Upload
anick-utami
View
12
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Pemeriksaan Fisik Postpartum
PEMERIKSAAN FISIK POSTPARTUM
Menurut Wiknjosastro,H.,Saifuddin A.B., Rachimhadhi, 2007. Pemeriksaan dilakukan
sesudah 40 hari. Pemeriksaan postpartum yang harus diperiksa yaitu : keadaaan umum, keadaan
payudara dan putingnya, dinding perut apakah ada hernia, keadaan perineum, kandung kencing
apakah ada sistokel & uretrokel, rectum apakah ada rektokel & pemeriksaan tonus muskulus
sfingter ani, adanya flour albus, keadaan serviks, uterus & adneksa harus pula diperiksa secara
seksama. Pemeriksaan sesudah 40 hari ini tidak merupakan pemeriksaan terakhir, lebih-lebih bila
ditemukan kelainan-kelainan meskipun sifatnya ringan. Hal ini akan banyak sekali manfaatnya
agar wanita jangan sampai menderita penyakit-penyakit yang makin lama makin berat hingga
tidak dapat atau susah diobati, misalnya bila kelak ternyata ada gejala-gejala karsinoma servisis
uteri stadium III-IV.
TANDA HOMAN :
Kaji apakah ada tanda homan, tanda homan positif menunjukan adanya tromboflebitis sehingga
dapat menghambat sirkulasi ke organ distal.Cara memeriksa tanda homan adalah memposisikan
ibu terlentang dengan tungkai ekstensi, kemudian didorsofleksikan dan tanyakan apakah ibu
mengalami nyeri pada betis, jika nyeri maka tanda homan positif dan ibu harus dimotivasi untuk
mobilisasi dini agar sirkulasi lancer (Bahiyatun,2009).
PEMERIKSAAN TANDA REEDA
Pemeriksaan dilakukan inspeksi adanya tanda-tanda “REEDA” (Redness atau kemerahan,
Echymosis atau perdarahan bawah kulit, Edema atau bengkak, Discharge atau perubahan lochea,
Approximation atau pertautan jaringan (Bahiyatun,2009).
DIASTESIS REKTUS ABDOMINIS
Diastasis rekti adalah derajat pemisahan otot rektus abdomen (rektus abdominis). Pemisahan ini
diukur menggunakan lebar jari ketika otot-otot abdomen kontraksi dan sekali lagi ketika otot-otot
tersebut relaksasi. Diastasis rekti diukur dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Atur posisi klien terbaring terlentag datar tanpa bantal dibawah kepalanya
2. Tempatkan ujung-ujung jari salah satu tangan pada garis tengah abdomen dengan ujung jari
telunjuk tepat dibawah umbilikus dan jari-jari yang lain berbaris longitudinal kebawah ke
arah simfisis pubis. Tepi jari-jari harus menyentuh satu sama lain.
Pemeriksaan Fisik Postpartum
3. Meminta klien menaikkan kepalanya dan berupaya meletakkan dagu di dadanya diarea
antara payudara (pastikan klien akan mengencangkan otot-otot abdomennya), pastikan klien
tidak menekan tangannya di tempat tidur atau mencengkram matras.
4. Ketika klien berupaya meletakkan dagunya diantara payudaranya, tekan ujung-ujung jari
anda dengan perlahan dekat abdomennya. Akan terasa otot-otot abdomen layaknya dua
bebat karet, yang mendekati garis tengah dari kedua sisi. Apabila diastasisnya lebar, perlu
untuk menggerakkan jari pemeriksa dari sisi kesisi dalam upaya menemukan otot tersebut,
meskipun otot sudah dikontraksikan, apabila otot-otot abdomen memiliki tonus yang cukup
baik untuk menyatu digaris tengah ketika ditegangkan, karena akan merasakannya
perlawanan terhadap jari-jari dan kemudian dibawah jari anda ketika otot tersebut
mendorong jari anda keluar dari abdomen.
5. Ukur jarak antara dua otot rektus ketika otot-otot tersebut dikontraksi dengan menempatkan
jari-jari datar dan paralel terhadap garis tengah dan isi ruang antara otot rektus dengan jari-
jari pemeriksa. Catat jumlah lebar jari antara sisi median dua otot rektus.
6. Sekarang tempatkan ujung-ujung jari satu tangan sepanjang salah satu sisi median otot
rektus abdomen dan ujung-ujung jari tangan anda yang lain sepanjang sisi median otot
rektus abdominus yang lain. Jika diposisikan dengan benar bagian punggung tangan harus
menghadap satu sama lain pada garis tengah abdomen.
7. Minta klien untuk menurunkan kepalanya secara perlahan ke posisi bersandar ketempat tidur
8. Ketika klien menurunkan kepalanya otot rektus akan bergerak lebih jauh memisah dan
kurang dapat dibedakan ketika otot relaksasi. Ujung –ujung jari anda menutupi otot rektus
ketika otot tersebut bergerak memisahkan kesisis rateral masing-masing pada abdomen.
Prasat ini memungkinkan anda untuk tetap mengidentifikasi otot-otot tersebut ketika berada
dalam keadaan relaksasi.
9. Ukur jarak antara kedua otot rektus ketika dalam keadaan relaksasi sebagaimana anda
mengukurnya pada saat kontraksi. catat dlam jumlah lebar jari diantara tepi median kedua
otot rektus.
10. Catat hasil pemeriksaan sebagai suatu pecahan, dimana pembilang mewakili lebar diastasis
ketika otot-otot mengalami kontraksi dan pembagi mewakili lebar diastasis dalam hitungan
ketika otot-otot relaksasi misalnya:
Pemeriksaan Fisik Postpartum
diastasis= 2/5 jari atau diastasis = dua jari ketika otot-otot berkontraksi dan lima jari ketika
otot-otot relaksasi (Bahiyatun,2009).
PERAWATAN PAYUDARA
Jika payudara anda bengkak dan kencang ( tumawon) maka bisa anda lakukan adalah :
1. Lakukan pemijatan dengan menggunakan baby oil
2. Kompres dengan handuk hangat ( agak panas ) sambil dipijat.
3. Tetap susui si kecil dengan payudara yang bengkak
4. Jika tidak kuat keluarkan berlahan-lahan dengan tanagan
5. Jika puting yang lecet maka jangan susui si kecil dengan payudara yang putingnya lecet.
Istirahatkan selama 24 jam dan olesi dengan cream khusus payudara.
Agar payudara anda tidak lecet sebaiknya anda :
1. Jangan melepaskan dengan paksa
2. Pastikan bagian payudara yang masuk tidak hanya puting tetapi juga daerah aerola
3. Jangan biarkan puting terkena sabun
4. Oleskan sedikit ASI sesudah dan sebelum menyusui karena ASI mengandung zat
pelembab yang melembutkan putting dan aerola serta mengandung disinfektan
(Yazid&Deri, 2007).
PERAWATAN PERINEUM
Tujuan Perawatan Perineum, menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi
sehubungan dengan penyembuhan jaringan.
Penatalaksanaan
1. Persiapan
a. Ibu Pos Partum. Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi
ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka.
b. Alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air
hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut
nifas baru dan antiseptik (Fereer, 2001).
2. Tahap Kerja :
a. Anjurkan klien melepaskan pakaian dalamnya
b. Sebelum melakukan tindakan, palpasi perut ibu untuk mengetahui apakah kandung
kemihnya penuh atau tidak
Pemeriksaan Fisik Postpartum
c. Jika kandung kemih teraba penuh, lakukan kateterisasi dengan kateter logam
d. Persilahkan ibu untuk berbaring di tempat tidur dengan satu bantal di bagian kepala, dan
lutut di tekuk (posisi litotomi)
e. Tutupi dengan alat tenun bagian tubuh klien yang tidak termasuk area yang akan dilakukan
tindakan
f. Letakkan pengalas di bawah bokong klien
g. Bersihkan area perineum, ambil kasa/kapas steril dengan pinset, kemudian masukkan ke
dalam larutan steril/air sabun
h. Basahi kassa/kapas steril tersebut ke arah perineum dari arah depan ke belakang
i. Lakukan perawatan dengan betadine jika ada jahitan pada perineum (luka episiotomi)
j. Amati ada tidaknya tanda-tanda infeksi di sekitar area tersebut
k. Pasang pembalut dan celana bersih
3. Evaluasi. Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:
a. Perineum tidak lembab
b. Posisi pembalut tepat
c. Ibu merasa nyaman
MANAJEMEN LAKTASI
Manajemen laktasi menurut Wiknjosastro,Hanifa; Saifuddin Abdul Bari; Rachimhadhi, 2007.
Manajemen laktasi adalah suatu tata laksana menyeluruh yang menyangkut laktasi dan
penggunaan ASI, yang menuju suatu keberhasilan menyusui untuk pemeliharaan kesehatan ibu
dan bayinya.
- Periode prenatal :
Pendidikan penyuluhan keepada pasien dan keluarga tentang manfaat menyusui &
pelaksanaan rawat gabung; adanya dukungan keluarga; adanya dukungan & kemampuan
petugas kesehatan; pemeriksaan payudara; persiapan payudara dan putting susu, seperti
penggunaan air untuk membersihkan putting susu jangan memakai sabun, pemeliharaan &
mempersiapkan putting susu, pemakaian kutang yang memadai; gizi yang bermutu seperti
ekstra 300 kalori perhari terutama protein, pemberian preparat besi dan asam folik, tidak
melakukan diit untuk mengurangi berat badan, penambahan berat badan yang memadai
adalah 11-13 kg; cara hidup sehat
Pemeriksaan Fisik Postpartum
- Periode nifas dini :
Ibu dan bayi harus siap menyusui; segera menyusui setelah bayi lahir; enik menyusui yang
benar; menyusui harus sering, berdasarkan kebutuhan; tidak memberikan susu formula; tidak
memakai putting buatan/pelindung; pergunakan kedua payudara, mulai menyusui dengan
putting yang berganti-ganti; perawatan payudara, seperti memberishkan putting susu
sebelum&sesudah menyusui dengan air, setelah menyusui payudara dikeringkan, memakai
kutang yang memadai; memelihara psikis & fisik; makanan yang bermutu, yaituekstra 500
kalori/hari, kalsium 1.200mg/hari, minum banyak, vitamin, tak ada pembatasan makanan,
penurunan BB jangan lebih 500 gr/minggu; istirahat cukup
- Periode nifas lanjut- sistem penunjang
Sangat ideal bila dalam 7 hari setelah pulang dari RS, si ibu dihubungi/dikunjungi untuk
melihat perkembangan /situasi rumahnya, persoaln biasanya timbul pada minggu pertama;
adanya sarana pelayanan/konsultasi bila secara mendadak si ibu mendapat persoalan dengan
laktasi & menyusui; adanya keluarga/ teman yang membantu di rumah.
Pemeriksaan Fisik Postpartum
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun.(2009).Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta:EGC
Ferrer, Hellen.(2001). Perawatan maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC
Hamilton, P.(2002). Dasar – dasar Keperawatan maternitas. Jakarta: EGC
Wiknjosastro,H.,Saifuddin A.B., Rachimhadhi.(2007).Ilmu Kebidanan Edisi.3.Jakarta:Yayasan
Bina Pustaka
Yazid, Subakti & Deri, RA. (2007). Ensiklopedia Caon Ibu. Jakarta : QultumMedia