15

Click here to load reader

makalah 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah 1

MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN

PENGARUH BAHASA CAMPURAN DALAM MENGAJAR TERHADAP KETEPATAN

EJAAN SISWA DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

Disusun oleh:

Khoirun Nisak ( 08184202049 )

Pendidikan Matematika

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP-PGRI PASURUAN

JL. Kihajar Dewantara 27-29 Pasuruan Tlp (0343) 412946/411086,website : www.stkip.pasuruan.ac.id

2011

KATA PENGANTAR

Page 2: makalah 1

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala liampahan Rahmat, Taufik, Hidayah dan InayahNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang berjudul “Pengaruh Bahasa Campuran Terhadap Ketepatan Ejaan Siswa dalam Menulis Makalah” tanpa halangan apapun dan sesuai dengan yang kami rencanakan.

Sholawat serta salam kami haturkan kepada petunjuk kebenaran, pembuka hati dan pemimpin umat di seluruh alam semesta Muhammad Rasulullah SAW.

Selama proses pembuatan makalah ini telah banyak pihak yang memberikan bantuan kepada kami sehingga pada kesempatan yang baik ini pula, kami menyampaikan penghargaan berupa ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak M. Aufin S.Pd.MM selaku KAPRODI Matematika STKIP PGRI-Pasuruan.

2. Bapak Drs.Suwadi,M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan STKIP PGRI-Pasuruan.

3. Kedua orang tua, serta saudara yang telah memberikan bantuan moral maupun material.

4. Semua teman – teman khususnya mahasiswa-mahasiswi Matematika 2008 B STKIP PGRI-Pasuruan.

Kami masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan atau kesalahan didalamnya. Mengingat sedikitnya ilmu dan pengalaman kami, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan.

Tiada hal yang sempurna di dunia ini. Semoga makalah ini bermanfaat serta menambah ilmu bagi pembaca sekalian. Akhirnya hanya kepada-Nya kami berserah diri dengan memohon taufik, hidayah serta inayah-Nya. Amin.

Pasuruan, 19 Mei 2011

Penyusun

Page 3: makalah 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3 Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................... 3

2.1 Bahasa Campuran ...................................................................... 3

2.2 Mengajar ...................................................................................... 4

2.3 Karya Ilmiah ................................................................................. 4

2.4 Pengaruh Bahasa Campuran dalam Mengajar Terhadap

Ketepatan Ejaan Siswa Menulis Karya Ilmiah ............................. 5

BAB III PENUTUP .................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan .............................................................................. 6

3.2 Saran ....................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 7

Page 4: makalah 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangHamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Begitu besar peran seorang guru dalam proses mengajar, yang pada akhirnya akan membentuk karakter dari seorang siswa yang diajarnya. Kebiasaan Guru dalam berkomunikasi juga dapat menjadi acuan siswa dalam berkomunikasi sehari-hari.Misal pada zaman global ini, gaya bicara guru yang menyelipkan kata asing akan tampak keren, meskipun guru itu sendiri kurang mengerti apa yang dibicarakan, atau dengan pengucapan dan tata bahasa yang keliru. Akan muncul kata “di-share”, “di-follow up-I”, dll. Bagai pisau bermata dua, apabila guru tidak bisa memberi pemahaman kepada siswanya. Siswa akan terbawa bahasa-bahasa guru tadi dalam menulis karya-karya ataupun tugas-tugas di dalam sekolah.

Tugas-tugas, terutama dalam penyusunan makalah yang seharusnya ditulis menggunakan ejaan yang tepat, menjadi kumpulan bab, dengan berisi sederet kata-kata baru yang tidak baku.Siswa yang hanya sekedar ikut-ikutan gaya bahasa guru tanpa berpikir efektif atau tidak, benar atau salah, tepat atau tidak kata yang digunakan, akan menganggap benar dan tidak meragukan kebenaran kata tersebut.Alasan pembenaran siswa sangat sederhana, “karena Guru saya biasanya juga seperti itu..”. Jika terjadi seperti itu, “Siapa yang paling berhak disalahkan?”.

Berdasarkan hal di atas, maka kami mencoba mengumpulkan teori-teori dan mengkajinya untuk mendapatkan titik tengah dari permasalahan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah1. Adakah pengaruh bahasa campuran terhadap ketepatan ejaan siswa

dalam menulis karya ilmiah?

Page 5: makalah 1

2. Bagaimanakah pengaruh bahasa campuran terhadap ketepatan ejaan siswa dalam menulis karya ilmiah?

1.3 Tujuan1. Mengetahui pengaruh bahasa campuran dalam mengajar terhadap

ketepatan ejaan siswa dalam menulis karya tulis2. Menemukan solusi pemecahan dari masalah yang ada

Page 6: makalah 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bahasa CampuranKomunikasi antar manusia,(Human Communication) adalah sebuah kegiatan penyampaian informasi, berita, pesan, atau amanah dari seseorang kepada orang lain dengan harapan agar hal-hal yang diberitahukan itu dapat diterima, dimengerti, diikuti dan diaplikasikan, bahkan menjadi milik bersama antara sumber dan penerima (Harun, 2008).

Menurut pengertian tersebut, betapa sangat penting agar pesan, informasi, berita atau sejenisnya dapat ditangkap dan diterima. Kesulitan di sini adalah perbedaan budaya dan perkembangan mayarakat terhadap bahasa-bahasa, yang mengakibatkan kurang jelasnya kosa kata dan bahasa yang benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Bisa jadi semua masyarakat saling mengakui bahwa bahasa dan kosa kata mereka yang paling benar. Mereka dengan santai dan terbiasanya memakai bahasa-bahasa dan gaya komunikasi sesai selera masing-masing. Pada zaman Orde Baru ada kesan kuat pada masyarakat bahwa pejabat mempunyai gaya bicara tertentu, misalnya mengucapkan “ken”, sebagai ganti “kan” pada kata kerja yang berakhiran “kan”, yang sebenarnya tidak diperlukan. Seperti dalam kalimat “Kita harus meningkatken kesejahteraan masyarakat Indonesia. (Deddy Mulyana:130)

Orang yang bergaya bicara mirip Soekarno dalam Orde Baru, tentu saja akan tampak aneh di zaman global ini. Sebaliknya, gaya bicara yang menyelipkan kata-kata asing akan tampak keren, meskipun penggunanya sendiri kurang mengerti apa yang dibicarakan, atau dengan pengucapan (pronunciation) dan tata bahasa yang keliru. Akan muncul kata “di-share”, “di-follow up-I”. Saat ini radio-radio swasta untuk anak muda biasa menggunakan kata “request-in” untuk merujuk pada permintaan lagu.

Penggunaan bahasa campuran amatlah mudah ditemui dalam percakapan/perbincangan di kelompok-kelompok masyarakat, misal bahasa campuran Indonesia-Jawa. Sering pula tidak sesuai dengan pakem-pakem kebahasaan, atau dikenal dengan bahasa slang (slang language). Dikatakan menggunakan bahasa Indonesia, tapi tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan, namun juga tidak bisa disebut menggunakan bahasa Jawa. Sangat sering terdengar ditelinga kata-kata “damana”, “ndek mana”, “ndak isa” dan banyak contoh-contoh lainnya.

Page 7: makalah 1

Sudah sangat populer bagi yang sering menggunakannya, namun untuk yang jarang menggunakan akan terasa sangat asing.

2.2 MengajarSeperti pembahasan pada latar belakang sebelumnya, salah satu pengertian mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda. Kebudayaan yang diwariskan haruslah kebudayaan positif, demi tercipta generasi penerus yang positif pula. Seorang pengajar sangat bertanggung jawab atas terwujudnya salah satu hakikat dari tujuan mengajar ini. Salah dalam mendidik akan berimbas pada kesalahan yang bukan hanya satu generasi saja yang akan menikmati kesalahan tadi.

Seorang pengajar yang baik harus mengetahui bahwa mengajar bukan hal yang sederhana dan remeh. Akantetapi, ada tanggung jawab moral yang besar dalam setiap pembelajaran. Dengan begitu, pengajar akan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya.

Situasi saat ini, para pengajar mulai melupakan bahwa ada tanggung jawab besar dibalik semua itu. Mereka mulai terfokus pada tataran nominal rupiah yang dihasilkan. Pembelajaran kepada siswa mulai terabaikan. Sudah hal biasa bahwa seorang guru tidak memenuhi kompetensi sebagai seorang guru. Mereka hanya mengajar sekedar masuk dan keluar kelas, tanpa ada nilai-nilai yang sukses ditanamkan kepada siswa.

2.3 Karya IlmiahKarya ilmiah terdiri dari dua kata, yakni “karya”, artinya kerja, berbuat; dan “ilmiah”, artinya bersifat ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui metode-metode ilmiah. Oleh sebab itu, ilmu pada hakikatnya adalah pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah yang telah dimiliki seseorang diserta sikap ilmiah yang ditunjukkannya dalam cara berpikirnya, hendaknya menjadi dasar dalam melakukan pekerjaan atau perbuatannya sehingga menghasilkan karya-karya yang bersifat ilmiah pula. (Nana Sudjana:4).Karya ilmiah biasanya ditampilkan dalam bentuk makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan hasil penelitian. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis menurut aturan atau kaidah tertentu berdasarkan hasil dari berpikir ilmiah. Salah satunya harus menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan, dengan dasar bahwa ini adalah karya tulis yang formal. Pemilihan kata dalam pennulisan karya ilmiah harus benar-benar diperhatikan.

Page 8: makalah 1

2.4 Pengaruh Bahasa Campuran Dalam Mengajar Terhadap Ketepatan Ejaan Siswa Dalam Menulis Karya IlmiahBegitu besar peran seorang guru dalam proses mengajar, yang pada akhirnya akan membentuk karakter dari seorang siswa yang diajarnya. Kebiasaan Guru dalam berkomunikasi juga dapat menjadi acuan siswa dalam berkomunikasi sehari-hari.Misal pada zaman global ini, gaya bicara guru yang menyelipkan kata asing akan tampak keren, meskipun guru itu sendiri kurang mengerti apa yang dibicarakan, atau dengan pengucapan dan tata bahasa yang keliru. Akan muncul kata “di-share”, “di-follow up-I”, dll. Akan terjadi lebih parah lagi apabila guru terbiasa menyampaikan materi menggunakan bahasa Indonesia yang dikombinasikan dengan bahasa Jawa seperti “ndek mana”, “sedang opo”, dll. Bagai pisau bermata dua, apabila guru tidak bisa memberi pemahaman kepada siswanya. Siswa akan terbawa bahasa-bahasa guru tadi dalam menulis karya-karya ataupun tugas-tugas di dalam sekolah. Padahal tugas-tugas tersebut mempersyaratkan pemilihan kata-kata yang baku dalam penulisannya. Kata-kata yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.

Page 9: makalah 1

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Ada pengaruh bahasa campuran dalam mengajar terhadap ketepatan ejaan siswa dalam menulis karya ilmiah.

2. Guru yang terbiasa membuat kesalahan dengan menggunakan bahasa campuran, akan mempengaruhi kebiasaan siswa pula untuk terjerumus ke dalam kesalahan yang sama pula.

3.2 Saran

1. Guru lebih memperhatikan lagi pilihan kata yang digunakan dalam menyampaiakan pelajaran

2. siswa lebih cermat lagi dalam memilah mana kosa kata yang baku dan tidak baik dalam penulisan karya ilmiah maupun dalam kehidupan sehari-hari

Page 10: makalah 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara2. Mulyana, deddy.2005.Komunikasi Efektif.Bandung:PT Remaja Rosda Karya3. Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf

Publishing.