38
Makalah DBD BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Nyamuk penularnya ( Aedes Aegypti ) yang tersebar luas sehingga penularannya dapat terjadi di semua tempat. Karena banyaknya kasus demam berdarah yang terjadi negara Indonesia, maka Indonesia berencana meluncurkan hari demam berdarah se- ASEAN (ASEAN Dengue Day) yang disepakati setiap tanggal 15 Juni. Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue Day ini adalah meningkatkan komitmen nasional dan antarnegara anggota ASEAN pada upaya pengendalian demam berdarah, baik pencegahan, penanggulangan, hingga tata laksana sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD bisa ditekan. Kasus DBD di Kaltim, tahun 2007 mencapai 5.244 kasus meninggal dunia 102 orang. Tahun 2008 sebanyak 5.777 kasus meninggal 105 orang dan tahun 2009 sebanyak 5.244 kasus meninggal sebanyak 68 orang. Terbanyak penderitanya adalah di Samarinda, Balikpapan dan Kukar dengan angka kematian sebesar 1,9 persen. Berdasarkan dana Dinkes Samarinda tahun 2009 terdapat 1.138 kasus dengan angka kejadian 26/10.000 penduduk. Sedangkan di Indonesia, Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD. Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. Menurut Rita, potensi penyebaran DBD di antara negara- negara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat banyak wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain. Bila pada kasus anak dengan DHF ini lambat penanganannya, maka akan dapat terjadi komplikasi seperti efusi pleura karena

Makalah DBD Blok 26

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hai

Citation preview

Makalah DBDBAB 1PENDAHULUAN1.1Latar BelakangPenyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Nyamuk penularnya ( Aedes Aegypti ) yang tersebar luas sehingga penularannya dapat terjadi di semua tempat. Karena banyaknya kasus demam berdarah yang terjadi negara Indonesia, maka Indonesia berencana meluncurkan hari demam berdarah se-ASEAN (ASEAN Dengue Day) yang disepakati setiap tanggal 15 Juni. Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue Day ini adalah meningkatkan komitmen nasional dan antarnegara anggota ASEAN pada upaya pengendalian demam berdarah, baik pencegahan, penanggulangan, hingga tata laksana sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD bisa ditekan.Kasus DBD di Kaltim, tahun 2007 mencapai 5.244 kasus meninggal dunia 102 orang. Tahun 2008 sebanyak 5.777 kasus meninggal 105 orang dan tahun 2009 sebanyak 5.244 kasus meninggal sebanyak 68 orang. Terbanyak penderitanya adalah di Samarinda, Balikpapan dan Kukar dengan angka kematian sebesar 1,9 persen. Berdasarkan dana Dinkes Samarinda tahun 2009 terdapat 1.138 kasus dengan angka kejadian 26/10.000 penduduk. Sedangkan di Indonesia, Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD. Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. Menurut Rita, potensi penyebaran DBD di antara negara-negara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat banyak wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain.Bila pada kasus anak dengan DHF ini lambat penanganannya, maka akan dapat terjadi komplikasi seperti efusi pleura karena adanya kebocoran lambung akibat meningkatnya permeabilitas membrane, perdarahan pada lambung karena anak mengalami mual dan muntah serta kurangnya nafsu makan, terjadi pembesaran pada hati, limpa dan kelenjar getah bening karena bocornya plasma yang mengandung cairan, dan dapat terjadi syok hipovolemik karena adanya peningkatan nilai hematokrit.Berdasarkan angka kejadian diatas dan masalah-masalah yang terjadi akibat lambatnya penanganan, maka kelompok akan memberikan asuhan keperawatan pada klien An. W dengan diagnose medis DHF sehingga penulisan dalam makalah ini mengambil judul Asuhan Keperawatan Pada Klien An. W dengan Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ).1.2Tujuan Penulisan1.2.1Tujuan umumMemberikan gambaran kepada masyarakat tentang penyakit DHF serta agar dapat diaplikasikan asuhan keperawatan pada anak yang terinfeksi DHF.1.2.2Tujuan KhususDiharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan DHF, kelompok akan dapat :a.Memberikan gambaran tentang pengkajian asuhan keperawatan pada anak usia prasekolah tentang penyakit DHFb.Memberikan gambaran tentang diagnose keperawatan yang akan muncul jika seorang anak terinveksi virus dengue.c.Memberikan gambaran tentang intervensi keperawatan pada anak dengan DHFd.Memberikan gambaran tentang implementasi keperawatan pada anak dengan DHFe.Memberikan gambaran tentang evaluasi keperawatan pada anak dengan DHFf.Memberikan gambaran tentang dokumentasi keperawatan pada anak dengan DHF setelah melakukan pengevaluasian dari semua tindakan.1.3Manfaat Penulisan1.3.1Manfaat bagi mahasiswaMeningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam melakukan asuhan keperawatan pada keluarga secara langsung.1.3.2Manfaat bagi institusi pendidikanLaporan makalah ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur sejauh mana upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga.1.4Sistematika PenulisanPenyusunan makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun dengan urutan :Bab 1 PendahuluanTerdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, dan Sistematika PenulisanBab 2 Tinjauan PustakaTerdiri dari Pengertian, Etiologi, Patofisiologi.Bab 3 Tinjauan KasusTerdiri dari uraian asuhan keperawatan yang berisi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1Konsep Dasar Dengue Hemorrhagic Fever2.1.1PengertianDHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001).Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. (Saroso, 2007)2.1.2EtiologiDHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B dari arthropedi borne viruses ( Arbovirus ), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi oleh salah satu serotype menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipr lain. Virus dengue ini terutama ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes albopictus,aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh Indonesia kecuali di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut. Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih dari manusia untuk memotong telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak dapat menghisap darah, melainkan hidup Dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegypti betina sekitar 2 minggu. ( Hadinegoro, 1999 )2.1.3PatofisiologiVirus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk, terinfeksi oleh virus dengue untuk pertama kalinya atau mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Saat virus masuk kedalam peredaran darah melalui gigitan nyamuk, terjadi infeksi virus dengue yang akan merangsangendotoxin,selanjutnya merangsang zat pyrogen dan endogen, mengakibatkan interleukin 1, menggeser set point dari titik normal, sehingga terjadi menggigil, demam, dan terjadi hipertermia mendadak. Dari hipertermi akan meningkatkan stress, merangsang keluarnya histamine, menyebabkan peningkatan HCI, mengiritasi lambung, terjadi mual dan penurunan nafsu makan, masukan yang tidak adekuat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yaitu kurang dari kebutuhan tubuh.2.1.4Pemeriksaan penunjanga. DarahPada demam dengue terdapat leucopenia pada hari ke 2 atau ke 3 pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasib. Air SeniMungkin ditemukan albuminuria ringan2.1.5Tanda dan gejalaa. Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari ( tanpa sebab jelas )b. Manifestasi pendarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif dan adanya salah satu bentuk pendarahan yang lain, misalnya : ptekiae, ekimosis, epistaksis, pendarahan gusi, melena atau hematemesisc. pembesaran hatid. mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, dan konstipasie. Nyeri ulu hati karena adanya pendarahan di lambung, nyeri otot, nyeritulang sendi.f. Syok yang ditandai nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi yang menurun ( 20 mmHg atau kurang ), tekanan darah yang menurun ( tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang ), dan kulit yang teraba dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki. Penderita gelisah serta timbul sianosis di sekitar mulut.2.1.6PenatalaksanaanBila anak diduga atau sudah didiagnosa medis DHF, maka hal yang harus dilakukan adalah :a.Tirah baringb.Beri makanan yang lunak. Apabila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1, - 2 liter dalam 24 jam ( susu, air, dengan gula atau sirup ). Atau air tawar yang ditambahkan dengan garam saja.c.Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Hiperpireksia dapat diberikan kompres es di kepala, ketiak dan inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminoferen, eukinin, atau dipiron. Hindari pemberian asetol karena bahaya pendarahan.d.Pemberian cairan intravena pada anak tanpa renjatan dilakukan bila anak terus menerus muntah, sehingga tidak mungkin diberi makanan peroral atau didapatkan nilai hematokrit yang terus meningkat ( >40vol% ). Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5 % dalam 1/3 larutan NaCl 0,9% dengan jumlah tetesan 16 x/ menit.2.1.7PrognosisKasus DBD di Kaltim, tahun 2007 mencapai 5.244 kasus meninggal dunia 102 orang. Tahun 2008 sebanyak 5.777 kasus meninggal 105 orang dan tahun 2009 sebanyak 5.244 kasus meninggal sebanyak 68 orang. Terbanyak penderitanya adalah di Samarinda, Balikpapan dan Kukar dengan angka kematian sebesar 1,9 persen. Berdasarkan dana Dinkes Samarinda tahun 2009 terdapat 1.138 kasus dengan angka kejadian 26/10.000 penduduk. Sedangkan di Indonesia, Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD. Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus.2.1.8PencegahanPencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :a.LingkunganMetode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat pengembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia.b.BiologisPengendalian biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( ikan cupang )c.KimiawiPengendalian kimiawi antara lain :1)Pengasapan/fogging berguna untyk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.2)Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.1.2Konsep Dasar Asuhan Keperawatan1.2.1PengkajianPengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melakukan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan klien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu menentukan status kesehatan dan pola pertahanan klien serta memudahkan dalam perumusan diagnosa keperawatan. ( Doenges : 2000 ).Tahap pengkajian adalah sebagai berikut :a.Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan kelemahan klien dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik melalui keluarga, orang terdekat, masyarakat, maupun rekam medic.b.Identitas klien dan keluarga, terdiri dari :1)Nama klien, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, agama.2)Nama ayah, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.3)Nama ibu, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.4)Tanggal anak masuk rumah sakit, diagnose medis, dan segala sumber informasi yang diperoleh.c.Keluhan utama, yaitu alas an yang paling menonjol pada pasien dengan DHF untuk datang ke rumah sakitd.Riwayat kesehatan1)Riwayat penyakit sekarangDitemukan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dengan kesadaran kompos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan keadaan anak semakin lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta adanya manifestasi pendarahan pada kulit2)Riwayat penyakit yang pernah dideritaPenyakit apa saja yang pernah diderita klien, apa pernah mengalami serangan ulang DHF.3)Pemeriksaan fisik, terdiri dari :Inspeksi, adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan klien ( inspeksi adanya lesi pada kulit ). Perkusi, adalah pemeriksaan fisik dengan jalan mengetukkan jari tengah ke jari tengah lainnya untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu organ tubuh. Palpasi, adalah jenis pemeriksaan fisik dengan meraba klien. Auskultasi, adalah dengan cara mendengarkan menggunakan stetoskop ( auskultasi dinding abdomen untuk mengetahu bising usus )e.Riwayat imunisasiApabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarif.Riwayat giziStatus gii anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.g.Pola kebiasaan1)Nutrisi dan metabolism : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, dan nafsu makan menurun.2)Eliminasi alvi ( buang air besar ). Kadang-kadang anak mengalami diare/konstipasi. Sementara DHF pada grade III-IV bisa terjadi melena.3)Eliminasi urine perlu dikaji apakah sering buang air kecil, sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria4)Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.5)Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk.h.Pemeriksaan laboratoriumPada pemeriksaan darah klien DHF akan dijumpai :1)Hb dan PCV meningkat ( 20%)2)Trambositopenia (100.000/ml)3)Leukopenia4)Ig.D. dengue positif5)Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.6)Urium dan Ph darah mungkin meningkat7)Asidosis metabolic : Pco2