25

Click here to load reader

LITERASI 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

IMPLEMENTASI PENDEKATAN STM DALAM PEMBELAJARAN IPA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN

TEKNOLOGI SISWA KELAS IV SD NO 6 BANJAR JAWA SINGARAJA

olehRai Sujanem

Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran fisika dengan menerapkan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam upaya meningkatkan kualitas aktivitas, literasi sains dan teknologi, serta respon siswa kelas IV SD No 6 Banjar Jawa Singaraja . Penelitian tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus. Subjek dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas IV SD No 6 Banjar Jawa Singaraja, sedangkan objek penelitian tindakan ini adalah pembelajaran IPA dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), aktivitas, literasi sains dan teknologi, serta respon siswa terhadap pendekatan STM dalam pembelajaran IPA. Data tentang aktivitas siswa dijaring dengan metode observasi. Data literasi sains dan teknologi dikumpulkan dengan metode tes. Sedangkan data tentang respon siswa dikumpulkan dengan kuesioner. Dengan menggunakan analisis deskriptif, diperoleh temuan bahwa implementasi pendekatan STM dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD No 6 Banjar Jawa Singaraja dapat (1) meningkatkan kualitas aktivitas siswa dari kategori cukup aktif pada siklus I menjadi aktif pada siklus II dan III, (2) meningkatkan kualitas literasi sains dan teknologi siswa yaitu dari kategori cukup pada siklus I menjadi kategori baik pada siklus II dan III, dan (3) respon siswa terhadap implementasi pendekatan STM dalam pembelajaran IPA termasuk katagori baik. Berdasarkan temuan ini, disarankan kepada guru IPA untuk dapat mengoptimalisasi penerapan pendekatan STM dalam pembelajaran IPA secara berkesinambungan dalam ______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

793

Page 2: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

upaya meningkatkan kualitas aktivitas siswa, literasi sains dan teknologi, serta mengarahkan respon siswa ke arah yang positif terhadap pembelajaran IPA.

Kata kunci : pendekatan STM, literasi sains dan teknologi

ABSTRACT

The aim of this action research was to improve the quality of science learning by applying Science Technology Society (STS) in an effort to improve the qualification of the student activities, scientific literacy and technology, and students responses in class IV of SD No 6 Banjar Jawa Singaraja. The action research was carried out in three cycles. The subjects were the students of class IV of SD No 6 Banjar Jawa Singaraja and the objects were the science learning using STS, activities, scientific literacy and technology, and student response. The data about the students’ scientific literacy and technology were collected by testing. The data about students’ activity were collected by doing observation whereas the data about student responses were collected by providing questionnaire. By using descriptif analyses it was found that the implementation of STS approach in science learning in class IV SD No 6 Banjar Jawa Singaraja: (1) could improve the qualification of students’ activity,i.e., from category active enough in cycle I, to category active in cycle II and III, (2) could improve the qualification of the students’ scientific literacy and technology from category adequate in cycle I to category good in cycles II and III, and (3) student responses to the implementation of STS approach in science learning was good. In the light of the above findings, it is recommended to science teachers to optimize the STS implementation in science learning continuously in the effort to improve the the quality of stidents’ activity, scientific literacy and technology, and to direct student responses toward positive oreintation in science learning.

Key words : STS approach, science literacy and technology

______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

794

Page 3: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

1. Pendahuluan

Dewasa ini, kita berada pada abad ke-21 yang merupakan era

globalisasi. Abad ini dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi

informasi. Perubahan yang sangat cepat dan dramatis dalam bidang ini

merupakan fakta dalam kehidupan siswa. Pengembangan kemampuan

siswa dalam bidang sains (IPA) merupakan salah satu kunci keberhasilan

peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan

memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi. Untuk dapat

menyikapi perkembangan iptek yang begitu cepat dalam era globalisasi ini,

literasi sains bagi masyarakat akan menjadi kebutuhan yang tak dapat

ditunda. Literasi sains sangat penting dalam lapangan pekerjaan. Banyak

sekali pekerjaaan yang membutuhkan keterampilan tingkat tinggi,

membutuhkan tenaga kerja yang dapat belajar, bernalar, berpikir kreatif,

membuat keputusan, dan memecahkan masalah. (Klausner, 1996:1).

Namun, dalam pembelajaran sains khususnya di Sekolah Dasar No 6 Banjar

Jawa, perhatian guru untuk mengembangkan literasi siswa sangat kurang.

Guru lebih cenderung berorientasi pada materi yang tercantum pada

kurikulum dan soal-soal ujian, tanpa menyentuh aspek keterkaitan antara

sains teknologi, dan masyarakat. Hal ini terungkap dari hasil wawancara

dari beberapa siswa. Siswa tak dapat menjelaskan mengapa perahu yang

besar dapat mengapung di air, sedangkan jarum yang kecil tenggelam,

padahal siswa telah memperoleh pelajaran tentang tenggelam, melayang,

dan mengapung. Demikian pula siswa tak dapat menjelaskan mengapa

kapal laut atau perahu, atau boat, bagian ujung-ujungnya dibuat agat lancip,

padahal siswa telah mendapat pelajaran tentang tekanan.

Seiring dengan permasalahan ini, dilakukan observasi dan

wawancara yang lebih intensif pada siswa kelas IV SD 6 Banjar Jawa

Singaraja. Temuan-temuan yang diperoleh sebagai berikut. (1) ______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

795

Page 4: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

Pembelajaran yang dilaksanakan selama ini didominasi oleh penggunaan

metode ceramah. Penyajian materi pelajaran sains (IPA) di sekolah masih

semata-mata berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum

dan buku teks. Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengaitkan teori dengan isu-isu sosial dan teknologi yang ada di

masyarakat dan lingkungan mereka. Demikian pula guru tidak memberi

peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan literasi sains.

(2) Bagi para siswa, belajar sains tampaknya hanya untuk keperluan

menghadapi ulangan atau ujian, dan terlepas dari permasalahan-

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran sains

dirasakan sebagai beban yang harus diingat, dihafalkan, dan dipahami dan

tidak dirasakan maknanya bagi kehidupan mereka sehari-hari.

Kekurangbermaknaan materi sains bagi siswa akan menyebabkan

kurangnya minat dan motivasi belajar. Hal tersebut juga akan bermuara

pada rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran sains. (3) Sumber-

sumber belajar sains yang terdapat di masyarakat belum dimanfaatkan

secara optimal untuk kepentingan pembelajaran. Guru sains masih berfokus

hanya pada penggunaan buku teks sebagai sumber belajar.

Bertitik tolak dari beberapa permasalahan yang dikemukakan di

atas, dicobakan pembelajaran sains yang dapat mengaitkan antara sains

teknologi dan masyarakat. Salah satu pendekatan pembelajaran sains yang

dapat mengantarkan siswa menuju individu yang literasi sains dan

teknologi adalah pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) (Yager,

1996) Pendekatan STM adalah merupalan perekat yang mempersatukan

sains, teknologi dan masyarakat (Rustum,1985). Melalui pendekatan STM,

siswa diberi kesempatan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains

untuk mengurangi atau mencegah kemungkinan dampak negatif yang

mungkin timbul dari munculnya produk teknologi ini terhadap lingkungan ______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

796

Page 5: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

dan masyarakat (Sadia, 1998). Ciri-ciri pendekatan STM antara lain :

difokuskan pada isu-isu sosial dan teknologi di masyarakat dan lingkungan

yang terkait dengan konsep atau prinsip sains yang akan dikaji

(Yager,1992). Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan minat siswa

terhadap sains serta membentuk pribadi siswa yang literasi sains dan

teknologi. (Yager, 1996; Hidayat, 1992).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut. (1) Apakah implementasi pendekatan STM

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran sains? (2) Apakah

implementasi pendekatan STM dapat meningkatkan literasi sains dan

teknologi siswa ? (3) Bagaimanakah respon siswa terhadap implementasi

pembelajaran fisika berpendekatan STM ?

Tujuan yang ingin dicapai adalah (1) meningkatkan aktivitas belajar

siswa, (2) meningkatkan literasi sains dan teknologi, (3) mendeskripsikan

respon siswa terhadap pendekatan STM.

Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menyiapkan

para siswa menjadi warga yang memiliki literasi sains, sehingga mereka

dapat secara aktif memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari dan mampu mengantisipasi dampak negatif sains dan

teknologi. Di samping itu, mengingat penelitian tindakan ini sifatnya

kolaborasi bagi guru IPA, diharapkan guru IPA akan memperoleh

pengalaman tentang tehnik merancang dan mengimplementasikan

pembelajaran sains dengan pendekatan STM.

2. Metode Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD No 6 Banjar Jawa

Singaraja tahun pelajaran 2001/2002, sedangkan objeknya adalah

______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

797

Page 6: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

pendekatan STM, aktivitas siswa, literasi sains dan teknologi, dan respon

siswa.

Penelitian tindakan ini dilaksanakan selama 6 bulan yang dibagi

dalam tiga siklus. Prosedur penelitian tindakan kelas ini untuk masing-

masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan,

tahap evaluasi tindakan dan tahap refleksi tindakan.

Siklus ke-1

Pada siklus ke-1, dikaji pokok bahasan air dengan subpokok

bahasan aliran air, sifat permukaan air, dan bentuk air yang berubah-ubah.

Rincian kegiatan pada masing-masing tahapan penelitian adalah sebagai

berikut.

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan meliputi

dua hal, yakni (a) Peneliti bersama guru secara kolaboratif menyusun

rancangan pembelajaran sains berpendekatan STM dan menyusun lembar

kerja siswa (LKS) yang berpendekatan STM, dan (b) Peneliti dan guru

secara kolaboratif menyusun instrumen penelitian : pedoman observasi, tes

literasi sains, serta angket respon siswa.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksana tindakan di kelas adalah guru sains kelas IV. Kegiatan

yang dilaksanakan adalah (a) memberikan orientasi materi pelajaran,

sumber wajib, sumber pendamping, model pembelajaran yang akan

diterapkan, (b) membentuk kelompok dengan anggota 4-5 orang siswa, (c)

melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan STM yang terdiri dari 5

fase yaitu fase apersepsi atau eksplorasi, fase pembentukan konsep, fase

aplikasi konsep, fase pemantapan konsep, dan fase evaluasi. Pada fase

apersepsi atau eksplorasi, guru memotivasi siswa dengan mengaitkan bahan ______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

798

Page 7: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

kajian dengan isu-isu sosial dan teknologi, dan guru memfasilitasi dalam

mengeksplorasi isu-isu sosial dan teknologi. Pada fase pembentukan

konsep, guru memfasilitasi siswa dalam memecahkan masalah yang

diangkat dari isu-isu sosial dan teknologi. Pemecahan masalah dilakukan

melalui penyelidikan atau percobaan. Pada fase ini pula, siswa diberikan

kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan merangkai alat,

menggunakan alat, mengukur, mengumpulkan data, menganalisis data, dan

melaporkan hasil percobaannya. Guru berperanan sebagai fasilitator dan

mediator dan memperkenalkan konsep-konsep atau istilah-istilah yang

terkait dengan temuan-temuan dalam pembelajaran. Pada fase aplikasi

konsep, siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan konsep-konsep

sains yang telah dikaji dalam kehidupan sehari-hari dan mencari kaitan

antara sains dan teknologi serta masyarakat. Pada fase pemantapan konsep,

guru menyajikan bukti-bukti berdasarkan pandangan para ilmuwan dalam

menjelaskan masalah untuk mengubah miskonsepsi siswa. Pada fase

evaluasi siswa diberikan kuis atau guru mengajukan pertanyaan kepada

siswa.

3) Observasi/Evaluasi

Langkah-langkahya adalah sebagai berikut. (a) Pada setiap

pembelajaran, peneliti mengobservasi proses pelaksanaan tindakan dan

interaksi siswa dalam kelas. (b) Pada setiap akhir pembelajaran, peneliti

dan pelaksana tindakan mengadakan pertemuan untuk membahas hasil

monitoring yang dilakukan selama pembelajaran. (c) Pada setiap akhir

siklus, peneliti dan pelaksana tindakan mengevaluasi hasil-hasil literasi

sains dan teknologi. (d) Pada setiap akhir siklus, peneliti dan pelaksana

tindakan mengevaluasi respon siswa terhadap proses pembelajaran sains

berpendekatan STM.

______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

799

Page 8: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

4) Refleksi

Refleksi dilakukan pada setiap akhir siklus pembelajaran. Sebagai

dasar refleksi di setiap akhir pembelajaran adalah kendala-kendala yang

dialami siswa dalam pembelajaran sains berpendekatan STM, baik yang

menyangkut pemecahan masalah yang ada pada LKS, alokasi waktu yang

tersedia, tingkat kesukaran masalah, metode pemecahan masalah, maupun

yang menyangkut kemampuan siswa berinteraksi dengan siswa lain dan

guru. Dasar refleksi pada akhir siklus adalah aktivitas siswa secara

akumulatif, literasi sains dan teknologi, serta respon siswa terhadap

pembelajaran yang telah berlangsung. Hasil-hasil refleksi tersebut,

selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menyempurnakan tahapan-

tahapan penelitian pada sikluske-2.

Siklus ke-2

Pada siklus ke-2, dikaji pokok bahasan air dengan subpokok

bahasan air memiliki tekanan, air dapat berubah wujud, air dapat meresap,

dan air dapat melarutkan berbagai macam zat. Waktu yang diperlukan

dalam pelaksanaan siklus II ini sama seperti pada siklus I, yaitu sebanyak 6

kali pertemuan. Rincian kegiatan pada masing-masing tahapan penelitian

secara garis besarnya sama dengan kegiatan pada siklus ke-1, namun

dilakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus

sebelumnya.

Siklus ke-3

Pada siklus ke-3, dikaji pokok bahasan air dengan subpokok

bahasan air sebagai sumber daya kehidupan, peresapan zat cair dalam

sehari-hari, terapung, melayang, dan tenggelam. Waktu yang diperlukan

dalam pelaksanaan siklus I ini sama seperti pada siklus I dan II, yaitu ______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

800

Page 9: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

sebanyak 6 kali pertemuan.Rincian kegiatan pada masing-masing tahapan

penelitian secara garis besarnya sama dengan kegiatan pada siklus II,

namun dilakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan hasil refleksi

sebelumnya.

Data tentang aktivitas dikumpulkan dengan metode observasi dan

dianalisis secara deskriptif. Kriteria keberhasilan tindakan adalah kualitas

aktivitas siswa dalam kategori aktif. Data literasi sains dan teknologi siswa

dikumpulkan dengan metode tes dan dianalisis dengan menggunakan teknik

konversi skor. Kriteria keberhasilannya adalah literasi sains dan teknologi

minimal dalam kategori cukup. Data tentang respon siswa terhadap

pendekatan STM dianalisis secara deskriptif dan kriteria keberhasilannya

adalah respon siswa termasuk katagori baik.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian ini mencakup aktivitas siswa, literasi sains, dan

teknologi, serta respon siswa. Data penelitian tentang aktivitas siswa,

literasi sains dan teknologi diambil pada siklus I, II, dan III, seperti tertuang

pada tabel 1, sedangkan respon siswa diambil pada akhir siklus III.

Tabel 1. Hasil Penelitian

Objek PenelitianSiklus I Siklus II Siklus III

Rata-rata Kategori Rata-rata Kategori Rata-rata Kategori

Aktivitas Siswa 63 Cukup aktif 71 aktif 72 aktif

Literasi sains dan

teknologi

64,0 Cukup 66,4 Cukup 71,0 Baik

Berdasarkan Tabel 1, pada siklus I, rata-rata aktivitas siswa adalah

63, termasuk kategori cukup aktif. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas

siswa dalam pembelajaran IPA belum mencapai kriteria yang telah

ditetapkan pada kategori aktif. Belum tercapainya aktivitas siswa dalam ______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

801

Page 10: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

kategori aktif disebabkan oleh siswa belum terbiasa dalam mengemukakan

pendapat/ide/pertanyaan/menjawab pertanyaan, mengemukakan keterkaitan

antara konsep yang dikaji dan konteks kehidupan nyata sehari-hari,

merangkai alat percobaan, melakukan pengamatan/pengukuran,

mengumpulkan data, mendiskusikan hasil percobaan (berinteraksi dengan

siswa lain, dengan guru). Karena aktivitas siswa belum optimal dalam

pembelajaran, peranan guru masih dominan dalam hal penggalian isu-isu

sosial dan teknologi, merangkai alat, penggunaan alat percobaan, dan dalam

mencari kaitan antara konsep dan prinsip sains dengan teknologi, dan kaitan

sains dengan kehidupan sehari-hari.

Temuan tentang literasi sains dan teknologi siswa pada siklus I,

menunjukkan rata-rata 64,0 dengan kategori cukup. Ini berarti, bahwa

belum tercapai kriteria keberhasilan literasi sains dan teknologi yang

ditetapkan pada kategori baik. Belum tercapainya kriteria keberhasilan

literasi sains dan teknologi siswa dalam kategori baik disebabkan oleh

siswa belum terbiasa mengidentifikasi isu-isu sosial dan teknologi yang ada

di daerahnya serta dampaknya, menggunakan sumber lokal untuk

memperoleh informasi yang dapat dipergunakan dalam memecahkan

masalah, keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi dapat

dipergunakan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan nyata, serta

penekanan pada ketrampilan proses yang dapat digunakan siswa dalam

memecahkan masalah.

Merefleksi temuan pada siklus I yang mencakup aktivitas dan

literasi sains dan teknologi yang mana belum mencapai kriteria

keberhasilan yang telah ditetapkan, maka pelaksanaan pada siklus II

dilakukan perbaikan berupa pembuatan lembaran kerja siswa (LKS) yang

lebih komprehensif yang mencakup beberapa contoh isu-isu sosial dan

teknologi, serta kaitan antara sains dengan masyarakat dan teknologi, yang ______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

802

Page 11: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

dapat memfasilitasi siswa untuk mengemukakan isu-isu sosial dan

teknologi, serta kaitan antara sains dengan masyarakat dan teknologi yang

lebih banyak lagi. Di samping itu petunjuk percobaan disusun agar dapat

memfasilitasi siswa untuk bekerja dalam kelompok, sehingga peranan guru

yang dominan dapat bergeser menjadi fasilitator. Dalam mengatasi

keterbatasan siswa dalam keterampilan menggunakan alat percobaan, maka

siswa diberi kesempatan untuk menggunakan alat percobaan di luar jam

pelajaran IPA.

Dengan mengimplementasikan pendekatan STM dengan perbaikan

berdasarkan pada siklus I, hasil yang dicapai pada siklus II mengalami

peningkatan. Rata-rata aktivitas siswa adalah 71 dengan kategori aktif, dan

rata-rata literasi sains dan telnologi siswa adalah 66,4 dengan kategori

cukup. Temuan tentang aktivitas siswa pada siklus II ini menunjukkan

bahwa aktivitas siswa telah mencapai kriteria keberhasilan, namun

demikian masih perlu dioptimalkan lagi ketrampilan siswa dalam

menggunakan alat percobaan dan ketrampilan siswa mengemukakan

pendapat. Temuan tentang literasi sains dan teknologi siswa, sudah

mengalami peningkatan dari rata-rata 64,0 menjadi 66,4; namun belum

mencapai criteria keberhasilan yang ditetapkan. Belum tercapainya kriteria

keberhasilan literasi sains dan teknologi karena siswa belum optimal dapat

mengidentifikasi isu-isu sosial dan teknologi yang ada di daerahnya serta

dampaknya, menggunakan sumber lokal untuk memperoleh informasi yang

dapat dipergunakan dalam memecahkan masalah, keterlibatan siswa secara

aktif dalam mencari informasi dapat dipergunakan dalam memecahkan

masalah dalam kehidupan nyata, serta penekanan pada ketrampilan proses

yang dapat digunakan siswa dalam memecahkan masalah.

Merefleksi temuan pada siklus II, yang mencakup aktivitas yang

masih belum optimal, dan literasi sains dan teknologi belum mencapai ______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

803

Page 12: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

kriteria keberhasilan, maka pelaksanaan pada siklus II dilakukan perbaikan

lembali LKS yang lebih komprehensif yang mencakup beberapa contoh isu-

isu sosial dan teknologi, serta kaitan antara sains dengan masyarakat dan

teknologi, yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengemukakan isu-isu

sosial dan teknologi, serta kaitan antara sains dengan masyarakat dan

teknologi yang lebih banyak lagi. Di samping itu, siswa diberi kesempatan

untuk menggali isu-isu sosial dan teknologi, serta kaitan antara sains

dengan masyarakat dan teknologi di rumah dan dikumpulkan pada

pertemuan berikutnya.. Dalam mengatasi keterbatasan siswa dalam

keterampilan menggunakan alat percobaan, maka siswa diberi kesempatan

untuk menggunakan alat percobaan di luar jam pelajaran IPA dan diberi

bimbingan yang optimal.

Dengan mengimplementasikan pendekatan STM dengan perbaikan

berdasarkan pada siklus II, hasil yang dicapai pada siklus III mengalami

peningkatan. Rata-rata aktivitas siswa adalah 72 dengan kategori aktif,

sedangkan rata-rata literasi sains dan teknologi siswa adalah 71 dengan

kategori baik. Temuan pada siklus III ini, menunjukkan bahwa baik

aktivitas siswa maupun literasi sains dan teknologi siswa telah mencapai

criteria keberhasilan. Adanya peningkatan rata-rata aktivitas dan literasi

sains dan teknologi siswa dari siklus I sampai dengan siklus III, ini berarti

implementasi pendekatan STM dalam pembelajaran IPA dapat

meningkatkan baik aktivitas siswa maupun literasi sains dan teknologi

siswa. Peningkatan aktivitas, literasi sains dan teknologi terjadi karena

pembelajaran IPA dengan pendekatan STM dapat menciptakan iklim yang

kondusif dalam pembelajaran IPA, memberikan kesempatan kepada siswa

secara aktif untuk mengidentifikasi isu-isu sosial dan teknologi yang ada di

daerahnya serta dampaknya, menggunakan sumber lokal (manusia dan

material) untuk memperoleh informasi yang dapat dipergunakan dalam ______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

804

Page 13: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

memecahkan masalah, keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari

informasi yang dapat dipergunakan dalam memecahkan masalah dalam

kehidupan nyata, keterlibatan siswa secara aktif dalam mengemukakan

pendapat, melakukan percobaan, serta penekanan pada ketrampilan proses

yang dapat digunakan siswa dalam memecahkan masalah. Hal ini sejalan

dengan temuan Sujanem dkk (1996), implementasi pendekatan STM dalam

pembelajaran IPA di SD dapat meningkatkan hasil nelajar dan literasi sains

siswa.

Respon siswa terhadap pembelajaran IPA dengan pendekatan STM

termasuk kategori baik. Dari sebaran respon siswa terungkap bahwa siswa

memiliki sikap dan persepsi positif terhadap pembelajaran IPA dengan

pendekatan STM. Secara terbuka siswa menyatakan responnya terhadap

pembelajaan adalah : sangat setuju dengan pendekatan STM, lebih menarik

karena materi pelajaran dikaitkan dengan isu-isu sosial dan teknologi yang

ada di masyarakat, sehingga pelajaran menjadi bermakna, lebih mudah

dipahami, lebih termotivasi, kesempatan mengemukakan pendapat sangat

banyak. Melalui kegiatan laboratorium siswa dapat terlibat secara aktif

mengamati, mengumpulkan data, menginterpretasi serta membuat

kesimpulan, sehingga wawasan siswa menjadi lebih bertambah,

pengetahuan yang didapatkan lebih lama diingat karena siswa sendiri yang

menemukan konsep-konsep melalui percobaan.

4. Penutup

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan yang diperoleh

dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. (1) Dengan

implementasi pendekatan STM, kualitas aktivitas siswa mengalami

peningkatan dari kategori cukup aktif pada siklus I menjadi kategori aktif

pada siklus II dan III. (2) Dengan implementasi pendekatan STM, literasi ______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

805

Page 14: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

sains dan teknologi siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata

literasi sains dan teknologi siswa adalah 64,0 dengan kategori cukup. Pada

siklus II rata-rata literasi sains dan teknologi siswa adalah 66,4 dengan

kategori baik. Pada siklus III rata-rata literasi sains dan teknologi siswa

adalah 71,0 dengan kategori baik. (3) Respon siswa terhadap pendekatan

STM dalam pemvbelajaran IPA termasuk kategori baik.

Berdasarkan temuan-temuan yang telah dikemukakan di atas

disarankan hal-hal sebagai berikut. Para guru IPA SD 6 Banjar Jawa

diharapkan mencoba menerapkan pembelajaran IPA dengan pendekatan

STM sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa, literasi sains

dan teknologi, serta untuk meningkatkan respon siswa dalam pembelajaran

IPA.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, E.M. 1992.Science-Technology-Society: Pendidikan Sains untuk tahun 2000. Journal Pendidikan IPA. Bandung : Himpunan Sarjana Pendidikan IPA Indonesia.

Klausner, Ricard D. (Chair). 1996. National Science Education Standards. Washington, DC: National Academy Press.

Rustum, Roy. 1985. The Science/Technology/Society Conection. Curriculum Review. 24(3)

Sadia,W. 1998. Reformasi Pendidikan Sains (IPA) Menuju Masyarakat yang Literasi Sains dan Teknologi. (Orasi Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Pendidikan IPA pada STKIP Singaraja, 14 Oktober 1998).

______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

806

Page 15: LITERASI 1

ISSN 0215 - 8250

Sujanem, Rai., W.Suastra, dan K. Rapi.1996. Pengembangan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat di Sekolah Dasar. Laporan Penelitian STKP Negeri Singaraja.

Yager, R.E. 1992 The STS Aproach Parallels Constructivist Practice. Science Education International, Vol.3, No. 2.

Yager, R.E. 1996. Science/Technology/Society, As Reform in Science Education. New York : State University of New York Press.

______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXVIII Desember 2005

807