LP Waham SP1 ok

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SP

Citation preview

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

KEPERAWATAN JIWA

Laporan Pendahuluan

1. Masalah UtamaWaham

2. Proses Terjadinya Masalaha. PengertianGangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham atau delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya (Keliat, 2009)

Tanda dan gejala :

1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, curiga, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan2. Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan3. Takut, kadang panik4. Tidak tepat menilai lingkungan / realitas5. Ekspresi tegang, mudah tersinggungb. Penyebab

Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri rendah. Waham dipengaruhi oleh factor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. Waham dapat dicetuskan oleh tekanan, isolasi, pengangguran yang disertai perasaan tidak berguna, putus asa, tidak berdaya.Tanda dan gejala :

1. Perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri.2. Merasa gagal mencapai keinginan3. Rasa bersalah terhadap diri sendiri4. Merendahkan martabat5. Gangguan hubungan sosial6. Percaya diri kurang7. Mencederai diri.c. AkibatAkibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal. Tanda dan gejala: Pikiran tidak realistik, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang.Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Tanda dan gejala:1. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

2. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.3. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.4. Mata merah, wajah agak merah.5. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.6. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.7. Merusak dan melempar barangbarang.3. Pohon masalah

4. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji a. Masalah keperawatan:

1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan2. Kerusakan komunikasi : verbal3. Perubahan isi pikir : waham4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah. b. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan Data subjektif

Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri

Data objektif

Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.2. Kerusakan komunikasi : verbal

Data subjektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik

Data objektif

Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata kurang

3. Perubahan isi pikir : waham Data subjektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.

Data objektif :

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.4. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

Data objektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncula. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b. Perubahan isi pikir : waham

c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

6. IntervensiDiagnosa 1 : Perubahan isi pikir : Waham

Tujuan Umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal

Tujuan Khusus :1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Tindakan :

1.1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).

1.2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.

1.3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.

1.4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Tindakan :

2.1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.

2.2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.

2.3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).

2.4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Tindakan :

3.1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

3.2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

3.3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

3.4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).

3.5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.4. Klien dapat berhubungan dengan realitas

Tindakan :

4.1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).

4.2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.

4.3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Tindakan :

5.1. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat.

5.2. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).

5.3. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

5.4. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.6. Klien dapat dukungan dari keluargaTindakan :6.1. Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

6.2. Beri reinforcement atas keterlibatan keluargaDiagnosa II : gangguan konsep diri : harga diri rendahTujuan umum : Klien dapat mengendalikan waham.

Tujuan khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

2. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi terapeutik :

2.1. Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal

2.2. Perkenalkan diri dengan sopan

2.3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

2.4. Jelaskan tujuan pertemuan

2.5. Jujur dan menepati janji

2.6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

2.7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien3. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

3.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

3.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.

3.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.4. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

4.1. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.

4.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.5. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

5.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.

5.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

5.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.6. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.

6.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

6.2. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah7. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

7.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harag diri rendah.

7.2. Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.

7.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

Daftar PustakaAziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003

Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC

Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999

Keliat Budi A. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. EGC : JakartaStuart GW, Sundeen. 1998.Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.Louis Mosby Year Book

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000

Townsend, M.C. 1998. Buku saku Diagnosa Keperawatan pada Keoerawatan Psikiatri, edisi 3. Jakarta: EGC.FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

KEPERAWATAN JIWA

Strategi Pelaksanaan (SP)a. Kondisi klien : 1. Perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri.2. Merasa gagal mencapai keinginan3. Rasa bersalah terhadap diri sendirib. Diagnosa KeperawatanGangguan proses pikir : wahamc. Tujuan

1. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap2. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar3. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan4. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benard. Tindakan1. Bina hubungan saling percayaSebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah: Mengucapkan salam terapeutik Berjabat tangan Menjelaskan tujuan interaksi Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.2. Bantu orientasi realita Tidak mendukung atau membantah waham pasien

Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman

Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari

Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya

Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.

Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.

Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien

Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki

Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki

Berdiskusi tentang obat yang diminum Melatih minum obat yang benar

e. Strategi Pelaksanaan Tindakan KeperawatanSP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhiORIENTASI:Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Albert, saya mahasiswa keperawatan dari Universitas ,. yang akan praktek di ruangan ini selama 2 minggu ke depan. Saya hari ini dinas pagi dari pukul 07.00-14.00, saya yang akan merawat Bapak pagi ini. Nama Bapak siapa?Senangnya dipanggil apa?Pak K, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Pak K rasakan sekarang?

Berapa lama Pak K mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

Bapak mau kita berbincang-bincang di mana?KERJA:Saya mengerti Pak K merasa bahwa Pak K adalah seorang penyihir Harry Potter, tapi yang Bapak rasakan tidak dirasakan oleh orang lain Tampaknya Bapak gelisah sekali, bisa Bapak ceritakan apa yang Bapak rasakan?

O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri abang sendiri?

Siapa menurut Bapak yang sering mengatur-atur diri Bapak?

Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur Bapak, juga kakak dan adik Bapak yang lain?

Kalau Bapak sendiri inginnya seperti apa?

O... bagus Bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri

Coba kita bersama-sama tuliskan rencana dan jadwal tersebut

Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya Bapak ingin ada kegiatan diluar rumah karena bosan kalau di rumah terus yaTERMINASI :Oya Pak, karena sudak 15 menit, apakah Bapak mau kita berbincang-bincang lagi atau sampai disini saja?

Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?Apa saja yang sudah kita bicarakan Pak

Bagaimana kalau saya kembali lagi 2 jam lagi

Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang mengenai hobi Bapak?

Jadi Bapak, hari ini kita sudah berbincang tentang perasaan yang Bapak rasakan, Bapak ingin seperti apa dan jadwal yang sudah kita buat

Kalau begitu saya pamit dulu Pak, Selamat Pagi

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Kerusakan komunikasi verbal

Core problem

Perubahan isi pikir: waham

Gangguan konsep diri: harga diri rendah