21
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam(PAI) Dosen Pembimbing : H. Imamul Arifin, Lc. M.Hi Disusun oleh : Taufiq Rohman (2110131035) Rendra Budi Hutama (2110131036) KELAS 1 D4 IT B JURUSAN D4 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Konsep ketuhanan telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Hal ini tidak lepas dari hakikat manusia itu sendiri yang sesungguhnya adalah seorang makhluk yang merupakan ciptaan Tuhan. Manusia telah lama meyakini bahwa ada suatu kekuatan yang mengatur segala hal di alam semesta ini mulai dari cuaca, bencana hingga peredaran benda langit.Namun keterbatasan kemampuan berfikir serta adat istiadat memnyebabkan pemahaman tiap manusia tentang Tuhan berbeda-beda. Tak jarang banyak kaum manusia yang salah menafsirkan apa itu Tuhan. Mereka ada yang menyamakan Tuhan dengan matahari, pohon bahkan patung berhala yang sebenarnya mereka buat sendiri.Padahal dalam ilmu tauhid Islam kita mengetahui bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Allah SWT. Karena itu perlu pemahaman mendalam tentang apa itu konsep/filsafat ketuhanan yang benar sesuai syariat Islam sehingga kita mengetahui urgensinya hidup di bawah naungan tauhid.

Citation preview

Page 1: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam(PAI)

Dosen Pembimbing :

H. Imamul Arifin, Lc. M.Hi

Disusun oleh :

Taufiq Rohman (2110131035)

Rendra Budi Hutama (2110131036)

KELAS 1 D4 IT B

JURUSAN D4 TEKNIK INFORMATIKA

DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2013

Page 2: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhmadulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan

lancar sesuai waktu yang telah ditentukan

Makalah dengan judul “Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan” ini kami susun dalam

rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Politeknik Elektronika

Negeri Surabaya.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak menerima bantuan baik berupa bimbingan

maupun dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, kami tidak lupa

mengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnnya kepada :

1. Bapak Dr. Zaenal Arifin ST. MT. selaku direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

2. Bapak H. Imamul Arifin, Lc. M.Hi selaku dosen pembimbing dan pengampu mata kuliah

Pendidikan Agama Islam(PAI)

3. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan spiritual maupun materiil.

4. Dan seluruh teman-teman seperjuangan di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya atas

semua bantuannya.

Besar harapan kami agar makalah ini dapat memberi manfaat bagi seluruh umat Islam di dunia

khususnya para mahasiswa muslim di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Kami menyadari

bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami

harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 8 September 2013

Penulis

i

Page 3: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………1

1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….. 2

2.1 Filsafat Ketuhanan (Teologi)………………………………………………………………….. 2

2.1.1 Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan………………………………………………... 2

2.1.1.1 Pemikiran Barat…………………………………………………………………….. 2

2.1.1.2 Pemikiran Umat Islam……………………………………………………………….. 3

2.2 Konsep Ketuhanan dalam Islam………………………………………………………………. 3

2.3 Kandungan Tauhid dan Syahadatain…………………………………………………………. 5

2.3.1 Kandungan Tauhid……………………………………………………………………….. 5

2.3.2 Kandungan Syahadatain…………………………………………………………………. 6

2.3.2.1 Kandungan Syahadat Tauhid………………………………………………………... 6

2.3.2.2 Kandungan Syahadat Rasul………………………………………………………….. 7

2.4 Urgensi Hidup di Bawah Naungan Tauhid…………………………………………………….8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………….. 9

3.2 Kritik dan Saran ……………………………………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………… 10

ii

Page 4: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep ketuhanan telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Hal ini tidak lepas dari hakikat

manusia itu sendiri yang sesungguhnya adalah seorang makhluk yang merupakan ciptaan Tuhan.

Manusia telah lama meyakini bahwa ada suatu kekuatan yang mengatur segala hal di alam semesta

ini mulai dari cuaca, bencana hingga peredaran benda langit.

Namun keterbatasan kemampuan berfikir serta adat istiadat memnyebabkan pemahaman tiap

manusia tentang Tuhan berbeda-beda. Tak jarang banyak kaum manusia yang salah menafsirkan apa

itu Tuhan. Mereka ada yang menyamakan Tuhan dengan matahari, pohon bahkan patung berhala

yang sebenarnya mereka buat sendiri.

Padahal dalam ilmu tauhid Islam kita mengetahui bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Allah

SWT. Karena itu perlu pemahaman mendalam tentang apa itu konsep/filsafat ketuhanan yang benar

sesuai syariat Islam sehingga kita mengetahui urgensinya hidup di bawah naungan tauhid.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud filsafat ketuhanan (teologi)?

2. Bagaimana konsep ketuhanan dalam Islam?

3. Apa kandungan tauhid dan syahadatain?

4. Apa urgensi hidup di bawah naungan tauhid?

1.3 Tujuan

1. Memahami tentang konsep ketuhanan dalam Islam sehingga tidak jatuh

pada kekufuran dan kemusyrikan

2. Memahami pentingnya iman kepada Allah SWT serta implikasinya dalam

hidup.

3. Menambah wawasan tentang ketauhidan sehingga dapat meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

1

Page 5: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

BAB II

PEMBAHASAN

2.5 Filsafat Ketuhanan (Teologi)

Tuhan (ilah) sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia

merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Tercakup didalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan,

diharap-harapkan dapat memberikan kemashlahatan atau kegembiraan dan termasuk pula sesuatu

yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.

Ibnu Taimiyah memberikan defenisi Al-ilah yaitu: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati,

tunduk kepada-Nya, merendahkan diri dihadapannya, takut dan mengharapkan-Nya, kepada-Nya

tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a, dan bertawakal kepada-Nya untuk

kemashlahatan diri, meminta perlindungan dari pada-Nya, dan menimbulkan ketenangan disaat

mengingat-Nya dan terpaut cinta kepada-Nya (M.Imaduddin, 1989 : 56).

2.5.1 Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

2.5.1.1 Pemikiran Barat

Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yg menyatakan

adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi

sempurna. Teori tsb mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh

EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tenteng

Tuhan menurut teori evolusionisme adalah :

a.      Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang

berpengaruh dlm kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditunjukkan pada

benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan

ada pula yang berpengruh negatif.

b.      Animisme

Disamping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga mempercayai adanya peran

roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap benda baik mempunyai roh. Oleh

masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai suatu yg aktif sekalipun bendanya telah mati.

c.       Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan dinamisme lama-lama tidak memberikan kepuasan, karena

terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian

disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya.

d.      Henoteisme

Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan. Namun manusia

masih mengakui Tuhan (ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa

disebut dengan Henoteime (Tuhan tingkat Nasional).

e.       Monoteisme

2

Page 6: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan, satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan

bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam 3

paham yaitu : deisme, panteisme dan teisme. Evolusioner dlm kepercayaan thd Tuhan

sebagaimana dinyatakan oleh Max Muller dan EB.Taylor (1877), ditentang oleh Andrew

Lang (1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitif. Dia

mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya rendah juga sama monoteismenya 

dengan orang-orang Kristen

2.5.1.2 Pemikiran Umat Islam

Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, Ilmu Ushuluddin

dikalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, ada

aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang bersifat di antara keduanya. Aliran

tersebut adalah:

a.      Mu’tazilah

Aliran ini merupakan kaum rasionalis dikalangan muslim, serta menekankan pemakaian

akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam Islam. Orang Islam yang

berbuat dosa besar, tidak kafir dan tidak mukmin. Ia berada dalam posisi mukmin dan kafir

(manzilah bainal manzilatain). Mu’tazilah lahir sebegai pecahan dari kelompok Qadariah,

sedang Qadariah adalah pecahan dari Khawarij.

b.      Qadariah

Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan

berbuat.

c.      Jabariah

Aliran ini merupakan pecahan dari Murji’ah berteori bahwa manusia tidak mempunyai

kemerdekaan dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan

dipaksa oleh Tuhan.

2.6 Konsep Ketuhanan dalam Islam

Perkataan ilah, yang diterjemahkan “Tuhan”, dalam Al-Quran dipakai untuk menyatakan

berbagai obyek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam Al-Quran surat Al-

Jatsiiyah{45}: 23

Artinya : “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai

Tuhannya….?”

3

Page 7: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

Dalam potongan Al-Quran surat Al-Qashash{28}:38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun

untuk dirinya sendiri:

Artinya : “Dan Fir’aun berkata: Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu

selain aku….”

Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti

berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun benda nyata (Fir’aun atau

penguasa yang dipatuhi dan dipuja)). Perkataan ilah dalam Al-Quran juga dipakai dalam bentuk

tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna:ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun). Bertuhan nol

atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengan definisi Tuhan atau Ilah yang tepat,

berdasarkan logika Al-Quran sebagai berikut:

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian

rupa, rasa cinta yang amat sangat sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Perkataan

dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai,

diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk

pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:

Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di

hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam

kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari

padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya

(M.Imaduddin, 1989:56)

Atas dasar definisi ini, Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan manusia. Yang

pasti, manusia tidak mungkin ateis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika Al-Quran,

setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan begitu, orang-orang komunis pada

hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka.

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “la ilaaha illa Allah”. Susunan kalimat tersebut

dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan penegasan

“melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala

macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah.

4

Page 8: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

2.7 Kandungan Tauhid dan Syahadatain

2.7.1 Kandungan Tauhid

Tauhid berarti mengesakan Allah semata dalam beribadah dan tidak menyekutukan-Nya.

Dan hal ini merupakan ajaran semua Rasul, bahkan tauhid merupakan pokok yang dibangun

diatasnya semua ajaran, maka jika pokok ini tidak ada, amal perbuatan menjadi tidak bermanfaat

dan gugur, karena tidak sah sebuah ibadah tanpa tauhid.

Macam-macam Tauhid :

1. Tauhid Rububiyah:

Yaitu menyatakan bahwa tidak ada Tuhan Penguasa seluruh alam kecuali Allah yang

menciptakan dan memberi mereka rizki. Tauhid ini juga telah diikrarkan oleh orang-orang

musyrik pada masa dahulu. Mereka menyatakan bahwa Allah semata yang Maha Pencipta,

Penguasa, Pengatur, Yang Menghidupkan,Yang Mematikan, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah

ta’ala berfirman:

Artinya : “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan

langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab,“Allah”

maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar) ” (Q.S. Al Ankabut: 61)

Akan tetapi pernyataan dan persaksian mereka tidak membuat mereka masuk Islam, tidak

membebaskan mereka dari api neraka serta tidak melindungi harta dan darah mereka dari misi

jihad Islam, karena mereka tidak mewujudkan tauhid Uluhiyah, bahkan sebaliknya mereka

berbuat syirik dalam beribadah kepada-Nya dengan memalingkan ibadah mereka kepada selain

Allah.

2. Tauhid Asma’ dan Sifat.

Yaitu beriman bahwa Allah ta’ala memiliki zat yang tidak serupa dengan berbagai zat yang ada,

serta memiliki sifat yang tidak serupa dengan berbagai sifat yang ada. Dan bahwa nama-nama-

Nya menyatakan dengan jelas akan sifat-Nya yang sempurna secara mutlak sebagaimana firman

Allah ta’ala:

Artinya : “Tidak ada sesuatupun yang meyerupainya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha

Melihat” (QS. As Syura: 11)

5

Page 9: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

3. Tauhid Uluhiyah.

Tauhid Uluhiyah adalah tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah dalam seluruh amalan ibadah

yang Allah perintahkan, seperti: berdoa, khouf (takut), raja’ (harap), tawakkal, raghbah

(berkeinginan), rahbah (takut), Khusyu’, Khasyah (takut disertai pengagungan), taubat, minta

pertolongan, menyembelih, nazar dan ibadah yang lainnya yang diperintahkan-Nya. Dalilnya

firman Allah ta’ala:

Artinya : “Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu

menyembah seseorangpun didalamnya di samping (menyembah) Allah” (Q.S: Al Jin:18).

Kesimpulannya adalah seseorang harus berlepas diri dari penghambaan (ibadah) kepada selain

Allah, menghadapkan hati sepenuhnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Tidak cukup dalam

tauhid sekedar pengakuan dan ucapan syahadat saja jika tidak menghindar dari ajaran orang-

orang musyrik serta apa yang mereka lakukan seperti berdoa kepada selain Allah misalnya

kepada orang yang telah mati dan semacamnya, atau minta syafaat kepada mereka (orang- orang

mati) agar Allah menghilangkan kesusahannya dan menyingkirkannya, dan meminta pertolongan

kepada mereka atau yang lainnya yang merupakan perbuatan syirik.

Wujud nyata Tauhid adalah: memahaminya dan berusaha untuk mengetahui hakikatnya serta

melaksanakan kewajibannya, baik dari sisi ilmu maupun amalan, hakikatnya adalah mengarahkan

ruhani dan hati kepada Allah baik dalam hal mencintai, takut (khauf), taubat, tawakkal, berdoa,

ikhlas, mengagungkan-Nya, membesarkan-Nya dan beribadah kepada-Nya. Kesimpulannya tidak

ada dalam hati seorang hamba sesuatupun selain Allah, dan tidak ada keinginan terhadap apa

yang Allah tidak inginkan dari perbuatan- perbuatan syirik, bid’ah, maksiat yang besar maupun

kecil, dan tidak ada kebencian terhadap apa yang Allah perintahkan.

2.7.2 Kandungan Syahadatain

2.7.2.1 Makna Syahadat Tauhid

Maknanya adalah, tidak ada yang disembah di langit dan di bumi dengan haq kecuali Allah

semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Sesuatu yang disembah dengan bathil banyak jumlahnya,

tapi yang disembah dengan haq hanya Allah saja. Allah ta’ala berfirman:

“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang

Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan

sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar ” ( Q.S: Al Hajj: 62).

6

Page 10: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

Kalimat Laa Ilaaha Illallah bukan berarti : “Tidak ada pencipta selain Allah” sebagaimana

yang dipahami oleh sebagian orang, karena sesungguhnya orang-orang kafir Quraisy yang

diutus kepada mereka Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam mengakui bahwa Sang Pencipta

dan Pengatur alam ini adalah Allah ta’ala, akan tetapi mereka mengingkari penghambaan

(ibadah) seluruhnya milik Allah semata, tanpa menyekutukan- Nya. Sebagaimana firman

Allah ta’ala:

“Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-

benar satu hal yang sangat mengherankan” (Q.S: Shad:5).

Dipahami dari ayat ini bahwa semua ibadah yang ditujukan kepada selain Allah adalah

batal. Artinya bahwa ibadah semata-mata untuk Allah. Akan tetapi mereka (kafir Quraisy)

tidak menghendaki demikian, oleh karenanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam

memerangi mereka hingga bersaksi bahwa tidak ada ilah yang disembah selain Allah serta

menunaikan hak- hak-Nya yaitu mengesa-kannya dalam beribadah kepada-Nya semata.

2.7.2.2 Makna Syahadat Rasul

Maknanya adalah: Taat terhadap apa yang diperintahkannya dan membenarkan apa yang

diberitakannya serta menjauhi apa yang dilarang dan diancamnya. Tidak beribadah kepada

Allah kecuali dengan apa yang beliau syariatkan. Setiap muslim harus mewujudkan syahadat

ini, sehingga dikatakan tidak sempurna syahadat seseorang terhadap kerasulannya manakala

dia sekedar mengucapkannya dengan lisan, namun meninggalkan perintahnya dan melanggar

larangannya serta taat kepada selainnya atau beribadah kepada Allah tidak berdasarkan

ajarannya. Rasulullah bersabda:

Artinya : “Siapa yang taat kepadaku maka dia telah taat kepada Allah dan siapa yang

durhaka kepadaku maka dia telah durhaka kepada Allah” (H.R. Bukhari)

Artinya : “Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami yang tidak termasuk

didalamnya maka dia tertolak ” (Muttafaq alaih)

Termasuk wujud nyata dari syahadat ini adalah tidak adanya keyakinan bahwa Rasulullah

shallallahu `alaihi wa sallam memiliki hak ketuhanan yang mengatur alam ini, atau tidak

memiliki hak untuk disembah, akan tetapi dia hanyalah seorang hamba yang tidak disembah

dan seorang Rasul yang tidak didustakan dan dirinya tidak memiliki kekuasaan atas dirinya

sendiri dan orang lain dalam mendatangkan manfaat dan mudharat kecuali apa yang Allah

kehendaki.

7

Page 11: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

2.8 Urgensi Hidup di Bawah Naungan Tauhid

Setiap insan mendambakan kehidupan yang baik, penuh kebahagiaan, bebas dari rasa takut,

dan memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi tidak semua orang dapat merasakan kehidupan yang

demikian. Banyak orang yang selalu dihantui rasa takut dan kecemasan luar biasa, mereka merasa

tidak ada yang menjamin kehidupannya. Ada di antara mereka yang mendapat jaminan akan tetapi

harus mengorbankan sebagian dari kebahagiaannya. Ia selalu terombang-ambing dalam keraguan

karena harapannya ada pada lebih dari satu pihak yang ia takuti. Bila menyenangkan yang satu, yang

lain marah; mendapat jaminan dari yang satu namun yang lain mengancam. Ini terjadi apabila orang

memiliki lebih dari satu tuhan. Dua kondisi digambarkan Al-Qur’an seperti seorang budak yang

menjadi milik satu tuan dan budak lain yang menjadi milik lebih dari satu tuan, yang mana masing-

masing tuan menuntut loyalitas darinya.

Artinya : “Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang budak yang dimiliki oleh beberapa orang

yang berserikat namun mereka saling berselisih dan seorang budak yang menjadi milik penuh

seorang tuan. Adakah kedua budak itu sama halnya?” (Terjemah Q.S. Az-Zumar : 29)

Kehidupan yang baik hanya akan didapatkan apabila orang hanya ber-wala kepada satu

tuhan yang Maha Sempurna yaitu Allah. Aqidahnya tentang Dzat Allah, sifat-sifat, nama-nama

(asma), dan perbuatan-Nya harus benar-benar sesuai prinsip-prinsip tauhid yang diajarkan oleh

Rasulullah saw.

8

Page 12: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tuhan adalah sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia

merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya Sesuai dengan tuntunan agama Islam, hanya ada satu Tuhan di

dunia ini, yaitu Allah SWT. Kita sebagai ciptaan-Nya wajib percaya bahwa tidak ada Tuhan

Penguasa seluruh alam kecuali Allah.

Wujud nyata dari percaya atau iman itu sendiri tidak boleh hanya berupa ikrar atau

pernyataan kosong, melainkan harus dilakukan dengan perbuatan berupa menjalankan seluruh

perintahnya dan menjauhi larangannya secara ikhlas lahir batin.

Dengan meyakini Allah SWT sebagai Tuhan di dunia ini, kita menjadi tidak selalu

terombang-ambing dalam keraguan. Hidup kita akan lebih terarah, yaitu untuk memeperoleh ridlo

dari Allah SWT agar selamat dunia dan akhirat.

3.2 Kritik dan Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam

makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan

dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun

kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-

kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para

pembaca pada umumnya.

9

Page 13: Makalah Agama - Ketuhanan Dan Tuhan YME

DAFTAR PUSTAKA

Widyanto, Arif, Rahmat Basuki (2011). " KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM".

erlapramana.blogspot.com/2011/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html, 6 September 2013.

Yandi, Nur(2012). Filsafat Ketuhanan Dalam Islam. [Online]. Tersedia: http://nuryandi-

cakrawalailmupengetahuan.blogspot.com/2012/06/filsafat-ketuhanan-dalam-islam.html [6

September 2013].

Soepriatno, Agung Soedrajat (2008). Konsep Ketuhanan Dalam Islam. [Online]. Tersedia:

http://agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-ketuhanan-dalam-islam/ [6 September

2013]

Basri, Dr.Muh.Mu’inudinillah, MA Erwandi Tarmizi(2010). “TAUHID & MAKNA

SYAHADATAIN“. http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_books/single/id_tawheed_the_

meaning_of_the_two_testimonials_and_nullifiers_of_islam.pdf, 7 September 2013

Hoed, White (2013). B.8. HIDUP DI BAWAH NAUNGAN TAUHID. Tersedia:

http://rasmulbayantarbiyah.wordpress.com/2013/06/16/b-8-hidup-di-bawah-naungan-tauhid/

[7 September 2013]

10