3

Click here to load reader

Lca

Embed Size (px)

DESCRIPTION

good

Citation preview

Page 1: Lca

7/21/2019 Lca

http://slidepdf.com/reader/full/lca5695d0d51a28ab9b02940e57 1/3

Isu lingkungan dan pemanasan global merupakan hal yang sering dibicarakan dan didiskusikan

dalam berbagai forum baik di tingkat nasional maupun internasional. Berbagai pendekatan dan

 pembuatan sistem yang ditujukan untuk mengurangi resiko pemanasan global maupun kerusakanalam sudah dihasilkan dan dilaksanakan oleh berbagai pihak yang memiliki perhatian serius pada

 permasalahan tersebut. Lalu bagaimana partisipasi industri pangan khususnya di Indonesia dalam

menghadapi isu-isu tersebut?

ISO 1!!! merupakan standar pengelolaan lingkungan yang berlaku bagi perusahaan" industri"konsultan" pendidikan" pemasok jasa atau produk untuk meminimumkan dampak negatif dari

kegiatan operasional terhadap lingkungan. Secara umum ISO 1!!! merupakan seri enam

standar berdasarkan enam isu lingkungan yang berbeda. #iga standar berhubungan dengane$aluasi organisasi" yaitu ISO 1!!1 %Sistem &anajemen Lingkungan'" ISO 1!1!-1( %)udit

Lingkungan' dan ISO 1!*1 %+$aluasi ,inerja Lingkungan'. Sedangkan tiga standar yang

 berkaitan dengan e$aluasi produk adalah ISO 1!(!-( %Label Lingkungan'" ISO 1!!-*%enentuan Siklus idup atau Life /ycle )ssessment' dan )spek Lingkungan dalam Standar

roduk.

Life /ycle )ssessment %L/)' adalah metoda pengujian pengaruh penyediaan suatu bahan atau

 produk secara lengkap" mulai dari penyediaan bahan dasar" proses pengolahan" distribusi sampaidengan penjualan ke konsumen" terhadap lingkungan. Sedangkan L/) yang lengkap termasuk

 juga pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomis. #eknik ini dilakukan dengan menggunakan

kompilasi dan analisis data input dan output pada sistem produksi" e$alusi efek lingkungan potensial yang berkaitan erat dengan input dan output serta melakukan interpretasi dari hasil

kompilasi dan analisis serta hasil penilaian efek-efek yang berhubungan dengan tujuan L/) ini.

 

#ahapan pelaksanaan L/) adalah sebagai berikut0 

1. Penentuan tujuan dan cakupan kajian (Goal and Scope Definition)

ase pertama dalam L/) adalah penyusunan definisi tujuan dan cakupan penerapan L/).

2alam fase ini juga dilakukan penentuan unit fungsional. &isalnya menentukan produk susudalam kemasan 1 liter yang siap dikonsumsi atau 1 kg daging sapi yang siap dikonsumsi.

enentuan cakupan sistem L/) misalnya sistem produksi tahu %mulai penyiapan bahan mentah"

 proses produksi" distribusi dan sampai pasar'" selanjutnya yang dibandingkan adalah skalaindustri tahu tersebut.

#ujuan L/) ini berbeda untuk setiap kelompok pengguna. #ujuan ini antara lain adalah

 perbandingan produk" proses" kemasan" kegiatan atau pemilihan tempat dan teknologi" perbaikan

dan pengembangan produk" pengurangan dan pencegahan pencemaran" optimasi proses" penggunaan L/) sebagai piranti penyelesaian masalah. 3uang lingkup atau cakupan L/) harus

ditetapkan saat a4al kajian dan ranahnya bisa sangat spesifik dan globbal. #ujuan penggunaan

L/) akan mempengaruhi lingkup dan isi kajian L/). Scoping atau penentuan batas kajian"asumsi dan keterbatasan suatu L/). Scoping akan menetapkan jenis kegiatan dan dapak yang

dicakup serta alasan yang digunakan. Lebih lanjut penentuan batasan ini berhubungan dengan

tujuan kajian" jenis data uang dihimpun dan 4ilayah dampak yang dinilai. /akupan kajian harusditetapkan sebelum kegiatan penilaian dimulai" untuk meyakinkan bah4a 1' luas dan kedalaman

Page 2: Lca

7/21/2019 Lca

http://slidepdf.com/reader/full/lca5695d0d51a28ab9b02940e57 2/3

analisis sesuai dan memadai dengan tujuan" (' semua batas" metodologi" klasifikasi data dan

asumsi telah diterapkan secara menyeluruh dan jelas.

 

2. Analisis Inventarisasi (Inventory Analysis)

 

)nalisis in$entarisasi adalah identifikasi dan kuatifikasi input dari lingkungan pada sistem produk dan emisi serta limbah yang dibuang sistem ke lingkungan. )nalisis ini berisi

kesetimbangan materi dan energi secara detail pada sistem yang didefinisikan sebelumnya. asil

dari analisis in$entarisasi ini adalah tabel in$entaris yang menunjukkan sumber daya yangdigunakan dan emisi yang terkumpul untuk menyediakan satu unit fungsional.

 

S+#)/ %Society of +n$ironmental #o5icology and /hemistry' mengembangkan kerangka kerja

teknis untuk fase kedua ini atau Life /ycle In$entory %L/I'. #ahapan yang ada L/I ini adalah6 a' pengambilan bahan baku" b' pengolahan" formulasi" c' distribusi dan pengangkutan" d'

 penggunaan7penggunaan ulang7pera4atan" e' daur ulang dan f' pengelolaan limbah. Setiap

tahapan menerima masukan bahan baku dan energi serta mengeluarkan energi dan bergerak le

arah fase selanjutnya serta mengeluarkan limbah ke lingkungan. 

3. Penilaian dapak (Ipact Assessent)

 

enilaian dampak ini dimulai dengan identifikasi banyaknya emisi yang dikeluarkan sistem ke

lingkungan serta kontribusinya terhadap dampak lingkungan. Selanjutnya juga dikenal istilah8stressor9 atau kondisi yang mengarah pada gangguan kesehatan manusia" kerusakan ekologis

atau penyusutan sumber daya. 2ata in$entarisasi dalam Life /ycle In$entory yang terdiri dari

limbah yang dikeluarkan sistem ke lingkungan dianalisis dampaknya dalam fase ini" yang

selanjutnya dikenal dengan istilah Life /ycle Impact )ssessment %L/I)'. )nalisis dampak inidapat menghubungkan timbulnya suatu dampak berkaitan dengan penggunaan atau pembebanan

terhadap lingkungan produl tertentu atau daur hidup produk.

2alam L/) terdapat empat kelompok dampak yang rele$an yaitu" a' ,esehatan ekologi" b'kesehatan manusia" c' penyusutan sumber daya dan d' kesejahteraan sosial %sosio-ekonomik'.

 

!. Interpretasi (Interpretation)

 

Interpretasi adalah teknik yang sistematis untuk melakukan identifikasi" melakukan kualifikasi"

 pengecekan" serta menge$aluasi informasi dari hasil L/I dan L/I) pada sistem dan menja4ab

tujuan dan cakupan L/) yang telah ditetapkan. Interpretasi juga termasuk cara komunikasiuntuk memberikan kredibilitas hasil analisis L/I dan L/I) dalam format yang komprehensif

sehingga mempermudah untuk mengambil keputusan. Secara umum elemen dalam fase

interpretasi adalah identifikasi isu lingkungan berdasarkan L/I dan L/I)" e$aluasi kelengkapan"sensiti$itas dan cek konsistensi" kesimpulan yang berisi rekomendasi dan isu yang signifikan

untuk diselesaikan.Semua hasil yang diperoleh dalam L/) ini hanya berlaku pada kondisi yang

ditetapkan pada fase scoping. 

". Penulisan laporan# critical revie$ dan penerapan %&A

 

Page 3: Lca

7/21/2019 Lca

http://slidepdf.com/reader/full/lca5695d0d51a28ab9b02940e57 3/3

asil penilaian L/) ini dapat digunakan untuk berbagai kepentingan" misalnya pengembangan

dan perbaikan produk" optimasi dan perbaikan proses" maupun merencanakan kebijakan publik

tentang lingkungan. Selanjutnya penerapan L/) ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi industri dan lingkungan.

 

Salah satu contoh penerapan L/) dalam industri pangan misalnya apakah produksi daging diluar +ropa akan menggunakan energi dan memberikan emisi /O( lebih banyak dibandingkan

dengan produksi dalam negeri mereka? Schlich %(!11' memberikan gambaran tentang kondisi

tersebut dengan membandingkan memproduksi daging sapi di )rgentina kemudian diekspor ke:erman serta produksi daging sapi di :erman sendiri. +nergi yang diperlukan untuk memproduksi

1 kg daging sapi siap jual di supermarket adalah ("; < ="; k>h7kg. Sedangkan energi untuk

transport daging sapi produksi :erman sebesar 1" < ("! k>h7kg sedangkan untuk transport

global dari )rgentina ke :erman sebesar 1" k>h7kg. @ntuk emisi /O( adalah sebagai berikut6daging sapi produksi :erman mengeluarkan 1" < ("( kg /O(7kg dan untuk daging sapi dari

)rgentina hanya mengeluarkan !" < 1"! kg /O(7kg. ,ondisi ini sangat dipengaruhi oleh jumlah

daging yang diproduksi di dua lokasi tersebut. Biasanya semakin banyak produk pangan yang

diproduksi maka sistem akan memberikan beban dan emisi lebih rendah kepada lingkungan. 

enerapan L/) di industri pangan Indonesia masih sangat jarang atau bahkan belum ada. al inidisebabkan L/) masih sebatas anjuran7himbuan untuk setiap industri. )kan tetapi dengan

 perkembangan perdagangan global dan konsumen semakin pintar %smart consumer' maka

masalah perusakan lingkungan" penggunaan energi berlebihan serta efisiensi produksi" akanmenjadi bahan pertimbangan dalam memilih dan menkonsumsi produk pangan.