15
PENGERTIAN FILSAFAT DAN METODE FILSAFAT MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen Pengampu: Bapak H.a. Zaenal Abidin Disusun Oleh: Kelompok 1 1. Dewi Prastiwi 1401411025 2. Aji Budi Utomo 1401411244 3. Rizqi Harisnawati 1401411450 4. Hernnie Rahayu 1401411604 Rombel 12

makalah filsafat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah filsafat

Citation preview

PENGERTIAN FILSAFAT DAN METODE FILSAFAT

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat PendidikanDosen Pengampu: Bapak H.a. Zaenal Abidin

Disusun Oleh:Kelompok 11. Dewi Prastiwi14014110252. Aji Budi Utomo14014112443. Rizqi Harisnawati14014114504. Hernnie Rahayu1401411604

Rombel 12

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam kehidupan modern ini, filsafat bisa diartikan sebagai ilmu yang berupaya memahami semua hal yang muncul di dalam keseluruhan ruang lingkup pandangan dan pengalaman umat manusia. Dengan kata lain, berfilsafat adalah satu upaya untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang timbul dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Definisi tersebut pada prinsipnya menempatkan sesuatu berdasarkan kemampuan nalar manusia. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran yang bergantung sepenuhnya pada kemampuan daya nalar manusia. Dengan demikian, kebenaran berfungsi sebagai tolak ukur antara sesuatu peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudahnya. Jika cocok dianggap benar dan jika tidak cocok tidak diterima sebagai kebenaran. Kebenaran yang demikian agaknya cenderung mengandung pengertian yang relative, sebab bergantung dari factor ruang dan waktu. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dari zaman ke zaman memiliki corak dan cirri yang berbeda. Kondisi ini cenderung memacu manusia untuk selalu berpikir mencari nilai kebenaran itu. Namun, karena terdapat perbedaan cara pandang dalam menafsirkan kebenaran tersebut, maka belum ada kesepakatan mengenai hakikat dan definisi filsafat. Peran filsafat dalam dunia pendidikan adalah memberi kerangka acuan bidang filsafat pendidikan guna mewujudkan cita-cita pendidikan yang diharapkan oleh suatu masyarakat atau bangsa. Karena itu, tak heran bila filsafat pendidikan yang terdapat pada suatu Negara dipengaruhi oleh filsafat hidup yang menjadi anutan bangsa di Negara tersebut. Terkait dengan itu, dalam makalah ini akan memfokuskan terhadap pengertian filsafat dan metode-metode yang ada dalam filsafat.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari filsafat?2. Apa saja metode yang ada dalam filsafat?C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui pengertian filsafat.2. Untuk mengetahui metode-metode dalam filsafat.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian FilsafatPengertian filsafat menurut beberapa ahli:1. Secara harfiyah atau etimologi, filsafat berarticinta kebijaksanaandan kebenaran.Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yang merupakan kata majemuk dariPhiliadanSophia.MenurutPoedjawijatna filsafat berasal dari kata Arab yang erat hubungannya dengan bahasa Yunani, yaituphilosophia,yang merupakan bentuk kata majemuk dariphilodansophia.Philo berarti cinta atau keinginan dan karenanya berusaha untuk mencapai yang diinginkan itu. Sedangkan sophia berarti kebijakan (hikmah) atau kepandaian. Jadi filsafat adalah keinginan yang mendalam untuk mendapatkan kepandaian atau cinta pada kebijakan. 2. Menurut Poedjawijatna, filsafat adalahsejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya tentang segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. 3. Sementara Hasbullah Bakry, mengatakan bahwa filsafat adalahsejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia.4. Plato mendefinisikan filsafat adalahpengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli (hakiki),dan 5. Aristoteles mengatakan bahwa filsafat adalahpeengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika.6. Selanjutnya, menurut Immanuel Kant filsafat adalah pengetahuan yang menjadi pokok pangkal segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat persoalan, yaitu : (a) apa yang dapat diketahui, jawabannya adalahmetafisika, (b) apa yang seharusnya diketahui, jawabannya adalahetika,(c) sampai di mana harapan kita, jawabannya adalahagamadan (d) apa itu manusia, jawabannya adalahantropologi Kesimpulannya filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang berkaitan dengan konsep dasar mengenai ilmu yang asli dan benar secara mendalam. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.

B. Metode Kajian FilsafatMetode berasal dari bahasa Yunani,methodeuoyang diambil dari katamethodos, artinya mengikuti jejak, mengusut, menyelidiki dan meneliti, akar katanya adalahmeta(dengan) danhodos(jalan). Dalam hubungan dengan kegiatan yang bersifat ilmiah, metode berarti cara kerja teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu obyek yang dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu tertentu. Metode tidak sekedar menyusun dan menghubungkan bagian-bagian pemikiran yang terpisah-pisah, melainkan juga merupakan alat paling utama dalam proses dan perkembangan ilmu pengetahuan sejak dari awal penelitian hingga mencapai pemahaman baru dan kebenaran ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Metode kefilsafatan sangat beraneka ragam, hampir sama dengan banyaknya jumlah ragam filsafat itu sendiri. Ini berarti bahwa filsafat tidak mempunyai metode tunggal yang digunakan oleh semua filsuf sejak zaman purba hingga sekarang. Dalam Dictionary of Philosophyyang dikutip oleh Dr. Anton Bakker disebutkan ada sepuluh metode filsafat konkret, yaitu1) metode kritis: Socrates dan Plato,2) metode intuisi: Platinos dan Bergson,3) metode skolastik: Aristoteles, Thomas Aquinas dan filsafar abad pertengahan,4) metode matematis: Descartes,5) metode empiris: Hobbes, Locke, Barkeley dan Hume,6) metode transendental: Imanuel Kant, Neo-Skolastik,7) metode dialektis: Hegel dan Karl Marx,8) metode fenomenologis: Husserl dan eksistensialisme,9) metode neo-positivismedan10) metode analitika bahasa: Wittgenstein (Sudarsono, 2001: 86-87).

1. Metode Kritis : Socrates dan platoMetode ini bersifat analisis istilah dan pendapat atau aturan-aturan yang di kemukakan orang. Merupakan hermeneutika, yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan. Dengan jalan bertanya (berdialog), membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak yang akhirnya di temukan hakikat. Metode dialektika (bahasa Yunani dari kata kerjadialegesthai= bercakap-cakap atau dialog) atau dikenal juga dengan metode kritis ini pertama kali dimunculkan oleh Socrates. Metode ini bersifat analisis terhadap suatu istilah dan pendapat melalui pertanyaan atau dialog kesana kemari untuk membanding-bandingkan, kamudian ditemukan suatu kesimpulan yang hakiki. Dengan metode ini Socrates menemukan logikainduksidandefinisi.Logika induksi adalah pemikiran yang bertolak dari pengetahuan khusus (contoh kongkret) lalu memberikan kesimpulan yang umum.Demikian pendapat Socrates bahwa kebenaran itu ada yang relatif (subyektif) dan ada pula yang obyektif (mutlak). Teori atau ajaran Socrates ini diperkuat dan dikembangkan oleh salah sorang teman yang sekaligus muridnya bernama Plato. Hanya saja menurut Plato kebenaran umum (definisi, obyektif) itu bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif sebagaimana dihasilkan oleh Socrates. Menurut Plato bahwa kebenaran obyektif itu sudah ada di alamide.2. Metode Intuitif : Plotinus dan bergsonDengan jalan metode intropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol-simbol di usahakan membersihkan intelektual (bersama dengan pencucian moral), sehingga tercapai suatu penerangan pemikiran. Sedangkan bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan, tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.Metode intuisi (suara hati atau keimanan atau tenaga rohani yang berbeda dengan akal) ini pertama kali dilontarkan oleh Plotinus. Dengan metode ini plotinus melahirkan teoriemanasi,yang juga bepengaruh pada filsafat Islam. Emanasi merupakan sebuah teori yang cukup berani, karena para filsuf sebelumnya tidak mampu dan takut untuk melontarkan teori ini. 3. Metode Skolastik : aristoteles, thomas aquinas, filsafat abad pertengahan.Metode ini bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak dari defenisi-defenisi atau prindip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik kesimpulan-kesimpulan.4. Metode Geometris : rene descartes dan pengikutnyaMelalui analisis mengenai hal-hal kompleks di capai intiuisi akan hakikat-hakikat sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain), dari hakikat-hakikat itu di dedukasikan secara matematis segala pengertian lainnya.5. Metode Empiris :Hobbes, Locke, Berkeley, David HumeHanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian (ide-ide ) dalam intropeksi di bandingkan dengan cerapan-cerapan (impresi) dan kemudian di susun bersama secara geometris.6. Metode Transendental : Immanuel Kant dan Neo skolastikMetode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis di selidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian demikian.7. Metode fenomenologis : Husserl, EksistensialismeYakni dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (reduction), refleksi atau fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat-hakikat murni. Fenomelogi adalah suatu aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakkan diri, atau yang membicarakan gejala. Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan dan menurut Husserl ada tiga macam reduksi yaitu:a) reduksi fenomologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita agar mendapat fenomena semurni-murninya.b) Reduksi eidetis.c) Reduksi transendental8. Metode Dialektis : Hegel dan MarkDengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri menurut triade tesis, antitetis, sistesis di capai hakikat kenyataan. Dialektis itu di ungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu dua pengertian yang bertentangan kemudian di damaikan (tesis-antitesis-sintesis).9. Metode Non-positivistisKenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif (eksakta).10. Metode analitika bahasa : WittgensteinDengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofis. Metode ini di nilai cukup netral sebab tidak sama sekali mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya adalah semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa di dasarkan kepada penelitian bahasa yang logis.

BAB IIIPENUTUP

A. SimpulanFilsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang berkaitan dengan konsep dasar mengenai ilmu yang asli dan benar secara mendalam. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Ada sepuluh metode filsafat konkret, yaitu1) metode kritis: Socrates dan Plato,2) metode intuisi: Platinos dan Bergson,3) metode skolastik: Aristoteles, Thomas Aquinas dan filsafar abad pertengahan,4) metode matematis: Descartes,5) metode empiris: Hobbes, Locke, Barkeley dan Hume,6) metode transendental: Imanuel Kant, Neo-Skolastik,7) metode dialektis: Hegel dan Karl Marx,8) metode fenomenologis: Husserl dan eksistensialisme,9) metode neo-positivismedan10) metode analitika bahasa: Wittgenstein (Sudarsono, 2001: 86-87).

B. Saran Semoga dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal dalam mempelajafi filsafat. Jadikanlah filsafat sebagai penentuan terhadap penentuan hidup dan pegangan fundamental dalam memecahkan masalah politik, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya yang terjadi dalam masyarakat yang setiap saat berubah dan berkembang dalam konteks akselerasi dan medernisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Jalaludin dan Abdulah Idi.,. 2007. FILSAFAT PENDIDIKAN. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengertian Filsafat. http://akhmadsudrajat.wordpress. com/2008/02/08/pengertian-filsafat/ (diakses pada hari minggu, 9 Maret 2014)Afriyadi, Yusuf. 2013. Metode-metode Filsafat. http://gudangmakalahku. blogspot. om/2013/04/metode-metode-filsafat.html (diakses pada hari minggu, 9 Maret 2014) Metode-metode Filsafat. http://artikel-tentangg.blogspot.com /2012/06/ragam-metode-filsafat.html (diakses pada hari minggu, 9 Maret 2014)