LI 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cdfrf

Citation preview

1

HUBUNGAN HIPERTENSI DAN GANGGUAN KOGNITIF

Mekanisme pasti terjadinya gangguan kognitif pada hipertensi belum sepenuhnya dipahami. Suatu hipertensi menyebabkan percepatan terjadinya arterosklerosis pada jaringan otak yang berimplikasi pada gangguan kognitif, yang mana pada penelitian sebelumnya ditunjukan adanya hubungan bermakna antara derajat retinopati hipertensi sebagai akibat hipertensi lama yang mana selain proses terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah retina sendiri juga peristiwa arterosklerosis. Kapiler dan arteriola jaringan otak akan mengalami penebalan dinding oleh karena terjadi deposisi hyalin dan proliferasi tunika intima yang akan menyebabkan penyempitan diameter lumen dan peningkatan resistensi pembuluh darah. Hal tersebut memicu terjadinya gangguan perfusi serebral, memungkinkan terjadinya iskemia berkelanjutan pada gangguan aliran pembuluh darah yang kecil hingga timbul suatu infark lakuner. Hipertensi kronik dapat menyebabkan gangguan fungsi sawar otak yang menyebabkan peningkatan permeabilitas sawar otak. Hal iniakan menyebabkan jaringan otak khususnya substansi alba menjadi lebih mudah mengalami kerusakan akibat adanya stimulus dari luar. Hipertensi tak terkontrol yang menetap berhubungan dengan kerusakan WMH (White Matter Hyperintensities) yang lebih besar. Tingkat tekanan darah tampaknya juga berperan, dengan nilai tekanan darah yang lebih tinggi berhubungan dengan derajat WMH yang lebih tinggi.20,24WMH dan silent infarct dianggap sebagai penanda iskemi serebral kronik yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah serebral kecil. Peningkatan tekanan darah sistolik mepengaruhi fungsi kognitif terutama pada usia lanjut, dimana terjadinya gangguan mikrosirkulasi dan disfungsi endotel juga berperan pada gangguan fungsi kognitif pada hipertensi. Penatalaksanaan efektif hipertensi dapat mempertahankan fungsi kognitif, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat tekanan darah tertentu, terutama tekanan darah sistolik sebesar setidaknya 130 mmHg penting dalam mempertahankan fungsi kognitif pada lansia. Retinopati merupakan indikator kontrol tekanan darah yang buruk pada pasien hipertensif, risiko demensia telah mengalami peningkatan pada kelompok dengan retinopati. Sehingga penatalaksanaan hipertensi yang adekuat dapat sekaligus mengurangi risiko berulangnya stroke iskemik sebagai pemicu timbulnya gangguan kognitif, juga mengurangi komplikasi vaskular dan aterosklerosis yang ikut mempengaruhi penurunan fungsi kognitif pada orang dengan lanjut usia.20Sumber lain menyebutkan bahwa pada orang dewasa, efek hipertensi pada otak diduga karena tekanan darah sistolik melebihi mekanisme autoregulatory otak. Hal ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh otak kecil yang dapat menyebabkan gangguan autoregulasi, infark lakunar, angiopati amiloid, dan bahkan atrofi otak. Pada orang dewasa, angiopati amiloid dan atrofi otak dapat terlihat mirip dengan penyakit Alzheimer. Perubahan ini membuat sulit untuk membedakan hipertensi yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer dari demensia vaskular sekunder karena hipertensi.25Peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi akan menyebabkan perburukan kemampuan autoregulasi otak karena peningkatan tekanan sistolik dan diastolik mempengaruhi pembuluh darah di otak. Selain itu, hipertensi juga menurunkan vasoreaktif pembuluh darah di otak. Jadi, hipertensi pada pembuluh darah yang besar menyebabkan aterosklerotik, sedangkan pada pembuluh darah yang kecil menyebabkan interna vaskular remodelling. Intinya, seperti dijelaskan, hipertensi dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif meski belum demensia dan belum mengalami stroke.

KesimpulanMekanisme pasti terjadinya gangguan fungsi kognitif pada penderita hipertensi belum jelas diketahui. Telah diterima secara luas bahwa hipertensi menyebabkan percepatan terjadi arteriosklerosis pada jaringan otak yang pada penelitian ditunjukkan dengan adanya hubungan yang bermakna antara derajat arteriosklerosis pembuluh darah dengan terjadinya gangguan kognitif. Kapiler dan arteriol jaringan otak akan mengalami penebalan dinding oleh karena terjadi deposisi hyalin dan proliferasi tunika intima yang akan menyebabkan penyempitan diameter lumen dan peningkatan resistensi pembuluh darah. Hal tersebut akan penyebabkan penurunan perfusi jaringan otak yang dapat menyebabkan iskemia dan infark lakunar jaringan otak. Hipertensi kronik dapat menyebabkan gangguan fungsi sawar otak yang menyebabkan peningkatan permeabilitas sawar otak. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak khususnya substansi putih menjadi lebih mudah mengalami kerusakan. Kerusakan pembuluh darah kecil jaringan otak selain menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah otak tetapi juga menyebabkan gangguan fungsi vasomotor dan penurunan kapasitas dilatasi pembuluh darah otak. Di lain pihak juga dilaporkan bahwa tekanan darah sistemik merupakan faktor yang amat menentukan perfusi jaringan otak sehingga pada penderita hipertensi kronik dimana telah terjadi adaptasi mekanisme autoregulasi pembuluh darah otak, tekanan darah yang tinggi diperlukan untuk menjaga perfusi jaringan otak yang adekuat. Tekanan darah yang lebih rendah pada kelompok dengan gangguan fungsi kognitif dibandingkan dengan kelompok yang tanpa gangguan fungsi kognitif mungkin diakibatkan dari arteriosklerosis yag timbul, dimana pada penderita hipertensi yang disertai arteriosklerosis yang berat akan mengakibatkan kekakuan pada pembuluh darah yang mengakibatkan tekanan darah yang lebih rendah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Joint National committee VII. 2003. US department of health and human services. NIH Publication.

2. WHO-ISH Hypertension Guideline Committee. 2003. Guidelines of the management of hypertension. J Hypertension 21(11):1983-92.

3. Lee Paul. Hypertension. Available in http://www.eMedicine.com/oph/topic 488.htm. [diakses pada: 29 November 2012].

4. Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR. 2001. Dalam Hipertensi Primer. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 3. Jakarta: BPFKUI 453 472.

5. Harrington, F. 2000. Cognitive Performance in Hypertensive and Normotensive Older Subjects. Hypertension 36:1079-1082.

6. Tzourio C. 2002. Vascular factor and cognition: toward prevention of dementia?. Medicografia 24:113-117.

7. Leys D, Parnetti L, Pasquier F. 1999. Vascular dementia. Current review of cerebrovascular disease. Philadelphia Edisi 3: Current Medicine Inc. 13747.

8. Perdossi, 2007. Diagnosis Dini Dan Penatalaksanaan Demensia. Kelompok Studi Neuro-behaviour. 1-8.

9. Wong TY, Klein R, Sharrett AR,Nieto FJ,Boland LL, Couper DJ, et al. 2002. Retinal microvascular abnormalities and Impairment in middle-aged persons. Stroke: 1487-92.

10. Roan Witjaksana. Delirium dan Demensia. Available in http://www.idijakbar.com/prosiding/delirium.htm. [diakses pada: 30 November 2012].

11. Moroney JT, Bagiella E, Desmond DW. 1997. Meta-analayis of the Hachinski ischemic score in pathologicaly verified dementia. Neurology 49:1196-15.

12. Markum MS. 2002. Hipertensi, dislipidemia dan atherosclerosis. Dalam Simposium on Management of Hypertension in special conditions. Jakarta.

13. Haller H. 1997. Endothelial function, General consideration. Drugs 53(suppl):30 41.

14. Sica DA. 2000. Endothelial cell function. Eur Heart Journal supp(B) B13-21.15. Mattei P,Viridis A, Ghiadoni L, Taddei S, Salvetti A. 1997. Endothelial function in hypertension , Journal of Nephrology. 11:192-97.

16. Sutarjo B. 2002. Disfungsi endotel pada hipertensi. Dalam Simposium On Management of Hypertension in special conditions. Jakarta.

17. Wiyoto. 2002. Gangguan Fungsi Kognitif Pada Stroke in Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan ilmu penyakit saraf 2002. Surabaya: FK UNAIR. 1- 31

18. Harvard Health Publications. 2009. Blood pressure and your brain. Avalable in http://www.health.harvard.edu/newsletters/Harvard_Mens_Health Watch/ 2009/October/blood-pressure-and-your-brain. [Diakses tanggal: 10 Oktober 2012].

19. Semplicini, Andrea & Inverso, Giulia. 2009. Cognitive impairment in hypertension. SciTopics. Available in http://www.scitopics.com/Cognitive impairment_in_hypertension.html. [diakses pada: 1 November 2012].

20. Hidayati. 2011. Hipertensi Menyebabkan Gangguan Kognitif . Jurnal Medika. Edisi No 04 Vol XXXVI 2011. Available in http://jurnalmedika.com/edisi-tahun-2011/edisi-no-04-vol-xxxvii-2011/309-kegiatan/594-hipertensi-menyebabkan-gangguan-kognitif. [diakses pada 2 November 2012].

21. Pusat Intelegensia Kesehatan. 2012. Petunjuk Teknis Deteksi Dini Gangguan Kognitif Pada Faktor Risiko Vaskular. Kementerian Kesehatan RI.

22. Kurniati. 2009. Stroke Iskemik. Diakses tanggal: 10 Oktober 2012. Diakses dari: http//:eprints.undip.ac.id/33597/5/Bab_4

23. Harvard Health Publications. 2009. Blood pressure and your brain. Diakses tanggal: 10 Oktober 2012. Diakses dari: http://www.health.harvard.edu/newsletters/Harvard_Mens_Health_Watch/2009/October/blood-pressure-and-your-brain

24. Waldstein, S. 2010. The Relation of Hypertension to Cognitive Function. Diakses tanggal: 10 Oktober 2012. Diakses dari: http://www.psychologicalscience.org/journals/cd/12_1/Waldstein.cfm

25. Kilander, L. Hypertension Is Related to Cognitive Impairment. Hypertension. 1998; 31: 780-786

26. Cha, S. The Effects of Hypertension on Cognitive Function in Children and Adolescents. International Journal of Pediatrics Volume 2012 (2012).

27. Gorelick, P. Vascular Contributions to Cognitive Impairment and Dementia : A Statement for Association Healthcare Professionals From the American Heart Association/American. Stroke 2011;42:2672-2713; originally published online July 21, 2011; Stroke.

28. Hadjiev, D. Cerebral Blood Flow Changes in Elderly Hypertensive Patients and Cognitive Functions. 2007;38:e153; originally published online September 13, 2007; Stroke.

1