10
Membangun Komnikasi Efektif Dokter - Pasien Caesar Swempi Gaidaka (102013312) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 - Jakarta Barat Email : [email protected] 1. Komunikasi 1.1 Penengertian Komunikasi Komunikasi adalah proses interaksi penuh makna antara sesama manusia dimana ada makna yang dipertukarkan sehingga terjadi pemahaman. Komunikasi bukan sekadar suatu aksi reaksi, tetapi suatu pertukaran transaksional antara dua orang atau lebih. Dengan demikian, komunikasi adalah suatu rangkaian pertukaran pesan, dimana pesan berikutnya dibuat berdasarkan pesan sebelumnya. 1 1.2 Komunikasi Verbal dan Non Verbal Dalam komunikasi dikenal dua macam komunikasi yaitu komunikasi verbal dan non vebal. Komunikasi verbal adalah komunikasi melalui kata-kata yang diucapkan, sedangkan komunikasi non 1

Makala h

  • Upload
    caesar

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tftf

Citation preview

Membangun Komnikasi Efektif Dokter - PasienCaesar Swempi Gaidaka (102013312)Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6 - Jakarta Barat Email : [email protected]

1. Komunikasi1.1 Penengertian KomunikasiKomunikasi adalah proses interaksi penuh makna antara sesama manusia dimana ada makna yang dipertukarkan sehingga terjadi pemahaman.Komunikasi bukan sekadar suatu aksi reaksi, tetapi suatu pertukaran transaksional antara dua orang atau lebih. Dengan demikian, komunikasi adalah suatu rangkaian pertukaran pesan, dimana pesan berikutnya dibuat berdasarkan pesan sebelumnya.11.2 Komunikasi Verbal dan Non VerbalDalam komunikasi dikenal dua macam komunikasi yaitu komunikasi verbal dan non vebal. Komunikasi verbal adalah komunikasi melalui kata-kata yang diucapkan, sedangkan komunikasi non verbal adalah segala sesuatu yang disampaikan seseorang kepada orang lain tanpa kata-kata. Komunikasi ini ditunjukan melalui isyarat, ekspresi wajah, bahasa tubuh, serta nada suara. Cara-cara mengkomunikasikan keramahan dan kehangatan kepada pasien melalui perilaku non verbal, seperti senyuman, sikap condong ke depan, dan bersalaman dapat meningktkan proses mekspresi wajah dapat mengomunikasikan emosi yang berbeda pula. Ekspresi yang menyertai nada suara memudahkan pula untuk untuk memahami emosi yang ingin disampaikan. Dengan demikian komunikasi akan menjadi lebih efektif.2

1.3 Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah Komunikasi satu arah dapat terjadi melalui siaran radio, televisi, ceramah, khotbah, dll. Keuntungan komunikasi satu arah adalah isi pesan dapat disusun secara sistematis dan penyampaian pesan dapat disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Kerugian komunikasi ini, penerima pasif, isi pesan tidak dapat dievaluasi, dan hasilnya tidak dapat dijamin.3 Komunikasi dua arah terjadi dalam bentuk wawancara, curah pendapat, diskusi kelompok, dll. Keuntungan dari komunikasi dua arah adalah kedua belah pihak saling mendapat kepuasan dan isi pesan dapat dievaluasi. Kerugiannya isi pesan tidak sistematis dan memerlukan waktu lama.3 komunikasi dua arah juga menjadi komunikasi yang paling efektif digunakan dalam hubungan dokter-pasien.

2. Komunikasi Pasien-DokterKomunikasi pasien-dokter merupakan momen yang sangat penting dalam rangka penyembuhan pasien. Dalam komunikasi pasien-dokte, karena keahliannya, dokter mempunyai posisi yang lebih tinggi daripada pasien. Dapat dikatakan dokter memiliki legitimate power sehingga dengan mudah dapat mempengaruhi pasien. Hal tersebut menjadi modal untuk dapat mengubah sikap dan perilaku pasien. Selain itu, dokter juga berada dalam keadaan yang khusus untuk dapat memengaruhi pasien.2Manfaat dari komunikasi dokter-pasien yang efektif adalah : Meningkatkan kesehatan, fungsi dan status emosional pasien Lebih patuh pada pengobatan Meningkatkan kepasan pasien Meningkatkan kepuasan dokter Mengurangi risiko malpraktik

3. Analisia Transaksional Salah satu pendekatan komunikasi untuk memperoleh hasil yang efektif telah dikembangkan oleh DR. Eric Berne dari Amerika Serikat, yang disebut Transactional Analysis (TA). Transactional Analysis (TA) atau analisis transaksional berkembang dari anggapan bahwa setiap komunikasi antar manusia adalah suatu transaksi-transaksi antara manusia yang satu dan manusia yang lainnya.4Karena tujuan berne ialah untuk meyelenggarakan terapi secara lebih efektif, ia memulai dengan mengkonstrusikan suatu skema yang akan mengorganisasikan dan mengklafasifikasikan data kasar yang timbul selama kegiatan terapi. Komponen dasar modelnya ialah keadaa ego (ego state). Keadaan ego didefinisikan sebagai realitas ego yang benar-benar dialami oleh seseorang secara mental dan fisik pada waktu tertentu. Setiap keadaan ego ---orang tua, dewasa dan anak--- didefinisikan sebagai berikut :5 Orang tua (parent). Keadaan ego menggabungkan pesan-pesan dari tokoh-tokoh otoritas dini yang secara emosional signifikan (This ego state incorprorates messages from emotionally significant early authority figures). Ini meliputi suatu system perasaan-perasaan, sikap-sikap dan perilaku-perilaku yang menyerupai seorang tokoh orang tua(Berne, 1961, hlm. 66). Dengan demikian, keadaan ego ini berisi elemen-elemen yang mengorganisasikan, memelihara dan melindungi, serta penting. Keadaan ego ini juga terdiri atas nilai-nilai, moral, dan etika kita. Orang dewasa (adult) ini adalah seperangkat pola-pola perasaan, sikap-sikap dan perilaku otonom yang disesuaikan dengan realitas masa kini (Berne, 1961, hlm. 67). Keadaan ego ini mengumpulkan dan memproses data, mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan, dan membuat perkiraan-perkiraan (prediksi) ---semuanya dalam rangka pengambilan keputusan. Dari ketiga keadaan ego ini, orang dewasa adalah yang paling luwes (fleksibel) karena ia berinteraksi paling banyak dengan realitas disini dan masa kini (here-and-now reality) dan yang paling sedikit dipengaruhi oleh internalisasi yang kuno atau sudah lama (archaic internalizations) Anak (child). Keadaan ego ini didefinisikan sebagai seperangkat pola-pola perasaan, sikap-sikap dan perilaku yang merupakan seorang tokoh masa lalu yang berasal dari masa anak-anak seseorang (Berne, 1961, hlm. 69). Keadaan ego ini berisi suatu intuisi seseorang dan imajinasi. Harus dicatat di sini bahwa anak (keadaan ego anak) diperlihatkan disiini dalam dua cara. Anak yang dapat menyesuaikan diri (the adapted) ialah seseorang yang memodifikasi perilaku atas pengaruh orang tua, baik yang patuh dan yang suka melawan dengan keinginan-keinginan orang tua (parental introjects). Anak alamiah (the natural) ialah seseorang yang mengekspresikan suatu ekspresikan kreativitas secara spontan (Berne, 1964, hlm. 26).5

3.1 Jenis-Jenis Transaksi dalam KomunikasiDalam proses terjadinya komunikasi antar individu akan dipengaruhi oleh ego state dari masing-masing individu yang berkomunikasi. Jenis-jenis komunikasi yang terjadi ada tiga macam yaitu : Complementary transactionComplementary transaction atau transaksi komplementer adalah komunikasi yang terjalin antar individu yang memiliki ego state yang sama. Misalnya antara orang tua dengan orang tua, dewasa dengan dewasa, atau kanak-kanak dengan kanak-kanak. Transaksi ini dinilai paling sehat karena biasanya menghasilkan respon yang sesuai. Crossed TransactionCrossed Transaction atau transaksi silang adalah komunikasi yang terjalin antar individu yang berbeda ego state sehingga menyebabkan respon atau hasil dari transaksi tersebut tidak sesuai yang diharapkan dan transaksi ini mempunyai hasil akhir yaitu kemarahan, perasaan bersalah, rebut dan menghindar. Ulterior TransactionUlterior Transaction adalah transaksi yang terjadi antar individu yang melibatkan dua atau lebih ego state dimana ada suatu makna social yang tersembunyi dan secara emosional dapat diterima.

4. Komunikasi Empati Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dialami oleh orang lain dalam kerangka acuan orang tersebut.; hal ini sering digambarkan sebagai suatu kemampuan untuk menempatkan diri sendiri dalam keadaan yang dialami oleh orang lain. Inti dari interaksi empati merupakan pemahaman terhadap perasaan orang lain secara akurat (Price dan Archbold, 1997; Wright dan leahey, 1994). Empati berbeda dengan simpati, yang menonjolkan perasaan atau emosi terhadap orang lain, bukan memahami perasaan tersebut.6 Komunikasi empati antar dokter-pasien terjadi apabila dokter bisa merasakan atau mengerti tentang keluhan atau masalah yang disampaikan pasiennya.Keterampilan empati bukan hanya sekedar berbasa-basi atau bermanis mulut kepada pasien, melainkan : Mendengarkan Aktif Responsive pada kebutuhan pasien Responsive pada kepentingan pasien Usaha memberikan pertolongan pada pasien Empati harus mulai dari diri sendiri Empati =/= selera pribadiFungsi dari tindakan empati yang dokter lakukan adalah : Menyokong atau meningkatkan pertumbuhan dalam kesucian, kebajikan, kasih dan hikmat spiritual Menolong pasien untuk menjadi kuat Menolong pasien untuk mandiri Menolong pasien untuk melihat realitas Menolong pasien untuk mendapatkan kepastian

5. Pembahasan Kasus Skenario FScenario F : Seorang perempuan 45 tahun datang berobat ke dokter dengan banyak keluhan sering pusing, sering sakit perut, sering lemas. Dokter kesal karena pasien banyak keluhan dan mengemukakan keluhan tersebut secara kanak-kanak.Dari scenario diatas kita dapat merangkum isi atau rumusan masalahnya yaitu : Pasien mengemukakan keluhannya secara kekanak-kanakan Dokter kesal dengan pasien karena terlalu kekanak-kanakan dalam menyampaikan keluhannyaDalam berkomunikasi pasien mengemukakan banyak keluhan terhadap dokter tentunya itu termasuk dalam komunikasi verbal karena pasien menggunakan kata-kata dalam berkomunikasi. Sedangkan dokter sepertinya hanya mengungkapkan kekesalannya terhadap pasien dengan cara non verbal.Pada awal berkomunikasi dokter seharusnya ada pada state dewasa dimana seorang dokter harus mengumpulkan dan memproses data, mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan, dan membuat perkiraan-perkiraan (prediksi) tentang keluhan atau penyakit dari pasiennya, sedangkan pasien dari awalnya memang sudah pada state kanak-kanak ini dilihat dari cara pasien menyampaikan keluhannya. Sehingga dalam berkomunikasi antar dokter-pasien terjadi crossed transaction atau transaksi silang antara dokter(state dewasa) pasien (state kanak-kanak) hal ini dapat dilihat dari respon dokter yang tidak sesuai harapan pasien, dan hasil akhirnya adalah dokter kesal terhadap pasien, ini juga ciri-ciri hasil akhir yang ditimbulkan dari transaksi silang yaitu kemarahan. Dalam hal ini menurut saya adalah kesalahan dokter, karena dokter seharusnya harus menyamakan ego statenya dengan pasien, supaya komunikasi yang terjalin, bisa efektif. Dalam kasus ini juga dokter juga menunjukan contoh yang kurang baik karena dokter tidak mempunyai empati dimana dokter tidak mendengar dan ikut merasakan serta memberi masukan kepada pasiennya tetapi dokter justru terbawa suasana sehingga ia menjadi kesal dengan tingkah laku pasien yang kekanak-kanakan.

KesimpulanPada kasus boleh saya simpulkan bahwa dokter tersebut gagal menjalankan tugasnya dengan baik, dalam hal ini seharusnya dokter bisa menyamakan ego statenya dengan pasien supaya komunikasi yang terjalin bisa efektif, dokter juga tidak mempunyai rasa empati dimana ia tidak mendengar dan tidak merespon keluhan pasien dengan yang sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka1. Suprapto, Tommy.(2009).Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Jakarta : PT. Buku Kita.h.69.2. Soetjiningsih.(2008). Modul Komunikasi Pasien-Dokter. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.h. 13-14.3. Nugroho, Wahjudi H. (2009). Komunikasi dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.h. 34-35.4. Mulianto, S; Cahyadi, ER; Widjajakusuma, MK.(2006). Panduan Lengkap Supervise diperkaya Perspektif Syariah. Jakarta : Elex Media Komputindo.h. 105-106.5. Roberts, AR; Greene, GJ.(2008). Buku Pintar Pekerja Social -jilid 1. Jakarta : Gunung Mulia.h. 266-267.6. Wong, DL ; dkk. (2009).Buku Ajar Keperawatan Pediatric-volume 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.h.144.

7