22
A. DEFINISI Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhu lingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam keadaan febris, keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh. (Isselbacher, 1994) Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 38 0 C (100,4 0 F). suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 0 C-38 0 C (97 0 F-100,4 o F). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, emudian menurun hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki. (Williams & Wilkins, 1995) Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 38 0 C. demam merpakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu penyakit dan tidak terjadi dengan sendirinya. Data klinis terkait menemukan tanda yang menunjukkan keseriusan demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki suhu 40 0 C secara umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi yang lesu dan letargik dengan suhu 39 0 C. (Muscari, 2001)

LP FEBRIS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LP FEBRIS

A. DEFINISI

Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi

sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat

termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh

normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhu lingkungan, karena

adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur

keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya

oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam keadaan febris,

keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan suhu

dalam tubuh. (Isselbacher, 1994)

Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 380C

(100,4 0F). suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar

antara 36,1 0C-380C (970F-100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-

anak lebih tinggi, emudian menurun hingga padaa tingkat dewasa pada

usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18 tahun pada anak

laki-laki. (Williams & Wilkins, 1995)

Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal

380C. demam merpakan tanda adanya masalah yang menjadi

penyebab, buakan suatu penyakit dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Data klinis terkait menemukan tanda yang menunjukkan keseriusan

demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki suhu 400C secara

umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi yang lesu

dan letargik dengan suhu 390C. (Muscari, 2001)

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah:

- Demam septik

Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada

malam hari dan turun kembali ketingkat di atas normal pada

pagi hari. Sering disertai keluhan mengigil dan berkeringat.

Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal

dinamakan juga demam hektik.

Page 2: LP FEBRIS

- Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah

mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin

tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar

perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

- Demam intermiten

Suhu badanturun ketingkat yang normalselama beberapa jam

dalamsatu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari

sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas

demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

- Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu

derajat. Pada tingkat demam yang etrus menerus tinggi sekali

disebut hiperpireksia.

- Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang

diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa

hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu

penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk

malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin

dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas

seperti: abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria,

tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera

dengan suatu sebab yang jelas. (Nurarif & Kusuma, 2013)

Menurut beberapa definisi tentang febris di atas, dapat

disimpulkan bahwa febris adalah peningkatan abnormal suhu badan

minimal 380C sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi

yang terletak dalam hipotalamus anterior.

Page 3: LP FEBRIS

B. ETIOLOGI

Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh

keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat,

juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya :

perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan

diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian pengambilan riwayat

penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan

penyakit, dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain

secara tepat dan holistic.

Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah

cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan

gejala lain yang menyertai demam. (aplikasi nanda)

Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada

hipotalamus, atau sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan

berikut:

- Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran

pernapasan atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan

infeksi virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi dan pakaian

yang terlalu tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada

bayi.

- Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran

kemih, pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis,

atritis septic, kanker, gangguan imunologik, keracunan atau

overdosis obat, dan dehidrasi. (Muscari, 2001)

C. PATOFISIOLOGI

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set

point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas

berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point. (Julia, 2000)

Page 4: LP FEBRIS

Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun)

anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya.

Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang

sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen

adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh

(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal

dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik

terhadap benda asing (noninfeksi).

Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)

yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas

di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang

pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi

prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu

tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan

menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun,

terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.

Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi

ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel

limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan

proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam

pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.

Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.

Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari

tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat

dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh

biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.

Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan

mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak

berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat

normal. (Guyton, 1999)

Page 5: LP FEBRIS

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)

2. Kulit kemerahan

3. Hangat pada sentuhan

4. Peningkatan frekuensi pernapasan

5. Menggigil

6. Dehidrasi

7. Kehilangan nafsu makan

(Nurarif & Kusuma, 2013)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang

siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning,

masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan

tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui

biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan

pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Hematologi

Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit

perdarahan usus.

b. Kimia darah

Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan

kreatinin harus dilakukan.

c. Imunorologi

Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya

antibody di dalam darah terhadap antigen kuman Salmonella typhi.

Hasil positif dinytakan dengan adanya aglutinasi. Hasil negative

Page 6: LP FEBRIS

palsu dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita sudah

mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang

dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien buruk, dan adanya

penyakit imunologik lain.

d. Urinalis

Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam)

Leukosit dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi

penyulit

e. Mikrobiologi

Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan

vagina harus dibuat dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan sputum

diperlukan untuk pasien yang demam disertai batuk-batuk.

Pemeriksaan kultur darah dan kultur cairan abnormal serta urin

diperlukan untuk mengetahui komplikasi yang muncul.

f. Radiologi

Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian dari

pemeriksaan untuk setiap penyakit demam yang signifikan.

g. Biologi molekuler

Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan dengan

perbanyakan DNA kuman yang kemudian diidentifikasi dengan

DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman

yang terdapat dalam jumlah sedikit (sensifitas tinggi) serta

kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula. Specimen yang digunakan

dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi

(Isselbacher, 1999)

Page 7: LP FEBRIS

F. PATHWAY

Infeksi zat asing masuk ke dalam tubuh

Merangsang sistem pertahanan

Melapaskan pirogen

Dari dalam tubuh (pirogen endogen)

Dari luar tubuh

(pirogen eksogen)

Membawa pesan ke hipotalamus

Dirangsang pelepasan asam arakidonat & produksi prostaglandin meningkat

Reaksi menaikkan suhu tubuh

Pembuluh di arteri sempit &sekresi kelenjar keringat terhambat

febr hipertermi Metabolisme basal meningkat

Oksigen ke otak menurun

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kekurangan volume cairan

Page 8: LP FEBRIS

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Secara fisik

a. Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara

berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakan anak tidur

gelisah, sering terkejut atau mengigau. Perhatikan pula

apakah mata anak cenderung melirik keatas atau apakah

anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai

kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi

perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu

mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan

berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian,

cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi

intelektual tertentu.

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

c. Jalan napas harus terbuka untuk mencegah terputusnya

suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-

sel otak

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya

Kejang demam

TIK meningkat

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

Page 9: LP FEBRIS

e. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha.

Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh di permukaan

tubuh anak.

2. Obat-obatan antipiretik

Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat

pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk

mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan

menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set poin

hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana

diperintah memproduksi panas di atas normal dan mengurangi

pengeluaran panas tidak ada lagi.

H. ANALISA DATA

Diagnosa yang muncul:

Dx Keperawatan &

data fokus

Batasan Karakteristik Fator yang

berhubungan

Hipertermia (0007)

Ds: Ibu klien

mengatakan

anaknya panas

Do:

a. Suhu tubuh klien

lebih dari 370C

b. Kulit terasa

hangat

c. Kulit terlihat

1. konvulsi

2. kulit kemerahan

3. peningkatan suhu

tubuh di atas

normal

4. kejang

5. takikardi

6. takipnea

7. kulit terasa hangat

1. anastesia

2. penurunan

respirasi

3. dehidrasi

4. pemajanan

lingkugan yang

panas

5. penyakit

6. pemakaian pakaian

yang tidak sesuai

Page 10: LP FEBRIS

kemerahan

d. Kejang

e. Takikardi

f. takipnea

dengan suhu

lingkungan

7. peningkatan laju

metabolism

8. medikasi

9. trauma

10. aktivitas

berlebihan

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

(00002)

Ds

a. Ibu klien

mengatakan anaknya

susah makan

b. Ibu Klien

mengatakan anaknya

mengalami muntah

Do

a. Klien tampak

lemas dan tak

memiliki stamina

b. Berat badan klien

mengalami

penurunan

c. Klien terlihat tidak

memilki nafsu makan

d. Membran mukosa

klien pucat

1. Kram abdomen

2. Nyeri abdomen

3. Menghindari

makanan

4. Berat badan 20 %

atau lebih dibawah

berat badan ideal

5. Kerapuhan kapiler

6. Diare

7. Kehilangan rambut

berlebihan

8. Bising usus

hiperaktif

9. Kurang makanan

10. Kurang

informasi

11. Kurang minat

pada makanan

12. Penurunan

beratbadan dengan

asupan makanan

adekuat

13. Kesalahan

1. Factor biologis

2. Factor ekonomi

3. Ketidakmampuan

untuk

mengabsorbsi

nutrien

4. Ketdakmampuan

untuk mencerna

makanan

5. Ketidakmampuan

menelan makanan

6. Factor psikologis

Page 11: LP FEBRIS

e. Adanya sariawan

f. Klien tampak

menghindari

makanan

konsepsi

14. Kesalahan

informasi

15. Membrane

mukosa pucat

16. Ketidakmampua

n memakan

makanan

17. Tonus otot

menurun

18. Mengeluh

gangguan sensasi

rasa

19. Mengeluh

asupan makanan

berkurang

20. Cepat kenyang

setelah makan

21. Sariawan rongga

mulut

Ketidakefektifan

perfusi jaringan

perifer (00204)

Ds:

a. Ibu klien

mengatakan

anaknya lemas

Do:

a. Kulit menjadi

Page 12: LP FEBRIS

kering

b. Capillary refill >3

detik

c. Terjadi peurunan

nadi

1. Hipertermia (00007)

Batasan karakteristik:

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)

Ds

c. Ibu klien mengatakan anaknya susah makan

d. Ibu Klien mengatakan anaknya mengalami muntah

Do

g. Klien tampak lemas dan tak memiliki stamina

h. Berat badan klien mengalami penurunan

i. Klien terlihat tidak memilki nafsu makan

j. Membran mukosa klien pucat

k. Adanya sariawan

l. Klien tanpak menghindari makanan

I. RENCANA KEPERAWATAN

N

O.

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI

1. Hipertermi

a(00007)

NOC:

1. Hidration

2. Adherence

behavior

NIC:

Temperature regulation

(pengaturansuhu)

1. Monitor suhu minimal

Page 13: LP FEBRIS

3. Immune status

4. Risk control

5. Risk detection

Kriteriahasil:

1. Keseimbangana

ntaraproduksipanas

, panas yang

diterima,

dankehilanganpana

s

2. Seimbangantar

aproduksipanas,

panas yang

diterima,

dankehilanganpana

sselama 28

haripertamakehidu

pan

3. Keseimbangana

sambasabayibarula

hir

4. Temperature

stabil : 36,5 –

37,5°C

5. Tidakadakejang

6. Tidakadaperub

ahanwarnakulit

7. Pengendalianri

siko: hipertermia

8. Pengendalianri

siko: hipotermia

tiapdua jam

2. Rencanakan monitoring

suhusecarakontinyu

3. Monitor tekanandarah,

nadidanrespiratory rate

4. Monitor warnadansuhukulit

5. Monitor tanda-

tandahipertermidanhipoterm

i

6. Tingkatkan intake

cairandannutrisi

7. Selimutipasienuntukmenceg

ahhilangnyakehangatantubu

h

8. Ajarkanpada orang

tuapasiencaramencegahkele

tihanakibatpanas

9. Diskusikantentangpentingny

apengaturansuhudankemung

kinanefek negative

darikedinginan

10. Beritahutentangindikasit

erjadinyakeletihandanpenan

ganann emergency yang

diperlukan

11. Ajarkanindikasidarihipote

rmiadanpenanganan yang

diperlukan yang diperlukan

12. Berikan anti

piretikjikadiperlukan

Page 14: LP FEBRIS

9. Pengendalianri

siko: proses

menular

10. Pengendalianri

siko:

paparansinarmatah

ari

2. Ketidakseimbang

an nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh (00002)

NOC:

1. Nutritional

status

2. Nutritional

status: Food and

fluid intake

3. Nutritional

status: nutrient

intake

4. Weight control

Kriteria Hasil:

1. Adanya

peningkatan berat

badan sesuai

dengan tujuan

2. Berat badan

ideal sesuai dengan

tinggi badan

3. Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

4. Tidak ada

tanda malnutrisi

5. Menunjukan

NIC

Weight Management (1260)

1. Binahubungandengankeluar

gaklien

2. Jelaskankeluargaklienmeng

enaipentingnyapemberianma

kanan,

penambahanberatbadandank

ehilaganberatbadan

3. Jelaskankelurgakliententang

kondisiberatbadanklien

4. Jelaskanresikodarikekurang

anberatbadan

5. Berikanmotivasikeluargaklie

nuntukmeningkatkanberatb

adanklien

6. Pantauporsimakanklien

7. Anjurkanklienmakanteratur

Page 15: LP FEBRIS

peningkatan fungsi

pengecapan dari

menelan

6. Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang berarti

3. Ketidakefektifan

perfusi jaringan

perifer (00204)

NOC:

1. Circulation Status

2. Tussue Perfusion :

Cerebral

Kriteria Hasil:

Mendemonstrasikan

status sirkulasi yang

ditandai dengan:

1. Tekanan

systole dan diastole

dalam rentang

yang diharapakan

2. Tidak ada

ortostatik

hipertensi

3. Tidak ada

tanda-tanda

peningkatan

intrakranial

NIC:

Peripheral Sensation

Management

1. Monitor adanya daerah

tertentu yang hanya peka

terhadap

panas/dingin/tajam/tumpul

2. Monitor adanya paretese

3. Instruksikan keluarga

untukmengobservasi kulit

jika ada lesi atau laserasi

4. Gunakan sarung tangan

untuk protekai

5. Kolaborasi pemberian

analgetik

6. Batasi gerakan pada kepala,

leher dan punggung

Page 16: LP FEBRIS

DAFTAR PUSTAKA

Isselbacher,dkk. 1994. Harrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.

Jakarta: EGC

Williams & Wilkins. 1995. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta:EGC

Muscari, Mary E. 2001. Panduan Balajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta:

EGC

Guyton, Arthur C. (1999). Fisiologi manusia danmekanisme penyakit. Ed. 3.

Jakarta, EGC.

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www.

Google. Com diakses tanggal 11 Maret 2014

Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik.

Com/knal.php.

Page 17: LP FEBRIS

LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS

Disusun Oleh :

INTAN SEPTIANA (22020111120015)

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2014

Page 18: LP FEBRIS