Upload
muhammadfajrulislam
View
27
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH GIZI DAN KESEHATAN
AIR SUSU IBU
(ASI)
Disusun oleh
Teguh Sutrisno 11008132
Eka Triariyani 11008136
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2014
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi. Salah
satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini, adalah kurang kalori, dan
protein. Hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan
ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. Selain itu banyak ibu yang
melahirkan bayi prematur yaitu bayi dengan berat badan rendah karena tidak sesuai
dengan usia kelahirannya. Bayi dengan berat badan rendah memiliki resiko besar
terkena infeksi dibanding bayi dengan berat badang normal. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh
termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI. Namun,
banyak ibu yang mengganti ASI dengan susu formula. Padahal hal itu sangatlah
tidak baik untuk seorang bayi.
Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu ASI
hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi
bayi. Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI hanya selama 3 bulan bahkan
ada yang hanya memberikan ASI selama satu bulan saja dikarenakan kepentingan
pekerjaan. Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharan dan tumbuh kembang bayi, Oleh sebab itu maka penulis membuat
makalah dengan judul ASI (Air Susu Ibu).
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui definisi ASI dan ASI Eksklusif.
2. Untuk mengetahui manfaat ASI
3. Untuk mengetahui keunggulan ASI dari pada susu formula
4. Untuk mengetahui hambatan/kendala dalam pemberian ASI eksklusif.
5. Untuk mengetahui tinjauan ASI dalam islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ASI
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologisosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI
mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Purwanti, 2004).
ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik
dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada
saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat
pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).
B. Keunggulan ASI
Keunggulan ASI dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek
imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek
penundaan kehamilan.
1. Aspek Gizi.
a. Manfaat Kolostrum
1) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
2) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit
namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena
itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
3) Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.3
4) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna hitam kehijauan
b. Komposisi ASI
1) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang
sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat
gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
2) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki
perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi.
Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI
dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whei lebih
banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI
lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah
diserap.
c. Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
1) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam
ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan
penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang
menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya
gangguan pada retina mata.
2) Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah
asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids)
yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal.
Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk
menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA
dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi
pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3
(asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2. Aspek Imunologik
a. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
4
b. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup
tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri
patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
c. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
d. Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak
daripada susu sapi.
e. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per
mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue
(BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT)
antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte
Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
f. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Aspek Psikologik
a. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui
dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui
dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan
meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya
akan meningkatkan produksi ASI.
b. Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik
bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
c. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi
terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin
contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah
dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
5
4. Aspek Kecerdasan
a. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan
untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.
b. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki
IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi
pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun,
dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
5. Aspek Neurologis
a. Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap
dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek Ekonomis
a. Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian
akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu
formula dan peralatannya.
7. Aspek Penundaan Kehamilan
a. Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara
umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL) (Depkes
RI,2001)
C. Manfaat ASI
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,
masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah
dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI
sebagai berikut :
1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama
bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang
terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi
6
sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI
dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi,
bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang
tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi
efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin mendekatkan
hubungan ibu dengan bayinya. Hal ini akan berpengaruh terhadap
kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan
makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat
mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan
berat badan secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat
kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi
yang tidak diberi ASI (Roesli, 2000).
2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu
untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan,
lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan
akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali,
resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui
bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih
menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan
mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa
membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI
selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu
dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional (Prasetyono, 2009).
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula,
botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga
mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan
kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI, jika bayi sehat berarti
menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu
tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan
susu ketika bepergian (Roesli, 2000).
7
4. Untuk Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula
dan peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan
pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit,
memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan angka
kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi
(Prasetyono, 2009).
D. Pengertian ASI Ekslusif
Menurut WHO (2006), definisi ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya
menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu,
tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi
vitamin, suplemen mineral atau obat. Pemberian ASI secara eksklusif menurut
DepKes (2003) adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan
minuman lain sejak dari lahir sampai usia 6 bulan, kecuali pemberian obat dan
vitamin (Purnamasari, 2010).
Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
450/SK/Menkes/VIII/2004, tanggal 7 April 2004 Telah menetapkan pemberian
ASI eksklusif selama 6 bulan pada ibu di Indonesia.
Pemberian ASI eksklusif pada bayi meliputi hal-hal berikut :
1. Setelah bayi dilahirkan segera diberikan ASI ( dalam waktu ½ - 1 jam),
memberikan kolostrum (ASI yang keluar pada hari-hari pertama).
2. Tidak memberikan makanan atau minuman ( seperti air kelapa, air tajin, air
teh, madu, pisang ) kepada bayi sebelum diberikan ASI.
3. ASI diberikan sesuai kemauan bayi tanpa perlu dibatasi waktu dan
frekuensinya (pagi, siang dan malam hari) dan memberikan ASI saja sampai
bayi berusia 6 bulan (Purnamasari, 2010).
E. Manfaat ASI Eksklusif
Beberapa manfaat ASI Eksklusif yaitu :
8
1. Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama
pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
2. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan
bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
3. Mengurangi resiko bayi terkena diare dan muntah.
4. Komposisi ASI ideal untuk bayi.
5. Mengurangi kemungkinan terkena infeksi pada dada dan telinga, mengurangi
resiko penyakit kulit, mengurangi kemungkinan terkena sembelit, sehingga
berkurang juga kemungkinan bayi dirawat di rumah sakit.
6. Mengurangi kemungkinan bayi mengalami masalah kegemukan di saat dewasanya
sehingga juga mencegah penyakit diabetes dan penyakit yang terkait kegemukan.
7. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah
yang terbaik untuk sapi. Sehingga tentunya komposisi ASI berbeda dengan
komposisi susu formula (Purwanti,2004)
F. Hambatan dalam Kesuksesan ASI Ekslusif
Beberapa kendala yang menyebabkan seorang ibu tidak dapat melakukan
pemberian ASI secara eksklusif antara lain :
1. Produksi ASI kurang.
2. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar.
3. Ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula (relaktasi).
4. Bayi terlanjur mendapat prelacteal feeding (pemberian air gula / dekstrosa,
susu formula pada hari – hari pertama kelahiran).
5. Kelainan yang terjadi pada ibu (puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara
bengkak, engorgement, mastitis dan abses).
6. Ibu hamil lagi pada saat masih menyusui.
7. Ibu sibuk bekerja.
9
8. Kelainan yang terjadi pada bayi (bayi sakit dan abnormalitas bayi) (IDAI,
2008).
G. Tinjauan Islam
Berdasarkan Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 233 “Para ibu hendaklah
menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara yang makruf”.
Manusia merupakan bagian dari kehidupan yang ada di muka bumi dalam
kehidupannya manusia terjadi proses regenerasi.Dalam hal ini peran seorang ibu
memegang peranan yang sangat penting untuk menciptakan generasi atau
keturunan yang berkualitas, untuk itu diperlukan pengetahuan dan wawasan kepada
calon ibu untuk memberikan ASI yang baik kepada calon bayinya.
1. Dalil - dalil Pendukung
233. Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama
dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan
Pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena
anaknya dan seorang ayah Karena anaknya, dan warispun
10
berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan
jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu
kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa
yang kamu kerjakan (Al-Baqarah [2]: 233).
Hikmah ayat yang terkandung dalam kitab Suci Alqur’an tersebut,
setidaknya menekankan bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting.
Walaupun masih ada perbedaan pendapat tentang wajib atau tidaknya
menyusui, tapi selayaknya bagi seorang muslim menghormati ayat-ayat
Allah tersebut. Terlepas wajib atau tidaknya hukum menyusui, dalam
ayat tersebut dengan tegas dianjurkan menyempurnakan masa
penyusuan. Dan di sana juga disinggung tentang peran sang ayah, untuk
mencukupi keperluan sandang dan pangan si ibu, agar si ibu dapat
menuyusi dengan baik. Sehingga jelas, menyusui adalah kerja tim.
Keputusan untuk menyapih seorang anak sebelum waktu dua tahun harus
dilakukan dengan persetujuan bersama antara suami isteri dengan
mengutamakan kepentingan terbaik bagi si bayi. Insprasi utama dari
pengambilan keputusan ini harus didasarkan pada penghormatan kepada
perintah Allah dan pelaksanaan hukum-Nya, dan tidak bertujuan
meremehkan perintahNya. Demikian pula jika seorang ibu tidak bisa
menyusui, dan diputuskan untuk menyusukan bayinya pada wanita lain,
sehingga haknya untuk mendapat ASI tetap tertunaikan.
a. ASI jaminan rizki untuk setiap bayi ” Dan tidak ada suatu binatang
melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan
Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh
mahfuzh)”. (Q.S Huud [11]: 6).
11
b. ASI dalam Al-Qur’an Dalam Keadaan Darurat hak bayi tetap dilindungi
“ Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil,
maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,
kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka
berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara
kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan
maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya .” (Q.S At
Thalaq:6).
c. ASI dalam Al-Qur’an Investasi Dunia Akhirat ” Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu .” (Q.S.
Luqman :14).
Ayat diatas mengandung dua pengertian, yaitu: pertama, adalah perintah
bagi seorang ibu untuk menyusui anaknya selama 2 tahun penuh. Kedua,
perintah bagi anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya karena
ibunya telah merawatnya siang dan malam. Terdapat kewajiaban anak
untuk berbuat baik kepada orangtuanya, sementara terdapat hak anak
untuk diberi ASI selama 2 tahun penuh. Terdapat kewajiban ibu untuk
menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, sementara terdapat hak
ibu agar anaknya berbakti kepadanya.
H. Inisiasi Menyusui Dini
1. Defenisi
Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini
adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya
bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk
menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya,
setidaknya selama satu jam segera setelah lahir (Roesli, 2008).
Sesaat setelah ibu melahirkan maka biasanya bayi akan dibiarkan atau
diletakkan di atas dada si ibu agar sang anak mencari sendiri puting ibunya, 12
ini disebut dengan inisiasi menyusu dini/IMD (Kodrat, 2010). Pemberian
ASI secara dini juga membiasakan bayi agar terbiasa mengkonsumsi ASI
untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sebab untuk ASI merupakan
makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi yang didalam ASI
mengandung unsur-unsur gizi lengkap yang diperlukan bayi dalam
pertumbuhan dan perkembangannya kelak (Fikawati dan Syafiq, 2010)
2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Manfaat Inisiasi menyusu dini bagi bayi adalah: memenuhi kebutuhan
nutrisi bayi karena ASI merupakan makanan dengan kualitas dan kuantitas
yang optimal; memberi kekebalan pasif kepada bayi melalui kolostrum
sebagai imunisasi pertama bagi bayi; meningkatkan kecerdasan; membantu
bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas; meningkatkan jalinan kasih
sayang ibu dan bayi; mencegah kehilangan panas; serta merangsang
kolostrum segera keluar. Sedangkan manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu
adalah: merangsang produksi oksitosin dan prolaktin; meningkatkan
keberhasilan produksi ASI; dan meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan
bayi (Fikawati dan Syafiq, 2010)
3. Alasan Pentingnya Inisiasi Menyusu Dini
Menurut Maryunani (2009), alasan penting melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) adalah karena suhu dada ibu dapat menyesuaikan
suhu ideal (thermogulator) yang diperlukan bayi. Kulit dada ibu yang
melahirkan 1º C lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika bayinya
kedinginan, suhu tubuh ibu otomatis naik 2°C Kehangatan dada ibu saat
bayi diletakkan didada ibu, akan membuat bayi merasakan getaran cinta
sehingga merasakan ketenangan, merasa dilindungi dan kuat secara psikis.
Bayi akan lebih tenang, karena dengan mendengar pernapasan dan detak
jantung ibu dapat menenangkan bayi, menurunkan stress akibat proses
kelahiran dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
Bayi yang dibiarkan merayap diperut ibu dan menemukan puting susu
ibunya sendiri, akan tercemar bakteri yang tidak berbahaya terlebih dahulu
sebagai anti ASI ibu, sehingga bakteri baik ini membentuk koloni disusu
dan kulit bayi. Hal ini berarti mencegah kolonisasi bakteri yang lebih ganas
dari lingkungan. Pada saat bayi dapat menyusu segera setelah lahir, maka 13
kolostrum makin cepat keluar sehingga bayi akan lebih cepat mendapatkan
kolostrum ini, yaitu cairan pertama yang kaya akan antibody dan sangat
penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang
dibutuhkan bayi demi kelangsungan hidupnya (Maryunani, 2009)
Bayi akan belajar menyusu dengan nalurinya sendiri. Sentuhan,
kuluman/emutan dan jilatan pada puting ibu akan merangsang oksitosin ibu
yang penting dalam menyebabkan kontraksi rahim, sehingga membantu
pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan, merangsang hormon lain
yang membuat ibu merasa tenang, rileks dan merangsang pengaliran ASI
dari payudara (Kodrat, 2010).
Secara psikologis pemberian ASI pada satu jam pertama akan
memberikan manfaat yaitu bayi akan mendapat terapi psikologis berupa
ketenangan dan kepuasan. Terpenuhinya rasa aman dan nyaman akibat
kelelahan selama proses persalinan karena kepala bayi harus melewati pintu
atas panggul, panggul dalam dan dasar panggul yang membuat bayi stress.
Dengan menemukan puting susu ibu, bayi mendapatkan ketenangan
kembali. Pelukan ibu membuat bayi merasa aman dan nyaman seperti
dalam rahim ibu. Hal ini merupakan terapi bagi bayi yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan psikologis, karena ia mendapat modal
pertama membentuk kepercayaan diri terhadap lingkungan (Kodrat, 2010).
4. Inisiasi Menyusu Dini Yang Kurang Tepat
Menurut Roesli (2008), praktek inisiasi menyusu dini selama ini
kurang tepat, dimana penanganan bayi baru lahir sebagai berikut: begitu
lahir bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering; bayi segera
dikeringkan dengan kain kering, tali pusat dipotong lalu diikat; karena takut
kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi, kemudian
diletakkan didada ibu (tidak terjadi kontak kulit antara bayi dan ibu). Bayi
dibiarkan didada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau
sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum. Selanjutnya diangkat
dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting ibu ke mulut bayi;
setelah itu bayi dibawa ke kamar transisi, atau kamar pemulihan (recovery
room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan
vitamin K dan diberi tetes mata.14
5. Inisiasi Menyusu Dini Yang Dianjurkan
Keberhasilan inisiasi menyusu dini, sangat tergantung pada petugas
kesehatan yang menanganinya. Karena petugaslah yang akan membimbing
ibu dan bayi melakukan langkah-langkah yang tepat. Untuk itu, Roesli
(2008) menganjurkan petugas melakukan langkah –langkah sebagai berikut:
begitu lahir bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering;
keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua
tangannya; vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya
tidak dibersihkan, karena zat ini membuat nyaman kulit bayi; tali pusat
dipotong lalu diikat; tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan didada
atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Jika perlu, bayi diberi
topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya
BAB IIIKESIMPULAN
1. ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan
makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI
15
Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain
baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang
diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
2. ASI tidak hanya bermanfaat untuk bayi saja, tetapi juga bermanfaat bagi Ibu,
Keluarga, Masyaratak dan Negara.
3. Keunggulan ASI dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek
imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis , ekonomis dan
aspek penundaan kehamilan.
4. Beberapa kendala yang menyebabkan seorang ibu tidak dapat melakukan
pemberian ASI secara eksklusif antara lain : produksi ASI kurang, ibu kurang
memahami tata laksana laktasi yang benar, ibu ingin menyusui kembali setelah
bayi diberi formula (relaktasi), bayi terlanjur mendapat prelacteal feeding
(pemberian air gula / dekstrosa, susu formula pada hari – hari pertama
kelahiran), kelainan yang terjadi pada ibu (puting ibu lecet, puting ibu luka,
payudara bengkak, engorgement, mastitis dan abses), ibu hamil lagi pada saat
masih menyusui, ibu sibuk bekerja, kelainan yang terjadi pada bayi (bayi sakit
dan abnormalitas bayi)
5. Berdasarkan Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 233, menekankan bahwa Air
Susu Ibu (ASI) sangat penting. Sedangkan dalam surat Luqman ayat 14,
terdapat kewajiaban anak untuk berbuat baik kepada orangtuanya, sementara
terdapat hak anak untuk diberi ASI selama 2 tahun penuh dan terdapat
kewajiban ibu untuk menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, sementara
terdapat hak ibu agar anaknya berbakti kepadanya.
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. 2001. Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI
16
Fikawati, Sandra, Syafiq Ahmad. 2010. Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini di Indonesia. Makara, Kesehatan.Vol. 14, No. 1, Juni.
IDAI. 2008. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Kodrat, Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta: Media Baca.Maryunani. 2009. Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: Trans Info
Medika.Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. ASI Eksklusif. Yogyakarta: DIVA Press.Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung : Cendekia.Purnamasari, Dyah Umiyarni. 2010. Hand Out ASI Eksklusif.Purwanti, Hubertin S. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku Untuk Bidan.
Jakarta: EGCRoesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. . 2008. Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Pustaka Bunda (Group Puspa
Swara).Yahya. 2007. Cairan Ajaib Air Susu Ibu. Jakarta: Medika.
17