Upload
anonymous-mbegvhj1cx
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah Ekologi
Pengetahuan Lingkungan Migas dan Panas Bumi
DISUSUN OLEH :
Nama : Gilang Chrisdiantoro
NIM : 1101081
Kelas : S1 Teknik Perminyakan Reg B ‘11
S1 TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2014
Page | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam dan
lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung
pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu
menyesuaikan dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang
merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan
hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai
makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat
mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan
laboratorium alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan
memanfaatkannya.
Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal lingkungannya,
apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang berubah, begitu
pula berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan. Dengan merenungkan
munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang
mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri yang
semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan ekologi semakin menonjol.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ekologi?
2. Bagaimana hubungan ekologi dengan ilmu lain?
3. Apa saja ruang lingkup ekologi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ekologi
2. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lain
3. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi
D. Manfaat Penulisan
Agar pembaca mengetahui peranan ekologi dan ruang lingkup ekologi di dalam kehidupan
an hubungannya dengan ilmu lain.
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Ekologi
Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena
perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof lainnya,
merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi, meskipun tidak
menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17 ayang timbul dari natural history
yang kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik, dan obyektif mengenai
hubungan organisme dan lingkungan yaitu EKOLOGI. Nama tersebut baru dikemukakan oleh
seorang ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah menyumbang
kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan. Misalnya: Anton van
Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis dari awal tahun 1700 juga
mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan populasi”, dua bidang
penting dalam ekologi mutakhir.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan berkembang terus dengan
cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap masalah lingkungan dalam mengadakan dan
memelihara mutu manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
B. Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat hidup, dan
“logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-
organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang
mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan
bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana
kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan
apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi
didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok
organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-
Page | 3
organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi
“golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah
lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai
pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari
pada alam. Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari
struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di
sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk
kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi,
faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya
menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah
mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah
tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk
hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi
juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup)
dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya
gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak
tahun 1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah
alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu
bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah
memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari
Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang
menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.
C. Hubungan Ekologi dengan Ilmu-ilmu lain
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu semakin
terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna
memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam
hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan
lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang komponen-komponen makhluk
hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan,
perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena
efek dari rumah kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus
berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya.
Page | 4
Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi dengan hampir semua
bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami ekologi.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap
spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki
daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem
ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas
ditunjukan pada spektrum yang dimaksud.
Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral) pada setiap tingkat menghasilkan sistem-
sistem fungsional yang khas. Di mana sistem tersebut mempunyai tujuan dan merupakan
gabungan dari berbagai komponen yang secara teratur berinteraksi satu sama lain dan saling
ketergantungan serta membentuk satu kesatuan secara keseluruhan.
Agar mudah dimengerti hubungan organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu yang
dapat menerangkan setiap makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan. Penyebaran,
adaptasi dan aspek-aspek fungsi organisme dan komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan
erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi, morfologi, fisiologi,
genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika memberikan informasi
mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan dan biologi sangat diperlukan bagi seorang
ahli ekologi untuk dapat mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia kehidupan.
D. Pembagian Ekologi
Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-sejarah
hidup dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan biasanya
mendapatkan penekanan. Pembahasan melaiputi aspek siklus hidup,adaptasi,sifat
parasitik,non-parasitik,dan lain-lain.
2. Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme
yang berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu
daerah tertentu. Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis pohon
terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila studi itu
memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh,
pendekatannya bersifat sinekologi.
Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian. Seseorang yang akan
melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses, tingkat-tingkat,
Page | 5
lingkungan-lingkungan, organisme-organisme, atau masalah-masalah dan membuat
sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
E. Ruang Lingkup Ekologi
Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.
a. Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetik,dan berada
bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara umum, apabila kita bicara
populasi,maka yang kita maksudkan adalah anggota-anggota dari spesies yang sama,yang
satu sama lain berdekatan. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi
interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh
interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
1. Alelopati
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp.
dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
2. Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama
sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan
antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
b. Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan
waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita dapat
menggunakan komunitas untuk menunjukkan semua benda yang hidup di dalam suatu
ekosistem ,atau kita dapat membatasi perhatian kita hanya pada komunitas burung,atau
komunitas tanaman dan sebagainya.Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu
adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak.
Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :
1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya
seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga
berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil
Page | 6
2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur,
komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dll
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di
daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut
hutan hujan tropik.
Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara
garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu (1) Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya
yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam, (2) Komunitas terrestrial, yaitu
kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir,
dll.
Struktur Komunitas
Karakter komunitas
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan
kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan
nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas
(kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan
luas/volume, atau persatuan penangkapan
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah
yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-
suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan
memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut
konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih
mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
Page | 7
Suksesi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga
komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat
tersebut tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.
2. Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi primer,
perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada
habitatnya. Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada
komunitas yang tersisa.
INTERAKSI
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antarkomponen
ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
1. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu
akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam
satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di
sekitar kita.Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang
kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang
sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak,
disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat
erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi
sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang,
rusa,dan burung hantu dengan tikus.
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu
organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya
sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia,
Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies
dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies
diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon
yang ditumpanginya.
Page | 8
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil
akar kacang-kacangan.
2. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau
tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang
dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans)
jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp.
dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan
antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
3. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah
disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma.
Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer.
Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air
sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran
energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon.
Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
4. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara
organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu.
Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Page | 9
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri
khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong
terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
c. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati
yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup
organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling
mempengaruhi dan berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu
peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupundekomposer.. Ekosistem
merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi
ada bermacam-macam ekosistem.
Susunan Ekosistem
Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya tersusun dari beberapa komponen
sebagai berikut :o Komponen autotrof
autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti
“menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan trophikos yang
berarti makanan).Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut
disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan,
jamur, dan mikroba.
Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara,
sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat
berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
Page | 10
Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme
pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-
bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk
pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
a) Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan
letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa
bioma, yaitu sebagai berikut.
Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput.Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah
hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga
penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C).
Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang
terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan
menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar
panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun
antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-
cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang
ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif
banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak
Page | 11
geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan
berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi
perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah
tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar;
suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan
khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera,
burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah
hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim
(dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon
(sebangsa luwak).
Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan
tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah
ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan
biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya
mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada
yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas.
Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa
kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
b) Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah
jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat
Page | 12
dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
- Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti
beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan
berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai
akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan
osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
- Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif
dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi,
insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
c) Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.
Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke
tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat
dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian
dasar dalamnya ± 300 meter.
Page | 13
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin
ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200
m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-1000
m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m.
Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak
terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu
menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000
m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan
cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan
karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir
sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara
banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis
melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut.Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang
hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan
burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni
oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora,
kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Page | 14
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan
sebagai berikut.
1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin;
tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius
(rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi
ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola
Fruescens (babakoan).
2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia,
Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut
berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas
merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain
berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari
pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa,
Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon
yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini
juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai
memperkaya estuari.Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput
rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai
cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat
air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu
unggas air.
4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri
dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu
karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga
fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang
Page | 15
merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari
kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup
karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme
mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan,
hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi
mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
d. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global, jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh makhluk
hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks dalam
ekologi. Biosfer meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer, daratan sampai ke
dan termasuk bebatuan yang mengandung air yang berada paling tidak 1500 meter di
bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa
kilometer.
Penentu penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan faktor abiotik
lainnya.
Faktor abiotik utama
1. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena
pengaruhnya pada proses bilogis dan ketidakmampuan sebagaian besar organisme
untuk mengatur suhu tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat di
dalamnya membeku pada suhu di bawah 0oC, dan protein pada sebagian besar
organisme akan mengalami denaturasi pada suhu di atas 45o C. Selain itu jumlah
organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif pada suhu yang
sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi yang luar biasa
memungkinkan beberapa organisme hidup di luar di dalam suhu tersebut.
2. Air
Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. Air sangat
penting bagi kehidupan tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis di berbagai
habitat. Organisme air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu lingkungan
akuatik, tetapi organisme tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika
tekanan osmosis intraselulernya tidak sesuai dengan tekanan osmosis air disekitarnya.
Organisme di lingkungan darat mengahdapi ancaman kekeringan yang hampir konstan
Page | 16
dan evolusinya dibentuk oleh kebutuhannya untuk mendapatkan dan menyimpan air
dalam jumlah yang mencukupi.
3. Cahaya Matahari
Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem
meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber
energi secara langsung. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya
membatasi persebaran organisme fotosintetik akan tetapi organisme fotosintetik itu
sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus air yang selanjutnya akan mengurangi
intensitas dan kualitas cahaya pada air di bawahnya.
4. Angin
Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organism dengan cara
meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi. Angin juga
menyebabkan hilangnya air di organism dengan cara meningkatkan laju penguapan
pada hewan dan laju transpirasi pada tumbuhan. Selain itu, angin dapat menyebabkan
pengaruh yang sangat mendasar pada bentuk pertumbuhan tumbuhan., yaitu dengan
cara menghambat pertumbuhan anggota tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah
tiupan angin, anggota tubuh pohon yang berada pada arah yang berlawanan dengan
arah tiupan angin akan tumbuh secara normal, yang menghasilkan suatu penampakan
“lambaian bendera”.
5. Batu dan Tanah
Penyebab timbulnya pola pengelompokan pada area tertentu yang acak pada
ekosistem terrestrial adalah struktur fisik, pH dan komposisi mineral batuan serta tanah
yang akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran
sungai, komposisi substrat dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang
selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan h ewan penghuni ekosistem akuatik.
Pada lingkunhan laut struktur substrat dalamm zona pasang-surut dan dasar laut
menentukan jenis organisme yang dapat menempel atau meliang dalam habitat seperti
itu.
6. Gangguan Periodik
Gangguan yang sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado dan letusan
gunung merapi dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah adanya gangguan
yang merusak, daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari
bencana, akan tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu suksesi perubahan
selama proses pemulihan. Beberapa gangguan, seperti letusan gunung berapi
Page | 17
merupakan gangguan yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi menurut dan ruang,
sehingga organism tidak memiliki adaptasi evolusioner untuk menghadapinya.
Sebaliknya gangguan seperti kebakaran meskipun dalam jangka pendek tidak dapat
diprediksi, tetapi kejadian berulang sering terjadi pada beberapa komunitas, dan banyak
tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan periodic seperti ini. Pada kenyataannya
beberapa komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang terjadi secara
perioi untuk mempertahankan hidupnya.
Iklim
Faktor abiotik yang baru dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi organisme.
4 faktor pertama-suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen utama iklim (climate)
yaitu kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita dapat melihat dampak besar iklim
pada persebaran organisme dengan cara membuat suatu klimograf, yaitu suatu plot suhu
dan curah hujan dalam suatu daerah tertentu, yang sering kali diberikan dalam bentuk rata-
rata tahunan. Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan
bioma yanng ditemukan di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus selalu
berhati-hati untuk membedakan antara korelasi antara variabel-variabel dengan kausal,
yaitu suatu hubungan sebab akibat.
F. Aplikasi Ekologi
Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang
kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk, industri pembangunan jalan-
jalan dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan unsur-unsur radio aktif, pembuatan
bandara, perumahan, dan sebagainya merupakan contoh yang dapat mempercepat proses
perubahan lingkungan dari bumi ini. Manusia dengan kelebihannya yang mempunyai akal dan
pikiran dalam kemajuan teknologi ini merasa makhluk yang paling berkuasa di alam ini.
Penemuan-penemuan yang pada mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat
menjadi bomerang terhadap hidupnya bila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.
Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya
dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat
dipertanggungjawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi harus dapat
melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat pengamanan dan
pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis lingkungan
hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan, penghijauan, erosi,
banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi buah-buahan langka,
Page | 18
pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena
kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.
Ada 14 asas dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan yang
lain. Yaitu:
Energi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat hilang,
dihancurkan atau diciptakan.
Semua proses pengubahan energi tidak cermat.
Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber alam.
Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan.
Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat merangsang penggunaan
sumber alam tersebut.
Keturunan (genotif) dengan daya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai pada generasi
berikutnya.
Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil.
Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman dengan kecepatan yang
ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi.
Keanekaragaman sebanding dengan biomassa/produktivitas.
Biomassa/produktivitas meningkat dalam lingkungan yang stabil.
Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa.
Kesempurnaan adaptasi setiap habitat/sifat bergantung kepada kepentingan relatifnya
dalam suatu lingkungan tertentu.
Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku dalam
ekosistem mantap yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi lebih jauh lagi.
Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh sejarah populasi
itu sebelumnya.
Page | 19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
2. Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua, yaitu
pembagian berdasarkan “lapisan vertikal” dan pembagian berdasarkan “taksonomi”
3. Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat paling
sederhana ke tingkat organisasi yang paling kompleks.Tingkatan organisme dalam ekologi
adalah protoplasma, sel, jaringan, organ , sistem organ, organism, populasi, komunitas, dan
ekosistem.
4. Ekologi masa kini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat dikelompokkan
berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi, berdasarkan habitatnya, dan
berdasarkan taksonomi.
5. Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme
akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di
sekitarnya.
6. Ekologi memiliki 14 asas yang merupakan satu kesatuan antara asas yang satu dengan asas
yang lain.
Page | 20