Click here to load reader
Upload
vanda-ayu
View
61
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lesi putih keratotok
Citation preview
Lesi Putih Keratotik
White Sponge Nevus
White sponge nevus adalah kelainan yg relatif tidak umum, yang biasanya dijumpai pada
waktu lahiratau pada anak kecil, tetapi menetap seumur hidup. Ditandai oleh lesi-lesi mukosa
yang tanpa gejala,putih berkerut dan seperti busa. Sering kali lesinya memperlihatkan pola
gelombang yang simetris.Lokasi yang paling umum adalah di mukosa pipi, bilateral, dan
selanjutnya dimukosa bibir, lingeralveolar dan dasar mulut. Keadaan ini dapat mengenai
seluruh mukosa mulut atau didistribusikan secaraunilateral sebagai bercak-bercak putih
tertentu. Tepi gusi dan dorsal lidah hamper tidak pernah terkena,meskipun palatum lunak dan
ventral lidah umum terlibat. Ukuran lesinya bervariasi dari satu pasien kepasien lain dan dari
waktu ke waktu.White sponge nevus tidak menunjukkan predileksi ras dan jenis kelamin,
tetapi karena pola transmisidominan autosomal dari keadaan ini, maka banyak anggota
keluarga dapat menderita kelainan tersebut.Daerah-daerah mukosa ekstraoral yang dapat
terlibat adalah rongga hidung, esophagus, larings, vaginadan rectum. Lesi-lesi kulit yang
timbul bersamanya bias memastikan diagnosisnya. Penyebabnyadihubungkan dengan cacat
pada kematangan epitel dan eksfoliasi (Robert dan Craig, 2000 : 54).
White Sponge Nevus Gambaran HPA
Lapisan stratified squamous epithelium parakeratinisasi dan akantosis. Lapisan sel
pricklemengandung sejumlah besar sel vakuola yang tampak seperti tercuci dan jaringan ikat
biasanyabebas dari infiltrasi sel peradangan. Permukaan epithelium biasanya ditutupi oleh
mikroorganisme.
Tanda Klinis
Walaupun sering menyerang mukosa mulut, lesi juga dapat timbul pada hidung,
pharynx,oesophagus, rectum, dan anus. Lesi genital juga ditemuka pada bibir vulva, vagina,
dan kelenjar penis. Padamulut, mukosa bukal merupakan daerah yang paling sering terserang,
walaupun lesi juga dapat mengenailidah, dasar mulut, palatum, mukosa labial, dan bahkan
gingival, lesi biasanya bilaterlaa. Daerah keratosisyang luas serta putih terlihat pada mukosa.
Daerah ini dapat meluas ke fold, yang secara puitis digambarkanseperti air yang surut. Atau
mukosa yampak menebal, lembek dan bahkan terlipat-lipat. Adanyakecenderungan bahwa
permukaan keratin sering dapat dihapus dengan kasa kering, menyebabkan terjadinyakeadaan
yang sering didiagnosa sebagai kandidiasis oral dan bahkan dirawat dengan obat antijamur.
Hanyalesi yang lembek yang dapat disebut white spong naevus.(Haskell & Gayford, 1990)
LESI PRAGANAS
DYSPLASIA EPITEL
Dysplasia epitel diartikan sebagai gangguan mikroskopik pola normal epitel yang matang.
Lesi-lesidengan adanya gangguan terhadap maturasi (pematangan) menunjukkan resiko untuk
bertransformasi ganasyang bermakana. Dysplasia epitel bukan kanker dan bukan neoplasia.
Lesi ini adalah suatu
perubahan jaringan (permukaan epitel) yang menunjukan perubahan morfologi, diduga adany
a ekspresi genetic awalyang tidak benar, dan dipertimbangkan sebagai suatu tahap antara
epitel normal dan kanker. Jika epiteldysplasia ditemukan, diperkirakan bahwa 25% akan
berubah menjadi kanker walaupun rangsangan telahdisingkirkan. Tidak semua dysplasia
bertransformasi.Biasanya pada mukosa displastik menghasilkan keratin yang banyak
dipermukaanya, sehinggadysplasia epitel menghasilkan plak putih. Hyperkeratosis sendiri
adalah tidak dipertimbangkan sebagaidysplasia epitel.Telah diketahui dengan luas bahwa
penyebab dari dysplasia epitel sangat mirip dengan karsinomaepidermoid. Demikian juga
factor-faktor lain yang berperan seperti perokok berat, nyusur tembakau,alkoholik, dan
radiasi matahari.
Gambaran klinis:
Adanya indurasi(nodul) yang mana lunak pada saat dipalpasi, lebih diduga bahwa di
bawahpermukaan adanya dysplasia daripada hanya suatu hyperkeratosis. Lesi berwarna putih
cenderung terjadi
pada lokasi yang khusus di dalam mulut seperti permukaan ventral dan lateral lidah, palatum
lunak, dan pilartonsil.
Gambaran HPA:
Gangguan umum bentuk perkembangan jaringan yang salah, misalnya pada epitelium
(epithelialdysplasia)atau jaringan mesenchym (fibrous dysplasia), jaringan tulang (osseous
dysplasia). Kelainan (dysplasia) pada rahang disebut Fibro-Osseous Lesions (F-0 Lesions).
WHO mengklasifikasikan epithelial dysplasia menurut tingkat keparahannya menjadi:
a. Mild Dysplasia,
yaitu gangguan pertumbuhan sel dengan tingkat ringan dengan pembentukan 1 atau 2
lapisan basaloid sel di atas membrana basalis tanpa ditandai adanya atipia sel.
b. Moderate Dysplasia,
yaitu gangguan pertumbuhan sel dengan tingkat sedang dengan pembentukanlapisan basaloid
sel hingga lapisan prikel ditandai adanya atipia sel.
c. S e v e r e D y s p l a s i a ,
yaitu gangguan pertumbuhan sel dengan tingkat sedang dengan
pembentukanlapisan basaloid sel hingga menggantikan seluruh epitelium sel ditandai
adanya atipia sel yang jelas,dan wring disebut karsinom in-situ
(Gambar 2.13).
Gambar 2 .13
Keteragan :
Dysplasia epithelium (A) mild dysplasia, menunjukkan fokal proliferasi basaloid selsekitar
113 panjang rete peg processus epithelium, (B) moderate dysplasia, menunjukkan
peningkatan proliferasi basaloid sel 112 panjang rete peg processus epithelium
yang disertai peningkatan atipia sel dan(C) moderate dysplasia yang disertai hilangnya
lapisan prickle layer. (D) severe dysplasia/ carcinoma in-situ,sel-sel atipia lebih meningkat disertai
hilangnya bentuk rete peg processus dan hilangnya regulariti sel-selepithelium
.
Pengklasifikasian lesi putih menurut Bhattacharyya dkk. (2003) meliputi lesi putih herediter,
lesi putih reaktif/inflamasi, lesi putih infeksius, idiopatik leukoplakia. Lesi putih herediter
antara lain leukoedema, white sponge nevus,hereditary benign intraepitel diskeratosis,
diskeratosis congenita. Linea alba, focal frictional (traumatic)hyperkeratosis, cheek biting,
actinic keratosis, smokeless tobacco-induced keratosis, nicotin stomatitis termasuk lesiputih
reaktif inflamasi. Beberapa lesi infeksius adalah oral hairy leukoplakia, candidiasis dan
mucous patch