Lumbal Stenosis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    1/23

    CASE BEDAH SYARAF

    MULTIPLE STENOSIS LUMBAL

     

    Disusun oleh :

    M. Ridhwn F. !"#".$".$%&'

    (e)ni*e+n (lini, 

    Ru-h S,i* An,*n Ud+ d+.Esnwn An*+i,s

    Pe+iode /0 O,*o1e+ /"$2 s3d # 4nu+i /"$&

    1

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    2/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Lumbal spinal canal stenosis merupakan suatu kondisi penyempitan kanalis

    spinalis atau foramen intervertebralis pada daerah lumbar disertai dengan penekanan

    akar saraf yang keluar dari foramen tersebut. Semakin tingi angka harapan hidup

    seseorang di suatu negara, semakin meningkat populasi orang dengan usia lanjut

    dengan aktivitas yang terpelihara secara monoton. Konsekuensinya adalah keterbatasan

    fungsional dan nyeri yang timbul sebagai gejala penyakit degeneratif pada tulang

     belakang, menjadi lebih sering muncul sebagai masalah kesehatan. Lumbal spinal

    stenosis menjadi salah satu masalah yang sering ditemukan, yang merupakan penyakit

    degeneratif pada tulang belakang pada populasi usia lanjut.1 Prevalensinya 5 dari 1

    orang diatas usia 5 tahun. !erupakan penyakit terbanyak yang menyebabkan bedah

     pada tulang belakang pada usia lebih dari " tahun. Pria lebih tingi insidennya daripada

    #anita. Patofisiologinya tidak berkaitan dengan ras, jenis kelamin, tipe tubuh, pekerjaan

    dan paling banyak mengenai lumbal ke$% ke$5 dan lumbar ke$& ke$%.1,' 

    Stenosis adalah penyempitan pada kaliber orifisium tuba, yang menyebabkan

     penurunan aliran cairan atau gas disertai penekanan pada komponen padatnya (struktur 

    saraf), bila tidak terjadi penekanan maka kanalnya dikatakan mengalami penyempitan

    namun bukan stenosis.&,%  Lumbar spinal stenosis merupakan penyempitan

    osteoligamentous vertebral canal dan atau intervertebral foramina yang menghasilkan

     penekanan pada thecal sac dan atau akar saraf. Pada level vertebra yang sama

     penyempitan tersebut bisa mempengaruhi keseluruhan kanal dan bagian lain dari kanal

    tersebut. *efinisi ni membedakan herniasi diskus dengan stenosis. Prolaps diskus tidak 

    menyebabkan stenosis, kedua kondisi di atas memilki perbedan pathogenesis, anatomi

    dan gejala klinis yang membuat keduanya tidak bisa dikatakan memiliki satu kesatuan

     patologis.& Kanal lumbalis terdiri dari bagian central, dua bagian lateral, dan bagian

     posterior yang berhubungan dengan sudut interlaminar. +agian central disebut central

    spinal canal dan masing$ masing bagian lateral disebut akar saraf atau radicular canal.%

    '

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    3/23

    BAB II

    LAPORAN (ASUS

    IDENTITAS

     ama Pasien - n. /ardi

    0sia - "" ahun

    enis Kelamin - Pria

    2gama - 3slam

    Pekerjaan - Pensiunan P K23

    ANAMNESIS

    Keluhan 0tama - yeri pinggang

    4i#ayat Penyakit Sekarang-

    Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak ' tahun terakhir,

    selain itu pasien mengeluh lemas pada kedua tungkai ba#ah,

    kesemutan () demam ($), mual ($), muntah ($), +2+ dan +2K ().

    4i#ayat Penyakit *ahulu -

    • 6ipertensi ()

    • *iabetes !ellitus ()

    4i#ayat Pengobatan -

    Pasien sudah berobat ke dokter bedah syaraf dan didiagnosis stenosis

    kanalis lumbal multiple L&$% dan L%$5 dan akan direncakan operasi laminektomi

    dekompresi pedicle scre# fi7ation

    PEMERI(SAAN FISI( 

    Keadaan 0mum - ampak sakit sedang

    anda 8ital

    ekanan darah - 159: mm6g

     adi - 11:79menit

    ;rekuensi pernapasan - '79menit

    Suhu tubuh - &",:°<

    &

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    4/23

    Kepala - Konjungtiva anemis ($9$)

      Sklera ikterik ($9$)

      Pupil isokor Leher - Kelenjar getah bening dalam batas normal

    *ada - antung → +unyi jantung 3 dan 33 regular, murmur ($), gallop ($)

      Suara pernapasan vesikuler, #hee=ing ($9$), ronkhi ($9$)

    2bdomen - yeri ekan >pigastrium ($)

      +ising usus () normal

      impani

    >kstremitas - ?edem ($)

      Sianosis ($)

      KC

    %

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    5/23

    Pemeriksaan pada 1B ovember '1%

    6emoglobin - 1%,' g9dl

    Leukosit - ':9mm&

    rombosit - 1B9 mm&

    6ematokrit - %5A

    0reum - & mg9dl

    Kreatinin - ,"B mg9dl

    Clukosa nuchter- 15B mg9dl

    5

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    6/23

    Pemeriksaan !43 1 ovember '1%

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    7/23

    Kesan - Spondilosis dengan scoliosis berat lumbal yang menyebabkan stenosis

    kanal spinal L&$% dan L%$5 dan juga entrapemen radi7 intraforaminal

    DIA5NOSIS (ER4A

    Stenosis Kanalis Lumbal !ultiple L&$L% dan L%$L5

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    8/23

    FOLLO6 UP PRE OPERASI

    Pada 1B ovember '1% (pagi hari)

    S - ?s rencana operasi pada 1B ovember '1% pkl 1&.? -

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    9/23

    • 4anitidin ' 7 1 mg

    ;ollo# 0p Post ?perasi

    ' 911 9'1% '59119'1% &9119'1% "91'9'1%

    S yeri di lokasi

    operasi

    Keluhan nyeri

     berkurang

    Sedikit nyeri idak ada keluhan

    ? K0 - baik  

    *- 159B S- &",5

      - :" 44 -'

    K0 - baik 

    *- 1%9B S- &","

      - B 44-1:

    K0 - baik 

    *- 1'9: S-&",5

     - :: 44-1"

    K0 - baik 

    *-119: S-&",5

     -:" 44-1:

    2 Post op laminektomi Post op laminektomi Post op laminektomi Post op laminektomi

    P 3nj. 4anitidin '71

    3nj.

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    10/23

    BAB III

    TIN4AUAN PUSTA(A

    EPIDEMOLO5I

    Lumbar spinal stenosis menjadi salah satu masalah yang sering ditemukan,

    yang merupakan penyakit degeneratif pada tulang belakang pada populasi usia

    lanjut. Prevalensinya 5 dari 1 orang diatas usia 5 tahun di 2merika.!erupakan penyakit terbanyak yang menyebabkan bedah pada spina pada usia

    lebih dari " tahun. Lebih dari 1'5. prosedur laminektomi dikerjakan untuk 

    kasus lumbar spinal stenosis. Pria lebih tingi insidenya daripada #anita.

    Patofisiologinya tidak berkaitan dengan ras, jenis kelamin, tipe tubuh, pekerjan

    dan paling banyak mengenai lumbar ke$% k$5 dan lumbar ke$& ke$%.',&

    ANATOMI

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    11/23

    8ertebra dari berbagai regio berbeda dalam ukuran dan sifat khas lainya,

    vertebra dalam satu daerah pun memilki sedikit perbedan. 8ertebra terdiri dari

    corpus vertebra dan arkus vertebra.

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    12/23

    dengan pola susunan dermatom, dan kejang pada otot$otot yang berasal dari

    miotom yang sesuai.5

    (LASIFI(ASI

    Kalsifikasi lumbar spinal canal stenosis dapat dibagi berdasarkan etiologi

    dan anatomi. +erdasarkan etiologi lumbar spinal canal stenosis dapat dibagi

    menjadi stenosis primer dan sekunder. Stenosis primer dibagi menjadi- defek 

    kongenital dan perkembangan. *efek kongenital dibagi menjadi (1) *israpismus

    spinalisJ (') Segmentasi vertebra yang mengalami kegagalanJ (&) Stenosis

    intermiten (d2nuin syndrome). Perkembangan dibagi menjadi- kegagalan

     pertumbuhan tulang dan idiopatik. Kegagalan pertumbuhan tulang dibagi

    menjadi- (1)2kondroplasiaJ (') !orculo diseaseJ (&) ?steopetrosisJ (%) >ksostosis

    herediter multipel. 3diopatik yaitu hipertrofi tulang pada arkus vertebralis.

    Sedangkan stenosis sekunder menurut sifatnya dibagi menjadi (1) *egeneratif 

    yaitu degeneratif spondilolistesisJ (') 3atrogenik yaitu post$laminektomi, post$

    artrodesis, post$disektomiJ (&) 2kibat kumpulan penyakit yaitu akromegali, paget

    diseases, fluorosis, ankylosing spondylitsJ (%) Post$frakturJ (5) Penyakit ulang

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    13/23

    sisitemikJ (I) umor baik primer maupun sekunder." +erdasarkan anatomi lumbar 

    spinal canal stenosis dapat dibagi menjadi sentral stenosis, lateral stenosis ,

    foraminal stenosis dan ekstraforaminal stenosis. kstraforaminal

    stenosis kebanyakan karena akar saraf pada L5 terjebak oleh osteofit, diskus,

     prosesus transversus, atau articulatio sacroiliacal.1,%,I

    PATOANATOMI

    Struktur anatomi yang bertangung ja#ab terhadap penyempitan kanal

    adalah struktur tulang meliputi- osteofit sendi facet (merupakan penyebab

    tersering), penebalan lamina, osteofit pada corpus vertebra, subluksasi maupun

    dislokasi sendi facet(spondilolistesis), hipertrofi atau defek spondilolisis, anomali

    sendi facet kongenital. Struktur jaringan lunak meliputi- hipertrofi ligamentum

    flavum (penyebab tersering), penonjolan anulus atau fragmen nukleus pulposus,

     penebalan kapsul sendi facet dan sinovits, dan ganglion yang bersal dari sendi

    facet.1,%,",I  2kibat kelainan struktur tulang jaringan lunak tersebut dapat

    mengakibatkan beberapa kondisi yang mendasari terjadinya lumbar spinal canal

    stenosis yaitu-

    a) *egenerasi diskus

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    14/23

    *egenerasi diskus merupakan tahap a#al yang paling sering terjadi pada

     proses degenerasi spinal, #alaupun artrits pada sendi facet juga bisa mencetuskan

    suatu keadan patologis pada diskus. Pada usia 5 tahun terjadi degenerasi diskus

    yang paling sering terjadi pada L%$L5, dan L5$S1. Perubahan biokimia dan

     biomekanik membuat diskus memendek. Penonjolan anulus, herniasi diskus, dan

     pembentukan dini osteofit bisa diamati. Seuela dari perubahan ini meningkatkan

    stres biomekanik yang ditransmisikan ke posterior yaitu ke sendi facet. Perubahan

    akibat arthrits terutama instabiltas pada sendi facet. Sebagai akibat dari degenerasi

    diskus, penyempitan ruang foraminal chepalocaudal, akar saraf bisa terjebak,

    kemudian menghasilkan central stenosis maupun lateral stenosis.1,%,",I

     b) 3nstabiltas Segmental

    Konfigurasi tripod pada spina dengan diskus, sendi facet dan ligamen yang

    normal membuat segmen dapat melakukan gerakan rotasi dan angulasi dengan

    halus dan simetris tanpa perubahan ruang dimensi pada kanal dan foramen.I

    *egenerasi sendi facet bisa terjadi sebagai akibat dari instabiltas segmental,

     biasanya pada pergerakan segmental yang abnormal misalnya gerakan translasi

    atau angulasi. *egenerasi diskus akan dikuti oleh kolapsnya ruang diskus, karena

     pembentukan osteofit di sepanjang anteromedial apsek dari prosesus articularis

    superior dan inferior akan mengakibatkan arah sendi facet menjadi lebih sagital.

    Cerakan fle7i akan membagi tekanan ke arah anterior. *egenerasi pergerakan

    segmen dengan penyempitan ruang diskus menyebabkan pemendekan relatif pada

    kanal lumbalis, dan penurunan volume ruang yang sesuai untuk cauda euina.

    Pengurangan volume diperparah oleh penyempitan segmental yang disebabkan

    oleh penonjolan diskus dan melipatnya ligamentum flavum.1,",I  Pada kaskade

    degenerative kanalis sentralis dan neuroforamen menjadi kurang terakomodasi

     pada gerakan rotasi karena perubahan pada diskus dan sendi facet sama halnya

    dengan penekanan saraf pada gerakan berputar, kondisi ini bisa menimbulkan

    inflamasi pada elemen saraf cauda euina kemudian mengahasilkan nyeri .&,%,",I

    c) 6iperekstensi segmental:

    Cerakan ekstensi normal dibatasi oleh serat anterior anulus dan otot$otot

    abdomen. Perubahan degeneratif pada anulus dan kelemahan otot abdominal

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    15/23

    menghasilkan hiperekstensi lumbar yang menetap. Sendi facet posterior 

    merengang secara kronis kemudian mengalami subluksasi ke arah posterior 

    sehinga menghasilkan nyeri pingang.1,%,",I

    PATOFISIOLO5I

    iga komponen biokimia utama diskus intervertebralis adalah air, kolagen,

    dan proteoglikan, sebanyak B$B5A total volume diskus. Kolagen tersusun dalam

    lamina, membuat diskus mampu berekstensi dan membuat ikatan intervertebra.

    Proteoglikan berperan sebagai komponen hidrodinamik dan elektrostatik dan

    mengontrol turgor jaringan dengan mengatur pertukaran cairan pada matriks

    diskus. Komponen air memilki porsi sangat besar pada berat diskus, jumlahnya

     bervariasi tergantung beban mekanis yang diberikan pada segment ersebut.

    Sejalan dengan pertambahan usia cairan tersebut berkurang, akibatnya nukleus

     pulposus mengalami dehidrasi dan kemampuanya mendistribusikan tekanan

     berkurang, memicu robekan pada anulus. Kolagen memberikan kemampuan

     peregangan pada diskus. ucleus tersusun secara eksklusif oleh kolagen tipe$3,

    yang membantu menyediakan level hidrasi yang lebih tingi dengan memelihara

    cairan, membuat nucleus mampu mela#an beban tekan dan deformitas. 2nulus

    terdiri dari kolagen tipe$3 dan kolagen tipe$3 dalam jumlah yang sama, namun

     pada orang yang memasuki usia 5 tahun atau lebih tua dari 5 tahun kolagen

    tipe$3 meningkat jumlahnya pada diskus.1,&,%,",I  Proteoglikan pada diskus

    intervertebralis jumlahnya lebih kecil dibanding pada sendi kartilago, proteinya

    lebih pendek, dan jumlah rantai keratin sulfat dan kondroitnB sulfat yang berbeda.

    Kemampatan diskus berkaitan dengan proteoglikan, pada nuleus lebih padat

    daripada di anulus. Sejalan dengan penuan, jumlah proteoglikan menurun dan

    sintesisnya juga menurun. 2nulus tersusun atas serat kolagen yang kurang padat

    dan kurang terorganisasi pada tepi perbatasanya dengan nukleus dan membentuk 

     jaringan yang rengang dengan nukleus pulposus.1,&,%,",I

    (OMPRESI SARAF

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    16/23

    Patofisiologi nyeri tidak semata$mata diakibatkan oleh kompresi akar saraf 

    spinalis atau cauda euina, beberapa penelitan menyebutkan bah#a nyeri

    diakibatkan oleh klaudikasi neurogenik. 6arus ada inflamasi dan iritasi pada akar 

    saraf agar gejala muncul pada ekstremitas ba#ah. Kompresi pada akaf saraf 

    normal memunculkan gejala paraestesia, defisit sensoris, penurunan motorik, dan

    refle7 abnormal, tapi nyeri biasanya tidak timbul. 3ritasi dan inflamasi bisa juga

    terjadi selama pergerakan ekstremitas ba#ah atau spina sat saraf dipaksa untuk 

    memanjang dan menyimpang dari posisi stirahatnya.",I

    PRESENTASI (LINIS

    Cejala klinis biasanya muncul pada dekade ke$" atau ke$I, kebanyakan

     pasien mengeluh nyeri pungung (B5A) selama satu tahun. yeri pada ekstremitas

     ba#ah (I1A) berupa rasa terbakar hilang timbul, kesemutan, berat, geli di

     posterior atau posterolateral tungkai atau kelemahan (&A) yang menjalar ke

    ekstremitas ba#ah, memburuk dengan berdiri lama, beraktivitas, atau ekstensi

    lumbar, gejala tersebut membatasi pasien untuk berjalan (neurogenik klaudikasi

    B%A, bilateral "BA).",I,: yeri pada ektemitas ba#ah biasanya berkurang pada sat

    duduk, berbaring, dan posisi fleksi1 lumbar. +edanya gejala sentral stenosis

    dengan lateral stenosis adalah, pada sentral stenosis, fleksi pergelangan kaki dan

    lutut berkurang atau timbul nyeri, pada lateral stenosis pasien masih bisa berjalan

    normal dan tidak nyeri hanya saja nyeri timbul pada saat istirahat dan malam hari.

    Cejala yang dirasakan tiap pasien berbeda tergantung pola dan distribusi stenosis.

    Cejala bisa berhubungan dengan satu akar saraf pada satu level. !isalnya akar 

    saraf L5 pada level L%$L5, atau beberapa akar saraf pada beberapa level dan

    sering tidak jelas tipenya dan gejalanya kadang tidak sesuai dengan akar saraf 

    yang terkena. /alaupun nyerinya menyebar ke arah caudal namun tidak semua

    area merasakan gejala seperti yang disebut di atas. Cejalanya bisa asimetris, dan

    tidak konsisten, bervariasi setiap hari dan tidak sama dari sisi ke sisi. +isa kram,

    nyeri tumpul, dan paraestesia difus. Penemuan klinis yang berkaitan dengan

    lumbal stenosis adalah gejala bertambah sat spina ekstensi dan berkurang sat

    spina fleksi. Karena pada sat ektensi. kanalis spinalis akan berkurang

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    17/23

    kapasitasnya. Caya berjalan pasien dengan lumbar stenosis cenderung stoped

    for#ard, mula$ mula pasien bisa berjalan, namun lama kelaman timbul nyeri dan

    kelemahan, setelah istirahat (duduk) pasien bisa berjalan kembali dengan

    kekuatan normal, namun lama kelaman timbul kelemahan lagi. Kekuatan otot

     pada tungkai ba#ah akan menurun, gejala ini bisa saja spesifik bila ada

    keterlibatan akar saraf pada lumbar dan sakral. ?tot$otot yang dipengaruhi antara

    lain- gluteus medius, hamstring (semimembraneus, semitendinous, bisep femoris),

    gastrocnemius, dan soleus. Sensorisnya bisa berkurang pada tes pinprick dan

    sentuhan ringan mengikuti pola dermatom, juga menunjukan ketrlibatan akar 

    saraf, termasuk sadle anesthesia (kadang melibatkan gland penis dan

    klitoris).1,&,",I,B

    PEMERI(SAAN PENUN4AN5

    a) ;oto polos 7$ray Lumbosacral

    !erupakan penilaian rutin untuk pasien dengan back pain. *ibuat dalam

     posisi 2P lateral dan obli, dengan tampak gambaran kerucut lumbosacral

     junction, dan spina dalam posisi fleksi dan ekstensi, diharapkan untuk mendapat

    informasi ketidakstabilan segmen maupun deformitas. Penemuan radiografi yang

    mengarahkan kecurigan kepada lumbal stenosis degeneratif adalah pada keadan

    spondilolistesis degeneratif dan skoliosis degeneratif. 0ntuk pasien dengan

    spondilolistesis degeneratif foto polos posisi lateral dibuat dengan pasien dalam

     posisi berbaring dan spina dalam keadan fleksi dan ektensi, bending kanan kiri,

     bertujuan untuk melihat pergeseran abnormal pada segmen yang terlibat. 0ntuk 

    skoliosis degenerative foto polos 2P9lateral dibuat pada plat yang panjang, pasien

    dalam posisi berdiri, bertujuan untuk menentukan rentangan kurva S, dan

    keseimbangan antara bidang coronal dan sagital, karena ketidakseimbangan di

    tiap segmen menjadi tujuan terapi operatif. 1,",I,:

     b)

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    18/23

    facet, abnormalitas diskus lateralis yang mengarahkan kecurigan kita kepada

    lumbar stenosis, serta membedakan stenosis sekunder akibat fraktur. 6arus

    dilakukan potongan & mm dari L& sampai sambungan L5$S1. amun derajat

    stenosis sering tidak bisa ditentukan karena tidak bisa melihat jaringan lunak 

    secara detail.1,",:

    c) !43

    !43 adalah pemeriksan gold standar diagnosis lumbar stenosis dan perencanan

    operasi. Kelebihanya adalah bisa mengakses jumlah segmen yang terkena, serta

    mengevaluasi bila ada tumor, infeksi bila dicurigai. Selain itu bisa membedakan

    dengan baik kondisi central stenosis dan lateral stenosis. +isa mendefinisikan

    flavopathy, penebalan kapsuler, abnormalitas sendi facet, osteofit, herniasi diskus

    atau protrusi. 2da atau tidaknya lemak epidural, dan kompresi teka dan akar saraf 

     juga bisa dilhat dengan baik. Potongan sagital juga menyediakan porsi spina yang

     panjang untuk mencari kemungkinan tumor metastase ke spinal. Kombinasi

     potongan a7ial dan sagital bisa mengevaluasi secara komplit central canal dan

    neural foramen. amun untuk mengevaluasi resesus lateralis diperlukan

     pemeriksan tambahan myelografi lumbar dikombinasi dengan

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    19/23

    sedang, injeksi steroid epidural untuk mengurangi inflamasi, golongan narkotika

     bila diperlukan, pengunan akupuntur dan >S masih kontroversi. Latihan juga

    sangat1& penting antara lain bersepeda, treadmil, hidroterapi misalnya berenang

    dapat memicu pengeluaran endorphin dan meningkatkan suplai darah ke elemen

    saraf, serta membantu memperbaiki fungsi kardiorespirasi.1,',",I

     b) erapi operatif 

    3ndikasi operasi adalah gejala neurologis yang bertambah berat, defisit neurologis

    yang progresif, ketidakamampuan melakukan aktivitas sehari$hari dan

    menyebabkan penurunan kualitas hidup, serta terapi konservatif yang gagal.

    Prosedur yang paling standar dilakukan adalah laminektomi dekompresi.

    indakan operasi bertujuan untuk dekompresi akar saraf dengan berbagai tekhnik 

    sehinga diharapkan bisa mengurangi gejala pada tungkai ba#ah dan bukan untuk 

    mengurangi L+P (lo# back pain), #alaupun pasca operasi gejala L+P akan

     berkurang secara tidak signifikan.1,',",I,1  Prosedur pembedahan yang sering

    dikerjakan adalah laminektomi dekompresi. Standar laminektomi dekompresi

    adalah membuang lamina dan ligamentum flavum dari tepi lateral satu resesus

    lateralis sampai melibatkan level transversal spina. Semua resesus lateralis yang

    membuat akar saraf terperangkap harus didekompresi. Pasien diposisikan dalam

     posisi pronasi dengan abdomen bebas, melalui garis tengah tentukan prosesus

    spinosus. 0ntuk mengkonfirmasi level yang kita temukan sudah benar setengah

    cranial dari spinosus caudal dan setengah caudal dari cranial prosesus spinosus

    dipotong dengan pemotong ganda. Kanal dimasukan ke dalam garis tengah dan

     proses dekompresi secara bertahap diambil dari caudal ke cranial mengunakan

    Kerison rongeurs. +ila tulang terlalu tebal gunakan osteotome atau dril

     berkecepatan tingi. *ekompresi diba#a lebih ke lateral dari pedicle. ;acetotomy

    dilakukan dengan osteotome untuk dekompresi akar saraf di resesus lateralis.

    *ekompresi komplit sat pulsasi dural sac kembali dan venous refiling akar saraf 

    terlihat di foramen dan akar saraf kembali mobile. 4uang pada jalan keluar kanal

     bisa juga diakses mengunakan kanula tumpul atau bila ada lebih baik mengunakan

    umbilcal catheter. Laser kanula

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    20/23

    *opler berguna untuk menilai kembalinya aliran darah ke akar saraf. *iskus harus

    dibiarkan intak #alaupun bisa menyebabkan penekanan pada akar saraf yang

    menetap yang dikuti juga penekanan oleh tulang dan jaringan lunak, karena resiko

    terjadinya instabiltas pasca operasi dan pengambilan diskus juga lebih sulit

    dikerjakan.1,',%,",I,1 ekhnik alternatif lain yang bisa dikerjakan adalah laminektomi

    sudut dengan reseksi sudut hanya pada porsi anterior aspek lateral amina,

    laminektomi selektif single atau multiple unilateral atau bilateral, dan laminoplasti

    lumbar. !ultiple laminotomi dikerjakan pada level sendi facet dengan memotong

    lebih sedikit pada seperempat sampai setengah facet dilanjutkan dengan

    membuang porsi lateral ligementum

    flavum.1,',I,1

    *engan kemajuan perencanan preopertif mengunakan !43, laminectomy di

     egara$negara maju menjadi semakin jarang dilakukan dan para dokter bedah

    spine lebih senang mengerjakan selective spinal decompresion dengan

    mempertahankan struktur garis tengah. Kebanyakan kasus spinal stenosis

    melibatkan segmen pergerakan seperti diksus dan sendi facet dan bukan segmen

    yang kokoh (corpus vertebrae, pedicle dan lamina). 6al ini membuat

    kemungkinan melakukan dekompresi segmen yang mengalami stenosis dengan

    tetap mempertahankan struktur arkus vertebrae. Keuntunganya adalah proses

     penyembuhan menjadi lebih singkat, mempertahankan

    ketingian canal dan mengurangi insiden back pain post operatif, mengurangi

    imobilsasi terlalu lama dan tidak membutuhklan fusi.&,%,",I ujuan dilakukan fusi

    adalan untuk mengkoreksi instabiltas pada segmen yang dilakukan dekompresi,

    mengurangi nyeri pada segmen yang bergerak dan mencegah spondylolisthesis

    dan scoliosis kedepanya. 3ndikasi fusi tergantung pada keadan pada keadan spina

    sebelum dan setelah dilakukan operasi, bila dekompresi mengakibatkan segmen

    tersebut menjadi tidak stabil maka diperlukan fusi dengan intrumentasi, misalnya

     pada pengambilan 5A kedua sendi facet atau 1A pada satu sendi facet saja

    (facetectomy) dan ligamen longitudinal posterior atau diskus mengalami

    kerusakan (discectomy), maka fusi harus dipertimbangkan untuk dikerjakan.

     amun pada prosedur laminectomy yang deformitasnya stabil dan pada pasien

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    21/23

    yang memilki penyakit komorbid yang bila dilakukan fusi akan meningkatkan

    resiko komplikasi, maka fusi tidak dikerjakan.",I,1

    (OMPLI(ASI

    Karena lumbar stenosis lebih banyak mengenai populasi lanjut usia maka

    kemungkinan terjadi komplikasi pasca operasi lebih tingi daripada orang yang

    lebih muda, selain itu juga lebih banyak penyakit penyerta pada orang lanjut usia

    yang akan mempengaruhi proses pemulihan pasca operasi. Komplikasi dibagi

    menjadi empat grup, infeksi, vaskuler, kardiorespirasi, dan kematian. Kematian

     berkorelasi dengan usia dan penyakit komorbid. Peningkatan resiko komplikasi

    yang berkaitan dengan fusi meliputi infeksi luka, *8 (dep vein thrombosis) atau

    emboli paru, kerusakan saraf. Komplikasi pada graft, dan kegagalan pada

    instrumen. Komplikasi laminektomi bisa terjadi fraktur pada facet lumbar,

    spondilolistesis postoperatif.1,",I,1

    PRO5NOSIS

    Prognosis baik bila dekompresi adekuat, stabiltas sendi facet erjaga, pembedahan

    lebih a#al, pemakaian korset post$op, latihan pasca operasi. Prognosis buruk bila

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    22/23

    terjadi dominan back pain, segmen yang terkena multilevel, penundan lama

     pembedahan, terdapat tanda defisit neurologis, #anita, operasi sebelumnya gagal,

     pasien dengan penyakit sistemik kronis.1,&,%,",I

    (ESIMPULAN

    Lumbar spinal stenosis merupakan penyakit degeneratif yang sering ditemukan

     pada orang lanjut usia. Cejala yang sering ditmbulkan adalah nyeri pingang

     ba#ah. Penangananya tergantung berat ringanya gejala, dapat koservatif maupun

    operatif. *alam penanganan mengunakan terapi operatif, komplikasi, hasil

    terapinya bergantung pada kondisi penderita dan pemulihanya yang lama juga

    harus dipertimbangkan mengingat pasien yang umumnya usia tua.1,',",I

    DAFTAR PUSTA(A

    1) eferey !. Spivak. . i7on 6arcourt Publishers Ltd. Lumbar spinal stenosis

  • 8/19/2019 Lumbal Stenosis

    23/23

    I) >berhard Siebert, 6arald PrMs, 4andolf Klingebiel, et al. Lumbar spinal

    stenosis- syndrome, diagnostics and treatment at. 4ev. eurol. 5, &B'F%&. 'B.

    :) oseph *. ;ortin, *?, and !ichael . /heler. 3maging in Lumbar Spinal

    Stenosis Pain Physician. '%JI-1&$1&B, 3S 15&$&15B.

    B) !c4ae, 4onald.