22
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK “ATRESIA ANI” Disusun Oleh: Iskandaroni Puja Kesuma Denni Rakasiwi Mariam Mutami Futri Amelia

Makalah Anak (Atresia Ani)

  • Upload
    lamsu

  • View
    161

  • Download
    18

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Anak (Atresia Ani)

MAKALAHKEPERAWATAN ANAK

“ATRESIA ANI”

Disusun Oleh:

Iskandaroni Puja Kesuma

Denni Rakasiwi

Mariam Mutami

Futri Amelia

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

Page 2: Makalah Anak (Atresia Ani)

Kata Pengantar

Tiada kata yang pantas terucap selain kata puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA , serta memberikan kesempatan dan kesehatan

kapada kami sehingga kami dapat menyelesaikan dan menyusun tugas ini. Kami mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah menyelesaikan tugas ini , semoga amal ibadah nya

dibalas oleh Allah SWT, aamiin.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini banyak kekurangan nya baik dari

segi tulisan maupun isi nya . Akhirnya kami ucapkan terimakasih dan semoga tugas ini

bermanfaat bagi semuanya, adapun kekurangan dan kelebihan nya kami mohon maaf.

Cimahi, September 2013

Kelompok

Page 3: Makalah Anak (Atresia Ani)

Daftar Isi

Kata pengantar....................................................................................................

Daftar isi..............................................................................................................

BAB I Pendahuluan

Latar belakang.....................................................................................................

Tujuan.................................................................................................................

BAB II Pembahasan

Pengertian ..........................................................................................................

Etiologi ..............................................................................................................

Tanda dan Gejala................................................................................................

Gambaran Klinik Atresia Ani..................................................................Patofisiologi........................................................................................................

Pemeriksaan Penunjang......................................................................................

Terapi…………………………………………………………………………..

Penatalaksanaan Atresia Ani…………………………………………………Komplikasi…………………………………………………………………….Klasifikasi……………………………………………………………………..Pengkajian……………………………………………………………………..

BAB III Penutup

Kesimpulan........................................................................................................

Daftar pustaka.....................................................................................................

Page 4: Makalah Anak (Atresia Ani)

BAB IPendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG

Atresia ani paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Frekuensi seluruh kelainan kongenital anorektal didapatkan 1 dari tiap 5000-10000 kelahiran, sedangkan atresia ani didapatkan 1 % dari seluruh kelainan kongenital pada neonatus dan dapat muncul sebagai penyakit tersering. Jumlah pasien dengan kasus atresia ani pada laki-laki lebih banyak ditemukan dari pada pasien perempuan.

Insiden terjadinya atresia ani berkisar dari 1500-5000 kelahiran hidup dengan sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki. 20 % -75 % bayi yang menderita atresia ani juga menderita anomali lain. Kejadian tersering pada laki-laki dan perempuan adalah anus imperforata dengan fistula antara usus distal uretra pada laki-laki dan vestibulum vagina pada perempuan (Alpers, 2006). Angka kajadian kasus di Indonesia sekitar 90 %. Berdasarkan dari data yang didapatkan penulis, kasus atresia ani yang terjadi di Jawa Tengah khususnya Semarang yaitu sekitar 50 % dari tahun 2007-2009.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum Untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan Atresia Ani pada An. A di Rumah Sakit Roemani Semarang.

2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian pada An. A dengan Atresia Ani.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. A dengan Atresia Ani.

c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada An. A dengan Atresia Ani.

d. Mampu melakukan intervensi pada An. A dengan Atresia Ani.

Page 5: Makalah Anak (Atresia Ani)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PengertianAtresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi

anus, rectum atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002). Atresia Aniatau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum.Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus (Donna L. Wong, 520 : 2003).

Keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular secara kongenital disebut juga clausura. Dengan kata lain tidak adanya lubang di tempat yang seharusnya berlubang atau buntunya saluran atau rongga tubuh, hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau terjadi kemudian karena proses penyakit yang mengenai saluran itu. Atresia dapat terjadi pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia ani yaitu tidak berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus imperforata. Jika atresia terjadi maka hampir selalu memerlukan tindakan operasi untuk membuat saluran seperti keadaan normalnya.

1.1 Bentuk-bentuk kelainan atresia ani (atresia anal):1. Lubang anus sempit atau salah letak di depan tempat semestinya

2. Terdapat selaput pada saat pembukaan anus sehingga mengganggu proses pengeluaran

feses

3. Rektum(saluran akhir usus besar) tidak terhubung dengan lubang anus

4. Rektum terhubung dengan saluran kemih (kencing) atau system reproduksi melalui

fistula (lubang) dan tidak terdapat pembukaan anus

1.2 Kelainan bentuk anus akan menyebabkan gangguan buang air besar.

1. Ketika lubang anus sempit, bayi kesulitan BAB menyebabkan konstipasi dan ketidak

nyamanan.

2. Jika terdapat selaput pada akhiran jalan keluar anus, bayi tidak bisa BAB.

3. Ketika rectum tidak berhubungan dengan anus tetapi terdapat fistula, feses akan keluar

melalui fistula tersebut sebagai pengganti anus. Hal ini dapat tmenyebabkan infeksi.

Page 6: Makalah Anak (Atresia Ani)

4. Jika rectum tidak berhubungan dengan anus dan tidak terdapat fistula sehingga feses

tidak dapat dikeluarkan dari tubuh dan bayi tidak dapat BAB.

1.3 Atresia ani berdasarkan letak:1. Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani (m.puborektalis) dengan

jarak antara ujung buntu rectum dengan kulit perineum >1 cm. Letak upralevator biasanya disertai dengan fistel ke saluran kencing atau saluran genital

2. Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak menembusnya.3. Rendah → rectum berakhir di bawah m.levator ani sehingga jarak antara kulit dan ujung

rectum paling jauh 1 cm.Pada wanita 90% dengan fistula kevagina/perineumPada laki-laki umumnya letak tinggi, bila ada fistula ke traktus urinarius

Suatu perineum tanpa apertura anal diuraikan sebagai inperforata. Ladd dan Gross (1966)

membagi anus inperforata dalam 4 golongan, yaitu:

1. Stenosis rectum yang lebih rendah atau pada anus

2. Membran anus menetap.

Page 7: Makalah Anak (Atresia Ani)

3. Anus inperforata dan ujung rectum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak dari

peritoneum

4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung rectum yang buntu.

B. Etiologi

Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa

lubang dubur2. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan

pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan.3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum

bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.

4. Berkaitan dengan sindrom down.5. Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan.

C. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dari Atresia Ani ini antara lain adalah : 1. Mekonium tidak keluar dalam waktu 24 - 48 jam setelah lahir 2. Tinja keluar dari vagina atau uretra3. Perut menggembung4. Muntah5. Tidak bisa buang air besar6. Tidak adanya anus/ Tidak adanya apertura anal.7. Pada atresia ani letak rendah mengakibatkan distensi perut, muntah, gangguan cairan

elektrolit dan asam basa.

Untuk mengetahui kelainan ini secara dini, pada semua bayi baru lahir harus dilakukan colok anus dengan menggunakan termometer yang dimasukkan sampai sepanjang 2 cm ke dalam anus. Atau dapat juga dengan jari kelingking yang memakai sarung tangan. Jika terdapat kelainan, maka termometer atau jari tidak dapat masuk.

Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum. Gejala akan timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hijau.

Page 8: Makalah Anak (Atresia Ani)

D. Patofisiologi/ Path ways

Patologis:

a. Anus dan rectum berkembang dari embriogenik bagian belakang.b. Ujung ekor dari bagian belakang berkembang menjadi kloaka yang merupakan bakal

genitoury dan struktur anorektal.c. Terjadi stenosis anal karena adanya penyempitan pada kanal anorektal.d. Terjadi atresia anal karena tidak ada kelengkapan migrasi dan perkembangan fetal.e. Kegagalan migrasi dapat juga karena kegagalan dalam agenesis sacral dan

abnormalitas pada uretra dan vagina.f. Tidak ada pembukaan usus besar yang keluar anus menyebabkan fecal tidak dapat

dikeluarkan sehingga intestinal mengalami obstruksi.

Page 9: Makalah Anak (Atresia Ani)

*Gangguan Prtumbuhan

*Fusi

*Pembentukan anus dari tonjolan embriogenik

Atresia ani

Feses tidak keluar

Peningkatan tekanan intra abdominal

Feses menumpuk

Gangguan eliminasi BAK

Dysuria

Trauma jaringan

Mual, muntah

Operasi anoplasti colostomi

Reabsorpsi sisa metabolisme oleh tubuh

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan

Perubahan Defekasi

Keracunan

Gangguan rasa nyaman

Perawatan tidak adekuat

Nyeri

Resti kerusakan integritas kulit

Iritasi mukosa

Pengeluaran tidak terkontrol

Mikroorganisme masuk saluran kemih

Feses masuk ke uretra

Vistel rektovia ginal

Resti infeksi

Resti nyeriGangguan rasa nyaman

Page 10: Makalah Anak (Atresia Ani)

E. Pemeriksaan Penunjang

1. X-ray, ini menunjukkan adanya gas dalam usus2. Pewarnaan radiopak dimasukkan kedalam traktusurinarius, misalnya suatu

sistouretrogram mikturasi akan memperlihatkan hubungan rekto urinarius dan kelainan urinarius

3. Pemeriksaan urin, perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat meconium4. Pemeriksaan radiologis, Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal.5. Sinar X terhadap abdomen, Dilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel

dan untuk mengetahui jarak pemanjangan kantung rectum dari sfingternya.6. Ultrasound terhadap abdomen, Digunakan untuk melihat fungsi organ internal terutama

dalam system pencernaan dan mencari adanya faktor reversible seperti obstruksi oleh karena massa tumor.

7. CT Scan, Digunakan untuk menentukan lesi.8. Pyelografi intra vena, Digunakan untuk menilai pelviokalises dan ureter.9. Pemeriksaan fisik rectum, Kepatenan rectal dapat dilakukan colok dubur dengan

menggunakan selang atau jari.10. Rontgenogram abdomen dan pelvis, Juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi adanya

fistula yang berhubungan dengan traktusurinarius.

F. Terapi

Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan keparahan kelainan. Semakin tinggi gangguan, semakin rumit prosedur pengobatannya. Untuk kelainan dilakukan kolostomi setelah beberapa hari kelahiran lahir, kemudian anoplastiperineal yaitu dibuat anus permanen (prosedur penarikan perineum abnormal) dilakukan pada bayi berusia 12 bulan. Pembedahan ini dilakukan pada usia 12 bulan dimaksudkan untuk member waktu pada pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk menambah berat badan dan bertambah baik status nutrisnya. Jenis tindakan pembedahan yang dapat dilakukan adalah:

1. Aksisi membran anal (membuat anus buatan).2. Fiktusi yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah 3 bulan dilakukan

korksi sekaligus (pembuat anus permanen).

G. Penatalaksanaan Atresia Ani

a. Medis:1. Eksisi membran anal.2. Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah umur 3 bulan

dilakukan koreksi sekaligus.3. Kolostomi (pembuatan lubang anus di bagian perut)4. Dilatasi Anal (pelebaran lubang anus)5. Eksisi membran anal (pelepasan selaput anus).

Page 11: Makalah Anak (Atresia Ani)

6. Anoplasty (perbaikan organ anus)

b. Non Medis:1. Toilet Training.2. Dimulai pada usia 2-3 tahun.3. Menggunakan strategi yang sama dengan anak normal.4. Bowel Management.5. Menjaga kebersihan kantung kolostomi, meliputi enema/irigasi kolon satu kali sehari

untuk membersihkan kolon.6. Diet makanan termasuk pengaturan asupan laktasi (ASI)

c. Keperawatan:

Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai kelainan pada anaknya dan keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 3 bulan dilakukan operasi tahapan ke 2, selain itu perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi. Serta memperhatikan kesehatan bayi.

H. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain :1. Asidosis hiperkioremia.2. Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan.3. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).4. Komplikasi jangka panjang.5. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training.

Page 12: Makalah Anak (Atresia Ani)

6. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi)7. Prolaps mukosa anorektal.8. Fistula kambuan (karena ketegangan diarea pembedahan dan infeksi)

I. Klasifikasi

Klasifikasi atresia ani :1. Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapat

keluar.2. Membranosus atresia adalah terdapat membrane pada anus.3. Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara rectum dengan anus.4. Rectal atresia adalah tidak memiliki rectum

J. Pengkajian

1. Pengkajian1. Biodata klien.2. Riwayat keperawatan

a. Riwayat keperawatan/kesehatan sekarangb. Riwayat kesehatan masalalu

3. Riwayat psikologis, Koping keluarga dalam menghadapi masalah4. Riwayat tumbuh kembang

a. BB lahir abnormalb. Kemampuan motorik halus, motorik kasar, kognitif dan tumbuh kembang pernah

mengalami trauma saat sakitc. Sakit kehamilan mengalami infeksi intrapartald. Sakit kehamilan tidak keluar mekonium

5. Riwayat sosial, Hubungan social6. Pemeriksaan fisik

2. Diagnosa KeperawatanDx Pre Operasi

1. Konstipasi berhubungan dengan aganglion.2. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake,

muntah.3. Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit

dan prosedur perawatan.

Page 13: Makalah Anak (Atresia Ani)

Dx Post Operasi

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari kolostomi.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah.

3. Rencana Keperawatan

a. Diagnosa Pre OperasiDx. 1 Konstipasi berhubungan dengan aganglionTujuan :Klien mampu mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur.

Kriteria Hasil :1. Penurunan distensi abdomen.2. MeDiagnosa Post Operasiningkatnya kenyamanan.

Intervensi :

1. Lakukan enema atau irigasi rectal sesuai orderR/ Evaluasi bowel meningkatkan kenyaman pada anak.

2. Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jamR/ Meyakinkan berfungsinya usus

3. Ukur lingkar abdomenR/ Pengukuran lingkar abdomen membantu mendeteksi terjadinya distensi

Dx. 2 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah

Tujuan :Klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan

Kriteria Hasil :

1. Output urin 1-2 ml/kg/jam2. Capillary refill 3-5 detik3. Turgor kulit baik4. Membrane mukosa lembab

Intervensi :1. Monitor intake – output cairan

R/ Dapat mengidentifikasi status cairan klien2. Lakukan pemasangan infus dan berikan cairan IV

R/ Mencegah dehidrasi3. Pantau TTV

R/ Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu tubuh yang tinggi

Page 14: Makalah Anak (Atresia Ani)

Dx 3 Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan.

Tujuan : Kecemasan orang tua dapat berkurang

Kriteria Hasil :

Klien tidak lemas

Intervensi :

1. Jelaskan dengan istilah yang dimengerti oleh orang tua tentang anatomi dan fisiologi saluran pencernaan normal. Gunakan alay, media dan gambarR/ Agar orang tua mengerti kondisi klien

2. Beri jadwal studi diagnosa pada orang tuaR/ Pengetahuan tersebut diharapkan dapat membantu menurunkan kecemasan

3. Beri informasi pada orang tua tentang operasi kolostomiR/ Membantu mengurangi kecemasan klien

b. Diagnosa Post OperasiDx 1 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari kolostomi.Tujuan : Klien tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan kulit lebih lanjut.Intervensi :1. Gunakan kantong kolostomi yang baik2. Kosongkan kantong ortomi setelah terisi ¼ atau 1/3 kantong3. Lakukan perawatan luka sesuai order dokter

Dx 2 Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah.

Tujuan : Orang tua dapat meningkatkan pengetahuannya tentang perawatan di rumah.

Intervensi :

1. Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya pemberian makan tinggi kalori tinggi protein.

2. Ajarkan orang tua tentang perawatan kolostomi.

Page 15: Makalah Anak (Atresia Ani)

4. Evaluasi

Pre Operasi

1. Tidak terjadi konstipasi2. Defisit volume cairan tidak terjadi3. Lemas berkurang

Post operasi

1. Kerusakan integritas kulit tidak terjadi2. Klien memiliki pengetahuan perawatan di rumah

Page 16: Makalah Anak (Atresia Ani)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi menurut kesimpulannya atresia ani adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.

Page 17: Makalah Anak (Atresia Ani)

Daftar Pustaka

Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisike-3.

Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta : EGC.

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri Kurnianianingsih (ed),

Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta : EGC.