Upload
ayulastiyani
View
241
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
paru
Citation preview
Efusi Pleura Dextra
Pembimbing : dr. Widiati Rahayu Sp.POleh : Luh Ayu Lastiyani
IDENTITAS- Nama : Tn. S- Umur : 34 tahun- Jenis kelamin : laki-laki- Pekerjaan : buruh bangunan aktif - Agama : Islam- No RM : 260906- Tanggal masuk RS : 23 Maret 2016- Tanggal pemeriksaan : 24 Maret 2016
ANAMNESA AutoanamnesaKeluhan utama : SesakRiwayat penyakit sekarang :Pasien mengeluh sesak sudah 2 minggu yang lalu, sesak makin parah 1 minggu terakhir. Sesak timbul saat aktivitas dan juga terutama saat tidur miring. Sesak terasa lebih berat saat tidur miring menghadap ke kanan daripada ke kiri. Sesak berkurang ketika duduk. Sesaknya disertai nyeri dada yang seperti menusuk-nusuk pada dada dan lebih parah pada dada sebelah kanan.
ANAMNESA Nyeri dada terasa lebih parah
ketika pasien menarik napas yang dalam dan menguap sehingga membuat pasien bernapas cepat dan dangkal. Pasien mengeluhkan sulit untuk tidur nyenyak dikarenakan sesak saat tidur terutama saat tidur telentang atau menghadap ke kanan dikarenakan sesak. Pasien tidur menggunakan 2 bantal.
ANAMNESA Pasien juga mengeluhkan demam 1 minggu yang lalu namun kemudian menghilang setelah diobati, batuk sejak 1 tahun yang lalu yang hilang timbul hingga sekarang, frekuensi batuk jarang, disertai riak putih, tidak ada darah, pasien mengeluh keringat dingin dan mengigil ketika malam hari biasa pada jam 12 malam sejak 2 minggu yang lalu dan sering terbangun juga karena itu.
ANAMNESA Nafsu makan tetap , BAK lancar
tidak ada keluhan, BAB lancar tidak ada keluhan. Tidak ada pilek, Nyeri perut di semua lapang perut yang hilang timbul. Badan terasa lemah dan mudah lelah. Kadang terasa nyeri kepala yang hilang timbul ketika makan terlambat.
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit tekanan darah tinggi (+) Riwayat penyakit kencing manis (-) Riwayat Dispepsia (+) Riwayat Asma (-) Riwayat TB (-), kontak TB (-).Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit tekanan darah tinggi (+) Riwayat penyakit kencing manis (-) Tidak ada keluarga yang seperti ini
Riwayat pengobatan Pasien mengaku pernah berobat ke dokter umum di jalan bandulan 1 minggu yang lalu dan diberikan obat maag, nyeri kepala, dan obat demam. Kemudian pasien diarahkan untuk foto thoraks di kalpataru medical dan memeriksakan lebih lanjut di RST. HT (-)Riwayat OAT (-)
Riwayat SosialBekerja sebagai buruh bangunan yang masih aktif bekerja. Tinggal di lingkungan perkampungan yang padat penduduk saat ini namun pasien sering tinggal berpindah- pindah.
Riwayat Kebiasaan Rokok (+) Rokok 20 batang perhari sampai
sekarang (perokok berat) Kopi (+) Jamu (+) Alkohol (+) Tatto (-) Drugs / narkoba (-) Sering begadang
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis GCS : 4/5/6 Vital Sign
Tensi : 110/80 mmHgNadi : 80 x/menitRR : 23 x/menit
Suhu: 36,4 oC axilarSP02: 99% dengan nasal canule
Kepala / leher : Bentuk : oval,
simetris (+) Warna rambut :
hitam tidak mudah rontok
Mata Pupil : isokor Reflek cahaya :
+ / + Konjungtiva palpebra
pucat : - Ikterik :
-Telinga Pendengaran :
DBN
Hidung Pernapasan cuping
hidung (-) Tidak ada hambatan
Mulut Purse lips breathing (-) Bibir sedikit kering Bibir cianosis (-) Lidah kotor (-) Leher Deviasi trakea (-) JVP tidak meningkat Pembesaran KGB (-) Massa (-)
Thoraks Bentuk normochest penggunaan otot bantu
napas (-) Spider nevi (-) Pembesaran kelenjar
getah bening aksilla (-) Rambut ketiak rontok
(-)
Paru Depan Belakang
Kanan Kiri Kanan Kiri
Inspeksi Bentuk Gerak nafas
Penonjolan Otot nafas bantuan ICS Pursed Lips Breathing Pink Puffer Blue bloter
normochestSedikit
tertinggal--
normal---
normochestsimetris
---
normal
normochestSedikit
tertinggal--
normal
normochestsimetris
---
normal
Palpasi Gerak nafas ICS Fremitus raba
tertinggalnormal
Melemah
Simetrisnormalnormal
tertinggalnormal
Melemah
simetrisnormalnormal
Perkusi Suara perkusi Batas paru – hati
redupICS VI Dextra
sonor redup sonor
Auskultasi Suara nafasSuara tambahan Ronkhi
Wheezing
Vesikuler menurun
---
---
Vesikuler
---
---
Vesikuler menurun
---
---
Vesikuler
---
---
Jantung Inspeksi
Ictus cordis tidak tampak Palpasi
Ictus cordis teraba di ICS V MCL SPerkusi
Batas kiri : ICS V MCL S Batas kanan : ICS IV PSL D Pinggang jantung : ICS IV PSL S
Auskultasi Suara jantung S1-S2 tunggal, reguler Murmur (-) Gallop (-)
Abdomen Inspeksi
Bentuk flat Umbilicus tidak
menonjol Ascites (-)
Auskultasi BU (+) 9 x/menit Bruit (-)
Palpasi Dinding perut supel (+) Hepar tidak teraba Lien tidak teraba Nyeri tekan (-) pada
seluruh lapang perut
Perkusi Meteorismus (-) Shifting dullness (-) Puddle sign (-)
Ekstremitas Atas Bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Tremor - - - -
Edema - - - -
Varises - - - -
Reflek fisiologis + + + +
Reflek patologis - - - -
Jari tabuh - - - -
Kuku - - - -
rash - - - -
Laboratorium ( 23 Maret 2016)
Parameter Hasil Nilai rujukan Hematologi Hemoglobin Lekosit LED Diff count:
eos/bas/neut/limpo/mono
Trombosit PCV
12,96.300
12-/-/65/34/1
375.00038,9
( L : 14,4-17,5 ) / ( P : 12,0 – 15,3 g/dl )( 4 – 10 ribu / cmm )
( 4-20 mm/1jam )(1-2/0-1/54-62/25-33/3-7)
( 150 – 450 ribu )( 40 – 50 %)
Diabetes Gula darah
sesaat155 ( <125/neg mg/dl)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab tanggal 23 maret 2016
Parameter Hasil Nilai rujukan
Faal Ginjal :UreumKreatinin
180,96
(15- 45 mg/dl)(0,7-1,4 mg/dl)
Faal Hati :SGOTSGPT
78109
(<33 U/L)(<42 U/L)
Analisa cairan pleura
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
LDH (Pleura) 477 Transudat <320, Eksudat > 320 IU/L
Warna Kuning
Kekeruhan Jernih
Protein 6,44 <3.0 g/dl
Glukosa 100 >60 mg/dl
Jumlah Sel 1120 /μL
Mono 90 %
Poli 10 %
Rivalta Positif
Gram Tidak ditemukan morfologi khas kuman
BTA Negatif
Foto thoraks PATrakea : ditengahCor : kesan normalPulmo : tampak corakan bronkovascular meningkat,
tampak perselubungan tipis di parahiler dextra, tampak sinus costo prenicus kanan tertutup perselubungan radioopac homogen, sinus costo prenicus kiri tajam.Tampak costae VII memotong hemidiafragma kiri (kompensasi pulmo)
hemidiafragma : kanan sulit dievaluasi tertutup perselubungan, kiri tajam
Kesimpulan : suspect efusi pleura dextra, pnemonia dextra
RESUME Telah diperiksa pasien laki-laki , usia 34 DYSPNEADari anamnesa di dapatkan Cronic cough Nyeri pleuritik Febris Fatigue Pusing
tahun dengan keluhan utama:
Abdominal pain Berkeringat malam hari Perokok berat
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan Vital sign
Tensi : 110/80 mmHgNadi : 80 x/menitRR : 22 x/menit
Suhu: 36,4 oC axilarSP02: 99% dengan nasal canule
Pulmo Inspeksi: gerak nafas paru kanan tertinggal Palpasi : fremitus raba paru kanan melemah Perkusi : perkusi paru kanan redup Auskultasi : suara nafas paru kanan vesikuler menurun
Dari pemeriksaan penunjang di dapatkanHematologi• Hemoglobin 12,9• Lekosit 6.300• Trombosit 375.000• PCV 38,9• GDA 155• Ureum 18• SGOT78• SGPT 109
Problem Clue List Problem List Diagnosa Kerja Planning Diagnosa Planning Terapi Planning Monitoring
Anamnesa :1. Laki-laki 34 tahun2. Dyspnea 3. Cought (cronic) 4. Nyeri pleuritik5. Demam 6. Fatigue 7. Keringat malam
hari8. Perokok berat
Pemeriksaan fisik :9. Garak nafas paru
kanan tertinggal10.Fremitus taktil
paru kanan melemah
11.Suara perkusi paru kanan redup
12.Suara nafas paru kanan menurun
5. Lab: - SGOT 78-SGPT 109LDH (Pleura) 477Protein 6,44Glukosa 100Mono 90Rivalta positif
6. Foto thorax : tampak corakan bronkovascular meningkat, tampak perselubungan tipis di parahiler dextra, tampak sinus costo prenicus kanan tertutup perselubungan radioopac homogen, sinus costo prenicus kiri tajam.Tampak costae VII memotong hemidiafragma kiri (kompensasi pulmo)
1. Pleural disease
2. Acute lung disease
1.1 efusi pleura D1.1.1Pleuritis TB1.1.2 Keganasan
2.1 Pneumonia
1. Foto thoraks lateral dekubitus
2. Proef punctie3. Analisis cairan
pleura4. BTA SPS5. Kultur cairan
pleura
1. O2 nasal 4lpm2. Infus kabiven 20 tpm3. Pungsi pleura
1. KU2. TTV
Problem Clue List Problem List Diagnosa Kerja Planning Diagnosa Planning Terapi Planning Monitoring
Anamnesa :1. Laki-laki 34 tahun2. Dyspnea 3. Cought (cronic) 4. Nyeri pleuritik5. Demam 6. Fatigue 7. Keringat malam
hari8. Perokok berat
Pemeriksaan fisik :9. Garak nafas paru
kanan tertinggal10.Fremitus taktil
paru kanan melemah
11.Suara perkusi paru kanan redup
12.Suara nafas paru kanan menurun
13.Lab:- SGOT 78-SGPT 109LDH (Pleura) 477Protein 6,44Glukosa 100Mono 90Rivalta positif
6. Foto thorax : tampak corakan bronkovascular meningkat, tampak perselubungan tipis di parahiler dextra, tampak sinus costo prenicus kanan tertutup perselubungan radioopac homogen, sinus costo prenicus kiri tajam.Tampak costae VII memotong hemidiafragma kiri (kompensasi pulmo)
3. Cronic lung disease
2.1 Lung TB 1. BTA SPS2. Foto thoraks PA
2.1 2RHZE 4RH 32.2 – O2 nassal canule 2-4
liter
1. KU2. TTV3. LFT. RFT
Problem Clue List Problem List Diagnosa Kerja Planning Diagnosa Planning Terapi Planning Monitoring
Anamnesa :1. Laki-laki 34 tahun2. Pusing3. Abdominal pain4. Demam 5. Fatigue
3. Dispepsia syndrome
3.1 Dispepsia organik3.1.1 ulkus peptikum3.2 Dipepsia fungsional3.2.1 sindrom nyeri epigastrik
1. Endoskopi2. Barium enema3. UBT4. SE
3.1.11. Rebeprazol 2x 20mg2. Amoksisilin 2x1g3. Klaritromisin
2x500mg
3.2.14. Omeprazole 1x20mg5. Kurangi makan-
makanan pedas, asam dan lemak.
1. KU2. TTV3. SE
Efusi Pleura
PENDAHULUAN• Efusi pleura adalah terdapatnya
cairan yang berlebihan di dalam rongga pleura.
• Efusi pleura timbul sebagai akibat dari suatu penyakit, sebab itu hendaknya dicari penyebabnya. Beberapa penyakit yang menimbulkan efusi pleura adalah tuberkulosis, infeksi paru, keganasan, sirosis hati, trauma serta gagal jantung.
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
DEFINISI• Efusi pleura merupakan suatu
keadaan adanya penumpukan cairan yang abnormal di dalam rongga pleura.
• Terdapat empat tipe cairan yang dapat ditemukan pada efusi pleura : cairan serosa (hidrothoraks), darah (hemathoraks), chyle (Chylothoraks), dan nanah (pyothoraks)
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Anatomi dan Fisiologi PleuraRongga Pleura
Parietalis(pem limfe)
Visceralis(pem mikro)
Berisi cairan pleura protein
rendah ,1,5 g/dl
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
PATOFISIOLOGI
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Produksi Cairan Pleura• Cairan pleura diproduksi oleh pleura parietalis dan
diabsorbsi pleura viceralis.• Cairan terbentuk dari filtrasi plasma melalui endotel kapiler
diabsorbsi oleh pembuluh limfe dan venula pleura.• Pergerakan cairan pleura dari pleura parietal ke pleura
viceralis dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid plasma
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
ETIOLOGI• Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan
pleura dibagi menjadi transudat dan eksudat.• Transudat terjadi jika terdapat perubahan dalam
tekanan hidrostatik dan onkotik pada membran pleura, misalnya jumlah cairan dihasilkan melebihi jumlah cairan yang diserap. Penyebab efusi pleura transudat adalah gagal jantung, sirosis hati, hipoalbuminemia dll.
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Efusi pleura terjadi karena terganggunya keseimbangan :1. Perubahan permeabilitas membran pleura.2. Penurunan tekanan onkotik intravascular.3. Peningkatan permeabilitas kapiler/ gangguan vascular.4. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler dalam sirkulasi sistemik dan / paru.5. Pengurangan tekanan dalam rongga pleura, mencegah ekspansi paru
penuh.6. Penurunan drainase limfatik/ penyumbatan termasuk obstruksi duktus
thoraks atau pecah.7. Peningkatan cairan peritoneal, dengan migrasi melintasi diafragma melalui
limfatik/ cacat struktural.(Rubins, 2012)
Penumpukan cairan pleura disebabkan oleh :
1. Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam sirkulasi microvaskular.2. Menurunya tekana onkotik dalam sirkulasi microvascular.3. Menurunnya tekanan negatif dalam rongga pleura.4. Bertambahanya permeabilitas dinding pembuluh darah pleura.5. Terganggunya penyerapan kembali cairan pleura ke pembuluh getah
bening.6. Perembesan cairan dari rongga peritoneum ke dalam rongga pleura.
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Efusi pleura sering disebabkan oleh :1. Gagal jantung kongestif2. Pnemonia3. Keganasan4. Emboli paru
(Rubins, 2012)
• Eksudat dihasilkan oleh berbagai proses/kondisi inflamasi paru ataupun pleura, gangguan drainase limfatik. Penyebab efusi pleura eksudat adalah keganasan, tuberkolusis, truma dll.
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Perbedaan transudat & eksudat
Jenis Pemeriksaan Transudat Eksudat
Rivalta -/+ +
Berat Jenis <1,016 >1,016
Protein < 3gr/100cc > 3gr/100cc
Rasio Protein Plasma dgn Protein Serum
< 0,5 > 0,5
LDH (Lactic Dehydrogenase)
< 200 > 200
Ratio LDH carian pleura dgn LDH serum
< 0,6 > 0,6
Leukosit < 100/mm3 > 100/mm3
(Light, 2002)
Diagnosis• Anamnesa– Sesak yang semakin memberat– Nyeri pleuritik– Tidak ada keluhan spesifik
Pemeriksaan fisik efusi pleuraInspeksi :1. Hemithoraks sakit mencembung2. Iga mendatar3. Ruang antar iga melebar4. Pergerakan pernafasan menurun5. Mediastinum terdorong ke arah kontalateral
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Pemeriksaan fisik efusi pleuraPalpasi :1. Hemithoraks yang sakit teraba mencembung2. Iga teraba lebih mendatar3. Ruang iga teraba melebar4. Pergerakan pernafasan menurun5. Fremitus suara menurun
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Pemeriksaan fisik efusi pleuraPerkusi :
Redup sampai pekak tergantung jumlah cairannya.
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Pemeriksaan fisik efusi pleuraAuskultasi :1. Suara nafas menurun sampai dengan
menghilang2. Egofoni
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Efusi Pleura GanasPrsentasi klinik :1. Kebanyakan efusi pleura masif simpomatis2. Kebanyakan efusi pleura masif disebabkan
oleh keganasan
(BTS, 2010)
Penatalaksanaan efusi pleura Ganas1. Observation2. Therapeutic pleural aspiration3. Intercostal tube drainage and intrapleural instillation of
sclerosant4. Size of intercostal tube5. Fluid drainage, pleurodesis and trapped lung6. Analgesia and premedication
(BTS, 2010)
7. Sclerosant and complications8. Rotation following pleurodesis9. Clamping and removal of intercostal tube10. Malignant seeding at intercostal tube or port site11. Intrapleural fibrinolytics12. Thoracoscopy13. Long term ambulatory indwelling pleural catheter
drainage(BTS, 2010)
(BTS, 2010)
• Pemeriksaan Penunjang– Foto thorak dada
(posisi PA & Lateral dekubitus)
– Pemeriksaan sitologi dan mikroskopis
– USG thoraks– Pungsi pleura
– Pemeriksaan biokimia– Pemeriksaan
bakteriologi
(Djojodibroto,2009)
Penatalaksanaan1. Aspirasi cairan pleura.2. Pleurodesis (pada
keganasan atau efusi pleura rekuren)
3. OAT (efusi pleura TB)4. Pada efusi pleura
transudat : diuretika, protein, sklerosing agent
5. Atasi penyakit dasarnya
6. WSD (efusi pleura ganas.7. Torakosintesis 2-3 kali,
WSD, reaparasi duktus torakikus (Kilothoraks).
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Komplikasi• Empiema• schwarte• Gagal pernapasan
(alsagaff dan Mukty, 2009)
Diagnosa Banding• Tumor paru• Schwarte atau penebalan pleura• Atelektasis lobus bawah• Diafragma letak tinggi
(Aslsagaff, H dan Mukty. 2010)
Daftar Pustaka1. Alsagaff H. dan Mukty A., 2009. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga
University Pres.2. Alsagaff H. dan Mukty A., 2010. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga
University Pres.3. Djojodibroto D., 2009.Respirologi.Jakarta:Nomor:4.4. Light W.L., 2002. Pleural Effussion.N Engl J Med. 346: 1971.5. Jeffrey Rubins J., 2012. Pleural Effusion. Diakses dari www.emedicine.medscape.com pada
tanggal 5 April 2016.6. BTS. (2010). Pleural Disease Guideline. British Thoracic Society .7. Sato T., 2006. Different Diagnosis of Pleural Effusion. Japan Medical Association.
TERIMA KASIH
Kriteria Light1. Ratio kadar protein cairan efusi pleura/ kadar
protein serum>0,52. Ratio kadar LDH cairan efusi pleura/ kadar LDH
serum >0,63. Kadar LDH cairan efusi pleura >2/3 batas atas
nilai normal kadar LDH serum(sato, 2006)