21
KAMBING PERAH

Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

KAMBING PERAH

Page 2: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal
Page 3: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

1. Kambing Marica 2. Kambing Samosir 3. Kambing Muara 4. Kambing Kosta 5. Kambing Gembrong 6. Kambing Peranakan Ettawah (PE) 7. Kambing Kacang 8. Kambing Benggala

Page 4: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

1. Kambing EtawaBerasal dari wilayah Jamnapari India.2. Kambing AlpinBerasal dari Pegunungan Alpen Swiss,3. Kambing SaanenBerasal dari lembah Saanen Swiss bagian barat.4. Kambing ToggenburgBerasal dari Toggenburg Valley (wilayah timur laut Swiss)5. Kambing Anglo NubianBerasal dari Wilayah Nubia (Timur Laut Afrika)6. Kambing BeetalBerasal dari Punjab India

Page 5: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal
Page 6: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal
Page 7: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal
Page 8: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal
Page 9: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

Kambing Peranakan Ettawa (PE)Kambing PE mmerupakan hasil persilangan antara kambing ettawa (asal India) dengan kambing kacang. Kambing PE dimanfaatkan sebagai penghasil daging dan susu (perah). Penampilan kambing PE mirip dengan kambing ettawa, tetapi peranakan tubuhnya lebih kecil. Peranakan yang penampilannya mirip kambing kacang disebut bligon atau jawarandu, yang merupakan tipe pedaging.Karakteristik kambing PE, antara lain: - bentuk muka cembung melengkung dan dagu berjanggut, - terdapat gelambir di bawah leher yang tumbuh dari sudut janggut, - telinga panjang, lembek, menggantung, dan ujungnya agak berlipat, - ujung tanduk agak melengkung, - tubuh tinggi, pipih, - bentuk garis punggung mengombak ke belakang sedangkan bulu tumbuh panjang di bagian leher, pundak, punggung, - Bulu paha panjang dan tebal.

Page 10: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

A . Kambing Etawa Betina 1. Badan besar. 2. Tinggi gumba  70-90 cm. 3. Berat hidup  45-80 kg. 4. Panjang badan jantan  65-85 cm. 5. Kepala tegak, Jenong menyerupai ikan Louhan, garis profil mele

ngkung.

Page 11: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

6. Memiliki tanduk mengarah ke belakang ( kebanyakan pendek ). 7. Telinga  panjang 10 cm – 28 cm serta melipat pada ujungnya le

bar menggantung. 8. Ambing berkembang baik, puting susu besar dan panjang. 9. Pola Warna bulu bervariasi antar hitam, putih, coklat

kekuningan atau kombinasi keduanya. 10. Paha kaki belakang berbulu lebat dan panjang ( Rewos ).

Page 12: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

A . Kambing Etawa Jantan

1. Badan besar. 2. Tinggi gumba 90-110 cm. 3. Berat hidup 65-120 kg. 4. Panjang badan 85-115 cm 5. Kepala tegak, garis profil melengkung

Page 13: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

6. Memiliki tanduk mengarah ke belakang 7. Telinga lebar menggantung panjang serta melipat pa da

ujungnya. Panjang jantan 25-41 cm 8. Lingkar testis bisa mencapai 23 cm 9. Warna bulu bervariasi antar hitam, putih, coklat kekuningan

atau kombinasi keduanya 10. Paha kaki belakang berbulu lebat dan panjang

Page 14: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

Pada tahun 1923 di daerah Kaligesing Kabupaten Purworejo di datangkan kambing dari distrik Ettawa India dengan Fries Indie. Kambing tersebut secara turun temurun dipelihara di daerah kecamatan Kaligesing hingga sekarang. Berat badannya mencapai 80-110 kg. Perkembangan kambing di Kecamatan Kaligesing baik sehingga terkenal dengan Peranakan Ettawa (PE) Ras Kaligesing

Page 15: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

Badan besar Tinggi gumba jantan 90-110 cm betina 70-90 cm Berat hidup jantan 65-90 kg, betina 45-70 kg Panjang badan jantan 85-105 cm, betina 65-85 cm Kepala tegak, garis profil melengkung Jantan dan betina tanduk mengarah ke belakang Telinga lebar menggantung panjang serta melipat pa

da ujungnya. Panjang jantan 25-41 cm betina 8-14 cm Ambing berkembang baik, puting susu besar dan

panjang, produksi susu setelah melahirkan 0,5-1 liter/hari

Pada jantan lingkar testis bisa mencapai 23 cm Warna bulu bervariasi antar hitam, putih, coklat

kekuningan atau kombinasi keduanya Paha kaki belakang berbulu lebat dan panjang baik

pada jantan atau betina Produksi susu 0,5-1/hari

Page 16: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal
Page 17: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

A. Bentuk fisik Memilih Kambing perah yang baik adalah memiliki

karakteristik badan seperti tampak pada gambar dibawah ini:

Gambar di atas menunjukan bahwa kambing perah yang bagus memiliki bentuk bodi seperti segi tiga bila dilihat dari atas. Sedangkan yang tidak bagus adalah membentuk segi empat. Kemudian kambing yang baik, bentuk kaki depan dan belakang adalah tegak simetris, tidak berbentuk X atau O.

Page 18: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

B. Bentuk Ambing Selain bentuk badan, hal utama lain yang harus

deperhatikan dengan teliti adalah karakteristik bentuk ambing, seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar A dan B merupakan contoh bentuk ambing yang jelek pada kambing perah. Gambar C adalah bentuk yang bagus, bentuknya bulat utuh , seimbang dan ambing simetris. Secara teori, bentuk ambing yang baik dan ideal sangat mendukung kuantitas produksi air susu kambing.

Page 19: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

Kambing PE berbadan besar, berat badan betina kurang lebih 25 kg dan jantan kurang lebih 35 kg, tinggi gumba yang betina kurang lebih 60 cm dan yang jantan kurang lebih 70 cm. Jantan maupun betina memiliki tanduk pendek dan ramping. Kambing PE dapat menghasilkan anak antara 1–4 ekor per kelahiran atau rata-rata dua ekor. Waktu kawin kambing PE yang baik pada usia 15–18 bulan, karena pada waktu itu alat reproduksinya sudah berkembang sempurna.

Calon induk dan pejantan dipilih berdasarkan catatan produksi. Calon induk yaitu: bobot lahir antara 1,8 – 2 kg; berat sapih antara 6-8 kg; berat umur satu tahun (yearling) antara 20 – 25 kg; pertambahan berat badan harian antara 80 – 120 g/ekor/hari, jumlah anak sekelahiran (litter size) 1,5-1,8 ekor/induk; umur antara 8-12 bulan; mempunyai efisiensi reproduksi yang baik; tubuh tegap, sehat, lincah, dan tidak cacat; tidak pernah terserang penyakit; bentuk ambing simetris, sedikit menggantung, dan puting susu normal (tidak bercabang); bentuk punggung lurus; dan bulu mengkilap.

Page 20: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

Calon pejantan yaitu: umur antara 1,5-3 tahun; penampilan bagus dan tegap; memiliki catatan atau informasi produksi maupun reproduksi yang superior, yaitu berasal dari induk yang jumlah anak (litter size) 1,5 – 1,8 ekor/induk, pertambahan berat badan harian (80-120 g/ekor/hari), bentuk scrotum simetris dan mempunyai panjang lingkar 28-30 cm dan tidak nampak bekas abses permanen pada kulitnya, libido tinggi, motilitas sperma 90% dan progresif.

Dewasa kelamin pada umur sekitar 10 bulan, kemudian dapat dikawinkan pada umur 10-12 bulan dengan berat badan sekitar 55 kg. Lama birahi sekitar 35 jam, siklus birahi berselang selama 3 minggu. Pada saat birahi merupakan saat yang tepat untuk dikawinkan, dengan tanda-tandanya yaitu: gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak dan diam bila dinaiki. Masa bunting sekitar 5 bulan, serta masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan. Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun.

Page 21: Lokasi penyebaran Plasma Nutfah Kambing Lokal

perkawinan setiap 8 bulan (3 kali beranak dalam 2 tahun)

Lama laktasi (bulan) : 7-10 bulan Produksi susu (liter/hari) :1,0-1,5 liter Berat lahir (kg) :3-4,5 Jumlah anak sekelahiran (ekor) :1-3 Berat sapih (kg) :13-15 ekor