33
MENINGKATKAN BUDAYA MINAT BACA MELALUI PROGRAM INFORMASI LAYANAN, EKONOMI, DAN SOSIAL (INEKSOS) YANG BERBASIS POTENSI LOKAL MASYARAKAT SAPURAN-WONOSOBO OLEH : DIMAS ARI PAMUNGKAS,S.Pd.SD PENGELOLA TBM AL-BIDAYAH TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan membaca. Bahkan lebih jauh lagi, Harry Maddox (1964) (dalam Bintang Sitepu, 2010) mengemukakan bahwa membaca merupakan “the most important skill in the study”. Tampaklah betapa pentingnya kegiatan membaca dalam proses pendidikan seseorang sebagaimana yang dikemukakan oleh Ralph C. Staigner (1973) (dalam Bintang Sitepu, 2010)“reading has frequently been regarded as a tool facilitating many other types of learning”. Kebiasaan membaca akan dapat lebih meningkat apabila didukung oleh kemampuan atau keterampilan berbahasa atau membaca yang tinggi di samping tersedianya dan terjangkaunya buku-buku. Sebaliknya juga bahwa setinggi apapun kemampuan dan ketrampilan membaca seseorang tidak akan berfungsi atau banyak manfaatnya apabila tidak didukung oleh ketersediaan buku-buku bacaan secara memadai. Untuk dapat memperoleh informasi dan belajar dengan baik, kemampuan membaca perlu ditingkatkan sehingga tidak hanya dapat membaca aksara, kata, dan kalimat saja, tetapi terampil memahami makna yang tersurat dan tersirat secara cepat dan tepat. Dengan semakin, tingginya angka partisipasi dan retensi anak usia sekolah serta semakin tingginya tingkat pendidikan sebagian masyarakat akan memberikan peluang untuk

Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

  • Upload
    wis-noe

  • View
    163

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

1

MENINGKATKAN BUDAYA MINAT BACA MELALUI

PROGRAM INFORMASI LAYANAN, EKONOMI, DAN

SOSIAL (INEKSOS) YANG BERBASIS POTENSI LOKAL

MASYARAKAT SAPURAN-WONOSOBO

OLEH :

DIMAS ARI PAMUNGKAS,S.Pd.SD

PENGELOLA TBM AL-BIDAYAH

TAHUN 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan membaca. Bahkan

lebih jauh lagi, Harry Maddox (1964) (dalam Bintang Sitepu, 2010)

mengemukakan bahwa membaca merupakan “the most important skill in the

study”. Tampaklah betapa pentingnya kegiatan membaca dalam proses

pendidikan seseorang sebagaimana yang dikemukakan oleh Ralph C. Staigner

(1973) (dalam Bintang Sitepu, 2010)“reading has frequently been regarded as

a tool facilitating many other types of learning”. Kebiasaan membaca akan

dapat lebih meningkat apabila didukung oleh kemampuan atau keterampilan

berbahasa atau membaca yang tinggi di samping tersedianya dan

terjangkaunya buku-buku. Sebaliknya juga bahwa setinggi apapun

kemampuan dan ketrampilan membaca seseorang tidak akan berfungsi atau

banyak manfaatnya apabila tidak didukung oleh ketersediaan buku-buku

bacaan secara memadai.

Untuk dapat memperoleh informasi dan belajar dengan baik,

kemampuan membaca perlu ditingkatkan sehingga tidak hanya dapat

membaca aksara, kata, dan kalimat saja, tetapi terampil memahami makna

yang tersurat dan tersirat secara cepat dan tepat. Dengan semakin, tingginya

angka partisipasi dan retensi anak usia sekolah serta semakin tingginya

tingkat pendidikan sebagian masyarakat akan memberikan peluang untuk

Page 2: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

2

memiliki keterampilan membaca yang baik. Semakin terampil masyarakat

membaca, maka masyarakat akan semakin merasakan manfaat dan

kenikmatan dari hasil membaca sehingga menjadi gandrung dan candu

membaca. Prilaku yang seperti inilah yang menjadi salah satu ciri masyarakat

gemar dan berbudaya membaca. ( http://bintangsitepu.wordpress.com )

Membaca adalah hal yang sangat fundamental dalam proses belajar dan

pertumbuhan intelektual. Kualitas hidup seseorang dapat dilihat dari

bagaimana seseorang dapat memaksimalkan potensinya. Salah satu upaya

untuk memaksimalkan potensi diri adalah dengan membaca. Membaca pada

era globalisasi ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk

membentuk perilaku seseorang. Dengan membaca seseorang dapat menambah

informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Oleh karena

itu, tidak diragukan lagi apabila melek huruf (literat) menjadi salah satu

indikator dalam indeks pembangunan yang akan mengukur kualitas suatu

negara.(Hapsari,2009)

Kondisi awal yang terjadi pada masyarakat disekitar penulis adalah

masyarakat sibuk memanfaatkan waktu luang di sela-sela kegiatan

kesehariannya. Dimana penulis anggap kegiatan masyarakat diwaktu luang

itu adalah dengan hal-hal yang kurang berguna. Sebagai contoh lebih

memilihnya kegiatan melamun, merokok maupun mengobrol hal yang tidak

perlu daripada membaca diwaktu senggang, keberadaan buku yang belum

menjadi kebutuhan keseharian, anak-anak yang meluangkan waktunya dengan

kegiatan bermain secara tidak terarah sehingga masih menganggap membaca

adalah beban, serta para pemuda yang sedang atau telah menyelesaikan belajar

dibangku sekolah tidak lagi mengasah kemampuan membacanya . selain dari

kondisi tersebut adalah masih banyaknya anak-anak/remaja maupun pemuda

yang masih kurang didalam penanaman wawasan keagamaan.

Permasalahan dari kondisi yang telah disebutkan adalah diambil dari

kacamata pengamatan penulis yang membuat tergerak untuk melakukan

kegiatan yang dapat memberikan manfaat dan kepuasan masyarakat dalam

menjalani waktu-waktu senggang dengan hal-hal yang baik. Penulis

Page 3: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

3

menginginkan suatu kegiatan yang efektif efisien tepat guna agar kebiasaan

masyarakat Sapuran terutama di kampung Puntuksari yang lama dapat sedikit

demi sedikit berubah menjadi kebiasaan yang baik.Terutama dalam hal

ketrampilan membaca.

Agar ketrampilan membaca terus dapat ditingkatkan maka sesuai dengan

undang-undang no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 48 ayat (1)

Pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui keluarga, satuan

pendidikan, dan masyarakat. Kemudian pada pasal 49 pemerintah, pemerintah

daerah dan masyarakat mendorong tumbuhnya taman bacaan masyarakat dan

rumah baca untuk menunjang pembudayaan kegemaran membaca. (Undang-

undang perpustakaan RI no 23 tahun 2007). Selain itu pemerintah di dalam

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, pasal 26 ayat (4), tercantum bahwa satuan nonformal

terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat

kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang

sejenis. Sehingga jelaslah bahwa pendidikan non formal adalah bagian

terpenting dari suksesnya program gemar trampil membaca.

Salah satunya adalah Program TBM yang telah dimulai sejak tahun

1992/1993 kehadiran TBM merupakan pembaharuan dari Taman Pustaka

Rakyat (TPR) yang didirikan oleh pendidikan masyarakat pada tahun lima

puluhan. Program TBM ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan

budaya baca masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan TBM sangat penting

sebagai sarana belajar masyarakat.(Depdiknas, 2003)

TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat

bertujuan untuk memberi kemudahan akses kepada warga masyarakat untuk

memperoleh bahan bacaan. Di samping itu, TBM berperan dalam

meningkatkan minat baca, menumbuhkan budaya baca dan cinta buku bagi

warga belajar dan masyarakat. Secara khusus TBM dimaksudkan untuk

mendukung gerakan pemberantasan buta aksara yang antara lain karena

kurangnya sarana yang memungkinkan para aksarawan baru dapat memelihara

Page 4: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

4

dan meningkatkan kemampuan baca tulisnya. TBM juga ditujukan untuk

memperluas akses dalam memberikan kesempatan kepada masyarakat

mendapatkan layanan pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008)

Peran pemerintah dalam menyediakan fasilitas Taman Bacaan

Masyarakat di pedesaan akan sangat membantu menambah wawasan dan

pengetahuan masyarakat pedesaan, upaya-upaya menumbuhkan minat baca

dapat dilakukan dengan mengadakan pembentukan kelompok-kelompok

petani, peternak, ataupun pedagang dan melakukan penyuluhan-penyuluhan

kerja dan pengembangan potensi masing-masing kelompok. Selain itu untuk

meningkatkan minat baca generasi muda pedesaan (anak-anak sekolah) dapat

dilakukan dengan cara mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan

dunia tulis-menulis.

Hal diatas dapat menjadi suatu stimulus untuk meningkatkan minat baca

generasi muda dan masyarakat pedesaan sehingga mereka akan peduli dengan

lingkungannya dan dapat melihat potensi-potensi untuk meningkatkan

kesejahteraan daerahnya.( http://www.pemustaka.com)

TBM Al-Bidayah yang dirintis Penulis di Sapuran kabupaten

Wonosobo adalah salah satu jawaban tuntutan yang modern dan perlu untuk

meningkatkan minat baca dan menulis masyarakat khususnya diwilayah

Sapuran. Penulis mengembangkan TBM Al-Bidayah yang telah dimulai sejak

tahun 2007 dengan penuh kesabaran. Tampilnya TBM Al-Bidayah pertama

kali hingga berhasil adalah tidak semudah membalik telapak tangan melainkan

dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang ada, namun semua

tantangan yang dialami tidaklah membuat surut cita-cita penulis dalam

mengembangkan budaya minat baca.

Setelah melakukan banyak kegiatan minat baca akhirnya penulis

menemukan ide yang cemerlang guna meningkatkan budaya baca yaitu

dengan mengenali potensi maupun keinginan masyarakat setempat yang

berawal dari “ apa kebutuhan yang diperlukan masyarakat Sapuran yang dapat

Page 5: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

5

berdaya guna dari kegiatan membaca?”. Dari sinilah penulis berupaya

meningkatkan budaya minat baca melalui layanan yang beragam dari

pengadaan buku yang disesuaikan kebutuhan masyarakat setempat sampai ke

pembentukan kelompok minat baca yang berguna untuk mengaplikasikan

serta merangsang pembaca untuk berkreasi. Kreasi yang telah diciptakan kita

kembangkan dalam kegiatan perekonomian dengan harapan dapat

meningkatkan pendapatan maupun usaha-usaha baru dengan arahan

pengembangan usaha yang cocok dengan potensi lokal. Selain itu juga

pengembangan potensi lokal yang berguna untuk menipiskan jurang pemisah

antara si kaya dan si miskin yang terlaksana dengan kegiatan sosial

kemasyarakatan.

Hal-hal yang telah disampaikan penulis diatas sering penulis singkat

dengan pelaksanaan program INEKSOS yang memiliki kepanjangan dari:

Informasi layanan, Ekonomi, dan Sosial yang menitik beratkan pada

pemanfaatan dari kemampuan serta kebutuhan masyarakat setempat. Sehingga

kegiatan tersebut akan tepat cara, tepat guna, serta tepat sasaran.

Sampai pada tahun ini, penulis telah melaksanakan program INEKSOS

lebih dari dua tahun yang diterapkan secara bertahap sejak tahun 2011.

sehingga TBM Al-Bidayah semakin dekat dengan masyarakat terutama

dengan agenda unggulan dari informasi layanan TBM Al-Bidayah yaitu

dengan kegiatan Pengajian remaja serta Taman Pendidikan Al-qur’an

Baiturrahman yang semakin hari semakin diminati masyarakat dan

menambah wawasan keagamaan. Ekonomi berupa usaha-usaha dari

kelompok minat baca yang tergabung menjadi perkoperasian. Sosial yang

berupa santunan usaha maupun santunan-santunan sosial lainnya. Ketiga

unggulan tersebut penulis laksanakan secara cermat melalui pengamatan

kebutuhan serta pemanfaatan potensi yang ada di sekitar.

B. Masalah dan Tujuan

1. Masalah :

Page 6: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

6

Belum berkembangnya budaya membaca di kalangan masyarakat

Indonesia khususnya di Sapuran , Wonosobo antara lain dapat disebabkan

oleh masalah-masalah berikut.

a. Keterampilan Membaca yang belum memadai sehingga kegiatan

membaca masih cenderung dianggap sebagai beban yang

mengakibatkan belum berkembangnya inisiatif untuk dapat

menikmatinya.

b. Promosi Gemar Membaca masih kurang gencar dilakukan pemerintah

maupun masyarakat dalam mempromosikan pengembangan budaya

baca ke seluruh lapisan masyarakat secara berkesinambungan melalui

berbagai media komunikasi.

c. Sikap Masyarakat belum menganggap kegiatan membaca sebagai

salah satu kegiatan belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

d. Sumber Bacaan yang kurangnya jumlah dan jenis bahan bacaan

sehingga dapat dengan mudah diakses masyarakat dengan harga yang

terjangkau di satu sisi dan penyebaran bahan bacaan yang belum dapat

menjangkau semua masyarakat serta isi bahan bacaan di sisi yang lain,

belum dapat menumbuhkembangkan minat dan kegemaran membaca

masyarakat.

e. Layanan yang kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar

maupun kurangnya pemanfaatan potensi-potensi yang ada.

f. Kesenjangan yang ada serta perlunya penyatu antara masyarakat tidak

mampu dengan masyarakat yang berada.

Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas penulis

merumuskan :

“ Apakah dengan adanya program ineksos yang berbasis pada potensi

masyarakat sekitar dapat berperan dalam mengembangkan minat baca

masyarakat Sapuran ? “

Page 7: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

7

2. Tujuan Karya nyata ini adalah :

a. Mengetahui sekaligus menginformasikan kegiatan TBM Al-Bidayah

dalam perannya meningkatkan minat baca masyarakat Sapuran

b. Memperkenalkan strategi yang digunakan TBM Al-Bidayah dalam

rangka menumbuhkan minat baca masyarakat melalui program

Ineksos yang berbasis pada potensi lokal.

c. Bagi pembaca dapat dijadikan rujukan dalam mengawali

pengembangan TBM yang efektif dan efisien terutama dalam

mengembangkan minat baca masyarakat

3. Sasaran Karya nyata ini adalah :

a. Anak Usia Sekolah ( TK/SD/SMP/SMA/SMK ) dilingkungan Sapuran

dan sekitarnya

b. Masyarakat umum baik remaja mapun orang tua dilingkungan

Sapuran maupun warga di kecamatan Sapuran

c. Warga yang masih menganggur agar mendapat peluang usaha dari

kegiatan membaca

d. Warga yang tergabung dalam donator kegiatan , dan warga dari

berbagai lapisan tingkatan baik umur ataupun jender.

C. Strategi Pemecahan Masalah

Secara teoritis terdapat hubungan yang timbal balik antara minat,

kemampuan, keterampilan, dan kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca

dianggap sebagai syarat terbentuknya budaya baca dalam masyarakat. Apabila

budaya baca ini dikembangkan secara terus-menerus, maka akan bermuara

akhirnya pada terbentuknya masyarakat yang gemar membaca (reading

society) dan sekaligus juga masyarakat yang gemar belajar (learning society).

Untuk dapat mewujudkan masyarakat yang berbudaya baca dalam pengertian

gemar membaca dan gemar belajar sepanjang hayat, perlu dirumuskan

kebijakan strategis sebagai landasan dalam menyusun rencana aksi (action

plan) serta program kerja yang operasional. Dalam rangka merumuskan

Page 8: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

8

kebijakan strategis dalam pengembangan budaya baca, dituntut adanya

analisis situasi budaya baca yang berkembang dewasa ini.

Yang dimaksudkan dengan budaya baca adalah suatu kebiasaan yang

telah menjadi bagian dari cara hidup seseorang atau masyarakat dalam

memperoleh informasi dari media cetak atau tulis dengan menggunakan

aksara tertentu. Kegiatan membaca sebagai salah satu unsur kebudayaan

merupakan kegiatan yang bersifat rutin dan teratur dilaksanakan guna

mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya secara lebih bermakna.

Dengan demikan, budaya baca akan dapat terwujud apabila kegiatan membaca

sudah dirasakan sebagai suatu kebutuhan dan telah mempola sebagai

kebiasaan yang dilakukan secara berkelanjutan. Membaca adalah dasar untuk

belajar dan kemampuan membaca merupakan kemampuan yang sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari karena berfungsi sebagai kunci untuk

mendapatkan berbagai jenis informasi. Yang menjadi cakupan budaya baca

dalam hal ini adalah minat baca, kemampuan membaca dan menulis,

berhitung dan berbahasa Indonesia.

Berdasarkan batasan pengertian budaya baca seperti yang telah

diuraikan, maka pengembangan budaya baca merupakan serangkaian kegiatan

yang diarahkan untuk mendorong masyarakat menjadikan kegiatan membaca

sebagai bagian dari kebutuhan hidup sehari-hari, baik yang berorientasi pada

penyegaran pikiran (entertainment) maupun untuk perluasan atau pengayaan

wawasan pengetahuan (knowledge building) sehinga masyarakat secara

mandiri dapat meningkatkan mutu kehidupannya, baik secara rohani maupun

jasmani. Pengembangan budaya baca juga mencakup upaya untuk

mewujudkan lingkungan dan berbagai sarana yang kondusif untuk

menumbuhkembangkan kebiasaan membaca bagi semua lapisan masyarakat

tanpa diskriminasi, baik dari segi gender maupun status sosial ekonominya.

(http://bintangsitepu.wordpress.com )

Budaya baca dinilai penulis penting untuk dikembangkan di Indonesia

khususnya diwilayah Sapuran karena:

Page 9: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

9

1. melalui budaya baca dapat meningkatkan pemahaman wawasan ilmu

pengetahuan yang beragam

2. dapat menjadikan kebiasaan yang baik dengan membaca dari pada

melamun maupun membicarakan hal yang tidak penting.

3. produktivitas maupun ekonomi masyarakat masih rendah, hal ini

dikarenakan rata-rata masyarakat Sapuran bekerja sebagai karyawan ,

buruh mapun pertanian.

Analisis situasi budaya baca merupakan proses telaahan yang objektif,

logis, dan sistematis tentang keadaan minat, kegemaran, dan kebiasaan

membaca masyarakat Sapuran serta sarana/prasarana yang mendukung

kegiatan membaca yang tersedia dewasa ini. Analisis ini dapat memberikan

gambaran nyata tentang berbagai aspek yang mempengaruhi tinggi rendahnya

kebiasaan membaca masyarakat serta berbagai kekuatan, kelemahan, peluang

dan tantangan dalam pengembangan budaya baca. Oleh karena itu, analisis

situasi budaya baca perlu didukung dengan data kuantitatif atau kualitatif

yang terpercaya. Hasil analisis ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk

menentukan target, kebijakan strategis, dan rencana aksi untuk

mengembangkan budaya baca.

Uraian sebelumnya telah menunjukkan betapa luasnya cakupan dan

sasaran pengembangan budaya baca. Oleh karena itu, pengembangan budaya

baca tidak terbatas hanya menjadi tugas dan tanggung jawab Kementerian

Pendidikan Nasional saja selaku penanggungjawab penyelenggaraan

pendidikan formal dan nonformal, tetapi juga semua lembaga/instansi

pemerintah dan swasta, individu dan kelompok. Akan tetapi, analisis situasi

budaya baca ini difokuskan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan

pendidikan non-formal dan secara lebih khusus lagi yang berkaitan dengan

pengembangan budaya baca melalui pemberdayaan Taman Bacaan

Masyarakat (TBM). TBM merupakan lembaga yang menyediakan bahan

bacaan yang dibutuhkan masyarakat, tempat penyelenggaraan pembinaan

kemampuan membaca dan belajar, tempat bagi masyarakat untuk

Page 10: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

10

mendapatkan informasi, dan sekaligus juga sebagai tempat pengembangan

seni dan budaya. (http://bintangsitepu.wordpress.com)

TBM Al-Bidayah yang telah berjalan sejak tahun 2007 adalah salah satu

strategi dalam pemecahan masalah yang dihadapi pada perannya

menumbuhkan minat baca masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam

visinya untuk Menumbuhkan Minat Baca serta rekreasi ilmu melalui taman

baca masyarakat.

Berkaitan dengan penulisan karya nyata ini penulis menerapkan metode

layanan informasi, ekonomi, dan sosial ( INEKSOS ) berbasis potensi lokal

sebagai strategi pemecahan masalah di TBM Al-Bidayah.

1. Alasan pemilihan Strategi

Penulis mengambil strategi TBM Al-Bidayah melalui program

INEKSOS berbasis potensi lokal adalah untuk meningkatkan minat

baca masyarakat Sapuran dengan alasan bahwa TBM bertujuan untuk

membangkitkan dan meningkatkan minat baca sehingga tercipta

masyarakat yang cerdas; menjadi sebuah wadah kegiatan belajar

masyarakat; dan mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru

dalam rangka pemberantasan buta aksara sehingga mereka telah

“melek huruf” tidak menjadi buta aksara kembali. (Hatimah,2007 :

5.47 ). Yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat dengan harapan

dapat tergalinya potensi-potensi lokal.

Alasan lain penulis memilih strategi TBM melaui program

INEKSOS berbasis potensi lokal adalah :

a. Dapat memfasilitasi anak-anak sekolah agar belajar serta trampil

membaca dan menulis

b. Sebagai tempat belajar bagi masyarakat sekitar dengan beragam

buku dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan masyarakat.

Page 11: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

11

c. Terciptanya peluang usaha dari kelompok minat baca yang ada

pada TBM Al-Bidayah sebagai hasil dari membaca sehingga dapat

terwujud potensi masyarakat dengan usaha mandiri.

d. Memberikan fasilitas yang menarik berupa koleksi yang

disesuaikan kebutuhan masyarakat baik remaja,orangtua maupun

bacaan yang disesuaikan dengan tingkatan usia ataupun jender.

Sehingga masyarakat dapat menikmati fasilitas secara terjangkau

dan murah.

e. Memberikan layanan yang di sesuaikan dengan kebutuhan/potensi

masyarakat sekitar.

f. Menjadi penyatu serta solusi wadah bagi penampungan serta

penyaluran kegiatan sosial masyarakat.

2. Deskripsi TBM dan INEKSOS berbasis potensi lokal

TBM yang dirintis di kampung puntuksari adalah berawal dari

taman baca santri mini TPA BAITURRAHMAN, dikarenakan tuntutan

yang modern dan perlu untuk meningkatkan cakrawala masyarakat

desa terutama kampung puntuksari sapuran, serta permintaan

masyarakat selaku penguna TBM semakin banyak, maka penulis

selaku pengurus TPA mengembangan TBM di kampung puntuksari

yang telah dimulai sejak juni 2007, adapun pengembangan TBM ini

penulis optimalkan pada pelaksanaan program ineksos dengan harapan

dapat menjadi sarana untuk memperoleh informasi maupun

wawasan,kegiatan ekonomi dan sosial yang memanfaatkan potensi

masyarakat Sapuran.

Program INEKSOS yang dilakukan penulis adalah berawal dari

pengalaman penulis sejak awal pengembangan minat baca, yang masih

kurang dan setelah di amati mengenai kebutuhan masyarakat ternyata

banyak yang menginginkan kegiatan yang baik bahan bacaan maupun

layanan yang dapat menggali potensi yang ada disekitar masyarakat

setempat, sehingga penulis membuat suatu program kolaborasi antara

Page 12: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

12

informasi layanan dengan harapan bacaan maupun layanan disesuaikan

serta dapat menggali potensi lokal, ekonomi yang diharapkan dari hasil

membaca dapat diimplementasikan serta berguna untuk mendongkrak

perekonomian, serta sosial yang diharapkan bisa menyatukan rasa

antara masyarakat yang tidak mampu dengan masyarakat yang

mampu.

Ketiga kolaborasi itu , penulis singkat dengan program

INEKSOS yaitu informasi layanan, ekonomi, dan sosial yang berbasis

pada potensi lokal.

Page 13: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

13

BAB II

PEMBAHASAN

A. METODE DAN PROSEDUR KERJA

1. Metode yang digunakan

Dalam pembuatan karya nyata ini melalui karya TBM Al-

Bidayah penulis menggunakan metode layanan informasi, Ekonomi,

dan sosial ( INEKSOS ) berbasis potensi lokal.

Arti dalam metode layanan informasi adalah pemberian layanan yang

dilakukan melalui TBM Al-Bidayah yang bertujuan memberikan

wawasan, karya, maupun informasi yang pada akhirnya dapat

daplikasikan serta menjadi daya dorong kepada masyarakat untuk

selalu memanfaatkan TBM yang ada sesuai dengan kebutuhan yang

ada. Ekonomi memiliki arti kegiatan yang memiliki tujuan untuk

memperbaiki kehidupan yang terfokus pada penciptaaan lapangan

usaha., Sedangkan sosial adalah kegiatan saling melengkapi antara

individu manusia satu dengan yang lainnya sehingga terjalin kesatuan ,

saling membantu yang pada akhirnya dapat menjembatani antara yang

kaya dan yang miskin. berbasis potensi lokal adalah suatu kegiatan

yang dikondisikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar sehingga

menjadi tepat karena sesuai dengan potensi yang ada pada masyarakat

sekitar. Sehingga program INEKSOS adalah suatu program yang

dijalankan penulis didalam memahami kebutuhan masyarakat melalui

Informasi Layanan ( gambar 1 ), ekonomi ( gambar 2 ), serta sosial (

gambar 3 dan 4 ).

Gambar 1. Gambar 2.

Informasi Layanan Ekonomi ( koperasi usaha )

13

Page 14: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

14

Gambar 3. Gambar 4.

Pojok sosial ( sosial ) Santunan ( sosial )

2. Prosedur Kerja

Dalam meningkatkan minat baca masyarakat melaui program

ineksos berbasis potensi local tentunya melalui langkah-langkah

ataupun prosedur kerja yang dilakukan penulis dari awal persiapan,

pengerjaan , refleksi sampai dengan tindak lanjut, yang penulis buat

dalam rangkaian penjelasan prosedur berikut diantaranya adalah :

a. Langkah Persiapan

Awal mulanya penulis melakukan perencanaan dalam

program TBM dengan berkonsultasi pada masyarakat sekitar

melalui pengamatan serta penjajakan akan kebutuhan masyarakat

dari segi peningkatan layanan, ekonomi, maupun sosial , setelah

dilakukan penjajakan penulis menyimpulkan bahwa perlu

dilaksanakan program yang dirancang oleh penulis berupa program

yang menyangkut layanan informasi, ekonomi, maupun sosial.

Yang dilanjutkan pada pembuatan program yang dilakukan guna

peningkatan budaya baca yang tergabung pada program taman

baca masyarakat Albidayah nomor 11,14, dan 15 sebagaimana

tertera pada tabel 1 berikut yang selanjutnya dilakukan sosialisasi

pada masyarakat sekitar baik langsung ( lihat gambar 5 ), maupun

melalui media cetak/ elektronik ( lihat gambar 6 )

Page 15: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

15

Gambar 5.

Sosialisasi warga

Gambar 6.

Sosialisasi lewat Radio

Tabel 1.

Rencana Program kerja TBM Al-Bidayah

No Rencana Program Kerja

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Pengadaaan Unit Komputer dan perangkat untuk layanan internet

Penerbitan Administrasi

Perawatan Sarana dan Prasarana TBM AL-BIDAYAH

Pelatihan dan Penataran Petugas TBM AL-BIDAYAH

Peningkatan layanan publik di bidang TBM

Peningkatan jejaring dan kemitraan di bidang TBM

Pengadaan Sarana dan prasarana layanan publik

Pembiayaan Pengelola untuk kesejahteraan.

Penambahan Koleksi dan Pengelolaan bahan pustaka

Peningkatan layanan TBM

Pengoptimalisasian kegiatan usaha mandiri berbasis potensi lokal

Sosialisasi Kegiatan minat baca

Penguatan Kelembagaan TBM

Pemberdayaan Masyarakat melalui optimalisasi TBM

Peningkatan program informasi layanan, ekonomi, dan sosial (INEKSOS)

yang berbasis potensi lokal.

b. Pengerjaan program INEKSOS

Pengerjaan INEKSOS berbasis potensi lokal meliputi :

1) Informasi Layanan

Jenis Informasi layanan yang penulis lakukan adalah :

Page 16: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

16

a) Memperkenalkan buku–buku yang tersedia di

perpustakaan lewat kegiatan PKK, TPQ dan Pengajian

Remaja

Cara yang dilakukan penulis adalah :

(1) Membawa buku sesuai dengan kegiatan, misal PKK

membawa buku memasak, maupun resep makanan;

keagamaan untuk kelompok mengaji (gambar 7)

(2) Buku yang di bawa dipilah sesuai dengan kebutuhan serta

pemanfaatan kelompok masyarakat, seperti halnya buku sastra

yang sangat diminati masyarakat terutama kelompok sastra (

gambar 8 )

Gambar 7. Gambar 8.

Kelompok Mengaji Penerimaan buku sastra

b) Menyelenggarakan lomba minat baca ( kaligrafi ,puisi ,

cerpen dan pidato )

Sebagai penguat karya kelompok minat baca, penulis

menyelenggarakan berbagai macam kegiatan lomba minat

baca diantaranya adalah lomba kaligrafi yang dikondisikan

wilayah Sapuran yang berbasis religi/keagamaan (lihat gambar

9); Puisi maupun pidato yang di sesuaikan dengan potensi

masyarakat, baik yang masih sekolah maupun yang sudah

berkeluarga;Pidato/khitobah yang bertujuan menggali potensi

masyarakat lokal sejak dini ( lihat gambar 10 ) .

Page 17: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

17

Gambar 9.

Lomba Kaligrafi

Gambar 10.

Lomba Pidato/Khitobah

c) Membudayakan minat baca dimana saja, kapan saja.

serta pembuatan jurnalistik dan buku

Dalam pembudayaan minat baca ini , penulis mengarahkan

serta membuat fleksibel atas kegiatan budaya baca dimana

saja, hal ini dilakukan dan disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan masyarakat tanpa menggunakan aturan yang ketat (

lihat gambar 11dan 12 ). Dan kegiatan yang dilakukan

pembaca kita buat kelompok jurnalis, yang sampai saat ini

sudah mengeluarka kumpulan karya sastra dan majalah

Caremaosa ( catur remen maos Albidayah ) yang sudah keluar

3 edisi.

Gambar 11

Baca santai di halaman

Gambar 12

Baca di ruang TBM

d) Membudayakan minat baca dengan kegiatan kendaraan

keliling

Informasi layanan yang selanjutnya adalah membudayakan

minat baca dengan kegiatan kendaraan keliling, hal ini

dilakukan karena untuk terciptanyabudaya yang merata, pada

kesempatan ini buku yang dibawakan pun dikondisikan

Page 18: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

18

dengan kebutuhan masyarakat saat itu, yaitu yang sering

dibaca dan merupakan bacaan ringan namun dapat

memberikan manfaat dan keterkaitan pada pembaca, sebagai

misal buku resep makanan serta buku usaha kecil mandiri

yang meliputi buku ketrampilan. ( lihat gambar 13 dan 14 )

Gambar 13

Kendaraan buku Keliling 1

Gambar 14

Kendaraan buku keliling 2

e) Membudayakan minat baca dengan layanan variatif

Layanan yang penulis lakukan bersama TBM Al-

Bidayah sangatlah beraneka macam , hal ini dilakukan agar

pemustaka dapat lebih tertarik dalam hal minat baca dan

terlebih lagi pemanfaatan TBM yang efektif dan efisien.

Layanan yang variatif akan memberikan rasa kenyamanan dan

tidak bosan dengan suasana maupun kondisi yang

menyenangkan, sehingga pemustaka dapat lebih leluasa untuk

menggunakan layanan yang ditawarkan oleh TBM Al-

Bidayah. Layanan variatif ini juga bertujuan agar koleksi yang

sudah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Sapuran

dapat lebih dalam menggali potensi-potensi lokal yang ada.

Layanan BTQ adalah salah satu layanan unggulan yang

menggali potensi lokal akan potensi menjadi dai-dai yang

memiliki banyak wawasan keagamaan. Layanan ini mendapat

perhatian masyarakat dengan baik , hal ini karena layanan

BTQ ditujukan mengarah pada kemampuan baca tulis Al-

qur’an serta pengetahuan keagamaan. ( aktifitas gambar 15 ).

Page 19: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

19

Gambar 15

Kegiatan Layanan BTQ TBM Al-Bidayah

Layanan sirkulasi adalah layanan peminjaman dan

pengembalian buku dimana tiap hari dilakukan peminjaman

maupun pengembalian secara teratur, diantara ketentuannya

adalah peminjaman maksimal 3 ( tiga ) hari dengan jumlah

buku yang dipinjam maksimal 2 ( dua ) buku.

Layanan yang bersifat rekreatif diantaranya adalah

layanan audiovisual, layanan permainan anak, dan layanan

internet sebagai layanan jelajah pendidikan melalui dunia

maya.( lihat gambar 16 )

Gambar 16

Layanan Permainan dan Internet

Layanan Serial yang dimiliki TBM Al-Bidayah

berusaha memberikan informasi terbaru yang dikemas dalam

majalah maupun papan koran sehingga masyarakat yang

sedang melakukan aktifitas dapat berhenti sejenak tanpa

masuk dalam ruang TBM untuk mencari berita terbaru. Hal ini

dilakukan agar masyarakat menjadi haus akan berita. ( Lihat

gambar 17 )

Page 20: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

20

Gambar 17

Kegiatan Layanan Serial ( Papan Koran )

Layanan jemput bola adalah layanan yang dilakukan

TBM Al-Bidayah dengan mendatangi kumpulan ataupun

pengajian dengan membawa buku bacaan yang disesuaikan

dengan kondisi , sebagai contoh ketika pengajian remaja

dibawakan buku-buku keagamaan.

Layanan story telling merupakan layanan yang

ditujukan para remaja pengajian dengan menceritakan kisah-

kisah perjalanan Nabi Muhammad S.A.W beserta sahabatnya.

Hal ini dilakukan agar para remaja tidak buta dengan ajaran

tokoh religi yang dianutnya.

2). Ekonomi

a). Memberikan kesempatan usaha

Pada program ekonomi yang mengangkat potensi lokal

adalah memberikan kesempatan usaha yang berada di sekitar

TBM Al-Bidayah dimana bertujuan sebagai implementasi dari

hasil kegiatan membaca yang berupa macam usaha dari buku

resep makanan.

Pemberian kesempatan ini tidak serta merta

membebaskan pedagang liar namun sebagai penggali potensi

masyarakat terutama yang belum memiliki pencaharian yang

tetap sehingga dapat berdampat positif pada perkembangan

perekonomian masyarakat, sehingga dapat memacu

Page 21: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

21

masyarakat lain guna memanfaatkan bahan bacaan yang sesuai

untuk peningkatan perekonomian. ( sebagimana terlihat pada

gambar 18 dan 19 ).

Gambar 18

Gerobak Usaha Masyarakat

Gambar 19

Usaha Mikro didalam TBM

b) Koperasi Al-Bidayah

Koperasi Al-Bidayah dibentuk sesuai permintaan dan

kebutuhan kelompok usaha yang tergabung dalam koperasi

Al-Bidayah, hal ini dilakukan sejak pertengahan tahun 2011

dari semula hanya diikuti 10 anggota dengan modal Rp.

50.000,- sekarang ditahun 2013 telah memiliki anggota 30

orang dan modal sudah mencapai diatas Rp. 5.000.000,-

Perjalanan perkoperasian ini tidaklah mudah dan

kegiatan ini dilakukan sebagai latihan sekaligus pemberdayaan

masyarakat yang mau terjun di dalam perkoperasian. Dan

hasilnya sudah ada dua orang pegiat pembaca yang mengelola

perkoperasian , sehingga dapat berjalan dengan lancar

Kegiatan yang dilakukan koperasi Al-Bidayah meliputi

: simpan pinjam, pinjam usaha, toko, kerjasama usaha. Dari

kegiatan ini banyak peran aktif dari para pembaca didalam

memanfaatkan koperasi yang berada di area TBM Al-Bidayah.

( sebagaimana terlihat pada gambar 20 dan 21 ).

Page 22: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

22

Gambar 20

Koperasi Al-Bidayah 1

Gambar 21

Koperasi Al-Bidayah 2

2) Sosial

Kegiatan sosial yang dilakukan penulis adalah kegiatan

dimana melalui TBM Albidayah dapat menggerakkan

masyarakat untuk selalu berbagi, sehingga kegiatan ini dapat

berjalan dengan lancar. Pada awal pelaksanaan kegiatan sosial

untuk mencari donator sangat sulit, hal ini dikarenakan

kepercayaan yang belum melekat pada kegiatan yang penulis

lakukan. Namun kini donator sudah banyak yang datang

dengan sendirinya sehingga kegiatan sosial dapat berjalan

dengan semestinya.

Pada kegiatan sosial ini ada dua kegiatan yaitu santunan

kepada anak yatim piatu yang dilakukan setiap bulan

Ramadhan serta area pojok sosial yang berisikan pakaian

pantas pakai yang dapat diambil sendiri secara Cuma-Cuma.

Dan jika terdapat masyarakat kurang mampu yang tidak dapat

ke TBM Al-Bidayah , maka penulis antar sampai pada alamat

tujuan.

c. Langkah Refleksi

Perjalanan penulis dalam meningkatkan budaya membaca

masyarakat Sapuran pada khususnya sudah berjalan di tahun

kedelapan, banyak variatif kegiatan yang dilakukan sehingga

membuat masyarakat semakin tertarik dalam menumbuhkan minat

Page 23: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

23

baca sebagaimana yang sudah dikerjakan dengan melihat antusias

pengunjung dan peminjam dari tahun 2007 sampai dengan tahun

berjalan 2012 menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Dan

terlihat mulai tahun 2011 dengan program INEKSOS yang penulis

lakukan semakin memberikan dampak positif bahkan hampir dua

kali lipatnya baik pengunjung maupun peminjam memanfaatkan

koleksi yang ada hal ini karena kepuasan para pengunujung serta

peminjam yang sudah banyak sadar dan tahu ternyata banyak

informasi layanan yang didapat dan bahkan sampai meciptakan

peluang-peluang usaha. Hal ini metode Informasi, ekonomi, dan

sosial atau yang disingkat INEKSOS yang berbasis pada potensi

lokal ternyata dapat meningkatkan budaya membaca masyarakat

Sapuran pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada

umumnya.

d. Langkah Tindak Lanjut

Kerangka pengembangan peningkatan budaya membaca

melalui program INEKSOS yang berbasis potensi lokal sudah

mengalami peningkatan yang baik serta dapat berperan penting

dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Sapuran maka perlu

ditindak lanjuti dengan berbagai cara, diantaranya :

1) Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dari segi

koleksi yang menggali potensi lokal merambah pada penjamin

usaha-usaha mikro yaitu: ( perindustrian, UMKM maupun

koperasi )

2) Selalu mengirimkan pelatihan / magang yang disesuaikan

dengan potensi lokal sehingga dapat menggerakkan ekonomi

masyarakat. Dalam hal ini pelatihan koperasi/ usaha mikro.

Page 24: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

24

3) Pengembangan pada arah kelompok minat baca masyarakat

yang menggali potensi yang ada. Yaitu dengan

mengembangkan kelompok baca diantaranya: kelompok minat

baca makanan telah memproduksi Telur asin dan aneka

makanan kecil; kelompok minat baca seni dan kerajinan telah

memproduksi kerajinan topeng dan selanjutnya dikembangkan

kedalam ekonomi kemasyarakatan.( lihat gambar 22 ).

Gambar 22

Kegiatan salah satu warga dalam Usaha Telur asin

B. HASIL ATAU DAMPAK DARI STRATEGI YANG DIPILIH

Penulis memilih strategi pelaksanaan TBM Al-Bidayah dalam

menumbuhkembangkan minat baca masyarakat Sapuran dengan

nmenggunakan metode Informasi layanan, ekonomi, dan sosial yang

berbasis potensi lokal ternyata memberikan dampak yang sangat besar

bagi masyarakat Sapuran khususnya. Adapun hasil dari pelaksanaan

program Ineksos diantaranya :

1. Dilihat dari Informasi Layanan, penulis telah banyak memberikan

motivasi dan gambaran nyata yang telah di lakukan sampai keluar kota

mengenai efektifitas penggunaan program INEKSOS, diantaranya di

kota Pekalongan ( sebagaimana lihat pada gambar 23 )

Page 25: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

25

Gambar 23

Pembicara pada Forum TBM Pekalongan 2012

( 5 Desember 2012 )

2. Dari segi Ekonomi, penulis telah membuktikan dengan nyata bahwa

dari kebiasaan membaca yang baik yang dimulai dari kebutuhan diri

ternyata dapat menciptakan usaha yang pada akhirnya memperbaiki

perekonomian masyarakat ( sebagaimana gambar 24 )

Gambar 24

Koperasi Al-Bidayah

( dimiliki oleh lebih dari 30 anggota dari berbagai lapisan masyarakat )

3. Dari kegiatan Sosial, penulis telah melaksanakan berbagai macam

kegiatan dari mulai, santunan anak yatim piatu, pojok sosial yang

berupa kegiatanpenampungan dan pendistribusian pakaian pantas

pakai serta santunan usaha sosial. ( sebagaimana pada gambar 25 dan

26 ).

Page 26: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

26

Gambar 25

Santunan anak yatim piatu

Gambar 26

Pojok sosial

4. Hasil pegunjung dan Peminjam setelah ada program INEKSOS

a. Jumlah Pengunjung

Penulis sajikan data pengunjung selama kurun waktu 4

tahun terakhir ditambah dengan tahun berjalan sebagaimana

terlampir pada tabel 2 berikut ini :

Data pengunjung selama kurun waktu empat (4) tahun terakhir

sejak didirikannya TBM menunjukkan bahwa pada tahun 2010

meningkat 256 % dari jumlah pengunjung tahun 2009, tahun 2011

meningkat 196 % dari jumlah pengunjung tahun 2010 atau

meningkat 500 % dari total pengunjung tahun 2009, sedangkan

tahun 2012 meningkat 1 % dari total pengunjung tahun 2011 atau

501 % dari total pengunjung tahun 2009. Sedangkan pada tahun

yang sedang berjalan ini sampai bulan Maret tercatat total

pengunjung sebanya 3760 pemustaka.

Dari data pengunjung pada tahun sebelum adanya program

Ineksos yaitu pada tahun 2009 dan 2010 meskipun sudah

meningkat, namun lebih terlihat jelas peningkatan yang mencapai

500 % terjadi setelah adanya program Ineksos. Hal ini

memperlihatkan bukti bahwa program INEKSOS yang berbasis

pada potensi lokal lebih di gemari oleh masyarakat sekitar.

Page 27: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

27

Tabel 2

Data Pengunjung TBM Al-Bidayah

No Bulan

Pengunjung Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Januari 294 495 780 1638 1166

2. Februari 304 470 581 1468 1156

3. Maret 342 580 554 1666 1438

4. April 228 550 841 1284 -

5. Mei 314 560 1222 1491 -

6. Juni 340 690 1656 959 -

7. Juli 182 535 1394 982 -

8. Agustus 105 670 1577 471 -

9. September 110 795 1291 1290 -

10. Oktober 150 522 1468 763 -

11. November 184 556 810 642 -

12. Desember 185 580 1502 1029 -

Total

Pegunjung per

tahun

2738 7003 13.676 13.685 3760

Per

Maret

Dilihat dari perkembangan jumlah pengunjung yang

ditahun 2009 dan 2010 sebelum diadakan program INEKSOS

berbasis kemasyarakatan rata-rata jumlah pengunjung 228 – 583

orang setiap bulannya, namun ketika pada tahun 2011 sampai

dengan 2013 rata – rata pengunjung 1140 – 1253 orang untuk

setiap bulannya.

Hal ini membuktikan program INEKSOS yang berbasis

pada potensi lokal sangat berpengaruh pada peningkatan budaya

minat baca masyarakat.

Perlu penulis sampaikan , bahwa dari kegiatan minat baca

yang tinggi tersebut telah banyak tercipta karya-karya pembaca,

Page 28: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

28

baik mengenai karya Seni sastra yang meliputi kaligrafi, puisi, dan

cerpen juga karya usaha madiri yang menciptakan peluang

ekonomi mikro yang berupa perkoperasian, usaha perdagangan

makanan ringan, maupun usaha pertokoan.

Semua ini adalah bukti keseriusan penulis di dalam

menumbuhkan minat baca masyarakat yang terangkum dalam

program INEKSOS yang berbasis pada potensi lokal.

b. Jumlah Peminjam

Kondisi Peminjaman buku selama 4 tahun terakhir

ditambah dengan tahun berjalan yang ada pada Taman Baca

Masyarakat Al-Bidayah Penulis sajikan dalam tabel 3.

Pada laporan peminjaman ini membahas peningkatan peminjam

dari tahun 2009 hingga tahun 2013 yang dilaporkan sampai bulan

Maret 2013, dimana banyak tantangan yang dihadapi dalam

peminjaman.

Data peminjam yang terpampang adalah sebagai

penggambaran kondisi koleksi buku yang dipinjam keluar atau

boleh di bawa pulang yang dalam layanannya tercakup pada

layanan sirkulasi. Dilihat dari perjalanan TBM 4 ( empat ) tahun

terakhir menunjukkan antusias peminjam baik , simak saja

perjalanan peminjam dari tahun 2009 sampai dengan 2013,

pembaca TBM Al-Bidayah mengalami peningkatan yang baik

,terutama langkah penulis dalam menumbuhkan minat baca

masyarakat dengan penerapan program INEKSOS berbasis potensi

lokal mulai tahun 2011 terlihat mengalami peningkatan yang

signifikan.

Melalui program INEKSOS, masyarakat Sapuran menjadi

gemar dalam membaca buku. Namun demikian penulis tetap selalu

berusaha untuk lebih meningkatkan lagi budaya gemar membaca.

Page 29: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

29

Tabel 3

Data Peminjam TBM Al-Bidayah

No Bulan

Peminjam Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Januari 25 120 231 958 274

2. Februari 29 180 296 1112 256

3. Maret 13 134 298 1203 715

4. April 6 166 446 1137 -

5. Mei 45 151 1538 777 -

6. Juni 50 115 1806 576 -

7. Juli 78 105 1094 872 -

8. Agustus 23 90 593 722 -

9. September 35 125 554 300 -

10. Oktober 77 86 634 417 -

11. November 45 90 567 312 -

12. Desember 90 120 522 229 -

Total Peminjam Per

tahun

516 1482 8579 8615 1245

Per

Maret

C. KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI DALAM

MELAKSANAKAN STRATEGI YANG DIPILIH

Pelaksanaan program INEKSOS yang berbasis pada potensi sejak

tahun 2011 dilaksanakan sampai saat ini tentulah penulis mengalami

berbagai kendala yang datang dan itu semua adalah sebagai bumbu

kehidupan , karena penulis sadar bahwa segala sesuatu yang dilakukan

pasti ada kendala yang harus kita sikapi dengan baik. Adapun kendala-

kendala yang penulis alami dalam mengembangkan menumbuhkan minat

baca masyarakat melalui program INEKSOS berbasis pada potensi lokal

adalah :

1. Pemahaman dan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya budaya

baca yang masih kurang, hal ini dialami penulis ketika awal program.

Page 30: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

30

2. Masyarakat yang banyak potensi lokal yang belum terkoordinasi,

namun demikian seiring bertambahnya waktu dan program INEKSOS

yang sudah berjalan sudah memasuki tahun ketiga telah banyak tergali

potensinya dan saat ini sedang dilakukan penggalian pada masyarakat

yang memanfaatkan dari bahan limbah sampah.

D. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG

Menumbuhkan minat baca masyarakat Sapuran tidak dapat terlepas

dari pada faktor-faktor yang mendukung berjalannya kegiatan tersebut.

Adapun faktor-faktor pendukungnya yaitu meliputi :

1. Kepedulian masyarakat yang sadar akan pentingnya sadar sumbang

buku, hal ini dengan banyaknya donator buku yang memberikan buku

yang sesuai dengan lingkungan sekitar.

2. Kepedulian remaja Sapuran terutama remaja kampung Puntuksari

yang mampu dan penuh sinergi dalam mengembangkan program

INEKSOS dengan satu tekad niat yang tulus dan ikhlas demi

berkembangnya minat baca masyarakat.

3. Bantuan buku dari pemerintah sebagai wujud perhatian dari

pemerintah dalam pengembangan TBM Al-Bidayah.

4. Kepedulian dinas melalui Pendidikan Luar sekolah yang telah

memberikan perhatian keberadaan TBM Al-Bidayah melaui dana

dekontrasi guna kegiatan TBM.

E. TINDAK LANJUT

Sebagai tindak lanjut dari program Ineksos yang berbasis potensi

lokal dalam menumbuhkan minat baca masyarakat maka penulis selalu

berupaya meningkatkan Informasi layanan, ekonomi, dan sosial yang

praktis yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh

layanan Internet untuk menangulangi gagap teknologi sejak dini dan

menyeluruh dengan biaya ringan, juga ekonomi basis lokal,serta sosial

yang makin luas jangkauan sebarannya.

Page 31: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

31

Selain itu harapan kedepan agar menjadi rumah belajar yang dapat

memberikan solusi lebih terhadap masyarakat akan kebutuhan yang

merakyat. Sebagai penerapannya adalah memfasilitasi kelompok minat

baca yang telah dimiliki TBM Al-Bidayah agar dapat mengembangkan

potensi masyarakat secara maksimal.

Page 32: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

32

BAB III

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Demikian karya nyata perjalanan penulis dalam mengabdikan diri serta

segala upaya dilakukan demi terwujudnya masyarakat yang gemar membaca

sebagai bukti bahwa peningkatan minat baca masyarakat tidaklah lepas dari

peran penting yang dilakukan oleh Taman Baca Masyarakat .

Peran Taman Bacaan Masyarakat “ Al-Bidayah dalam menumbuhkan

minat baca masyarakat dengan menggunakan metode layanan informasi,

ekonomi, dan sosial ( INEKSOS ) yang berbasis potensi lokal ternyata cukup

efektif sehingga masyarakat Sapuran memiliki budaya gemar membaca yang

cukup baik.

Program INEKSOS yang dilaksanakan terus mengalami kemajuan

dalam tujuannya meningkatkan budaya baca dan telah memenuhi persyaratan

sehingga dapat menjadi suatu program yang dapat berjalan dengan lancar serta

digemari masyarakat karena pelaksanaan kegiatan ini terfokuskan pada

kebutuhan maupun potensi yang ada pada masyarakat Sapuran.

B. REKOMENDASI

Dengan hasil yang dicapai oleh TBM Al-Bidayah melalui program

INEKSOS yang berbasis pada potensi lokal masyarakat Sapuran dalam

kesuksesannya meningkatkan minat baca masyarakat Sapuran , maka penulis

merekomendasikan untuk terus ditumbuhkembangkan Taman bacaan

masyarakat yang menekankan pada potensi lokal, sehingga dapat berperan

aktif dan betul-betul dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat didalam

meningkatkan minat baca masyarakat.

Apa yang penulis lakukan dengan melaksanakan program Ineksos ini

tidak akan lepas dari tujuan untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa

Indonesia pada umumnya , Wonosobo pada khususnya, serta terutama bagi

masyarakat dari berbagai lapisan baik tua maupun muda Sapuran.

32

Page 33: Lkn Pengelola Tbm, Dimas Kab. Wonosobo 2013

33

DAFTAR PUSTAKA

Tanpa Pengarang. 2003. Pedoman Pengelola Taman Bacaan Masyarakat ( TBM

). Jakarta: Dirjen PLSP Depdiknas

B.P.Sitepu. 2010. Meningkatkan Budaya Baca melalui TBM.

http://bintangsitepu.wordpress.com diunduh 13 April 2011.

Hapsari, Melati Indri. 2009. Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan

Masyarakat Di Kabupaten Semarang. Andragogia Jurnal PNFI,

Semarang

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Naskah Akademik Pengelola Taman

Bacaan Masyarakat (TBM). Direktor Jendral Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Nonformal, Jakarta

Tanpa Pengarang. 2013. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan

Melalui Penyediaan Taman Baca Masyarakat (TBM).

http://www.pemustaka.com diunduh 29 April 2013.

Tanpa Pengarang. 2010.Undang-Undang Republik Indonesial ( Nomor 43 Tahun

2007 ). Jakarta: Perpusnas RI

Ihat Hatimah. 2007. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta :

Universitas Terbuka

Tanpa Pengarang. 2003.Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( Nomor 20

Tahun 2003 ). Bandung: Fokusmedia

33