25
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMAE (KANKER PAYUDARA) OLEH NAHLA JOVIAL NISA 0906629486 A. TINJAUAN ANATOMIS Pada pria dan wanita payudara sama sampai masa pubertas, sampai esterogen dan hormon-hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara pada wanita. Perkembangan payudara biasanya terjadi sekitar usia 10 hingga 18 tahun. Payudara merupakan organ reproduksi sebagai tanda pubertas pada remaja dan organ meningkatkan gairah pada dewasa. Menurut Tanner (dalam Bruner & Suddarth.2010) ada 5 tahap perubahan payudara. Tahap 1 menggambarkan payudara prapubertas, tahap 2 penonjolan payudara yang merupakan tanda pubertas. Tahap 3 mencakup perbesaran lebih lanjut jaringan payudara dan areola dan tahap 4 terjadi ketika puting dan areola membentuk tonjolan kedua di atas jaringan payudara. Tahap 5 adalah payudara yang lebih besar dengan kontur tunggal. Payudara adalah sepasang kelenjar payudara yang berkembang dari sekresi hipotalamus, kelenjar pituitari, dan ovari. Payudara terdiri dari jaringan grandular, jaringan duktus, jaringan fibrosa, dan lemak. Proporsi setiap payudara bergantung pada faktor genetik, nurisi, usia, dan riwayat obstetrik. Payudara mengandung glandular (parankim) dan jaringan duktal, jaringan fibrosa yang mengikat lobus- lobus bersama dan jaringan lemak di dalam antara lobus- lobus. Kelenjar mamari berpasangan ini terletak di antara

Lp Kanker Payudara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kanker payudara

Citation preview

Page 1: Lp Kanker Payudara

LAPORAN PENDAHULUAN

CA MAMAE (KANKER PAYUDARA)

OLEH NAHLA JOVIAL NISA 0906629486

A. TINJAUAN ANATOMIS

Pada pria dan wanita payudara sama sampai masa pubertas, sampai esterogen dan hormon-

hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara pada wanita. Perkembangan

payudara biasanya terjadi sekitar usia 10 hingga 18 tahun. Payudara merupakan organ

reproduksi sebagai tanda pubertas pada remaja dan organ meningkatkan gairah pada

dewasa.

Menurut Tanner (dalam Bruner & Suddarth.2010) ada 5 tahap perubahan payudara.

Tahap 1 menggambarkan payudara prapubertas, tahap 2 penonjolan payudara yang

merupakan tanda pubertas. Tahap 3 mencakup perbesaran lebih lanjut jaringan payudara

dan areola dan tahap 4 terjadi ketika puting dan areola membentuk tonjolan kedua di atas

jaringan payudara. Tahap 5 adalah payudara yang lebih besar dengan kontur tunggal.

Payudara adalah sepasang kelenjar payudara yang berkembang dari sekresi

hipotalamus, kelenjar pituitari, dan ovari. Payudara terdiri dari jaringan grandular, jaringan

duktus, jaringan fibrosa, dan lemak. Proporsi setiap payudara bergantung pada faktor

genetik, nurisi, usia, dan riwayat obstetrik. Payudara mengandung glandular (parankim)

dan jaringan duktal, jaringan fibrosa yang mengikat lobus-lobus bersama dan jaringan

lemak di dalam antara lobus-lobus. Kelenjar mamari berpasangan ini terletak di antara iga

kedua dan keenam diatas otot pektoralis mayor dari sternum ke garis midaksilaris; masing-

masing meluas ke aksila, suatu area jaringan payudara yang disebut tail of spence.

Ligamen cooper merupakan pita fasia yang mengga payudara pada dinding dada (Brunner

& Suddarth. 2010).

Puting berada ditengah atau lateral bagian coklat yag disebut areola. Kelenjar

Montgomery kecil, kelenjar sebasea yang bulat berada elevasi pada areola. Kelenjar ini

berfungsi untuk mensekresikan substansi lemak yang memproteksi puting saat menyusui.

Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobus yang berbentuk kerucut terbuat dari

lobolus yang mengandung kluster asini, suatu struktur kecil yang berakhir pada duktus.

Semua duktus pada setiap lobus mengalirkan isinya kedalam ampula, yang kemudian

terbuka di puting setelah sebelumnya menyempit. Sekitar 85% jaringan payudara adalah

lemak. Payudara memiliki aliran limfatik dan darah yang sangat banyak.

Page 2: Lp Kanker Payudara

Payudara mungkin tidak berkembang simetris pada awal pubertas, namun saat dewasa

akan simetris. Pada beberapa wanita, payudara menjadi lebih besar dan lembek saat

periode premenstrual. Jaringan akan merasakan nodular, hal ini disebabkan adanya

peningkatan esterogon dan progesteron 3-4 hari sebelum menstruasi menyebabkan

meningkatkanya aliran darah, menginduksi perkembangan duktus dan alveoli, dan memicu

retensi cairan.

Page 3: Lp Kanker Payudara

B. PENGERTIAN KANKER PAYUDARA

Kanker payudara merupakan kanker invasif yang paling sering terjadi pada wanita.

Kanker payudara adalah kanker yang dimulai dari jaringan payudara (Brunner, &

suddarth. 2010). American Cancer Society (2013) dalam situs resminya menjelaskan

kanker payudara adalah tumor ganas atau yang biasa disebut maligna yang dimulai pada

sel-sel payudara. Maligna adalah sekelompok sel kanker yang dapat tumbuh menjadi

(menyerang) jaringan sekitarnya atau menyebar (metastasis) ke daerah-daerah yang jauh

dari tubuh. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada wanita, tetapi pria bisa

mendapatkannya juga.

Secara umum ada dua tipe kanker payudara:

1. Karsinoma duktal dimulai di tabung (saluran) yang bergerak susu dari payudara ke

puting susu. Kebanyakan kanker payudara adalah jenis ini. Perkembangan kanker ini

bergantung dari pengaruh hormon, memerlukan 5 sampai 9 tahun sel kanker untuk

membentuk lesi.

2. Karsinoma lobular dimulai di bagian payudara, yang disebut lobulus, yang

menghasilkan susu.

Kanker payudara dapat invasif atau non-invasif. Invasif berarti telah menyebar dari

saluran susu atau lobulus ke jaringan lain di payudara. Noninvasif berarti belum

menyerang jaringan payudara lainnya. Kanker payudara non-invasif yang disebut "in

situ”.

1. Karsinoma duktal in situ (DCIS), atau karsinoma intraductal, adalah kanker

payudara pada lapisan saluran susu yang belum menginvasi jaringan di dekatnya.

Mungkin berkembang menjadi kanker invasif jika tidak diobati. Biasanya kanker

yang berasal dari duktus intermediate

adalah invasif. Jika sudah invasif

maka akan ada pola ireguler: lesi

yang teraba, terasa ireguler, dan ada

massa. Tumor terus berkembang

seiring dengan adanya fibrosis pada

jaringan sekitar kanker. Fibrosis dapat

menyebabkan pemendekan ligamen

Cooper’s dan menghasilkan skin dimpling.

2. Lobular carcinoma in situ (LCIS) merupakan penanda untuk peningkatan risiko

kanker invasif pada payudara yang sama atau keduanya.

Page 4: Lp Kanker Payudara

C. ETIOLOGI

Tidak ada satupun penyebab spesifik kanker payudara. Kanker payudara terjadi akibat

multiple faktor. Faktor paling utama yaitu usia, meskipun tidak semuanya. Beberapa

orang memiliki faktor risiko yang lebih tinggi dibanding yang lain. Kanker payudara

85% di diagnosa pada wanita dengan usia lebih dari 45 tahun (Ignatavicius & Workman.

2006), hal ini dikarenakan masa produktif ada perubahan-perubahan fungsi atau saat

menepouse. Wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara juga meningkat 3 kali

faktor risiko.

Kanker payudara biasanya sporadis (tidak ada genetik spesifik yang menunjukan pola

diturunkan). Berikut faktor risiko yang menyebabkan kanker payudara (Mc Pherson.,

C.M., et al (2000 dalam Ignatavicius &Workman. 2006):

1. Jenis kelamin perempuan. Sembilan puluh persen kanker payudara terjadi pada

wanita. Hal ini disebabkan karena pada wanita ada produksi hormon esterogen dan

progesteron, hormon ini dapat memicu pertumbuhan sel kanker. (American Cancer

Society, 2013)

2. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Risiko mengalami kanker payudara pada

payudara sebelahnya meningkat 5 kali. Hal ini diakibatkan kanker payudara

kebanyakan berasal dari duktus yang menyebar ke jaringan limfatik.

3. Riwayat menstruasi. Menstruasi yang terlalu cepat (<12 tahun) dan atau menepouse

(>50 tahun) yang terlalu lama meningkatkan risiko. Hal ini disebabkan ada paparan

atau keadaan dimana tubuh mengalami pajanan hormon esterogen dan progesteron

lebih lama dalam hidup (American Cancer Society, 2013)

4. Riwayat reproduksi. Nullipara dan anak pertama lahir pada usia 30 tahun. Wanita

yang memiliki sedikit anak dan melahirkan pada usia 30 tahun akan meningkatkan

risiko. Penelitian telah menunjukkan bahwa risiko seorang wanita terkena kanker

payudara berhubungan dengan paparan hormon yang diproduksi oleh ovarium

(estrogen endogen dan progesteron). Faktor reproduksi yang meningkatkan durasi

dan / atau tingkat paparan hormon ovarium, yang merangsang pertumbuhan sel, telah

dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Faktor-faktor ini termasuk

onset awal menstruasi, terlambat menopause, kemudian usia kehamilan pertama, dan

tidak memiliki anak. Kehamilan dan menyusui dapat menurunkan jumlah lingkaran

menstruasi yang artinya dapat menurunkan paparan terhadap hormon endogen. Selain

itu kehamilan dan menyusui akan membentuk proses normal pembelahan sel

payudara. Peneliti memiliki hipotesa bahwa sel yang secara normal membelah akan

Page 5: Lp Kanker Payudara

tahan terhadap pemicu kanker dibanding sel yang belum pernah membelah. (National

Cancer Institute, 2011)

5. Riwayat keluarga. Anak perempuan dan atau saudara perempuan yang memiliki

hubungan langsung risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum

berusia 60tahun; risiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada

dua saudara langsung. Seseorang yang mengalami kanker payudara akan terjadi

mutasi gen diturunkan dari keluarga. Terjadi mutasi gen sporadis pada kanker

payudara (Warren, S. B. 2003). Pada kanker payudara gen penekan disebut BRCA1

dan BRCA 2, gen ini mengidentifikasi kerusakan DNA yang kemudain dapat

menahan perkembangan sel abnormal. Mutasi pada gen ini diturunkan pada

mayoritas penderita kanker payudara. Mutasi BRCA1 berhubungan dengan 65%

hingga 87% risiko kanker, dan mutasi BRCA2 berhubungan dengan 45% hingga

84% risiko kanker payudara (Tumbull & Rahman, 2008; Brunner & Suddarth. 2010)

6. Diet. Diet tinggi lemak berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker payudara.

Hingga saat ini belum dapat disimpulkan diet dan hubungannya dengan kanker

payudara dengan kuat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami efek dari

jenis lemak dimakan pada risiko kanker payudara. Tetapi jelas bahwa kalori sangat

penting, dan lemak merupakan sumber utama kalori. Diet tinggi lemak dapat

menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas, yang merupakan faktor risiko

kanker payudara. Diet tinggi lemak juga telah ditunjukkan mempengaruhi risiko

memicu beberapa jenis kanker lainnya, dan asupan jenis lemak tertentu jelas

berkaitan dengan risiko penyakit jantung (American Cancer Society [ACS], 2013)

7. Obesitas. Obesitas setelah menepouse dilaporkan dapat meningkatkan risiko kanker

payudara hal ini disebabkan setelah menepouse (ketika ovarium berhenti

memproduksi esterogen), pada saat itu estrogen akan dihasilkan oleh jaringan lemak.

Sehingga orang yang obese akan memproduksi estrogen lebih banyak. Peningkatan

BMI, resisten insulin, hiperglikemi dilaporkan berhubungan dengan kanker payudara

dan kanker lainya (ACS, 2013)

8. Radiasi ion. Wanita yang terkena radiasi disekitar dada dan thorax pada usia

pembentukan payudara akan meningkat risiko terjadi kanker payudara. Paparan

radiasi akan memicu faktor kanker.

9. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunya tumor payudara disertai

perubahan epitel proliferatif mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami

kanker payudara

Page 6: Lp Kanker Payudara

10. Oral kontrasepsi dan hormon eksogen menunjukan hanya sedikit studi yang

mengatakan berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara (Ignatavicius

&Workman, 2000).

D. KOMPLIKASI

Tumor dapat menginvasi jaringan limfatik, mendorong kulit, dan menyebabkan edema

dan ”orange peel” pada kulit. Invasi pada jaringan limfatik akan membawa sel kanker ke

nodus limfa, termasuk regio aksilaris. Metastasis dapat terjadi ke tulang, paru-paru, otak,

dan hati.

E. PENTAHAPAN KANKER PAYUDARA

Pentahapan mencakup pengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan keluasan

penyakit. Beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan dalam

pentahapan penyakit, mencakup: rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar.

Pentahapan klinik yang digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM

yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya

metastasis yang jauh. Adapun tahap tersebut:

1. Tahap 1 terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan

tidak terdeteksi adanya metastasis.

2. Tahap II terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, dengan

nodus limfe tidak terfiksasi negatif atau positif, dan tidak terdeteksi adanya

metastasis.

Page 7: Lp Kanker Payudara

3. Tahap III terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan sembarang

ukuran yang menginvasi kulit atau dinding, dengan nodus life terfiksasi positif dalam

area klavikular, dan tanpa bukti metastasis

4. Tahap IV terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan nodus limfe normal

atau kankerosa dan adanya metastasis jauh.

Pentahapan kanker payudara berdasarkan standar American Joint Comittee on Cancer

(2013) sebagai berikut:

Tahap 0 Tis N0 M0

Tahap I T1 N0 M0

Tahap II A T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Tahap IIIA T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

Tahap IIIB T4 sembarang N M0

Sembarang T N3 M0

Tahap IV Sembarang T Sembarang N M1

Keterangan:

Tumor Primer (T)

TX tumor belum dapat dikaji

T0 tidak ada bukti tumor primer

Tis karsinoma in situ: karsinoma intraduktal, karsinoma lobular insitu, atau

penyakit paget’s puting susu dengan atau tanpa tumor

T1 Tumor < 2 cm dalam dimensi terbesarnya

T2 Tumor > 2 cm tetapi tidak > 5 cm dalam dimensi terbesarnya

T3 Tumor >5cm dalam dimensi terbesarnya

T4 Tumor sembarang ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada atau kulit

Nodus Limfe Regional (N)

NX nodus limfe terdekat tidak dapat dikaji (misal, sebelumnya telah diangkat)

N0 tidak ada metastasis nodus limfe regional

Page 8: Lp Kanker Payudara

N1 metastasis ke nodus limfe aksilaris ipsilateral (s) yang dapat digerakan

N2 metastasis ke nodus limfe aksilaris ipsilateral (s) terfiksasi pada satu sama lain

atau pada struktur lainnya

N3 metastasis ke nodus limfe mamaria internal ipsilateral

Metastasis Jauh (M)

MX penyebaran jauh yang sulit dikaji

M0 tidak ada metastasis yang jauh

M1 metastasis jauh termasuk metastasis ke nodus limfe supraklavikular ipsilateral

Selanjutnya tipe kanker payudara berdasarkan asal dari area kanker yang menginfiltrasi:

1. Karsinoma duktal menginfiltrasi adalah tipe histologi paling umum dan sering

terjadi sekitar 75% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena

keras saat dipalpasi. Kanker ini akan bermetastasi ke nodus aksila. Prognosisnya

lebih buruk dibanding kanker lainnya

2. Karsinoma lobular menginfiltrasi terjadi 5-10%. Tumor ini biasanya terjadi pada

area penebalan yag tidak baik pada payudara. Karsinoma lobular biasanya

bermetastasis ke permukaan meningeal atau tempat-tempat tidak lazim.

3. Karsinoma medular menempati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalam

kapsul di dalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan

lambat, prognosisnya baik.

4. Karsinoma musinus menempati 3%. Penghasil lendir juga tumbuh lambat; sehingga

kanker ini prognosisnya baik dibanding yang lain.

5. Kanker duktal-tubular jarang terjadi, menempati 2%. Karena metastasis aksilarasi

secara histologi tidak lazim, maka pronosisnya sangat baik

6. Karsinoma inflammatori adalah tipe kanker yang jarang terjadi 1% dan

menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor

setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri; payudara secara abnormal keras dan

membesar. Kulit diatas tumor ini merah dan agak hitam. Sering terjadi edema dan

retraksi puting susu. Penyakit dapat menyebar dengan cepat pada bagian tubuh

lainnya.

7. Penyakit paget payudara adalah tipe kanker payudara yang jarang terjadi. Gejala

yang sering timbul adalah rasa tebakar dan gatal pada payudara. Massa tumor sering

tidak dapat diraba dibawah puting tempat dimana penyakit ini timbul.

Page 9: Lp Kanker Payudara

F. MANIFESTASI KLINIS

Kanker payudara biasanya sering terjadi pada kuadran atas terluar dan di payudara

sebelas kiri. Berikut adalah manifestasi klinis yang terlihat:

1. Adanya benjolan atau massa baru

2. Ada lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi, dan keras dengan batas tidak jelas

3. Peau d orange – yaitu kondisi yang disebabkan obstruksi sirkulasi limfatik dalam

lapisan dermal

4. Adanya dimpling pada kulit payudara

5. Retraksi puting susu dan lesi yang terfiksasi

6. Lesi pada kulit dengan berjamur dan ulserasi merupakan tanda metastasi ke kulit

7. Jika telah menyebar ke nodus limfatik aksilaris biasanya akan terjadi pembengkakan

pada aksila

Page 10: Lp Kanker Payudara

G. WEB OF CAUTION

Faktor Predisposisi:3. Usia4. Jenis kelamin5. genetik

Karsinoma 1 sel Karsinoma membelah 16x untuk menjadi 1 cm waktu 2 tahun teraba setelah 17 tahun

Faktor presipitasi:1. Pola makan2. Riwayat reproduksi3. Imunosupresan4. Riwayat ca terdahulu5. Pengobatan belum berhasil1. Jenis kelamin2. genetikMutasi genetik pada BRCA 1 dan

BRCA2 DNA

Aktivasi growth-promoting onkogen Gangguan pada gen yang

mengontrol apotisis

Inaktif gen tumor suppressan

Proliferasi dan pembentukan sel kanker di duktus payudara

Membentuk tumor maligna (kanker payudara)

Test diagnostik:

1. Mammographi2. ultasonographi

metastasisKurang pengetahuan

perdarahanSel/jaringan

Benjolan payudara

paruKekurangan volume cairan

kulit

Tulang otakHati

Kelenjar limfa

Ekspansi paru menurun

sesak

nyeri Risiko syok hipovolemik

Ansietas

Gangguan Pola nafas

UlkusGg perfusi jaringan

Gg integritas

kulit

Page 11: Lp Kanker Payudara

Kanker payudara

pembedahan

Pengangkatan jaringan

Luka insisi pembedahan

Pengangkatan organ

Kurang pengetahuan

Nyeri akut

Risiko infeksi

Berduka antisipasi

Gangguan citra

cemas

Depresi

kemoterapi

Diaforesis, kelemahan, batuk, hilang nafsu makan

Ketidakefketifan pertahanan diri

Gangguan pola

Page 12: Lp Kanker Payudara

H. PENATALAKSANAAN

Ada beberapa penatalaksanaan terkait dengan klien kanker payudara. Prosedur yang

paling sering digunaan untuk penatalaksanaan kaker payudara lokal adalah masalah

mastektomi dengan atau tanpa rekonstruksi dan bedah penyelamatan payudara yang

dikombinasi dengan terapi radiasi.

1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi: pengangkatan kesuluruhan jaringan payudara,

dan nodus limfe aksilaris. Otot pektoralis mayor dan minus tetap utuh.

2. Mastektomi radikal: pengangkatan keseluruhan payudara serta otot-otot pektoralis

mayor dan mior yang berhubungan dengan diseksi nodus aksilaris

3. Bedah dengan menyelamatkan payudara: lumpektomi;mastektomi kuadrantektomi,

reseksi kuadran payudara yang sakit, dan pengangkatan nodus aksilaris untuk

mengangkat tumor, diikuti dengan perjalanan terapi radiasi untuk mengankat

penyakit mikrokopik, residual.

4. Diseksi nodus aksilaris: pengangkatan semua jaringan payudara dan diseksi nodus

aksilari yang terbenam dalam lemak untuk keperluan biopsi

5. Terapi non-bedah seperti terapi hormonal, kemoterapi, dan radiasi.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Peningkatan enzim liver mengindikasikan adanya metastasis ke liver. Selain itu

peningkatan serum kalsium dan pospat alkaline juga menunjukan adanya metastasis ke

tulang.

Radiografi

1. Mammografi: teknik pencitraan payudara yang dapat mendeteksi lesi yang tidak

terpalpasi. Mammografi dikombinasi dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

payudara mandiri

2. Rontgen dada diperlukan untuk mengatahui metastasis paru

3. CT scan tulang, liver, dan otak sangat penting untuk mengetahui metastasis

4. Ultrasonografi digunakan bersama dengan mammografi untuk membedakan kista

yang berisi cairan dengan lesi lainnya.

Biopsi untuk mengkaji secara akurat reseptor hormon estrogen dan progesteron secara

akurat

Page 13: Lp Kanker Payudara

J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Riwayat Kesehatan

Ketika pasien mengeluhkan ada masalah pada payudaranya, maka perawat melakukan

pengkajian kesehatan umum, meliputi riwayat gangguan medis dan riwayat pembedahan

sebelumnya; riwayat penyakit keluarga, seperti kanker; riwayat ginekologi dan obstetri;

pengobatan yang saat ini dikonsumsi (meliputi obat-obatan, vitamin, dan herbal); riwayat

dan saat ini penggunaan kontrasepsi hormon, terapi hormon, atau pengobatan fertilitas;

dan gaya hidup (misalnya merokok, alkohol). Informasi psikososial seperti status

pernikahan, pekerjaan, sumber dan dukungan dari orang lain. Tes diagnostik yang baru

saja dijalani. Perawat juga menanykan kapan saat klien menemukan merasakan gejala

hingga waktu puncaknya. Klien juga akan diminta untuk telentang dan perawat akan

menginspeksi dan palpasi untuk melihat adanya nyeri, kemerahan, bengkak, puting susu

retraksi, atau perubahan kulit.

Pada pengkajian riwayat perawat fokus akan tiga hal:

1. Faktor risiko

Dokumentasikan usia, jenis kelamin, status pernikahan, berat badan, dan tinggi

badan. Tanyakan pada klien orang yang mendukungnya, riwayat keluarga dengan

kanker payudara. Tanyakan mengenai riwayat reproduksi:

a. Usia saat menstruasi

b. Usia saat menepouse

c. Gejala menopouse

d. Usia saat memiliki anak pertama

e. Jumlah anak

2. Massa payudara

Tanyakan pada klien bagaimana, kapan, dan oleh siapa massa ditemukan, serta jarak

waktu antara ditemukan massa dengan perilaku mencari pertolongan. Jika klien

terlambat, tanyakan juga apa alasannya terlambat mencari pertolongan (untuk

mengetahui waktu adanya tumor). Selain itu tanyakan juga apakah ada perubahan

kondisi tubuh dalam setahun kebelakang. Tanyakan apakah ada nyeri kaki untuk

mengetahui metastasis.

3. Perilaku mempertahankan kesehatan

Tanyakan pada klien pengetahuan dan perilaku mengenai pemeriksaan payudara

sendiri atau breast self examination (BSE). Selain itu riwayat mamografi.

Page 14: Lp Kanker Payudara

Setelah itu tanyakan pada klien mengenai pola makan, menu harian, alkhohol, dan

makanan tinggi lemak.

Tanyakan juga pada klien mengenai obat-obatan yang digunakan, suplemen estrogen

baik secara oral, transdermal, dan intravagina. Dokumentasikan tipe da bentuk

hormon serta lamanya

Pengkajian Fisik

Inspeksi

Pengkajian dimulai dengan inspeksi, klien diminta untuk duduk dan menaruh lengannya.

Inspeksi dilakukan dengan melihat ukuras serta simetrisitas payudara. Kulit di inspek

warna, kepatenan vena, edema, kemerahan. Eritema mengindikasikan adanya inflamasi

pada benigna loka atau invasi superfisial limfatik. Adanya vena yang terlihat jelas

menunjukan adanya peningkatan suply darah yang dibutuhkan oleh tumor. Edema dan

pitting pada kulis menunjukan adanya neoplasma yang menghambat drainase limfatik,

sehingga membentuk orange-peel , tanda awal adanya kanker payudara. Inversi puting

pada salah satu atau kedunya tidak biasanya. Ulkus, ruam, dan cairan yang keluar dari

payudara perlu di evaluasi.

Skin dimpling dan

retraksi seringkali tak terlihat jelas, maka perawata dapat meminta klien mengangkat

kedua tangannya, manuver ini dapat mengangkat payudara. Klien lalu diinstruksikan

untuk memegan pinggangnya dan mendorong tangannya kedepan. Pergerakan ii pada

membuat kontraksi otot pektoralis. Dimpling atau retraksi selama proses ini menunjukan

adanya massa. Regio klavikula dan aksilaris yang terlhita bengkak, warnanya berbeda,

lesi, dan perbesaran nodus limfa (Brunner & Suddarth. 2010).

Page 15: Lp Kanker Payudara

Palpasi

Klien di palpasi pada posisi duduk ataupun posisi supinasi. Pada posisi supine, pertama,

lengan kilen ditinggikan dengan bantal kecil untuk menyeimbangkan payudara pada

dinding dada. Perawat dapat mempalpasi dengan menggunakan 3 jari tengah secara

sistematis. Palpasi dapat dilakukan searah dengan jarum jam dari bagian terluar hingga

ke bagian terdalam yaitu puting susu. Metode lainnya dengan dari bagian terluar menuju

kedalam atau vertikal. Seperti gambar dibawah ini:

Palpasi pada area aksilari dan kalvikula area lebih

mudah dilakukan pada klien yang sedang duduk. Nodus limfa aksilari, klien diminta

untuk abduksi lengannya, dengan tangan kiri perawat menyangga, lalu tangan kanan

mempalpasi aksila. Normalnya nodus limfa ini tidak terpalpasi, jika terpalpasi maka

dokumentasikan. Jika besar, maka catat lokasi, ukuran, pergerakan, dan konsistensi.

Page 16: Lp Kanker Payudara

Selama palpasi, perawat mendokumentasikan adanya massa yang lembek. Jika

ditemukan massa, deskripsikan lokasi (misal: payudara kiri, 2 cm setelah puting arah jam

2). Ukuran, bentuk, konsistensi, dan batasan, serta pergerakan juga dijelaskan dalam

pendokumentasian.

1. Dokumentasikan massa payudara: ukuran, bntuk, konsistensi, dan mudah bergerak

atau terfiksasi di jaringan sekitar.

2. Perubahan kulit: peau d’ orange (dimpling, orange peel) , peningkatan vaskularisasi,

rektraksi puting susu, ulkus

3. Palpasi dengan dalam adanya perbesaran nodus di aksila atau supraklavikular

4. Kaji tingkat nyeri klien

Pengkajian Psikososial

1. Ketakutan akan kanker

2. Ancama terhadap gambaran citra tubuh, seksualitas, hubungan intim, dan pertahanan

3. Konflik diri dalam mengambil keputusan terapi

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mencakup sebagai

berikut:

Praoperatif

1. Kurang pengetahuan tentang kanker payudara dan pilihan pengobatan

2. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker

3. Ketakutan berhubungan dengan pengobatan spesifik dan perubahan citra tubuh

4. Risiko ketidakefektifan koping individu atau keluarga berhubungan dengan diagnosis

kanker payudara dan berhubungan dengan pilihan pengobatan

5. Konflik dalam pengambilan keputusan berhubungan dengan pilihan pengobatan

(Nanda, 2012)

Page 17: Lp Kanker Payudara

Pascaoperatif

1. Nyeri akut dan ketidaknyamanan berhubungan dengan prosedur pembedahan

2. Gangguan sensori persepsi berhubungan dengan iritasi saraf pada lengan, payudara,

atau dinding dada.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kelihangan atau gangguan pada payudara.

4. Risiko gangguan dalam penyusaian berhubungan dengan diagnosis kanker dan

pengobatan pembedahan

5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan imobilitas parsial ada ekstremitas atas

pada sisi operasi

6. Risiko disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan

pada gambaran diri, dan ketakutan akan respon pasangan.

7. Kurang pengetahuan: manajemen drain setelah pembedahan

8. Kurang pengetahuan: latihan lengan untuk mengembalikan mobilitas pada area yang

terkena

9. Defisit pengetahuan: tangan dan lengan setelah ALND (Nanda, 2012)

Kolaboratif

1. Limfedema

2. Hematoa/seroma

3. Potensial metastasis

4. Infeksi (Brunner, & Suddarth. 2010)

Sumber:

Brunner, & Suddarth’s.(2010). Textbook of Medical Surgical Nursing, Tweltfh edition.

Philadelphia: Lippincott William Wilkins.

Ignatavicius, D. D., & Workman., L., M.(2006). Medical Surgical Nursing: Critical

Thingking For Collaborative care. US. America: elsevier

American Cancer Institute.(2013). Breast cancer publication.

http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/detailedguide/breast-cancer-risk-factors .

Diunduh pada 13 November 2013 pukul 23.00

National cancer institute.(2011). Reproductive history and risk factor breast cancer.

http://www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/Risk/reproductive-history. Diunduh pada

13 November 2013 pukul 23.30

Page 18: Lp Kanker Payudara

Warren, S.B. 2003. Inheritence and risk factor breast cancer.

http://envirocancer.cornell.edu/factsheet/general/fs48.inheritance.cfm . diunduh pada 14

november 2013 pukul 00.15