25
KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”DIVERTIKULITIS” ini dengan baik. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan dan juga sebagai panduan belajar. Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan memberikan informasi yang baru dan menambah pengetahuan bagi kita semua. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini terutama dosen Pengajar, dan teman-teman yang telah mendukung. Bengkulu, Desember 2010 Penulis

MAKALAH DIVERTIKULITIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

adi mayantri putra

Citation preview

Page 1: MAKALAH DIVERTIKULITIS

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul ”DIVERTIKULITIS” ini dengan baik. Tujuan pembuatan makalah ini adalah

untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan dan juga sebagai panduan

belajar.

Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat

kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

berguna bagi pembaca dan memberikan informasi yang baru dan menambah

pengetahuan bagi kita semua.

Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam

pembuatan makalah ini terutama dosen Pengajar, dan teman-teman yang telah

mendukung.

Bengkulu, Desember 2010

Penulis

Page 2: MAKALAH DIVERTIKULITIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...........................................................................................

B. Tujuan........................................................................................................

BAB II Konsep dasar teori

A. Pengertian..................................................................................................

B. Etiologi......................................................................................................

C. Patofisiologi...............................................................................................

D. Manifestasi klinis.......................................................................................

E. WOC..........................................................................................................

F. Pemeriksaan penunjang.............................................................................

G. Penatalaksanaan

H. Komplikasi................................................................................................

BAB III Konsep dasar Askep

A. Pengkajian teoritis.....................................................................................

B. Analisa Data..............................................................................................

C. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul..........................................

D. Rencana Asuhan Keperawatan (NCP).......................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................

B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

Page 3: MAKALAH DIVERTIKULITIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit divertikular belum dikenal di Negara Barat sebelum abad ke-

20. Setelah terjadi perkembangan dan kemajuan industri yang diikuti dengan

perubahan pola makan dan konsumsi jenis makanan dari yang mengandung

banyak serat ke jenis makanan yang kurang mengandung banyak serat,

penyakit divertikular mulai muncul dan makin meningkat prevalensinya sesuai

dengan peningkatan umur penduduk.

Divertikulosis merupakan suatu keadaan pada kolon yang dicirikan

dengan adanya herniasi mukosa melalui tunika muskularis yang membentuk

kantong berbentuk seperti botol. Bila satu kantong atau lebih mengalami

peradangan, keadaan inilah yang disebut sebagai Divertikulitis.

Divertikulosis dapat dibawa dari lahir, tetapi umumnya ditemukan

setelah lahir. Insidensi diverticulosis secara keseluruhan tinggi; penyakit ini

menyerang sekitar 10% penduduk menurut sebagian besar pemeriksaan mayat.

Divertikulosis jarang terjadi pada usia di bawah 35 tahun, tetapi meningkat

seiring bertambahnya usia sehingga pada usia 85 tahun, dua pertiga penduduk

mengalami penyakit ini. Lokasi terjadinya divertikula yang paling sering

adalah kolon sigmoid, yaitu sekitar 90% kasus.

Maka dari uraian di atas, penulis mencoba mengangkat masalah tentang

Divertikulitis.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

Divertikulitis.

Page 4: MAKALAH DIVERTIKULITIS

Tujuan Khusus

1. Mengetahui konsep dasar teoritis Divertikulitis.

2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan

Divertikulitis, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan

intervensi.

Page 5: MAKALAH DIVERTIKULITIS

BAB IIKONSEP DASAR TEORITIS

A. Definisi

Divertikula dalam bahasa latinnya (diverticulum) adalah Penonjolan

keluar abnormal berbentuk katong yang terbentuk dari lapisan usus yang

meluas sepanjang defek di lapisan otot,merupakan penonjolan dari mukosa

serta submukosa. Divertikula biasanya merupakan manifestasi motalitas yang

abnormal.Divertikulum dapat terjadi di mana saja sepanjang saluran

gastrointestinal.

Divertikulum adalah lekukan luar seperti kantong yang terbentuk dari

lapisan usus yang meluas sepanjang defek di lapisan otot. Divertikula dapat

terjadi di mana saja sepanjang saluran gastrointestinal. Divertikulosis

merupakan divertikula multipel yang terjadi tanpa inflamasi atau gejala.

Divertikulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan di suatu divertikulim

yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat membentuk drainase dan

akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan abses (Keperawatan

Medikal-Bedah Volume 2, 2001:hal.1100).

Divertikulosis merupakan divertikula multiple yang terjadi tanpa

inflamasi atau gejala. Divertikulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan

di suatu divertikulum yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat

membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan

abses.

Divertikulitis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%).Hal ini

telah diperkirakan bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis

mengalami divertikulitis pada titik yang sama. Divertikulitis paling umum

terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada individu

dengan usia lebih dari 80 tahun.Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat

gangguan pada individu yang berusia di bawah 40 tahun. Asupan diet rendah

serat diperkirakan sebagai penyebab utama penyakit. Divertikulitis dapat

terjadi pada serangan akut atau mungkin menetap sebagai infeksi yang kontinu

dan lama.

Page 6: MAKALAH DIVERTIKULITIS

B. Etiologi

a. Mikro dan makro perforasi

b. Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area kelemahan

dalam dinding colon.

c. Diet rendah serat

d. Kuman-kuman seperti taenia coli

C. Patofisiologi

Diverticulitis dapat dibawa dari lahir (factor congenital) yang tidak

diketahui penyebabnya (idiopatik) dimana seluruh lapisan usus merupakan

dinding divertikel. Tetapi hal ini jarang terjadi, umumnya ditemukan setelah

lahir dan kebanyakan pada usus besar khususnya pada kolon sigmoid dan

kolon desendens.

Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa colon

mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler akibat tekanan intraluminal

yang tinggi, volume colon yang rendah(isi kurang mengandung serat),dan

penurunan kekuatan otot dalam dinding colon(hipertrofi muskuler akibat masa

fekal yang mengeras).Divertikulum menjadi sumbatan dan kemudian

terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung melebar ke

dinding usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan spastisitas

kolon. Abses dapat terjadi, menimbulkan peritonitis, sedangkan erosi

pembuluh darah(arterial)dapat menimbulkan perdarahan.

D. Manifestasi Klinis

a. Konstipasi

b. Nyeri abdomen

c. Tanda-tanda divertikulosis akut adalah iregularitas usus dan interval diare,

nyeri dangkal dan ram pada kuadran kiri bawah dari abdomen dan demam

ringan.

d. Mual, muntah

e. Pada inflamasi local divertikula berulang, usus besar menyempit pada

striktur fibrotik, yang menimbulkan kram,feces berukuran kecil-kecil, dan

peningkatan konstipasi.

f. Perdarahan samar dapat terjadi, menimbulkan anemia defisiensi besi

g. Kelemahan dan keletihan

Page 7: MAKALAH DIVERTIKULITIS
Page 8: MAKALAH DIVERTIKULITIS
Page 9: MAKALAH DIVERTIKULITIS

E. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan sinar-x seperti enema barium yang akan menunjukkan adanya

penyempitan kolon dan penebalan lapisan otot.

Pemeriksaan sinar-x terhadap abdomen dapat menunjukkan adanya udara

bebas di bawah diafragma bila perforasi terjadi akibat diverticulitis.

Pemindai tomografi computer (CT) dapat menunjukkan abses.

Kolonoskopi dilakukan untuk mengobservasi divertikula dan

membedakannya dengan kemungkinan penyakit lain.

Tes laboratorium yang akan membantu dalam diagnosis adalah hitung

darah lengkap.

F. Penatalaksanaan

a. Usus di istirahatkan dengan menunda asupan oral,memberikan cairan

intravena,dan melakukan pengisapan nasogastrik bila ada muntah atau

distensi.

b. Antibiotika spektrum luas diberikan selama 7 sampai 10 hari Pemeridin

(Demerol) diberikan untuk menghilangkan nyeri.

c. Antispasmodik seperti propantelin bromide(Pro-Banthine) dan

oksifensiklimin(daricon)dapat diberikan

d. Menggunakan pelunak feces(colace)/supositoria.

e. Reseksi derajat-satu pada bagian sigmoid yang terkena untuk serangan

berulang

f. Prosedur derajat-multipel untuk komplikasi, seperti obstruksi, perforasi

dan fistula.

G. Komplikasi

Komplikasi diverticulitis mencakup:

Penyumbatan usus

Perdarahan.

Fistula

Pembentukan abses, perforasi dan peritonitis

BAB III

Page 10: MAKALAH DIVERTIKULITIS

KONSEP DASAR ASKEP

A. PENGKAJIAN

1. Identitas klien

(nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku

bangsa, tanggal dan jam masuk RS, no register dan diagnosis medis).

2. Keluhan Utama

Pada pasien dengan divertikulum datang dengan keluhan nyeri

abdomen bersifat kram dan tersering terlokalisasi atau diare, gangguan

BAB, mual muntah atau gejala urinarius menetap, distensi abdomen

dan masa abdomen, sampai dengan komplikasi serius seperti perforasi

(asimtomatik) beberapa jam sebelum dibawa ke Rumah Sakit.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Selama mendapat riwayat kesehatan, pasien ditanya tentang awitan dan

durasi nyeri serta pola eliminasi saat ini dan masa lalu. Kebiasaan diet

dikaji ulang untuk menentukan asupan serat. Pasien ditanya tentang

mengejan saat defekasi,adanya konstifasi dengan periode diare,

tenesmus (spasme sfingter anal dengan nyeri dan dorongan untuk

defekasi) terus-menerus, kembung abdomen, dan distensi.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pernah mempunyai riwayat inflamasi usus

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang

mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.

6. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Perhatikan apakah pasien tampak pucat lesu, nyeri abdomen, mual

muntah, BAB pasien.

Page 11: MAKALAH DIVERTIKULITIS

b. Palpasi

Palpasi pada daerah divertikulitis tampil pada nyeri tekan ringan pada

kuadran kiri bawah

c. Auskultasi pada daerah abdomen

d. Perkusi

e. Pemeriksaan Diagnostik

Sinar-X abdomen dilakukan untuk mengesampingkan apendisitis.

Enema barium memberikan informasi diagnostic dengan menandai

sisi dan luasnya penyakit.

Pemindai temografi computer(CT) dapat menunjukan abses

Kolonoskopi dilakukan untuk mengobservasi divertikula dan

membedakannya kemungkinan penyakit lain.

Tes laboratorium yang akan membantu dalam diagnosis adalah

hitungan darah lengkap (hitung sel darah putih akan meningkat)

dan laju sedimentasi (biasanya akan meningkat).

7. Data Dasar pengkajian

1) Aktivitas/ istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah

Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare

Merasa gelisah dan ansietas

Pembatasan aktivitas/ kerja sehubungan dengan efek

proses penyakit.

2) Sirkulasi

Tanda : Takikardia (respons terhadap demam, dehidrasi, proses

inflamasi, dan nyeri)

Kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin K)

TD: Hipotensi, termasuk postural.

Kulit/ membrane mukosa: turgor buruk, kering, lidah

pecah-pecah (dehidrasi/malnutrisi).

3) Eliminasi

Gejala : tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau

atau berair

Page 12: MAKALAH DIVERTIKULITIS

Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang

timbul, sering, tak dapat dikontrol (sebanyak 20-30 kali

defekasi/hari); perasaan dorongan/kram (tenesmus);

defekasi berdarah/pus/mukosa dengan atau tanpa keluar

feses.

Perdarahan per rectal

Riwayat batu ginjal (dehidrasi)

Tanda : menurunnya bising usus, tak ada peristaltic atau

adanya peristaltic yang dapat dapat dilihat.

Hemoroid, fisura anal (25%); fistula perianal

oliguria

4) Integritas ego

Gejala : ansietas, ketakutan, emosi kesal, mis: perasaan tak

berdaya/ tak ada harapan.

Factor stress akut/kronis, mis: hubungan dengan

keluarga/ pekerjaan, pengobatan yang mahal.

Factor budaya-peningkatan prevalensi pada populasi

yahudi

Tanda : menolak, perhatian menyempit, depresi

5) Makanan/ cairan

Gejala : anoreksia, mual/muntah

Penurunan BB

Tidak toleran terhadap diet/sensitive mis:buah

segar/sayur, produk susu, makanan berlemak.

Tanda : penurunan lemak subkutan/massa otot

Kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk.

Membrane mukosa pucat; luka; inflamasi rongga mulut.

6) Higiene

Tanda : ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri

Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin

Bau badan

7) Nyeri/ kenyamanan

Gejala : nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin

hilang dengan defekasi)

Page 13: MAKALAH DIVERTIKULITIS

Titik nyeri berpindah

Nyeri mata, fotofobia (iritis)

Tanda : nyeri tekan abdomen/distensi.

8) Keamanan

Gejala : riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik,

vaskulitis.

Arthritis (memperburuk gejala dengan eksaserbasi

penyakit usus)

Peningkatan suhu 39,6-40o (eksaserbasi akut)

Penglihatan kabur

Alergi terhadap makanan/ produk susu (mengeluarkan

histamine ke dalam usus dan mempunyai efek

inflamasi)

Tanda : lesi kulit mungkin ada, mis: eritema nodusum

(meningkat, nyeri tekan, kemerahan, dan membengkak)

pada tangan, muka; pioderma gangrenosa (lesi tekan

purulen/ lepuh dengan batas keunguan) pada paha, kaki,

dan mata kaki.

Ankilosa spondilitis

9) Seksualitas

Gejala : frekuensi menurun/ menghindari aktivitas seksual.

10) Interaksi social

Gejala : masalah hubungan/ peran sehubungan dengan kondisi.

Ketidakmampuan aktif dalam social.

Page 14: MAKALAH DIVERTIKULITIS

B. Analisa Data

Nama klien :Ruang rawat :Diagnosa medik :

No

Data Etiologi Masalah Keperawatan

1

2

3

DS:DO:

Klien tampak meringis kesakitan akibat nyeri

Tidak nafsu makan : mual dan muntah

Demam ringan

TTV :TD: 100/70 mmHgND: 70/iRR: 16/iS: 38 °C

DS:DO:

Klien tampak susah BAB

Nafsu makan klien berkurang, hanya mampu menghabiskan ½ porsi.

DO: Penurunan

haluaran urine Mual dan

muntah Kulit pucat Pasien tampak

gelisah TTV

TD: 100/70 mmHgND: 70/iRR: 16/iS: 38 °C

1. Inflamasi dan infeksi

2. Penyempitan kolon, sekunder akibat penebalan segmen otot dan striktur.

3. Proses infeksi

1. Nyeri

2. Konstipasi

3. Perubahan perfusi jaringan gastrointestinal

Page 15: MAKALAH DIVERTIKULITIS

C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi

2. Konstipasi berhubungan dengan penyempitan kolon

3. Perubahan perfusi jaringan gastrointestinal berhubungan dengan proses

infeksi.

D. Nursing Care Planning

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan

Kriteria

HasilIntervensi Rasional

1 Nyeri berhubungan

dengan inflamasi dan

infeksi, Ditandai

dengan skala nyeri 3

Setelah

dilakukan

intervensi

keperawatan

selama 3 x 24

jam diharapkan

nyeri

berkurang.

Nyeri

berkurang.

Meminta

analgetik

sesuai

kebutuhan

Mentaati diet

rendah serat

selama episode

akut.

TTV DBN:

- TD: 110/70-

120/80 mmHg

- ND: 60-100

x/i

- RR: 16-24 x/i

- S: 36,5-37,5

°C

MANDIRI :

Dorong pasien untuk

melaporkan nyeri

Kaji laporan kram

abdomen atau nyeri,

catat lokasi, lamanya,

intensitas (0-10).

Selidiki dan laporkan

perubahan

karakteristik nyeri

kaji ulang factor-

faktor yang

meningkatkan atau

menghilangkan nyeri

izinkan pasien untuk

memulai posisi

nyaman

berikan tindakan

nyaman

MANDIRI :

Mencoba untuk

mentoleransi nyeri

Perubahan pada

karakteristik nyeri

dapat menunjukkan

penyebaran

penyakit/ terjadinya

komplikasi.

Dapat

menunjukkan

dengan tepat

pencetus atau factor

pemberat atau

mengidentifikasi

terjadinya

komplikasi.

Menurunkan

tegangan abdomen

dan meningkatkan

rasa control.

Meningkatkan

relaksasi,

memfokuskan

Page 16: MAKALAH DIVERTIKULITIS

KOLABORASI

Berikan analgetik

(mis: analgetik)

Berikan preparat

antispasmodic sesuai

program

kembali perhatian,

dan meningkatkan

kemampuan

koping.

Untuk meredakan

nyeri

Untuk menurunkan

spasme usus

2 Konstipasi

berhubungan dengan

penyempitan kolon.

Setelah

dilakukan

intervensi

keperawatan

selama 3 x 24

jam diharapkan

klien

mendapatkan

dan

mempertahanka

n pola eliminasi

normal

Mendapatkan pola

eliminasi normal

Melaporkan

kram dan nyeri

abdomen

berkurang

Melaporkan

pasase feses

lembut dan

berbentuk,

tanpa nyeri

Menambah-

kan sekam

yang tidak

terproses

dalam

makanan

Minum

sedikitnya 10

gelas cairan

sehari (bila

asupan cairan

dapat

ditoleransi

Latihan setiap

hari

MANDIRI :

Berikan asupan cairan

2 L/ hari (dalam batas

cadangan jantung

pasien)

Berikan makanan

yang lembut tetapi

mempunyai serat

tinggi

Berikan program

latihan individual

Tinjau ulang rutinitas

harian pasien

Masukkan laksatif

bulk harian seperti

Metamucil

Berikan pelunak feses

sesuai resep

MANDIRI :

Membantu

melancarkan

defekasi

Untuk

meningkatkan bulk

feses dan

memudahkan

peristaltic, sehingga

meningkatkan

defekasi.

Untuk

memperbaiki tonus

otot

Untuk membuat

jadwal makan dan

menyusun waktu

untuk defekasi.

Membantu

mendorong feses

melewati kolon.

Untuk menurunkan

mengejan saat

defekasi, yang pada

waktunya

menurunkan

Page 17: MAKALAH DIVERTIKULITIS

Berikan enema

retensi-minyak

tekanan usus

Untuk melunakkan

feses dan

menurunkan

inflamasi.

3 Perubahan perfusi

jaringan

gastrointestinal

berhubungan dengan

proses infeksi.

Setelah

dilakukan

intervensi

keperawatan

selama 3 x 24

jam diharapkan

ada perbaikan

perfusi jaringan

gastrointestinal.

Mencapai perfusi

jaringan

gastrointestinal

normal.

Memenuhi

pembatasan

makanan

Haluaran urine

adekuat

TTV DBN:

- TD: 110/70-

120/80 mmHg

- ND: 60-100

x/i

- RR: 16-24 x/i

- S: 36,5-37,5

°C

MANDIRI :

Awasi tanda vital dan

haluaran urine

Berikan cairan IV

MANDIRI :

Memberikan

informasi tentang

derajat/

ketidakadekuatan

perfusi jaringan dan

membantu

menentukan

kebutuhan

intervensi

Untuk

menggantikan

kehilangan volume

sesuai kebutuhan.

Page 18: MAKALAH DIVERTIKULITIS

DAFTAR PUSTAKA

Burner and suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,-edisi 8,-

volume 2, EGC, Jakarta

Engram, Barbara, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2,

EGC, Jakarta.

Price, Silvia A. 2006. Patofisiologi, volume 2. Jakarta: Buku kedokteran EGC.

Setiyohadi, bambang dan Tambunan, A.Sanusi. 2006. Ilmu Penyakit Dalam

Edisi 4, Jilid 2. Jakarta: EGC