Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
58
BAB III
METODOLOGI
Macam metodologi penelitian ada 3, yaitu kualitatif, kuantitatif, dan kombinasi
(mixed methods). Penelitian menggunakan metode penelitian kombinasi (mixed
methods) karena metode tersebut dianggap lebih akurat dalam memperoleh
pemahaman yang lebih baik dari suatu permasalahan dibandingkan hanya
menggunakan metode kualitatif saja atau kuantitatif saja (Sugiyono, 2013, hlm. 41-
42).
3.1.1. Wawancara Bersama Psikolog
Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan Mazdha Ariefriyendho,
M.Psi.Psikolog, seorang psikolog. Penulis menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan insomnia, dampak-dampak yang terjadi, serta solusi yang
dianjurkan oleh psikolog. Penulis dibantu oleh adik penulis untuk membantu proses
dokumentasi yang dilakukan.
3.1.1.1. Proses Wawancara
Wawancara dilakukan pada sore hari pada tanggal 13 September 2017 pada
pukul 16.30 di sebuah cafe di Gading Serpong. Pertanyaan yang penulis
ajukan dijawab secara langsung dan direkam menggunakan voice recorder
mengenai dampak dan cara mengatasi insomnia.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
59
Gambar 3.1 Wawancara
3.1.1.2. Analisa Wawancara
Wanita memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita insomnia daripada
pria, dan hal tersebut tercatata pada perbandingan 1,44 : 1. Menurut data
riset pada tahun 2010, dikatakan bahwa sekitar sebelas koma sekian persen
penduduk Indonesia mengalami insomnia dan tidak ada riset data lebih
lanjut ataupun kampanye terkait insomnia setelah tahun 2010 tersebut.
Gejala-gejala insomnia jika dilihat dari pendekatan psikologis
dilihat dari 3 aspek, yaitu durasi, frekuensi, dan intensitas. Mengenai durasi,
waktu tidur rata-rata setiap manusia adalah 8 jam, sedangkan pada usia
remaja menuju dewasa biasanya waktu tidur selama 6 jam setiap harinya
dianggap sudah cukup, namun jika angka tersebut dibawahnya maka dapat
disebut orang tersebut rentan terhadap insomnia. Kemudian jika dilihat dari
frekuensinya, dalam satu minggu apabila mengalami kesulitan untuk tidur
lebih dari tiga (3) hari, maka dapat dikatakan orang tersebut mengalami
insomnia. Terakhir intensitas, gejala atau biasa disebut symptoms yaitu
pertama seseorang merasa kesulitan untuk mulai tidur; kedua seseorang
tersebut sulit untuk mempertahankan tidur, sering terbangun pada waktu
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
60
tidur; ketiga seseorang tersebut mudah untuk terbangun pada pagi hari dan
sulit untuk tertidur kembali, misalnya jadwal bangun yang diinginkan
adalah pada pukul 5 pagi, namun ia terbangun pada pukul 2 pagi dan tidak
dapat tidur lagi. Namun aspek intensitas bersifat subjektif, setiap orang
melihat permasalahannya berat atau tidak sifatnya subjektif. insomnia tidak
hanya membicakan kuantitas waktu tidur tetapi juga kualitas tidur,
sehingga apabila hanya salah satu aspek yang dialami oleh seseorang
misalnya hanya pada aspek intensitas dimana seseorang tersebut merasa
mudah untuk tertidur, namun sering terbangun pada pagi hari dan tidak
dapat tidur kembali, dan baginya hal tersebut sangat mengganggu, maka
dalam ilmu psikologi dapat disebut orang tersebut mengalami insomnia
karena secara subjektif orang tersebut merasa hal ini sangat mengganggu.
Penyebab insomnia secara umum ada 3 kelompok, yaitu fisiologis
yang berhubungan dengan fisik, contohnya seseorang tersebut menderita
diabetes/penyakit jantung yang mempengaruhi jadwal tidurnya, atau yang
paling sering terjadi adalah hormonal baik laki-laki (masa pubertas)
ataupun perempuan (menstruasi). Kedua psikologis, misalnya stress karena
baru saja berpindah tempat tinggal, tempat kerja baru, atau memiliki teman
baru, sehingga masih dalam proses beradaptasi memungkinkan seseorang
mengalami gangguan tidur. Ketiga lingkungan, misalnya gangguan-
gangguan indrawi seperti musik yang diputar dengan suara besar, atau
cahaya yang terlalu terang ketika seseorang biasanya tidur pada tempat
yang gelap dan harus tidur pada tempat yang terang. Sedangkan penyebab
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
61
secara khusus, bukan dilihat dari jenisnya tetapi dari intensitasnya, seperti
ada beberapa orang yang dapat beradaptasi dengan lingkungan kerjanya
setelah beberapa hari, mengikhlaskan kehilangan orang terkasih atau suatu
barang setelah 3-4 hari, namun bagi beberapa orang hal tersebut sulit untuk
dihilangkan dan terus menjadi beban bagi dirinya. Apabila waktu yang
dihabiskan untuk dapat beradaptasi dan mengikhlaskan lebih dari 1 bulan,
maka dianggap kronis dan dapat disebut sebagai penyebab khusus yang
diukur dari intensitasnya yang bersifat subjektif.
Masa tidur seorang manusia merupakan saat ia sedang mengisi ulang
dirinya sendiri. Adapun dampak jangka panjang dari insomnia yang
merupakan gangguan tidur dapat dilihat dari fisiologis seseorang tersebut,
seperti rentan terhadap penyakit, kemudian masalah pada otak yang tidak
mampu untuk berpikir secara optimal dibandingkan orang-orang yang
mempunyai waktu tidur yang cukup. Sedangkan jika dilihat dari sisi
psikologis, seseorang dengan insomnia cenderung temperamental,
cenderung sulit untuk me-manage stress yang dialaminya. Apabila baik
fisiologis dan psikologisnya terganggu, maka sosial dan karir juga akan
terganggu.
Metode yang biasa digunakan pada penderita insomnia adalah
Cognitive Behaviour Therapy (CBT), yaitu interverensi kognisi pikiran dan
perubahan perilaku pada individu yang mengalami gangguan tidur. Sleep
hygiene merupakan koridor besar dari CBT, apabila dibahas dari sisi
interverensi kognitif sleep hygiene mencakup keseluruhan dari CBT dan
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
62
harus ada. Sleep hygiene sendiri merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas tidur. Misalnya seperti mengajak ngobrol untuk
melepas beban dirinya juga merupakan bagian dari sleep hygiene, atau
dengan mengkondisikan tempat tidur sebagai tempat untuk tidur.
Pendekatan sleep hygiene lebih kepada self-help, bukan professional help
dengan memperbaiki pola pikir dan mengurangi tingkat kecemasan dirinya
sendiri.
Dari pengalaman Pak Mazdha sendiri, pasien insomnia yang pernah
dan kebanyakan ditangani adalah WNA (warga negara asing) dengan
psikologis paramental, yang tergabung pada International Organization of
Migration (IOM). Keluhan yang didapatkan biasanya adalah rasa cemas
dengan masa depan mereka di negara orang lain, cemas dengan keluarga
yang terpisah antar benua. Jika mengenai masalah pikiran maka biasanya
yang dilakukan adalah dengan cara bertukar pikiran. Dalam 2 bulan
terakhir, Pak Mazdha telah memegang 3 pasien dengan insomnia selama
lebih dari 1 bulan, sehingga dapat disebutkan merupakan insomnia kronis.
Sedangkan pasien orang Indonesia sendiri belum pernah ada.
Metode secara alami dapat dimulai dengan scheduling waktu tidur,
seperti selama setengah jam sebelum tidur tidak lagi memegang
smartphone, atau menonton sesuatu yang dapat meng-exposure seseorang
untuk menjadi baper; kemudian tidur siang dibatasi pada waktu 40 menit,
sehingga dapat membiarkan tubuh lelah pada malam hari; menghindari
mendengar lagu menggunakan headset/headphone; berdoa; meditasi;
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
63
menghindari alcohol dan rokok setengah jam sebelum tidur; breathing
exercise yakni teknik pernapasan 2 6 7 dengan cara menarik napas selama
dua hitungan, menahan di perut selama 6 hitungan, dan melepaskannya
secara perlahan melalui mulut selama 7 hitungan; self-control yang baik;
sebaiknya bangun dan mulai beraktivitas pada pukul 5 atau 5.30 pagi,
sehingga tubuh dapat merasa lelah pada malam hari; mengonsumsi
chamomile dan susu hangat untuk merilekskan diri; mandi air hangat untuk
mereduksi ketegangan; dan mendengar lagu tanpa lirik. Semua manusia di
muka bumi ini tidak pernah ada yang terlepas dari masalah, namun manusia
juga mempunyai kemampuan alami untuk menyelesaikannya, baik secara
tindakan ataupun melalui pikirannya. Faktor utama seseorang dapat tidur
adalah rileks, dan kedua adalah keinginan untuk tidur. Jika seseorang
terlalu bergantung pada obat-obatan, alkohol, dan rokok yang membantu
untuk merilekskan seseorang agar dapat tertidur, lama-kelamaan
kemampuan alami tersebut dapat hilang karena ketergantungan tubuh pada
zat-zat kimia tersebut.
Metode sleep hygiene merupakan semua pendekatan baik
diintegrasikan secara fisiologis, psikologis, dan lingkungan, sehingga
merupakan metode paling efektif menurut Pak Mazdha. Dibandingkan
hanya pada focus pada salah satu pendekatan saja.
Enam persen masyarakat Indonesia menurut penelitian yang dibaca
oleh Pak Mazdha disebutkan mengalami gangguan jiwa ringan yang
disebabkan oleh depresi dan stress. Depresi dan stress sendiri merupakan
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
64
salah satu penyebab utama dari insomnia, dan dari 100% penderita
insomnia, 40%-50% penderita insomnia pasti mengalami stress baik
insomnia ringan hingga akut/kronis. Dari 6% yang disebutkan mengalami
gnagguan jiwa ringan, hanya 10% yang berusaha untuk mendapatkan
penanganan, sehingga kesadaran masyarakat Indonesia terhadap insomnia
masih sangat kurang. Kampanye-kampanye sosial maupun edukasi
mengenai insomnia masih sangat sedikit di Indonesia.
3.1.1.3. Kesimpulan Wawancara
Kepedulian masyarakat Indonesia terhadap insomnia masih sangat kurang
karena kurangnya pemahaman mengenai insomnia itu sendiri. Padahal
insomnia tidak hanya membicarakan kuantitas waktu tidur, tetapi juga
kualitas tidur. Salah satu metode yang paling efektif dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari adalah metode sleep hygiene, dimana metode
ini merupakan metode self-help, sehingga tidak membutuhkan pengeluaran
biaya tambahan untuk mengatasi insomnia itu sendiri.
3.1.2. Wawancara Bersama Dokter Spesialis Gangguan Tidur
Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan dr. Lanny Swandajany
Tanudjaja, seorang dokter spesialis gangguan tidur. Penulis menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan insomnia, dampak-dampak yang
terjadi, serta metode pengobatan yang digunakan secara medis. Penulis dibantu oleh
customer service di rumah sakit untuk membantu proses dokumentasi yang
dilakukan.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
65
3.1.2.1. Proses Wawancara
Wawancara dilakukan pada pagi hari pada tanggal 5 Desember 2017 pada
pukul 10.30 di Rumah Sakit Premiere Bintaro. Pertanyaan yang penulis
ajukan dijawab secara langsung dan direkam menggunakan voice recorder
mengenai dampak dan cara mengatasi insomnia.
Gambar 3.2 Wawancara dengan dr. Lanny
3.1.2.2. Analisa Wawancara
Insomnia dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan waktu, yaitu insomnia akut dan
kronis. Insomnia akut merupakan insomnia yang biasanya diderita oleh
seseorang selama beberapa hari dan hilang dengan sendirinya, dapat
disebabkan oleh jetlag atau rasa khawatir karena mau menghadapi ujian,
dan biasanya sering ditemui pada anak muda. Sedangkan insomnia kronis
sangat jarang ditemukan pada anak muda, dengan frekuensi sekitar 3-4 hari
dalam seminggu tidak dapat tidur dan terus berlangsung hingga 3-4 bulan,
dan juga biasanya dirasakan oleh orang-orang dengan usia middle age
terutama wanita.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
66
Gejala insomnia dibagi menjadi 4, yaitu iniciating sleep dimana
penderita berusaha untuk tidur namun semakin tidak dapat tidur; kemudian
mudah tertidur tetapi terus terbangun dan tidak tertidur kembali; lalu ada
juga yang mudah tertidur, tidak terbangun, namun selalu terbangun pada
dini hari seperti pada pukul 3 pagi dan tidak dapat tidur kembali; dan yang
ke-empat karena gangguan tidurnya pada siang hari aktivitasnya tidka dapat
berjalan dengan baik karena rasa capek yang berlebihan sepanjang hari.
Penyebab umum insomnia dibagi menjadi 2 yaitu secara psikologis
dan psikis. Secara psikologis misalnya depresi karena kematian suami,
anxietas yang dikarenakan terlalu bersemangat untuk ujian, atau kesulitan
untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Sedangkan secara psikis dapat
disebabkan oleh penyakit bawaan dari penderita seperti chronic pain seperti
back pain, rematik, asma, tiroid, hingga menopause pada wanita dimana
terjadi ketidakseimbangan hormon, salah satunya hormon estrogen dan
progesteron yang semakin berkurang, padahal kedua hormon tersebut
memicu seseorang untuk dapat tertidur, sehingga menyebabkan wanita
cenderung memiliki resiko lebih tinggi menderita insomnia. Sedangkan
secara khusus dapat disebabkan oleh obat-obatan yang dikonsumsi,
misalnya obat flu, anti alergi, obat hipertensi yang cenderung sensitif yang
berbeda-beda antar individu.
Fungsi tidur adalah untuk mengganti energi yang hilang dari
aktivitas kita sepanjang hari, sehingga jika waktu tidur kurang maka tubuh
dan sistem organ juga tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk menge-
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
67
charge energi yang hilang tersebut, dan pada siang harinya tubuh tidak dapat
beraktivitas optimal. Apabila dibiarkan terus menerus selama berbulan-
bulan, dapat menggangu sistem organ tubuh yang berdampak pada
timbulnya penyakit-penyakit pada organ seperti hipertensi, penyakit
jantung. Kemudian juga berdampak pada psikologis seseorang, seperti
orang yang kurang tidur bawaannya cenderung ingin marah.
Metode pengobatan secara sleep tidak menganjurkan menggunakan
obat-obatan, kecuali pada pengobatan insomnia akut yang disebabkan
jetlag, namun tidak pada insomnia kronis yang dapat menyebabkan
ketergantungan dan tidak menyelesaikan masalah. Diluar negri sendiri, ada
terapi-terapi seperti sleep yoga, terapi musik dengan mendengarkan musik
instrumental, dan sleep hygiene.
Langkah-langkah sleep hygiene sendiri dapat disingkat menjadi
BETTER, yaitu bedroom, exercise, tention, time, eating, dan reason.
Bedroom yaitu kamar tidur dibuat sedemikian rupa supaya nyaman untuk
tidur, dengan mengatur suhu tidak terlalu panas ataupun dingin, mengunci
kamar agar adanya rasa aman; exercise yaitu 3 jam sebelum tidur
meniadakan aktivitas olahraga; tention yaitu 3 jam sebelum tidur
meniadakan aktivitas mengerjakan tugas ataupun planning untuk keesokan
hari; time yaitu mengatur waktu tidur pada malam hari; eating yaitu pada
malam hari tidak mengonsumsi makanan berat, kafein, tetapi susu putih; dan
reason yaitu membiasakan diri bahwa pada siang hari ketika ada matahari
tubuh beraktivitas, sedangkan pada malam hari karena uda gelap berarti
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
68
tidur. Tidur siang sendiri diperbolehkan bagi penderita insomnia, tetapi
dibatasi hanya pada 30 menit saja.
Di Indonesia, dokter psikiatris masih sangat banyak yang
memberikan obat sebagai solusi bagi penderita insomnia, padahal
penggunaan obat tidur dalam jangka panjang sangat tidak dianjurkan, selain
dapat menyebabkan ketergantungan juga dapat berujung pada masalah liver
dan ginjal, dan hal ini sangat disayangkan oleh dr. Lanny yang juga selaku
dokter spesialis gangguan tidur. Beliau sendiri tidak pernah memberikan
obat pada masa terapi pasiennya.
Metode sleep hygiene sendiri merupakan salah satu langkah yang
dianggap efisien untuk dilakukan dengan melihat lifestyle masyarakat pada
zaman sekarang ini. Dengan mengetahui dan mengenal langkah-langkah
yang dilakukan melalui sleep hygiene, orang-orang tidak hanya dapat
mengatasi insomnia tetapi juga mencegah dan memperbaiki gaya hidup
mereka.
Menurut dr. Lanny sendiri, kepedulian masyarakat Indonesia masih
sangat kurang terhadap insomnia. Masih banyak masyarakat Indonesia yang
tidak mengerti penyebab insomnia itu sendiri dan cara mengatasinya,
sehingga tidak jarang penderita insomnia meminta obat tidur pada
temannya. Kepedulian masyarakat yang kurang dapat menjadi sangat
menyeramkan melihat bahwa penggunaan obat tidur secara sembarangan
dan kurang kepeduliannya bahwa ternyata obat tidur dapat menyebabkan
resiko kematian.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
69
3.1.2.3. Kesimpulan Wawancara
Kondisi psikologis dan psikis memegang peran penting seseorang menderita
insomnia, namun pengobatan secara medis ternyata juga dilakukan dengan
mengutamakan perbaikan kondisi psikologisnya, yaitu melalui langkah-
langkah yang ada pada metode sleep hygiene dan menghindari penggunaan
obat tidur. Sleep hygiene juga dianggap sebagai langkah yang efisien untuk
tidak hanya mengatasi insomnia tetapi juga memperbaiki gaya hidup
masyarakat pada zaman sekarang.
3.1.3. Wawancara Bersama Himpunan Psikologi Indonesia wilayah DKI
Jakarta Raya (HIMPSI Jaya)
Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan Ketua HIMPSI Jaya, Bapak
Dr. Widura Imam Mustopo, Psikolog dan Wakil Ketua 2 HIMPSI Jaya, Bapak Drs.
Rilzan Chandra, Psikolog. Penulis menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan program-program yang dijalankan oleh HIMPSI Jaya.
Wawancara bersama HIMPSI Jaya dilakukan dalam rangka sebagai organisasi
penyelenggara kampanye sosial yang akan dilakukan oleh penulis. Penulis dibantu
oleh seorang teman untuk membantu proses dokumentasi yang dilakukan.
HIMPSI Jaya merupakan wadah berhimpunnya profesional psikologi di
seluruh DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya, dan saat ini memiliki jumlah anggota
4000 orang.
3.1.3.1. Proses Wawancara
Wawancara dilakukan pada siang hari pada tanggal 5 Oktober 2017 pada
pukul 13.30 di sekretariat HIMPSI Jaya, Jakarta Selatan. Pertanyaan yang
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
70
penulis ajukan dijawab secara langsung dan direkam menggunakan voice
recorder.
Gambar 3.3 Wawancara bersama HIMPSI Jaya
3.1.3.2. Analisa Wawancara
HIMPSI Jaya merupakan bagian dari Himpunan Psikologi Indonesia
atau HIMPSI. HIMPSI Jaya didirikan pada tanggal 11 Juli 1959 di Jakarta
dengan nama Ikatan Sarjana Psikologi (ISPsi), yang kemudian berganti
nama menjadi HIMPSI pada tahun 1998 melalui Kongres Luar Biasa.
Anggota aktif HIMPSI Jaya kini berjumlah 400 anggota dan anggota semi-
aktif berjumlah sekitar 1700 anggota, dengan jumlah total anggota yang
terdaftar berjumlah 4000 hingga 5000 anggota.
Program yang pernah dijalankan oleh HIMPSI Jaya terkait pada
pelatihan, workshop, seminar, dan kampanye sosial seperti kesehatan
mental DKI dan Hari Kesehatan Mental setiap tanggal 10 Oktober. HIMPSI
Jaya juga memiliki program televisi dengan nama Rubrik Psikologi di TVRI
dengan providernya adalah Yayasan Praktisi Psikologi Indonesia
(YAPPSI). Sumber dana HIMPSI Jaya berasal dari setoran dana dari para
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
71
pendiri HIMPSI Jaya, pemasukan dari aktivitas pendidikan dan pelatihan,
sponsor event, dana dari sponsor kegiatan (penelitian, community
development, dan hibah dari pihak ketiga.
Program kampanye mengenai insomnia belum pernah diadakan
HIMPSI Jaya karena meskipun penting, HIMPSI Jaya belum memiliki
prioritas untuk mengadakan kampanye mengenai insomnia itu sendiri.
HIMPSI Jaya dalam melakukan suatu program tergantung pada permintaan
masyarakat yang paling banyak dan dianggap darurat. Insomnia sendiri saat
ini belum masuk dalam list prioritas HIMPSI Jaya dengan melihat bahwa
insomnia lebih cenderung kepada masalah individual bukan masalah sosial.
Persepsi masyarakat Indonesia sendiri yang juga belum melihat insomnia
sebagai gangguan tidur. Namun ditekankan pula bahwa program kampanye
mengenai insomnia termasuk penting meskipun belum masuk dalam list
prioritas.
3.1.3.3. Kesimpulan Wawancara
Meskipun program kampanye sosial mengenai insomnia belum masuk
dalam list prioritas HIMPSI Jaya, namun masalah insomnia dan
penyelenggaraan kampanye dianggap penting melihat bahwa ternyata
populasi orang-orang yang menderita insomnia cukup banyak, yaitu 11.8%.
HIMPSI Jaya juga bersedia untuk menjadi penyelenggara kampanye sosial
yang akan diadakan oleh penulis.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
72
3.1.4. Wawancara Bersama Penderita Insomnia
Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan dua penderita
insomnia. Penulis menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan insomnia dan bagaimana cara penderita mengatasinya. Penulis
dibantu oleh seorang teman untuk membantu proses dokumentasi yang
dilakukan.
3.1.4.1. Wawancara Bersama Yoko Nindyoastomo
a. Proses Wawancara
Wawancara dilakukan pada siang hari pada tanggal 19 Oktober 2017
pada pukul 14.30 di sebuah cafe di Tangerang. Pertanyaan yang penulis
ajukan dijawab secara langsung oleh Yoko dan dicatat oleh penulis.
Gambar 3.4 Wawancara bersama Yoko Nindyoastomo
b. Analisa Wawancara
Yoko Nindyoastomo adalah seorang mahasiswa sekaligus pengusaha
muda berusia 24 tahun. Yoko merupakan salah satu penderita insomnia
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
73
yang bahkan sebelumnya tidak mengetahui bahwa gejala sering ia
rasakan, yaitu sering terbangun pada dini hari sekitar pukul 02.00 -
03.00 WIB dan tidak dapat tidur kembali merupakan gejala insomnia.
Hal ini telah dirasakan olehnya selama beberapa bulan belakangan
dengan frekuensi 3 hari dalam seminggu.
Yoko mengaku pernah mencoba mencari tahu cara untuk
mengatasi masalah insomnia melalui media internet dan belum pernah
memeriksakannya secara medis karena ia merasa bahwa insomnia yang
dideritanya belum akut. Hal-hal yang biasa Yoko lakukan untuk
mengatasi insomnia-nya adalah dengan mendengarkan musik atau
duduk diam tanpa melakukan apa-apa hingga dapat tertidur kembali
atau bahkan tidak tidur lagi hingga pagi hari.
Yoko juga mengaku belum pernah mendengar kata sleep
hygiene dan mengaku ingin mencoba metode-metode yang dapat
diterapkan melalui aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
c. Kesimpulan Wawancara
Pengetahuan insomnia pada penderita masih terbatas pada kesulitan
tidur di malam hari dan belum mengetahui cara atau langkah yang
paling efektif untuk mengatasinya, serta tingkat kepedulian yang masih
rendah terhadap gangguan tidur.
3.1.4.2. Wawancara Bersama Sindy Wijaya
a. Proses Wawancara
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
74
Wawancara dilakukan pada malam hari pada tanggal 19 Oktober 2017
pada pukul 20.30 di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Pertanyaan
yang penulis ajukan dijawab secara langsung oleh Sindy dan dicatat
oleh penulis.
Gambar 3.5 Wawancara Bersama Sindy Wijaya
b. Analisa Wawancara
Sindy Wijaya adalah seorang mahasiswa berusia 21 tahun. Sindy
merupakan salah satu penderita insomnia yang sering merasa sulit
untuk tertidur di malam hari. Hal ini telah dirasakan olehnya selama
beberapa minggu belakangan dengan frekuensi 2-3 hari dalam
seminggu karena stress akan menghadapi masa Tugas Akhir dan masih
sedang menjalani magang.
Sindy mengaku tidak pernah mencoba mencari tahu cara
untuk mengatasi masalah insomnia-nya dan belum pernah
memeriksakannya secara medis karena ia merasa bahwa insomnia yang
dideritanya masih dapat diatasi olehnya. Hal-hal yang biasa Sindy
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
75
lakukan untuk mengatasi insomnia-nya adalah dengan workout,
menonton video di Youtube, membaca komik, dan mendengarkan lagu
hingga tertidur.
Sindy juga mengaku belum pernah mendengar kata sleep
hygiene sebelumnya dan mengaku ingin mencoba metode-metode yang
dapat diterapkan melalui aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
c. Kesimpulan Wawancara
Kepedulian penderita pada masalah insomnia masih sangat rendah dan
cenderung menganggap remeh dan dapat diatasi dengan caranya
sendiri, padahal cara yang dilakukan sangat bertentangan dengan cara-
cara yang disarankan secara medis untuk mengatasi insomnia itu
sendiri.
3.1.5. Wawancara Bersama Mantan Penderita Insomnia
Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan satu mantan
penderita insomnia. Penulis menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan insomnia dan bagaimana cara penderita berhasil
mengatasinya. Penulis dibantu oleh seorang teman untuk membantu proses
dokumentasi yang dilakukan.
3.1.5.1. Wawancara Bersama Syandy Handrian
a. Proses Wawancara
Wawancara dilakukan pada malam hari pada tanggal 1 Desember 2017
pada pukul 19.00 di Tangerang. Pertanyaan yang penulis ajukan
dijawab secara langsung oleh Syandy dan dicatat oleh penulis.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
76
Gambar 3.6 Wawancara Bersama Syandy Handrian
b. Analisa Wawancara
Syandy Handrian adalah seorang desainer berusia 23 tahun. Syandy
merupakan salah satu mantan penderita insomnia yang pernah merasa
sulit untuk tertidur di malam hari. Hal ini pernah dirasakan olehnya
selama beberapa minggu ketika baru mulai bekerja dan tinggal di
tempat baru dan berhasil diatasinya. Kini ia mengaku telah sembuh dari
insomnia hampir 1 tahun, meskipun terkadang pada saat pekerjaan
menumpuk insomnia yang ia rasakan dapat kembali mengganggu
tidurnya.
Syandy mengaku sembuh tidak dengan berobat secara medis
ke dokter, tetapi melalui hal-hal yang dapat membuatnya melupakan
stress mengenai pekerjaan dengan bermain game atau membaca buku
ataupun e-book. Sindy juga mengaku belum pernah mendengar kata
sleep hygiene sebelumnya dan mengaku ingin mencoba beberapa
metode-metode yang dapat diterapkannya melalui aktivitas dalam
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
77
kehidupan sehari-hari yang dapat membantu agar insomnia-nya tidak
kembali lagi.
c. Kesimpulan Wawancara
Dari hasil wawancara terlihat bahwa kepedulian Syandy sebagai
mantan penderita terhitung masih cukup rendah, namun ia berusaha
untuk sembuh dari insomnia-nya dan cara yang ia lakukan cukup
berhasil untuk dirinya meskipun terkadang kambuh atau kembali lagi.
3.1.6. Survey
Penulis melakukan survey sampling dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
publik melalui media internet. Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan teknik
Slovin, dengan perkiraan jumlah populasi Indonesia pada bulan Juli tahun 2017
adalah 261.755.243 orang. Angka tersebut didapatkan berdasarkan data yang
disampaikan oleh Menteri Dalam Negri RI Tjahjo Kumolo, yang dilansir dalam
jateng.tribunnews.com bahwa jumlah penduduk Indonesia pada 30 Juni 2016
adalah 257.912.349, dan laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang berada pada
angka 1.49% (Setiawan, 2017).
Perhitungan sampel berdasarkan rumus slovin yang dilakukan, penulis
menggunakan persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel
yang masih bisa ditolerir adalah 10% berdasarkan syarat rumus slovin untuk
populasi dalam jumlah besar, dengan hasil ukuran sampel yang harus didapatkan
agar hasil survey menjadi sah adalah 99.99, yang dibulatkan menjadi 100 (Tarigan,
2013, hlm. 21-22).
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
78
Survey yang disebarkan penulis berhasil menjaring 255 responden. Tujuan
dari diadakannya survey adalah untuk mengetahui fenomena insomnia yang dialami
oleh masyarakat dan cara bagaimana mereka mengatasinya.
Gambar 3.7 Survey
Berdasarkan jawaban yang didapatkan dari responden yang telah mengisi kuisioner
yang disebarkan melalui media internet, berikut analisis mengenai jawaban para
responden.
Table 3.1 Hasil Persentase Survey Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jawaban Jumlah Persentase
Laki-laki 70 40.7%
Perempuan 102 59.3%
TOTAL 172 100%
Table 3.2 Hasil Persentase Survey Berdasarkan Usia
Usia
Jawaban Jumlah Persentase
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
79
<12 - 0%
12-17 - 0%
18-34 150 87.2%
35-49 18 10.4%
50-64 3 1.8%
65-74 1 0.6%
TOTAL 172 100%
Table 3.3 Hasil Persentase Survey Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Jawaban Jumlah Persentase
SMP 4 2.3%
SMA/SMK 125 72.7%
Diploma 5 2.9%
S1 36 20.9%
S2 2 1.2%
S3 - 0%
TOTAL 172 100%
Table 3.4 Hasil Persentase Survey Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Jawaban Jumlah Persentase
Mahasiswa 144 83.7%
Karyawan 19 11%
Wirausaha - 0%
Ibu rumah tangga 6 3.5%
Other:
Freelancer
1
0.6%
Dokter gigi 1 0.6%
Pensiunan 1 0.6%
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
80
TOTAL 172 100%
Table 3.5 Hasil Persentase Survey Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan per bulan
Jabawan Jumlah Persentase
< Rp 2.600.000 84 48.8%
Rp 2.600.000 – Rp 6.000.000 45 26.2%
> Rp 6.000.000 18 10.5%
Belum berpenghasilan 25 14.5%
TOTAL 172 100%
Table 3.6 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 1
Apakah kamu pernah/sedang mengalami insomnia?
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 172 67.5%
Tidak 83 32.5%
TOTAL 255 100%
Analisis: Penulis membatasi pokok permasalahan dengan berfokus pada target
utama kampanye adalah mahasiswa perempuan yang pernah/sedang mengalami
insomnia, usia 18-34 tahun, dengan pendidikan terakhir SMA/SMK, dan
pendapatan per bulan adalah < Rp 2.600.000, dimana menurut Widiatmanti (2015)
seperti yang dilansir dalam
http://insomnia.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/167-artikel-pajak/21014-
penghasilan-kelas-menengah-naik-potensi-pajak kelompok dengan pengahasilan
per bulannya <Rp 2.600.000 merupakan kelas ekonomi menengah ke bawah.
Sedangkan 83 data responden yang menjawab tidak pernah ataupun tidak sedang
mengalami insomnia dianggap tidak valid.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
81
Table 3.7 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 2
Darimanakah biasanya kamu mendapatkan informasi pertama kali?
Jawaban Jumlah Persentase
Media cetak (poster, buku, booklet) 14 8%
Media elektronik (TV, website) 17 9.6%
Media sosial (Instagram, Facebook, Youtube) 141 82.4%
TOTAL 172 100%
Kesimpulan: Lebih dari 3/4 jumlah responden mengaku mendapatkan informasi
pertama kali melalui media sosial, disusul degan media elektronik sebanyak 9.6%,
dan media cetak sebanyak 8%.
Analisis: Delapan puluh dua koma empat persen responden mengaku mendapatkan
informasi pertama kali dari media sosial seperti, Instagram, Facebook, Youtube
membuat penulis memutuskan media utama kampanye yang akan diadakan adalah
media sosial.
Table 3.8 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 3
Berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk tertidur pada malam hari?
Jawaban Jumlah Persentase
5-30 menit 65 37.8%
> 30 menit 107 62.2%
TOTAL 172 100%
Kesimpulan: Lebih dari 1/4 jumlah responden yang mengaku pernah/sedang
mengalami insomnia, yaitu 65 responden menjawab membutuhkan waktu 5-30
menit untuk tertidur, sedangkan 107 responden lainnya menjawab membutuhkan
waktu >30 menit untuk tertidur.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
82
Analisis: Tiga puluh tujuh koma delapan persen responden yang menjawab
membutuhkan waktu 5-30 menit untuk tertidur membuat penulis menjadi tahu
bahwa masih ada masyarakat yang kurang mengetahui apa itu insomnia karena
kurangnya edukasi tentang insomnia itu sendiri di Indonesia.
Table 3.9 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 4
Apakah yang kamu rasakan pada siang hari ketika mengalami insomnia pada
malam sebelumnya?
Jawaban Jumlah Persentase
Cepat lelah 81 47.1%
Ngantuk 106 61.6%
Lesu 73 42.4%
Kurang konsentrasi 98 57%
Biasa saja 22 12.8%
Merasa bersemangat 3 1.7%
Others:
Emosi labil
1
0.6%
Depresi dan stress 1 0.6%
Nafsu makan meningkat 2 1.2%
Sakit kepala 1 0.6%
Mau pingsan 1 0.6%
Bengong 1 0.6%
Kesimpulan: Dampak dari insomnia yang dirasakan responden pada siang hari
paling banyak adalah mengantuk sebanyak 61.6%, disusul dengan kurangnya
konsentrasi sebanyak 57%, merasa cepat lelah sebanyak 47.1%, lesu sebanyak
42.4% dan 12.8% responden merasa biasa saja.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
83
Analisis: Melalui jawaban responden, diketahui bahwa mengantuk dan kurangnya
konsentrasi pada siang hari merupakan dampak terbesar yang mungkin terjadi pada
seseorang dengan insomnia pada malam hari sebelumnya. Mengantuk dan
kurangnya konsentrasi pada siang hari ketika beraktivitas dapat berakibat fatal
hingga kematian, salah satunya mengemudi. Bahkan menurut Sudirman Lambali
selaku Ketua Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran 2014, mengantuk ketika
mengemudi merupakan salah satu penyebab terbesar tingginya angka kecelakan
bermotor di Indonesia, yaitu sebesar 70-80%.
Table 3.10 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 5
Apakah kamu tahu apa saja dampak terburuk dar insomnia? Jika ya, apa saja?
Jawaban Jumlah Persentase
Depresi 68 39.5%
Stress 120 69.8%
Mengalami masalah mental 37 21.5%
Berkeinginan bunuh diri 9 5.2%
Beresiko diabetes 34 19.8%
Beresiko penyakit jantung 67 39%
Tidak Tahu 28 16.3%
Others:
Tubuh lelah karena kurang istirahat
1
0.6%
Pola makan berantakan, obesitas 2 1.2%
Semuanya 1 0.6%
Beresiko penyakit hati 1 0.6%
Masuk angin 1 0.6%
Penyakit jantung, otak, hati, dan
mengganggu metabolism tubuh
1 0.6%
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
84
Kesimpulan: Dampak terburuk dari insomnia yang paling banyak diketahui oleh
responden adalah stress sebanyak 69.8%, disusul dengan depresi sebanyak 39.5%,
beresiko penyakit jantung sebanyak 39%, masalah mental sebanyak 21.5%, resiko
diabetes sebanyak 19.8%, dan keinginan bunuh diri sebanyak 5.2%. Sedangkan
16.3% dari jumlah responden masih tidak mengetahui dampak terburuk dari
insomnia.
Analisis: Penulis melihat lebih dari setengah jumlah responden yang belum
mengetahui secara pasti apa saja dampak terburuk insomnia. Penulis berasumsi
bahwa mayoritas responden masih hanya mengetahui dampak insomnia berefek
pada mental seperti stress dan depresi, tidak pada penyakit yang berisiko
menyerang secara fisik seperti diabetes dan penyakit jantung. Bahkan masih adanya
responden yang tidak mengetahui dampak terburuk dari insomnia membuat penulis
berasumsi bahwa perhatian masyarakat terhadap insomnia masih kurang.
Table 3.11 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 6
Apakah kamu tahu cara mengatasi insomnia yang kamu rasakan?
Jawaban Jumlah Responden
Ya 92 53.5%
Tidak 80 46.5%
TOTAL 172 100%
Kesimpulan: Lebih dari setengah responden dengan insomnia mengaku tahu cara
mengatasi insomnia yang dirasakannya, sedangkan 46.5% nya menjawab tidak
mengetahui cara mengatasi insomnia yang dirasakannya.
Analisis: Penulis berasumsi bahwa insomnia tidak asing lagi bagi responden dan
mereka dapat mengatasinya dengan cara mereka sendiri sekaligus membuat penulis
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
85
juga berasumsi bahwa responden cukup serius menanggapi dan peduli terhadap
dampak insomnia yang terjadi pada dirinya.
Table 3.12 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 7
Apakah tindakan yang biasa kamu lakukan ketika insomnia?
Jawaban Jumlah Responden
Mendengarkan lagu hingga tertidur 58 33.7%
Mematikan semua gadget dan alat elektronik di
sekitar Anda
63 36.6%
Berusaha untuk tidur dengan memikirkan hal-hal
indah
67 39%
Main gadget hingga tertidur 51 29.7%
Minum obat tidur 11 6.4%
Others:
Brainstorm ide
1
0.6%
Membaca buku/novel 2 1.2%
Berdzikir 1 0.6%
Meditasi beberapa menit 2 1.2%
Workout agar lelah 1 0.6%
Menghitung angka hingga tertidur 1 0.6%
Memikirkan dia (seseorang) 1 0.6%
Minum susu hangat 2 1.2%
Diam saja hingga tertidur 2 1.2%
Mematikan lampu 1 0.6%
Memikirkan project 1 0.6%
Nonton film sampai ketiduran 1 0.6%
Melakukan pernapasan 4. 7. 8 1 0.6%
Mengurangi aktivitas pada sore dan malam hari 1 0.6%
Membatasi waktu tidur 5 jam saja 1 0.6%
Mengosongkan pikiran 2 1.2%
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
86
Berdoa 1 0.6%
Menelepon teman lawan jenis 1 0.6%
Kesimpulan: Tindakan yang dilakukan oleh responden mayoritas menjawab
berusaha untuk tidur dengan memikirkan hal-hal indah yaitu sebanyak 39%, disusul
dengan mematikan semua gadget dan alat elektronik di sekitarnya sebanyak 36.6%,
mendengarkan lagu hingga tertidur sebanyak 33.7%, main gadget hingga tertidur
sebanyak 29.7%, dan minum obat hingga tertidur sebanyak 6.4%.
Analisis: Penulis berasumsi responden yang mengalami insomnia sebagian besar
telah menemukan cara untuk mengatasi insomnia yang mereka alami, namun
sebagian lainnya masih belum mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi
insomnia yang mereka alami dengan cara yang tepat.
Table 3.13 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 8
Apakah kamu pernah mendengar metode Sleep Hygiene sebelumnya?
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 13 7.6%
Tidak 159 92.4%
TOTAL 172 100%
Kesimpulan: Lebih dari setengah jumlah responden mengaku belum pernah
mendengar metode sleep hygiene yaitu sebanyak 92.4%, dan kurang dari 10%
responden yang bahkan pernah mendengar metode sleep hygiene.
Analisis: Penulis berasumsi bahwa responden masih asing dengan istilah metode
sleep hygiene karena kurangnya sosialisasi dan edukasi mengenai sleep hygiene itu
sendiri.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
87
Table 3.14 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 9
Apakah kamu pernah mempraktikkan metode Sleep Hygiene untuk mengatasi
insomnia yang kamu rasakan?
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 9 69.2%
Tidak 4 30.8%
TOTAL 13 100%
Kesimpulan: Lebih dari setengah jumlah responden yang mengetahui metode sleep
hygien, yakni 69.2% mengaku pernah mempraktikkan metode tersebut, dan 30.8%
lainnya mengaku tidak pernah mempraktikkannya.
Analisis: Dari jawaban responden, penulis berasumsi bahwa sebagian besar
responden mempunyai rasa ingin tahu dan peduli dengan insomnia yang
dialaminya, dan mencoba mempraktikkan sleep hygiene.
Table 3.15 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 10
Apakah kamu merasa kesulitan mempraktikkan metode Sleep Hygiene?
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 4 44.4%
Tidak 5 55.6%
TOTAL 9 100%
Kesimpulan: Lima puluh lima koma enam persen responden mengaku tidak
merasa kesulitan mempraktikkan metode sleep hygiene, sedangkan 44.4% lainnya
mengaku merasa kesulitan mempraktikkan metode tersebut.
Analisis: Penulis berasumsi bahwa responden yang merasa kesulitan
mempraktikkan metode sleep hygiene memiliki pola hidup yang kurang baik,
sehigga merasa kesulitan untuk mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
88
Table 3.16 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 11
Seberapa besar kamu merasa kesulitan mempraktikkan metode Sleep Hygiene?
Jawaban Jumlah Persentase
Sedikit sulit 1 25%
Sulit 2 50%
Sangat sulit 1 25%
TOTAL 4 100%
Kesimpulan: Lima puluh persen dari jumlah responden yang telah mencoba dan
kesulitan mempraktikan metode sleep hygiene merasa sulit untuk
mempraktikkannya, 25% menjawab sedikit sulit, dan 25% lainnya menjawab
sangat sulit.
Analisis: Penulis berasumsi bahwa responden yang merasa sulit untuk
mempraktikkan metode sleep hygiene dikarenakan kurangnya pengetahuan dan
kebiasaan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Table 3.17 Hasil Persentase Jawaban Pertanyaan Survey 12
Pilih beberapa metode Sleep Hygiene yang biasa kamu lakukan/ketahui:
Jawaban Jumlah Persentase
Mematikan lampu 11 84.6%
Tidak mengonsumsi makanan berat sebelum
tidur
2 15.4%
Olahraga ringan setiap hari 4 30.8%
Menghindari alcohol, nikotin, dan kafein
sebelum tidur
7 53.8%
Mandi air hangat sesaat sebelum tidur 3 23.1%
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
89
Kesimpulan: Mayoritas responden mengetahui/melakukan salah satu metode sleep
hygiene dengan mematikan lampu, yaitu 84.6%, disusul dengan menghindari
alcohol, nikotin, dan kafein sebelum tidur sebanyak 53.8%, olahraga ringan setiap
hari sebanyak 30.8%, mandi air hangat sesaat sebelum tidur sebanyak 23.1%, dan
tidak mengonsumsi makanan berat sebelum tidur sebanyak 15.4%.
Analisis: Penulis berasumsi bahwa pengetahuan responden akan sleep hygiene
masih buram melihat jawaban dengan angka persentase yang berbeda-beda,
padahal pilihan jawaban yang diberikan penulis semuanya merupakan metode sleep
hygiene.
3.1.7. Studi Eksisting
3.1.7.1. Insomnie Tweets
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
90
Gambar 3.8 Screenshot Video Clip Insomnie Tweets
(https://insomnia.youtube.com/watch?v=GxIuMDRWDps, 2017)
Insomnie Tweets merupakan kampanye komersial dengan tema melawan
insomnia dengan meberikan hadiah kepada mereka yang tidak bisa tidur
dengan kasur baru. Kampanye ini diadakan oleh Ikea di Paris dengan
berlatarbelakang pada Ikea yang mendeteksi ramainya tagar #Insomnie di
twitter dan akhirnya memutuskan untuk membantu mereka yang memiliki
masalah tidur.
Kampanye dilakukan di media sosial, yaitu twitter pada pukul 01.00
hingga 05.00 pagi hari. Semua orang di kota Paris yang berpartisipasi harus
men-tweet dengan tager #Insomnie #TeamInsomniaque dan mereka akan
memilih 3 orang karena telah memberikan kontribusi untuk melawan
insomnia, untuk mendapatkan kasur langsung dari Ikea dan dikirimkan
langsung ke rumah mereka.
a. Analisis Insomnie Tweets
Logo insomnie tweets memiliki bentuk logotype yang sederhana dengan
bulat sabit sebagai pengganti huruf ‘O’. Logo disesuaikan dengan
kampanye yang dilakukan pada malam hingga dini hari, yaitu pukul
01.00 sampai 05.00 pagi hari. Warna latar logo berwarna hitam yang
menggambarkan suasana malam hari dengan logotype berwarna putih
dan efek glow kebiruan di depannya yang menggambarkan para
penderita insomnia yang masih bangun pada malam hingga dini hari.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
91
Gambar 3.9 Logo Insomnie Tweets (https://insomnia.youtube.com/watch?v=GxIuMDRWDps, 2017)
Penyelenggaraan kampanye dilakukan melalui media sosial, yaitu
twitter karena adanya pertimbangan fitur trending topic dengan penggunaan
tager kampanye yang dapat membantu kampanye viral seketika apabila
partisipannya cukup banyak, dan kebiasaan penderita insomnia yang tidak
bisa tidur biasanya akan bermain gawai dan membuka media sosial. Bagi
masyarakat di Paris yang ingin berpartisipasi dalam kampanye juga sangat
mudah, hanya dengan menyertakan tager #Insomnie #TeamInsomniaque
dan berbagi pengalamannya mengenai insomnia yang dialaminya dan
menunggu keberuntungan mendapatkan kasur gratis dari Ikea.
b. Analisis SWOT
Table 3.18 SWOT Insomnie Tweets
STRENGTH
• Media utama melalui media
sosial yang memiliki interaksi
secara langsung dengan
partisipan kampanye
• Visual desain yang sederhana
(‘insomnie tweets’, dengan
WEAKNESS
• Menggunakan bahasa
Prancis, sehingga sulit untuk
dimengerti oleh negara lain
• Hanya menjangkau
masyarakat di Paris
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
92
huruf ‘o’ berbentuk bulan)
menjadi mudah dikenali
• Dari logo, audiens dapat
mengetahui dimana
kampanye dilaksanakan
OPPORTUNITY
• Dapat viral di media sosial,
terutama twitter karena
melibatkan tager dan
partisipasi audiens
• Kasur gratis yang dibagikan
sebagai bentuk reward dapat
menjadi viral dan tidak perlu
melakukan promosi lagi
THREAT
• Pengguna sosial media yang
pasif dan tidak proaktif
3.1.7.2. #EndangeredEmoji
Gambar 3.10 Screenshot Video Clip #EndangeredEmoji
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
93
(https://insomnia.youtube.com/watch?v=v26WWHUwj38, 2015)
Gambar 3.11 Website #EndangeredEmoji
(http://endangeredemoji.com, n.d.)
Gambar di atas merupakan salah satu kampanye yang dilakukan oleh WWF
pada tahun 2015 dengan berdonasi menggunakan 17 jenis emoji yang
merupakan hewan-hewan yang terancam punah, dengan platform yang
xdigunakan adalah twitter. Kampanye ini cukup berhasil, tweet pertama kali
yang disebarkan oleh WWF bahkan mendapatkan retweeted lebih dari
36.000 kali dengan 11.000 likes, dan 38.000 komentar. Selain itu juga WWF
berhasil mendapatkan lebih dari 59.000 donasi pada 2 bulan pertama sejak
kampanye diadakan (Boyd, 2017).
a. Analisis #EndangeredEmoji
Gaya visual yang digunakan kampanye adalah flat design style dengan
menggunakan karakter hewan-hewan langka yang terancam punah. Lagu
yang digunakan menarik perhatian audiens pada video kampanye adalah
lagu instrumental.
b. Analisis SWOT
Table 3.19 SWOT #EndangeredEmoji
STRENGTH
• Media utama melalui media
sosial yang memiliki interaksi
WEAKNESS
• Partisipan tidak mengetahui
jenis hewan secara jelas yang
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
94
secara langsung dengan
partisipan kampanye
• Partisipan dapat berdonasi
hanya dengan men-tweet
sesuai syarat, tanpa perlu
transaksi uang
• Kampanye bersifat
internasional, sehingga dapat
melibatkan banyak negara
akan punah melalui desain
visual yang sederhana,
kecuali mengunjungi website
WWF
OPPORTUNITY
• Dapat viral di media sosial,
terutama twitter karena
melibatkan tager dan
partisipasi audiens
• Menjangkau kaum milennial
yang aktif dan berempati
terhadap isu-isunya
THREAT
• Pengguna sosial media yang
pasif dan tidak proaktif
3.1.7.3. Bruno Mars – That’s What I Like Music Video Clip
Gambar 3.12 Screenshot Video Bruno Mars - That's What I Like (https://insomnia.youtube.com/watch?v=PMivT7MJ41M, 2017)
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
95
Gambar di atas merupakan salah satu music video clip yang menggunakan
teknik gabungan antara videografi dan motion graphic dalam pembuatanya.
Music video clip ini berhasil menarik cukup banyak viewers, yaitu mencapai
931.615.406 views di Youtube pada tanggal 20 September 2017 sejak
diluncurkan pertama kali pada tanggal 1 Maret 2017 lalu.
a. Analisis Bruno Mars – That’s What I Like Music Video Clip
Gaya visual yang digunakan pada music video clip dengan judul “That’s
What I Like” merupakan gabungan teknik videografi dan motion graphic
menarik untuk ditonton. Biaya produksi yang murah dengan hasil akhir
yang menarik merupakan salah satu impian setiap desainer. Gaya visual
pada video motion graphic yang digunakan merupakan kombinasi
videografi dan ilustrasi berupa doodle, yang cukup mudah dalam proses
pembuatannya, sehingga tidak memakan waktu banyak dalam proses
pembuatannya.
b. Analisis SWOT
Table 3.20 SWOT Bruno-Mars - That's What I Like music video clip
STRENGTH
• Gaya visual sederhana, unik
dan masih jarang digunakan
• Gaya visual yang digunakan
cenderung untuk target
penonton dewasa muda
hingga dewasa
WEAKNESS
• Memerlukan waktu latihan
yang mungkin melebihi
waktu proses produksi bagi
pemeran/aktor dalam video
OPPORTUNITY THREAT
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
96
• Minim biaya produksi dengan
hasil akhir yang menarik
• Durasi proses pembuatan
video tergolong cepat
• Audiens yang tidak
menyukai jenis ilustrasi yang
hanya menggunakan line art
3.1.7.4. #AdaAQUA
Gambar 3.13 Poster #AdaAQUA
(https://twitter.com/sehataqua/status/567262171596214273, n.d.)
Gambar diatas merupakan poster digital dari kampanye komersial
#AdaAQUA yang diadakan oleh PT Tirta Investama (Danone Indonesia)
pada tahun 2015 lalu. Pesan yang disampaikan oleh kampanye adalah untuk
mengajak orang agar sadar pentingnya minum air putih setiap hari. Target
audiens dari kampanye adalah anak muda yang disebarkan melalui media
sosial.
a. Analisis Kampanye
Gaya komunikasi yang digunakan pada kampanye ini adalah mengajak
audiens untuk berpikir kembali dengan pertanyaan mengenai kehilangan
fokus akan keseharian, dan selalui diakhiri dengan tager #AdaAQUA. Gaya
bahasa yang digunakan cenderung sederhana dan “kekinian” yang sesuai
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
97
dengan targetnya yang adalah anak muda. Selain itu, tager yang digunakan
cukup populer di kalangan pengguna media sosial karena gaya bahasa yang
cocok dengan keseharian anak muda pengguna media sosial pada saat ini.
b. Analisis SWOT
Table 3.21 SWOT #AdaAQUA
STRENGTH
• Gaya bahasa yang digunakan
adalah gaya bahasa yang
“kekinian”, sehingga
menarika perhatian audiens
• Penggunaan tager pada
kampanye memudahkan
audiens ingat pada produk
yang dikampanyekan
WEAKNESS
• Informasi mengenai
pentingnya minum air yang
merupakan pesan kampanye
tidak tersampaikan
OPPORTUNITY
• Minim biaya kampanye yang
hanya menggunakan media
sosial
• Mempunyai kesempatan
menjadi viral di media sosial
dengan tager yang digunakan
oleh audiens
THREAT
• Pengguna media sosial yang
pasif dan tidak proaktif
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
98
3.2.1. Kampanye
3.2.1.1. Perancangan Logo
Menurut Bluesodapromo (2013), logo merupakan suatu gambar yang
dimaksudkan sebagai wajah perusahaan, melalui warna, font, simbol atau
tanda yang memberikan informasi secara tidak langsung mengenai identitas
perusahaan. Logo dibuat untuk memberikan nama dari brand suatu
perusahaan, sehingga ketika audiens melihat suatu produk dengan logo,
audiens tidak akan kebingungan untuk menyebut nama produk tersebut
(hlm. 5-6).
Beberapa langkah dan aturan dalam membuat sebuah logo menurut
Bluesodapromo (2013), yaitu: (hlm. 9-11)
1. Membuat sketsa alternatif bentuk logo yang diinginkan sebanyak-
banyaknya
2. Logo yang dibuat adalah dalam bentuk sesederhana mungkin agar
mudah dikenali dan diingat oleh audiens
3. Menggunakan warna yang mewakili kepribadian atau identitas
perusahaan, dan jauhi warna-warna terang yang menyakitkan mata
seperti warna neon dan warna cerah.
4. Membuat logo dalam warna hitam putih terlebih dahulu, apabila
logo tidak tampil menarik maka warna lain pun kemungkinan besar
tidak akan cocok pada logo
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
99
5. Tipografi menjadi bagian penting dalam logo, dan jenis fonttype
yang digunakan sebaiknya mewakili brand
6. Hindari penggunaan dropshadow atau efek gradasi pada logo, tetap
pada konsep logo yang sederhana
7. Keseimbangan antara tipografi dan simbol pada logo sangat penting,
baik dalam ukuran maupun tebal tipisnya garis outline yang
digunakan pada logo
8. Jangan meniru logo yang sudah ada sebelumnya, buatlah logo
dengan original style yang dimiliki
3.2.1.2. Perancangan Copywriting
Copywriting merupakan salah satu bagian terpenting dari berbagai jenis
komunikasi. Melalui copyrwriting, audiens dapat melihat ekspresi
kreativitas penulis tetapi tidak kepribadian penulisnya. Seorang copywriter
menyuarakan secara jelas sesuatu yang ditawarkan kepada audiens berupa
teks dalam konten yang menarik perhatian dan mudah dimengerti oleh
audiens (Shaw, 2009, hlm. 9-14).
Menurut Shaw (2009), jenis-jenis copywriting terdiri dari: (hlm. 36-
182)
1. Writing for advertising and direct marketing
Target audiens adalah tipe yang memilih jenis media dan informasi
yang mereka inginkan, cenderung tidak mempercayai pesan dari
suatu tulisan dan tidak mempunyai waktu untuk berbasa-basi,
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
100
sehingga copywriting yang tepat adalah langsung dan tepat pada apa
yang dibutuhkan oleh audiens.
2. Writing for retailing and products
Copywriting yang dibuat memiliki karakteristik yang dapat menarik
audiens menjadi konsumen brand dari suatu produk dan menjadi
pelanggan tetap. Tujuan dari copywriting for retailing and products
adalah untuk memudahkan calon konsumen menemukan barang
yang mereka cari.
3. Writing for catalogues
Copywriting dalam jenis katalog apapun harus memiliki daya tarik
audiens, mengarahkan pembaca, dan mengarahkan pada produk
yang menarik yang dijual dalam katalog tersebut.
4. Writing for company magazines and newsletters
Merupakan tipe copywriting yang membutuhkan pendekatan
jurnalistik yang dikombinasikan dengan gaya asli penulis sebagai
copywriter dengan tujuan mengajak keikutsertaan audiens dalam
ajakan yang diajukan oleh perusahaan.
5. Writing for websites and digital formats
Pada era revolusi digital, kualitas dari suatu konten merupakan
elemen terpenting untuk mengkomunikasikan informasi yang ingin
disampaikan kepada audiens, bahkan beberapa dapat berupa konten
yang mempengaruhi dan merubah kebiasaan masyarakat dalam
jumlah besar.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
101
6. Writing for brand, marketing and internal communications
Identitas brand membentuk suatu persepsi dalam benak konsumen
maupun calon konsumen, dan apabila persepsi konsumen/calon
konsumen sesuai dengan realita brand, maka brand akan sangat
mungkin menjadi bagian dari kehidupan konsumen. Oleh sebab itu,
copywrting untuk suatu brand merupakan bentuk persuasi utama
yang dapat mengontrol dan mengatur calon konsumen atau
konsumen untuk menjadi pelanggan tetap.
3.2.1.3. Tipografi
Menurut Cullen (2005), tipografi merupakan bahasa yang terlihat. Tipografi
menghidupkan komunikasi yang diibaratkan seperti suara yang beresonansi
pada permukaan kertas dan mengatur nada pada desain (hlm. 89-90).
Menurut White (2007), visual gambar memberikan penglihatan yang lebih
jelas pada pembaca, sedangkan tipografi menyampaikan pesan dan arti dari
visual gambar tersebut, diibaratkan memberikan nada pada suatu suara dan
perasaan, serta memberikan penjelasan jika digunakan pada kepentingan
komersial. Tipografi meerupakan terjemahan dari kata-kata menjadi
informasi yang dapat dilihat secara visual (hlm. 141).
Beberapa fungsi tipografi: (Cullen, 2005, hlm. 90-93)
1. Tipografi menyatukan antar elemen visual desain yang ada, sehingga
elemen-elemen desain yang ada saling melengkapi dan saling
berdampingan
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
102
2. Tipografi yang teratur menentukan keterbacaan dan pemahaman
informasi kepada audiens
3. Tipografi berperan sebagai pemimpin yang mengarahkan audiens
untuk menentukan arah flow membaca
4. Tipografi secara estetika merupakan kerangka yang membatasi
imajinasi antara audiens yang satu dengan yang lainnya dalam
mengartikan suatu informasi
Karakteristik tipografi menurut Cullen (2005), meliputi: (hlm. 91-93)
1. Classification (klasifikasi)
Sistem klasifikasi mengatur typeface pada kelompok-kelompok
menurut kesamaan karakteristik yang meliputi ketebalan garis, tipe
serif atau sans serif, atau ketegangan karakter yang dapat dilihat dari
sudut karakter apakah square atau rounded. Enam klasifikasi
typeface meliputi: Old Style, Transitional, Modern, Slab Serif, Sans
Serif, dan Decorative Typeface.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
103
Gambar 3.14 Typographic Classification (Rand, 2007, hlm. 91)
2. Style, weight, and width
Style dari typeface dapat dilihat dari apakah dia regular, italic, atau
bold. Italic dan bold dibutuhkan untuk memberikan penekanan dan
memberikan tampilan yang kontras dari segi visual, selain itu juga
digunakan untuk menentukan perbedaan kepentingan informasi
yang ada pada teks. Sedangkan weight mengacu pada terang
gelapnya suatu bentuk huruf yang dapat dilihat dari width
(ketebalan) stroke typeface.
3. X-height and cap height
X-height mengacu pada tinggi rendahnya huruf pada lowercase
tanpa memperhitungkan ascender dan descender. X-height dari
suatu huruf dapat diketahui dengan mudah melalui huruf lowercase
‘x’. Sedangkan cap height mengacu pada tinggi rendahnya huruf
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
104
pada capitar letters, dari batas terendah baseline hingga batas
teritinggi capline.
Gambar 3.15 Typographic x-height and cap height (https://en.wikipedia.org/wiki/Ascender_(typography), 2017)
4. Counters
Counters merupakan jarak antar huruf yang mempengaruhi
keterbacaan dan kepadatan typeface, tergantung pada tipe dan
ukuran typeface.
5. Small Capitals
Merupakan huruf kapital yang memiliki ukuran sama tinggi dan
sama besarnya dengan huruf lowercase. Small capitals digunakan
ketika akronim atau singkatan muncul ditengah-tengah kalimat.
Dibandingkan menggunakan huruf kapital dengan ukuran yang lebih
besar terkesan mengganggu perhatian membaca, small capitals
menjadi solusi terbaik, sehingga flow membaca tidak terganggu.
6. Lining and non-lining figures
Typeface memiliki satu atau dua set berupa angka, yaitu set dengan
lining figures yang memiliki ukuran tinggi dan lebar yang sama
dengan huruf kapital, dan non-lining figures yang memiliki ukuran
sama dengan x-height atau huruf lowercase.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
105
Gambar 3.16 Typographic lining and non-lining figures (https://insomnia.typography.com/fonts/archer/features/archer-numerics, n.d.)
7. Ligatures
Merupakan karakter yang didesain khusus untuk menggabungkan
dua atau tiga huruf menjadi satu kesatuan. Ligatures menggantikan
huruf yang saling bertabrakan untuk alasan keterbacaan. Ligature
yang umum mencakup ff, ffi, ffl, dan fj.
Gambar 3.17 Typographic ligatures (https://nedbatchelder.com/blog/201604/latos_unfortunate_ligatures.html, 2016)
Menurut Carter (2007), dalam menyampaikan pesan yang paling
efektif adalah melalui tipografi. Tipografi merupakan sebuah bahasa yang
dapat mengedukasi, memberikan informasi, membujuk dan menghibur.
Sebuah tipografi dapat menyampaikan pesan secara verbal dan visual,
sehingga ketika sebuah pesan disampaikan secara lisan dan tipografi terbaca
oleh audiens maka pesan yang disampaikan melalui tipografi yang
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
106
digunakan akan semakin kuat. Perubahan yang dramatis pada bentuk suatu
tipografi membuat pesan yang ingin disampaikan melalui tipografi dapat
menjadi sangat ekspresif dalam berkomunikasi. Sebuah tipografi ada untuk
dibaca, dilihat, didengar, dirasakan dan dialami sebagai pengalaman.
Sebagai representasi dari bahasa verbal, tipografi harus dapat
berkomunikasi dengan audiens. Fungsi dan peran tipografi ini terpenuhi
apabila audiens mengerti dengan jelas pesan apa yang ingin disampaikan
oleh seseorang melalui tipografi yang digunakan, meskipun dampak dari
sebuah pesan yang disampaikan melalui tipografi tidak dapat diukur.
Namun, tipografi dapat memberikan dampak jangka panjang pada audiens
yang menerima dan mengerti maksud dari pesan yang ingin disampaikan,
seperti pesan yang ingin disampaikan untuk memengaruhi suatu perubahan
sosial, politik atau ekonomi. Hasil dari sebuah pesan dianggap efektif atau
tidaknya melalui tipografi yang digunakan merupakan keputusan dari logika
dan intuisi seseorang (hlm. 111-114).
3.2.1.4. Layout
Menurut White (2007), layout merupakan proses mengorganisasikan
elemen-elemen desain pada komposisi yang menarik untuk dilihat dan
dibaca (hlm. 62). Menurut Cullen (2005), layout tidak terlepas dari grid
yang digunakan unutk menjelaskan struktur suatu desain. Grid membantu
desainer untuk mengontrol, membuat koneksi visual, dan menyatukan
desain (hlm. 53). Adapun fungsi dari grid meliputi control, organization,
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
107
rhythm, harmony, unity, dynamism, readibilty, movement, balance,
direction, contrast, interaction, dan order (hlm. 61).
Menurut Cullen (2005), anatomi dari sebuah grid terdiri dari:
(hlm.56-59)
Gambar 3.18 The anatomy of grids (Cullen, 2005, hlm.56)
1. Margins
Margin berfungsi untuk menentukan area yang aktif pada suatu
halaman dan mengarahkan pembaca pada elemen visual. Margin yang
lebih sempit akan menambah area yang biasanya digunakan untuk
desain yang lebih kompleks. Sedangkan margin yang lebih luas akan
menambah area aktif dari suatu halaman, sekaligus area kosong atau
yang biasa disebut dengan white space.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
108
Namun margin tidak dimaksudkan untuk memerangkap/membatasi
elemen visual yang dikomposisikan, bahkan dalam beberapa desain,
elemen visual dapat keluar dari margin.
2. Colums
Kolom merupakan pembagian ruang desain secara vertikal untuk
mengatur elemen visual. Kolom dapat membantu untuk membagi
spesifikasi konten informasi.
3. Column intervals
Merupakan jarak yang ada antar kolom. Column intervals menjadi
penting ketika posisi elemen visual yakni berupa teks, berada pada
posisi yang sama, sehingga diperlukan jarak agar audiens tidak
kebingungan dengan arah flow membaca.
4. Flowlines
Flowlines membagi halaman secara horizontal yang sekaligus dapat
menciptakan ruangan untuk meletakkan elemen visual. Flowlines
merupakan panduan bagi desainer untuk menetapkan keselaran desain
di seluruh halaman.
5. Grid modules
Merupakan ruang kosong yang diakomodasikan untuk meletakkan
elemen visual. Penggunaan grid modules dapat meningkatkan harmoni,
ritme, dan ketegangan desain, serta mengeliminasi elemen visual yang
berulang.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
109
Menurut Tondreau (2009), berikut beberapa jenis struktur dasar dari
grid: (hlm. 22-102)
1. Single column grid
Gambar 3.19 Single column grid
(Layout Essentials, 2009, hlm. 11)
Single column digunakan dengan mempertimbangkan subjek
pembahasan, sehingga audiens tidak sulit untuk membaca informasi
yang ada. Single column biasa digunakan pada essay, laporan, ataupun
buku. Selain itu, grid jenis ini dapat memberikan kesan klasik atau
netral. Letak teks ataupun gambar berada pada satu kolom yang sama
pada satu halaman.
2. Two column grid
Gambar 3.20 Two column grid (Layout Essentials, 2009, hlm. 11)
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
110
Jenis grid ini digunakan untuk mengatur agar teks yang berisi beragam
informasi mudah dibaca oleh pembaca dengan membagi informasi
dalam 2 kolom secara vertikal dalam satu halaman seperti pada gambar.
Kolom dapat dibagi dalam lebar kolom yang sama atau berbeda antara
yang satu dengan yang lain, juga kolom tidak harus selalu berisi
informasi berupa teks, tetapi juga dapat berupa gambar.
3. Three column grid
Gambar 3.21 Three column grid (Layout Essentials, 2009, hlm. 11)
Jenis grid ini memiliki kesamaan dengan two column, yaitu untuk
mengatur teks agar mudah dibaca oleh pembaca, namun dengan
membagi informasi dalam 3 kolom secara vertikal.
4. Multicolumn grids
Gambar 3.22 Multicolumn Grids (https://id.pinterest.com/pin/95420085833309258/, 2010)
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
111
Multicolumn cenderung lebih fleksibel dalam pengorganisasian atau
pengaturan informasi yang akan disampaikan dibandingkan dengan
single atau two column. Biasanya jenis grid ini digunakan pada majalah
dan website. Multicolumn membagi halaman dalam beberapa kolom
secara vertikal dan horizontal sekaligus.
5. Modular grids
Gambar 3.23 Modular Grids (http://eyelearn.org/ma-stu-gallery/gridEssay-2013/sibylle/, n.d.)
Modular menggunakan kombinasi kolom baik secara horizontal
maupun vertikal yang mengatur struktur grid terlihat seperti persegi
kecil. Grid jenis ini biasa digunakan pada koran, kalender, dan tabel.
6. Horizontal hierarchy grids
Gambar 3.24 Horizontal hierarchy grids (Layout Essentials, 2009, hlm. 102)
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
112
Jenis grid ini biasa dapat ditemukan pada signage dan website, dengan
membagi halaman dalam bentuk kolom secara horizontal.
3.2.1.5. Warna
Menurut Sutton (2004), warna mempengaruhi seseorang secara psikis,
mental dan emosi. Oleh karena itu, setiap warna mewakili arti tertentu,
seperti: (hlm. 158-175)
1. Warna biru muda dan warna biru merupakan warna yang tenang dan
menyenangkan, bahkan faktanya menatap warna biru dapat mengurangi
kecepatan denyut jantung, laju respirasi dan menurunkan tekanan
darah. Warna biru yang berdampak positif juga dapat ditemukan dalam
keseharian kita seperti ketika kita menatap langit dan laut yang biru.
Sedangkan warna biru tua (navy blue), merupakan warna yang
merepesentasikan kesetiaan, kejujuran dan dapat dipercaya. Warna biru
juga dipercaya sebagai simbol dari kejujuran, pemberi harapan dan
dapat dipercaya. Warna biru yang muda dan lembut cenderung
memberikan kesan ramah dan disukai, sedangkan warna biru yang
gelap cenderung memberikan kesan yang lebih serius.
2. Warna kuning secara psikologi merupakan warna yang menunjukkan
kebahagiaan, senang, optimisme dan spontanitas. Warna kuning yang
diasosiasikan dengan matahari juga membuat kuning dapat memiliki
arti kebijaksanaan, intelektual dan imajinasi. Secara ilmiah, warna
kuning cenderung cepat ditangkap dan diingat oleh otak yang dapat
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
113
menstimulasi sistem saraf dan pikiran, sehingga warna kuning
merupakan warna yang paling mendukung daya ingat.
3. Warna ungu sering dikatakan sebagai warna delusi dari kemewahan.
Pada masa romawi kuno, warna ungu diasosiasikan dengan kekayaan,
kesetiaan dan keborosan. Namun pada masa sekarang, warna ungu
cenderung memberikan kesan memelihara, bergairah dan
menyenangkan. Warna ungu dapat menimbulkan berbagai macam
emosi tergantung dari shade warna ungu tersebut, seperti warna ungu
yang gelap dapat memberikan kesan yang membuat depresi dan serius.
Warna ungu yang lebih banyak mengandung warna merah dalam
komposisinya yang menghasilkan warna fushcias merupakan warna
yang membawa banyak energi, sehingga dapat memberikan kesan
senang, seru dan menggairahkan dibandingkan dengan warna ungu
yang cenderung lebih banyak mengandung warna biru seperti violet dan
lavender yang memberikan kesan romantisme dan nostalgia.
4. Warna hijau merepresentasikan kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan, dan merupakan warna yang paling santai dan
menenangkan di antara spektrum warna lainnya. Secara psikologi,
warna hijau dapat ditangkap secara langsung oleh retina tanpa dibiaskan
yang membuat warna hijau mudah untuk dilihat oleh mata. Warna hijau
juga dapat memberikan berbagai kesan dan pesan tergantung dari shade
warnanya, seperti warna hijau yang terang mengingatkan orang akan
musim semi, alam, kehidupan dan semangat muda.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
114
5. Warna hitam merupakan warna yang sangat kuat, sehingga secara
psikologi memberikan kesan berkuasa, berwibawa, serius, misterius
dan apabila digunakan pada secara berlebihan dapat memberikan kesan
agresif.
Menurut Mccann (2013), berdasarkan studi yang dilakukan oleh
Travelodge dari 2000 rumah yang diobservasi untuk mengetahui pengaruh
warna kamar tidur terhadap kualitas tidur seseorang, warna lembut seperti
kuning, biru dan hijau memberikan kualitas dan kuantitas tidur yang terbaik,
yaitu hampir mencapai 8 jam per harinya. Idzikowski, seorang ahli tidur dari
The Edinburgh Sleep Centre juga menyatakan bahwa dengan adanya
reseptor yang disebut dengan sel ganglion pada retina mata yang sensitif
terhadap warna biru memberikan informasi di bawah kesadaran kita selama
24 jam, dan informasi tersebut mempengaruhi bagaimana interaksi
keseharian antara cahaya, tidur dan kesadaran.
Gambar 3.25 Pengaruh warna kamar terhadap kuantitas waktu tidur
(http://insomnia.dailymail.co.uk/news/article-2325476/Want-good-nights-sleep-Find-
colours-use-bedroom-avoid-decent-kip.html, 2013)
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
115
3.2.1.6. Segmentasi, Target dan Posisi
a. Segmentasi
1. Demografis:
• Kaum dewasa muda – dewasa, usia 21-31 tahun
• Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
• Pendidikan : minimal SMA
• Pekerjaan : mahasiswa
• Status ekonomi : menengah ke bawah
Demografi ditentukan berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh
penulis dengan hasil usia yang paling banyak mengalami/pernah
mengalami insomnia adalah usia 21-31 tahun baik laki-laki maupun
perempuan, dengan pekerjaannya adalah mahasiswa dan sudah memiliki
penghasilan sendiri.
2. Geografis:
• Kota-kota besar di Indonesia
Geografis ditentukan berdasarkan studi yang dilakukan penulis melalui
media internet dimana masyarakat Indonesia masih kurang aware dan
menganggap remeh insomnia.
3. Psikografis:
• Kaum dewasa muda hingga dewasa yang memiliki akun media sosial
untuk mendapatkan informasi
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018
116
• Memiliki rasa tanggung jawab dan peduli terhadap kesehatan diri
sendiri
b. Target
Kampanye memiliki target kaum dewasa muda - dewasa di Indonesia, usia
21-31 tahun yang memiliki akun media sosial dan sering mencari informasi
melalui media sosial.
c. Posisi
Posisi kampanye yang akan menjadi perancangan adalah sebagai edukasi
dan persuasi dalam mengajak kaum dewasa muda – dewasa di Indonesia
untuk mengatasi insomnia sedini mungkin yang masih dianggap remeh.
Kampanye ini bertujuan untuk mengubah pola perilaku target kampanye
agar aware mengenai insomnia, sehingga menjadi lebih tahu dan teredukasi,
dan memberi tahu cara mengatasinya dengan metode sleep hygiene yang
dapat diterapkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari, serta turut
bergabung untuk menyebarkan pesan kampanye ke masyarakat luas.
Perancangan Kampanye Sosial..., Cynthia Sinjaya, FSD UMN, 2018