN

LAPORAN RESMI

VISCOSITAS CAIRANDisusun untuk memenuhi tugas kelompok praktikum Pertemuan 1

Mata Kuliah Praktek Fisika Farmasi

Disusun oleh :

KELOMPOK 2 ( MEJA 4 )

1. Fahmi Fauzan

(11080002)

2. Kukuh Yudha Prasetia(11080003)

3. Lulu Zakiyyatus Zahro(11080009)

KELAS 3 A

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2012

VISCOSITAS CAIRAN

I. Tujuan

Mengetahui pengaruh densitas cairan terhadap viscositas cairan. Membuat grafik hubungan antara densitas cairan terhadap viscositas cairan. Menentukan konsentrasi larutan dengan mengukur vicositas cairannya.II. Dasar Teori

Fluida atau zat cair memiliki kekentalan yang berbeda-beda. Minyak pelumas dan air tentunya memiliki kemampuan mengalir yang berbeda. Pada saat fluida dicairkan, sebenarnya terjadi gerakan antara lapisan-lapisan fluida tersebut. Gerakan ini akan menimbulkan gesekan di antara lapisan fluida itu sendiri, dimana semakin besar gesekan terjadi semakin besar pula viscositas kekentalannya dari fluida. Secara kuantitatif, kekentalan suatu fluida dinyatakan dengan angka kental, dimana satuan yang sering dipakai adalah poise atau centipoises.

1 poises adalah gaya terbesar 1 dyne yang menyebabkan 2 lapisan fluida yang luasnya 1 cm2 besaran 1 cm bergerak satu terhadap yang lain dengan kecepatan 1 cm/ detik. Kekentalan dari suatu fluida ditentukan oleh beberapa hal, antara lain : suhu, tekanan, dan kosentrasi fluida itu sendiri.

Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk pengukuran kekentalan suatu fluida, di antaranya adalah metode bola jatuh dan metode Ostwald. Cara yang lain adalah dengan membandingkan kekentalan fluida yang sudah diketahui kekentalanya, misalnya dengan metode Ostwald. Pada suhu dan tekanan yang sama dengan menggunakan hukum Poiseuille.

V = Keterangan : V = Volume fluida yang mengalir ( ml ) = Densitas volume ( g/ ml )R = Jari-jari pipa ( cm ) t = Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan fluida (detik) = Viskositas fluida ( Poise )

L = Panjang Pipa ( cm )Apabila dalam percobaan ini kita menggunakan pipa dengan jari-jari yang sama serta volume fluida yang sama, maka dapat kita tuliskan :

Va =Indeks a adalah fluida sudah diketahui viskositasnya, sedangkan indeks s adalah fluida belum diketahui viskositasya. Untuk volume yang sama, maka Vs = Va. Sehingga persamaan di atas akan terjadi.

Dapat dilakukan penghilangan R, L dan 8 sampai persamaan setelah disusun ulang akan terjadi :

s = . a Jadi dengan mengukur densitas sampel dan fluida pembanding.

III. Alat dan Bahan

a. Alat

Piknometer

Neraca analisis

Beaker glass

Pipet ukur (volume 5 ml) Stopwatch

Spidol tahan air

Fillerb. Bahan

Larutan CMC dengan berbagai konsentrasi

Parafin Liquidum

Aquadest

IV. Cara Kerja

Pembuatan Larutan CMC 0,3% :1. Menimbang serbuk CMC sebanyak 0,15 g.

2. Mengukur volume Aquadest ad 50 ml (v Aquadest = 49,75 ml).

3. Memasukkan volume Aquadest (misal = 25 ml) dalam beaker glass, panaskan ad suhu 50 C.

4. Menaburkan serbuk CMC di atas permukaan Aquadest & tunggu ad mengembang (8 menit).

5. Aduk ad homogen, lalu tambahkan sisa Aquadest.

6. Dinginkan hingga suhu ruangan (25 C) & masukkan dalam botol.

7. Ad-kan dengan air hingga volume 50 ml, gojok 1-3 kali.Penghitungan BJ Sampel :1. Menimbang pikno kosong beserta tutupnya, catat sebagai A gram.2. Menimbang pikno + sampel, catat sebagai B gram.3. Menghitung massa CMC (B - A gram)

4. Menghitung densitas SampelPenghitungan Waktu Alir Sampel :1. Memasukkan larutan yang akan dicari viskositasnya ke dalam beaker glass.2. Menyedotnya menggunakan filler pada pipet ukur hingga tanda batas atas. Lepaskan filler bersamaan dengan dimulainya stopwatch.3. Hitung waktu yang dibutuhkan cairan mengalir dari batas atas hingga batas garis bawah. 4. Menghentikan waktu stopwatch. Catat waktu.

5. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali untuk setiap kosentrasi & sampel (Cuci bersih piknometer tiap melakukan pergantian sampel).6. Menghitung waktu rata-rata (Jika ada salah satu waktu alir dengan perbedaan selisih yang terlalu jauh, maka tidak usah dihitung).Catatan :

Setelah diperoleh BJ & waktu alir rata-rata dari tiap sampel, selanjutnya ialah menghitung viskositas & membuat grafik hubungan antara densitas kosentrasi CMC dengan viskositas larutan.V. Hasil PerhitunganWaktu alir :a. Larutan CMC 0,3 %t1 = 5,50 detik t2 = 5,63 detikt3 = 5,56 detik = 5,56 detikb. Parafin Liquidum

t1 = 6,40 detik t2 = 7,06 detikt3 = 6,72 detik

= 6,73 detikc. Aquadest

t1 = 3,00 detik t2 = 2,90 detikt3 = 3,16 detik

= 3,02 detikPerhitungan BJ :a. Larutan CMC 0,3%

Penimbangan massa pikno kosong

= 13,4044 g (A gram)Penimbangan massa pikno + Lar. CMC 0,3 %= 36,4519 g (B gram)Massa Lar. CMC 0,3 % = B A

= 36,4519 g - 13,4044 g

= 23,0475 g

lar.CMC=

=

= 0,9219 g/ mlb. Parafin Liquidum

Penimbangan massa pikno kosong

= 13,4044 g (A gram)

Penimbangan massa pikno + Parafin liquidum= 32,4985 g (B gram)

Massa Parafin liquidum = B A

= 32,4985 g - 13,4044 g

= 19,0941 g

Parafin liq = =

= 0,7638 g/ ml

c. Aquadest

Penimbangan massa pikno kosong

= 13,4044 g (A gram)

Penimbangan massa pikno + Aquadest= 36,4391 g (B gram)

Massa Aquadest = B A

= 36,4391 g - 13,4044 g

= 23,0347 g

Aquadest=

=

= 0,9214 g/ ml

Perhitungan Viskositas :

CMC = . a

=

. 0,01 = 0,0184 Poise

Par = . a

=

. 0,01

= 0,0185 Poise

VI. PembahasanPraktikum ke-3 kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh densitas cairan terhadap viscositas cairan. Ada 3 langkah kerja pokok yang harus dilakukan, yaitu pembuatan sampel dengan konsentrasi berbeda (larutan CMC), penghitungan BJ tiap sampel, & penghitungan waktu alir rata-rata sampel, sebelum menentukan angka viscositas pada sampel.Dari percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok 3, diperoleh data di bawah ini :DATA HASIL PERCOBAAN KELOMPOK 3Sampel (g/ml)t1t2t3 (Poise)

Larutan CMC 0,3%0,92195,50 s5,63 s5,56 s5,56 s0,0184

Parafin liquidum0,76386,40 s7,06 s6,72 s6,73 s0,0185

Aquadest0,92143,00 s2,90 s3,16 s3,02 s0,01 ( ka )

Adapun data lengkap hasil percobaan dari keenam kelompok praktikum disajikan dalam tabel berikut :DATA HASIL PRAKTIKUMKelompokSampel (g/ml)t1t2t3 (Poise)

1CMC 0,8 %1,05326,47 s8,00 s7,22 s7,23 s0,0229

2CMC 0,6 %1,0333,45 s22,33 s6,20 s4,82 s0,0427

3CMC 0,4 %1,03487,22 s7,03 s7,07 s7,10 s0,0220

4CMC 0,3 %0,92195,50 s5,63 s5,56 s5,56 s0,0184

5CMC 0,2 %1,00307,19 s7,53 s8,37 s7,70 s0,0163

6CMC 0,1 %1,03004,53 s4,59 s4,59 s4,57 s0,0150

Berdasarkan data pada tabel di atas, peningkatan viskositas dari larutan CMC 0,1 % hingga 0,4 % sudah sesuai dengan teori. Tetapi masih nampak ada beberapa hasil percobaan yang berseberangan dengan teori viscositas. Ini mengindikasikan bahwa telah terjadi beberapa kesalahan dalam melakukan percobaan, baik itu dapat berasal dari human error (praktikan) atau pun bisa juga kesalahan terletak pada alat-alat praktikum yang digunakan.Kesalahan pertama terlihat dari besarnya BJ larutan CMC 0,3 % yang berada di bawah angka 1 (BJ air). Seharusnya BJ larutan lebih tinggi dari angka 1. Hal ini dapat terjadi apabila massa larutan yang dimasukkan ke dalam piknometer belum mencapai batas maksimal sebelum ditimbang/ larutan belum muncrat dari lubang tutup pikno. Dapat disebabkan pula oleh volume piknometer yang besarnya relatif 25 ml.Kesalahan kedua ada pada waktu alir ke-2 dari larutan CMC 0,6 %. Waktu alir menunjukkan selisih yang sangat jauh dari dua percobaan berulang lainnya. Penyebabnya bisa karena perbedaan diameter pipet ukur yang digunakan. Penggunaan lebih dari satu pipet ukur akan menyulitkan perolehan data waktu alir yang tepat & akurat. Selain itu, dapat pula terjadi apabila volume CMC yang disedot menggunakan filler melebihi batas atas yang ditentukan sehingga dibutuhkan lebih banyak waktu bagi zat cair untuk sampai ke batas bawah pipet ukur.Kesalahan ketiga terletak di kolom viskositas larutan CMC 0,8 % & 0,6 %. Terlihat angka viskositas larutan CMC mengalami penurunan, padahal konsentrasi & densitasnya meningkat. Menurut teori, peningkatan konsentrasi & densitas suatu zat cair berbanding lurus dengan viskositasnya. Ini bisa diakibatkan oleh tertukarnya sampel CMC 0,8 % & CMC 0,6 % pada saat penandaan sebelum dilakukannya proses penyimpanan sampel. Namun jika melihat pada konsentrasi & densitasnya, kedua larutan ini sudah sesuai & itu berarti kesalahan bukan disebabkan oleh tertukarnya kedua larutan. Namun lebih ke proses penghitungan waktu alir yang dilakukan. Bisa karena penggunaan lebih dari satu pipet ukur yang mempunyai diameter berbeda, atau keterlambatan dalam melakukan & menentukan timing waktu alir. VII. Kesimpulan1. Semakin tinggi konsentrasi & densitas zat cair, maka viscositas zat cair juga akan ikut meningkat.2. Viscositas zat dipengaruhi oleh densitas dan waktu alir zat, jari-jari alat ukur & panjang alat ukur yang digunakan.3. Larutan CMC 0,3 % memiliki viscositas 0,0184 Poise.

. R4.t

8..L

. R4.t

8.s.L

. R4.t

8.a.L

. R4.t

8.a.L

. R4.t

8.s.L

s.s

a.a

m Lar. CMC

v pikno

23,0475 g

25 ml

m Parafin liq

v pikno

19,0941 g

25 ml

m Aquadest

v pikno

23,0347 g

25 ml

CMC . CMC

a . a

0,9219 . 5,56

0,9214 . 3,02

Par . Par

a . a

0,7638 . 6,73

0,9214 . 3,02