9
http://213.134.46.67/asociaciones/Main;jsessionid=9DA8BA3D3817243119EDDF 034DD90880?ISUM_ID=Content&ISUM_SCR=linkServiceScr&ISUM_CIPH=I GBbthdM6ZLYWeBz6r%2Bi7qXBo89i8z07%2FFaIqObaAJsM7%2BOLNPZ9M JYLVBTMZVKkRGie%2BDfvauKF%0As5MXt%2FkAJ88sTjJyg%2Ffb5mdLYa uSLfnRhfxIGD8 ZEFdnE0jMTDXGPE2LjcPHm9 5nlsNEBkSCl U2S%0AsZPPUQ eh&ISUM_ps408=1  Laju suatu reaksi aA + bB à cC dapat dinyatakan sebagai –d[A]/dt, -d[B]/dt ataupun +d[C]/dt. Laju reaksi tergantung pada konsentrasi pereaksi maupun hasil reaksi yang dinyakan dalam suatu hukum atau persamaan laju. Persamaan laju reaksi secara sederhana dapat dituliskan:  -d[A]/dt = k[A] x [B] y  â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦. (1)  Dimana x dan y berturut-tur ut adalah orde reaksi terhadap A dan B. Secara pendekatan, laju reaksi dapat dinyatakan - ∆[A]/∆t. Penentuan makin teliti jika ∆t makin kecil. Persamaan atau hukum laju reaksi dari suatu reaksi tak dapat diramalkan dari persamaan stoikiometrinya, tetapi harus ditentukan melalui eksperimen. Dari bentuk hukum ini seringkali dapat diperoleh informasi tentang mekanisme reaksi. Stoikiometri reaksi halogenasi aseton, misalnya bromisasi dapat dituliskan sebagai berikut : CH 3 -CO-CH 3 + Br 2  â†’ CH 3 -CO-CH 3 Br + Br - + H +  Dari percobaan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:  1. Kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi H + (dalam suasana asam) atau dalam suasana basa laju reaksi bertambah denga n bertambahnya konsentrasi OH - . 2. Dalam suasana asam sebagai hasil reaksi diperoleh juga H + sehingga dalam larutan yang tidak di buffer kecepatan awal reaksi (pada saat kurang dari 10% pereaksi telah bereaksi) akan terus bertambah selama reaksi berlangsung.  3. Kecepatan halogenasi aseton juga bergantung pada konsentrasi aseton, tetapi tidak tergantung pada konsentrasi halogen kecuali saat konsentrasi halogen yang sangat tinggi.  4. Kecepatan raksi halogenasi aseton ini tidak tergantung pada jenis halogen.  Berdasarkan fakta-fakta di atas melalui pendekatan penentuan persamaan laju reaksi, diperoleh persamaan:  d[P]/dt = k [A][H + ] ………………….. (2)  

M SATU EBELL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: M SATU EBELL

5/16/2018 M SATU EBELL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/m-satu-ebell 1/8

http://213.134.46.67/asociaciones/Main;jsessionid=9DA8BA3D3817243119EDDF034DD90880?ISUM_ID=Content&ISUM_SCR=linkServiceScr&ISUM_CIPH=IGBbthdM6ZLYWeBz6r%2Bi7qXBo89i8z07%2FFaIqObaAJsM7%2BOLNPZ9MJYLVBTMZVKkRGie%2BDfvauKF%0As5MXt%2FkAJ88sTjJyg%2Ffb5mdLYa

uSLfnRhfxIGD8ZEFdnE0jMTDXGPE2LjcPHm95nlsNEBkSClU2S%0AsZPPUQeh&ISUM_ps408=1 

Laju suatu reaksi aA + bB à cC dapat dinyatakan sebagai –d[A]/dt, -d[B]/dtataupun +d[C]/dt. Laju reaksi tergantung pada konsentrasi pereaksi maupun hasilreaksi yang dinyakan dalam suatu hukum atau persamaan laju. Persamaan lajureaksi secara sederhana dapat dituliskan: 

-d[A]/dt = k[A]x[B]y â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦â€¦. (1) 

Dimana x dan y berturut-turut adalah orde reaksi terhadap A dan B. Secarapendekatan, laju reaksi dapat dinyatakan -∆[A]/∆t. Penentuan makin teliti jika∆t makin kecil. Persamaan atau hukum laju reaksi dari suatu reaksi tak dapatdiramalkan dari persamaan stoikiometrinya, tetapi harus ditentukan melaluieksperimen. Dari bentuk hukum ini seringkali dapat diperoleh informasi tentangmekanisme reaksi. 

Stoikiometri reaksi halogenasi aseton, misalnya bromisasi dapat dituliskan sebagaiberikut : 

CH3-CO-CH3 + Br2 â†’ CH3-CO-CH3Br + Br- + H+ 

Dari percobaan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut: 

1. Kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi H+ (dalamsuasana asam) atau dalam suasana basa laju reaksi bertambah denganbertambahnya konsentrasi OH-. 

2. Dalam suasana asam sebagai hasil reaksi diperoleh juga H+ sehingga dalamlarutan yang tidak di buffer kecepatan awal reaksi (pada saat kurang dari 10%

pereaksi telah bereaksi) akan terus bertambah selama reaksi berlangsung. 

3. Kecepatan halogenasi aseton juga bergantung pada konsentrasi aseton, tetapitidak tergantung pada konsentrasi halogen kecuali saat konsentrasi halogen yangsangat tinggi. 

4. Kecepatan raksi halogenasi aseton ini tidak tergantung pada jenis halogen.  

Berdasarkan fakta-fakta di atas melalui pendekatan penentuan persamaan lajureaksi, diperoleh persamaan: 

d[P]/dt = k [A][H+] ………………….. (2) 

Page 2: M SATU EBELL

5/16/2018 M SATU EBELL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/m-satu-ebell 2/8

Hasil pendekatan ini sesuai dengan hasil pengamatan bahwa reaksi keseluruhanmasing-masing berorde satu terhadap aseton dan asam tetapi tidak tergantung padakonsentrasi halogen. 

Penentuan persamaan laju reaksi iodisasi aseton dalam suasana asam ini digunakanmetode spektrofotometri, dimana laju reaksi diikuti dengan mengukur lajuperubahan konsentrasi iodin dengan spektrofotometer. Absorbansi larutandiusahakan antara 0,7 hingga 0,2 dengan memilih panjang gelombang yang sesuai.Dalam mereaksikan reaktan, larutan aseton dicampur terlebih dahulu dengan HCl,dan kemudian ke dalam campuran ini ditambahkan larutan iodin sesuai denganskema berikut. 

No.  Vol. aseton  Vol. HCl  Vol. I2  ΔA tiap ttertentu 

1. 2. Dst. 

C. Peralatan yang Digunakan 

  Spectronic 20   Tabung reaksi   Pipet 5 ml   Pipet ukur 2 ml   Gelas kimia   Labu takar  Stop watch 

D. Bahan yang Digunakan: 

Larutan aseton 3 M 

  Larutan HCl 0,3 M   Larutan I2 0,015 M   Larutan KI 0,01 M (untuk pengenceran larutan I2) 

E. Rangkaian Alat 

Page 3: M SATU EBELL

5/16/2018 M SATU EBELL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/m-satu-ebell 3/8

 

Keterangan Gambar: 

1. tempat kuvet 7. tombol untuk mencetak 

2. display digital 8. pengatur panjang gelombang 

3. mode indikator 9. pengatur transmitan/absorbans (100%T / 0 A) 

4. mode pilihan 10. tombol power/pengatur nol 

5. tombol pengurangan 11. pengatur filter 

6. tombol menaikkan 

F. Langkah Kerja. 

1.  Tentukan dulu λ maksimum (sekitar 530 nm), dengan mengukur absorbansilarutan I2 sebagai fungsi λ. 

2.  Tentukan dulu jumlah masing-masing pereaksi pada percobaan ini sehinggauntuk satu kelompok “run― percobaan hanya ada satu pereaksi yangkonsentrasinya dalam campuran bervariasi. Dengan demikian maksimumada dua belas “run†. Volume total pereaksi 25 – 40 mL dan diambiltetap. Misal untuk “run― 1 s/d 4 diambil volume aseton bervariasi,“run†5 s/d 8 diambil volume HCl bervariasi dan untuk “run†9s/d 12 diambil volume I2 bervariasi. 

3.  Sesuai dengan tabel yang dibuat, campurkan aseton, asam dan akuadest didalam gelas kimia 50 ml. 

4.  Isikan larutan iodium dalam tabung reaksi dan tuangkan ke dalam gelaskimia yang berisi aseton dan HCl tadi. Pada saat dituangkan jalankan stopwatch. 

5.  Segera aduk dan tuangkan campuran ke dalam sel untuk diukur

absorbansinya secepat mungkin (kurang dari 1 menit) pada panjanggelombang yang sesuai. 

Page 4: M SATU EBELL

5/16/2018 M SATU EBELL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/m-satu-ebell 4/8

6.  Catat absorban dan waktu yang tercatat pada stopwatch (A1 dan t1), (biarkankuvet tetap dalam spektrofotometer dan stopwatch tetap berjalan).  

7.  Pengamatan absorban dan waktu berikutnya dapat dilakukan, setelahabsorban berkurang 0,1; pada saat itu hentikan stop watch. Catat absorban

dan waktu yang tercatat pada stopwatch (A2 dan t2). 8.  Ulangi langkah 3 s/d 7 untuk variasi konsentrasi aseton, asam, dan iodiumsesuai dengan tabel yang saudara susun. 

G. Data Pengamatan

No. Vol.Aseton 

Vol. HCl Vol H2O Vol. I2  absorban  waktu 

A1  A2  t1  t2 1. 2. 3 

9 10 

11 

12 

H. Analisis Data. 

Sesuai dengan hukum Lambert-Beer, A = a.b.c., nilai perubahan absorbansiberbanding lurus dengan perubahan konsentrasi, sehingga laju reaksi r =

ΔA/Δt . 

Untuk konsentrasi asam dan I2 tetap, diperoleh persamaan:

r = k’ [A]x 

ln r = ln k’ + x ln [A] 

Dengan cara mengalurkan grafik ln r versus [A] harga k’ dan x dapatditentukan. 

I. Pertanyaan. 

Page 5: M SATU EBELL

5/16/2018 M SATU EBELL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/m-satu-ebell 5/8

 

1.  Turunkan persamaan dan cara yang digunakan untuk membuktikan bahwasuatu reaksi secara keseluruhan berorde dua. 

2.  Selain dengan spektrofotometer, laju reaksi dapat ditentukan dengan caratitrasi volumetri. Terangkan cara tersebut. 

http://octasiaccapellaborutompul.blogspot.com/2011/04/kinetika-halogenasi-aseton-dengan.html 

Dalam ilmu kimia banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu reaksi yang selanjutnya ditelaah dengan ilmu-ilmu yang mengkaji lebih lanjutdan spesifik mengenai perubahan tersebut. Misalnya termodinamika yangmembahas tentang arah reaksi kespontanan. Tetapi dengan termodinamika hanya dibahas mengenai perubahan energi dalam suatu reaksi sehingga waktu dankecepatan atau laju suatu reaksi tidak diketahui. Kinetika kimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi. Laju reaksi berhubungan dengan pembahasanseberapa cepat atau lambar reaksi berlangsung. Merubah konsentrasi dari suatu zat di

dalam suatu reaksi biasanya merubah juga laju reaksi. Persamaan lajumenggambarkan perubahaan ini secara matematis. Orde reaksi adalah bagian dari persamaanlaju. Sebagai contoh seberapa cepat reaksi pemusnahan ozon di atmosfer bumi, seberapa cepat reaksi suatu enzim dalam tubuh berlangsung dan sebagainya.Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, luas permukaan sentuhan, suhu, dan katalis. 

Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat seperti reaksi penetralan antara larutanasam klorida dan larutan natrium hidroksida, ada pula yang berlangsung sangatlambat seperti pelapukan kimia yang dialami batu karang. Laju suatu reaksidipengaruhi oleh beberapa faktor. Suatu reaksi kimia dapat dipercepat atau diperlambat. 

Dalam industri, reaksi kimia perlu dilangsungkan pada kondisi tertentu agarproduknya dapat diperoleh dalam waktu yang sesingkat mungkin. Reaksidapat dikendalikan dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kinetika kimia adalah bagian dari kimia fisika yang mempelajari tentang 

Page 6: M SATU EBELL

5/16/2018 M SATU EBELL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/m-satu-ebell 6/8

kecepatan reaksi-reaksi kimia dan mekanisme reaksi-reaksi tersebut. Termodinamika kimia mempelajari hubungan tenaga antara pereaksi dan hasil- hasil reaksi, tidak mempelajari bagaimana reaksi-reaksi tersebut berlangsungdan dengan kecepatan berapa kesetimbangan untuk reaksi kimia ini dicapai. Hal 

terakhir ini dipelajari dalam kinetika kimia, hingga kinetika kimia merupakan pelengkap bagi termodinamika kimia. Tidak semua reaksi kimia dapatdipelajari secara kinetik. Reaksi-reaksi yang berjalan sangat cepat seperti reaksi-reaksiion atau pembakaran dan reaksi-reaksi yang sangat lambat seperti pengkaratan,tidakdapat dipelajari secara kinetik. Di antara kedua jenis ini, banyak reaksi-reaksi yang kecepatannya dapat diukur. Kinetika kimia merupakan pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia. Yang lebih mendasar daripada sekedar laju suatu reaksi adalah bagaimana perubahan kimia itu berlangsung. Tak peduli bagaimana ruwetnya persamaan keseluruhan, umumnya reaksi berlangsung dengan cara bertahap yangsederhana, dengan tiap tahap biasanya melibatkan hanya satu, dua, atau tiga partikelsebagai pereaksi . 

***************************************

Laju atau kecepatan Reaksi didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan molekul tiap satuan waktu. Satuan waktu dapatberupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Lajureaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk. 

ORDE REAKSI

Menemukan orde reaksi merupakan salah satu cara memperkirakansejauh mana konsentrasi zat pereaksi mempengaruhi laju reaksi tertentu.

Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen merupakanpangkat dari konsentrasi komponen tersebut dalam hukum laju. Sebagai

contoh, v = k [A]m [B]n, bila m=1 kita katakan bahwa reaksi tersebut adalahorde pertama terhadap A. Jika n=3, reaksi tersebut orde ketiga terhadap B.

Page 7: M SATU EBELL

5/16/2018 M SATU EBELL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/m-satu-ebell 7/8

 Orde total adalah jumlah orde semua komponen dalam persamaan laju:

n + m + ... Pangkat m dan n ditentukan dari data eksperimen, biasanyaharganya kecil dan tidak selalu sama dengan koefisien a dan b. Hal ini berarti,tidak ada hubungan antara jumlah pereaksi dan koefisien reaksi dengan orde

reaksi.

1. Orde nol 

Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabilperubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksiArtinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasipereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi. Bila kita tulis laju reaksinya: k A k

2. Orde Satu 

Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinyajika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Misalkan,konsentrasi pereaksi itu dilipat tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau3 kali lebih besar.Bila kita tinjau reaksi orde satu berikut: A → produk, makapersamaan lajunya: ] [ Integrasinya adalah ln [A]t = -kt + ln[A 0] Bilapersamaan ln [A]t = -kt + ln[A0] dibuat grafik ln [A] lawan t, maka diperoleh

garis lurus dengan kemiringan = -k, sedang jelajahnya (intersep) = ln[A]0.

3. Orde Dua 

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jikalaju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabilakonsentrasi zat itu dilipatigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9kali lebih besar.

4. Orde Negatif 

Suatu reaksi berorde negatif jika laju reaksi berbanding terbalik

dengan konsentrasi pereaksi itu.Jika konsentrasi pereaksi itudiperbesar,

maka laju reaksi kan semakin kecil.

Page 8: M SATU EBELL

5/16/2018 M SATU EBELL - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/m-satu-ebell 8/8

http://smileangel-chemistry.blogspot.com/2011/04/kinetika-halogenasi-aseton-dengan.html 

Percobaan ini yaitu Kinetika halogenasi aseton dengan katalisator Asam, dilakukan dengan

tujuan untuk menentukan hukum laju reaksi iodinasi aseton dalam suasana asam. percobaan ini

menggunakan Spektofotometer. Spektofotometer ini adalah alat untuk mengukur absorban suatusampel sebagai fungsi panjang gelombang. adapun prinsip kerja alat ini adalah mengubah cahaya

polikromatik menjadi monokromatik kemudian didispersi dan diteruskan ke kuvet masuk ke dalam

partikel yang ada dalam larutan, selanjutnya diserap amplifier dan terdeteksi oleh detektor

kemudian terbaca dimonitor. Prinsip alat dengan eksitasi elektron yang terjadi dalam campur.

prinsip alat yang sebenarnya terjadi saat cahaya masuk ke partikel. tebalnya kuvet juga dapat

mempengaruhi cepatnya cahaya yang diteruskan ke kuvet.Bila semakin tebal kuvet yang digunakan

maka semakin lambat cahaya yang masuk.

percobaan ini juga mempelajari kinetika kimia dan laju reaksi. Dimana kinetika kimia merupakan

ilmu yang mempelajatri tentang laju reaksis dalam suatu reaksi kimia. sedangkan laju reaksi

merupakan pengurangan konsentrasi suatu reaktan dan penambahan konsentrasi produk ataudengan ata lain bisa juga disebut perbedaan potensial dari reaktan menjadi produk.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi diantaranya adalah konsentrasi, katalis,

suhu ,luas permukaan, tekanan dan energi aktivasi. Semakin besar konsentrasi dari sampel yang

digunakan maka laju reaksi semakin besar. begitu juga dengan katalis, katalis digunakan untuk

mempercepat laju reaksi. jika suhu dinaikkan maka laju reaksi akan semakin cepat. semakin luas

suatu permukaan maka semakin cepat laju reaksinya sedangkan untuk tekanan bila suatu reaksi

melibatkan gas maka akan mempengaruhi laju reaksi, bila suatu reaksi melibatkan solid atau liquid

maka tidak akan mempengaruhi laju reaksinya. Energi aktivasi yang besar maka akan mempengaruhi

laju reaksinya,sehingga laju reaksi akan semakin besar pula.maka energi aktivasi dapat diartikan

sebagai energi minimum yang dibutuh kan suatu molekul untuk dapat bereaksi.