52
COVER 1

Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

  • Upload
    builien

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

COVER 1

Page 2: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

COVER 2

Page 3: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

3INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

daftarisi

Page 4: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

4 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

salamredaksi

Pembina :1. Dirjen PNFI DEPDIKNAS 2. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan DEPDIKNAS

Pengarah :1. Kasubdit Kemitraan2. Kasubdit Kelembagaan3. Kasubdit Peningkatan Mutu4. Kasubdit Pengembangan Informasi Kursus

Penanggung Jawab :Drs. Sipken Ginting

Pimpinan Redaksi :Syahrir Katutu, S.E, M.M

Sekretaris Redaksi :Lismanto S. Ap

Redaktur Pelaksana :Sugeng Priatmodjo

Redaktur :Kamera S. Kembaren

Penyunting / Editor :1. Bambang Widodo S. Sos2. Dra. Yari Isnaeni

Graphic Design / Photo :1. Heri Susanto, S.Kom. M. Kes2. Syahrul Anwar

Distribusi & Sirkulasi :Jendri G

Kesekretariatan :1. DR. Phil. Linda Pangaribuan2. Oktoriza Nurwiadi, ST3. Eva Komalasari, S.Kom4. Kasmiyanto5. Yudi Kurniawan, SE6. David Hensam7. Drs. Achmad Soemardi, M.Pd

Alamat Redaksi :Direktorat Pembinaan Kursus dan KelembagaanGedung E lantai 6 DepdiknasJl. Jend. Sudirman Senayan Jakarta 10270Telp./ Fax. 021 5790 4363

Alhamdulillah sejak kehadiran Bulletin INFO KURSUS pada Direktorat Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan telah memperoleh banyak masukan yang positif dari para kalangan penyelenggara kursus dan

organisasi mitra /Asosiasi profesi karena selain merasa bangga dengan adanya media informasi yang dapat menjembatani para penyelenggara program, lulusan, masyarakat, pengguna lulusan (dunia usaha) dengan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan kursus dan Pelatihan juga merupakan dorongan untuk meningkatkan mutu dan pencitraan publik.

Pada Edisi yang III (ketiga) ini Buletin INFO KURSUS tetap menyajikan

dan menyediakan menu informasi seputar kursus dan pelatihan baik berupa kebijakan, program dan berbagai aktivitas penyelenggaraan kursus yang dirancang tidak hanya memuat berita (News) dan info-info kegiatan, kebijakan dan program tapi juga didalamnya memuat tentang suksestori lulusan, profi l lembaga dan kursus singkat yang dapat memberi keterampilan kepada pembaca yang ditulis langsung oleh nara sumber teknis dari kalangan pendidik dan para pakar yang profesional, sudah kompeten dibidangnya yang sudah terkenal dan berpengalaman di dunia kursus dan pelatihan.

Tim Redaksi Bulletin INFO KURSUS tetap berharap agar media ini berfungsi sebagai sarana komunikasi, informasi, sosialisasi dan publikasi dalam pencitraan publik lembaga kursus dan pelatihan dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan dan lulusan kursus untuk memenuhi dan melayani kebutuhan masyarakat yang ingin meningkatkan dan mengembangkan minat bakatnya baik untuk menyalurkan hobby, menambah ilmu pengetahuan atau melengkapi pendidikannya dan/atau untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun sebagai bekal untuk bekerja atau usaha mandiri.

Tim redaksi selalu berupaya agar dalam setiap terbitannya Bulletin INFO KURSUS dapat memenuhi harapan pembacanya, selalu memberi kesempatan dan menerima tulisan berupa berita, artikel, hasil karya, serta saran dan pendapat asalkan tidak menyimpang dari lingkup substansi kursus dan pelatihan untuk dimuat pada setiap terbitan/edisi. Tulisan yang dikirim ke meja redaksi harus diketik rapi dan isinya dapat disempurnakan/diedit tanpa mengurangi maksud dan tujuan penulis.

Untuk mencapai kesempurnaan, tim redaksi Buletin INFO KURSUS terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan mutu isi, tampilan dan kemasan agar bulletin ini memiliki ciri khas yang spesifi k dari media lainnya. Untuk itu kami memerlukan dukungan dan saran serta kritik membangun dari seluruh pembaca dengan harapan agar kehadiran buletin ini terus berlanjut dan semakin diminati masyarakat. Terima kasih.

Salam kami,

Pimpinan Redaksi Syahrir katutu,SE.MM

Salam Dari Redaksi

Page 5: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

5INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Kehadiran Bulletin INFO KURSUS mendapat banyak

tanggapan positif dari berbagai pihak, termasuk

dari penyelenggaran lembaga kursus.

Bagi mereka Bulletin ini tidak hanya sebagai

sekedar sumber informasi namun juga sebagai ajang

menyalurkan aspirasi.

Hanya dari aspek isi Bulletin tentu masih jauh

dari harapan. Kritik dan saran pembaca sangat

kami butuhkan, demi peningkatan mutu dan

kwalitas isi Bulletin ini.

Untuk edisi kali ini Redaksi menerima banyak saran dan kritik dari berbagai lembaga

dan penyelenggara kursus. Untuk itu, atas nama tim

redaksi menyampaikan banyak terima kasih atas

saran dan kritikannya. Semoga kritikan tersebut

menjadi bahan evaluasi yang sangat berguna

menuju kesempurnaan Bulletin INFO KURSUS

kedepan.

Adapun saran dan kritik dari pembaca yang diterima redakasi berdasarkan SMS

atau email pada edisi ini adalah sebagai berikut:

suratpembaca

Direktorat pembinaan Kursus dan kelembagaan memiliki peran yang sangat penting dalam

meningkatkan mutu lembaga kursus dan pelatihan. Oleh karena itu berbagi upaya terus dilakukan untuk membenahi lembaga kursus. Berbagaia program dan kebijakan terus di gulirkan. Sosialisasi juga terus digalakanya. Hanya saja dalam pelaksanaanya juga masih terdapat berbagai persoalan. Untuk itu Bulletin INFO KURSUS mencoba melakukan melusuri informasi mengenai berbagai masalah terhadap pembinaan kursus selama ini.

Hampir sebagian pengelola kursus dan pelatihan yang diwawancarai mengaku kalau selama ini Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Dinas Pendidikan Provinsi, dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota telah melakukan upaya yang maksimal dalam membenahi lembaga kursus. Hanya saja masih terdapat beberapa permasalahan yang menuntut untuk segera dilakukan pembenahan dan penataan. Diantaranya yakni:

1. Pembinan dari dinas pendidikan di daerah masih dirasa kurang dan hanya terkesan hanya memberikan pembinaan kepada LPK yang memiliki kedekatan dengan dinas pendidikan.

2. Masih ada pengelola LPK yang belum mengetahui adanya bantuan berupa block grant kepada lembaga kursus. Ini terjadi karena sosialasis mengenai block grant masih dianggap kurang.

3. Peran penilik di Dinas pendidikan daerah masih ada yang bekerja belum maksimal. Akibatnya program dan kebijakan yang di canangkan pemerintah pusat tidak diketahui oleh LPK di daerah.

4. Masih dijumpai LPK yang tidak jelas kegiatannya malah mendapat block grant. Akibatnya bantuan berupa block grant tidak bisa memberikan kontribusi pada peningkatan lembaga kursus.

5. Masih adanya pungutan tidak resmi yang dilakukan oknum aparat dalam penerimaan block grant.

6. Soal perizinan masih banayk simpang siurnya. beberapa LPK yang mengurus izin harus mengalami kesulitan besar. Seperti prosedur perizinan yang berbelit-belit dan prosesnya kadang memakan waktu yang lama. Tapi ada LPK tertentu yang begitu mudah mengurus perizinan dengan cepat.

Dari permasalahan diatas diharapkan ada tindak lanjut dan pemecahan berbagai persoalan tersebut.

Berbagai masalahpembinaan kursus

Page 6: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

6 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

kebijakan

Page 7: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

7INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

kebijakan

Page 8: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

8 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

sajianutama

Page 9: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

9INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

sajianutama

Page 10: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

10 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

sajianutama

Page 11: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

11INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

sajianutama

Page 12: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

12 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

sajianutama

Page 13: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

13INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

sajianutama

Page 14: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

14 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lintaskegiatan

Page 15: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

15INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lintaskegiatan

Page 16: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

16 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lintaskegiatan

Direktorat Pembinaan dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan

Informal Departemen Pendidikan Nasional menggelar Pameran Kursus dan Pelatihan 2009.Usaha untuk memperomosikan lembaga kursus dan pelatihan.

Direktorat Pembinaan dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional menggelar Pameran Kursus dan Pelatihan 2009. Pameran yang digelar pada 13 Agustus 2009 lalu bertempat di Blok M Square, Jakarta. Sedikitnya ada 20 lembaga kursus yang ikut dalam pameran kursus tersebut. Mereka terdiri dalam berbagai jenis ketrampilan yang sedang di gandrungi masyarakat. Mulai dari kursus akupuntur, tata rias, tata boga, hingga

Pameran Kursus danPelatihan 2009

kursus bahasa inggris.Tak lain pameran kursus dan pelatihan

ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional dan untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Adapun tujuan diselenggarakannya pameran ini untuk memfasilitasi para penyelenggara kursus dalam mempublikasikan lembaga dan program kursus yang diselenggarakannya.

Tentu saja sasaran dari pameran tersebut, adalah para pengunjung mal. Terutama, bagi anak yang putus sekolah, pengangguran, dan masyarakat yang ingin mengetahui dan memahami proses kursus. Namun, tidak menutup kesempatan juga bagi ibu rumah tangga ataupun bagi masyarakat yang sudah bekerja ingin mengembangkan kemampuan mereka. Pengunjung pameran tersebut tidak

dipungut biaya. Bahkan pengunjung dapat ikut serta dalam aneka demo dan pergelaran yang dilakukan, seperti mengukir buah, merangkai bunga, akupuntur, tata busana, tata pagelaran, tata rias pengantin, dan banyak lagi. Selain itu, pengunjung juga berkesempatan mengikuti lomba percakapan Bahasa Inggris, dan make up wajah sendiri yang dilakukan oleh lembaga kursus yang berpengalaman.

Pada acara tersebut Tidak hanya digelar pameran kursus saja,bersamaan dengan pameran berlangsung dalam kegiatan itu juga diresmikan peluncuran perdana Nomor induk Lembaga Kursus (NILEK)oleh Dirjen PNFI, Depdiknas DR.Hamid Muhammad, PhD. Selain itu pada rangkain kegiatan itu juga diberikan piala kepada para pemenang lomba kursus

Page 17: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

17INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lintaskegiatan

dan pelatihan berprestasi tingkat nasional tahun 2009. Kegiatan pameran kursus dan pelatihan ini diselenggarakan berkat kerjasama Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan dengan organisasi mitra. Adpun sebagai event organizer dalam kegiatan ini adalah PT Kiat Nusa.

Kegiatan pameran kursus dan pelatihan di buka oleh, Dirjen PNFI Dr.Hamid Muhammad, PhD. Dalam sambutan pembukaannya Hamid mengungkapkan bahwa kegiatan pameran kursus dan pelatihan ini merupakan kegiatan rutin yang selalu diselenggarakan setiap tahun.Sebab Departemen Pendidikan nasional kedepan akan terus berupaya meningkatkan program –program yang berkaitan dengan Life skill. Kalau di pendidikan non formal itu adalah kursus dan pelatihan.

Oleh kerena itu Hamid meminta kepada para penyelenggara kursus dan pelatihan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme dalam penyelenggaraan kursus. Karena nanti pada saatnya Diknas akan mengumpulkan semua lembaga yang menyelenggarakan pendidikan kecakapan hidup, baik kursus maupun SMK. ”Kita harus bisa menunjukan bahwa lembaga kursus itu tidak kalah dengan SMK. Artinya lembaga kursus juga bisa berkompetisi dengan pendidikan formal.”kata Hamid dalam sambutannya.

Seiring dengan hal tersebut, menurut hamid, mulai tahun ini Ditjen PNFI ingin membenahi lembaga kursus. Ada banyak hal yang akan dibenahi. Diantaranya yakni membenahi kelembagaanya. Salah satu cara untuk menata kelembagaan dengan mengembangkan data base.

Melalui pengembangan data base ini akan dilakukan identifi kasi lembaga kursus dan pelatihan. Caranya yakni dengan memberikan Nomor Induk Lembaga Kursus (NILEK)kepada lembaga kursus. Tentu saja pemberian NILK hanya ditujukan kepada lembaga kursus yang benar-benar beroperasi.“Jadi mulai tahun depan hanya lembaga kursus yang terdaftar dan punyai NILEK, yang boleh akses untuk mendapatkan dana block grant ke diknas,”kata Hamid.

Oleh karena itu Hamid mengajak kepada semua penyelenggara kursus untuk muli berbenah diri. Sebab secara bertahap lembaga kursus ini akan di akreditasi. Nantinya lembaga kursus yang terakreditasi atau minimal yagn memiliki kinerja baik yang akan mendapat fasilitas bantuan dari pemerintah.

Itu sebabnya sekarang ini kata Hamid, saatnya lembaga kursus untuk berbenah. Termasuk membenahi berbagai standar yang diharapkan dapat meningkatkan mutu kursus. Seperti uji kompetensi dan Lembaga Sertifi kasi Kompetensi. Bahkan tidak lama lagi juga akan dikeluarkan standar penyelenggaraaan kursus. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu cara agar lembaga kursus tidak diremehkan orang. Selain itu juga untuk membuktikan bahwa lembaga kursus juga memiliki kwalitas yang bagus. “Saya punya impian lembaga kursus kita sedikit tapi bentul-betul bagus dan bermutu. Dari pada banyak, tapi tidak bisa diandalkan. Sebab saya hanya memerlukan lembaga kursus yang bisa dibanggakan,”kata Hamid dalam sambutannya.**

Page 18: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

18 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Dalam berbagai upaya yang dilakukan Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan

(Ditbinsus) Depdiknas, untuk meningkatkan keberadaan Lembaga Kursus Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan DITJEN PNFI, Depdiknas mengadakan workshop Pengembangan bahan informasi pembinaan kursus dan kelembagaan yang diselenggarakan pada tanggal 15 s.d 17 di hotel Oranje Denpasar, Bali.

Lembaga kursus merupakan ujung tombak Pemeritah dalam upaya untuk dapat mengurangi angka pengangguran dan Kemiskinan, karena melalui Lembaga Kursus, masyarakat dapat dibina dan dibekali keahlian sehingga trampil untuk mendapatkan pekerjaan dan berwirausaha. Agar lembaga kursus dapat dipercaya dan dikenal masyarakat diperlukan suatu alat untuk memperkenalkan lembaga kursus tersebut. melihat hal ini yang sering dihadapi lembaga kursus kurang

Perlunya Promosi LPKMelalui Media Brosur

memahami bagaimana alat untuk mempromosikan lembaga kursusnya maka Direktorat Binsus melakukan kegiatan Workshop yang dihadiri dari berbagai mitra lembaga kursus. Workshop yang diselenggarakan pada bulan Juli 2009 di Denpasar Bali yang oleh .Made Mertanadi selaku Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Provinsi Bali, dalam kesempatan itu Made Mertanadi, mengucapkan selamat datang di Bali, suhu

udara di Bali yang saat ini mulai memasuki musim kemarau, pada kesempatan itu Made Mertanadi mengharapkan adanya hasil yang positif, bagi peserta workshop ini, adapun tujuan dari worshop ini untuk mengidentifi kasi apa yang telah ditekuni oleh peserta workshop dari data yang ada di Diknas dan workshop ini juga nantinya akan ada masukan berupa pengetahuan bagi peserta Lembaga Kursus bagaimana cara membuat leafl et/ brosusr yang

Melalui worshop ini

peserta menghasilkan

out putnya yaitu dapat

membuat brosur atau

leafl et yang dijadikan

sebagai salah satu

alat media yang dapat

meningkatkan peserta

kursus

lintaskegiatan

Page 19: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

19INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

baik sehingga dengan pengetahuan ini nantinya lembaga kursus dapat cara membuat brosur.leafl et yang benar sebagai alat untuk mempromosikan lembaga kursusnya. Selama ini banyak ketidak pahaman dan kurangnya pengetahuan dalam mempromosikan lembaga kursusnya melalui brosur, maka setelah mengikuti workshop ini peserta diharapkan mendapatkan hasil yang berguna bagi Lembaga nantinya dalam mempromosikan Lembaga kursus dimana peserta berada.

Workshop yang dihadiri sebanyak 45 orang peserta dari berbagai LPK di Indonesia. Diharapkan kepada peserta agar melalui kegiatan seperti ini sebaik - baiknya dimanfaatkan karena tidak semua lembaga dapat mengikuti kegiatan seperti ini dan setelah kembalinya dari Bali agar dapat menginformasikan kepada yang lainnya didaerahnya sehingga walaupun tidak secara langsung mengikuti kegiatan ini agar informasi tentang cara membuat brosur dan pengembangan lembaga kursus dapat diketahui juga.

Adapun materi yang diberikan dan kegiatan yang dilakukan pada seminar tersebut yaitu dalam bentuk pembekalan materi, diskusi dan peserta membuat brosur masing – masing tentang lembaga

kursusnya. Workshop ini yang dihadiri oleh dari berbagai provinsi di Indonesia, dalam kesempatan itu

Drs. Sipken Ginting selaku Kasubdit Informasi dan Pengembangan kursus, Direktorat Pembinaan kursus dan Kelembagaan, Depdiknas menyatakan bahwa dalam pertemuan ini akan kita berikan pengetahuan kepada peserta lembaga kursus bagaimana cara pembuatan leafl et / brosur, yang baik dan benar sehingga dalam tindak lanjutnya nantinya apabila workshop ini menghasilkan sesuatu yang bermanfaat

dari out putnya secara langsung, maka untuk pertemuan selanjutnya akan kita undang Lembaga kursus yang lain lagi. Pada pertemuan yang diadakan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Diknas, peserta diberikan fasilitas berupa panduan untuk membuat brosur yang layak. Tetapi dalam hal ini tidak memberikan dana untuk membuatnya, kita hanya sebagai fasilitator untuk membuat brosur tersebut,S. Ginting menyampaikan pada acara workshop tersebut.

Perkembangan Lembaga Kursus saat ini cukup signifi kan, sehingga jumlah lembaga kursus terus meningkat banyak sekali, namun tidak semua yang mengetahui bagaimana cara mengembangkan lembaga kursusnya melalui brosur yang benar, agar dapat meningkatnya peserta kursus. Untuk itu maka perlu adanya pembenahan secara terus menerus, karena dengan peningkatan peserta lembaga kursus maka tingkat pengangguran dan kemiskinan dapat ditekan.

Melalui worshop ini peserta

menghasilkan out putnya yaitu dapat membuat brosur atau leafl et yang dijadikan sebagai salah satu alat media yang dapat meningkatkan peserta kursus, karena pada pertemuan tersebut peserta akan dibekali ilmu bagaimana cara mempromosikan lembaga kursusnya melalui brosur atau leafl et.

Media merupakan alat yang cukup signifi kan dan memiliki kemampuan dalam mempromosikan sesuatu yang kita miliki. Berbagai bentuk alat media yang dapat dipakai untuk memprosikan lembaga, secara global media dapat dibagi dalam

2 jenis: media cetak, dan elektronik. Media yang dipakai tergantung dari keadaan suatu lembaga karena mempunyai biaya yang tidak sama, memang secara media elekrtonik cukup luas jangkauannya tetapi kita juga harus melihat segmen pasar yang kita tuju. Hal inilah pentingnya media menjadi alat untuk mengembangkan Lembaga.

Direktur Binsuskel, Depdiknas, DR. Wartanto pada kesempatan tersebut menyatakan bahwa kursus bukan hanya sekedar pelayanan,tetapi selain itu, ada produk yang dipasarkan dan bagaimana orang bisa masuk kursus. Melalui pemasaran dan penjualan dengan menggunakan promosi sehingga orang akan tahu, paham dan mengerti dengan demikian maka akan ada pengembangan usaha tersebut. Dengan melalui promosi, pengembangan, kejayaan dan penurunan. Selanjutnya DR Wartanto menyatakan bahwa melalui leafl et / brosur masyarakat akan mendapatkan informasi mengenai kursus sehingga dari

informasi yang didapat masyarakat maka dapat meningkatkan peserta kursus pada lembaga.

Workshop diakhiri dengan mempresentasekan hasil dari setiap peserta tentang pembuatan brosusr, dan pengalaman peserta menceritakan hasil dari membuat brosur, dengan berakhirnya kegiatan tersebut maka workshop ditutup oleh Ka subdit Informasi dan pengembangan kursus, Drs. Sipken Ginting, dengan harapan worshop ini dapat mempunyai penambahan wawasan dan ilmu tentang brosur

Lembaga kursus merupakan

ujung tombak Pemeritah dalam

upaya untuk dapat mengurangi

angka pengangguran dan

Kemiskinan, karena melalui

Lembaga Kursus, masyarakat

dapat dibina dan dibekali

keahlian

lintaskegiatan

Page 20: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

20 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Berbagai upaya terus dilakukan Direktorat Pembinaan kursus dan Kelembagaan untuk membenahi

lembaga kursus. Salah satunya yakni dengan melakukan penilaian terhadap kinerja lembaga kursus. Maklum sekarang lembaga kursus memang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Data di Ditbinsu ada sekitar 13.456 lembaga kursus. Ironisnya dari sekian banyak lemaga kursus tersebut ternyata banyak lembaga kursus dan pelatihan yang belum dikelola secara professional. Akibatnya banyak lembaga kursus yang belum mampu menyelenggarakan program-program PNFI secara optimal dan profesional.

Untuk itu pada Agustus lalu Ditjen Binsus telah menyelenggarakan sosialisasi Penilaian Lembaga kursus. Acara sosialisasi ini digelar di Hotel Pandanaran, Semarang, Jawa Tengah. Pesertanya tak lain adalah para pengelola lembaga kursus. Ada sekitar 80 pengelola kursus yang hadir dalam kegiatan sosialisasi ini. Diharapkan melalui kegiatan sosialisasi ini para pengelola kursus bisa memperoleh pemahaman yang sama mengenai pentingnya penilaian terhadap lembaga kursus. Ini perlu dilakukan karena bila merujuk pada UU pendidikan nasional Lembaga kursus dan pelatihan merupakan sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan nonformal perlu terus ditingkatkan mutu penyelenggaraannya.

Untuk itu dalam kesempatan membuka kegiatan sosialisasi penilain kinerja lembaga kursus, Dirjen Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI), Hamid Muhammad berharap dengan adanya

lintaskegiatan

penilaian kinerja lembaga kursus akan menjadi dasar untuk melakukan akreditasi terhadap lembaga kursus. “Nanti block grant yang akan diprioritaskan bagi lembaga-lembaga yang terakreditasi dan memiliki kinerjanya bagus”, kata Hamid dalam sambutan pembukaan sosialisasi kinerja kursus.

Lebih lanjut Hamid mengungkapkan penilai kinerja ini perlu dilakukan agar nantinya tidak terjadi lagi kasus-kasus lama. Sepertinya adanya laporan kalau lembaga yang diaudit sudah tidak ada lagi. Untuk itu lembaga kursus diharapkan harus benar-benar kredibel melaksanakan programnya dengan bagus. “Karena itu setiap tahun kita nilai kinerjanya,’ kata hamid.

Sekalipun begitu Hamid juga meminta kepada pemilik kursus agar penilaian kinerja jangan dianggap sesuatu yang menakutkan. Sebaliknya penilaian lembaga kursus harus bisa dijadikan sebagai tantangan. Dengan begitu, Hamid menginginkan nantinya lembaga kursus sama atau lebih baik dari lembaga formal.

Namun dengan adanya penilai kinerja ini, Hamid berharap akhir tahun 2009 ini sudah mendapat gambaran lembaga kursus yang memenuhi standar nasional atau internasional. Dengan begitu nantinya akan menjadi model bagi lembaga kursus yang lain. Selain itu Hamid juga mengungkapkan bahwa nantinya semua lembaga kursus terutama yang standar nasional maupun internasioanal itu ditangani langsung oleh Direktorat pembinaan kursus.

Selain itu Hamid juga berharap

kedepan mutu lembaga kursus semakin tahun semakin bagus. Dengan begitu lembaga kursus tidak hanya jumlahnya yang banyak tapi juga lulusannya betul bisa diterima di dunia usaha dan industri. Melalui penilai kinerja ini kata hamid, akan diketahui lembaga kursus mana saja yang bisa survive kedepan dan mana yang tidak.

Sementara Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, DR Wartanto dalam pemaparannya juga mengungkapkan bahwa adanya penilain kinerja lembaga kursus ini merupakan upaya Direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan untuk menata kelembagaan yang pada akhirnya menuju pada perbaikan mutu. Sebab tidak bisa dipungkiri tidak semua lembaga kursus memliki kinerja yang baik. Bahkan Wartanto, kerap juga menjumpai adanya lembaga kursus yang hidupnya hanya mengandalkan bantuan pemerintah. “Artinya ada lembaga kursus yang on kalau ada block grant sementara off kalau tidak ada block grant,”kata Wartanto.

Justru kata Wartanto, dengan adanya penilaian kinerja ini nantinya tidak ada lagi lembaga kursus yang hanya mengandalkan block grant. Sebab lembaga kursus seperti itu kata Wartanto, jusrtu akan merusak system dan nama baik lembaga kursus. Karena itu kata Wartanto, pihaknya tidak perlu lagi mendukung dan membina lembaga semacam itu. Sebab yang akan rugi justru lembaga kursus yang benar-benar mengabdi dan melaksanakan program dengan baik. Karena itu bagi lembaga kursus yang baik Ditbinsus juga akan memberikan reward. Tentu saja

Melalui Penilaian KinerjaMeningkatkan Mutu Kursus

Direktorat pembinaan Kursus

dan Kelembagaan melakukan

penilaian terhadap lembaga

kursus dan pelatihan. Kegiatan

ini merupakan upaya untuk

meningkatkan kinerja lembaga

kursus dan meningkatkan mutu

kursus.

Page 21: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

21INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lintaskegiatan

lembaga mendapt reward adalah lembaga yang terakreditasi oleh BAN PNFI, memiliki standar tertentu dan lembaga tersebut layak untuk menyelenggarakan kursus.

Masih dalam pemaparannya,Wartanto juga mengungkapkan tujuan dilakukan penilaian lembaga kursus tak lain untuk mendapatkan klasifi kasi lembaga kursus dan pelatihan yang bermutu. Tentu saja untuk melaksanakan kegiatan penilaian kinerja lembaga kursus ini nantinya ada Tim Penilai Kinerja. Tim ini berkedudukan di pusat dan diangkat dan dibentuk dengan SK Direktur Binsuskel. Tim ini terdiri dari berbagai unsur. Diantaranya yakni Organisasi mitra atau Asosiasi profesi, akademisi atau Praktisi, Instansi atau Lembaga terkait dan pemerintah dalam hal ini Ditjen PNFI.

Adapun target penilaian ada 750 lembaga kursus dan pelatihan. Lembaga kursus yang akan dinilai ini juga harus memenuhi beberapa kriteria. Yakni harus berbadan hukum dan memiliki ijin penyelenggaraan kursus. Selain itu lembaga kursus tersebut juga sudah beroperasi minimal 5 tahun. Tidak ketinggalan lembaga kursus tersebut juga harus memiliki (NILEK) Nomor Induk Lembaga Kursus.

Sedangkan untuk melakukan penilaian lembaga kursus dan juga dilakukan beberapa langkah-langkah pelaksanaan penilaian. Diantanya yakni meliputi pengisian data dan informasi dalam format barang dan pengumpulan dokumen pendukung oleh Verifi kator. Selanjutnya data tersebut akan diberikan skor oleh Tim Penilai dan terakhir dilakukan penetapan hasil klasifi kasi LKP.Penetapan klasifi kasi LKP ditetapkan dengan SK Direktur Binsuskel dengan katagori A,B, C dan D. Sementara sejumlah intrumen penilai juga siapkan untuk mengukur kinerja lembaga kursus. Ada tiga instrumen penilaian. Yakni penilaian terhadap data isian barang dan kelengkapannya dan penilaian kinerja oleh peserta didik.

Dengan demikian dalam pemaparannya Wartanto juga mengharapkan melalui kegiatan penilain kinerja lembaga kursus ini akan diketahui bagaimana pengelolaan lembaga kursus selama ini. Ini perlu dilakukan karena UU No. 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa satuan pendidikan yang berakreditasi boleh melakukan uji kompetensi dan boleh menerbitkan sertifi kat kompetensi sendiri.

Bila merujuk pada ketentuan tersebut tentu kridibilitas lembaga kursus patut dipertaruhkan. Sebab bila tidak bagaimana mungkin lembaga kursus yang belum diterakreditasi dapat mengeluarkan serifi kat kompetensi. Tentu saja kalau ini terjadi akan bertentangan dengan undang-undang. Sedangkan bagi lembaga kursus yang belum terkareditasi oleh BAN PNFI dan uji kompetensinya melalui lembaga sertifi kasi kompetensi. Dimana bagi lembaga yang sudah terakreditasi dapat melakukan uji kompetensi sendiri dan menerbitkan sertifi kat kompetensi.

Selanjutnya Wartanto dalam pemaparannya juga menjelaskan bahwa bagi lembaga kursus yang sudah dinilai kinerjanya nantinya akan digolongkan dalam kategori A, B dan C. Bagi lembaga kursus yang mendapat kategori A akan dijadikan sebagai ujung tombak untuk melaksanakan berbagai program-program dari Ditjen Binsus.

Tentu saja untuk dapat menjadkan lembaga kursus itu bermutu tentulah dibuthkan beberapa tahapan. Untuk tahun ini menurut Wartanto, pihaknya akan membuat berskala dulu. Dalam hal ini pihaknya tengah mencari data beberapa lembaga kursus yang bernar-benar akurat. Selain itu juga melakukan pendataan online dengan memberikan NILEK.

Tidak hanya itu saja dalam upaya meningkatkan mutu kursus, dalam pemaparannya Wartanto, juga menjelaskan pihaknya juga sudah membuat SKKNI.(Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) Selain itu juga sudah menysusun standar kompetensi lulusan. Bahkan pihaknya juga sudah menyusun kurikulum bahan ajar. Dengan begitu nantinya lembaga kursus memiliki acuan untuk bahan pembelajaran.

Ini perlu dilakukan karena menurut Wartanto pihaknya ingin memperbaiki pembelajaran. Sebab menurut wartanto ada juga kursus yang berjalan dengan kurikulumnya sendiri. Untuk itu lembaga kursus semacam ini harus dibenahi. Sebab lembaga kursus harus memiliki tenaga pendidik yang berkompeten dan memiliki jaringan kerja. Dengan begitu akan memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa kursus tersebut benar-benar dapat melaksanakan program sesuai dengan yang diharapkan.

Tentu saja kegiatan penilaian lembaga kursus ini mendapat sambutan dari para pengelola kursus. Ny. Eni, salah satu pengelola kursus ISMIA di Karanganyar,

Surakarta misalnya menyambut baik dengan adanya kegiatan penilaian lembaga kursus. Sebab dengan adanya penilaian lembaga kursus akan menjamin kemajuan lembaga kursus tersebut. Lebih penting lagi, dengan adanya penilaian lembaga kursus, pengelola lembaga kursus akan mengetahui kekurangan dan kelebihannya.Melalui kekurangan itulah akan dijadikan dasar untuk melakukan pembenahan lembaga kursus. Sedangkan mengenai sejumlah kriteria yang dijadikan ukuran penilaina, Ny. Eni juga mengaku tidak memberatkan lembaga kursus. Sebaliknya dengan adanya kriteria penilaian tersebut bisa menjadi pemicu untuk meningkatkan mutu kursus.

Pendapat serupa juga diungkapkan Mardimin, pemilik lembaga kursus Irsyad. Menurutnya dengan adanya penilaian kinerja lembaga kursus bisa menjadi motivasi dan acuan untuk memperbaiki kinerja lembaga. Sebaliknya Mardimin mengaku bersyukur dengan adanya penilain kinerja lembaga kursus. Sebab dengan adanya penilaian lembaga kursus akan diketahui kelemahan lembaga kursus untuk dijadikan koreksi dan perbaikan bagi lembaga kursus di masa yang akan datang. Sedangkan menyinggung mengenai parameter penilaian sangat relevan dengan kondisi yang ada.***

Page 22: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

22 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lintaskegiatan

Untuk memenuhi kebutuhan

penyelenggaraan kursus bidang

broadcasting tengah disusun

Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia (SKKNI)

untuk bidang penyiaran dan

kameramen tlevisi.

Upaya meningkatkan mutut kursus tidak henti-hentinya dilakukan direktorat pembinaan kursus dan

kelembagaan. Salah satunya beberapa waktu lalu telah diselenggarakan kegiatan konvensi untuk menyusun SKKNI terutama sub bidang penyiaran TV dan kameraman TV. Tempatnya di Hotel Kusuma Sahid, Surakarta. Kegiatan yang di gagas Direktorat peningkatan mutu ini diikuti oleh 41 peserta dari 18 provinsi. Mereka terdiri dari tenaga ahli baik dari unsur pemerintah dan pemerhati bidang penyiaran dan kameraman. Selain itu sejumlah pejabat penting juga hadir dalam kegiatan tersebut. Diantaranya yakni Kepala Bidang PNFI Surakarta, Kasubdit Peningkatan Mutu Kursus, Direktur Standar Kompetensi dan program pelatihan Ditjen Binalapas, Depnaker.

Adapun tujuan dilaksanakan konvensi ini tak lain untuk menyamankan persepsi dalam penyusunan SKKNI terutama sub bidang penyiaran TV dan kameraman TV. Dengan adanya konvensi ini diharapkan dapat diperoleh SKKNI yang siap untuk ditetapkan sebagai SKKNI sub bidang penyiaran dan kameraman tv oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Kasubdit Peningkatan Mutu Kursus, Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagan, Yusuf Muhidin dalam sambutanya mengungkapkan bahwa sebelum dilaksanakan konvensi ini juga dilakukan pra konvensi. Dalam pra

konvensi itu telah di susun draf Rancangan SKKNI untuk sub bidang penyiaran TV dan kameraman.Rancangan ini disusun oleh konsorsium broadcasting. Konsorsium ini terdiri dari kumpulan para ahli dan praktisi serta pendidik dibidang penyiaran yang direkrut Ditjen PNFI.

Lebih jauh Yusuf Muhidin mengungkapkan dibentuknya konsorsium broadcasting karena departemen pendidikan Nasional merupakan departemen teknis yang tidak memiliki sekelompok pakar di berbagai bidang. Direktorat pembinaan kursus hanya membina kursus yang ada di masyarakat. Selama ini sudah banyak jenis kursus yang berkembang, adalah diantaranya kursus penyiaran. Oleh karena itu untuk membina berbabagai bidang kursus itu diperlukan tenaga ahli. Itu sebabnya Ditjen PNFI merekrut sekelompok orang ahli broadcasting untuk bergabung dalam satu wadah konsorsium.

Tak lain tugas konsorsium ini menurut Yusuf selain menyusun rancangan SKKNI juga menyusun rancangan kurikulum, bahan ajar dan menyusun standar kelulusan. Melalui konvensi ini Yusuf berharap akan banyak masukan untuk melengkapi draf Rancanngan SKKNI sub bidang penyiaran TV dan Kameraman. Dalam pembahasn draf ini juga melibatkan Depnakertrans. Sebab SKKNI ini nantinya ditetapkan oleh Menteri Menakertrans termasuk pedoman penyusunannya.

Nantinya setelah SKKNI ini di tetapkan menurut Yusuf akan menjadi acuan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam menyelenggarakan pendidikannya khususnya untuk kursus yang menyelenggarakan bidang broadcasting. Selanjtunya setelah adanya SKKNI ini, juga akan disusun standar kompetensi lulusan.

Tidak hanya itu saja, setelah adanya SKKN ini juga akan dijabarkan dalam kurikulum kursus dan pelatihan yang

berbasis kompetensi. Pada dasarnya SKKN ini merupakan salah satu standar nasional pendidikan. Ada banyak standar pendidikan. Seperti standar pendidik, standar sarana dan standar penilaian.

Tidak bisa dipungikiri adanya SKKNI ini merupakan suatu kebutuhan dari proses penyelenggaraaan pendidikan. Sebab dengan adanya SKKNI akan menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan bisa dijadikan oleh lembaga sertifi kasi profesi yang dibentuk oleh Badan nasional srtifi kasi profesi. “Jadi setelah SKKNI ditetapkan akan menjadi acuan nasional. Dengan begitu tidak boleh ada satu bidang yang sama dengan SKKNI yang berbeda” tandas Yusuf kepada peserta konvensi.

Sekedar untuk diketahui selama ini departemen Pendidikan Nasional sejak tahun 2006 sudah memfasilitasi penyususan SKKNI. Diantaranya yakni SKKNI Tata Rias Pengantin, merancang busana, seni merangkai bunga, akupuntur, ekspor impor, usaha jasa boga, bahasa inggris dan bahasa jepang.

Dengan begitu Departemen Pendidikan Nasional hanya menfasilitasi untuk terbentukanya SKKNI. Artinya Departemen Pendidikan Nasional menfasilitasi kebutuhan masyarakat apa saja yang perlu dibuat standarnya. “ Tentu saja yang kita respon adalah bidang-bidang yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat termasuk yang dibutuhkan lembaga pendidikan,”kata Yusuf dalam sambutannya.

Lebih jauh Yusuf juga mengungkapkan pihaknya juga sudah mengemabangkan uji kompetensi bagi peserta didik pelatihan melallui Lembaga Sertifi kasi Kompetensi (LSK). Sejatinya LSK ini dbentuk oleh ahli dan asosiasi profesi. Sebab bila merujuk UU Sistem Pendidikan Nasional, telah diamanatkan bahwa LSK ini dibentuk oleh organisasi profesi yang diakui oleh pemerintah atau

Perlunya SKKNIbidang Penyiaran dan Kameraman

Page 23: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

23INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

daftarisilintaskegiatan

oleh satuan pendidikan yang telah terakreditasi. Diakhir sambutannya Yusuf mengharapkan organisasi dibidang penyiaran nantinya juga bisa melahirkan LSK untuk menyelenggarakan uji kompetensi. Dengan begitu SKKNI yang dibuat bisa langsung di implementasikan ujian melalui LSK.

Sementara Kepala bidang PNFI Surakarta, Pandowo juga menyambut baik dengan adanya konvensi penyusunan SKKNI untuk sub bidang penyiaran dan kameraman. Apalagi katanya di kota Surakarta sekarang ini berkembang berbagai jenis ketrampilan kursus termasuk kursus broadcasting. Harapannya dengan berkembangnya lembaga kursus ini masyarakat Surakarta khususnya akan memiliki keterampilan agar bisa masuk dunia kerja. Artinya LPK sangat berguna bagi masyarakat, mengetaskan kemiskinan. ***

Page 24: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

24 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) memiliki peran penting dalam meningkatkan pendidikan

masyarakat. Untuk lebih meningkatkan lagi peran PKBM, khususnya di Kabupaten Banyusmas, beberapa waktu lalu Forum Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)Kabupaten banyumas menggelar acara kemah peran PKBM. Tempatnya di desa Argowilis, Kabupaten Banyumas. Peserta kemah PKBM Banyumas ini diikuti oleh 22 PKBM dengan jumlah peserta 370 orang. Mereka terdiri dari warga belajar paker B, C dan semua warga belajar PKBM se Kabupaten Banyumas.

Adapun tujuan diselanggarakannya kegiatan ini adalah untuk menrefl eksikan perjalan pendidikan non formal di kabupten Banyumas. Selain itu kegitaan ini juga dalam rangka membangun pendidikan non formal di Banyumas.

Menariknya kegiatan yang diselenggarakan atas kerja sama PKBM Banyumas, PKBM argowilis dan Forum PKBM dikabupten Banyumas ini juga dihadiri sejumlah pejabat penting. Sebut saja, Dirjen Pendidikan Non Formal dan Informal Hamid Muhammad, Direttur pembinaan Kursus dan Kelembagaan DR. Wartanto, Kepalda Pusat Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal

Ade, Kepala Sub Bidang Kemitraan Direktorat Pendidikan Masyarakat Pahala Simanjuntak, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah Sugri dan Bupati Banyumas, Warjoko serta Kepala dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Purwadi, Santoso.

Kegiatan kemah PKBM ini berlangsung selama tiga hari. Ada beberapa kegiatan penting yang digelar . Diantaranya yakni pameran, demo ketrampilan warga belajar, dialog interaktif, donor darah, pentas seni dan temu mitra dengan para pengusaha. Selain itu dalam kesempatan itu juga dilakukan peresmian koperasi Forum Komunikasi PKBM Kabupaten Banyumas oleh Bupati Banyumas dan peresmian Agroforest Intitut Provinsi Jateng.

Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta Kemah PKBM ini dapat mencoba merefl eksikan perjalan pendidikan non formal yang diselenggarakan di Kabupten Banyumas terutama yang dilakukan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kabupten banyumas. Sekedear untuk diketahui selama ini di kabupaten Banyumas terdapat 38 PKBM. Mereka tersebar di 27 kecamatan. Sementara jumlah warga belajar mencapai 15 ribu orang.

Selam ini seluruh PKBM di Banyumas sudah memberikan layanan pedidikan kepada masyarakat. Mulai dari layanan pendidikan anak usia dini, pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan paket A,B,c,dan D. Selain itu PKBM juga juga memberikan pendidikan pemberdayaan perempuan. Tidak ketinggalan berbagai jenis pendidikan ketrampilan juga sudah diselenggarakan baik swadaya maupun dukungan pemerintah Kabupaten Banyumas.

Sementara dalam sambutannya, Dirjen PNFI, Hamid Muhammad, mengku sudah lama ingin berkunjung ke PKBM di Banyumas. Sebab banyak program

pendidikan non formal yang berjalan dengan baik. Salah satunya PKB Argowilis yang telah melaksanakan banyak program pendidikan masyarakat.

Lebih lanjut hamid juga mengungkapkan bahwa kalau suatu masyarakat ingin maju harus peduli terhadap pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Untuk pendidikan non formal dan informal, ada sejumlah program yang dikembangkan PNFI. Salah satunya untuk pendidikan anak usia dini mislanya telah dikembangkan berbagai pendidikan non formal. Bentuknya kelompok bermain dan satuan PAUD. Kedepan PAUD akan menjadi program prioritas pemerintah. Bahkan Rentra Depdiknas, PAUD menjadi program pertama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Alasanya kalau ingin membangun generasi kedepan harus berinvestasi di PAUD. Karena itu PAUD kedepan akan dikembangkan secara integrative. Dengan begitu PAUD bukan hanya layanan pendidikan tetapi juga terkait dengan layanan kesehatan, layanan gizi dan pengasuhan termasuk juga pengenalan terhadap lingkungan.

Selain itu masih menurut Hamid dalam sambutanya juga mengungkapkan bahwa program lain yang menjadi perioritas adalah pendidikan keaksaraan. Pasalnya sekarang ini buta huruf menjadi masalah dunia. Di Indonesia ada sekitatar 10 juta yang belum melek huruf. Untuk itu kedepan akan untuk menindak lanjuti program buta aksara ini dengan program pemberdayaan melalui keasaran sosial mandiri. Program ini dalam bentuk kelompok belajar usaha.

Program lain yang juga menjadi perioritas adalah program kesetaraan. Selama ada kesan kalau program kesetaraan hanya dianggap sebagai juru selamat bagi siswa yang tidak lulus di pendidikan formal. Tapi kedepan

Tidak sedikit kiprah yang telah

di lakukan Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) se

Kabupten Banyumas. Mulai

dari layanan penddidkan anak

usia dini hingga pendidikan

pemberdayaan perempuan

dan berbagai jenis pendidikan

ketrampilan.

Merekfleksi KiprahPKBMdi Banyumas

lintaskegiatan

Page 25: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

25INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

pendidikan kesetaraan nantinya harus menjadi pilihan masyarakat.

Program lain yang juga menjadi perioritas adalah pendidikan kecakapan hidup. Salah satunya yang ditangani PNFI adalah kursus dan pelatihan. Program kecakapan hidup ini menjadi perioritas tak lain untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Sebab tidak bisa dipungkiri angka pengaguran di Indonesia semakin tahun mengalami peningkatan. Saat ini jumlah pengangguran sekitar 9 juta orang. Karena itu Hamid berharap agar masyarakat dapat mengakses program kecakapan hidup ini. Tujuanya untuk memberikan bekal ketrampilan yang dibutuhkan dalam hidup. Dengan begitu harapannya masyarakat memiliki ketrampilan yang dapat digunakan untuk masuk dunia kerja maupun wirausaha. Diakhir sambutannya Hamid berpesan, apa yang telah dilakukan PKBM Banyumas, yang telah melaksanakan berbagi kegiatan pemberdayaan masyarakat ini bisa menjadi tauladan bagi PKBM lain. ***

lintaskegiatan

Page 26: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

26 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lintasdaerah

Bertempat di Hotel Savoy Homan, Bandung pada tanggal 28 Juli 2009, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IPHI “Pancawati” Hj.Ida Widati telah melantik dan mengukuhkan

pengurus DPC.IPHI Kabupaten/kota se provinsi Jawa Barat. Pelantikan tersebut dimaksudkan agar para ahli pembuat hantaran yang terhimpun dan bersatu di organisasi profesi ini memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan kualitas para penyelenggara kursus dan memiliki profesionalitas yang tinggi.

Pada acara pelantikan tersebut dihadiri Bapak Syahrir Katutu, SE.MM (Kasi Program Subdit Informasi) mewakili Direktur Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan,Ditjen PNFI Depdiknas. Drs.H. Eddy Mulyadi (Kepala Bidang PLS) mewakili Dinas Pendidikan propinsi Jawa Barat, Theresia (Kabid.PLS Kota Bandung) dan para pengurus fungsional DPD dan DPC. Dari berbagai organisasi mitra dan asosiasi profesi yang ada Bandung.

Ketua DPD.IPHI “Pancawati” Jawa Barat Hj. Ida Widati dalam sambutannya mengatakan: bahwa peranan asosiasi profesi Hantaran semakin dituntut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan keterampilan yang bermutu dan berdaya saing. Kursus Hantaran adalah salah satu jenis keterampilan yang dibutuhkan dan telah banyak memberi bekal keterampilan dalam rangka menanggulangi masalah pengangguran dan kemiskinan.

Syahrir Katutu,SE.MM juga berharap kiranya organisasi mitra dan asosiasi profesi kursus dapat berperan lebih pro aktif dalam mengembang tugas, visi dan misinya sebagai mitra pemerintah, organisasi sosial kemasyarakatan yang mempunyai nilai tambah dan bermanfaat bagi pengurus dan anggotanya serta bagi masyarakat luas yang membutuhkan keterampilan. Lanjut Syahrir Organisasi mitra adalah wadah untuk menyalurkan aspirasi dan tempat untuk mengabdikan diri. Untuk itu diperlukan kerjasama dan kekompakan agar dalam organisasi itu berjalan dengan baik, lancar dan harmonis. Bersamaan dengan acar a pelantikan tersebut dilakukan berbagai kegiatan sosialisasi Pendidik dan Penguji Uji Kompetensi serta pembukaan kegiatan program Kursus Wirausaha Kota (KWK) pada Lembaga Pendidikan Keterampilan “PUSPITA” Bandung. Yang secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan propinsi Jawa Barat yang dalam hal ini diwakili Kabid. PNFI Drs.H. Eddy Mulyadi.

Pelantikan Pengurus Dan Anggota DPC.Ikatan Pembuat Hantaran Indonesia (IPHI) “Pancawati” Se Propinsi Jawa Barat.

Page 27: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

27INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lintasdaerah

Page 28: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

28 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

forummitra

Page 29: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

29INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

forummitra

Page 30: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

30 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

forummitra

Page 31: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

31INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

forummitra

Page 32: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

32 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

forummitra

Page 33: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

33INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

forummitra

Page 34: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

34 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

artikel

Page 35: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

35INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

artikel

Page 36: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

36 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

artikel

Page 37: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

37INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

artikel

Page 38: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

38 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

kolom

Sejak tahun 2004 bumi tempat kita berpijak sesering mungkin dilanda dan digunjang berbagai musibah.

Indonesia tanah air yang kita cintai, tempat kelahiran, kehidupan dan tempat kita mengabdi dan berbakti tidak henti-hentinya tertimpa musibah besar yang banyak menelan korban jiwa, harta dan benda. Tidak sedikit yang kehilangan sanak keluarga, famili dan handaitolan, tempat tinggal dan pekerjaan.

Musibah gempa dan Tsunami Aceh dan pulau Nias terdahsyat, menyusul gempa Yogyakarta, Lumpur lapindo, angin putingbeliung dibeberapa daerah dan saat ini belum terhapus luka dan duka saudara-saudara kita di Padang Sumatera Barat, Jambi dan sekitarnya.

Mengapa.....mengapa ini terjadi???. Siapa yang harus kita salahkan?, bumikah.........ulahtingkah laku....... para pemimpin kita!! Atau diri kita sendiri!!. Apa yang pernah dan akan kita lakukan dengan sebab dan akibat musibah – musibah ini. Menghindar, pasrah atau berdoa ! . Apalagi....apalagi yang mesti kita lakukan.

Musibah adalah suatu ujian bagi seluruh mahluk tercipta dibumi ini. Musibah adalah ketetapan dari maha pencipta, dan musibah bisa juga adalah peringatan atau hukuman.

Kita sangat prihatin dan selalu jemas terhadap musibah dan bencana yang menimpa bangsa kita, mari kita senantiasa berdo’a dan selalu berdo’a memohon perlindungan kepadaNya, agar musibah dan bencana dihentikan. Kita harus tabah dan bersabar menghadapi semua cobaan dan jangan lupa bersyukur atas limpahan rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita, sekecil dan sebesar apapun. Hilangkanlah sifat serakah, rasa dengki dan benci.

Berbuatlah ikhlas dalam mengabdi dan membangun manusia yang berkualitas agar anak-anak bangsa menjadi cerdas, terampil, mandiri dan profesional.

Ada baiknya kita renungkan kembali Syair lagu Ebiet G.Ade :

Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih, suci lahir dan didalam bathin,

Tengoklah kedalam sebelum bicara singkirkan debu yang masih melekat, singkirkan debu yang masih melekat

Anugerah dan bencana adalah kehendaknya kita mesti tabah menjalani,

Hanya cambuk kecil agar kita sadar

UNTUK KITA RENUNGKAN

adalah dia diatas segalanya, adalah dia diatas segalanya Anak menjerit2 asap panas membakar, lahar dan badai menyapu bersih Ini bukan hukuman hanya satu isyarat bahwa kita mesti banyak berbenah

Memang kalau kita kaji lebih jauh dalam kegalutan masih banyak dapat yang tega berbuat nista

Tuhan pasti memperhitungkan apakah dosa yang kita perbuat

Kemanakah lagi kita kan sembunyi hanya kepadaNya kita kembali

Tak ada yang bakal bisa menjawab hanya sujud dan kembali kepadaNya

Kiranya syair lagu ini dapat mengetuk hati kecil kita yang paling dalam mengantarkan kita semakin sadar untuk saling menyayangi sesama. Ditempat kerja, ditempat tinggal dimanapun kita berada.

Mari ulurkan tangan untuk membantu Saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Hubungi POSKO bersama Ditjen PNFI.Depdiknas.

Oleh: Syahrir katutu

Page 39: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

39INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

tipstrik

1 Maintenance (perawatan), yaitu melakukan perawatan terhadap tubuh dan wajah semaksimal

mungkin dengan berbagai cara dan bahan, merawat agar kulit wajah tetap bersih, cerah dan tidak keriput merupakan program jangka panjang dan memerlukan ketekunan dan ketelitian . Lebih baik merawat secara kontinyu daripada suatu saat kita harus dan terpaksa melakukan operasi plastik untuk melawan penuaan dini. Penggunaan krim anti-aging dan pembersih yang tepat mampu menjaga kulit tetap awet muda. Perawatan tubuh dengan penggunaan scrub dan body lotion dapat menjaga kulit tubuh tetap segar dan cerah. Body Bleaching (pebecrahan kulit tubuh) dapat membuat kulit halus, lembut dan cerah (terang).

2 Merubah gaya rambut dan warna rambut, yaitu mengganti model rambut dengan gaya rambut

yang memberi kesan muda dan enerjik, Warna rambut jangan terlalu gelap untuk menutupi uban yang ada. Pilihlah warna coklat tua atau mencoba mendesain perpaduan beberapa warna-warna yang cocok untuk model rambut dan wajah.

3 Merubah gaya dan dandanan wajah (model alis, warna lipstik). Model alis tebal dengan eye liner

yang tebal akan menimbulkan kesan tua dan gelap pada wajah. Berikan warna –warna tembaga, pink dan coklat muda pada warna make-up agar wajah tetap kelihatan cerah dan muda. Berikan lipstik warna pink atau coklat muda dan bersinar untuk memunculkan kesan cerah. Jangan menggunakan foundation agar wajah kelihatan cerah. Foundation dapat memberikan warna yang beda antara warna kulit wajah dengan leher.

4 Merubah model kacamata dan gunakan lensa kontak. Gunakan kacamata yang modis

dan ergaya ( fashionable) jangan menggunakan kacamata dileher karena akan menimbulkan kesan granny glasses (kacamata untuk orang tua). Jika menggunakan kontak lensa gunakan warna – warna yang modis.

5 Merubah gaya berbusana dan warna. Gunakan jeans yang ketat dengan perpaduan warna busana

yang kesual. Jangan menggunakan jeans yang longgar karena akan menimbulkan kesan tua dan gendut.

6 Merubah warna gigi dan merapikan bentuk gigi dan mulut. Gigi yang terlalu menonjol dapat

diperbaiki dengan kawat gigi. Gigi yang sudah tanggal dibuatkan gigi palsu agar pipi tidak nampak kempot dan kosong karena akan memberi kesan wajah tua. Warna gigi dapat diputihkan dengan bleaching gigi (whitener).

7 Merubah model dan warna sepatu. Gunakan sepatu atau sandal yang modis dan fasionable. Hindari

penggunaan hak tumit yang tebal dan sepatu yang berwarna gelap dan tertutup semua. Sepatu bertumit tinggi dapat memperbaiki bentuk tubuh pada saat berjalan dan berdiri.

8 Merubah dan membentuk tubuh yang ideal. Turunkan berat badan atau menjaga berat badan ideal

untuk memberikan kesan badan sehat dan terawat. Gunakan pakaian yang dapat memperlihatkan bentuk tubuh yang masih ideal dan dapat menambah rasa percaya diri.

Henny Anastasia (The Secret’s SPA,Makassar)

Bagaimana Agar Tidak Kelihatan Tua

Bagaimana agar tidak

kelihatan tua?

Walaupun usia telah

menanjak 30 tahun

keatas.

Berikut ini ada 8 tips &

Trik untuk mengatasinya.

Page 40: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

40 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lensaperistiwa

Page 41: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

41INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

lensaperistiwa

Page 42: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

42 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

suksesstori

Page 43: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

43INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

suksesstori

Page 44: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

44 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

suksesstori

Salah satu keunggulan Magistra utama adalah para lulusannya terserap di dunia industry danjuga

wirausaha.Kuncinya, mengembakan proses pendidikan yang menggabungkan antara hard skill dan soft skill.

Bagi warga Semarang,nama lembaga pendidikan Magistra Utama memang sudah tak asing. Maklum tidak sedikit para alumni lembaga ini yang telah diterima di dunia kerja. Bahkan hampir sebagian industry di sekitar kota Semarang maupun darah lain yang menggunakan tenaga kerjanya dari lulusan Magistra Utama.

Salah satunya adalah Rusmiyati. Alumni Program Keahlian Adminitrasi Perkatoran dan ekspor impor, magistra Utama ini memang terbilang rajin.Keinginannya untuk bekerja memang kuat. Ia rajin mendatangi Bursa Kerja Kursus Magistra Utama. Alhasil Rusmiyati kini telah bekerja di Bank BCA sebagai customer servise.

Tidak hanya itu saja. Tidak sedikit pula para lulusan Magistra utama yang sukses membuka usaha. Salah satunya yakni Kuningsih. Sejak masih belajar di magistra alumni Magistra program keahlian Akutansi perusahaan dan perpajakan ini memang telah memiliki jiwa entrepreneur. Buktinya sejak masih belajar di di Magistra, Kuningsih sudah aktif di Koperasi Magistra Utama. Kini setelah lulus ia, mengelola usha distributor makanan ringan di Kota Purworejo. Omsetnya kini sudah mencapai 25 juta.

Tidak heran bila setiap tahun ajaran, Magistra Utama selalu dibanjiri para peserta didik. Untuk tahun ajaran 2009 Agustus lalu saja misalnya lembaga ini dapat menyerap anak didik sebanyak 500 siswa. Tidak heran bila Magistra Utama telah mendidik dan melatih 33.007 orang lulusan baik untuk program satu tahun dan dua tahun.

Kesuksesan yang diraih Magistra Utama ini tidak terlepas dari proses pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan Magistra.yakni menggabungkan antara hard skill dan soft skill sehingga peserta

LPK Magistra Utama

Memadukan hard skilldan Soft Skill

program memilki winning character yaitu ketrampilan berkomunikasi, bekerja sama, semangat kerja dan memiliki etos kerja yang tinggi. Dengan bekal ketrampilan itu lulusn Magistra utama akan memiliki karakter dan daya saing sehingga banyak diterima dunia kerja.

LPK magistra utama ini, didirikan pada 1 juni 1999. Pada awal berdirinya Magistra hanya membuka enam program kursus. Diantaranya yakni program adminitrasi perkantoran, akutansi perusahaan, perhotelan, pariwisata dan komputer. Untuk program computer ada tiga jenis keahlian, yakni desain grafi s, periklanan serta manajemen informatika serta teknisi komputer.

Sejak awal didirikan Megistra memang sudah banyak di minati peserta didik. Bayangkan, untuk tahun pertama saja, Magistra sudah menerima 300 siswa. Sampai sekarang tahun ajaran 2009 lalu sudah 521 peserta didik yang terdaftar LPK Megistra Utama. Mereka terbagi dalam 10 program keahlian. Bila dilihat hampir rata-rata setiap setiap program yagn dibuka selalu ada peminatnya. Hanya saja yang paling banyak pesertanya adalah informatika ada lima kelas.

Kebanyakan peserta didik dari Magistra berasal dari lulusan SLTA dan paket C. Sekalipun begitu Magistra juga menggelar program paket regular. Paket regular ini ditunjukan kepada siswa tingkat SD maupun SMP. Program yang ditawarkan seperti program komputer dan bahasa inggris. Sementera lainnya program satu tahun. Ini dilakukan karena targetnya lulusan Magistra bisa diterima dunia kerja.

Boleh jadi salah satu keunggulan Magistra adalah para lulusannya terserap di dunia industry dan juga wirausaha. Untuk itu bagi lulusan Magistra juga disediakan program layanan lulus satu tahun. Artinya alumni yang sudah satu tahun belajar tapi belum bekerja akan diberikan layanan lulus 12 bulan kedepan. Artinya pihak Magistra masih memantau dan memberikan

bantuan layanan kepada alumni bagi yang ingin bekerja dan wirausaha. Salah satu caranya Magistra memiliki bursa kerja kursus. Melalui informasi lowongan kerja itu para alumi Magistra dapat terserap ke dunia kerja. Tentu saja ini dilakukan karena lembaga pendidikan ketrampilan itu memang ingin menjembatani lulusanya ke dunia kerja dan wirausaha.

Tidak hanya menjadi jembatan dunia kerja. Magistra utama juga menjembatani lulusannya untuk berwirausaha. Karena itu dalam system pengajarannya senantiasa menumbuhkan sikap interprainer dengan menjalin kerja sama dengan sejumlah francise kedai Kebba turki dan kedai digital. Bagi peserta didik yang ingin berwirausaha akan di pondokkan di sub bisnis mereka. Dengan begitu mereka akan dapat memperlajari strategi pemasaran, pembuatan dan pelayanan.

Nah, untuk menyesuaikan antara kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja, setiap enam bulan sekali pihak Magistra juga melakukan tinjauan kurikulum. Disana ada ada Forum Rembuk Kurikulum. Dalam rembug kurikulum ini akan bahas megenai tinjauan kurikulum yang dibutuhkan di dunia kerja. Selain itu para peserta didik juga diajak langsung ketempat kerja. Ditambah tenaga pengajarnya juga berasal dari praktisi.

Sekalipun begitu agar peserta didik Magistra terserap di dunia kerja sejumlah strategi juga dikembangkan. Salah satunya peserta didik Magistra harus mengikuti proses kompetensi. Ada lima formula yang dikembangkan. Yakni pembetukan sikap, pembinaan khusus ke dunia kerja dan memberikan keterampilan hidup menghadapi problem dunia kerja. Lebih penting lagi pihak Magistra juga menjalin kerja sama dalam bidang rekrutmen dengan berbagai perusahaan.

Tidak heran bila banyak lulusan Magistra yang terserap ke beberapa perusahaan bergengsi. Untuk dibidang retail, tidak sedikit lulusan Magistra yang bekerja di berbagai Hipermarker seperti

Page 45: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

45INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

carrefure atau matahari. Sedangkn untuk bidang otomotif, peserta didik juga tersalurkan ke Yamaha dan Astra. Untuk bidang pariwisatra di beberapa hotel di Semarang.

Dengan begitu tidak heran bila sejumlah penghargaan pernah di raih Magistra. Salah satunya yakni pernah menjadi peringkat pertama lembaga pelatihan berprestasi tingkat nasional 2008. Tidak hanya itu saja, Magistra juga pernah menerima penghargaan program pengentasan pengangguran kota dari menteri tenaga kerja dan transmigrasi. Selain itu Magistra juga pernah menjadi juara Widya Karya Bhakti kursus tingkat nasional dari ditjen PNIFI. ***

suksesstori

Page 46: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

46 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Keprihatinya terhadap kondisi banyak pengangguran membuat Ny. Heni Yuliastuti memilih untuk terjun ke

dunia pendidikan. Dalam pandangan Heni, banyak pengangguran karena kebanyakan para pencarai kerja tidak memiliki kemampuan untuk bisa masuk kerja. Karena itu dengan bermodal tekad itu pada 1998 lalu ia membuka lembaga kursus dan pelatihan. Namanya Lembaga Pendidikan Kertrampilan Graha. Lembaga ini diharapkan dapat menyiapkan calon tenaga kerja yang siap pakai. “ Saya melihat tidak banyaknya pencari kerja yang terserap ke dunia kerja karena mereka tidak memiliki skillnya . Sekarang ini unutk memasuki dunia kerja harus memiliki skill. Karena itu saya terpanggil untuk memberikan pelatihan kepada mereka,”kata heni ketika ditemui Bulletin Info Kursus.

Di awal berdirinya Graha memang memfokuskan pada bidang perbankan. Maklum saat itu tenaga kerja di bidang perbankan memang sedang banyak di butuhkan. Banyak bank - bank baru yang tumbuh dan membutuhkan tenaga kerja. Namun sayangnya belakangan kondisi perbankan ambruk. Banyak bank yang

dilikuidasi. Tidak sedikit perbankan yang mengurangi karyawannya. Kondisi itu membuat Ny. Heni merubah strategi pengelolaan LPKnya. Ia mencari terobosan baru. Sebab bila hanya menfokuskan pada bidang perbankan, Heni khawatir LPK bukan menciptakan tenaga kerja baru tapi justru mencetak pengangguran. Apalagi kebanyakan warga belajar di LPK nya adalah program perbankan. Padahal sebagian besar peserta Kursus menginginkan untuk bekerja.

Berangkat dari kondisi itu Ny. Heni bekerja keras untuk mencari trobosan baru. Hasilnya ia melihat dunia pariwisata mulai menggeliat. Itu pula pula yang membuat ia menfokuskan lembaga kursus untuk pendidikan dan pelatihan perhotelaan. Untuk mendukung programnya itu, pada tahun 1999 alamat lembaga kursusnya pun ia pindahkan ke Hotel Graha Santika .Ia menyewa salah satu ruangan di lingkungan hotel hingga 2007. T tidak hanya itu saja. Nama lembaganya juga dirubah menjadi Lembaga pendidikan Profesi Graha Wisata. Selain itu Graha wisata juga bekerja sama dengan hotel Graha santika dalam bidang traning.

Bagi Graha Wisata membuka program pelatihan perhotelah memang bukan hal yang baru. Sebelumnya lembaga itu juga sudah membuka program kursus perhotelan. Hanya saja sebalumnya tidak menjadi prioritas. Dengan begitu tidak memulai dari awal lagi berbagai saran belajar untuk kursus perhotelan juga sudah dimiliki. Hanya saja saat itu hanya focus pada bidang perbankan. Sebab selain membuat program perbankan dan perhotelan Graha wisata juga membuka program kursus sekretaris, perkantoran dan pariwisata. Dengan begitu instruktur sudah ada. Begitu pula dengan bahan ajar.” Kita memang memulai dari awal lagi. Namun agar peserta lulusan dapat diterima kerja, kita juga banyak mendatangkan tenaga pengajar dari hotel yang sudah pengalaman,”ungkap Heni.

Sekalipun begitu awalnya memang belum banyak peminat yang masuk program perhotelan. Maklum kondisi di masyarakat saat itu bekerja di hotel

memang memiliki citra negative.namun lambat laut citra itu hilang seiring adanya keterbukaan informasi. “Alhamdulilalh awalnnya kita hanya memiliki siswa 70 siswa untuk semua program, sekarang untuk perhotelan bisa mendapat siswa 450 siswa,”kata Heni bangga.

Kiprah Graha wisata tidak hanya itu saja. Agar lulusannya tertampung di dunia kerja, pihaknay juga membuka kerja sama dengan berbagai hotel di Semarang. Tidak heran bila sekarang ini bila ada hotel membutuhkan tenaga kerja selalu meminta kepad a Graha Wisata. . Bahkan tidak hanya di Semarang. Beberapa hotel di luar Kota ssemarang, seperti di Kudus, Tegal,Jjepara,Ppati dan Tegal serta Yogyakarta juga banyak yang meminta tenaga kerja ke Graha Wisata.

Tentu saja agar peserta didiknya terserap ke dunia kerja memang tidak hanya mengandalkan hububungan kerja sama saja. Sebab kalau sudah terjalin kerja sama denga pihak perhotelan, kalau lulusan LPK nya tidak memiliki kompetensi juga akan sulit untuk diterima di dunia kerja. Oleh karena itu Graha Wisata selain meningkatkan kwalitas peserta didik juga selalu menanamkan kedisiplinan dan kejujuran sebagai kunci utama.

Selain itu dalam system pendidikannya Graha wisata juga menanamkan lulus tidak sekedar lulus, tetapi juga dibimbing sampai dengan peserta didik dapat diterima di dunia kerja. Untuk itu komunikasi dengan para alumni juga terus dibina oleh Graha Wisata. Komunikasi itu baik kepada alumni yang sudah bekerja maupun yangbelum bekerja. Sedangkan bagi alumni yang sudah bekerja juga masih terus dipantau. Caranya pihak Graha wisata menjalin komuniaksi dengan pihak hotel sebagai pengguna jasa nya untukmengetahui kinerja lulusannya. Kalaupun ada kekurangan akan di perbaiki. Selain itu pihak Graha Wisata juga menjalin pertemuan dengan HRD perhotelan. Bahkan sering pula Graha wisata melakukan kunjungan ke hotel untuk memantau bagaimana lulusannya.

Sementara untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan kerja, Graha

Spesialisais Kursus Perhotelan

LPK Graha wisata

LPK Graha Wisata memilih

program perhotelan sebagai

andalannya. Buktinya hampir

seluruh hotel di Jawa tengah

selalu menampung lulusan

Graha Wisata.

suksesstori

Page 47: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

47INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

suksesstori

Wisata juga secara rutin selalu melakukan evaluasi kurikulum setiap tahun. Apalagi sekarang ini juga sudah ada SKKNI bidang perhotelan. Paling tidak dengan adanya SKKNI ini bisa dijadikan acuan untuk mengetahui kebutuhan dunia kerja. Ditambah lagi, agar peserta didik siap kerja, para tenaga pengajarnya juga kebanyakan di ambil dari praktisi bidang perhotelan. Selain itu metode pengajarannya 70 % praktek dan 30% teori.

Tidak hanya itu saja. para peserta didik juga diberikan tambahan berupa ketrampilan setir mobil. Sebab bagi pekerja diperhotelan khususnya yang ditempatkan front offi ce harus bisa setir mobil. Ditambah lagi peserta didik juga diberikan etika kerja dan public relation. Tidak ketinggalan graham wisata juga selalu menanamkan kepada peserta didiknya agar tidak malu menjadi pelayan. Dengan metode seperti itu setiap tahunnya Graha Wisata menampung rata-rata 300 peserta didik untuk seluruh program. Tidak hanya menciptakan tenaga kerja, Graha wisata juga memberikan wawasan kepada para peserta didiknya untuk menciptakan lapangan kerja.

Tidak hanya sekedar berbisnis. Graha Wisata juga membuka program untuk sosial. Salah satunya bagi peserta didik yang tidak mampu tapi memiliki kemampuan juga diberikan beasiswa kursus gratis di Graha wisata.Tak hanya itu saja. Untuk program kursus regular juga membuka kursus gratis bagi anak yatim dan piatu. Rencana ke depan, menurut Heni, Graha wisata akan meningkatkan mutu dan kwalitas pendidikannya. Targetnya lulusan Graha wisata terserap di dunia kerja dan wirausaha. Bahkan bila kondisi memungkinkan Heni juga berencana untuk meningkatkan status lembaga kursusnya menjadi perguruan tinggi.

Page 48: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

48 INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Bitung English Training Center (BECS) merupakan salah satu lembaga pendidikan ketrampilan yang

ada di kota Bitung. Lembaga ini sangat konsen terhadap penciptaan sumber daya manusia yang cerdas, trampil, beriman dan berkualitas. Lembaga ini didirikan pada 10 Oktober 1990 oleh seorang tokoh pendidik perkumpulan Advent yang juga berprofesi sebagai pengajar dan kepala sekolah Yayasan Pendidikan Advent dan sebagai editor /penterjemah Indonesia Publishing House, Bandung. Ia adalah Mauldin Antou, MA.

Pada tahun 2002, pendiri dari lembaga pendidikan BECS meninggal dunia, kemudian pengelolaannya dilanjutkan oleh putranya Michail Antou,SE. Ia bersama ibunya Annie Langgi Spd Yang juga sebagai pendidik bahasa Inggris. Kemajuan dan perkembangan lembaga ini sangat berhasil karena dalam waktu 2 tahun yang semula gedungnya disewa dan hanya memiliki ruang belajar 2 lokal, sekarang telah menjadi 6 ruang dan berlantai 2 ditambah 1 ruang studio music dan saat ini sementara dibangun 1 ruang hall (ruang serbaguna). Sekarang gedung milik sendiri yang berlokasi sangat strategis di jalan A.A. Maramis, kota Bitung Sulawasi Utara. LPK ini termasuk lembaga terlama dan lulusannya telah banyak yang bekerja diperusahaan-perusahaan ternama/besar di dalam maupun luar kota Bitung sampai ke manca Negara.

Visi, misi didirikannya LPK BECS ini sejalan dengan cita-cita pendirinya yaitu : membangun dan memajukan sumber daya manusia Sulawesi Utara, khususnya di kota Bitung yang berkualitas, mampu bersaing dalam era globalisasi dengan menguasai berbahasa Inggris dan komputer seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman dan teknologi. Ada cita-cita yang ditinggalkan almarhum, beliau ingin mendirikan perguruan tinggi atau sekolah tinggi seperti yang ada dikota-kota lainnya.

Jenis atau program kursus yang diselenggarakan dan yang sangat pavorit sudah dikenal oleh masyarakat adalah kursus Bahasa Inggris dan Akuntansi. Kedua jenis kursus ini sangat laku karena

lulusannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat, perusahaan maupun kantor pemerintah daerah. Beberapa jenis kursus lain yang diselenggarakan dipilih berdasarkan permintaan pasar kerja dan kebutuhan masyarakat dan kurikulumnya telah disesuaikan dengan kemajuan jaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain; adalah komputer, mengetik, Akuntansi system Internasional, Computer Accounting, Music, Elektronik dan sekarang merintis pendirian kelas Play Group.

Peserta didik yang ikut kursus pada umumnya masyarakat kota Bitung yang DO SLTP dan SLTA, tidak bekerja/pengangguran yang kurang mampu, juga siswa/pelajar dari segala tingkatan, mahasiswa maupun karyawan/ti yang sudah bekerja yang ingin meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. LPK BECS Juga menyelenggarakan program-program training intensif bekerjasama dengan berbagai perusahaan serta guru-guru dan dosen perguruan tinggi yang ada di kota Bitung dalam rangka meningkatkan mutu karyawan. Sampai saat ini telah meluluskan kurang lebih 1.500 peserta didik yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.

Berhasilnya sebuah Lembaga Pendidikan sangat dipengaruhi pula oleh kualitas pendidik atau instrukturnya. Dalam rekruitmen pendidik LPK BECS sangat selektif. Pendidik direkrut adalah yang telah berpengalaman, memiliki kualifi kasi kompetensi sesuai bidang yang diajarkan.

Prestasi yang telah diraih, Juara I ujian Nasional bahasa Inggris se Indonesia tahun 1997, Tahun 2007 telah terakreditasi sebagai lembaga Kursus pemegang linsensi Sertifi kasi computer Internasional (Approved Test Centre ICDL) Wilayah Sulawesi Utara.

Keberhasilan yang diraih LPK BECS tidak hanya untuk kepentingan lembaga tapi juga untuk masyarakat yang pernah kursus di LPK tersebut. Berkarya untuk dikaryakan adalah palsafah dan pesan yang diwariskan pendiri lembaga ini kepada anak dan istrinya juga kepada anak didiknya, beliau mengatakan “ Kalau ilmu mau diturunkan jangan sepenggal, ilmu adalah titipan tuhan yang harus diberikan kepada anak cucu dan siapapun agar dia bisa”.

Beberapa penuturan lulusan LPK BECS yang telah bekerja antara lain; Haslinda Tukunang, lulusan tahun 1991, dia pernah kursus bahasa Inggris dan sekarang bekerja di Amerika Serikat pada group perusahaan Kunkungan By Resort, jabatan yang dipegang adalah sebagai koordinator resort.

Fany Soetanto, bekerja pada P.T. Menteng Prima Bahari, Bitung. Jabatannya adalah Direktur

Telah banyak lulusan LPK BECS yang bekerja diperusahaan asing yang ada di kota Bitung, maupun kota – kota besar lainnya di Indonesia, seperti Manado, Papua, Makassar, dan dipulau Jawa serta mendapatkan posisi jabatan penting.**

Berkarya Untuk Dikaryakan”LPK BECS, Bitung

suksesstori

Page 49: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

49INFO KURSUS| EDISI 3 | OKTOBER | 2009MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

suksesstori

Page 50: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

IKLAN LAYANAN

Page 51: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDirektorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal

Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan

Page 52: Majalah Infokursus Edisi 3 Oktober 2009

Nggak Terampil ...Nggak Bisa Kerja

Mau Terampil ...?Makanya

KURSUS !!!Keterangan dan Informasi lebih lanjut hubungi :

Direktorat Pembinaan Kursus dan KelembagaanGedung E lantai 6 Depdiknas, Jl. Jend. Sudirman Senayan Jakarta 10270 Telp./ Fax. 021 5790 4363

www.infokursus.net

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDirektorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan InformalDirektorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan

BURSA KERJA