Upload
chafida-rofiatul-chasnaq
View
914
Download
68
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS BIOINDUSTRI
“ASPERGILLUS NIGER”
Oleh:
Patricia Adelina 115100300111020
Putu Nikki Ayu Tirta 115100300111034
Yulia Diana Maria 115100300111048
Evelyn Widasari 115100301111010
Chafida Rofiatul Chasnaq 115100301111016
Ledysmah Rismaladewi 115100301111044
Kelas F
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dll) maupun produk
dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi
tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu
terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekuler,
mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang
dan jasa. Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia
sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi
pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-
varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi
hewan. Dewasa ini, telah banyak ditemukan bibit unggul dengan
mengadakan hibridisasi sehingga mendapatkan varietas baru yang
diinginkan. Melalui teknik hibridisasi telah didapatkan varietas unggul
seperti kacang-kacangan dan serealia. Varietas padi yang bersifat
unggul memiliki rasa yang enak, tahan penyakit, daya simpan lama,
dan berumur pendek. Mikroorganisme sangat besar peranannya dalam
bidang pangan. Mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan pangan
menjadi bahan pangan lain dengan nilai gizi lebih tinggi, rasa lebih
enak, lebih mudah dicerna, dan dengan penampilan lebih menarik.
Selain pengubahan bahan makanan, mikroorganisme itu sendiri dapat
digunakan sebagai sumber makanan oleh manusia maupun hewan.
Mikroorganisme yang akan kami bahas pada makalah ini
adalah Aspergillus niger. Penggunaan utama dari Aspergillus niger
adalah untuk produksi enzim dan asam organik dengan cara
fermentasi. Aspergillus niger juga digunakan untuk menghasilkan asam
organik seperti asam sitrat dan asam glukonat.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
karakteristik mikroorganisme Aspergillus niger, meliputi identifikasi,
klasifikasi, taksonomi, bentuk, dan pada bagian akhir akan dijelaskan
mengenai peran Aspergillus niger dalam bioindustri beserta gambar
produk yang dihasilkan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Aspergillus niger
Aspergillus niger adalah
anggota dari genus
Aspergillus yang mencakup
seperangkat jamur yang
umumnya dianggap aseksual,
meskipun bentuk sempurna
(bentuk yang bereproduksi
secara seksual) telah
ditemukan. Aspergilli terdapat
di berbagai tempat di alam.
Mereka secara geografis luas,
dan telah diamati pada
berbagai habitat karena
mereka dapat menjajah berbagai macam substrat. Aspergillus niger
umumnya ditemukan tumbuh sebagai saprofit pada daun mati,
gandum yang disimpan, tumpukan kompos, dan vegetasi yang
membusuk lainnya. Spora tersebar luas, dan sering dikaitkan dengan
bahan organik dan tanah.
Klasifikasi Aspergillus niger adalah sebagai berikut:
Domain : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Eurotiomycetes
Order : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Species : Aspergillus niger
Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling
umum dan mudah diidentifikasi dari genus Aspergillus, famili
Moniliaceae, ordo Monoliales dan kelas Fungi imperfecti. Aspergillus
niger dapat tumbuh dengan cepat, diantaranya digunakan secara
komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat dan pembuatan
berapa enzim seperti amilase, pektinase, amiloglukosidase dan
sellulase. Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35ºC-37ºC
(optimum), 6ºC-8ºC (minimum), 45ºC-47ºC (maksimum) dan
memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). Aspergillus niger memiliki
bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora
tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Kepala konidia berwarna
hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih
longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding
yang halus, hialin tetapi juga berwarna coklat. Aspergillus niger,
mempunyai koloni pada medium Cxapek’s Dox mencapai diameter 4-5
cm dalam 7 hari, dan terdiri dari suatu lapisan basal yang kompak
berwarna putih hingga kuning dan suatu lapisan konidofor yang lebat
yang berwarna coklat tua hingga hitam. Stipe dari konidiofor
berdinding halus, berwarna hialin, tetapi dapat juga kecoklatan.
Vesikula berbentuk bulat hingga semibulat, dan berdiameter 50-100 m.
Fialid terbentuk pada metula dan berukuran (7,0-9,5) x (3-4) m. Metula
berwarna hialin hingga coklat, seringkali bersepta, dan berukuran (15-
25) x (4,5-6,0) . Konidia berbentuk bulat hingga semibulat, berukuran
3,50-5,0, berwarna coklat, memiliki ornamentasi berupa tonjolan dan
duri-duri yang tidak beraturan. Koloni pada medim MEA lebih tipis
tetapi bersporulasi lebat.
Ciri-ciri Aspergillus niger adalah sebagai berikut:
Warna konidia hitam kelam atau kecoklatan dan berbentuk bulat.
Bersifat termifilik, tidak terganggu pertumbuhannya karena adanya
peningkatan suhu.
Dapat hidup dalam kelembaban nisbi 80
Dapat menguraikan benzoat dengan hidroksilasi menggunakan
enzim benzoate-4 hidroksilase menjadi 4-hidroksibenzoat.
Memiliki enzim 4-hidroksibenzoat hidroksilase yang dapat
menghidrolisa 4-hidroksibenzoat menjadi 3,4-dihidroksi benzoat.
Natrium & formalin dapat menghambat pertumbuhan Aspergillus
niger.
Dapat hidup dalam spons (spons Hyrtios Proteus)
Dapat merusak bahan pangan yang dikeringkan atau bahan
makanan yang memiliki kadar garam tinggi.
Dapat mengakumulasi asam sitrat.
Aspergillus niger merupakan fungi dari Ascomycota yang
berfilamen, mempunyai hifa, bercabang-cabang dan bersekat,
berwarna terang atau tidak berwarna, dan ditemukan melimpah di
alam. Fungi diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara di dalam
ruangan. Aspergillus niger tumbuh optimum pada suhu 35-37°C,
dengan suhu minimum 6-8°C, dan suhu maksimum 45-47°C. Proses
pertumbuhan fungi ini adalah aerobik. Aspergillus niger memiliki warna
dasar putih atau kuning dengan lapisan konidiospora yang tebal
berwarna coklat gelap. Dalam metabolisme Aspergillus niger dapat
menghasilkan asam sitrat. Aspergillus niger dapat tumbuh dengan
cepat sehingga banyak digunakan secara komersial dalam produksi
asam sitrat, asam glukonat, dan pembuatan beberapa enzim seperti
amilase, pektinase, amiloglukosida, dan selulosa. Pada umumnya
Aspergillus niger dapat ditemui dimana-mana, terutama pada tanah di
daerah tropis dan subtropis serta diisolasi dari bermacam substrat,
termasuk biji-bijian.
2.2 Aplikasi Aspergillus niger dalam Bioindustri
Aspergillus niger penting pada produksi asam sitrat yang
banyak digunakan pada berbagai makanan dan minuman ataupun
sebagai pengawet dan peningkat cita rasa. Asam sitrat harus
dimurnikan dari substrat fermentasi sehingga keterlibatan jamur tidak
lagi nampak. Aspergillus niger juga dapat mengkontaminasi makanan
misalnya pada roti tawar, pada jagung yang disimpan dan sebagainya.
Banyak enzim yang berguna diproduksi oleh industri fermentasi dari
Aspergillus niger. Misalnya, Aspergillus niger glucoamylase digunakan
dalam produksi fructose corn syrup, dan pectinases digunakan dalam
minuman buah-buahan dan anggur. α-galactosidase, sebuah enzim
yang merinci tertentu sugars kompleks, merupakan komponen dari
produsen obat yang mengklaim dapat menurunkan perut kembung.
Selain untuk menggunakan Aspergillus niger di dalam industri
bioteknologi dalam produksi isotop magnetis-varian yang berisi biologi
macromolecules untuk analisis NMR. Aspergillus niger memerlukan
mineral (NH4)2SO4, KH2PO4, MgSO4, urea, CaCl2.7H2O, FeSO4,
MnSO4.H2O untuk menghasilkan enzim sellulase. Sedangkan untuk
enzim amilase khususnya amiglukosa diperlukan (NH4)2SO4,
KH2PO4 .7H2O, Zn SO4, 7H2O. Bahan organik dengan kandungan
nitrogen tinggi dapat dikomposisi lebih cepat dari pada bahan organik
yang rendah kandungan nitrogennya pada tahap awal dekomposisi.
Tahap selanjutnya bahan organik yang rendah kandungan nitrogennya
dapat dikomposisi lebih cepat daripada bahan organik dengan
kandungan nitrogen tinggi. Penurunan bahan organik sebagai sumber
karbon dan nitrogen disebabkan oleh Aspergillus niger sebagai sumber
energinya untuk bahan penunjang pertumbuhan atau Growth factor.
Aspergillus niger dalam pertumbuhannya berhubungan langsung
dengan zat makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana
yang terdapat disekeliling hifa dapat langsung diserap sedangkan
molekul yang lebih kompleks harus dipecah dahulu sebelum diserap ke
dalam sel, dengan menghasilkan beberapa enzim ekstra seluler. Bahan
organik dari substrat digunakan oleh Aspergillus niger untuk aktivitas
transport molekul, pemeliharaan struktur sel dan mobilitas sel.