200
MAJALAH NOVEL BASWEDAN DITAHAN LULUNG UPS! EDISI 179 | 4 - 10 MEI 2015

MajalahDetik_179

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Majalah Elektronik Detik

Citation preview

  • MAJALAH

    NOVEL BASWEDAN DITAHAN

    LULUNGUPS!

    EDISI 179 | 4 - 10 MEI 2015

  • TAP PADA KONTEN UNTUK MEMBACA ARTIKEL

    Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad Durohman, Aditya Mardiastuti. Bahasa: Habib Rifai, Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim, Luthfy Syahban. Ilustrator: Kiagus Auliansyah, Edi Wahyono.

    Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: [email protected] Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769

    Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran: [email protected] Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: [email protected] detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.

    D A F T A R I S IEDISI 179 4 - 10 MEI 2015

    @majalah_detik majalah detik

    n ARAH AKLAMASI KADER MERCY

    n OPERASI SENYAP BUNGKUS NOVEL BASWEDAN

    n PEJUANG TOLERANSI DI KAMPUNG KAMI

    n RELASI INDONESIA-AUSTRALIA PASCAHUKUMAN MATI

    n SELAMAT TINGGAL, PETRAL

    n DULU MONOREL, SEKARANG KERETA RINGAN

    n SERPONG KOTA APARTEMEN

    n TIONGKOK JUGA BELUM BISA

    INTERNASIONAL

    KRIMINAL

    EKONOMI

    INSPIRING PEOPLE

    KOLOM

    GAYA HIDUP

    n PESONA BANDUNG BARU

    n PRIVATE ALL YOU CAN EAT

    n SABTU KELABU DI LEMBAH KATHMANDU

    LENSA

    PEOPLE

    n RAY SAHETAPY | VALENTINO ROSSI | ELIZABETH OLSEN

    NASIONAL

    n MIMPI LAMA, ALASAN BARU

    n FILM PEKAN INI

    n KATALOG

    n AGENDA

    n WAJAH TENTARA MERAH DI USIA SENJA

    SELINGAN

    n HOKI SI JUKI

    n MACHO BERKAT ASI

    n BERGURU LEO KRISTI PADA ALAM

    n DARI FORUM ONLINE KE APARTEMEN

    n KERETA CIBUBUR MENUNGGU PENUMPANG

    n MENAGIH JANJI DI BANDUNG

    n TIANG KOSONG DI LIMUS BUNTU

    n DETIK-DETIK MENENTUKAN MARY JANE

    n BERMULA JANJI VERA BRITTAIN

    Cover: Ilustrasi: Kiagus Auliansyah

    MUSIK

    FILM

    BISNIS

    HUKUM

    n MENGAPA BALTIMORE MEMBARAn TEKA-TEKI CALON PENGGANTI AL-BAGHDADI

    FOKUSTERSENGAT SETRUM UPSTIDAK MUNGKIN SEORANG PELAKSANA LAPANGAN BISA MENG-INPUT DATA, SEMUA DI DPRD.

    navto://015_SELINGAN0navto://015_SELINGAN0navto://018_PEOPLE0navto://024_KATALOGnavto://004_LENSAnavto://023_INSPIRING_PEOPLEnavto://014_BISNIS1navto://013_EKONOMI2navto://013_EKONOMI_GRAFISnavto://013_EKONOMI3navto://010_KRIMINAL1navto://006_NASIONAL1navto://013_EKONOMI1navto://006_NASIONAL2navto://006_NASIONAL2navto://017_INTERNASIONAL1navto://010_KRIMINAL2navto://011_KOLOMnavto://012_GAYAHIDUP2navto://012_GAYAHIDUP3navto://021_AGENDAnavto://019_FILMPEKANINInavto://019_SENI2navto://019_SENI1navto://012_GAYAHIDUP1navto://005_FOKUS1navto://017_INTERNASIONAL2navto://017_INTERNASIONAL3navto://005_FOKUS1navto://010_CRIME STORY
  • Lebih dari 20 juta orang Soviet tewas dalam Perang Dunia II, yang berakhir 70 tahun lalu. Berikut ini sebagian wajah personel Tentara Merah yang masih tersisa yang dulu berjuang pada Perang Dunia II dan dijepret sepanjang April ini.

    LENSA

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR

    DI USIA SENJAWAJAH TENTARA MERAH

  • Veteran Perang Dunia II, Valentyna Kucincuh, 94 tahun, masih bugar saat berpose di Kiev, Ukraina. Ia bertugas sebagai perawat di medan perang pada periode 1941-1946 di Jerman. (Gleb Garanich/ REUTERS)

    LENSA

  • Veteran Perang Dunia II, Abla Begaliyev, 94 tahun, berpose di pedesaan Kirgistan. Saat PD II berkecamuk, Begaliyev menjadi tentara kavaleri pada 1942-1947 di perbatasan Afganistan. (Vladimir Pirogov/REUTERS/DOK KELUARGA)

    LENSA

  • Veteran Perang Dunia II, Guwanch Myratlyev, masih tegap berpose di depan Masjid Turkmenbashi Ruhy di Ashgabat, Turkmenistan. Pria 89 tahun ini dulu bergabung dengan Angkatan Laut Uni Soviet dan terlibat dalam perang di Laut Baltik dari 1944 hingga 1950. (Aman Mehinli/ REUTERS)

    LENSA

  • Veteran Perang Dunia II, Rozalia Abgaryan, 91 tahun, di depan katedral dan rumahnya di Armenia. Ia menjadi bagian dari pasukan infanteri Angkatan Darat Uni Soviet (1941-1945). Pada akhir perang, ia berada di Praha, jauh dari tempat asalnya di Armenia. (David Mdzinarishvili/REUTERS/DOK KELUARGA)

    LENSA

  • Veteran Perang Dunia II, Boris Runov, berpose di depan Lapangan Merah, Moskow. Pada saat perang, pria 89 tahun ini bertugas sebagai pencari ranjau musuh. Ia tergabung dalam Angkatan Darat Uni Soviet dari 1943 hingga 1945. (Sergei Karpukhin/REUTERS)

    LENSA

  • Giorgi Gozalishvili berada di rumahnya di Tbilisi, Georgia. Pria 88 tahun ini mula berperang pada 1944 di tanah kelahirannya dan berakhir di Jerman dua tahun kemudian. (David Mdzinarishvili/ REUTERS/DOK KELUARGA)

    LENSA

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    NASIONAL

    MIMPI LAMA, ALASAN BARUGEDUNG DPR DINILAI SUDAH TAK MEMADAI, MUNCUL LAGI RENCANA GEDUNG

    BARU. TIDAK ADA DI DOKUMEN APBN PERUBAHAN 2015.

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    RENCANA pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat yang sebelumnya sebatas rumor terucap juga oleh Setya Novanto. Rencana itu bahkan sudah berjalan cukup jauh. Ketua DPR itu menyebut peletakan batu pertama pembangunan gedung akan dilakukan Presiden Joko Widodo saat agenda pembacaan Nota Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 pada 16 Agustus 2015.

    Ihwal pembangunan gedung baru DPR itu secara resmi disampaikan Novanto dalam pidatonya menutup masa sidang III 2014-2015,

    Jumat, 24 April lalu. Politikus Partai Golkar itu juga mengklaim Presiden Jokowi sudah setuju membangun gedung yang diharapkan akan menjadi ikon nasional tersebut.

    Tim kerja pembangunan gedung, yang akan digunakan untuk perpustakaan, museum DPR, pusat penelitian, dan ruang kerja anggota serta tenaga ahli DPR, itu pun dibentuk. Rencana yang juga pernah terlontar di era Ketua DPR Marzuki Alie tapi dibatalkan itu kali ini seperti-nya bakal berjalan mulus. Apalagi Istana sudah memberi restu.

    Menteri-Sekretaris Negara Pratikno meng-

    Suasana pengamanan kompleks parlemen saat pelantikan anggota DPR/DPD periode 2014-2019, Oktober 2014.

    ROSA PANGGABEAN/ANTARA FOTO

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    akui Presiden Jokowi sudah setuju. Ia menilai persetujuan itu diberikan lantaran DPR perlu penambahan infrastruktur untuk menunjang kinerjanya. Namun, kata Pratikno, persetujuan itu memang tidak dituangkan dalam surat res-mi, melainkan sebatas lisan. Itu pun sebatas membangun perpustakaan dan museum untuk membantu masyarakat dalam memperoleh informasi terkait dengan fungsi Dewan.

    Itu kan bagian dari semangat DPR mem-berikan layanan kepada masyarakat. Ini bukan prioritas untuk kepentingan DPR sendiri, ujar

    Pratikno di kompleks gedung DPR, Jakarta, Selasa, 28 April lalu.

    Namun, apa pun alasannya, pembangunan gedung baru tetap dinilai tidak masuk akal oleh Roy Salam dari Indonesia Budget Center. Sebab, rencana pembangunan gedung baru se-belumnya mencuat pada 2010, dengan alasan gedung DPR mengalami kemiringan 7 derajat. Padahal, sampai saat ini, gedung masih berdiri tegak.

    Kalau miring 7 derajat itu sudah melebihi miringnya Menara Pisa, Italia, tutur Roy dalam

    NASIONALNASIONAL

    Pekerja membenahi gedung DPR menjelang pidato kenegaraan dalam rangka ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-69, tahun lalu.

    ISMAR PATRIZKI/ANTARA FOTO

    NASIONAL

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    diskusi soal pembangunan gedung baru DPR di kantor Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Jakarta Selatan, Selasa pekan lalu.

    Dari pengamatan Roy, kinerja Dewan dari periode ke periode selalu menurun. Bahkan ba-nyak anggotanya yang terseret kasus korupsi. Mengherankan jika sekarang mereka meminta gedung baru. Pembangunan gedung juga ter-kesan ditutup-tutupi. Tidak ada naskah dalam nota APBN Perubahan 2015, ucapnya.

    Koordinator Advokasi dan Investigasi Fi-tra Apung Widadi mencurigai proyek itu

    memakai dana siluman, karena tidak ada mata anggarannya dalam dokumen APBN Perubahan 2015. Anggaran untuk DPR dalam APBNP 2015 total sebesar Rp 5,19 triliun. Dalam pos itu, tidak ada

    program pembangunan gedung baru.Namun di dalamnya ada program pe-

    ningkatan sarana dan prasarana oleh Sekre-taris Jenderal DPR. Nilai anggarannya sebesar Rp 747,1 miliar. Pos itu terdiri atas pengadaan perlengkapan sarana dan prasarana kantor se-

    besar Rp 233,6 miliar serta program pemeliha-raan dan penatausahaan sarana dan prasarana gedung sebesar Rp 513,4 miliar.

    Sangat tidak transparan, tiba-tiba (pemba-ngunan gedung baru) dimunculkan, dikatakan oleh Ketua DPR, kata Apung. Kalau di DPRD ada anggaran siluman UPS, ini sama, anggaran siluman di DPR.

    Apung pun menduga anggaran membangun gedung berasal dari program yang sudah ada tersebut. Ada pula asumsi dana diambil deng-an memotong anggaran lain, seperti dana pe-ngembangan kerja DPR atau dana daerah pe-milihan. Atau bisa saja anggaran membangun gedung dilimpahkan ke APBN tahun depan.

    Tapi, baik menggunakan APBNP 2015 mau-pun APBN 2016, kami (Fitra) tegas menolak pembangunan gedung baru itu, ujarnya.

    Dalih keperluan membangun perpustakaan dan museum juga dianggap Fitra hanyalah upaya agar masyarakat tak protes. Berbeda dengan rencana beberapa tahun lalu, yang juga bertujuan memfasilitasi anggota Dewan dengan kolam renang dan spa.

    Kalau di DPRD ada anggaran

    siluman UPS, ini sama, anggaran siluman di DPR.

    Apung Widadi

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Alasan membuat perpustakaan supaya da-pat dukungan, ini hanya jebakan. Nanti rakyat dibodohi, tutur Apung.

    Pada 2010, rencana pembangunan gedung baru terhenti karena banyak ditentang. Apalagi, dalam pengajuan anggaran pada Agustus 2010, Dewan mengajukan biaya fantastis, mencapai Rp 1,138 triliun, untuk gedung setinggi 36 lantai. Kolam renang, restoran, pusat kebugaran, dan spa akan dibangun di lantai teratas.

    Rencana membangun gedung wakil rakyat tapi bak hotel mewah itu pun memunculkan

    pro dan kontra. Banyak kalangan masyarakat ramai-ramai menolak. Ketua DPR saat itu, Marzuki Alie, sempat menjelaskan alasan fasi-litas di gedung baru itu kelak. Misalnya kolam renang dibuat untuk mengantisipasi jika terjadi kebakaran, selain penunjang taman. Sedangkan fasilitas kebugaran untuk menjaga kondisi fisik anggota Dewan.

    Namun alasan itu dianggap tak dapat dite-rima akal. Lantaran terus menuai protes, ang-garannya pun dipangkas, dari semula Rp 1,138 triliun menjadi sekitar Rp 800 miliar. Tinggi

    Ruang rapat paripurna DPR

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    gedung juga dikurangi, dari sebelumnya 36 lantai menjadi 29 lantai. Bukan itu saja, fasilitas mewah yang semula direncanakan dihilangkan. Jadi hanya tersisa kantin dan perpustakaan selain ruang kerja anggota.

    Perubahan itu rupanya tetap tak menyu-rutkan penolakan. Bahkan sempat dilaporkan oleh koalisi lembaga swadaya masyarakat ke-pada Komisi Pemberantasan Korupsi. Rencana parlemen punya gedung baru akhirnya kandas di tengah jalan.

    Nah, rupanya mimpi parlemen punya gedung baru belum sepenuhnya terkubur. Rencana itu

    kembali dimunculkan sebulan setelah anggota DPR periode 2014-2019 dilantik pada 31 Ok-tober 2014. Alasan utamanya adalah gedung Nusantara I, yang kini menjadi ruang kerja anggota Dewan, sudah tak memadai.

    Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti Swasanani menjelaskan, gedung Nusantara I awalnya dirancang untuk 800 orang. Gedung yang diresmikan pada 1997 ketika itu hanya berisi 450 anggota Dewan. Kondisi saat ini jauh berbeda karena, selain 566 anggota DPR, ditam-bah tenaga ahli dan asisten pribadi, penghuni Nusantara I naik 10 kali lipat menjadi 4.357 orang.

    Seorang pekerja membenahi gedung Nusantara III.

    ISMAR PATRIZKI/ANTARA FOTO

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Bayangkan, kapasitas gedung sebelumnya cuma nampung 800 orang, ucap perempuan yang disapa Win itu, Senin pekan lalu.

    Kebutuhan mendesak lainnya adalah per-pustakaan dan museum. DPR butuh tempat menampung koleksi yang dimiliki, seperti buku-buku, yang saat ini terserak di beberapa tempat, bahkan ada yang ditumpuk dalam

    kardus-kardus.Kondisi itu kami laporkan ke pimpinan, lalu

    muncul pemikiran, kenapa tidak membangun perpustakaan, museum, dan research center, kata Win.

    Bukan cuma gedung anyar, gedung yang ditempati anggota Dewan Perwakilan Daerah juga akan dicomot. Gantinya, DPD akan ber-kantor di gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang berada di lingkungan Senayan. Jadi gedung DPD buat anggota Dewan (DPR) yang masih di ruangan, ujar Wakil Ketua DPR Agus Hermanto secara terpisah.

    Menurut politikus Partai Demokrat itu, jika hal itu disepakati, pegawai Kementerian Olah-raga akan ditempatkan di gedung lain di luar kompleks Senayan. Kendati begitu, Agus bilang rencana itu baru sebatas usulan dan pembica-raan di antara Ketua DPR dan Presiden Jokowi. Agus pun memastikan pembangunan gedung baru akan dimulai Agustus depan, dengan ang-garan APBN 2015, dan diteruskan pada 2016.

    n JAFFRY PRABU PRAKOSO | DEDEN GUNAWAN

    Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti Swasanani

    LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    http://majalah.detik.com/read/2015/05/01/034934/2903107/1504/mimpi-lama-alasan-baru
  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    MENJELANG KONGRES PARTAI DEMOKRAT, MUNCUL DUA PANDANGAN SOAL SOSOK KETUA UMUM. SYARAT DUKUNGAN KANDIDAT BAKAL NAIK DARI 20 PERSEN.

    ARAH AKLAMASI KADER MERCY

    FOTO: SURYANTO/ANTARA FOTO

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    NASIONAL

    D UKUNGAN terhadap Susilo Bambang Yudhoyono untuk kem-bali menjabat Ketua Umum Partai Demokrat terus mengalir menje-lang kongres partai itu, 12-13 Mei, pekan depan. Sejumlah dewan pimpinan daerah, dewan pimpinan cabang, serta organisasi sayap partai ramai-ramai mendeklarasikan dukungan untuk Yudhoyono. Seperti DPD Demokrat Provinsi Papua Barat, Insan Muda Demokrat Indonesia, dan DPD Provinsi DKI Jakarta yang menggelar

    deklarasi pekan lalu.Deklarasi yang dihadiri pengurus DPC serta

    anak cabang (DPAC) Demokrat se-Ibu Kota digelar di kantor DPD Demokrat DKI Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa, 28 April 2015. Ketua DPD Jakarta Nachrowi Ramli me-nyebut pencalonan Yudhoyono adalah jalan terbaik agar Demokrat memenangi Pemilihan Umum 2019.

    Saya bangga, diam-diam DPC dan DPAC mendukung Pak SBY sebagai Ketua Umum

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di antara kader partainya.

    ANTARA FOTO

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    NASIONAL

    Partai Demokrat secara aklamasi, kata Nach-rowi. Bukan di Jakarta tempatnya kalau enggak dukung SBY, karena DPD DKI Jakarta semua dukung SBY secara aklamasi, ujar purnawiraw-an jenderal TNI bintang dua itu.

    Angin dukungan agar SBY terpilih secara aklamasi dalam Kongres III Demokrat, yang akan digelar di Surabaya, memang kian bertiup kencang. Anggota Dewan Pembina Partai De-mokrat, Achmad Mubarok, mengatakan, men-jelang hajatan kongres, muncul dua pandangan berbeda mengenai sosok ketua umum partai.

    Pendapat pertama adalah menghendaki Yudhoyono kembali menjabat Ketua Umum Demokrat secara aklamasi. Alasan yang dide-ngungkan kader dengan pandangan ini, untuk menyelamatkan Demokrat, Yudhoyono harus kembali menjabat ketua umum. Tak ada tokoh lain yang mampu selain SBY.

    Karena Pak SBY adalah tokoh pemersatu, tutur Mubarok saat ditemui majalah detik, Rabu, 29 April lalu.

    Adapun pandangan kedua, sudah bukan kelas Yudhoyono untuk menjadi ketua umum

    Yudhoyono menyanyikan lagu Pelangi di Matamu dalam "Silaturahim Nasional II Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat" di Hotel Sahid Jakarta, Kamis (16/4).

    YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    NASIONAL

    partai. Selain mantan presiden, ia dinilai salah satu tokoh dunia. Lagi pula, tantangan ketua umum mendatang semakin berat. Di samping harus punya banyak waktu berkantor di dew-an pimpinan pusat agar partai hidup, ketua umum wajib blusukan, membenahi kepengu-rusan daerah, yang bukan semestinya dilaku-kan tokoh sekaliber Yudhoyono.

    Menurut mereka yang berpandangan ini,

    SBY terlalu 'besar' menjadi ketua umum, ucap salah satu pendiri Demokrat itu.

    Namun kader yang berpandangan demikian tetap menganggap SBY sumber inspirasi di Demokrat. Karena itu, presiden ke-6 Indonesia itu tetap dikehendaki sebagai tokoh pemersa-tu, meski tak menjabat ketua umum.

    SBY tetap dikehendaki menjadi ketua dew-an pembina atau istilahnya rois am, kata Mu-barok.

    Dua kelompok itu juga memiliki pandangan berbeda mengenai mekanisme pemilihan ketua umum. Kelompok pertama menghendaki SBY dipilih secara aklamasi. Sedangkan kelompok kedua mempersilakan aklamasi asalkan hal itu terjadi di ajang kongres.

    Namun Mubarok menganggap munculnya dua pandangan itu merupakan dinamika poli-tik. Dinamika kerap muncul saat partai memilih ketua umum. Enggak ada kongres partai yang adem saja, ujarnya.

    Adapun Yudhoyono menangkap adanya per-bedaan pandangan tersebut. Karena itu, dalam pidatonya pada acara Silaturahim Nasional

    Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie mengaku didukung kader daerah untuk maju sebagai calon Ketua Umum Demokrat.

    RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    NASIONAL

    II Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis tiga pekan lalu, ia meminta agar tidak terjadi perang saudara menjelang kong-res.

    Kongres adalah sasaran antara. Sasaran kita 2019 dan ke depannya lagi, itu tekad kita. Tidak harus ada perang saudara di jajaran Partai De-mokrat, tutur SBY.

    Perbedaan pandangan kader partai berlogo mirip lambang Mercy itu memang memuncul-kan nama-nama kandidat ketua umum selain SBY, yang petahana. Setidaknya tiga kader De-mokrat berniat maju sebagai calon, termasuk Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie.

    Dua lainnya adalah anggota Dewan Perwa-kilan Daerah I Gede Pasek Suardika dan Ketua Biro Sumber Daya Kader Divisi Pembinaan Kader Partai Demokrat Akbar Yahya Yogerasi. Nama terakhir mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum pada November tahun lalu. Deklarasi Akbar dihadiri dua pendiri Demokrat, Vence Rumangkang dan Irsan Tanjung.

    Ditemui di gedung Migas, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu dua pekan lalu, Marzuki me-nyatakan siap maju lantaran didukung kader. Bekas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini pun berharap tidak ada mekanisme aklamasi di kongres, yang bisa menutup ruang demokrasi. Bisa terpecah partai ini, ucapnya.

    Marzuki juga mensinyalir bakal ada penge-tatan syarat dukungan dari pemilik suara ke-pada calon ketua umum, yang sebelumnya 20

    Didi Irawadi Syamsudin

    ARI SAPUTRA/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    NASIONAL

    persen menjadi 40 persen. Dua puluh persen itu menurut saya logis dan rasional. Tapi kalau sudah 40 persen, tidak usah ada pemilihan lagi, artinya aklamasi saja, kata pria asal Palembang, Sumatera Selatan, itu.

    Menurut Marzuki, Kongres II Demokrat pada 2010 di Bandung sudah memberi ruang demokrasi yang bagus, di mana saat itu mun-

    cul tiga calon ketua umum. Meski belakangan muncul tudingan terjadi politik uang, ujar Mar-zuki, seusai kongres tidak terjadi gesekan.

    Adapun Pasek Suardika sangsi kongres mendatang bakal berjalan demokratis. Apalagi susunan kepanitiaan kongres ia nilai telah diku-asai kubu pendukung SBY. Ya sudah, nikmati saja. Yang penting tetap fight di Surabaya, tu-tur Pasek saat menjenguk bekas Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum di Rumah Ta-hanan Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis pekan lalu.

    Namun Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan menyebut partainya membuka peluang bagi kader yang berniat maju sebagai calon ketua umum. Sepanjang ada dukungan dan memenuhi syarat, ucapnya.

    Soal wacana menaikkan syarat dukungan bagi calon ketua umum, dari sebelumnya 20 persen, Syarief mengakui dia termasuk yang setuju. Kendati begitu, ia membantah bila di-katakan hal tersebut untuk menjegal kandidat selain Yudhoyono, melainkan untuk mening-katkan kualitas sang calon.

    Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok

    LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Demokrasi kita junjung tinggi dan menjadi prioritas, tapi kualitas juga harus ditingkatkan, kata mantan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah itu. Dukungan 10-20 persen enggak berarti. Kita maunya dukungan yang signifikan.

    Sampai saat ini, dukungan kepada Yudhoyo-no memang paling kentara. Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsudin mengklaim mayoritas kader masih menginginkan SBY menjabat ketua umum.

    Mayoritas kader menyadari, paling tidak untuk periode sekarang, hanya SBY yang bisa menjadi perekat, ujarnya.

    Yudhoyono telah menyatakan kesediaannya kembali memegang tampuk kepemimpinan Demokrat. Namun ia menyodorkan syarat. Syaratnya, harapan datang dari mayoritas kader Demokrat, tuturnya.

    Apakah SBY bakal terpilih kembali secara aklamasi? Kita tunggu hajatan ini. n

    JAFFRY PRABU P., DANU D., IKHWANUL K. | DIM

    Yudhoyono berpidato dalam "Silaturahim Nasional II Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat" di Hotel Sahid Jakarta, Kamis (16/4).

    YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    NASIONAL

    OPERASI SENYAP BUNGKUS NOVEL BASWEDANTANPA CUCI MUKA DAN GANTI BAJU, SAAT TENGAH MALAM, NOVEL BASWEDAN LANGSUNG DIGELANDANG KE MABES POLRI. PIMPINAN KPK SIAP TOTAL MEMBELA.

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    WAKTU menunjukkan tepat tengah malam saat belasan perwira polisi menyanggongi rumah penyidik Komisi Pembe-rantasan Korupsi, Novel Baswedan, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat, 1 Mei 2015.

    Salah satu perwira yang dilibatkan adalah Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan.

    Iya, gue ikut ngebungkus. Kita dimintai ban-tuan untuk nge-track keberadaan Novel, ujar Herry singkat saat dimintai konfirmasi majalah detik.

    Istri Novel, Rina Emilda, membuka pintu saat rombongan penyidik Badan Reserse Kriminal itu mengetuk pintu. Tanpa basa-basi, salah satu di antara mereka langsung menunjukkan surat perintah penangkapan Novel. Rina pun buru-buru membangunkan suaminya.

    Para penyidik polisi itu sepertinya benar-be-nar terburu-buru. Sampai-sampai mereka tidak memberi kesempatan kepada Novel, yang baru saja bangun, untuk cuci muka ataupun berganti pakaian.

    Mereka langsung meminta Novel menuju mobil dan membawanya ke Bareskrim Mabes Polri. Suasana penangkapan dini hari itu begitu

    Novel Baswedan diborgol dan berbaju tahanan, Jumat (1/5).

    DETIKNEWS

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    senyap. Tanpa perlawanan.Rina, yang mengantar hingga pintu, tidak

    bisa berbuat apa-apa selain membiarkan sang suami dibawa polisi. Dia shock, sampai seka-rang juga masih shock, ujar Usman Hamid, salah satu kerabat Novel.

    Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Budi Waseso menyebut Novel terpaksa ditang-kap karena dianggap tidak kooperatif. Sudah dipanggil dua kali untuk diperiksa, Novel tidak

    pernah hadir. Begitu alasannya.Dengan alasan yang tidak bisa diper-tanggungjawabkan. Sekarang langkah

    penyidik, dilakukan penangkapan, kata Buwas, begitu Budi Waseso populer, di Markas Bareskrim Polri, Jumat pagi, beberapa jam setelah Novel ditangkap.

    Novel memang pernah mendapat panggilan pemeriksaan sebagai ter-

    sangka penganiayaan terhadap tersang-ka pencurian sarang burung walet semasa

    menjabat sebagai Kepala Satreskrim Polresta Bengkulu.

    Dalam sejumlah kesempatan, Novel me-negaskan tidak pernah melakukan apa yang disangkakan. Lagi pula kasus penganiayaan itu, menurut dia, sudah selesai pada 2004.

    Dari catatan majalah detik, peristiwa yang disangkakan terhadap Novel terjadi pada Fe-bruari 2004 atau saat Novel baru empat hari menjabat Kepala Satreskrim Polresta Bengkulu.

    Saat itu, pada 17 Februari, sekitar pukul 21.00 WIB, Novel mendapat laporan ada pencuri bu-rung walet terjebak di gedung dan tertangkap tangan oleh masyarakat. Novel memerintah-kan personel polisi turun ke tempat kejadian perkara. Novel sendiri tidak ikut.

    Enam tersangka dan barang bukti ditangkap dan dibawa ke Markas Polresta Bengkulu. Me-reka diduga dianiaya polisi sebelum diperiksa. Untuk pengembangan kasus, tim pemeriksa membawa enam tersangka ke Taman Wisata Alam Pantai Panjang pada 18 Februari 2004.

    Novel dan temannya yang juga bertugas di Polresta Bengkulu, Yuri Leonard Siahaan, me-nyusul ke pantai. Sesampai di pantai, ketika baru turun dari mobil, Novel mendengar teri-

    Dengan alasan yang tidak bisa dipertanggungjawab-

    kan. Sekarang langkah penyidik dilakukan

    penangkapan.Komjen Budi Waseso

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    akan, Ada yang lari! Ada yang lari. Selanjutnya terdengar tembakan.

    Setelah situasi reda, ternyata enam tersangka mengalami luka tembak di kaki. Karena situasi gelap, tidak ada yang tahu siapa yang menem-bak siapa.

    Novel memerintahkan agar enam tersangka dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. Setelah

    diobati, enam tersangka dibawa kembali ke Markas Polresta untuk diperiksa lagi.

    Nah, saat itulah penganiayaan terjadi. Salah satu tersangka, Mulian Johan alias Aan, jatuh dari anak tangga di lantai 2 ke lantai 1.

    Aan segera dilarikan ke RS Bhayangkara. Na-mun nyawanya tidak tertolong. Aan meninggal di rumah sakit itu.

    Buntut kematian Aan, Novel dan anak buah-nya diproses Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Bengkulu. Novel diminta bertanggung jawab atas perbuatan anggotanya.

    Selanjutnya Novel dan beberapa anggota Reskrim menjalani sidang disiplin dan dikenai hukuman teguran keras. Setelah terbitnya vo-nis, perkara dinyatakan selesai.

    Tapi, belakangan, Mabes Polri kembali meng-ungkit masalah itu. September 2012, Kepala Bareskrim, yang saat itu dijabat Komjen Su-tarman, memanggil Direktur Reserse Kriminal Umum dan beberapa pejabat Polda Bengkulu.

    Konon, mereka bersama-sama dengan pe-nyidik Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bengkulu merumuskan konstruksi penyidikan

    Indriyanto Seno Adji dan Johan Budi menanggapi penahanan Novel Baswedan, Jumat (1/5).

    RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    perkara kasus sarang walet.

    Selain itu, polisi memanggil Iwan, salah satu tersangka pencurian sarang walet, dan diminta membuat laporan kasus

    penembakan pada 18 Fe-bruari 2004.

    Berbekal laporan Iwan, pu-luhan polisi dari Polda Beng-

    kulu dan Bareskrim Mabes Polri mendatangi kantor KPK pada 6 Oktober 2012. Mereka berupaya menangkap paksa

    Novel.Selain pasal penganiayaan,

    Novel dikenai pasal dalam jabatannya melakukan pembiaran terjadinya tindak pidana. Namun upaya penangkapan itu gagal.

    Peristiwa itu sempat memantik ketegangan antara polisi dan KPK. Tapi kondisi mereda ke-tika Susilo Bambang Yudhoyono, yang saat itu menjabat presiden, langsung memerintahkan

    Kepala Polri Timur Pradopo untuk cooling down.Kini, setelah pemerintahan berganti, Novel

    lagi-lagi dibidik Bareskrim Mabes Polri deng-an tuduhan yang sama. Kali ini polisi berhasil membawa Novel, yang sebelumnya tidak per-nah bisa menyentuhnya.

    Penangkapan itu terang saja kembali menim-bulkan protes banyak kalangan. Beberapa jam setelah penangkapan, lima pimpinan KPK siap menjaminkan diri untuk penangguhan pena-hanan Novel Baswedan.

    Itu kan peristiwanya 11 tahun lalu dan Novel juga sudah lama di KPK. Lalu kami berkeyakin-an, dengan menjaminkan ini, Novel tidak akan lari, kata Wakil Ketua KPK Johan Budi dalam konferensi pers di kantor KPK, Jumat, 1 Mei.

    Johan mengatakan pimpinan KPK yakin Ba-reskrim Polri akan mengabulkan permintaan itu demi menjaga sinergi yang baik dengan KPK. Namun ternyata, setelah beberapa jam diperiksa, Novel resmi ditahan. Dia dibawa ke Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Tak cukup dengan baju tahanan ber-warna oranye, Novel juga diborgol dan dikawal

    BAP Novel sebagai tersangka oleh Mabes Polri

    DOK. DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    ketat. Namun dia terlihat tenang meski sebelumnya menegaskan penolakan terhadap proses hukum yang dikenakan terhadap-nya.

    Melalui tulisan tangan, Novel menulis enam poin penting alasan mengapa proses hukum ini melang-gar hukum.

    Wakil Ketua KPK In-driyanto Seno Adji siap mundur dari kursi pimpinan KPK jika polisi tetap ngotot menahan Novel.

    Saya salah satu pim-pinan yang tidak punya

    niat mengejar jabatan, saya akan mundur, kata Indriyanto, yang juga hadir dalam jumpa pers

    mendampingi Johan Budi.Namun Indriyanto tidak memaksa pimpinan

    KPK lain mengikuti jejaknya. Yang pasti, jika be-nar-benar mundur dari KPK, Indriyanto meng-aku akan kembali ke kampus untuk mengajar.

    Presiden Joko Widodo juga telah memerin-tahkan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk tidak menahan Novel. Jokowi juga berpesan agar Polri tidak membuat kontroversi yang dapat membuat penegak hukum tidak bersatu dalam pemberantasan korupsi.

    "Tadi saya sudah perintahkan ke Kapolri agar (Novel) tidak ditahan, yang kedua, proses hukumnya harus berjalan adil dan transparan," ujar Jokowi usai salat Jumat di Masjid Kottaba-rat, Solo, Jawa Tengah.

    Apakah pimpinan KPK benar-benar siap total membela salah satu penyidik andalannya itu? Dan apakah Polri mau "mendengarkan" pe-rintah presiden? n ANDRY HARYANTO, HANS HENRICUS, DEDEN GUNAWAN | KEN YUNITA

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Rumah Novel Baswedan di Kelapa Gading

    DOK DETIKCOM

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    EKSEKUSI DINILAI TAK BERDAMPAK SERIUS TERHADAP HUBUNGAN RI DENGAN NEGARA ASAL TERPIDANA MATI. ATAS PERMINTAAN FILIPINA,

    EKSEKUSI MARY JANE DITUNDA.

    TIANG KOSONG DI LIMUS BUNTU

    HUKUM

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    MENJELANG tengah malam, Selasa, 28 April 2015. Sembilan ambulans yang membawa para terpidana mati kasus narkotik melesat keluar dari halaman Lembaga Pema-syarakatan Besi, Nusakambangan, Jawa Te-ngah. Dalam beberapa menit saja, sekitar pukul 23.20 WIB, iring-iringan mobil itu tiba di lapangan tembak Limus Buntu, yang ber-ada di pulau penjara itu.

    Hal yang paling menakutkan itu akhirnya harus dijalani: eksekusi mati. Para terpidana mati diminta berdiri masing-masing pada satu tiang pancang dengan dua palang mendatar untuk menyangga tubuh, yang dipasang ber-jajar di bawah tenda warna biru, saat meng-hadapi satu regu tembak, yang berjumlah 14 orang. Tepat pukul 00.35 WIB, Rabu, 29 April 2015, suara tembakan senapan menggema, memecah keheningan dini hari itu.

    Dari sembilan yang direncanakan sebelum-nya, delapan terpidana mati akhirnya di-eksekusi. Tujuh adalah warga negara asing, yakni dua warga negara Australia, Myuran

    Sukumaran dan Andrew Chan; Sylvester Obiekwe Nwolise alias Mustofa dan Okwu-dili Oyatanze asal Nigeria; Rodrigo Gularte (Bra-sil); Martin Ander-son (Ghana); dan Raheem Agbaje Salami, warga Nigeria peme-gang paspor Spanyol. Satu

    Terpidana mati Mary Jane Fiesta Veloso saat mengikuti lomba busana kebaya Hari Kartini di lembaga pemasyarakatan.

    YEYEN/ANTARA FOTO

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    terpidana lain, Zainal Abidin, berasal dari In-donesia.

    Tim jaksa eksekutor sebelumnya menyiap-kan sembilan tiang pancang di Limus Buntu untuk mengeksekusi sembilan terpidana mati. Namun, satu tiang yang terbuat dari kayu itu akhirnya dibiarkan kosong. Mary Jane Fiesta Veloso asal Filipina urung ditembak malam itu. Satu-satunya perempuan yang masuk daftar eksekusi terpidana mati kasus narkotik tahap kedua tersebut tetap tinggal di ruang isolasi LP Besi.

    Dari sel isolasi di LP Besi hanya keluar

    delapan terpidana. Sembilan mobil ambulans itu hanya untuk kamuflase, kata sumber ma-jalah detik di Nusakambangan.

    Kepastian penundaan eksekusi Mary Jane baru disampaikan Kepala Pusat Penerang-an Hukum Kejaksaan Agung Tony Spontana setelah delapan terpidana mati lainnya didor. Penundaan dilakukan karena adanya permin-taan dari Presiden Filipina Benigno Aquino kepada Presiden Joko Widodo.

    Aquino memang bertemu dengan Jokowi di sela pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Malaysia, Senin, 27 April lalu. Ia meminta agar Mary diberi pengampunan dan eksekusinya dibatalkan. Saat itu Jokowi belum mengambil keputusan. Kepada Benigno, Jo-kowi bilang akan bertemu dulu dengan Jaksa Agung M. Prasetyo.

    Setelah menghadap Jokowi dan mendapat pengarahan di Istana Negara, Selasa, 28 April lalu, Prasetyo belum mengungkapkan soal penundaan eksekusi Mary Jane. Ia cuma me-nyebutkan eksekusi para terpidana mati akan tetap dilakukan. Prasetyo juga menolak me-

    Kapal penyeberangan ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah

    BEAWIHARTA/REUTERS

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    nyebut kepastian waktu eksekusi, agar berja-lan mulus tanpa masalah.

    Presiden katakan, laksanakan dengan atur-an dan ketentuan, ujar Prasetyo.

    Sebelumnya, Mary Jane kerap disebut tak bersalah oleh pengacaranya. Sebab, ia diduga hanya korban perdagangan orang yang dila-kukan sindikat narkoba. Pada hari-hari akhir menjelang eksekusi Mary, pelaku yang diduga melakukan perdagangan manusia itu, Kristina Sergio, menyerahkan diri ke otoritas Filipina. Kesaksian Mary Jane diperlukan untuk mem-proses Sergio secara hukum.

    Mary Jane jadi saksi, ujar Tony Spontana saat dihubungi Rabu dini hari pekan lalu.

    Tanda-tanda akan dilaksanakannya eksekusi tampak Selasa pekan lalu itu. Pagi hari, pukul 10.00 WIB, belasan ambulans yang dikemudi-kan anggota kepolisian beriringan memasuki Dermaga Wijaya Pura Cilacap, dan menyebe-rang ke Pulau Nusakambangan. Beberapa di antaranya terlihat mengangkut peti jenazah.

    Wartawan juga memperoleh foto-foto peti mati dan nisan yang disiapkan di LP Besi, tempat kedelapan orang itu menghabiskan hari-hari terakhir mereka di ruang isolasi. Ada

    Andrew Chan (kiri) dan Myuran Sukumaran

    BAGUS OTHMAN/REUTERS

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    empat nisan berbentuk salib dengan tulisan RIP atau rest in peace, yang masing-masing tercantum nama-nama terpidana. Tercetak pula tulisan Wf 29-04-2015, yang diduga tanggal mereka ditembak mati.

    Selasa siang pukul 13.30 WIB, pengunjung diminta meninggalkan Nusakambangan karena penjara akan disterilkan. Saat itulah kesempatan terakhir para terpidana bersua dengan keluarga mereka. Sore hari, 6 bus yang mengangkut personel Brigade Mobil Polri masuk dermaga. Pukul 20.00 WIB, persiapan eksekusi hukuman mati semakin terasa. Tim jaksa eksekutor juga menyeberang ke Nusa-

    kambangan. Sebelum dieksekusi, sebagian terpidana

    mati menyampaikan keinginan untuk dima-kamkan di negara asalnya. Ada pula yang minta dikubur di Indonesia. Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, yang ditangkap pada 2005 saat bersama kelompoknya berupaya menyelundupkan 8,3 kilogram heroin lewat Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, termasuk yang meminta dipulangkan.

    Dua anggota geng narkoba Bali Nine asal Negeri Kanguru itu juga mengajukan permin-taan terakhir kepada jaksa. Andrew minta dinikahkan dengan kekasihnya, Febyanti Herewila, yang dikenalnya sejak menghuni LP Kerobokan, Denpasar, Bali. Permintaan itu dikabulkan. Ia diizinkan menikah di penjara pada Senin, 27 April lalu. Adik Andrew, Mi-chael, menggambarkan pernikahan itu digelar dengan perayaan kecil yang dihadiri orang-orang terdekat.

    Sukumaran menghabiskan hari-hari terakhir dengan menyalurkan hobinya melukis. Salah satu lukisan karyanya yang diberi judul The

    Ambulans mengangkut jenazah terpidana mati pasca-eksekusi.

    BEAWIHARTA/REUTERS

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Second Last Day diserahkan kepada pengaca-ranya, Todung Mulya Lubis. Sukumaran me-lukis wajahnya sendiri dengan ekspresi sedih, de ngan warna dasar merah pada kanvas.

    Adapun Zainal Abidin, yang ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan, pada

    Desember 2001 terkait kepemilik-an tiga karung ganja seberat 58

    kilogram, membagikan ba-rang-barang miliknya kepada sejumlah orang terdekat. Ia juga sempat menunaikan salat berjemaah bersama anggota keluarganya.

    Dia (Zainal) berpesan, banyak-banyak salat. Ke

    anak-anaknya, (agar) sekolah yang rajin, tutur Iwan Setiaw-

    an, adik Zainal.Pelaksanaan eksekusi mati me-

    mancing reaksi berbeda-beda dari negara asal terpidana. Publik Filipina menyambut baik penundaan eksekusi Mary Jane, yang ditang-kap pada 2011 karena kedapatan membawa

    2,6 kilogram heroin di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta.

    Sedangkan Australia dan Brasil mengecam keras eksekusi warganya. Seperti dikutip sejumlah media Australia, Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyebut eksekusi itu kejam dan tindakan yang tak perlu. Chan dan Sukumaran telah menghabiskan satu dekade di penjara sebelum dieksekusi. Deng-an begitu, Abbott mengklaim dua warganya telah direhabilitasi sepenuhnya.

    Abbott mengakui hubungan negaranya dengan RI sangat penting. Namun ia memu-tuskan menarik duta besarnya di Indonesia, Paul Grigson, untuk melakukan konsultasi. Hubungan ini sedang menghadapi masa sulit sebagai akibat dari apa yang telah dilakukan dalam beberapa jam terakhir, ucap Abbott bersama Menteri Luar Negeri Julie Bishop di gedung parlemen di Canberra, beberapa saat setelah eksekusi.

    Di Jakarta, Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi menilai penarik-an duta besar merupakan hak negara yang

    Dia (Zainal) berpesan, banyak-banyak salat.

    Ke anak-anaknya, (agar) sekolah yang rajin.

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    bersangkutan. Ditanya mengenai dampak balasan yang akan diterima Indonesia saat memperjuangkan warganya yang terancam hukuman mati di luar negeri, Retno tak men-jawab secara gamblang.

    Kewajiban Indonesia untuk melindungi WNI (di luar negeri) tetap akan dijalankan se-optimal mungkin, kata Retno melalui pesan

    singkat.Adapun pengamat hukum internasional

    Hikmahanto Juwana menilai penarikan Du-bes Australia masih dalam koridor tata krama berhubungan secara baik. Tidak akan ada dampak yang serius, ujarnya yakin. ARBI ANUGRAH (NUSAKAMBANGAN), ADITYA MARDIASTUTI, DHANI IRAWAN

    | DIM

    Jenazah terpidana mati Rodrigo Gularte disemayamkan di rumah duka RS Saint Carolus Jakarta.

    NYIMAS LAULA/REUTERS

    TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR

    http://majalah.detik.com/read/2015/05/01/004044/2903082/1504/tiang-kosong-di-limus-buntu
  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    DUA ruangan di Rumah Sakit Saint Carolus, Salemba, Jakarta Pusat, sudah dipesan untuk Rodrigo Gularte dan Mary Jane Fiesta Veloso. Dua terpidana mati kasus narkotik itu rencananya disemayamkan di rumah duka tersebut setelah dieksekusi di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah, Rabu dini hari, 29 April lalu.

    Namun, satu dari dua ruangan yang sudah dipesan itu akhirnya tak terpakai. Esoknya, hanya jenazah Rodrigo, warga negara Brasil, yang dikirim ke rumah duka Carolus dari Nusakambangan. Na-sib rupanya berkata lain untuk Mary Jane.

    Perempuan asal Filipina itu untuk semen-tara lolos dari maut. Ia urung ditembak mati.

    Keputusan menunda eksekusi Mary Jane itu datang hanya beberapa saat sebe-lum sembilan terpidana matitermasuk Marydibawa ke lokasi eksekusi. Menu-rut Jaksa agung M. Prasetyo, beberapa

    saat sebelum para terpidana mati dibawa ke lapangan tembak Limus Buntu, terjadi komunikasi antara pemerintah Indonesia dan Filipina.

    Filipina memohon kepada Indonesia, kata Prasetyo di Dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa Tengah, saat akan meninjau ke Nusakambangan bersama Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, Rabu pekan lalu.

    Di detik-detik yang menentukan itu, pemerintah Filipina mengajukan per-mohonan secara resmi agar pemerintah

    HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Keluarga dan kerabat terpidana mati asal Filipina Mary Jane Veloso, memasuki Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Wirogunan, Yogyakarta, Kamis (30/4).

    ANDREAS FITRI ATMOKO/DETIKCOM

    MENENTUKAN MARY JANEDETIK-DETIK

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Indonesia menunda eksekusi Mary Jane. Alasan bahwa Mary hanyalah korban perdagangan orang, dan diperdaya untuk membawa 2,6 kilogram heroin sehingga tertangkap di Yogyakarta, diungkit kem-bali.

    Apalagi ada fakta baru setelah wanita bernama Maria Kristina Sergio, yang diduga pelaku trafficking tersebut, me-nyerahkan diri ke otoritas Filipina. Ia me-nyerah sehari sebelum jadwal eksekusi mati Mary. Untuk pengungkapan kasus itu, kesaksian Mary Jane pun dibutuhkan.

    Kita menghormati proses hukum yang sedang dilaksanakan di Filipina, sehingga Mary Jane ditunda eksekusinya, ujar Prasetyo. Kesaksian Mary Jane akan diberikan melalui surat meskipun pihak Kementerian Kehakiman Filipina meng-inginkan ia bersaksi secara langsung di negeri itu.

    Setelah eksekusinya ditunda, Mary Jane dikirim kembali ke Lembaga Pema-syarakatan Wirogunan, Yogyakarta,

    penjara asalnya sebelum diisolasi di LP Besi, Nusakambangan, untuk menjalani eksekusi.

    Toh, meski bukan berarti eksekusi Mary Jane dibatalkan, penundaan itu tetap disambut gembira. Bukan hanya bagi sa-nak keluarga dan publik Filipina, tapi juga oleh kalangan aktivis di Indonesia. Aktivis Jaringan Buruh Migran Indonesia, Iweng Kersiweng, berharap eksekusi Mary Jane tak cuma ditunda, tapi juga dibatalkan. Apalagi jika Kristina Sergio dan Julius, dua orang yang diduga memperdaya Mary Jane, terbukti bersalah.

    Kalau Kristina dan Julius sudah di-nyatakan bersalah sebagai pihak yang memiliki barang itu, sudah seharusnya pemerintah Indonesia membebaskan Mary Jane, tutur Iweng.

    Sejatinya bukan hanya Mary Jane yang untuk sementara lolos dari eksekusi. Ser-ge Areski Atlaoui, yang sebelumnya ma-suk daftar eksekusi, juga belum ditembak mati. Beberapa hari menjelang eksekusi,

    tim pengacara terpidana mati kasus pabrik ekstasi di Tangerang, Banten, itu meng-ajukan permohonan gugatan perlawanan ke PTUN terkait penolakan grasinya. Ini membuat eksekusi Serge ditunda.

    Sebelumnya, gelombang penolakan eksekusi bagi terpidana mati di Indonesia juga terjadi di Prancis, negeri asal Serge. Presiden Prancis Francois Hollande bah-kan mengancam, jika warganya itu diek-sekusi, bakal ada konsekuensi diplomatik untuk Indonesia. Penyanyi asal Indone-sia, Anggun, yang kini tinggal di negeri itu, juga ikut dalam unjuk rasa menolak eksekusi. Anggun bahkan mengirim surat terbuka kepada Presiden Jokowi.

    Nah, bedanya, sementara penundaan eksekusi Mary Jane disambut baik oleh publik, termasuk di Indonesia, tak demi-kian halnya dengan Serge. Anggun, yang menyatakan menolak Serge dihukum mati, malah mendapat banyak kecaman dari publik dalam negeri. ARBI ANUGRAH, TAUF-AN NOOR ISMAILIAN | DIM

    HUKUM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    KOLOM

    OLEH: DINNA WISNU, PHD

    BIODATA

    NAMA: Dinna Wisnu

    TWITTER: @dinnawisnu

    JABATAN Co-founder & Direktur

    Program Pascasarjana Uni-versitas Paramadina, sejak 2008

    EKSEKUSI tahap kedua dengan delapan terpidana mati kasus narkoba sudah terjadi. Kita masih menunggu dua orang terpidana lain, Mary Jane (Filipina) dan Serge Areski Atlaoui (Prancis), yang tertunda karena proses hukum mereka masih berjalan. Penundaan eksekusi itu berarti juga ter-tundanya reaksi diplomatik dari dua negara tersebut.

    Dalam kasus Mary Jane, kita melihat, upaya pemerintah Filipina meminta peng-ampunan terbilang relatif lembut. Presiden Filipina Benigno Aquino menyampaikan-nya dalam pertemuan tingkat tinggi ASEAN. Waktunya relatif dekat sekali dengan jadwal eksekusi. Desakan dari Aquino tersebut mungkin terjadi karena tekanan yang kuat dari Aliansi Buruh Migran di negeri itu.

    Sikap lembut Filipina dapat dipahami karena negeri itu bagian dari keluarga ASEAN. Di ASEAN, ada agenda-agenda strategis yang perlu tercapai, termasuk dalam kasus sengketa wilayah di Laut Cina Selatan. Filipina membutuhkan dukungan dari Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN dalam menghadapi klaim Tiongkok.

    Filipina mungkin sudah menghitung untung-ruginya dalam bereaksi atas putusan

    ILUST

    RASI:

    EDI W

    AHYO

    NO

    AMERIKA BERADA DI BELAKANG INDONESIA DALAM MASALAH HUKUMAN MATI.

    RELASI INDONESIA-AUSTRALIAPASCAHUKUMAN MATI

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    KOLOM

    hukuman mati ini. Apabila mereka bersikap frontal seperti Australia, tentu akan terganggu pula suasana saling menjaga perasaan yang selama ini menjadi karak-ter ASEAN. Negara-negara ASEAN lainnya yang warganya terancam eksekusi mati karena kasus narkoba (Vietnam, Thailand, dan Malaysia) juga memilih tidak terlalu mendesak-desak Presiden Joko Widodo. Khusus untuk Malaysia, bisa jadi mereka bersikap demikian karena di negerinya juga dilakukan hukuman mati terhadap terpidana narkoba.

    Terkait protes keras dari Australia, ini akan menjadi pekerjaan rumah diplomat dalam beberapa bulan, bahkan beberapa tahun, mendatang, khususnya selama Tony Abbott masih berkuasa sebagai perdana menteri. Dalam pakem diplomasi, protes keras semacam itu biasanya diikuti dengan upaya meningkatkan intensitas komunikasi agar hubungan tidak memburuk.

    Hubungan bilateral Indonesia dan Australia sebetulnya relatif sering mengalami pasang-surut yang dramatis. Namun pada akhirnya sama-sama menyadari perlu-nya tetap menjaga komunikasi dan kerja sama, terutama pada tataran people-to-people. Selain itu, ada faktor Amerika Serikat, yang terbukti masih menjadi rujukan arah politik luar negeri Australia. Dalam sejarah, apa pun yang dilakukan Australia terhadap Indonesia tak mungkin tidak dikonsultasikan terlebih dulu dengan Ame-rika Serikat.

    Hal ini bisa dikonfirmasi melalui sejarah berpisahnya Timor Leste (dulu Timor Timur) dari Indonesia. Sejak 1975, gerakan perlawanan rakyat Timor Leste memiliki basis dan kantor yang kuat di Australia. Mereka juga melakukan advokasi kepada publik Australia untuk mendukung kemerdekaan mereka. Masyarakat Australia juga sebagian besar mendukung perlawanan rakyat Timor Leste. Meski demikian, tekanan publik kepada pemerintah Australia tidak melahirkan sebuah aksi kon-

    PENDIDIKAN S-1 Hubungan Interna-

    sional dari Universitas Indonesia,

    S-2 dan S-3 dari Departe-men Ilmu Politik di The Ohio State University, Columbus, Ohio, Ameri-ka Serikat, 2001-2007

    KARYA Politik Sistem Jaminan

    Sosial, PT Gramedia Pus-taka Utama, 2012

    PENGHARGAAN Pemakalah terbaik

    mahasiswa pascasarjana dari Princeton University, 2006, untuk artikel Risks and Social Protection in Indonesia, The Philippi-nes and Singapore

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    KOLOM

    frontasi yang keras terhadap pemerintah Indonesia karena Amerika Serikat masih membutuhkan Indonesia sebagai kawan dalam memerangi bahaya ideologi Ko-munisme di Asia Tenggara. Tekanan baru betul-betul keras ketika bahaya komunis-me sudah tidak relevan seiring dengan usainya Perang Dingin. Hal itu ditandai dengan tekanan kepada Indonesia untuk segera melakukan referendum di Timor Leste pada 1999.

    Dalam kasus hukuman mati ini, Amerika Serikat memilih pasif, bahkan cenderung mendukung keputusan Presiden Joko Widodo. Duta Besar Amerika Serikat Robert Blake bahkan pernah mengatakan di Solo bahwa hukuman mati merupakan masalah yang harus diputuskan oleh pemerintah Indonesia. Ia mengakui hukuman mati juga diberlakukan di Amerika, terutama terhadap pelaku kejahatan berat atau serius.

    Dari pernyataan tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Amerika ber-ada di belakang Indonesia dalam masalah hukuman mati. Itu juga berarti ancaman keras dari Australia mungkin juga tidak akan sampai membawa hubungan kedua negara menjadi semakin memburuk. Kesimpulan itu sendiri bisa saja gugur apa-bila ada faktor-faktor lain yang berjalan di luar kebiasaan hubungan Australia dan Amerika selama ini. Sejauh yang saya amati, faktor lain tersebut antara lain bergabungnya Australia dengan Bank Infrastruktur Asia, yang dimotori oleh Tiongkok. Tindakan Australia ini telah menimbulkan kegeraman dari Amerika yang telah mulai kehilang-an pendukung-nya karena beberapa negara Eropa, juga Jepang dan Korea Sela tan, juga bergabung dengan Bank Infrastruktur Asia.

    Apabila kita interpretasikan bergabungnya Aus-

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    KOLOM

    tralia sebagai perlawanan atau bentuk baru hubungan Australia terhadap sang Paman, ada kemungkinan juga Australia akan memiliki kebijakan yang relatif lebih otonom dalam soal hukuman mati ini. Namun sejauh-jauhnya otonom, pertim-bangan ekonomi tetap utama. Hingga saat ini, hubungan perdagangan Australia-Indonesia masih cukup kuat. Salah satu komoditas yang menjadi andalan Australia adalah sapi. Sapi dan bentuk olahannya, seperti susu dan keju, masih diperlukan oleh Indonesia. Beberapa komoditas lain, seperti tambang dan mineral, juga men-dominasi struktur perdagangan Indonesia-Australia.

    Bagaimana dengan Prancis. Selama ini negeri itu punya hubungan baik dengan Indonesia meski tidak punya kepentingan kerja sama ekonomi langsung yang cukup signifikan. Tapi Prancis keras memprotes keputusan Presiden Joko Widodo. Apakah dia terinspirasi oleh Australia? Apakah Prancis serius akan membangun solidaritas antar-negara Eropa untuk menekan Indonesia dari sisi penegakan hak asasi manusia? Jika ya, Indonesia perlu memikirkan cara untuk menangkalnya. Apalagi Indonesia punya agenda-agenda besar di tingkat regional dan global yang membutuhkan pula dukungan dari negara-negara Eropa, termasuk Prancis. Misalnya untuk memperbaiki tata kelola ekonomi global dan mereformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Jadi kita boleh saja menilai tekanan dari negara-negara lain merupakan bagian dari agenda politik dalam negeri mereka, namun perlu juga kita ingat bahwa Indonesia punya keinginan menjadi pemain global yang dihormati. Karena itulah hendaknya pemerintah Indonesia dan segenap pejuang kepentingan nasional jeli menjaga agar batu-batu fondasi pendukung agenda kita agar tetap pada tempatnya. Tidak goyah karena gelombang protes yang saat ini sedang menghujani Indonesia. n

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    ILU

    STR

    ASI:

    EDI W

    AHYO

    NO

    POLISI MASIH MEMBURU KI KUMIS ALIAS O, YANG DIDUGA SEBAGAI MUNCIKARI PROSTITUSI DI KALIBATA CITY. DARI ENAM PEKERJA SEKS, TIGA DI ANTARANYA MASIH DI BAWAH UMUR.

    DARI FORUM ONLINEKE APARTEMEN

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    AKSI FMH menawarkan jasa layan-an seks lewat forum online akhirnya terhenti. Ia tak berkutik saat belas-an anggota tim dari Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya menggerebek tempatnya menjalankan bisnis haram itu di lantai 8 Tower Herbras dan lantai 5 Tower Jasmine, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Jumat malam, 24 April lalu.

    Dua unit apartemen itu berbulan-bulan dija-dikan tempat prostitusi terselubung. Aksi FMH terbongkar setelah polisi menyelidiki layanan seks yang dipromosikan via online yang marak belakangan ini. Hanya butuh waktu tiga hari bagi polisi untuk membongkar bisnis haram yang dijalankan pria 25 tahun itu.

    Penyelidikan bermula dari sebuah situs forum esek-esek di Internet. Seorang petugas menyamar menjadi member, lalu terjalinlah ko-munikasi via pesan singkat BBM dengan salah satu akun bernama Ki Kumis yang menawarkan jasa layanan seks.

    Kami mendapat PIN BlackBerry tersangka dan mengaku tertarik pada salah satu foto (wanita) yang dia kirim via BBM, kata Komi-saris Rita Iriana, Kepala Unit V Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, saat ditemui majalah detik, Selasa, 28 April lalu.

    Setelah terhubung, ternyata pemilik telepon bukan Ki Kumis, melainkan FMH. Belakangan, FMH alias I diketahui hanyalah anak buah se-seorang dengan julukan Ki Kumis alias O, yang kini jadi buron.

    Diskusi soal prostitusi online di Jakarta, (29/4).

    DETIKCOM

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Awalnya petugas yang menyamar itu ber-pura-pura menanyakan tarif kencan dengan angelsebutan pekerja seks via online. Lalu disepakatilah lokasi kencan di Tower Herbras, Apartemen Kalibata City. Saat tiba di lokasi, polisi yang menyamar itu dijemput FMH di lobi. Pembayaran dilakukan di situ. FMH lalu mengantar pelanggan baru itu ke lantai 8.

    Setelah petugas itu memastikan di dalam kamar ada seorang perempuan, sejumlah po-lisi lain bergerak. FMH, yang baru melangkah

    pergi, langsung dicokok. Begitu juga dengan para angel yang diasuhnya, yang ditampung di Tower Jasmine.

    Dari pengakuan FMH, ada tujuh angel yang ia koordinasi. Namun, saat penangkapan, kami hanya dapat enam. Satu berhasil lolos, terma-suk Ki Kumis, ujar Rita.

    Dari FMH, yang telah ditetapkan sebagai tersangka, petugas mengetahui harga layanan untuk satu jam kencan. Untuk layanan short time itu pelanggan harus membayar Rp 600-

    Ilustrasi

    THINKSTOCKS

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    800 ribu. Kalau lewat batas waktu (1 jam), pin-tu kamar akan diketok oleh tersangka FMH, tuturnya.

    Tempat kencan memang tidak mesti di apar-temen yang berada satu kompleks dengan Mal Kalibata City itu. Para angel bisa diajak berkencan di tempat lain, dengan waktu yang lebih lama, tapi dengan tarif yang lebih mahal pula.

    Pelanggan yang ingin melakukan booking out atau membawa angel berkencan di luar, mini-

    mal harus membayar tarif untuk tiga jam, yakni Rp 1,7-2 juta. Harga akan sedikit lebih ringan jika booking out sampai delapan jam, yaitu Rp 3,5-4 juta.

    Dari enam angel yang diamankan polisi, tiga di antaranya ternyata masih di bawah umur. Mereka adalah NSP (14 tahun) asal Jakarta serta SN (16) dan MSP (17) warga Bogor, Jawa Barat. Tiga lainnya adalah EN (19) asal Banyumas, Jawa Tengah; CL (20) dari Medan, Sumatera Utara; dan L (19) asal Bandung, Jawa Barat.

    Parahnya lagi, SN sedang hamil enam bulan tapi masih melayani pelanggan. Namun, saat ditanya penyidik, SN mengaku sengaja tetap bekerja untuk membiayai adik dan orang tua-nya.

    Para angel itu mengaku baru bekerja sejak beberapa bulan lalu, Februari sampai April 2015. Mereka tergiur oleh gaji bulanan yang mencapai puluhan juta rupiah yang dijanjikan FMH. Dari pengakuan para pekerja seks itu, setiap sekali kencan, masing-masing mendapat bagian Rp 200 ribu. Itu belum tip dari pelang-gan, yang bisa Rp 100-500 ribu.

    Dalam sehari paling tidak mereka melayani

    Ilustrasi

    THINKSTOCKS

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    tiga pelanggan, ucap Rita.Dalam pemeriksaan, FMH mengaku hanya

    orang suruhan Ki Kumis. Per bulan ia digaji Rp 1,5 juta plus uang makan per hari Rp 50 ribu. Namun polisi tak berhenti pada pengakuan. Menurut Rita, pihaknya masih menelusuri ka-sus ini lebih jauh.

    Jika terbukti mempekerjakan anak di bawah umur sebagai pelayan seks, FMH bakal dijerat dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman penjara maksimal 10 tahun dan denda Rp 100 juta. Ia juga terancam dijerat dengan Pasal 296 dan 506 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, tentang perbuatan cabul.

    Sedangkan para pekerja seks asuhan FMH kini dititipkan sementara di rumah penampungan Kementerian Sosial untuk dibina. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh menilai anak di bawah umur yang dijadikan pekerja seks adalah korban tipu daya muncikari atau germo. Dalam kasus di Kalibata City, tentu yang harus dijerat adalah muncikari, termasuk pengguna jasanya.

    Hukumannya harus keras dan tegas, kata

    Asrorun secara terpisah.Namun, sebelum dilakukan penegakan hu-

    kum, langkah daruratnya adalah penyelamat-an korban. Mereka harus direhabilitasi, baik medis, mental, maupun psikisnya, di tempat yang aman. Demi kepentingan rehabilitasi, KPAI memantau (kasus itu) dan berkoordinasi dengan kepolisian, ujarnya.

    Terungkapnya bisnis esek-esek di Kalibata City seolah membuktikan rumor yang selama ini berkembang, yang menyebut apartemen itu kerap dijadikan lokasi prostitusi terselubung. Selain jadi lokasi prostitusi, juru bicara Komu-nitas Warga Kalibata City, Umi Hanik, meng-ungkap adanya dugaan komersialisasi kartu ak-ses sakti yang bisa dipakai masuk ke seluruh tower. Kartu itu diduga telah dijual bebas untuk kepentingan tertentu.

    Kartu itu dijual bebas dan sudah kami sam-paikan hal ini kepada pengelola, tapi tampak-nya tidak digubris, katanya dalam siaran pers yang diterima majalah detik pekan lalu.

    Namun tudingan warga itu dibantah penge-lola. Supervisor layanan konsumen Apartemen Kalibata City, Yunus, mengatakan kartu akses

    Hukumannya harus keras dan tegas.

  • KRIMINAL

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    hanya berlaku untuk satu lantai. Jadi, misalnya pemilik (unit Tower) Akasia mau mengajukan untuk lantai 1, hanya bisa di lantai 1 saja, eng-gak mungkin ke lantai selanjutnya, ujar Yunus kepada wartawan, Senin, 27 April lalu.

    Menurut dia, jumlah kartu akses untuk setiap unit di Kalibata City juga dibatasi, yakni maksimal tiga buah untuk warga yang memiliki

    dua unit apartemen, atau satu unit dua kartu. Penghuni tidak boleh menambah jumlah kartu.

    Masuk ke unit Apartemen Kalibata City sebenarnya bukan perkara sulit. Syaratnya, jan-jian dulu dengan penghuni. Seorang pekerja seks online yang tinggal di salah satu unit di apartemen tersebut, sebut saja namanya Yona, akan menjemput calon pelanggannya di salah satu kedai di lantai dasar apartemen setelah janjian dulu lewat pesan di aplikasi WhatsApp. Terkadang ia menugasi asistennya untuk men-jemput.

    Si pelanggan kemudian akan diajak ke kamar-nya melalui lobi apartemen yang dijaga dua sekuriti. Saat akan memasuki lift dengan kartu akses yang dimilikinya, Yona cukup mengang-gukkan kepala kepada seorang sekuriti yang berjaga di depan lift.

    Kalau bareng sama penghuni, enggak ada masalah masuk ke unit. Rata-rata mereka (se-kuriti) sudah hafal wajah penghuni, jadi enggak curiga, ujar Yona. Gue rasa semua angel di sini juga (melakukan) kayak gitu.

    ADITYA MARDIASTUTI | DEDEN GUNAWAN

    Tower Herbras Apartemen Kalibata City, Jakarta

    DETIKCOM

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    TERSENGAT SETRUM UPS

    TIDAK MUNGKIN SEORANG PELAKSANA LAPANGAN BISA MENG-INPUT DATA, SEMUA DI DPRD.

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    KEHADIRAN enam polisi berpakaian preman membuat empat staf Abra-ham Lulung Lunggana terkejut. Mereka tengah berbincang santai di ruangan ketika sang bos, Lulung, menghadiri acara politik di Manado, Sulawesi Utara. Polisi tersebut datang sambil menyodorkan surat penggeledahan ruang kerja yang terletak di lantai 9 gedung DPRD DKI Jakarta di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, itu.

    Perintah mereka jelas: telepon seluler seluruh

    staf dikumpulkan. Tidak boleh ada komunikasi selama penggeledahan berlangsung. Keempat-nya hanya ditugasi menyaksikan polisi membu-ka tiap tumpuk dokumen.

    Itu supaya tidak ada koordinasi saat peng-geledahan, ujar salah seorang staf kepada majalah detik.

    Penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri sengaja datang saat Lulung tidak berada di ruang kerjanya. Mereka telah mengagendakan pemeriksaan Lulung pada Senin, 27 April 2015,

    FOKUS

    Lulung diperiksa Mabes Polri selama 8 jam.

    LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Yang menang tender ini bisa begitu banyak. Saya kira, ini kita lagi selidiki, ini jangan-jangan pemasoknya sama. Satu sekolah pasang UPS sampai Rp 5,8 miliar.

    Basuki Tjahaja Purnama

    ARI SAPUTRA/DETIKCOM

    FOKUSFOKUS

    dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat penyuplai listrik alias uninterruptible power supply (UPS) DKI Jakarta tahun 2014. Namun Lulung mengirim pemberitahuan tidak bisa ha-dir karena menghadiri acara politik di Manado, Sulawesi Utara.

    Pada hari yang sama, polisi menyiapkan su-rat penggeledahan. Surat ini sudah ditetapkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

    Langkah polisi menutup komunikasi berjalan sempurna. Seluruh staf tidak boleh keluar dari ruangan bahkan sekadar untuk makan atau

    ke toilet. Salah satu staf yang sedang berpuasa pun harus berbuka di ruangan Lulung. Salat pun dilakukan berjemaah di ruangan itu.

    Penggeledahan berjalan selama tiga jam, dari sekitar pukul 15.00 WIB. Polisi memboyong segepok dokumen sitaan.

    Dokumen itu antara lain kopi surat Gubernur DKI Jakarta soal penetapan ran-cangan peraturan daerah tentang perubahan APBD tahun 2014, kopi bukti pengembalian uang titipan dari Mujahid Samal senilai Rp 700

    juta tertanggal 10 Maret 2014, kopi dokumen penerimaan uang dari Lulung kepada Joko Krismiyanto sebesar Rp 700 juta tertanggal 10 Maret 2014, selembar dokumen perbal produk perundangan, dan keping CD pokok pikiran komisi.

    Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Ahmad Sotar Harahap mengaku langkah polisi memang mengejutkan. Sampai-sampai ia tidak sempat berkoordinasi dengan pimpinan Dewan lainnya. Bahkan polisi hanya meminta saksi penggeledahan dari staf saja.

    Enggak sempat beri tahu pihak keamanan DPRD. Pokoknya datang, brek, ya sudah. Jadi saya hanya bisa lapor ke ketua, sudah, itu saja, ujarnya.

    Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Mar-sudi, yang sedang berada di luar kota, terkaget-kaget ketika mendapat laporan penggeledahan tersebut.

    Kasus UPS bermula saat Gubernur DKI Jakar-ta Basuki Tjahaja Purnama mempermasalahkan

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUSFOKUSFOKUS

    Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jakarta 2015. Ahok, sapaan Gubernur Basuki, mempermasalahkan anggaran yang di-ajukan Dewan karena terlalu besar Rp 12 triliun dari yang diajukan oleh pemerintah provinsi.

    Ahok pun curiga ada mafia anggaran yang mengusik penyusunan APBD. Ia lantas melapor-kan dugaan korupsi dalam APBD DKI 2012-2014 ke Komisi Pemberantasan Korupsi dan kepolisian. APBD DKI tahun 2014 mencatat pengadaan alat UPS untuk 55 sekolah sebesar Rp 280 miliar.

    Yang menang tender ini bisa begitu banyak.

    Saya kira, ini kita lagi selidiki, ini jangan-jangan pemasoknya sama. Satu sekolah pasang UPS sampai Rp 5,8 miliar, ujar Ahok saat itu.

    Kecurigaan Ahok bukan isapan jempol. Ba-dan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan DKI menemukan indikasi korupsi senilai Rp 300 miliar dari pengadaan UPS di 49 sekolah wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Potensi kerugian negara mencapai Rp 50 miliar.

    Langkah Ahok saat itu mendapat tanggapan sengit dari anggota DPRD, termasuk Lulung. Mereka bahkan mengadukan Ahok ke polisi

    Perangkat UPS di SMA 78 Jakarta, Februari lalu.

    PUSPA PERWITASARI/ANTARA FOTO

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    dengan menyewa pengacara Razman Nasuti-on. Gubernur DKI dilaporkan melanggar enam pasal, yakni Pasal 263, 268, 264 KUHP tentang pemalsuan, Pasal 441 tentang penyalahgunaan wewenang, Pasal 209 tentang suap, dan Pasal 268 tentang pemalsuan dokumen negara.

    Penuntasan kasus menemui jalan berliku. Polda Metro Jaya memeriksa 75 saksi. Belum sampai tuntas, kasus ini kemudian dilimpahkan ke Bareskrim Mabes Polri.

    Kalau polda menyidik gubernur atau ada ke-terlibatan DPRD tingkat satu, kasus akan ditarik ke Mabes untuk menjaga netralitas, ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan.

    Pengambilalihan ini mempercepat laju kasus. Pada 27 Maret lalu, polisi menetapkan dua tersangka atas kasus dugaan korupsi

    pengadaan UPS DKI Jakarta 2014, yakni pe-jabat pembuat komitmen (PPK) pengadaan UPS Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat, Alex Usman, dan PPK pengadaan UPS Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pu-sat, Zaenal Soleman.

    Polisi lantas membidik keterlibatan anggota DPRD. Penggeledahan tidak hanya dilakukan di ruangan Lulung selaku Koordinator Komisi E DPRD DKI Jakarta periode 2009-2014 dalam soal anggaran. Polisi juga menggeledah ruang Komisi E dan ruang kerja anggota Komisi E DPRD DKI, Fahmi Zulfikar.

    Komisi E merupakan komisi yang membahas proyek UPS 2014. Meski menjadi koordinator, Lulung mengaku tidak tahu proyek tersebut. Pimpinan mah itu saja, iya-iya saja. Kan yang bahas itu komisi, bukan kita, kata Lulung.

    Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran Indonesia Corruption Watch Firdaus Ilyas menganggap langkah polisi melakukan penggeledahan cukup strategis. Ia menye-butkan kasus pengadaan UPS ini sebagai pembajakan anggaran. Pelaksanaan praktek ini membutuhkan kerja sama DPRD dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

    Apalagi kedudukan Lulung sangat strategis, sebagai Wakil Ketua DPRD DKI dan Wakil Ketua Badan Anggaran. Menurut Firdaus, dua tersang-ka, Alex dan Zaenal, tidak mungkin mereguk ke-

    FOKUS

    Langkah polisi melakukan penggeledahan cukup strategis.

    Firdaus Ilyas

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUS

    untungan sendiri tanpa bantuan legislatif selaku pimpinan anggaran. Keterlibatan Lulung, lanjut Firdaus, cukup potensial dalam kasus ini.

    Kami yakin, tidak mungkin korupsi ini terjadi hanya karena permainan di birokrat, di elite SKPD ataupun sampai Bappeda, tetapi juga se-pengetahuan atau melibatkan oknum anggota DPRD, dia menandaskan.

    Pengacara Alex Usman, Eri Rossatria, meng-anggap kliennya hanya orang lapangan. Semua kebijakan tidak mungkin diputuskan oleh Alex

    seorang diri. Bahkan, soal anggaran, tentu ada campur tangan DPRD. Selama ini pun ia biasa dekat dengan anggota komisi DPRD yang men-jadi mitranya.

    Tidak mungkin seorang pelaksana lapangan itu bisa meng-input data, semua di DPRD, ujarnya.

    Penggeledahan di ruangan Lulung pun ber-lanjut dengan pemeriksaan. Fahmi diperiksa Bareskrim Mabes Polri pada Rabu, 29 April 2015. Sedangkan Lulung diperiksa sehari setelahnya.

    Pemeriksaan terakhir dua anggota Dewan ini

    FOKUSFOKUS

    Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Selatan, Alex Usman, saat dicokok penyidik di Jakarta, Kamis (30/4).

    RENO ESNIR/ANTARA FOTO

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    ditindaklanjuti dengan penahanan Alex Usman pada Kamis malam, 30 April 2015. Alex mangkir dari pemanggilan pemeriksaan selama tiga kali dengan alasan sakit. Bareskrim menciduknya ketika tengah dirawat di Rumah Sakit Siloam, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

    Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso menje-laskan, hasil penggeledahannya dapat mengarah ke peningkatan status dari saksi menjadi tersang-ka. Penggeledahan itu mendapatkan sejumlah bukti besar yang akan didalami lagi oleh penyidik.

    Dari hasil laporan, sebagian dapat. Lumayan

    besarlah. Artinya, di situ catatan-catatan, bukti-bukti daripada dokumen-dokumen, katanya.

    Lulung mengaku tidak mengenal Alex. Ia justru tahu nama itu dari rekan lainnya di DPRD. Kata mereka, Alex orang yang som-bong, makanya ia tidak pernah berkomuni-kasi. Hidungnya saja saya enggak pernah lihat, kata Lulung.

    Ia menanggapi dengan santai penggeledah-an ruangan kerjanya. Pascapenggeledahan, ia bertandang ke ruang kerja Wakil Ketua DPRD DKI M. Taufik sambil melempar lelucon satire

    FOKUS

    Anggota Bareskrim Mabes Polri memasukkan barang bukti hasil penggeledahan di ruang kerja Lulung.

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    tentang penggeledahan yang menimpanya. Assalamualaikum, saya dari Bareskrim Polri, ujarnya bercanda.

    Soal dokumennya yang disita, Lulung meng-aku barang itu merupakan catatan peratur-an soal penganggaran. Sedangkan dua kopi pembayaran kepada Joko Krismiyanto dan dari Mujahid Samal merupakan catatan peminjam-an uang. Maklum, saat itu kebutuhan kedua-

    nya sebagai calon legislator DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan membengkak karena pemilihan legislatif 2014.

    Sedangkan Joko dan Samal enggan menjawab soal bukti pembayaran yang menjadi dokumen sitaan kepolisian. Keduanya tidak berkomentar ketika dimintai tanggapan majalah detik soal urusan uang dengan Lulung.

    IBAD DUROHMAN, ISFARI HIKMAT, MONIQUE SHINTAMI | ARYO BHAWONO

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Ruangan Haji Lulung

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

    http://http://majalah.detik.com/read/2015/05/01/143238/2903407/1504/tersengat-setrum-ups
  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    LULUNG, ANTARA USB DAN TARUHAN ITU

    GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 26 Februari 2015 mengungkapkan temuan Badan Pengawas-an Keuangan dan Pembangunan soal adanya dana siluman sejak 2013 dalam APBD. Ahok melaporkan hal itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia antara lain menjelaskan, selama

    2014 ada dana sekitar Rp 4,3 triliun yang tidak dieksekusi untuk pengadaan uninterruptible power supply (UPS). Tapi Polda Metro Jaya diam-diam lebih dulu menyelidiki kasus ini. Sejumlah saksi menyebut keterlibatan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lulung Lunggana.

    Lulung menyatakan akan meladeni manuver Ahok terkait pelaporan dana siluman ke KPK. Gua

    kagak ada takut, ujarnya.

    4 MARET

    12 MARET

    18 MARET

    20 MARET

    30 MARET

    2 APRIL

    28 APRIL

    29 APRIL

    30 APRIL

    1 APRIL

    Sejak 28 Januari, tim penyidik Polda Metro Jaya memeriksa 35 saksi terkait kasus pengadaan UPS. Mereka terdiri atas pejabat pembuat komitmen (PPK) dan pejabat/panitia pe-nerima hasil pekerjaan dari Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, kepala sekolah, perusahaan pemenang tender, serta mantan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

    Lulung diolok-olok di media sosial karena salah menyebut UPS sebagai USB (universal serial bus). Tanda pagar atau hashtag

    #SaveHajiLulung di Twitter sempat menjadi trending topic. Ahok mensinyalir ada anggota DPRD DKI yang

    terlibat dalam kasus pengadaan UPS. Karena itu, penyidikan akan diambil alih oleh Mabes Polri.

    Polda Metro melimpahkan penyidikan kasus UPS ke Bareskrim Mabes Polri. Sebelumnya, tim penyidik menyatakan 49 perusahaan yang terlibat tender pengadaan UPS tak memiliki kemampuan teknis dan administrasi.

    Penyidik Bareskrim Mabes Polri menetapkan mantan PPK pengadaan UPS Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta

    Barat, Alex Usman, dan PPK pengadaan UPS Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat, Zaenal Solem-

    an, sebagai tersangka korupsi pengadaan UPS.

    Lulung menjamin dirinya tak terlibat dalam kasus dugaan korupsi peng-adaan 25 unit UPS. Ia mempertaruhkan rumah dan rukonya yang bernilai miliaran rupiah, juga akan menghadiahi wartawan sebesar Rp 100 juta jika dirinya dinyatakan bersalah. Ayo, tanda tangan. Kalau gue terlibat, lu ambil taruhan gue. Gue berani jamin, gue enggak salah, ujarnya. Sekretaris Komisi E DPRD DKI periode 2014-2019, Fahmi Zulfikar, menyebut Ketua Komisi E DPRD DKI periode 2009-2014, Firman-syah; wakilnya, Igo Ilham; dan Sekretaris Komisi E, Sarianta Tarigan, sebagai pihak paling mengetahui proyek pengadaan UPS.

    Sarianta Tarigan membantah pernyataan Fahmi. Ia justru menyebut Ketua Komisi E DPRD DKI periode

    2009-2014, Firmansyah, dan Koordinator Komisi E DPRD DKI periode 2009-2014, Abraham Lulung Lunggana,

    sebagai yang paling mengetahui kasus UPS.

    Lulung menghadiri acara Partai Persatuan Pemba-ngunan di Sulawesi Utara ketimbang memenuhi panggilan tim penyidik Bareskrim Polri.

    Penyidik mendapatkan data berupa surat tertanggal 29 Desember 2014 dari Lulung kepada Mujahid Samal. Surat itu berisi pengambilan

    kembali uang titipan Rp 700 juta pada 10 Maret 2014. Juga ada kuitansi penerimaan uang dari Lulung

    kepada Joko Krismiyanto tertanggal 10 Maret 2014.

    Kepala Bareskrim Polri Komjen Budi Waseso mengatakan beberapa saksi menyebut

    nama Lulung sebagai salah satu orang yang terkait kasus pengadaan UPS dalam APBD Perubahan Pemprov DKI Jakarta.

    Lulung mengaku deg-degan saat mengetahui ruang kerjanya digeledah polisi. Tapi ia tetap yakin dirinya tak terlibat kasus korupsi. Sama keluarga saya katakan, Mama,

    Anak-anak, saya jamin, dari kasus yang saat ini sedang dibicarakan, saya jamin saya bersih dan tidak terlibat apa-apa.

    Tak mau dikira sombong, Lulung meralat omongan menjadikan rumah dan tokonya sebagai taruhan. Taruhannya

    tidak kepada media, nanti dikira sombong, ujarnya

    Didampingi dua kuasa hukumnya, Ramdan Alamsyah dan Effendi Syahputra, Lulung menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri selama delapan jam. Sebelum diperiksa, ia menyatakan akan bersikap kooperatif terhadap pe-nyidik. Biar terang-benderang siapa yang bermain. Saya mendukung agar masalah ini tuntas dan selesai, katanya. Penyidik Bareskrim Polri menjemput paksa tersangka pengadaan UPS, Alex Usman, di Rumah Sakit Siloam, Jakarta Barat. Alex kemudian ditahan di Bareskrim.

    DETIK.COM, ADITYA MARDIASTUTI | SUDRAJAT | INFOGRAFIS: MINDRA PURNOMO

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUSFOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    KISAH LULUNG CARI DUITLULUNG MENGUASAI BISNIS JASA KEAMANAN, PARKIR, DAN KEBERSIHAN JAKARTA. SEDIKITNYA 1.000 ORANG BEKERJA PADA LULUNG.

    AN

    DR

    EY N

    OVE

    LIN

    O/M

    ALE

    MA

    GA

    ZIN

    E

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUS

    Saya itu the best of the best.

    ABRAHAM Lunggana mengucap-kan kalimat itu untuk mendeskrip-sikan dirinya dibanding 10 saudara-nya. Lulung, begitu ia akrab disapa, kini memang bukan orang sembarangan. Ia adalah Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta dan seorang pengusaha.

    Ia menguasai bisnis jasa keamanan, parkir, dan kebersihan di sebagian besar wilayah Ja-karta. Lulung mendirikan empat perusahaan di bidang jasa tersebut dan sebuah kantor peng-

    acara.Perusahaan pertama yang didirikan Lulung

    adalah PT Putra Jaya Perkasa. Didirikan pada 2003, Putra Jaya mendapat proyek pertama berupa pengelolaan area parkir di kawasan Senayan, Jakarta. Terus kita pegang Grand Indonesia sekitar tahun 2005 sampai 2009, kata Slamet Arifin, karib bisnis Lulung.

    Sejak 2009, pengamanan Grand Indonesia kemudian dipegang oleh PT Sakom Nusantara, perusahaan kedua yang dibentuk Lulung. Me-lepas pengelolaan di Grand Indonesia, Putra Jaya Perkasa mengurusi perparkiran di area

    Suasana Pasar Tanah Abang di Jalan Kiai Haji Mas Mansyur, Jakarta Pusat, Jumat (30/4).

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUS

    Taman Ismail Marzuki, rumah sakit umum di Cengkareng, dan beberapa wilayah lainnya.

    PT Sakom Nusantara didirikan pada 2009. Sakom merupakan kependekan dari Satu Ko-mando. Slamet Arifin ditunjuk sebagai direktur utamanya. H Tirta, anak Lulung, juga menjadi bos perusahaan ini.

    Terbit akta perusahaan pada 2009. Nah, di situlah kita kemudian pegang Grand Indonesia, menggantikan Putra Jaya Perkasa, kata Slamet.

    Saat ini PT Sakom mempekerjakan 500 petugas keamanan untuk menjaga apartemen, hotel, dan mal di Grand Indonesia, katanya saat ditemui di kantornya, basement Grand Indonesia.

    Berdasarkan pantauan majalah detik, selain Slamet, hanya terlihat seorang sekretaris di kantor itu. Terdapat dua meja lainnya untuk melakukan supervisi di ruangan seluas 5 x 5 meter persegi itu. Sejumlah foto Lulung meng-hiasi kantor tersebut.

    Setelah Sakom, Lulung mendirikan PT Tujuh Fajar Gemilang. Lulung juga merambah bisnis media massa dengan membuat perusahaan online. Baru launching, kata Lulung.

    Haji Tirta, selain ikut mengelola Sakom, mendirikan PT Tirta Jaya Perkasa. Perusahaan ini mengelola jasa sekuriti dan parkir untuk wilayah Blok F Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen. Itu ada sekitar 18 (pasar di bawah pe-ngelolaan) Pasar Jaya yang kita amankan, kata Slamet, yang mengenal Lulung sejak 1995.

    Selain tiga perusahaan itu, Lulung mendirikan kantor pengacara. Namanya Kantor Advokat H. Lulung, Fendrik & Rekan. Letak kantornya berseberangan dengan gedung Pasar Tanah Abang.

    Benar, kantor ini kantor advokat milik Haji Lulung, kata seorang advokat yang bekerja di kantor itu yang menolak disebut namanya.

    Setiap hari kantor itu selalu didatangi klien yang beperkara hukum, khususnya mengenai sengketa tanah atau lapak di Pasar Tanah Abang ataupun pasar lainnya. Itu contohnya. Kita habis ngurusin sengketa tanah di PD Pasar Jaya Cengkareng, kata pengacara itu sambil menunjuk salah seorang tamu yang baru saja keluar dari kantor itu.

    lll

    Kantor pengacara Lulung di Tanah Abang

    ISFARI/DETIKCOM

    FOKUSFOKUSFOKUS

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUS

    Lahir pada 24 Juli 1959, Lulung merupakan putra ketujuh Peltu Ibrahim Tjilang, anggota Badan Keamanan Rakyat, cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Namun, ketika Lulung ber-usia 16 tahun, ayahnya meninggal.

    Sebagai veteran perang, Ibrahim, yang meninggal pada 5 Februari 1975, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Lulung berkisah, meski merupakan anak pahlawan, kehidupan Lulung kekurangan setelah kematian ayahnya.

    (Uang) pensiun yang diterima hanya Rp 100 ribu, katanya. Keluarga Lulung terpaksa hidup seadanya. Ia ingat, suatu ketika sang ibu mem-buat nasi goreng dan membuat telur dadar dari

    dua telur yang tersisa. Dadar telur itu lantas dibagi menjadi delapan, sesuai dengan jumlah anggota keluarga Lulung yang masih tinggal di rumah tersebut.

    Ibu lalu bilang, Ini, Nak, makan. Jangan nambah, Ibu tidak punya uang, cerita Lulung kepada majalah detik.

    Saat itu, Lulung baru lulus sekolah menengah pertama. Ia mengaku hatinya tergerak untuk membantu sang ibu. Ia pun berhenti sekolah, dan lebih suka mencari uang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang hanya berjarak ratusan meter dari rumahnya. Saya mencari sampah di Tanah Abang, ujarnya.

    Namun mencari sampah ternyata tidak mudah. Lulung diusir karena ada kesepakatan tidak tertulis soal pembagian lahan mencari sampah. Ia lalu menemui salah seorang pe-ngepul sampah. Lulung menyatakan niat untuk menjadi pemulung. Tapi, karena melihat saya bersih, bapak itu bertanya, Kamu anak siapa? Saya bilang anak Letnan Ibrahim.

    Si orang tua jatuh kasihan karena tahu ayah Lulung baru saja meninggal. Lulung lantas di-minta bekerja di tempat pengepul itu. Namun

    FOKUSFOKUSFOKUS

    Tumpukan sampah di kawasan Tanah Abang, Jakarta

    GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUS

    ternyata bekerja satu minggu di pengepul sam-pah tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga Lulung dalam sehari.

    Lulung minta diperbolehkan mencari sam-pah, dan menjadi pengepul sendiri. Orang tua itu mendukungnya. Tiga tahun menjadi pengepul sampah, Lulung lantas melanjutkan sekolah. Ia juga bekerja di pengepul besi loak di Pasar Tanah Abang. Kerjanya mengampelas besi-besi yang berkarat.

    Dari bekerja di pasar ini, Lulung mulai kenal dengan para pedagang Pasar Tanah Abang. Ia pun diminta menjaga kios pedagang. Ia juga sempat menjadi petugas keamanan RW dan kamtib LKMD Kelurahan Kampung Bali, Jakar-ta, yang terkenal sebagai kampung narkoba.

    Lulung juga dekat dengan tokoh Tanah Abang, Muhammad Yusuf Muhi alias Ucu Kambing. Ia menganggap Ucu sebagai abang-nya. Ucu mengaku dialah yang mendidik dan membesarkan Lulung. Dia memperkenalkan Lulung kepada sejumlah tokoh sehingga suk-ses. Ia juga menyelamatkan Lulung saat terjadi tawuran dengan Hercules.

    Pada 1981, lulus dari STM, Lulung masuk

    organisasi Pemuda Panca Marga. Ia menjadi Ketua Pemuda Panca Marga Kecamatan Tanah Abang. Ia juga menjadi Ketua Citra Bhayang-kara. Kepanjangan tangan kepolisian untuk pengamanan narkoba dan premanisme, tutur Slamet.

    Aktif di organisasi kemasyarakatan membuat Lulung makin berani mengembangkan bisnis jasa keamanan. Lalu terus-menerus saya bikin perusahaan, ucap Lulung.

    Ia membidik bisnis yang sangat dikuasainya, yakni bidang jasa keamanan, bidang perparki-ran, dan kebersihan.

    Lulung kemudian juga mulai melek politik. Tahun 2000, Lulung masuk Partai Persatuan Pembangunan karena warga Tanah Abang kebanyakan mendukung partai berlambang Kabah tersebut.

    Lulung juga tidak lupa kembali meneruskan pendidikan sampai ke jenjang universitas. Ia mengambil fakultas hukum di sebuah kampus swasta di Jakarta. Sekolahnya 2004, lulusnya 2009 kalau enggak salah, katanya.

    lll

    FOKUSFOKUS

    Lulung Lunggana

    HASAN/DETIKCOM

    Tapi, karena melihat saya bersih, bapak itu bertanya, Kamu anak siapa?

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUS

    Lulung membeberkan, rahasia sukses bis-nisnya adalah konsep yang selalu dia pegang. Ia mengaku sangat berbeda dengan Ucu Kambing. Saya terapkan konsep investasi ling-kungan dan transformasi paradigma, tuturnya serius.

    Menurut Lulung, investasi lingkungan adalah mensinergikan sentra ekonomi dengan masya-rakat sekitar. Transformasi paradigma diartikan Lulung sebagai memperbaiki lingkungannya sendiri dan menjaganya dari hal-hal negatif.

    Bagaimana saya menjaga kawan-kawan saya agar tidak terkena narkoba, obat-obat yang

    namanya pil anjing, pil Nipam. Alhamdulillah, itu (kawan-kawan) selamat karena saya bikin keterampilan, pendidikan, silat, karang taruna, dan segala macam, ujar Lulung.

    Soal silat, cerita berbeda disampaikan Ucu. Menurut Ucu, politikus yang sering terlibat perang kata-kata dengan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama itu tidak bisa silat. Enggak bisa apa-apa dia, kata Ucu.

    Tapi Slamet meyakinkan bahwa Lulung benar-benar menerapkan konsep investasi lingkungan. Ia memberi contoh aplikasi konsep itu, perusahaannya berkoordinasi dengan RW

    Massa simpatisan PPP pada kampanye pemilu legislatif tahun lalu.

    MUHAMMAD IQBAL/ANTARA FOTO

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUS

    setempat untuk merekrut warga yang bermi-nat jadi petugas sekuriti.

    Mulai 1986, usaha Lulung mulai terlihat maju. Setelah namanya mulai dikenal, Lulung meng-ajak pedagang Pasar Tanah Abang mendirikan koperasi: Koperasi Bina Tanah Abang. Koperasi ini sekarang sudah tidak aktif.

    Bisnis jasa keamanan dan parkir Lulung se-makin maju pesat setelah Pasar Tanah Abang terbakar pada 2003. Kebakaran ini merupakan kebakaran terbesar setelah kebakaran pada 1973 dan 1975. Dari empat blok, yakni A, B, C, dan D, Blok A hangus total, sedangkan tiga blok lainnya akhirnya dirobohkan.

    Terbakarlah Pasar Tanah Abang Blok A. Di

    sanalah benar investasi lingkungan mendatang-kan investasi modal. Dengan adanya revitalisasi Pasar Blok A, baru saya dapat menyediakan lapangan pekerjaan, kata Lulung.

    Pada 2009, ia menjadi calon legislator dan lolos jadi anggota DPRD. Ia lantas menyerahkan perusahaan kepada adik dan anaknya. Setelah Lulung jadi anggota DPRD, perusahaannya se-dikit goyang. Jumlah karyawannya dari 4.000 menyusut jadi seribu orang. Ya, paling seka-rang tinggal seribu lebih, ujarnya.

    Kini, diterjang kasus korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS) di Pemerin-tah Provinsi DKI tahun anggaran 2014, Lulung masih asyik mencoba peruntungan bisnis akik. Ia memiliki 31 buah batu akik, yang dia hargai minimal Rp 2 juta. Ia menambah koleksi akik dengan membeli koleksi Hutomo Tommy Mandala Putra seharga Rp 150 juta.

    Cari uanglah dalam kesempatan yang se-dang apa ini (booming), cari duitlah kita. Kan, lumayan, kata Lulung.

    Ia sempat waswas ketika dikabari anak buah-nya bahwa bongkahan batu akik miliknya salah potong, sehingga harga yang seharusnya bisa

    Petugas menunjukkan UPS di SMA 65 Jakarta, Maret lalu.

    RIVAN AWAL LINGGA/ANTARA FOTO

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    FOKUS

    mencapai Rp 200 juta berpotensi ngedrop. Bego ya bego ya (yang motong), kata Lulung menimpali omongan anak buahnya.

    Berapa kekayaan Lulung dengan memiliki banyak bisnis? Tidak ada laporannya. Ia belum melaporkan kekayaannya ke Komisi Pembe-rantasan Korupsi. "Saya tak tahu berapa aset beliau. Karena baru saja ditunjuk jadi peng-acaranya," kata Ramdan Alamsyah, pengacara Lulung.

    Tapi, yang jelas, Lulung hidup nyaman bersa-ma tujuh anak dan empat cucu. Jangan tanya (berapa) bini, ha-ha-ha.

    Lulung sempat menjadi kontroversi lantaran membawa Lamborghini saat pelantikan seba-gai anggota DPRD periode 2014-2019. Kata

    Lulung, mobil bodong itu hanya pinjaman. Na-mun ia juga memiliki Jeep Rubicon warna hijau gelap, rumah seharga Rp 2 miliar, dua rumah-toko yang masing-masing seharga Rp 1 miliar.

    Di rumah seharga Rp 2 miliar itu, Lulung me-melihara hobinya berkebun. Ia mengaku menyi-ram tanaman terlebih dulu sebelum berangkat kerja. Ia juga memelihara burung beo, yang dilatih mengucapkan kata assalamualaikum.

    Lulung sempat mempertaruhkan rumah dan ruko itu untuk disita bila ia terbukti terlibat dalam kasus pengadaan UPS. Namun, setelah polisi menggeledah ruang kerjanya, Lulung mencabut omongan soal taruhan tersebut. Pengacara Lulung, berkata, taruhan itu dosa.

    BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN | IIN YUMIYANTI

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    Lulung bersama pimpinan DPRD DKI Jakarta setelah dilantik.

    HASAN/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    SI BENGALPENGUASA TANAH ABANG"KAMI INI LULUSAN S-1 DAN S-2 DI KANTOR HUKUM PAK HAJI LULUNG INI, JADI BUKAN PREMAN."

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 4 - 10 MEI 2015

    TAHUN 1997 menjadi pengalaman tidak terlupa kan bagi Abraham Lung-gana. Rumahnya di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dikepung warga. Ia dipaksa angkat kaki hari itu juga.

    Saya diusir dari Tanah Abang tahun 1997, ujar Lulung.

    Saat itu suasana di Tanah Abang sedang memanas. Hercules Rosario Marshal tengah berebut kuasa dengan Mu-hammad Yusuf Muhi.Hercules merupakan pemuda Timor

    Timursekarang Timor Lesteyang me-mihak pemerintah Indonesia. Pada 1987, pascapeperangan di provinsi termuda

    Indonesia semasa Orde Baru itu, ia hijrah ke Jakarta.

    Tinggal lama di Jakarta, Her-cules ingin mengembangkan

    kuasanya. Pada 1997, ia memilih kawasan Bong-

    karan di Tanah Abang untuk melebarkan bisnisnya. Ia meng-galang sekitar 17

    ribu orang pasukan yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.

    Sayang, langkahnya tidak mulus. Wilayah Tanah Abang dikelola oleh seorang penjual sekaligus jagal kambing bernama Ucu, nama akrab Muhammad Yusuf Muhi. Ia tidak mau ada penguasa baru di wilayahnya. Bentrok pun tidak dapat dihindarkan.

    Saat itu saya sudah main ke Tanah Abang dan, setelah selesai di Hankam, saya ke Tanah Abang lagi. Saya merebut daerah hitam dan di situ pertarungan sengit. Hampir tiap malam ada orang mati, ujar Hercules.

    Bentrokan dua kelompok inilah yang mem-buat Lulung diusir. Lulung dianggap berpihak pada Hercules. Sikap inilah yang membuatnya dibenci hingga terusir dari Tanah Abang.

    Kepergian Lulung tidak lama. Pada 1998, Ucu menerimanya kembali ke Tanah Abang. Ke-beruntungan berpihak pada Lulung, Ucu juga memperkenalkannya dengan organisasi kema-syarakatan di seantero Jakarta. Nama Lulung pun pelan-pelan berkibar.

    Jadi dulu, setelah konflik itu, kita memaaf-kan dia. Dia kan karena tinggal di