76
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Kelapa Gading 1.1.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Kelapa Gading dengan luas 1.633,7 hektar, terdiri atas tiga kelurahan, yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, dan Pegangsaan Dua. Populasi warga Kelapa Gading sekitar 5% dari jumlah penduduk  Jakarta dan 20% penduduk Jakarta Utara. Hampir 65 % penduduknya adalah warga  keturunan Tionghoa.  Luas wilayah Kecamatan Gading terbagi menjadi 3 (Tiga) Kelurahan yaitu : a) Kelurahan Kelapa Gading Timur.  b) Kelurahan Kelapa Gading Barat. c) Kelurahan Pegangsaan Dua. Batas wilayah Kecamatan Kelapa Gading : Sebelah Utara : Kali Bendungan Batik Kelurahan Tug u Selatan dan Rawa Bad ak Kecamatan Koja   JakartaUtara. Sebelah Selatan : Jl. Raya Bekasi Kecamatan Cakung   Jakarta Timur. Sebelah Timur : Kali Cakung dan Kali Petukangan Kecamatan Cakung   Jakarta Timur. Sebelah Barat : Jl. Raya Yos Sudarso Kec. Tanjung Priok   Jakarta Utara. 1.1.1.2 Keadaan Demografi Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara periode Januari    Agustus 2014, Kecamatan Kelapa Gading mempunyai jumlah penduduk sebanyak 134.113 jiwa, dengan kepadatan penduduk 67/Ha. Berikut rincian jumlah pendu duk yang ada di kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Agustus 2014.

LPM KEL 3.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Kelapa Gading1.1.1.1. Keadaan GeografisKecamatan Kelapa Gading dengan luas 1.633,7 hektar, terdiri atas tiga kelurahan, yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, dan Pegangsaan Dua. Populasi warga Kelapa Gading sekitar 5% dari jumlah penduduk Jakarta dan 20% penduduk Jakarta Utara. Hampir 65% penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa.

Luas wilayah Kecamatan Gading terbagi menjadi 3 (Tiga) Kelurahan yaitu :1. Kelurahan Kelapa Gading Timur.1. Kelurahan Kelapa Gading Barat.1. Kelurahan Pegangsaan Dua.

Batas wilayah Kecamatan Kelapa Gading :Sebelah Utara : Kali Bendungan Batik Kelurahan Tugu Selatan dan Rawa Badak Kecamatan Koja JakartaUtara.Sebelah Selatan: Jl. Raya Bekasi Kecamatan Cakung Jakarta Timur.Sebelah Timur: Kali Cakung dan Kali Petukangan Kecamatan Cakung Jakarta Timur.Sebelah Barat: Jl. Raya Yos Sudarso Kec. Tanjung Priok Jakarta Utara.

1.1.1.2 Keadaan Demografi Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara periode Januari Agustus 2014, Kecamatan Kelapa Gading mempunyai jumlah penduduk sebanyak 134.113 jiwa, dengan kepadatan penduduk 67/Ha. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Agustus 2014.

Tabel 1.1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014No.KelurahanLuas Wilayah (km2)Jumlah PendudukKepadatan Penduduk (per km2)

1.Kelapa Gading Timur355,1341.05311.560

2.Kelapa Gading Barat650,1238.6457.681

3.Pegangsaan Dua A307,5126.1424.527

4.Pegangsaan Dua B320,9428.2734.127

Jumlah1633,70134.11327.900

Sumber :Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014.

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Agustus 2014NoKeteranganJumlah

1Laki-laki67.326

2Perempuan 66.787

Jumlah 134.113

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading Tahun2014.

Tabel.1.3. Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014No.KelurahanJumlah PendudukJumlah KKJumlah RWJumlah RT

1.Kelapa Gading Timur41.05313.06521241

2.Kelapa Gading Barat38.64510.23521208

3.Pegangsaan Dua A26.1426.93713118

4.Pegangsaan Dua B28.2736.68712113

Jumlah134.11334.07467680

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014. Berikut merupakan data demografi Kecamatan Kelapa Gading :1. Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014NoTingkat PendidikanLaki-lakiPerempuan

1Tidak sekolah10.6959.802

2Tidak tamat sekolah6.8696.055

3Tamat SD10.69514.093.

4Tamat SLTP10.71412.021

5Tamat SLTA18.18916.347

6Tamat Akademi / Perguruan tinggi15.62314.259

Sumber : Laporan Bulan Statistik Kependudukandan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014.

1. Data Penduduk Menurut Pekerjaan

Tabel 1.5. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014NoPekerjaanLaki-lakiPerempuan

1Tani416342

2Karyawan swasta/pemerintah/ABRI23.43023.140

3Pedagang6.8676.321

4Nelayan442252

5Buruh tani284195

6Pensiunan4.7934.279

7Pertukangan6430

8Pengangguran4.4494.354

9Fakir miskin2.4061.918

10Lain-lain10.24110.613

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014.

1. Data Sarana PeribadatanTabel 1.6. Sarana Peribadatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014NoSarana PeribadatanJumlah

1Masjid28

2Mushola43

3Gereja36

4Wihara2

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014.

1. Data Sarana KesehatanTabel 1.7. Sarana Kesehatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014No.Jenis Fasilitas KesehatanJUMLAH

1Rumah Sakit2

2Puskesmas5

3RB Puskesmas1

4Klinik 24 jam3

5Praktek Dokter Umum119

6Praktek Dokter Gigi79

7Praktek Dokter Spesialis241

8Praktek Bidan Swasta9

9Balai Pengobatan24

10Apotik64

11Laboratorium Klnik5

12Posyandu42

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014.

1. Data Sarana Perdagangan dan Hiburan

Tabel 1.8. Sarana Perdagangan dan Hiburan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014NoSarana Perdagangan dan HiburanJumlah

1Hotel5

2Pasar tradisional7

3Pasar swalayan9

4Rumah makan72

5Jasa boga21

6Salon53

7Konveksi1

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014.

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas1.1.2.1 DefinisiPusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan garda terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk tujuan tersebut, puskesmas berfungsi melayani tugas teknis dan administratif.Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000-50.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu atau Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia. Puskesmas dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik Indonesia mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia, telah mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasan-gagasan baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di negara Indonesia masih jauh dari memuaskan bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

1.1.2.2 Pelayanan KesehatanPelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :a. Promotif (peningkatan kesehatan)b. Preventif (upaya pencegahan)c. Kuratif (pengobatan)d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)1.1.2.3 Visi PuskesmasVisi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator utama yakni (1) lingkungan sehat (2) perilaku sehat (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya kecamatan sehat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

1.1.2.4 Misi Puskesmas1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian hidup.3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standard dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.

1.1.2.5 Strategi Puskesmasa. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahanb. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat dan keluargac. Meningkatkan profesionalisme petugasd. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

1.1.2.6 Fungsi Puskesmas1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatanPuskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.2. Pusat pemberdayaan masyarakatPuskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertamaPuskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:a. Pelayanan kesehatan peroranganPelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.b. Pelayanan kesehatan masyarakatPelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Diagram 1.1 Fungsi Puskesmas(Sumber : Trihoho, 2005)

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan dan program kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan nasional, keduanya merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan.

1.1.2.7 Upaya Kesehatan WajibProgram yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Program kesehatan wajib Puskesmas adalah:a. Program Promosi Kesehatanb. Program Kesehatan Lingkunganc. Program Kesehatan Ibu dan Anak d. Program Keluarga Berencanae. Program Perbaikan Gizi Masyarakatf. Program pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menularg. Program Pengobatan Dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.9 Indikator Upaya Kesehatan Wajib PuskesmasProgram Kesehatan WajibKegiatanIndikator

Promosi KesehatanPromosi hidup bersih dan sehatTatanan sehat

Perbaikan perilaku sehat

Kesehatan LingkunganPenyehatan pemukimanCakupan air bersih

Cakupan jamban keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah sehat

Kesehatan Ibu dan AnakANCCakupan K1, K4

Pertolongan persalinanCakupan linakes

MTBSCakupan MTBS

ImunisasiCakupan imunisasi

Keluarga BerencanaPelayanan Keluarga BerencanaCakupan MKET

Pengendalian Penyakit MenularDiareCakupan kasus diare

ISPACakupan kasus ISPA

MalariaCakupan kasus malaria

Cakupan kelambunisasi

TuberkulosisCakupan penemuan kasus

Angka penyembuhan

GiziDistribusi vit A/ Fe / cap yodiumCakupan vit A /Fe / cap yodium

PSG% gizi kurang / buruk, SKDN

Promosi Kesehatan% kadar gizi

PengobatanMedik dasarCakupan pelayanan

UGDJumlah kasus yang ditangani

Laboratorium sederhanaJumlah pemeriksaan

(Sumber : Trihono, 2005)

1.1.2.8 Upaya Kesehatan PengembanganProgram yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Program kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :a. Program Kesehatan Sekolahb. Program Kesehatan Olahragac. Program Perawatan Kesehatan Masyarakatd. Program Kesehatan Kerjae. Program Kesehatan Gigi & Mulutf. Program Kesehatan Jiwag. Program Kesehatan Matah. Program Kesehatan Usia Lanjuti. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/ BPKM/ BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila program kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan program kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.Dalam keadaan tertentu program kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota. Penyelenggaraan program kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap program puskesmas, baik program kesehatan wajib maupun program kesehatan pengembangan.

Tabel 1.10 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan PuskesmasUpaya kesehatan pengembanganKegiatanIndikator

Upaya Kesehatan SekolahUKS/UKGSJumlah Sekolah dg UKS/UKGS% sekolah sehat

Upaya kesehatan olah ragaMemasyarakatkan olah raga untuk kesehatanJumlah kelompok senamJumlah klub jantung sehat

Upaya perawatan kesehatan masyarakatKunjungan rumah konseling% keluarga rawan yang dikunjungi

Upaya kesehatan kerjaMemasyarakatkan masker (norma sehat dalam bekerja)% pos UKKTingkat perkembangan pos UKK

Upaya kesehatan gigi dan mulutPoliklinik gigiJumlah kasus gigi

Upaya kesehatan jiwaKonselingJumlah kasus penyakit jiwa

Upaya kesehatan mataMencegah kebutaanJml pend. katarak yg dioperasiJml kelainan visus yang dikoreksi

Upaya kesehatan usia lanjutMemasyarakatkan perilaku sehat di usia lanjut% Posyandu UsilaTingkat perkembangan Posyandu Usila

Usaha pembinaan pengobatan tradisionalMembina pengobatan tradisional yang rasionalJumlah sarasehan battraJumlah battra yang dibina

(Sumber : Trihono, 2005)

1.1.2.9 Azas Puskesmas 1. Azas pertanggungjawaban wilayahPuskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.2. Azas pemberdayaan masyarakatPuskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Pokestren)f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wredag. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK)h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)3. Azas KeterpaduanUntuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :a. Keterpaduan Lintas ProgramProgram memadukan penyelengaraan berbagai program kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh : MTBS, UKS, Puskesmas Keliling, Posyandu.b. Keterpaduan Lintas SektorProgram memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain 1) UKS, Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama. 2) Promosi Kesehatan, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian. 3) Perbaikan Gizi, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha & organisasi kemsyarakatan. 4) Kesehatan kerja, keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha.4. Azas RujukanRujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan program kesehatan perorangan dibedakan atas 1) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh: operasi) dan lain-lain. 2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. 3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam: 1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian. 2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam. 3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Gambar 1.2 Sistem Rujukan Puskesmas (Sumber : Trihono, 2005)

1.2 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPuskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di Jl. Pelepah Elok No.7 berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4000 m. Berupa bangunan empat lantai didirikan pada tahun 2000 dan siap dipergunakan awal tahun 2001. Puskesmas ini merupakan pindahan dari Puskesmas Pegangsaan Dua. Puskesmas ini membawahi empat Puskesmas yang tersebar di 3 (tiga) kelurahan :Gambar 1.2. Peta Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas Kelapa Gading

Keterangan :1. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di Jln. Pelepah Elok No.7 berlokasi pada Kelapa Gading Barat.2. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat beralamat di Jln. Merah jambu No. 20 berlokasi Kelurahan pada Kelapa Gading Barat.3. Puskesmas Kelurahan pegangsaan dua A beralamat di Jln. Kepu No. 32 berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.4. Puskesmas kelurahan Pegangsaan dua B beralamat di Jln. Gamelan No. 23 berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.KEPALA PUSKESMAS KECAMATAN

KA. SEKSI PELAYANANKA. SEKSI PENUNJANG & KESMASKA. TATA USAHA

UNIT PELAYANAN1. Unit Kesehatan Umum1. Unit Kesehatan Gigi & Mulut1. Unit Kesehatan Ibu & Anak1. Unit Kesehatan Spesialis1. Unit Rumah Bersalin1. Unit Pelayanan 24 Jam & Ambulan1. Unit Pelayanan Keluarga Berencana1. Unit Kamar OperASIUNIT PENUNJANG1. Unit FarmASI1. Unit Gizi1. Unit Laboratorium1. Unit Radiologi1. UnitPemeliharaanPeralatanKesehatan1. Kesehatan Masyarakat Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular

1. Penyehatan Lingkungan & Kesehatan Kerja1. Gizi & PPSM1. Kesehatan Jiwa & NAPZAPUSKESMAS KELURAHANKELOMPOK JABATAN FUNGISIONAL

5. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur beralamat di Jln. Puskesmas No. 1 berlokasi pada Kelurahan Kelapa Gading Timur.

Diagram 1.1. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014Sumber : Laporan Hasil Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014.

1.2.1 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingVisi Puskesmas1. Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, mandiri melalui penyelenggara pemeliharaan pelayanan kesehatan prima yang profesional dan manusiawi sejajar dengan kota besar lainnya di dunia.1. Dalam kaitannya dengan peran puskesmas sebagai suatu unit organisasi kesehatan yang merupakan pusat pengembangan yamg melaksanakan, pembinaan dan juga memberikan pelayanan para kesehatan upaya kesehatan secara menyuluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Misi Puskesmas1. Membina komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan.1. Mengembangkan upaya sistem pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu prima dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan kemampuan masyarakat DKI Jakarta.1. Memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dan berprilaku hidup bersih dan sehat.1. Menjalin kerukunan dengan organisasi kesehatan yang lain dan non kesehatan, serta masyarakat.

1.2.2 Tugas PokokMelaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) serta melaksanakan pemberdayaan puskesmas keluruhan.

1.2.2.1. Fungsi Puskesmas1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan, kesehatan anak, penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan tenggorokan.9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi, gizi, farmASI dan optik.11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan. 12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.18. Penyelenggaraan pencatatan medis.19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.23. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.24. Pemeriksaan Jenazah.25. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.26. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.27. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku Kepala Dinas Kesehatan.

1.2.3 Sarana dan PrasaranaDi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading juga dilengkapi fasilitas perlengkapan medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.

Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :0. Basic Equipment0. Public Health Nursing and Midwifery kit0. Diagnostic and Surgical Equipment0. Physician ki0. Health Education Equipment0. Laboratory Equipment0. Nebulizer0. Screening kit bagi UKS di Puskesmas0. Alat-alat Imunisasi0. Alat-alat penyuluhan0. Perangkat peralatan gigi0. Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan0. USG0. EKG0. Treadmill0. Slitlam0. Optotip snellen/snellen chart0. Optik kaca mata0. Alat-alat KB0. Bangku ginekologi0. Rontgen0. Klinik jiwa0. Test Ishihara0. Akupunktur0. Inkubator neonatus

Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading adalah:1. Meubel 0. Meja periksa 16 buah.0. Meja rapat 2 buah.0. Meja kerja 40 buah.0. Kursi 60 buah.0. Bangku tunggu 60 buah.1. Kendaraan/transportasia. Mobil puskesmas keliling 2 buah.b. Sepeda motor 9 buah.1. Perlengkapan kantor a. Administrasi (formulir,kertas,map,dll).b. Mesin ketik (portable, elektronik).c. Mesin hitung.d. Brankas.e. Personal komputer 3 (tiga) unit.f. LCD 1 buah.1. Alat komunikasi : Telepon, intercom.1. Alat penerangan : PLN dan generator diesel.1. Alat Rumah Tangga Kantor :2. Televisi.2. Radio kaset/radio.2. Kulkas.2. Peralatan dapur.2. Kasur, bantal, gorden, taplak.2. Alat-alat kebersihan.

1.2.4 Sumber Daya ManusiaPotensi tenaga kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014 berjumlah 105 orang, dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.11. Jumlah Pegawai di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014PuskesmasMedisParamedisUmumJumlah

NoPNSNon PNSPNSNon PNSPNSNon PNS

1Kec. Kelapa Gading61221091260

2Kel.Kelapa.Gading Timur20701111

3Kel.Kelapa.Gading Barat2050018

4Kel.Pegangsaan Dua 211211219

Jumlah1224611111698

Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014.

1.3Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di puskesmas se-kecamatan Kelapa Gading, yaitu :

1.3.1Pengendalian Penyakit TB ParuPenyakit Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tujuan P2ML di Puskesmas se-kecamatan Kelapa Gading pada kasus TB paru adalah untuk mengetahui jumlah penderita TB paru yang berobat ke puskesmas yang berada di wilayah kecamatan Kelapa Gading dan agar semua penderita TB yang berobat mendapat obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan meminum obat TB paru selama 6 bulan tanpa terputus). Sasaran dari program P2M di Puskesmas se-kecamatan Kelapa Gading pada kasus TB paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang ke puskesmas.

Kegiatan :a. Penegakan diagnosa dokter dengan pemeriksaan BTAb. Penyuluhanc. Pengobatand. Pemeriksaan kontak serumahe. Pelacakan penderita mangkirf. Supervisi pertriwulang. Cross Check ke BLK propinsih. Validasi datai. Monitoring dan Evaluasij. Pencatatan dan Pelaporan

Sasaran :Sasaran program TB adalah masyarakat dengan gejala klinis TB, penderita TB BTA positif maupun BTA negatif rontgen positif dan penderita TB anak dengan dasar nilai scoringIndikator :Rumus perhitungan Perkiraan BTA (+) 1 Tahun, CDR, Angka Konversi dan Angka Kesembuhan :a. Rumus Perkiraan BTA (+) 1 tahun= 105/ Jumlah Penduduk x 100.000CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif pada penduduk suatu wilayah

= Dengan target >70% dalam satu tahun.b. CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita TB paru yang diobati.

= Dengan target > 80% dalam satu tahun. c. CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi BTA negatif setelah pengobatan selesai

=

Dengan target >85% dalam satu tahun. d. Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan persentase kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh BLK atau laboratorium rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara mikroskopis di laboratorium pemeriksaan pertama.

= Dengan target < 5% dalam satu tahun.Case Notification Rate = CNR

Rumus:

Tabel 1.12Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Bulan Januari - Agustus Tahun 2014No

Puskesmas

Jumlah PendudukPerkiraan BTA(+)

Penemuan penderita BTA(+) CDR (>70%)

1.Kelapa Gading Timur286473146148,38 %

2Kelapa Gading Barat2422226830,77 %

3Pengangsaan Dua A18189201155%

4Pengangsaan Dua B26647281657,14 %

Jumlah977051058177,14 %

Sumber : Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Januari Agustus 2014

Keterangan :Dari tabel didapatkan angka penemuan kasus baru se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Agustus 2014 adalah 77,14% dan sesuia dari target yaitu > 70 %.No

Puskesmas

Conversi BTA (+) menjadi BTA (-) setelah pengobatan intensifJumlah BTA(+) CVR

1.Kelapa Gading Timur 284660,87 %

2Kelapa Gading Barat5862,5 %

3Pengangsaan Dua A21118,18 %

4Pengangsaan Dua B101662,5 %

Jumlah458155,55 %

No

Puskesmas

BTA (+) menjadi BTA (-) setelah pengobatan selesaiJumlah BTA(+) CR

1.Kelapa Gading Timur 74615,22 %

2Kelapa Gading Barat2825 %

3Pengangsaan Dua A21118,18 %

4Pengangsaan Dua B71643,75 %

Jumlah188122,22 %

Error Rate adalah angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan persentase kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh BLK atau laboratorium rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara mikroskopis di laboratorium pemeriksaan pertama.

=

= ???

Error Rate pada bulan Januari-Agustus 2014 di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading adalah 3,58%.???

1.3.2 Pengendalian Penyakit ISPAISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan penyakit yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran napas bagian atas) hingga alveoli (saluran napas bagian bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Bila proses ISPA ini terjadi bersamaan dengan infeksi akut pada bronchus maka keadaan ini disebut Pneumonia.

Sasaran :Sasaran Program ISPA adalah masyarakat dengan target penemuan sebesar 10 % dari populasi.Tabel 1.13Jumlah Penderita ISPA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari - Agustus 2014

NoKelurahan/DesaJumlah Penderita ISPA(a)Jumlah Seluruh Penduduk(b)Angka kesakitan80%.7. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Pengangsaan Dua A adalah 18,18% tidak sesuai dengan >80%.8. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Pengangsaan Dua B adalah 62,5%. Tidak sesuai dengan target >80%9. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 15,22% tidak sesuai dengan target >85%. 10. Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat adalah 25 % tidak sesuai dengan target yaitu >85%. 11. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Pengangsaan Dua A adalah 18,18% tidak sesuai dengan target yaitu >85%..12. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Pengangsaan Dua B adalah 43,75% tidak sesuai dengan target yaitu >85%. .13. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat sebesar 74.32 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%14. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Pengangsaan Dua A sebesar 48.64 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%.15. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Pengangsaan Dua B sebesar 32.12 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%.

BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 PENETAPAN PRIORITAS MASALAHMasalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup. Pada BAB I, telah dirumuskan tiga masalah yang terdapat pada program pengendalian penyakit berbasis binatang di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. Idealnya, setiap masalah yang ada tersebut dicarikan solusi pemecahan masalahnya. Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan tehnik scoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan scoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:1. Menetapkan kriteria2. Memberikan bobot masalah3. Menentukan scoring setiap masalahBerdasarkan hasil analisis program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang diangkat, maka didapatkan lima belas permasalahan. Adapun permasalahan tersebut meliputi :1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari-Agustus 2014 sebesar 49,46 %, tidak sesuai dengan target yaitu 70%.2. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I periode Januari-Agustus 2014 sebesar 30,77% tidak sesuai dengan target yaitu 70%.3. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II periode Januari-Agustus 2014 adalah 55% melebihi dari angka 100%4. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari periode Januari-Agustus 2014 adalah 57,14 % tidak sesuai denga target yaitu 70%.5. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 60,87% tidak sesuai dengan tagert yaitu >80%6. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I adalah 62,5% tidak sesuai dengan target yaitu >80%.7. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Kelapa Gading Barat II adalah 18,18% tidak sesuai dengan >80%.8. Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Rawasari adalah 62,5%. Tidak sesuai dengan target >80%9. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 15,22% tidak sesuai dengan target >85%. 10. Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I adalah 25 % tidak sesuai dengan target yaitu >85%. 11. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat II adalah 18,18% tidak sesuai dengan target yaitu >85%..12. Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Rawasari adalah 43,75% tidak sesuai dengan target yaitu >85%. .13. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I sebesar 74.32 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%14. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II sebesar 48.64 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%.15. Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 32.12 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%.

Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment). Keuntungan metode MCUA yaitu hasil peruntungan setiap masalah lebih objektif, sedangkan kerugiannya proses untuk mendapatkan hasil dibutuhkan waktu yang lebih lama karena harus menggunakan perhitungan bobot.

Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari :1. EmergencyEmergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.2. Greatest MemberKriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

3. Expanding ScopeMenunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sector lain di luar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.4. FeasibilityKriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut. 5. PolicyBerhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai media.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah dan masing-masing criteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.a) Bobot 5 yaitu bobot yang paling penting.b) Bobot 4 yaitu bobot yang sangat penting sekali.c) Bobot 3 yaitu bobot yang sangat penting.d) Bobot 2 yaitu bobot yang penting.e) Bobot 1 yaitu bobot yang cukup penting1. EMERGENCYEmergency menujukan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR ( Case Fatality Rate ), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Nilai proxy berupa CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi. CFR Diare: 23.2/100000

Tabel 2.1Skala Score Emergency TB

Range (%)ScoreRange (%)Score

15 30470 - 1000

31 453101 - 1151

46 552116 - 1302

56 691131 - 1453

70 1000146 - 1604

Tabel 2.2Pemberian OralitRange (%)Score

30000 349991

35000 399992

40000 449993

45000 499994

50000 549995

55000 599996

60000 649997

65000 699998

70000 749999

75000 7999910

Tabel 2.2Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013

NoDaftar MasalahCScore

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari-Agustus 2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I periode Januari-Agustus 2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II periode Januari-Agustus 2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari periode Januari-Agustus 2014

Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat II Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan RawasariAngka kesembuhan pasien TB Paru Puskesmas Kecamata Kelapa Gading

Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I

Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat II

Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Rawasari

148.38%

30.77%

55%

57.14%

60.87%

62.5%

18.18%

62.5%

15.22%

25%

18.18%

43.75%

4

4

2

1

1

1

4

1

4

4

4

3

NoDaftar Masalah(T C) + CFRScore

12Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I

74353,2100.000

9

13Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II

48673,2100.000

4

14Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari

32143,2100.0001

GREATEST MEMBER

Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.

Tabel 2.3Skala pada Score Greatest Member

ScoreRange (%)

110 17

218 25

326 33

434 41

542 49

650 57

758 65

866 73

974 81

1082 89

Keterangan:Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range. Range didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu sampai 24 dengan jarak tiap range sebesar dua agar mendapatkan nilai greatest member yang bervariasi.

Tabel 2.2Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013

NoDaftar MasalahT-CScore

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

1213

14

15Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari-Agustus 2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I periode Januari-Agustus 2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II periode Januari-Agustus 2014

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari periode Januari-Agustus 2014

Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat II Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Rawasari

Angka kesembuhan pasien TB Paru Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingAngka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I

Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat II Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Rawasari Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat IAngka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari 78,38%

39,23%

52,22%

12,86%

19,13%

17,5%

51,82%

17,5%

15.22%

60%

66,82%

41,25%25.65%

51.33%

67.86%9

4

6

1

2

1

6

1

1

7

8

43

6

8

Tabel 2.4 Daftar Masalah Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013

No.Program dan KegiatanCakupanTargetSelisihScore

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari periode Januari-Agustus 2014Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat IAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Kelapa Gading Barat IIAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Rawasari Angka kesembuhan pasien TB Paru Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat IAngka kesembuhan pasien TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat IIAngka kesembuhan pasien TB Paru Puskesmas Kelurahan Kecamatan RawasariAngka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I

Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II

Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari

30,77%

122,22%

57,14%

60,87%

62,5%

18,18%

62,5%

15,22%

25%

18,18%

43,75%

74,32%

48,64%

32,12%70 %

10 %

10 %

3 %

0.1 %

78,38%

39,23%

52,22%

12,86%

19,13%

17,5%

51,82%

17,5%

60%

66,82%

41,25%

74353,2100.000

48673,2100.000

32143,2100.00022

10

1

1

1

Skor Greatest Member terbesar didapatkan pada masalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading yaitu sebesar 22.

EXPANDING SCOPE

Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.Untuk Jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang memiliki penduduk terbanyak sampai yang terkecil.

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah PendudukRangeNilai

15000 2199922000 2899929000 3599936000 4299943000 4999950000 5699957000 6399964000 7099971000 7799978000 9000012345678910

Jumlah PendudukNilai

Kel Kelapa Gading Barat 2 = 18189 Kel Kelapa Gading Barat 1 = 24222Kel Rawasari = 26647 Kel Kelapa Gading Timur = 28647Total se-kecamatan Kelapa Gading=87705122210

Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas WilayahRangeScore

120 135136 170171 205206 240241 275276 310311 345346 380381 415416 50012345678910

Luas WilayahTotal

Kel Kelapa Gading Barat = 121,87 HaKel Rawasari = 124.75 HaKel Kelapa Gading Timur = 222,06 HaTotal Luas Wilayah = 468,68 Ha

11410

Tabel 2.7Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral

NilaiLintas Sektor

1Tidak ada keterpaduan lintas sektor

10Ada keterpaduan lintas sector

Tabel 2.8Penentuan Score Expanding Scope Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013No.Daftar MasalahJumlahPendudukLuasWilayahLintas SektoralJumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari periode Januari-Agustus 2014Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa GadingAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat IAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Kelapa Gading Barat IIAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Rawasari Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa GadingAngka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat IAngka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat IIAngka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan RawasariAngka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari2

2

1

2

2

2

1

2

2

2

1

2

2

1

24

1

1

1

4

1

1

1

4

1

1

1

1

1

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

28

5

4

5

8

5

4

5

8

5

4

5

5

4

5

Nilai expanding scope terbesar pada program pengendalian penyakit menular langsung periode Januari-Agustus 2014 adalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading sebesar 8 .

FEASIBILITY

Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat diselesaikan meliputi:1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing masing wilayah Puskesmas.

Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :Tabel 2.9 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk Sasaran Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari 2013

RangeScore

4000 - 45004501 50005001 55005501 60006001 650054321

NoPuskesmasJumlah TenagaKesehatanJumlah PendudukPerbandinganScore

1Kec Kelapa Gading7286471 : 40925

2Kel Kelapa Gading Barat 14242221 : 60551

3Kel Kelapa Gading Barat 24181891 : 45474

4Kel Rawasari6266471 : 44415

5Total se-kecamatan Kelapa Gading21977051: 46524

2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.

Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat dan ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai nol. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai dua.

Tabel 2.10 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Januari 2013

KategoriKetersediaanScore

TempatTidak ada0

Ada tetapi kurang1

Ada dan cukup2

Alat/ ObatTidak ada0

Ada tetapi kurang1

Ada dan cukup2

3. Ketersediaan dana, scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu tidak ada, ada tetapi kurang dan ada dan cukup. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala Puskesmas terkait.

Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013

DanaScore

Tidak ada0

Ada tetapi kurang1

Ada dan cukup2

Tabel 2.12Penentuan Score Feasibility Program P2ML Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Gambir Periode Januari September 2012NODAFTAR MASALAHSDMFASILITASDANAJUMLAH

Alat/ObatTempat

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari periode Januari-Agustus 2014Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa GadingAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat IAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Kelapa Gading Barat IIAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Rawasari Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa GadingAngka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat IAngka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat IIAngka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan RawasariAngka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari5

1

4

5

5

1

4

5

5

1

4

5

1

4

5

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

22

2

2

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

22

111

6

8

8

9

5

8

9

9

5

8

9

5

8

9

Feasibility tertinggi pada program P2ML periode Januari Juli 2014 adalah angka kesakitan (IR) ISPAdi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading dan angka kesakitan (IR) diare di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading dengan skor 9.ssss

POLICY

Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor untuk penyuluhan diberikan 5, sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai 10. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 15.

Tabel 2.13Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013

ParameterScore

Tidak ada kebijakan0

Ada kebijakan5

Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013

ParameterScore

Penyuluhan5

Media Cetak (Poster, Majalah, Koran)10

Media Elektronik (TV, radio, internet)15

Tabel 2.15Penentuan Score Policy Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013

NoDaftar MasalahKebijakan PemerintahPenyuluhanMedia CetakMedia ElektronikJumlah

1.

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II periode Januari-Agustus 2014Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari periode Januari-Agustus 2014Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa GadingAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat IAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Kelapa Gading Barat IIAngka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Rawasari Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa GadingAngka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat IAngka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat IIAngka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan RawasariAngka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

55

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

510

10

10

10

0

0

0

0

0

0

0

0

10

10

1015

15

15

15

0

0

0

0

0

0

0

0

15

15

1535

35

35

35

10

10

10

10

10

10

10

10

35

35

35

Skor policy untuk semua masalah periode Januari Juli 2014 didapatkan hasil yaitu sebesar 35.

Setelah diklasifikasikan berdasarkan lima kriteria di atas, keseluruhan hasil penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah program P2ML menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.

MS 1 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari-Agustus 2014 sebesar 49,46 %, tidak sesuai dengan target yaitu 70%.MS 2 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelapa Gading Barat I periode Januari-Agustus 2014 sebesar 30,77% tidak sesuai dengan target yaitu 70%.MS 3 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II periode Januari-Agustus 2014 adalah 55% melebihi dari angka 100%MS 4 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Rawasari periode Januari-Agustus 2014 adalah 57,14 % tidak sesuai denga target yaitu 70%.MS 5 Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 60,87% tidak sesuai dengan tagert yaitu >80%MS 6 Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I adalah 62,5% tidak sesuai dengan target yaitu >80%.MS 7 Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Kelapa Gading Barat II adalah 18,18% tidak sesuai dengan >80%.MS 8 Angka konversi dari BTA (+) menjadi BTA (-) setelah menjalani pengobatan intensif TB Paru Kelurahan Rawasari adalah 62,5%. Tidak sesuai dengan target >80%MS 9 Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading adalah 15,22% tidak sesuai dengan target >85%. MS 10 Angka kesembuhan pasien TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I adalah 25 % tidak sesuai dengan target yaitu >85%. MS 11 Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Kelapa Gading Barat II adalah 18,18% tidak sesuai dengan target yaitu >85%..MS 12 Angka kesembuhan pasien TB Paru se-Kecamatan Rawasari adalah 43,75% tidak sesuai dengan target yaitu >85%. .MS 13 Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat I sebesar 74.32 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%MS 14 Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat II sebesar 48.64 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%.MS 15 Angka penggunaan oralit di Puskesmas Kelurahan Rawasari sebesar 32.12 % tidak sesuai dengan target yaitu 100%.

Tabel 2.16Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari Juli 2014

NoKriteriaBobotMS1MS2MS3

NBNNBNNBN

1Emergency1470840840

2Greatest Member2288104014

3Expanding Scope802404012060180

4Feasibility11221224612

5Policy202020202020

Jumlah440244256

Tabel 2.17Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari Juli 2014

NoKriteriaBobotMS1MS2MS3

NBNNBNNBN

1Emergency1470840840

2Greatest Member2288104014

3Expanding Scope802404012060180

4Feasibility11221224612

5Policy202020202020

Jumlah440244256

Tabel 2.16Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari Juli 2014

NoKriteriaBobotMS1MS2MS3

NBNNBNNBN

1Emergency1470840840

2Greatest Member2288104014

3Expanding Scope802404012060180

4Feasibility11221224612

5Policy202020202020

Jumlah440244256

Tabel 2.17Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari Juli 2014

NoKriteriaBobotMS1MS2MS3

NBNNBNNBN

1Emergency1470840840

2Greatest Member2288104014

3Expanding Scope802404012060180

4Feasibility11221224612

5Policy202020202020

Jumlah440244256

Tabel 2.16Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari Juli 2014

NoKriteriaBobotMS1MS2MS3

NBNNBNNBN

1Emergency1470840840

2Greatest Member2288104014

3Expanding Scope802404012060180

4Feasibility11221224612

5Policy202020202020

Jumlah440244256

Tabel 2.17Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari Juli 2014

NoKriteriaBobotMS1MS2MS3

NBNNBNNBN

1Emergency1470840840

2Greatest Member2288104014

3Expanding Scope802404012060180

4Feasibility11221224612

5Policy202020202020

Jumlah440244256

Tabel 2.16Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari Juli 2014

NoKriteriaBobotMS1MS2MS3

NBNNBNNBN

1Emergency1470840840

2Greatest Member2288104014

3Expanding Scope802404012060180

4Feasibility11221224612

5Policy202020202020

Jumlah440244256

Tabel 2.17Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari Juli 2014

NoKriteriaBobotMS1MS2MS3

NBNNBNNBN

1Emergency1470840840

2Greatest Member2288104014

3Expanding Scope802404012060180

4Feasibility11221224612

5Policy202020202020

Jumlah440244256

Tabel 2.16Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 1-MS 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari Juli 2014

NoKriteriaBobotMS1MS2MS3

NBNNBNNBN

1Emergency1470840840

2Greatest Member2288104014

3Expanding Scope802404012060180

4Feasibility11221224612

5Policy202020202020

Jumlah440244256

Tabel 2.17Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 4-MS 6 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari Juli 2014

NoKriteriaBobotMS1MS2MS3

NBNNBNNBN

1Emergency1470840840

2Greatest Member2288104014

3Expanding Scope802404012060180

4Feasibility11221224612

5Policy202020202020

Jumlah440244256

2.2 MENENTUKAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau diagram Ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya manusia), money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan kegiatan sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang terdiri dari:

0. Planning (perencanaan)Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.0. Organizing (pengorganisasian)Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.0. Actuating (pelaksanaan)Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.0. Controlling (monitoring)Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi penyimpangan.Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya dengan menggunakan diagram fishbone:1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari 2014 sebesar 49% kurang dari target yaitu 70 %.

2.3 MENCARI PENYEBAB MASALAH YANG PALING DOMINAN

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang paling dominan. Dari dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program di wilayah kerja Puskesmas Kelapa Gading:

2.3.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram Tulang Ikan) pada Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2014 Sebesar 49 % Kurang Dari Target Yaitu 70 %.

a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah:1. Man Distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata dari pemerintah pusat.2. MoneyKeterlambatan dana dari pemerintah.3. MaterialKeterlambatan distribusi obat dari pemerintah.4. MethodKurangnya petugas kesehatan di puskesmas

b. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah: 1. PlanningKurangnya dana untuk mengadakan pelatihan secara berkelanjutan.2. OrganizingKurangnya dana untuk mengadakan pelatihan secara berkelanjutan.3. ActuatingPetugas kesehatan belum berpengalaman dalam program TB paru.4. ControllingKurangnya kontrol untuk evaluasi pelatihan secara berkelanjutan.

c. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:EnvironmentKurangnya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader .Dari 9 akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah 1. Petugas kesehatan belum berpengalaman dalam program TB paru 2. Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas. 3. Kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader .

BAB IIIMENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.1Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan memberikan skoring 1-3 pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada kolom. Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing-masing alternatif masalah tersebut.

Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :

1. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna.Diberi nilai 1-3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mungkin diselesaikan dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit diselesaikan.1. Mudah dilaksanakan.Diberi nilai 1-3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mudah dilaksanakan dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.1. Murah biayanya.Diberi nilai 1-3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling murah biaya pelaksanaannya dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal pelaksanaannya.

1. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.Diberi nilai 1-3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling dapat diselesaikan dengan cepat dan nilai 1 merupakan masalah yang memerlukan waktu paling lama dalam penyelesaiannya.

BAB IVRENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAANKEGIATAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 MENYUSUN RENCANA PEMECAHAN MASALAH

Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.

4.1.1.Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2014 Sebesar 49% Kurang dari Target 70 %Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari 2014 sebesar 49% kurang dari target > 70 %, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:

Tabel 4.1Rencana Pemecahan Masalah pada Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari 2014NoKeputusanRencana KegiatanTargetVolume KegiatanBiaya

1.Menganjurkan kepada puskesmas untuk meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan.

Mengadakan pertemuan antar petugas kesehatan untuk membahas rencana penyuluhan yang dilakukan secara berkala.Terdapat jadwal kegiatan penyuluhan berkala 1x/6 bulan

@Rp.250.000,- Rp.500.000,-/ tahun

Membuat media berupa pamflet atau poster mengenai TB paruTerdapat pamflet dan poster yang komunikatif1x/6 bulan@Rp. 300.000,- Rp. 600.000,-/tahun

Bekerjasama dengan tokoh masyarakat, LSM, ketua RT maupun RW untuk terselenggaranya kegiatan Puskesmas

Terjalinnya kerjasama yang baik

1x/ 6 [email protected],- Rp.1.000.000,-/ tahun

NoKeputusanRencana KegiatanTargetVolume KegiatanBiaya

2Meningkatkan sosialisasi program TB paru pada petugas kesehatan.Mengajukan proposal kepada kepala Puskesmas untuk melakukan pelatihan pada petugas kesehatan tentang program TB Paru.

Petugas kesehatan mengikuti pelatihan program TB Paru berkala.1x/ 6 bulan@Rp. 300.000,-Rp.600.000,-/tahun

Melakukan pertemuan antar petugas kesehatan dengan mengundang petugas kesehatan lain yang lebih berpengalaman.

Petugas kesehatan mendapat masukan yang baik1x/ [email protected],-

3.Menganjurkan kepada puskesmas untuk menambah jumlah petugas kesehatan dan kader di Puskesmas.Mengajukan proposal kepada pemerintah daerah setempat mengenai penambahan jumlah petugas kesehatan di Puskesmas

Jumlah tenaga kesehatan bertambah1x/[email protected],- Rp.300.000,-/tahun

NoKeputusanRencana KegiatanTargetVolume KegiatanBiaya

Mengajukan proposal kepada kepala Puskesmas mengenai penambahan jumlah tenaga kerja tidak tetap (honorer) di PuskesmasJumlah tenaga kesehatan bertambah1x/[email protected],- Rp.300.000,-/tahun

Mengajukanpermohonanpembentukan kaderTB Paru ke kepalaPuskesmas.PengajuanPermohonanPembentukankader TB Paruditerima olehkepalaPuskesmas1x/tahun

@Rp.300.000,- Rp.300.000,-/tahun

Total biayaRp. 4.200.000,-/tahun

Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah pada Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari 2014

NoKeputusanRencana KegiatanTargetVolume KegiatanBiaya

1Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang ISPA terutama dampak yang dapat ditimbulkannya. Membuat media berupa pamflet atau poster mengenai ISPA

Terdapat pamflet dan poster yang komunikatif1x/6 bulan@Rp. 300.000,- Rp.600.000,-/tahun

Mengadakan pertemuan antar petugas kesehatan untuk membahas rencana penyuluhan yang dilakukan secara berkala

Terdapat jadwal kegiatan penyuluhan berkala 1x/6 bulan

@Rp.250.000,- Rp.500.000,-/ tahun

NoKeputusanRencana KegiatanTargetVolume KegiatanBiaya

Melakukan pertemuan dengan petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien agar mereka memberikan informasi yang lengkap mengenai penyakitnya.

Pasien mendapat penjelasan yang optimal mengenai penyakitnya1x/6 [email protected],- Rp.1.000.000,-/tahun

2.Mengusulkan kepada Dinas Kesehatan untuk mengadakan program khusus untuk menurunkan angka kesakitan ISPA

Mengajukan proposal kepada Dinas Kesehatan setempat mengenai usulan peningkatan pengadaan masker sebagai alat pencegahan penularan ISPAJumlah masker di Puskesmas mencukupi untuk diberikan kepada semua penderita ISPA yang datang. 1x/3 bulan

@Rp.200.000,- Rp.800.000,-/ tahun

NoKeputusanRencana KegiatanTargetVolume KegiatanBiaya

3.Memberikan pelatihan khusus kepada petugas kesehatan tentang seriusnya masalah ISPA dan tentang cara pencegahan penularannya.Mengajukan proposal kepada pemerintah daerah setempat mengenai penambahan jumlah pelatihan petugas kesehatan di PuskesmasJumlah tenaga kesehatan bertambah1x/[email protected],- Rp.300.000,-/tahun

Mengajukan proposal kepada kepala Puskesmas mengenai penambahan jumlah tenaga kerja tidak tetap (honorer) di Puskesmas.

Jumlah tenaga kesehatan bertambah1x/[email protected],- Rp.300.000,-/tahun

TotalRp.3.500.000,-

4.2 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gantt chart berikut ini:

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Ada satu program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang dievaluasi, yaitu: P2ML (Pemberantasan Penyakit Menular Langsung). Dan didapatkan 5 masalah yang teridentifikasi sehingga didapatkan dua prioritas masalah selama periode Januari 2014, antara lain : 1. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari 2014 sebesar 27.27% kurang dari target 70%.2. Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari 2014 sebesar 10.08% tidak sesuai dengan target yaitu kurang dari 10%.

Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari Ishikawa atau fishbone di dapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta alternatif cara pemecahan masalah, yaitu:

5.1.1 Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2014 Sebesar 27.27% Kurang dari Target 70% Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu :4. Petugas kesehatan belum berpengalaman dalam program TB paru 5. Kurangnya petugas kesehatan di Puskesmas. 6. Kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader .

5.1.2 Angka Kesakitan (IR) ISPA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari 2014 sebesar 10.08% tidak sesuai dengan target yaitu kurang dari 10%.

Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu :1. Tidak ada program khusus untuk penurunan angka kesakitan ISPA.2. Kurangnya kepedulian petugas kesehatan dalam usaha penurunan kejadian ISPA.3. Pandangan masyarakat yang meremehkan ISPA.

5.2 SARAN

Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Gambir sebagai berikut:

5.2.1 Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2014 Sebesar 27.27% Kurang dari Target 70%

1. Meningkatkan sosialisasi program TB paru pada petugas kesehatan.2. Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.3. Meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan kader.

5.2.2 Angka Kesakitan (IR) ISPA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari 2014 sebesar 10.08% tidak sesuai dengan target yaitu kurang dari 10%.

1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang ISPA terutama dampak yang dapat ditimbulkannya.2. Mengusulkan kepada Dinas Kesehatan untuk mengadakan program khusus untuk menurunkan angka kesakitan ISPA.3. Memberikan pelatihan khusus kepada petugas kesehatan tentang seriusnya masalah ISPA dan tentang cara pencegahan penularannya.

DAFTAR PUSTAKA

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, 2014. Laporan kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung tahun 2014. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, 2014. Rekapitulasi Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Menular Langsung tahun 2014. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. 2013. Profil Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2013. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.Trihono, Arrimes. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Sagung Seto.

Case Notification Rate = CNR

No

Puskesmas

Jumlah PendudukJumlah BTA(+) CNR

1.Kec. Kelapa Gading 877055663,85

2Kel. Kelapa Gading Barat 124222937,16

3Kel. Kelapa Gading Barat 2818915183,17

4Kel. Rawasari266471971,30

Jumlah8770599112,88 %

49