22
LAPORAN PENDAHULUAN ATRESIA ANI KEPERAWATAN ANAK DI RUANG KEMUNING RSU TANGERANG MUSLIKA LINDA SUWARNO 1205100036

Lp Atresia Ani

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lp Atresia Ani

LAPORAN PENDAHULUAN ATRESIA ANI KEPERAWATAN ANAK DI

RUANG KEMUNING RSU TANGERANG

MUSLIKA LINDA SUWARNO

1205100036

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

2013

Page 2: Lp Atresia Ani

LAPORAN PENDAHULUAN ATRESIA ANI KEPERAWATAN ANAK DI

RUANG KEMUNING RSU TANGERANG

MUSLIKA LINDA SUWARNO

1205100036

Mengetahui:

Pembimbing Materi Pembimbing Lapangan

( ) ( )

Page 3: Lp Atresia Ani

ATRESIA ANI

PENGERTIAN

Atresia ani adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai

lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang

terjadi saat kehamilan.

Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforata dalam 4 golongan,

yaitu:

1. Stenosis rektum yang lebih rendah atau pada anus

2. Membran anus yang menetap

3. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada

bermacam-macam jarak dari peritoneum

4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung

ETIOLOGI

Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga

bayi lahir tanpa lubang dubur

2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12

minggu/ 3 bulan

3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik

didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang

terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan

PATOFISIOLOGI

Anus dan rectum berkembang dari embrionik bagian belakang. Ujung ekor

dari bagian belakang berkembang menjadi kloaka yang merupakan bakal

genitoury dan struktur anorektal. Terjadi stenosis anal karena adanya penyempitan

pada kanal anorektal. Terjadi atresia anal karena tidak ada kelengkapan migrasi

dan perkembangan struktur kolon antara 7 dan 10 mingggu dalam perkembangan

fetal. Kegagalan migrasi dapat juga karena kegagalan dalam agenesis sacral dan

Page 4: Lp Atresia Ani

abnormalitas pada uretra dan vagina. Tidak ada pembukaan usus besar yang

keluar anus menyebabkan fecal tidak dapat dikeluarkan sehungga intestinal

mengalami obstrksi.

Page 5: Lp Atresia Ani

MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinis yang terjadi pada atresia ani adalah kegagalan

lewatnya mekonium setelah bayi lahir, tidak ada atau stenosis kanal rectal, adanya

membran anal dan fistula eksternal pada perineum (Suriadi,2001). Gejala lain

yang nampak diketahui adalah jika bayi tidak dapat buang air besar sampai 24 jam

setelah lahir, gangguan intestinal, pembesaran abdomen, pembuluh darah di kulir

abdomen akan terlihat menonjol.

Bayi muntah – muntah pada usia 24 – 48 jam setelah lahir juga

merupakan salah satu manifestasi klinis atresia ani. Cairan muntahan akan dapat

berwarna hijau karena cairan empedu atau juga berwarna hitam kehijauan karena

cairan mekonium.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai

berikut : 

1. Pemeriksaan radiologis 

Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal. 

2. Sinar X terhadap abdomen 

Dilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan untuk

mengetahui jarak pemanjangan kantung rectum dari sfingternya. 

3. Ultrasound terhadap abdomen 

Digunakan untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam system

pencernaan dan mencari adanya faktor reversible seperti obstruksi oleh

karena massa tumor. 

4. CT Scan 

Digunakan untuk menentukan lesi. 

5. Pyelografi intra vena 

Digunakan untuk menilai pelviokalises dan ureter. 

6. Pemeriksaan fisik rectum 

Kepatenan rectal dapat dilakukan colok dubur dengan menggunakan

selang atau jari. 

Page 6: Lp Atresia Ani

7. Rontgenogram abdomen dan pelvis 

Juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi adanya fistula yang

berhubungan dengan traktus urinarius.

PENATALAKSANAAN

Untuk mengetahui adanya atresia ani secara dini maka pada semua bayi

baru lahir harus dilakukan colok anus dengan menggunakan termometer yang

dimasukkaan sampai sepanjang 2 cm ke dalam anus. Atau dapat juga dengan jari

kelingking yang memakai sarung tangan. Jika terdapat kelainan maka termometer

atau jari tidak dapat masuk. Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat

lebih tinggi dari peritoneum, maka gejala akan timbul dalam 24-48 jam setelah

lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hijau.

Pembedahan

1. Eksisi membran anus

2. Operasi, yaitu kolostomi sementara dan setelah 3 bulan dilakukan repair

sekaligus

Perawatan prabedah dan paska bedah:

- Pasang Infus

- Aspirasi cairan lambung

- Observasi tanda vital

- Dukungan Orang Tua.

- Berilah pengertian bahwa operasi ini dilakukan 2 tahap. Pertama membuat

anus buatan dan setelah 3 bulan dilakukan operasi kedua penyambungan

kembali.  Orang tua diharapkan dapat menjaga kebersihan daerah operasi

tersebut dan kesehatan anak

- Perawatan rutin

DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Gangguan eliminasi BAK b/d dysuria

2. Gangguan rasa nyaman b/d vistel rektovaginal, dysuria

Page 7: Lp Atresia Ani

3. Resti infeksi b/d feses masuk ke uretra, mikroorganisme masuk saluran

kemih

4. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual, muntah, anoreksia

5. Gangguan rasa nyaman, nyeri b/d trauma jaringan post operasi

6. Resti infeksi b/d perawatan tidak adekuat, trauma jaringan post operasi

7. Resti kerusakan integritas kulit b/d perubahan pola defekasi, pengeluaran

tidak terkontrol

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ATRESIA ANI

A. PENGKAJIAN

1. Pengkajian Pada Anak

a. Kaji biodata pasien.

b. Tanpa mekonium dalam 24 jam setelah lahir.

c. Kaji adanya pasase mekonium.

Perhatikan bila mekonium tampak pada orifisium yang tidak tepat.

d. Kaji feses yang seperti korban pada bayi yang lebih besar atau anak

kecil yang mempunyai riwayat kesulitan defekasi atau distensi

abdomen.

e. Kaji adanya tinja dalam urine dan vagina.

2. Pengkajian Pada Orang Tua

a. Kaji riwayat kehamilan

b. Kaji riwayat infeksi

c. Kaji psikososial keluarga

d. Kaji pengetahuan keluarga

3. Pemeriksaan Fisik

a. Periksa keadaan anus

Adanya malformasi anorektal tidak terbentuk anus.

b. Perikasa ada atau tidaknya pistula rektovaginal dan fistula

rekburetra

Pada pengkajian kperawatan pasien dengan atresia ani akan

ditemukan data-data sebagai berikut:

1. Penyumbatan anus ( anus tidak normal ).

Page 8: Lp Atresia Ani

2. Adanya kembung dan muntah pada 24-28 jam setelah lahir.

3. Pada bayi laki-laki dengan fistula urinary didapatkan

mekonium pada urine dan pada bayi perempuan dengan fistula

urogenital ditemukan mekonium dalam vagina.

4. Pada pemeriksaan fisik ( dengan memasukkan jari kelingking

dengan memakai sarung tangan atau juga dengan memasukkan

thermometer sepanjang ± 2cm ) tidak ditemukan anus secara

normal.

5. Adanya berbagai bentuk seperti stinosis rectum yang lebih

rendah atau juga pada anus.

6. Membrane anus yang menetap.

7. Adanya fistula antara rectum dan tractus urinaria.

8. Adanya fistula antara rectum, vagina atau perineum pada

perampuan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Pra bedah

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan melalui rute abnormal.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan.

b. Pasca bedah

1. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma post op colostomy.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

ketidakmampuan dalam mencerna makanan.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan immobilisasi.

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya insisi

pembedahan.

C. INTERVENSI

Menurut NIC ; 1996 dan NOC ; 1997

a. Pra bedah

Page 9: Lp Atresia Ani

1. Dx 1     :  Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan  cairan melalui rute abnormal.

Tujuan     : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses

Keperawatan diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit pasien

adekuat.

NOC     : Fluid Balance

Kriteria Hasil :

a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, Bj urine

normal HT normal

b. TD, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

c. Tidak ada tanda, dehidrasi, alstisitas turgor kulit baik, membrane

mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

Keterangan skala:

1 : Tidak pernah menunjukkan.

2 : Jarang menunjukkan

3 : Kadang menunjukkan

4 : Sering menunjukkan

5 : Selalu menunjukkan

NIC : Fluid Management

Intervensi :

a. Timbang popok / pembalut jika diperlukan

b. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

c. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi

adekuat, tekanan darah ortostatik)

d. Monitor TTV

e. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian

f. Kolaborasi pemberian cairan IV

g. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

h. Tawarkan snack / jus buah segar

2. Dx 2  : Kurang pengetahuan berhubunagn dengan keterbatasan paparan

Tujuan     : Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama proses

Page 10: Lp Atresia Ani

keperawatan diharapkan pasien tidak mengalami tanda-tanda          

infeksi.

NOC     : Knowledge : Disease Process

Kriteria Hasil :

a. Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit,

kondisi, prognosis dan program pengobatan

b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang

dijelaskan secara benar.

c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang

dijelaskan perawat / tim kesehatan lainnya.

Keterangan Skala

1 : Tidak pernah dilakukan

2 : Jarang dilakukan

3 : Kadang dilakukan

4 : Sering dilakukan

5 : Selalu dilakukan

NIC : Teaching : Disease Process

Intervensi :

a. Jelaskan patofisiolagi dari penyakit.

b. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit

dengan cara yang benar.

c. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat..

d. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang

tepat.

e. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk

mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan proses

pengontrolan penyakit

c. Pasca bedah

1. Dx 1         : Resiko infeksi berhubungan dengan trauma post op

colostomy

Page 11: Lp Atresia Ani

Tujuan         : Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama

proses keperawatan diharapkan pasien tidak mengalami tanda-

tanda                 infeksi.

NOC         : Knowledge : Infection Control

Kriteria Hasil :

a. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi

b. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang

mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya.

c. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya

infeksi.

d. Jumlah leukosit dalam batas normal.

e. Menunjukkan perilaku hidup sehat.

Keterangan Skala :

1 : Tidak pernah dilakukan

2 : Jarang dilakukan

3 : Kadang dilakukan

4 : Sering dilakukan

5 : Selalu dilakukan

NIC : Infection Control

Intervensi :

a. Batasi pengunjung bila perlu.

b. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan.

c. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan

keperawatan.

d. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung.

e. Tingkatkan intake nutrisi.

f. Berikan terapi antibiotic bila perlu.

2. Dx 2     : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik

Tujuan     : Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama

proses keperawatan diharapkan nyeri berkurang / hilang.

NOC         : Pain Control

Page 12: Lp Atresia Ani

Kriteria Hasil :

a. Mengenal faktor penyebab

b. Mengenal serangan nyeri

c. Gunakan tindakan preventif

d. Gunakan tindakan pertolongan non analgetik

e. Gunakan analgetik yang tepat

Keterangan Skala

1 : Tidak pernah dilakukan        

2 : Jarang dilakukan            

3 : Kadang dilakukan

4 : Sering dilakukan

5 : Selalu dilakukan

NIC : Pain Management

Intervensi :

a. Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

dan faktor presipitasi.

b. Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat

mengekspresikan.

c. Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga.

d. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab, berapa

lama terjadi dan tindakan pencegahan.

e. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi

f. Berikan analgetik sesuai anjuran

g. Tingkatkan tidur istirahat yang cukup

h. Monitor kenyamanan pasien terhadap management nyeri.

i. Libatkan keluarga untuk mengurangi nyeri.

3. Dx 3    : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan ketidakmampuan dalam

mencerna makanan

Page 13: Lp Atresia Ani

Tujuan     : Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama

proses keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.

NOC     : Nutritional Status

Kriteria Hasil :

a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.

c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.

d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Keterangan Skala :

1 : Tidak pernah menunjukkan.        

2 :Jarang menunjukkan            

3 : Kadang menunjukkan

4 : Sering menunjukkan 

5 : Selalu menunjukkan

NIC : Nutrition Management

Intervensi :

a. Kaji adanya alergi makanan.

b. Anjurkan pasien untuk meningkat intake Fe.

c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake protein.

d. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.

e. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

f. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

4. Dx 4     : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

immobilisasi.

Tujuan     : Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama

proses keperawatan diharapkan tidak terjadi intoleransi

aktivitas.

NOC     : Activity Tolerance

Kriteria Hasil :

Page 14: Lp Atresia Ani

a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai

peningkatan TD,Nadi,RR.

b. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara

mandiri.

Keterangan Skala :

1 : Tidak dilakukan sama sekali.     

2 : Jarang dilakukan         

4 : Kadang dilakukan

5 : Sering dilakukan

5 : Selalu dilakukan

NIC : Activity Theraphy

Intervensi :

a. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitas medik dalam

merencanakan program terapi yang tepat.

b. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang dapat

dilakukan.

c. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi

kekurangan dalam beraktivitas.

d. Bantu klien membuat jadwal latihan di waktu luang

5. Dx 5     : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

adanya insisi pembedahan.

Tujuan     : Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama

proses keperawatan diharapkan integritas kulit kembali baik /

normal.

NOC     : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

Kriteria Hasil :

a. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan

b. Tidak ada luka / lesi pada kulit

c. Perfusi jaringan baik

d. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit

dan mencegah terjadinya cedera berulang

Page 15: Lp Atresia Ani

e. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban

kulit dan perawatan alami

Keterangan Skala :

1 : Tidak pernah menunjukkan.

2 : Jarang menunjukkan

3 : Kadang menunjukkan

4 : Sering menunjukkan

5 : Selalu menunjukkan

NIC : Pressure Management

Intervensi :

a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang

longgar

b. Hindari kerutan pada tempat tidur

c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

d. Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali

e. Monitor kulit akan adanya kemerahan

f. Oleskan lotion / minyak / baby oil pada daerah yang

tertekan

g. Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat.

Page 16: Lp Atresia Ani

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.

Doengoes,M.E. 1999. Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian

Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Mansjoer,Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Media

Aescullapius.

Markum,AH. 1999. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : FKUI.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.