Click here to load reader
Upload
myusufeffendi
View
15
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ewr
Citation preview
LO complete spinal transection
Hiolda LO201310330311015
DEFINISI Complete Spinal Transection (Transeksi Medula Spinalis) merupakan
kerusakan total medula spinalis akibat lesi transversal yang menyebabkan hilangnya seluruh fungsi neurologis medula spinalis di bawah area yang terkena.
Fungsi neurologis yang dimaksud adalah sensoris, motoris, dan otonom.
ETIOLOGIComplete Spinal Transection/Transeksi Medula
Spinalis (TMS) dapat disebabkan oleh:• trauma• carcinoma• Infeksi• autoimun
patofisiologi• Destruksi akibat trauma lsg• Kompresi oleh pecahan tulang, hematom, diskus atau
komponen vertebre lain• Iskemia akibat kerusakan atau penjepitan arteri• Fraktur tulang dan dislokasi serta sumsum tulang belakang
berupa memar
KLASIFIKASIKlasifikasi Complete Spinal Transection/Transeksi Medula Spinalis
(TMS) : TMS Cervical TMS Thoraks TMS Lumbal Sindrom Epikonus Sindrom Konus
GAMBARAN KLINIS• Gangguan Motorik • Flacid paralisis dari otot yang di sarafi medula spinalis yang cedera. • Spinal Shock : hilangnya semua fungsi neurologi.
• Gangguan Sensorik • Paraplegi pada sel-sel yang disarafi. • Kulit dibawah MS yang cidera akan mengalami anestesi.
• Gangguan bladder dan bowel • Paralisis bladder terjadi pada hari-hari pertama setelah injury selama
periode spinal shock. Seluruh reflek bladder dan aktivitas otot-ototnya hilang. Pasien akan mengalami gangguan retensi diikuti dengan pasif incontinensia (defekasi tak terkontrol).
PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi: deformitas pada tulang belakang (akibat trauma, proses destruktif neoplasma atau infeksi)
• Palpasi: nyeri radikuler, krepitasi, tenderness di tulang belakang (akibat trauma, proses destruktif neoplasma atau infeksi).
• Pemeriksaan khusus sensoris: menggunakan pinprick dan sentuhan ringan pada tubuh.
• Pemeriksaan khusus motoris: pasien diminta menggerakan kelompok otot sesuai dengan miotom masing-masing radiks medulla spinalis
PEMERIKSAAN PENUNJANG• Plain foto: Cervical, thoraks, abdomen/lumbal (AP/Lat) untuk
melihat adanya fraktur vertebrae. Dapat ditambah posisi Odontoid (open mouth), Swimmer’s view (untuk melihat C7 dan T1).
• Darah lengkap, urin lengkap• Pungsi Lumbal analisis CSF• MRI Vertebral: merupakan definitive imaging technique• Neurofisiologi: EMG (untuk memeriksa continuitas myelin dan
akson)• Tes perspirasi menilai fungsi saraf otonom
DIAGNOSIS• Anamnesa• Cara kejadian: trauma, riwayat infeksi• Usia muda: penyakit bawaan• Usia tua: keganasan• Durasi: akut (GBS, transverse myelitis, kompresi), kronis (MND,
polyneuropathy, muscle dystrophy)• Gangguan sfingter retensi urin/alvi• Nyeri radikuler• Keluhan unilateral/bilateral• Nyeri kepala• Nyeri punggung
DIAGNOSIS• Pemeriksaan fisik• Kesadaran lesi cerebral/spinal shock• Meningeal sign tanda infeksi meningen• Pemeriksaan tonus otot, reflek fisiologis dan reflek patologis
• Pemeriksaan penunjang• Tes perspirasi menilai fungsi saraf otonom• Analisis CSF• X-ray cervical, thoracal, lumbal, sacral (AP/Lat/Obl) menilai
abnormalitas tulang• MRI vertebrae menilai abnormalitas medula spinalis (jaringan
lunak).
DIAGNOSIS BANDING
• Lesi LMN• Poliomyelitis• MND• Myasthenia gravis• Muscular dystrophy
• Lesi UMN cerebral:• Tumor• Thrombosis• Hydrocephalus
penatalaksanaan
(1) perawatan darurat dengan memperhatikan sirkulasi, saluran napas , sesuai imobilisasi tulang belakang, dan mengirim ke pusat khusus.(2) pengobatan masalah medis umum (misalnya, hipotensi, hipoksia,).(3) keselarasan tulang belakang.(4) dekompresi bedah dari sumsum tulang belakang, jika diindikasikan, dan(5) program rehabilitasi terstruktur dengan baik.
Setelah terapi awal sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis saraf
PROKNOSIS
• Pasien dengan cedera tulang belakang komplit memiliki kesempatan kurang dari 5% unuk pemulihan. Jika kelumpuhan komplit berlanjut pada 72 jam setelah cedera, tingkat kesembuhan adalah nol.
Terimakasih