6
B. Nilai-Nilai Pendidikan Yang Terdapat Di Dalam Al-Qur’an Surat An- Nisa Ayat 58 Dan Surat Ali Imron Ayat 159 1. Menunaikan amanah Kata amanat yang menjadi fokus pembahasan di atas adalah bentuk jamak dari kata amanah. Kata ini terulang sebanyak 9 kali; pengertian amanah, amanah harus ditunaikan, memikul amanah, mengkhianati amanah, amanah jin, amanah dalam memerintah, amanah dalam pekerjaan,amanah dalam menjalankan nasihat kepada orang lain, a manah malaikat, dalam konteks kepemimpinan yaitu amanah dalam kekuasaan.19( Perpustakaan Nasional RI : Catalog Dalam Terbitan (KDT), Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik , (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, 2009 ),hlm.206) Secara bahasa, amanat adalah bentuk masdar dari kata ن م أ ی ن م أ ة مأن أ ا ن م أatau dengan mengikuti wazan/struktur ل ع ف أmenjadi amanah yang berarti jujur atau dapat dipercaya. Maksudnya segala sesuatu yang dipercayakan kepada manusia, baik yang menyangkut hak dirinya, hak orang lain, maupun hak Allah SWT. Amanat juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang diberikan kepada seseorang yang dinilai memiliki kemampuan untuk mengembannya. Namun, dengan kemampuannya itu ia juga bisa menyalahgunakan amanat tersebut. Arti sesungguhnya dari penyerahan amanat kepada manusia adalah Allah ta’ala percaya bahwa manusia mampu mengemban amanat tersebut sesuai dengan kehendak Allah. Amanat terbagi atas tiga macam, yaitu : a. Amanat yang berkaitan dengan hak-hak Allah. Contohnya : melaksanakan perintah, menjauhi segala apa yang dilarang, serta menggunakan seluruh anggota badan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

makalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah

B. Nilai-Nilai Pendidikan Yang Terdapat Di Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 58 Dan Surat Ali Imron Ayat 1591. Menunaikan amanahKata amanat yang menjadi fokus pembahasan di atas adalah bentuk jamak dari kata amanah. Kata ini terulang sebanyak 9 kali; pengertian amanah, amanah harus ditunaikan, memikul amanah, mengkhianati amanah, amanah jin, amanah dalam memerintah, amanah dalam pekerjaan,amanah dalam menjalankan nasihat kepada orang lain, a manah malaikat, dalam konteks kepemimpinan yaitu amanah dalam kekuasaan.19( Perpustakaan Nasional RI : Catalog Dalam Terbitan (KDT), Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik, (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, 2009 ),hlm.206)

Secara bahasa, amanat adalah bentuk masdar dari kata – أمنا– أمن أمانة – یأمن atau dengan mengikuti wazan/struktur افعل menjadi amanah yang berarti jujur atau dapat dipercaya.

Maksudnya segala sesuatu yang dipercayakan kepada manusia, baik yang menyangkut hak dirinya, hak orang lain, maupun hak Allah SWT. Amanat juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang diberikan kepada seseorang yang dinilai memiliki kemampuan untuk mengembannya. Namun, dengan kemampuannya itu ia juga bisa menyalahgunakan amanat tersebut. Arti sesungguhnya dari penyerahan amanat kepada manusia adalah Allah ta’ala percaya bahwa manusia mampu mengemban amanat tersebut sesuai dengan kehendak Allah.

Amanat terbagi atas tiga macam, yaitu :a. Amanat yang berkaitan dengan hak-hak Allah. Contohnya :melaksanakan perintah, menjauhi segala apa yang dilarang, serta menggunakan seluruh anggota badan untuk mendekatkan diri kepada Allah.b. Amanat yang berkaitan dengan hak diri sendiri. Contohnya : seseorang tidak melakukan perbuatan kecuali apa yang bermanfaat baginya, baik dalam urusan agama, duinia maupun akhirat.c. Amanat yang berkaitan dengan hak orang lain. Contohnya : tidak menyebarkan kejelekan dan aib diantara sesama, berjihad, saling nasihat-menasihati, atau tidak melakukan tipu daya di dalammuamalah.

2. Menetapkan hukum dengan adil“Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” Kata dasar adil berasal dari عین,دال , dan الم,عدل berarti persamaan, lurus, tidak berat sebelah, kepatutan, kandungan yang sama.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, adil diartikan tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, berpegang kepada kebenaran dan sepatutnya tidak sewenang-wenang.29(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :Balai Pustaka,1990),hlm.6)

Page 2: makalah

Jadi keadilan dapat diartikan dengan memberikan hak seimbang dengan kewajiban, atau memberikan seseorang sesuai dengan kebutuhannya. Seorang pemimpin harus bersikap tegas dan adil dalam melaksanakan tuganya, menjunjung supremasi hukum, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, membela kebenaran dan menegakkan keadilan terhadap rakyatnya tanpa pandang bulu walaupun terhadap keluarganyasendiri.31 Jadi ada dua syarat kepemimpinan pendidikan. Yang pertama adalah komitmen kepada cita-cita pendidikan, khususnya kesejahteraan dan kesentosaan anggota yang merupakan amanah, dan yang kedua adalah pengetahuan yang dalam dan luas yang memungkinkan lembagapendidikan menghasilkan aturan-aturan yang adil.32(Perpustakaan Nasional RI : Catalog Dalam Terbitan (KDT), Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik, hlm.212)

3. PemaafPemaaf adalah sifat suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Dalam bahasa arab sifat pemaaf tersebut disebut dengan yang secara etimologi berarti kelebihan atau yang berlebih, sebagaimana terdapat dalam العفوsurat al-Baqarah ayat 219 :

“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan."

Dari pengertian mengeluarkan yang berlebih itu, kata kemudian berkembang maknanya العفو menjadi menghapus. Dalam konteks bahasa ini memaafkan berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka yang ada di dalam hati.33(M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan,1996), hlm.247)

Islam mengajarkan kepada kita untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu permohonan maaf dari yang bersalah. Sekalipun orang yang bersalah telah menyadari kesalahannya dan berniat untuk meminta maaf, tetapi boleh jadi dia mengalami hambatan psikologis untuk mengajukan permintaan maaf. Apalagi bagi orang-orang yang meras status sosialnya lebih tinggi dari pada orang yang akan dimintainya maaf itu. Misalnya seorang pemimpin kepada rakyatnya, seorang bapak kepada anaknya, seorang manajer kepada karyawannya, atau yang lebih tua kepada yang lebih muda. Barangkali itulah salah satu hikmahnya, kenapa Allah memerintahkan kita untuk memberi maaf sebelum dimintai maaf.34Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, hlm.140-142.

1. Lemah lembut dalam bertutur kataKandungan dari ayat di atas salah satunya adalah sifat lemah lembut di dalam bertutur kata dan tidak menyakiti orang lain dengan perkataan ataupun perbuatan, serta memberi kemudahan dan ketentraman kepada masyarakat. Sifat ini merupakan faktor subjektif yang harus dimiliki olehseorang pemimpin yang dapat merangsang dan mendorong orang lain untuk berpartisipasi dalam musyawarah. Redaksi di atas, yang disusul dengan perintah memberi maaf dan seterusnya seakan-akan ayat ini berkata : sesungguhnya perangaimu wahai Muhammad adalah perangai yang sangat luhur, engkau tidak bersikap keras, tidak juga berhati kasar, engkau pemaaf, dan bersedia mendengar saran dari orang lain. Itu semua disebabkan karena rahmat Allah kepadamuyang telah mendidikmu, sehingga semua faktor yang dapat mempengaruhi kepribadianmu disingkirkan-Nya.Firman-Nya : sekiranya engkau bersikap keras lagi kasar…,

Page 3: makalah

mengandung makna bahwa engkau Muhammad bukanlah seorang yang berhati keras. Ini dipahami dari kata law yang diterjemahkan sekiranya. Kata ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang bersyarat, tetapi syarat tersebut tidak dapat wujud. Seperti jika seorang yang ayahnya telah meninggal kemudian berkata “sekiranya ayah saya hidup, maka saya akan menamatkan kuliah.” Karena ayahnya telah wafat, maka kehidupan yang diandaikan pada hakikatnya tidak ada, dan dengan demikian tamat yang diharapkannya pun tidak mungkin terwujud. Jika demikian, ketika ayat ini menyatakan sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka itu sikap keras lagi berhati kasar, tidak ada wujudnya dan karena tidak ada wujudnya, maka tentu saja, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, tidak pernah akan terjadi.

4. Musyawarah“Bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudianapabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepadaAllah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkalkepada-Nya.”Istilah musyawarah berasal dari kata musyawarat. Ia adalah bentuk masdar kata kerja -یشاور yakni dengan akar kata شاور شین,واو dan dalam pola رأ . فاعل Struktur kata tersebut bermakna pokok “menampakkan dan menawarkan sesuatu” dan “mengambil sesuatu”. 35

Musyawarah atau syura adalah sesuatu yang sangat penting gunamenciptakan peraturan di dalam masyarakat mana pun. Setiap Negaramaju yang menginginkan keamanan, ketentraman, kebahagiaan dankesuksesan bagi rakyatnya, tetap memegang musyawarah ini. Islammenamakan salah satu surat al-qur’an dengan asy-syura, di dalamnyadibicarakan tentang sifat-sifat kaum mukminin, antara lain, bahwakehidupan mereka itu berdasarkan atas musyawarah, bahkan segala urusanmereka diputuskan berdasarkan musyawarah di antara mereka. Sesuatu halyang menunjukkan betapa pentingnya musyawarah adalah bahwa ayattentang musyawarah itu dihubungkan dengan kewajiban shalat danmenjauhi perbuatan keji. Allah swt berfirman :. “Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar danperbuatan- perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberimaaf.

Page 4: makalah

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannyadan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) denganmusyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian darirezki yang kami berikan kepada mereka.”Dalam ayat di atas, syura atau musyawarah sebagai sifat ketiga bagimasyarakat Islam dituturkan sesudah iman dan sholat.36 Sudah seharusnyaseorang pemimpin selalu bermusyawarah dalam setiap mengambil sikapdan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak. Semuapermasalahan dipecahkan atau diselesaikan dengan musyawarah karena35 Perpustakaan Nasional RI : Catalog Dalam Terbitan (KDT), Etika Berkeluarga,Bermasyarakat, dan Berpolitik, hlm.22036 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, hlm. 229-23057dengan cara ini disamping pendapat rakyat dapat terakomodasi juga akanmenghasilkan keputusan yang bijaksana.37

37 Mahmud Sya’roni, Cermin Kehidupan Rasul, hlm.3914. TawakkalTawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepadaselain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-Nya.Seorang muslim hanya boleh bertawakkal kepada Allah semata-mata.Allah swt berfirman :36 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, hlm.23376“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dankepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, Maka sembahlahDia, dan bertawakkallah kepada-Nya. dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalaidari apa yang kamu kerjakan.”37

Seorang pemimpin juga harus mempunyai konsep tawakal disamping sifat-sifat yang telah disebutkan di atas. Hal ini dikarenakanapabila seorang pemimpin mempunyai konsep tawakal dan kemudianmengalami suatu kegagalan, setelah semuanya direncanakan denganbaik, maka dia tidak akan berputus asa. Dia menerimanya sebagaimusibah, ujian dari Allah swt yang harus dihadapi dengan sabar.Sebaliknya jika berhasil dengan baik, dia bersyukur kepada Allah swt,tidak sombong dan membanggakan diri, karena dia yakin semuausahanya tidak akan berhasil tanpa izin dari Allah swt. Dengandemikian, semua situasi dihadapinya dengan tenang. Bila gagalbersabar, bila berhasil bersyukur.