58
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar. Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam hidup. Seorang perawat kritis adalah perawat profesional yang bertanggung jawab untuk menjamin pasien yang kritis dan akut beserta keluarganya mendapatkan pelayanan keperawatan yang optimal. Perawat ruang intensif/kritis harus memberikan pelayanan keperawatan yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal keperawatan yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan. Perawat ruang kritis harus bekerja sesuai dengan aturan yang ada (standar rumah sakit/standar pelayanan maupun asuhan keperawatan). Etik ditujukan untuk mengukur perilaku yang diharapkan dari manusia sehingga jika manusia tersebut merupakan suatu kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti profesi keperawatan, maka aturannya merupakan suatu kesepakatan dari kelompok tersebut yang disebut kode etik. Status pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari staf paramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan kewajiban mematuhi hukum dalam setiap tindakan/pelayanan keperawatan yang dilakukan. Kumpulan hukum/peraturan keperawatan yang telah dikembangkan Keperawatan Gawat Darurat 1

Makalah Hafiz

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Hafiz

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi

krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar. Keperawatan kritis merupakan

salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara khusus menangani respon

manusia terhadap masalah yang mengancam hidup. Seorang perawat kritis adalah

perawat profesional yang bertanggung jawab untuk menjamin pasien yang kritis dan akut

beserta keluarganya mendapatkan pelayanan keperawatan yang optimal.

Perawat ruang intensif/kritis harus memberikan pelayanan keperawatan yang

mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal keperawatan yang mencerminkan

pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan. Perawat ruang kritis harus bekerja

sesuai dengan aturan yang ada (standar rumah sakit/standar pelayanan maupun asuhan

keperawatan). Etik ditujukan untuk mengukur perilaku yang diharapkan dari manusia

sehingga jika manusia tersebut merupakan suatu kelompok tertentu atau profesi tertentu

seperti profesi keperawatan, maka aturannya merupakan suatu kesepakatan dari kelompok

tersebut yang disebut kode etik.

Status pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari staf

paramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan kewajiban

mematuhi hukum dalam setiap tindakan/pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Kumpulan hukum/peraturan keperawatan yang telah dikembangkan dikenal sebagai

standar pelayanan keperawatan. Standar pelayanan keperawatan ditentukan dengan

pengambilan keputusan atas tindakan profesional yang paling tepat dilakukan untuk

mengatasi masalah yang ada.

Perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan pelayanan kesehatan cukup

berkontribusi dalam membuat orang tidak lagi dirawat dalam jangka waktu lama di rumah

sakit. Pasien yang berada di unit perawatan kritis dikatakan lebih sakit dibanding

sebelumnya. Sekarang ini banyak pasien yang dirawat di unit kritis untuk waktu 5 tahun

sudah dapat menjalani rawat jalan di rumah masing-masing. Pasien unit kritis yang ada

sekarang ini tidak mungkin bertahan hidup di masa lalu dikarenakan buruknya sistem

perawatan kritis yang ada. Sudah direncanakan di beberapa rumah sakit akan adanya unit

kritis yang lebih besar dan kemungkinan mendapatkan pelayanan perawatan kritis di

rumah atau tempat-tempat alternatif lainnya. Perawat kritis harus tetap memantau

Keperawatan Gawat Darurat 1

Page 2: Makalah Hafiz

informasi terbaru dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk mengelola

metode dan teknologi perawatan terbaru. Seiring dengan perkembangan perawatan yang

dilakukan pada pasien semakin kompleks dan banyaknya metode ataupun teknologi

perawatan baru yang diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu untuk selalu

meningkatkan pengetahuannya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pendekatan keperawatan kritis Pada bayi dan anak ?

Bagaimana pendekatan keperawatan kritis Pada Remaja?

Bagaimana pendekatan keperawatan kritis Pada wanita hamil ?

Bagaimana pendekatan keperawatan kritis Pada lansia ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Keperawatan kritis berdasarkan usia

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk pendekatan keperawatan kritis Pada bayi dan anak

Untuk pendekatan keperawatan kritis Pada Remaja

Untuk pendekatan keperawatan kritis Pada wanita hamil

Untuk pendekatan keperawatan kritis Pada lansia

1.4 Manfaat

Mahasiswa dapat menerapkan keperwatan kritis berdasarkan usia dan dapat memhami

keperawatan kritis

Keperawatan Gawat Darurat 2

Page 3: Makalah Hafiz

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Bayi dan Anak

Anak-anak merupakan dewasa kecil dari pada memandang anak-anak sebagai

dewasa kecil, lebih baik kita melihat orang dewasa sebagai anak-anak yang besar .

neonates ,bayi, anak-anak ,remaja, dewasa semua memiliki system fisiologik dan

psikososial yang matur. Pengetahuan tentang istem ini sangat penting bagi para

perawat kedaruratan . selain itu , tanpa memandang usia, semua pasien serta anggota

keluarga yang mencari penangannan ke UGD harus ditangani dengan penghargaan

dan berdasarkan asuhan keperawatan yang tepat bagi mereka.

2.1.1Ciri fisiologik dasar yang terdapat pada saluran nafas anak yang mempengaruhi

praktik keperawatan

Karena jalan nafas anak berukuran kecil , saluran ini mudah tersumbah oleh

darah, muntah, atau benda asing. Oleh karena itu, pengkajian dan pembersihan saluran

nafas harus diletakkan sebagai prioritas utama dalam benak perawat kedaruratan

ketika menghadapi pasien pediatric. Jika diperlakukan jalan nafas mekanis, ingat

selalu bahwa daerah kartilago krikoid merupakan bagian tersempit pada jalan nafas

anak-anak yang beruia di bawah delapan tahun ; karena bagian ini merupakan manset

alami, tidak diperlukan lagi slang endotrakea bermanset. Slang endotrakea pediatric

yang kecil memiliki berbagai ukuran pipa yang benar menurut usia anak; pipa yang

ukurannya terpilih harus disediakan bersama dua buah pipa lainnya , yaitu sebuah

pipa dengan ukuran satu angka lebih kecil dan sebuah lagi dengan ukuran satu angka

lebih besar. Gunakan tips berikut ini untuk memilih ukuran pipa endotrakea pediatric.

a. Gunakan slang endotrakea tanpa manset hingga usia delapan tahun.

b. Dalam memilih ukuran slang, gunakan salah satu strategi ini :

Hitunglah : 16 + usia dalam tahun

4

Pilihlah slang endotrakea yang ukurannya sesuia dengan diameter jari

kelingking pasien.

Pilihlah slang endotrakea yang ukurannya sesuai dengan ukuran lubang hidung

pasien.

Gunakan pita resusitasi berdasarkan panjang badan anak (seperti pita

Broselow).

Keperawatan Gawat Darurat 3

Page 4: Makalah Hafiz

2.1.2 Ciri fisiologik dasar yang terdapat pada pernapasan anak dan mempengaruhi praktik

keperawatan.

Karena anak-anak bernapas harus melewati hidung,tindakan aspirasi nasal

perlu dilakukan dengan sering ketika produksi mukus meningkat. Anak-anak juga

bernafas dengan diafragma;karena itu,segala sesuatu yang mempengaruhi diafragma

akan menurunkan gerakan ekskursi pernapasan. Gerak pernapasan tampak jelas pada

anak kecil karena memiliki dinding dada yang lentur dan tidak banyak menyangga

jaringan paru yang ada di balik dada tersebut.Oleh karena itu, distres pernapasan

pada anak akan terlihat retraksi (substernal,interkostal,dan

subklavikular),pernapasan cuping hidung, dan bising napas tambahan (mengi,ronki).

Disters respirasi dini ditandai oleh peningkatan gerakan pernapasan dan

takipnea;bradipnea merupakan tanda lanjut gangguan atau kegagalan pernapasan.

2.1.3 Ciri fisiologik dasar apa terdapat pada sirkulasi darah anak dan mempengaruhi

praktik keperawatan.

Volume darah yang beredar dalam tubuh anak-anak adalah 80ml/kg.

Jadi,kehilangan darah dalam jumlah yang sedikit pun dapat sudah dapat

menimbulkan gangguan sirkulasi. Pengisian-kembali kapilar merupakan indikator

penting untuk menunjukkan status sirkulasi; keterlambatan pengisian- ulang

kapilar >2 detik membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Temperatur kulit yang dingin,

bercak-bercak kemerahan, dan penurunan pengisian-ulang kapilar merupakan

tanda-tanda diduga gangguan sirkulasi. Peningkatan frekuensi jantung terjadi pada

anak untuk meningkatkan curah jantung yang diperlukan, guna mengompensasi

gangguan sirkulasi. Jadi, takikardia merupakan tanda-dini renjatan. Pada mulanya

tekanan darah tetap normal atau sedikit meninggi. Jika keadaan ini tidak diketahui

atau tidak diatasi, frekuensi jantung akan menurun, curah jantung

berkurang,tekanan darah menurun, dan terjadi brakikardia yang akan di ikuti

dengan henti jantung iminen.

2.1.4 Berat badan anak mempengaruhi praktik keperawatan

Anak-anak juga memiliki rasio permukaan tubuh terhadap berat badan tubuh

yang tinggi.Berat badan anak diperlukan untuk menghitung dosis pengobatan dan

jumlah cairan infus. Perkiraan berat badan anak bisa tidak akurat. Sebuah penelitian

melaporkan bahwa perkiraan atau estimasi yang dibuat oleh dokter kedarutatan,

perawat, dan orang tua, berbeda sebesar 15% atau lebih berat badan anak yang

sebenarnya. Oleh karena itu, timbanglah selalu berat badan anak pada saat tiba di

Keperawatan Gawat Darurat 4

Page 5: Makalah Hafiz

UGD. Kalau penimbangan tidak bisa dilakukan, gunakan ukuran yang sudah

standar, seperti pita Broselow untuk menentukan dosis pengobatan berdasarkan berat

badan.

Metode yang dapat anda gunakan pada triase untuk menentukan dengan cepat

beratnya kondisi kesehatan anak. Salah satu metode pengkajian yang sangat

membantu adalah pengkajian “lintas ruangan”. Observasi tingkat aktivitas anak

(bermain, berbaring, diam) jalan napas (pertukaran udara pernapasan yang normal

atau air liur yang menetes,crowing), pernapasan(upaya pernapasan yang

normal,peningkatan gerakan pernapasan), sirkulasi (warna kulit yang normal,pucat)

dan status neurologik (sadar,somnolen). Observasi seperti ini memungkinkan anda

untuk melakukan pemeriksaan dengan cepat di ruang tunggu triase dan menentukan

siapa yang memerlukan serta siapa saja yang menunggu. Dengan latihan dan

pengalaman, seorang perawat kedaruratan secara visual dapat menentukan anak

yang mana yang kondisinya “tampak baik dan mana yang “buruk”.

Cara penanganan pada seorang anak yang datang dan tidak didampingi oleh

orang tua atau pengasuhnya dapat melakukan triase karena tidak ada satupun

evaluasi kedaruratan yang dapat ditunda pelaksanaanya karena tidak dapat

memperoleh persetujuan orang tua atau pengesahan pembayaran biaya perawatan.

Pada kejadian darurat, hukum selalu mencantumkan persetujuan orang tua terhadap

penanganan anaknya; namun, hidup dan kesehatan anak tidak boleh terterganggu

karena penanganan yang ditunda untuk memperoleh persetujuan orang tua. Langkah

yang aman adalah dengan mengamsumsikan terjadinya suatu kasus kedaruratan

sehingga diperlukan tindakan segera untuk menyelamatkan jiwa anak atau untuk

mencegah disabilitas permanen. Demikian juga penanganan segera yang dilakukan

untuk mengurangi nyeri dan penderitaan, dapat ditentukan sebagai suatu tindakan

kedaruratan. Jika anak perlu pengkajian dan penanganan segera,tindakan perawatan

harus dimulai segera sambil berusaha menghubungi keluarganya.

2.1.5 Cara melakukan pemeriksaan pada anak pasien

a. Sebelum melakukan pengkajian, perkenalkan diri anda kepada anak dan

keluarganya. Panggil anak dengan namanya merupakan suatu tindakan yang

memperlihatkan penghormatan terhadap anak sebagai seorang individu

penyebutan nama anak juga membantu dalam pengkajian fungsi neurologik.

Fasilitasi anak bersama keluarganya sedapat mungkin. Pemisahan dari orang atau

suara dikenal merupakan hal yang menakutkan bagi anak yang mungkin merasa

Keperawatan Gawat Darurat 5

Page 6: Makalah Hafiz

nyeri atau merasa tidak nyaman. Anak yang lebih tua atau remaja mungkin ingin

diperiksa tanpa didampingi orang tua, tawarkan pilihan ini. Neonatus, bayi, dan

anak kecil dapat diperiksa di atas pangkuan orang tuanya,sedangkan anak yang

besar dan remaja dapat di kursi atau meja periksa. Tawarkan benda-benda yang

dapat duduk di kursi atau meja periksa. Tawarkan benda-benda yang dapat

mengalihkan perhatian anak,seperti mainan yang sesuai dengan usianya.

b. Sehingga perhatian anak terfokus pada benda tersebut. Jaga agar suhu ruangan

tetap hangat agar anak merasa nyaman dan tidak menggigil. Akhirnya,

beritahukan selalu apa yang anda kerjakan pada dirinya, untuk membuatnya tidak

terkejut dan meningkatkan kepercayaannya. Anda juga dapat menawarkan pilihan

lain,seperti “saya akan menghitung detak jantungmu dan mengukur tekanan

darahmu. Apa yang kamu inginkan untuk diperiksa dahulu ?” pilihan semacam

ini akan membuat anak merasa bahwa dirinya juga memiliki hak untuk mengatur

pemeriksaan dalam lingkungan yang asing.

c. Gunakan bahasa yang tidak mengandung ancaman ketika berbicara dengan

seorang anak. Anak kecil, khususnya anak prasekolah , memiliki pemahaman

harfiah yang terbatas tentang kata kata dan maknanya. Misalnya, kalimat

“mengambil” suhu dapat membuat anak percaya akan ada sesuatu yang diambil

darinya. Kalimat, “saya akan mengukur suhu tubuhmu” lebih sedikit mengandung

ancaman bagi anak dan sebenarnya kalimat ini merupakan interpretasi yang tepat

pada tindakan keperawatan tersebut.

d. Umumnya anak anak lebih merasa tidak berdaya jika berbaring terlentang, jika

mungkin, lakukan pemeriksaan dalam posisi duduk atau berdiri. Minta anak

berdiri di atas meja periksa dan memeluk orangtuanya selama pengukuran suhu

rektalnya,tindakan ini akan membuat anak lebih kooperatif dan sekaligus

memungkinkan orangtua untuk memegang serta menenangkan anaknya.

Gejala demam harus dikhawatirkan demam merupakan keadaan naiknya suhu

tubuh yang dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi. Fokus perhatian yang harus

diberikan di UGD adalah pada penyebab yang mendasari demam tersebut dan bukan

hanya pada penangannya. Pada bayi yang berusia tiga bulan,suhu tubuh 38,5C

memerlukan evaluasi lebih lanjut. Penampakan fisik anak, tingkat aktivitasnya

(tampak sakit) dan tanda tanda lain harus dipertimbangkan ketika terjadi demam.

Mengkaji demam pada anak-anak dengan meraba dahi dan menilai apakah

panas yang dihasilkan rendah ,sedang , atau tinggi adalah tindakan yang dapat

Keperawatan Gawat Darurat 6

Page 7: Makalah Hafiz

diterima bagi orangtua. Asetaminofen atau ibuprofen dapat diberikan untuk

mengatasi demam dan membuat anak merasa lebih baik, namun, deman akan terus

berlangsung sampai infeksi yang menyebabkannya teratasi. Kenaikan suhu tubuh

yang tiba-tiba dapat mencetuskan kejang demam dan menakutkan orangtua. Orangtua

harus diyakinkan bahwa suhu tubuh tinggi yang berlangsung lama dan kejang demam

tidak akan menimbulkan kerusakan otak. Penyuluhan kepada orangtua tentang demam

dan cara pengendaliannya,sama pentingnya seperti penanganan anak di UGD.

Akhirnya, ingat bahwa sponging pada anak untuk mengurangi panas sudah

ketinggalan jaman. Tidak ada satupun bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa

sponging efektif untuk penatalaksanaan demam pada anak. Disamping menambah

kerepotan di UGD, tidak ada efek fisiologik langsung yang ditimbulkan oleh

sponging.

Penyebab dehidrasi danIndikator klinis yang paling sensitive untuk mendeteksi

dehidras. Retavirus merupakaan penyebab yang paling sering menimbulkan dehidrasi

pada anak kecil di Amerika Serikat.Indikator untuk dehidrasi di jelaskan di bawah ini:

Penurunan berat badan merupakan indicator dehidrasi yang paling sensitive pada

anak kecil,khusus nya bayi.Jadi,penimbangan bayi dalam keadaan telanjang serta

pengukuran berat badan setiap anak dengan riwayat muntah dan diare merupakan

pemeriksaan yang penting.

Ketika mengkaji riwayat penyakit,tanyakan pada pasien tentang jumlah haluran

urin.Bayi yang buang air kecil >6-8 jam atau bagi anak yang lebih besar .12 jam

harus meningkatkan dugaan kita terhadap kemungkinan dehidrasi .

Indicator lain meliputi tidak keluarnya air mata,membran mukosa kering ,bibir

pecah pecah serta kering,mata cekung ,ubun ubun depan cekung pada bayi ,dan

turgor kulit menurun.Letakkan bayi terlentang dengan kedua lengan disamping

tubuhnya dan cubit lipatan kulit pada linea midaksilaris .Kulit harus kembali

dengan cepat ke posisi semula ,kelambatan menunjukkan dehidrasi.

Yang perlu diberikan untuk dehidrasi pada anak anak yang menderita diare

Larutan rehidrasi oral(oralit ) dapat diberikan di UGD dengan dosis 60-80ml/kg

lebih dari 4 jam dengan evaluasi teratur terhadap pemulihannya( frekuensi

jantung,frekuensi pernafasan,tekanan darah,tingkat kesadaran,asupan dan

haluran).Pendekatan ini memberikan hasil yang baik Jika pasien hanya mengalami

diare dan tidak muntah-muntah. Jika anak muntah-muntah. Rehidrasi intravena

dianjurkan dimulai dengan 20 ml/kg yang diberikan dalam waktu 45-60 menit.

Keperawatan Gawat Darurat 7

Page 8: Makalah Hafiz

Mulailah pemberian infuse dengan larutan salin normal dan ringer laktat dan

kemudian jika diperlukan, gantilah larutan tersebut berdasarkan hasil laboratorium.

Anak kecil tidak menyukai imobilisasi yang harus dilakukan selama

pemberian infus. Dan saran-saran agar infuse dapat diberikan secara efisien dan

tanpa rasa nyeri yaitu karena berapapun usianya sukar untuk tetap berdiam diri dan

bersikap kooperatif selama beberapa waktu, kendati kita sudah melakukan upaya

yang terbaik. Tanyakan kepada orang tua tentang pengalaman anak yang

sebelumnya sehubungan dengan penanganan dan prosedur infus. Selain itu, minta

usulan dari orang tua untuk memperoleh kepercayaan dan kerja sama anak. Sebagai

contoh, apabila si anak senang memeluk mainannya atau selimutnya, letakkan

barang-barang itu di dekat tubuh anak tersebut.

Bersikaplah jujur kepada anak. Jika prosedur atau penanganan menimbulkan

ketidaknyamanan, katakanlah demikian. Juga ingatkan anak bahwa anda dapat

membantu menghilangkan nyeri atau rasa nyerinya hanya berlangsung dalam waktu

yang singkat. Anak yang lebih besar dan remaja sudah memiliki pengertian tentang

waktu, dan penjelasan bahwa prosedur memerlukan waktu lima menit dapat

dimengerti oleh mereka. Bagi anak kecil yang belum memiliki konsep waktu,

sebaiknya kita memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh anak tersebut. Sebagai

contoh, “cubitan (karena penyuntikan) akan selesai setelah menghitung sampai 10”.

Berikan pujian yang di ungkapkan dengan kata-kata dan hadiah yang dapat

dirasakan, seperti stiker atau minuman sari buah, setelah prosedur tersebut selesai

dikerjakan.

Anda harus jujur dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan

suatu prosedur. Waktu lima menit tidak boleh mulur menjadi 20 menit, pada saat ini,

anak dan keluarganya bisa merasa jengkel dan frustasi sehinggal dapat timbul

amarah serta pertengkaran antara keluarga dan staf UGD. Anak-anak harus

mendapatkan terapi sedasi dan anastesi untuk prosedur yang memakan waktu lama,

pemberian kaset video, kaset audio, permainan busa sabun, dan berbagai teknik

pengalihan perhatian lainnya dapat membantu dalam pelaksanaan prosedur yang

memerlukan waktu singkat. Pengaturan posisi dan pengamanan yang tepat selama

pelaksanaan prosedur juga membantu anak untuk tetap diam. Tidak ada orang lain

yang lebih penting dari “orang yang memegang anak” pada saat suatu prosedur

dilakukan karena perawat yang paling berpengalaman sekalipun akan mengalami

kesulitan jika harus memasang infus pada objek yang selalu bergerak!

Keperawatan Gawat Darurat 8

Page 9: Makalah Hafiz

anak berusia dua tahun yang menendang, mengigit dan menjeri-jerit pada saat

pemasangan infus dilakukan

Berita baiknya adalah bahwa anak itu memiliki jalan napas yang paten, system

kardiovaskuler yang bekerja baik dan system neurologi yang masih utuh! Bagaimana

ibu menjawab pertanyaan anda tentang pengalaman anak dengan penanganan dan

prosedur sebelumnya? Anak mungkin pernah mengalami hal-hal menyakitkan

sehingga terbentuk perilaku yang bermasalah ini, atau mungkin anak tesebut

memperlihatkan perilaku yang serupa di rumah ketika kemauannya tidak dituruti.

Sangat jarang bagi anak-anak untuk memperlihatkan perilaku yang sama sekali baru

ketika ia berada di UGD, kecuali jika anak tersebut baru meminum obat legal atau

terlarang. Sebagai acuan di kemudian hari, cobalah saran-saran ini.

a. Tentukan batasan dengan anak yang menggigit atau menendang,menjerit di

perbolehkan.

b. Bersikaplah dengan sangat tenang. Semakin anak kuat meronta serta

melawan, semakin keras suara kita, semakin beasar frustasi yang dialami

ibu dan situasi ini bisa dengan cepat lepas kendali.

c. Fokuskan perhatian pada pekerjaan yang sedang dilakukan dari pada

perilaku anak.

d. Katakan dengan tegas, “slang ini akan dipasang pada lenganmu supaya

kamu bisa minum. “sandarkan tubuh anda pada anak, sanggalah berat

tubuh anda dengan siku dan palingkan wajah serta tubuh anak dari bagian

yang akan di pasang infus.

Orang kedua, mungkin diperlukan untuk memegang kedua tungkai

anak dengan mengambil sikap tubuh yang sama. Pegang lengan anak yang

akan dipasan infus itu dengan tangan anda. Minta ibu untuk berdiri atau duduk

di dekat anda, menghadap ke anaknya dan memberikan dukungan lewat kata-

kata. Cara-cara ini akan memungkinkan ibu dan anak untuk saling

memandang, sedangkan orang yang memegangi tubuh anak itu menahannya

dengan kuat agar tidak membahayakan orang lain, pada saat ini, perawat dapat

memasang infus dengan baik. Mendengar jeritan anak memang bukan

pengalaman yang menyenangkan namum, dengan cara ini anak akan dapat

menyalurkan emosinya ketika menghadapi situasi yang juga tidak

menyenangkan baginya. Memegang dengan cara ini menghindari

Keperawatan Gawat Darurat 9

Page 10: Makalah Hafiz

“memaksanya tetap berbaring” karena akan membuat anak lebih sulit untuk

dikendalikan.

Penyusun Troli pediatric dilakukan menurut keperluan dan ketersediaan

peralatan serta obat-obatnya.Troli ini dapat disusun menurut usia dan berat

badan.Sebagai Contoh,Anda dapat memberikan kode warna pada troli yang

cocok dengan pita Broselow.Beberapa perusahaan sudah menjual

barang,seperti ini;untuk mempelajari rinciannya,periksalah dadalam

catalog.Sistem ini sangat membantu karena memfokuskan perhatian Anda

pada tindakan mendapatkan Instrumen yang diperlukan.Atau,anda dapat

menyimpan obat-obatandan peralatan dalam lacia atau lemariyang dirancang

khusus untuk memudahkan pengambilan obatatau alat yang diperlukan.Karen

obat dan alat ini tidak terlalu sering digunakan,pengevekan yang berkala harus

dilakukan untuk menyingkirkan barang-barang yang sudah kedaluwarsa atau

tidak terpakai lagi.Anda harus menyiapkan Paddle defabrilator pediatric serta

alat Pacemaker eksternal yang masing-masing sudah ditandai dan diletakkan

didekat alat defabrilator.Buku petunjuk pemakaian alat yang bisa dibaca

dengan cepat,harus dapat dijangkau dengan mudah untuk membantu

mengarahkan pemilihan alat.

Ketika seorang bayi berusia 6 bulan dengan henti jantung-paru

dijadwalkan tiba diUGD dalam waktu 3 menit.Resusitasi tengah dilakukan dan

cara melakukan persiapan terbaik adalah :

a. Pertama-tama,hitunglah berat badan pasien (7kg) sehingga Anda dapat

mempersiapkan sejumlah spurt.Siapkan spurt yang berisi larutan

epinefrin dosis-rendah (0,7 ml larutan 1:10000) dan dosis-tinggi (0,7 ml

larutan 1:1000),atropine (0,14 ml),dan salin normal (3ml yang akan

digunakan sebagai flush solution).Siapkan alat-alat dengan ukuran yang

sesuai bagi pasien tersebut dan hangatkan ruang tindakan.Tugaskan

seorang staf untuk mendampingi keluarga pasien dan memberikan

dukungan emosional kepada mereka.

b. Keika pasien tiba,lanjutkan resusitasi jantung-paru yang sudah

dilakukan.Siapkan peralatan untuk intubasi endotrakea.Epinefrin dapat

diberikan lewat selang endotrakea (0,7 ml dalam larutan 1;1000) sampai

pemasangan infuse dapat dilakukan.jika pemasangan infuse tidak berhasil

dilakuakan dalam tempo 90 detik atau setelah tiga kali

Keperawatan Gawat Darurat 10

Page 11: Makalah Hafiz

mencobanya,siapkan alat untuk pemasangan jarum intraoseus.Catat semua

obat,prosedur,dan respons pasien.Siapkan admisi pasien untuk dirawat

dirumah sakit atau dipindahkan kepusat perawatan tertier.

c. Sayangnya,prognosisi untuk kasus-kasus henti jantung yang terjadi diluar

rumah sakit kerap kali sangat jelek.Oleh karena itu,Anda harus sudah siap

untuk memberikan dukungan kepada anggota keluarga dan staf jika anak

yang sedang ditolong itu meninggal dunia.

2.2 Remaja

2.2 1 Cara melakukan pemeriksaan pada pasien remaja

Remaja harus diizinkan untuk memilih siapa yang dapat mendampinginya

selama pemeriksaan. Mereka dapat memilih orangtua atau temannya. Hindarilah

pertanyaan menyelidik tentang kehamilan, hubungan seks, atau penggunaan obat bius

dan masalah kesehatan jiwa di depan orangtua atau walinya , pertanyaan semacam itu

sebaiknya ditanyakan secara pribadi. Biarkan remaja sendiri yang memutuskan untuk

membagi informasi tersebut dengan orangtuanya.

2.3 Wanita Hamil

2.3.1Riwayat yang harus didapatkan dalam triase pasien hamil

Wanita yang diduga dalam keadaan hamil harus ditanyakan hal-hal berikut:

Alergi obat

Obat yang digunakan sehari-hari

Tanggal haid terakhir, durasi, dan jumlah keluaran

Penggunaan kontrasepsi

Kehamilan sebelumnya, abortus (bedakan antara yang spontan dan terapeutik),

kehamilan ektopik

Disminore lampau, perdarahan disfungsional uterus, atau dipareunia (sakit

waktu senggama)

Perdarahan yang terjadi sekarang (durasi, adanya jaringan, bekuan, lamanya

waktu untuk saturasi tampon atau pembalut )

Nyeri yang kini dialami

Trauma akibat senggama, kekerasan rumah tangga, atau kekerasan seksual

(tanyakan secara pribadi)

Wanita yang diketahui hamil harus ditanyakan hal-hal berikut:

Komplikasi pada kehamilan yang sekarang atau sebelumnya

Kelainan yang diperkirakan lebih dari satu janin

Keperawatan Gawat Darurat 11

Page 12: Makalah Hafiz

Kontraksi yang terjadi sekarang

Keberadaan gerakan janin

2.3.2Cara mendiagnosa kehamilan di UGD

Semua tes kehamilan kulitatif yang kini digunakan bergantung pada

keberadaan hormone human chorionic gonadotrophin (hCG) dalam serum atau urin.

Teknologi mutakhir memungkinkan pendeteksian hormone hCG dalam waktu 2 atau

3 hari sesudah implantasi. Pastikan visual aktifitas jantung dapat dilakukan sekitar 6

minggu dengan menggunakan alat sonografi Doppler juga merupakan petunjuk

kehamilan.

2.3.3Denyut jantung janin (DJJ) dapat dideteksi Dan cara mulai mencari

DJJ dapat didengar dengan alat ultrasonografi Doppler sekitar 10-12 minggu

masa gestasi dan dengan fetoskop sekitar 18-20 minggu. DJJ harus dibedakan

dengan suara jantung ibu. Perbedaan ini dapat dilakukan dengan merasa denyut nadi

ibu sementara auskultasi DJJ dilakukan. Suara “mendesis” menunjukkan sirkulasi

plasenta.

Untuk mengetahui dimana DJJ harus dicari, pertama-tama tanyakan kepada

pasien dibagian mana suara detak jantung terdengar terakhir kalinya ketika

dilakukan pemeriksaan. Jika pemeriksaan ini meruoakan pemeriksaan pertama untuk

menilai DJJ, palpasi abdomen untuk memastikan posisi janin. Gunakan gel

penghantar yang hangat pada abdomen. Mulai dari garis rambut suprapubik, dan

gerakkan alat Doppler secara perlahan-lahan sampai DJJ terdengar. Pemeriksaan ini

akan memberikan hasil yang paling baik jika arah sudut probe diubah sementara

kepala Doppler digerakkan secara perlahan-lahan. Hitunglah DJJ selama 1 menit

penuh, perhatikan setiap peningkatan atau penurunan frekuensi jantung. Jika DJJ

tidak dapat diauskultasi, berikan penenangan pada pasien bahwa kesulitan untuk

menentukan lokasi DJJ adalah hal yang biasa. Kemudian, konsultasikan segera

kepada perawat atau dokter obstetric.

2.3.4Frekuensi normal DJJ dan yang menyebabkan peningkatan atau penurunannya

Nilai dasar DJJ normal berkisar antara 120-160 denyut permenit. Aktifitas

janin dapat meningkatkan frekuensi nilai dasar jantung untuk sesaat hingga di atas

160 denyut/menit. Demam pada ibu, frekuensi intra-amnion, anemia, atau hipoksia

pada janin, dapat menyebabkan takikardia fetal yang lama. Obat-obat tertentu yang

Keperawatan Gawat Darurat 12

Page 13: Makalah Hafiz

meningkatkan frekuensi jantung ibu, seperti obat parasimpatolitik, juga dapat

mengakibatkan takikardia fetal.

Bradikardia fetal, yaitu keadaan frekuensi jantung di bawah 120 denyut/menit,

dapat menyertai hiposia fetal dan memerlukan pelahiran bedah darurat. Kompresi

kepala janin, kompresi tali pusat, hipotermia maternal, hipoglikemia yang lama, atau

penggunaan beta-bloker oleh ibu, dapat menyebabkan bradikardia fetal.

2.3.5Waktu untuk monitoring janin yang kontinu harus dilakukan di UGD

Ketika pasien hamil masuk UGD dengan trauma, khususnya pada abdomen,

monitoring DJJ dan kontraksi uterus harus dilakukan secara kontinu. Pasien hamil

harus dipindahkan ke bagian persalinan dan pelahiran untuk menjalani monitoring

lebih lanjut, jika ditanyakn “ aman secara medic”. Baik di UGD maupun dibagian

persalinan dan pelahiran, perawat yang dinyatakan kompeten dalam hal monitoring

janin harus mengawasi monitor.

2.3.6Obat pereda nyeri yang di anggap aman bagi ibu hamil

Obat-obat kategori A atau B (dianggap aman bagi kehamilan) meliputi

asetaminofen, meperidin, morfin, fentanil, dan hidrokodon. Obat-obat kategori C

(digunakan dengan hati-hati) meliputi kodein, ibuprofen, salisilat, dan indometasin.

2.3.7 Hal hal atau keadaan yang menyebabkan pendarahan pervaginam pada trimester

pertama kehamilan

Pendarahan pada trimester pertama sering terjadi ; 20-25% dari seluruh ibu hamil

akan mengalami spotting (bercak darah) atau pendarahan ringan pada trimester

pertama. Penyebab pendarahan mencakup hal-hal berikut :

Pendarahan implantasi sering dijumpai dan terdiri atas pendarahan minimal di

sekitar haid pertama yang tidak di ketahui. Setelah pemeriksaan pelvic, dapat

ditemukan mukus dengan bercak kecoklatan. Pendarahan yang berkelanjutan

tidak terjadi, dan pendarahan yang melampaui haid normal jarang ditemukan.

Abortus iminens diartikan sebagai peristiwa pendarahan pada usia gestasi 20

minggu pertama tanpa pengeluaran isi uterus ataupun dilatasi serviks. Kram

abdomen biasanya menyertai pendarahan tersebut.

Abortus insipiens terjadi ketika serviks berdilatasi dan hasil pembuahan telah

melewati ostium interna, atau ketika pendarahannya terjadi dalam jumlah yang

sangat banyak.

Keperawatan Gawat Darurat 13

Page 14: Makalah Hafiz

Abortus komplet adalah keluarnya seluruh jaringan janin dari uterus pada usia

gestasi sebelum 20 minggu, penutupan ostium interna, dan pendarahan serta

kram perut yang berkurang.

Abortus inkomplet terjadi jika sebagian hasil pembuahan sudah dikeluarkan ;

peristiwa ini mungkin terjadi pada usia gestasi antara 6 sampai 14 minggu.

Missed abortion diartikan sebagai kematian janin pada usia gestasi kurang dari

20 minggu, tanpa keluarnya jaringan tubuh janin tersebut. Pendarahan

pervaginam yang terjadi mungkin hanya sedikit serta berwarna coklat atau

merah gelap, dan tes kehamilan dapat menunjukkan hasil yang tetap positif

selama beberapa waktu.

Kehamilan ektopik terjadi apabila implantasi berlangsung diluar rongga

uterus. Yang paling sering, kehamilan ektopik terletak di dalam tuba falopii

yang menimbulkan gejala pada 12 minggu pertama kehamilan. Keadaan ini

biasa mengancam jiwa ibu jika terjadi rupture.

2.3.8Cara menangani pendarahan pervaginam pada trimester pertama

Ada beberapa cara untuk menangani perdarahan di trisemster pertama diantaranya

adalah:

a. Pengkajian pendahuluan dengan memeriksa tanda-tanda vital lengkap dan

serial jika diperlukan

b. Hidrasi intravena, menggunakan angiokateter dengan ukuran minimal 18G,

dengan salin normal atai Ringer laktat.

c. Pemeriksaan laboratorium meliputi nilai dasar hematokrit, golongan (ABO)

serta rhesus, dan tes serum kehamilan, jika hematokrit <30% atau bila anda

menduga bahwa pasien nantinya akan dibawa ke karma bedah, lakukan

pemeriksaan golongan darah dan pencocokan silang untuk 2-4 unit darah

lengkap.

d. Siapkan pasien untuk pemeriksaan pelvis ; Kndung kemih harus sudah

dikosongkan sebelum pemeriksaan.

e. Siapkan pasien untuk ultrasonografi diagnostic.

f. Periksa adan ganti pembalut wanita dengan sering.

g. Jaga privasi pasien.

h. Tunjukkan sikap yang suportif dalam mengatasi ekspresi ketakutan atau rasa

bersalah, dan berikan kesempatan pada klien untuk berinterkasi dengan

anggota keluarga atau temannya jika ia menghendaki.

Keperawatan Gawat Darurat 14

Page 15: Makalah Hafiz

i. Berikan dukungan tambahan bila diperlukan, seperti dengan mengundang

ahli agama.

j. Jika pasien dipulangkan dari UGD, sampaikan petunjuk tertulis yang

berisikan intruksi saat pulang, intruksi medikasi, dan informasi tidak lanjut.

2.3.9Tanda dan gejala apa yang terdapat pada kehamilan ektopik ? bagaimana keadaan ini

di diagnosis.

Tanda dan gejala yang lazim ditemukan adalah pendarahan per vaginam dan

nyeri tekan abdomen. Takikardi dan hipotensi dapat menjadi tanda kehamilan ektopik

yang sudah mengalami rupture ; gejala ini biasanya ditemukan menyertai nilai

hematokrit yang kurang dari 30%. Pemeriksaan bimanual akan memperlihatkan nyeri

tekan di daerah adneksa dan pada setengah dari wanita dengan kehamilan ektopik

akan teraba massa di daerah tersebut.

Siapkan pasien untuk pemberian cairan infus, pemeriksaan pelvic, dan

ultrasonografi. Jika ultrasonografi diagnostic tidak tersedia, diagnosis kehamilan

ektopik dapat ditegakkan dengan tindakan kuldosintesis. Kuldosintesis dinyatakan

negative jika hasil aspirasinya berupa cairan serosa, dan dinyatakan positif jika hasil

aspirasinya berupa darah yang tidak membeku.

2.3.10 Tindakan yang harus dilakukan setelah diagnosis kehamilan ektopik ditegakkan

Bagi pasien dengan hemodinamika yang stabil, ada dua pilihan tindakan:

laparoskopi operatif dan metotreksat sistemik.

Jika laparoskopi operatif akan di lakukan, pasang infuse dengan diameter bear,

kirim sampel darah untuk pemriksaan laboratorium Seperti yang diminta,

dansiapkanpasienuntukdibawakekamaroperasiberdasarkanprotokolrumahsakit.

Berikanpenenangan pada pasien dan anggota keluarganya.

Metotreksat merupakan sebuah pilihan bagi pasien stabil dengan

kehamilanektopiktidak rupture yang berdiameter kurang dari 4 cm.

Metotreksat menghambat sintesis asam folat sehingga menghentikan

pertumbuhan kehamilan. Ikuti protokol rumah sakit anda untuk pemberian

metotreksat, dan siapkan instruksi tertulis saat pasien dipulangkan. Pasien

harus memahami tindakan pencegahan untuk kehamilan ektopik (lihat

pertanyaan 11 di bawah ini) secara mengenali efek samping metotreksat (nyeri

abdomen ringan, mual, muntah, indigesti, dankeletihan) dan apa saja yang

Keperawatan Gawat Darurat 15

Page 16: Makalah Hafiz

perlu dihindarinya (alcohol, aspirin, obat anti-inflamasinonsteroid, dan vitamin

yang mengandung asamfolat). Bagi pasien hemodinamika yang tidakstabil,

terapi meliputi pemberian oksigen, pemberian cairan angiokateter dengan

diameter besar, pemeriksaan golongan darah jika diperlukan, dan dengan

segera konsultasi ginekologi untuk tindakan pembedahan.

2.3.11 Banyak wanita di pulangkan kerumah dengan “tindakan pencegah nektopik.”

hCG kuantitatif serial harus dilakukan dalam 48 jam. Pada kehamilan

intrauteri normal akan terjadi kenaikan kadar hCG sekitar 66% setiap dua hari.

Kenyataan ini membuat pemeriksaan serial kuntitatif hCG sering digunakan di

klinik pada pasien stabil untuk menilai apakah terdapat kenaikan sebesar 66%

dalam waktu dua hari. Kehamilan ektopik memiliki kenaikan titer hCG lebih

lambat. Oleh karena itu, wanita tersebut dianjurkan kembali ke UGD atau menemui

petugas kesehatan setelah dua hari untuk hCG kuantitatif serial .Tanda-tanda

peringatan yang mengharuskan pasien segera kembali ke UGD adalaha witan akut

nyeri abdomen bagian bawah, pusing atau sinkop, sesak napas, atau keletihan yang

ekstrim.

Pasien yang dipulangkan dengan dicurigai kehamilan ektopik atau

abortusiminen harus diinstruksikan untuk kembali ke UGD jika perdarahan

meningkat, keluar bekuan darah atau jaringan, atau terdapat peningkatan kram.

Biasanya wanita tersebut diminta menyimpan dan membawa ke UGD apa saja

yang keluar dari vagina. Di samping itu, ia juga harus diberitahu untuk tidak

melakukan senggama dan tidak menggunakan tampon.

2.3.12 Tindakan untuk menangani hyperemesis gravidarum

Ketika seorang pasien hamil dating ke UGD dengan gejala muntah yang sulit

diatasi, dehidrasi, penurunan berat badan dan hasil pemeriksaan laboratorium

menunjukkan hipokalemia atau ketonuria, sudah terpenuhi kriteria diagnostik

untuk hiperemesis gravidarum. Asuhan keperawatan harus meliputi tindakan

beriku tini:

Hentikan semua bentuk asupan oral.

Pemberian infus larutan D5-salin normal atau D5-ringer laktat, diberikan 30-

40 ml/kg (biasanya 2-5 liter).

Pantau ketonurin dan berat jenis urin sampai rehidrasi pasien terpenuhi.

Keperawatan Gawat Darurat 16

Page 17: Makalah Hafiz

Berikan antiemetik sesuai dengan instruksi. Dimen hidrinat (Dramamine)

“dianggapaman” bagikehamilan (kategori A/B). Prometazin (Phenergen),

prokloperazin (Compazine), difenhidramin (Benadryl), dan trimetobenzamid

(Tigan) harus “digunakan dengan hati-hati” (kategori C).

Sebelum dipulangkan, pasien harus dapat minum cairan atau makan biskuit.

a. Instruksi yang perlu disampaikan kepada wanita hyperemesis gravidarum saat

pulang

Menghindari hal-hal yang memicu muntah (mis, bau yang kuat, seperti

asap rokok, masakan, atau gas).

Mengurangi ukuran makan dan meningkatkan frekuensi makan.

Menghentikan suplemen vitamin dan besi prenatal.

Menghindari campuran zat padat dan cairan.

Menghindari makanan yang berlemak atau pedas.

Mempertahankan hidrasi oral dengan minuman yang kaya elektrolit, seperti

Gatorade atau kuah sup; hindari minuman manis.

Memulai asupan oral dengan cairan atau sup; lanjutkan dengan makanan

yang mengandung zat tepung seperti mie, pasta, kentang, dan nasi;

kemudian tambahkan protein, seperti daging ayam, kalkun, atau sapi.

b. Yang dapat menyebabkan perdarahan pada trimester ketiga.

Plasenta previa, solusi plasenta, bloody show (pengeluaran darah), trauma lokal, atau

lesi pada serviks.

2.3.13 Plasenta previa dapat dibedakan dengan solusi plasenta dan peranan perawat

kedaruratan adalah :

Plasentaprevia terjadi jika plasenta tertanam pada atau di dekat ostium

servikal. Tertutupnya seluruh ostium servikal oleh plasenta dinamakan plasenta

previatotalis, dan tertutupnya sebagian ostium servikal disebut plasenta previa

parsialis. Pemeriksaan ultrasonografi merupakan cara yang tanpa rassa nyeri

dengan darah yang berwarna merah terang. Solusio plasenta terjadi spontan atau

sesudah trauma. Pasien biasanya merasakan nyeri yang dialami pada stadium

kehamilan dini atau pada solusio yang kecil nyeri mungkin tidak begitu hebat.

Perdarahan pervaginam dapat tidak terjadi. Jika terdapat perdarahan pervaginam,

biasanya darah yang keluar berwarna merah gelap.

Asuhan keperawatan, baik untuk plasenta previa maupun solusio plasenta,

meliputi pemberian infuse dengan diameter besar, terapi oksigen, pemantauan

Keperawatan Gawat Darurat 17

Page 18: Makalah Hafiz

denyut jantung janin (DJJ), pemantauan anda vital ibu, pemeriksaan laboratorium,

dan ultrasonografi segera dilakukan, pasien yang tidak stabil harus dibawa

langsung ke kamae operasi atau ke ruang pelahiran.

2.3.14 Keadaan yang harus dicari ketika menghadapi ibu hamil dengan hipertensi.

Pre-eklamsia atau hipertensi yang ditimbukan oleh kehamilan merupakan

kkondisi pasien mengalami edema, proteinuria hampir selalu terjadi setelah usia

gestasi 20 minggu. Eklamsia terjadi dengan awitan kejang pada pasien haml

dengan pre-eklasia dan dapat berlangsung hingga satu minggu setelah pelahiran.

Tanda-tanda peringatan eklamsia meliputi hiper-refleksi, gangguan visual, nyeri

abdomen kuadran kanan atas, dan sakit kepala hebat. Teapi pilihannya adlah

magnesium sulfat. Dosis muatan 5-10 menit. Dosis rumatannya adalah 1-2

gm/jam yang diberikan secara intravena. Risiko terapi magnesium adalah

hilangnyarefleks, hipotensi, hipokalsemia, dan henti napas.

2.3.15 Sindrom HELLP

HELLP (hemolisis elevated liver enzymes (kenaikan kadar enzim hepar) dan

lao platelet count (jumlah trombosit yang rendah) bias merupakan suatu bentuk

varian dari pre-eklamsia berat atau komplikasi kehamilan yang terpisah. Selain

hpertensi, biasanya wanita haml mengeluhkan nyeri di daersh epigastrium atau

kuadran kanan atas, mual atau muntah, dan gejala nonspesifik mirip infeksi virus.

Pasien dapat melaporkan adanya malaise selama beberapa hari sebelum

timbulnya gejala tersebut. Kadar enzim (aspartat aminotransferase dan alanin

aminotransferase) meninggi. Trombositopenia dengan jumlah < 150.000 / mm

juga bias di jumpai. Proteinuria tidak ada atau minimal.

2.3.16 Cara mendeteksi ketuban pecah adalah sebagi berikut:

Jika seorang ibu hamil dating dengan kemungkinan peccah ketuban, secret

vagina dengan pH 7-7,5 merupakan tanda perembesan cairan amnion. Kertas

nitrazin untuk pemeriksaan pH kerap kali digunakan. Kertas tersebut akan

berubah menjadi hitam jika terkena cairan ketuban / amnion.

a. Peralatan yang harus disiapkan untuk menghadapi persalinan presipitus.

Banyak UGD memiliki paket peralatan “ partus presipitatus ”berikut ini.

Sarung tangan steril

Alat pengisap lender (bilb syringe)

Dua buah klem tali pusat yang steril atau klem Kelly

Gunting steril

Keperawatan Gawat Darurat 18

Page 19: Makalah Hafiz

Selimut bayi

Handuk kering

Baskom untuk tempat plasenta

2.3.17 Cara untuk menangani pelahiran presipitus

Penting bagi anda untuk tetap tenang dan terkendali sehingga membantu

menenangkan perasaan ibu. Jika sudah dipastikan bahwa pelahiranakan terjadi,

lakukan tindakan berikut ini.

a. Dapat informasi penting tentang kehamilan. Informasi ini harus meliputi

tanggal taksiran partus, pecahnya ketuban serta warna cairan, komplikasi

selama kehamilan, riwayat kehamilan kambar, dan adanya gerakan janin.

b. Jelaskan kepada ibu apa ang akan terjadi selama proses melahirkan bayinya.

c. Bantu ibu dalam menggunakan teknik pernafasan sehingga ibu bias

mengontrol dan mengatur kecepatan pelahiran. Imtruksikankepada ibu untuk

melakukan pernapasa perut yang dalam. Ibu harus menarik napas lewat ulut

kemudian mengeluarkan napasnya secara perlahan-lahan dengan bibir

mencucu. Jika perlu bernapaslah bersamanya.

d. Setelah kepala bayi dilahirkan, suruh ibu untuk”bernapas terengah-engah”

karena gerakan napas ini akan mengendalikan ekspulsi bayi dan menyangga

kepala.

e. Hisap mulut bayi, kemudian hidung, meggunakan alat pengisap lender (bulb

syringe). Jangan sampai mulut dan hidung bayi terluka karena tindakan ini.

f. setelah kedua bahunya dilahirkan, bayi akan mengelincir ke luar dengan

cepat dan tubuhnya cukup licin. Perhatikan dan catat waktu kelahiran bayi.

g. hisap kembali hidung dan mulut bayi

h. kerinngkan bayi secepat mungkin, dan letakkan bayi di atas perut ibu; tutup

bayi dan ibunya dengan selimut kering. Pastikan agar kepala bayi juga

terbungkus selimut.

i. klem tali pusar dengan jarak 5,08 atau 7,62 cm dari perut ibu begitu tali

pusar sudah berhenti berdenyut. Pasang klem kedua sejauh 5,08 atau 7,62 cm

dari klem yangpertama. Gunakan gunting steril untuk memotong tali pusar di

antara kedua klem tersebut.

j. gunakan tekanan lembut pada umbilicus, mintalah ibu mengejan untuk

mempermudah pelahiran plasenta ke dalam baskom steril yang akan

menampungnya. Simpanlah plasenta.

Keperawatan Gawat Darurat 19

Page 20: Makalah Hafiz

k. kaji keadaan fundus dengan meletakkan telapak telapak tangan yang terbuka

tepat di atas simfisis pubis, sedangkan tangan lainnya pada umbilicus.

Lakukan penekanan perlahan pada umbilicus sehingga fundus uteri berada di

antara kedua tangan. Jika fundus terasa berukuran dan konsistensi seperti

buah anggur. Masase tidak perlu dilakukan. Jika fundus terasa lembek atau

“kenyal”, masase dengan kedua belah tangan anda sampai uterus terasa

kencang.periksa kekencangan uterus setiap lima menit untuk memastikan

bahwa fundus uteri tetep kencang. Pasang pembalut streil setelah darah

dibersihkan. Periksa tanda-tanda vital ibu, dan lanjutkan pengkajian bayi

sampai mereka dipndahkan ke unit pelahiran dan persalinan.

l. Jangan lupa nilai apgar.

2.3.18 Kriteria nilai apgar

kriteria skoring apgar

Kriteria 0 1 2

Frekuensi jantung Tidak ada <100 denyut per

menit

>100 denyut per

menit

Upaya respirasi Tidak ada Lambat atau tidak

teratur

Normal

Tonus otot Falid Fleksi sebagian

ekstremitas

Gerakan aktif

Iritabilitas reflek Tidak ada Menyeringai Menangis

Warna reaksi pucat atau biru Badan berwarna

merah

muda,ekstremitas

biru

Seluruh tubuh

berwarna merah

muda

*Nilai Apgar harus diambil pada 1 dan 5 menit sesudah pelahiran

2.3.19 Cara untuk memfasilitasi proses berduka dari kehilangan bayi akibat keguguran

atau lahir mati di UGD

Keperawatan Gawat Darurat 20

Page 21: Makalah Hafiz

Hubungan orang tua denagn anak yang mereka harapkan sudah terbentuk

sejak awal kehamilan; ketika menyadari untuk pertama kalinya bahwa anaknya

sudah meninggal, sebagian besar orang tua akan mengalami syok, penumpuka

emosi, dan tidak memercayainya dengan mengaggap, “keadaan ini tidak mungkin

terjadi”. Perlu disadari bahwa reaksi semacam ini tidak hanya terjadi pada orang

tua yang sudah merencanakan kehamilan. Reaksi kesedihan terhadap kematian

bayi yang tidak diperkirakan itu, harus diantisipasi pula pada wanita yang baru

mengetahui bahwa dirinya tengah hamil setelah diperiksa di UGD atau pada

wanita yang mengatakan bahwa kehamilannya itu tidak direncanakan.

Ibu harus beri dukugan jika ingin melihat hasil konsepsi atau bayi nya yanh

sudah meninggal. Mereka sebaiknya di anjurkan untuk melihat dan memegang

bayi mereka yang lahir mati; hanya ini waktu yang mereka miliki bersama

anaknya. Perawat kedaruratan dapat memfasilitasi prosesberduka orang tua

dengan memberika waktu kepada mereka untuk menyadarinya ralitas kematian.

Jenazah bayi dapat difoto jika orang tua menghendakinya. Prifasi orang tua dan

anggota keluarga lainnya harus dijaga diruangan yang tenag. Layanan keagamaan

ataupun layanan suportif lainnya (misalnya., layanan psikologi, layanan social)

dapat memberikan dukungan emosional tambahan.

Kebanyakan kota besar sudah memiliki kelompok-kelompok pendukung untuk

kematian perinata, dan orang tua harus diberikan daftar kelompok tersebut

sebelum mereka pulang dari UGD. Wanita yangpernah dirawat di ruang UGD

karena keguguran merasa sangatterbantu saatia mendapat telepon tindak lanjut.

Dalam salah satu penelitian terhadap pasien yang dirawat di UGD karena

keguguran, pertanyaan berikut ini sering diajukan.

Apa yang terjadi pada diri saya selam ada di UGD?

Apakah keguguran ini terjadi karena kesalahan saya?

Bisakah saya mempunyai kehamilan normal?

Bagaimana saya harus menghadapi kehilangan ini?

Tindakan suportif yang diberikan kepada keluarga dalam menghadapi proses

berduka, dapat menjadi pengalaman emosional yang berharga bagi perawat

kedaruratan.

2.4 Lansia

Keperawatan Gawat Darurat 21

Page 22: Makalah Hafiz

2.4.1 Lansia merupakan bagian utama dari populasi pasien UGD.

Hingga 19 % dari populasi pasien yang datang ke klinis UGD merupakan

kelompok orang tua yang berusia lebih dari 65 tahun, dan angka ini lebih tinggi

dari pada angka 12 % dalam populasi masyarakat umum. Tiga puluh enam persen

dari semua pasien yang menggunakan ambulance, 43 % dari semua pasien yang

masuk rumah sakit, dan 48 % dari semua pasien yang masuk Unit Perawatan

Intensif merupakan lansia. Seiring meningkatnya usia harapan hidup masyarakat,

warga usia lanjut in akan terus menjadi bagian yang signifikan dalam populasi

pasien di UGD.

2.4.2 Lansia secara signifikan berbeda dari dewasa muda dengan masalah yang sama

Lansia cenderung lebih tampak sakit, lebih lama tinggal di UGD, lebih sering

masuk ke rumah sakit, dan lebih tinggi biaya perawatan UGD jika di bandingkan

dengan dewasa muda. Kedaruratan geriatrik merupakan kejadian multi fokus

yang memerlukan perawatan kedaruratan dengan tingkat keterampilan yang

tinggi.

2.4.3 Aspek yang paling menantang dalam perawatan lansia di UGD

Lansia yang hidup mandiri rata-rata memiliki tiga permasalahan medis kronis.

Jumlah ini meningkat menjadi 10 bagi lansia yang hidup di lembaga perawatan.

Permasalahan kronis ini semakin memperumit pengevaluasian terhadap

permasalahan akut. Hal yang sering menjebak adalah perhatian yang terlalu

terfokus pada permasalahan yang dikemukakan pasien, tanpa mencari latar

belakang kondisi medis dan sosial yang menyebabkan permasalahan akut.

2.4.4 Efek perubahan psikologis normal proses penuaan pada status kesehatan yang

fungsional dan proses penuaan mengubah proses pengkajian

Pengkajian lansia merupakan pekerjaan yang lebih kompleks dan memerlukan

pemahaman tentang perbedaan antara perubahan fisiologik normal yang

berhubungan usia dan patologis. Sebagai contoh, setelah usia 75 tahun, curah

jantung akan menurun sampai 50 % sementara penurunan fungsi paru mencapai

30 %. Perubahan fisiologik normal karena proses dan hubungannya dengan hasil

akhir pengkajian keperawatan di gambarkan berikut ini

Perubahan Fisik dan Psikologis Normal pada Proses Penuaan

Perubahan Normal pada Proses Penuaan Implikasi dalam Pengkajian

Sistem Kardiovaskular

Keperawatan Gawat Darurat 22

Page 23: Makalah Hafiz

Kehilangan elastisitas dan kekuatan

miokardium

Fibrosis pada lumen pembuluh darah;

kalsifikasi arteri

Penebalan pembuluh darah; penurunan

elastisitas

Peningkatan perivaskular

Penebalan dan peningkatan rigiditas pada

katup jantung

Sitem pernafasan

Peningkatan volume residual paru-paru

Atrofi dan regiditas otot

Penebalan membran, alvioli, dan kapilar

paru-paru

Jaringan kulit dan subkutan

Atrofi kelenjar keringat, kelenjar sebasea,

jaringan subkutan

Timbunan melanin tidak merata

Penurunan curah jantung dan aliran darah ke

otak, jantung, ginjal, hati; adaptasi yang lebih

lambat terhadap penurunan aktivitas

Peningkatan tekanan darah sistolik (155/90

mmHg), hipertensi,denyut nadi

Edema, peningkatan tekanan diastolik,

penurunan sensivitas baroreseptor

Peningkatan resistensi perifer terhadap aliran

darah, edema, ekstremitas menjadi dingin

Penurunan curah jantung; 65% lansia memiliki

bising diastolik, khususnya pada katup mitral

atau aorta

Distres pernafasan; rasa takut, cemas;

pernafasan dangkal; retensi karbon dioksida

Gangguan ventilasi, penurunan kapasitas vital,

penurunan kemampuan batuk dan menarik

nafas dalam-dalam

Peningkatan diameter anteroposterior,

gangguan fungsi oksigen, hipoksia jaringan,

dan gangguan sirkulasi paru

Penurunan perspirasi; kulit menjadi kering,

tipis; peningkatan kerentanan trauma dan

ekskoriasi; ketidakmampuan untuk mengatur

suhu tubuh

Keperawatan Gawat Darurat 23

Page 24: Makalah Hafiz

Penurunan elastisitas jaringan

Sistem sensorik

Penurunan kemampuan indra pecium

Penurunan sensasi taktil dan tubuh

Peningkata jumlah dan ketebalan serumen

Penurunan jumlah sel kerucut dan

batang,penebalan lensa

Atrofi dan sklerosis membrane timpani

Sistem retikuloendotel

Penurunan produksi komponen sel dalam

darah

Penurunan fungsi sistem urin

Sistem gastrointestinal

Atrofi lapisan mukosa,penurunan produksi

asam hidroklorida dan enzim pencernaan

lainnya

Kelemahan otot polos,atrofi otot

Lentigenosis, kertosis, dan bercak pigmentasi

Kulit mengeriput, lebih rapuh; jaringan

subkutan dan lemak lunak

Kehilangan selera makan, penurunan produksi

air liur, ancaman keselamatan pada kebocoran

gas, kebakaran

Tendensi untuk menjatuhkan barang-barang,

mengalami cidera, dan lebih mudah jatuh

Penyumbatan saluran telinga, pendengaran

berkurang

Penurunan ketajaman penglihatan,gangguan

pada penglihatan tepi,pres-biopia,dan

penurunan adaptasi gelap

Penurunan ketajaman pendengaran,khususnya

terhadap suara tinggi dan konsonan

Anemia ringan,leukopenia ringan,peningkatan

waktu perdarahan

Penurunan resistansi terhadap

penyakit,infeksi,dan respons inflamasi yang

melambat

Tertundanya pengosongan

lambung,melambatnya pecernaan,gangguan

absorpsi,dan peningkatan pembentukan gas

Penurunan efisiensi,

Keperawatan Gawat Darurat 24

Page 25: Makalah Hafiz

Peningkatan kecenderungan terdesak saat

menelan makanan

Sistem musculoskeletal

Kalsifikasi ligamentum vertebra

Atrofi Fibrokartilago,atrofi otot

Perubahan osteoporotik tulang

Oksifikasi kartilago persendian

Penurunan kekuatan dan ketahanan otot

Nutrisi dan hidrasi

Penurunan lajau metabolisme-diperkirakan

sebesar 1% per tahun yang dimulai sejak

usia 25 tahun

Deplesi cairan

ekskresi,inkontinensia,konstipasi,berkurangnya

peristalsis,kecenderungan untuk mengalami

hemia hiatus

Resiko aspirasi

Perubahan postur-kifosis-

skoliosis,kifoskoliosis

Penurunan kekuatan

otot,kontraktur,fleksi,paralisis,penurunan

pertukaran respiratorik

Peningkatan kerapuhan tulang,fraktur spontan

Kekakuan sendi,ankilosis,kisaran gerak yang

terganggu

Pelambatan dan penurunan ketahanan fisik

Perubahan status gizi,reaksi

obat,hipotermi,penurunan kebutuhan kalori

yang betkaitan dengan aktivitas fisik

Peningkatan resiko dehidrasi,konstipasi,infeksi

saluran kemih

Perubahan fisik dan psikologis nomal pada proses penuaa-lanjutan

Perubahan normal Implikasi dalam pengkajian

Keperawatan Gawat Darurat 25

Page 26: Makalah Hafiz

Pada proses penuaan

Persoalan psikososial

Peningkatan perasaan rendah diri dan

refleksifitas

Penurunan citra diri karena sejumlah

kehilangan dan perubahan

Intrrospeksi kesenangan mengingat masa

lalu

Kecendrungan kea rah depresi, paranoid,

kehilangan semangat

2.4.5 Nilai normal pemeriksaan laboratorium dan gas darah sama bagi semua orang

dewasa.

Pada dasarnya terjadinya penurunan fungsi ginjal, paru dan kekebalan

berkaitan dengan pertambahan usia maka hasil pemeriksaan LED, kadar ureum

darah, kreatinin, hormone yang menstimulasi steroid, dan alkali fosfatase akan

mengalami sedikit peningkatan. Di samping itu, sedikit penurunan dapat terlihat

pada kadar hemoglobin, zat besi, dan bersihan kreaatinin. Pada pengukuran gas

darah arteri, tekanan parsial karbon dioksida di dalam darah arteri akan sedikit

meningkat, sedangkan tekanan parsial oksigen sedikit menurun. Abnormalitas

hasil laboraturium tidak boleh langsung dikaitkan dengan proses pertambahan

usia, sebelum kita melakukan pemeriksaan kondisi pasien dengan teliti terlebih

dahulu.

2.4.6 Cara yang dilakukan perawat untuk dapat memproleh informasi yang paling

akurat

Untuk mempermudah komunikasi, pasien harus berada dalam keadaan

nyaman. Lingkungan yang tenang dan hangat dengan gangguan dan lalu lalang

yang minimal sangat penting. Lansia cendrung menolak mencritakan persoalan

pribadinya dan memerlukan kepercayaan untuk dapat berkomunikasi terbuka.

Hindari ungkapan-ungkapan medis, dan bicaralah dengan lambat, nada rendah,

serta suara jelas. Secara langsung tatap pasien untuk mengurangi efek gangguan

pendengaran. Pertanyaan dengan jawaban tertutup dapat menfokuskan

wawancara tersebut. Keterbatasan fungsional atau ketidakmampuan dalam

mengerjakan pekerjaan sehari-hari harus dinilai. Khususnya bagi pasien dengan

Keperawatan Gawat Darurat 26

Page 27: Makalah Hafiz

gangguan kognitif, keluarga, catatan medic pasien, dokter utama, dan apotik

merupakan sumber informasi penting untuk mendapatkan riwayat yang memadai.

2.4.7 Adanya permasalahan medis yang serius pada lansia harus lebih dicurigai karena

Gambaran penyakit yang tidak khas lebih sering dijumpai pada lansia. Perawat

kedaruratan yang berpengalaman tentunya mengetahui bahwa seorang infark

miokard pada lansia bias terjadi tanpa nyeri, sepsis terjadi tanpa demam,

bakteriuria tidak memberikan gejala, peneumonia dapat terlihat sebagai konfusi,

dan apenditis sering dijumpai hanya dengan beberapa gejala local. Animia,

tuberculosis, penyakit tiroid, dan AIDS sering tidak terdiagnosa pada pasien

lansia.

2.4.8 Diagnose yang paling umum pada lansia yang dating ke UGD

Ada perbedaan yang sangat besar antara diagnosis diruang praktek umum dan

keadaan yang terlihat pada keadaan darurat. Diagnosis utama di UGD adalah

kerusakan pada system pernafasan meliputi bronchitis, influenza, infeks saluran

nafas atas, aspirasi, dan pneumonia. Diagnosis lain yang juga sering ditemukan

mencakup nyeri abdomen, infark miokad, gagal jantung kongestif, dan gangguan

keseimbangan elektrolit.

2.4.9 Yang dapat menimbulkan perubahan status mental pada lansia yang datang ke

UGD

Perubahan status mental bukan suatu bagian dalam penuaan yang normal.

Pasien berusia lanjut dapat ditemukan dengan salah satu dari tiga perubahan

status mental. Demensia merupakan perubahan yang kronis dan progresif pada

status mental. Kombinasi penurunan kadar dopamine dan serotonin dengan

kematian karena proses penuaan, membuat depresisebagi kelainan pesikiatrik

yang paling umu pada lansia. Sebenarnya angaka bunuh diri pada laki-laki

berusia 85 tahun atau lebih adalah 5,5 kali lebih besar daripada angka dalam

populasi umum. Delirium atau konfusi akut memiliki prevalensi yang tinggi dan

merupakan permasalahan kesehatan yang mengancam jiwa pada lansia. Perawat

kedaruratan harus memahami bahwa delirium kerap kali mempunyai penyebab

yang reversible atau bias diobati. Berbagai macam luas penyebab delirium

tercantum pada daftar di bawah ini

Metabolic Infeksi Kardiak Ssp Obat-obatan Lain-lain

Keperawatan Gawat Darurat 27

Page 28: Makalah Hafiz

Dehidrasi Pneumonia Infak

miokard

Status

postikal

Digitalis Kehilangan

sensorik

Hioernatremia Infesi saluran

kemih

Aritmia Tumor Antikolinerg

ik

Gizi

Hiponatremia Bakterimia Gagal

jantung

kongestif

Cerebro

vascular

accident

(CVA)

Antidepresan Hipotermia

Hiperglikemia Meningitis Aneurisma Transient

ishcaemic

attack (TIA)

Antihiperten

si

Retensi urin

Penyebab Konfusi Akut

1. Penyebab konfusi akut-lanjut

Metabolik Infeksi Kardiak Ssp Obat-obatan Lain-lain

Hipiglikemia

Asidosis

Alkalosis

Hipoksia

Hiperklasemia

Azotemia

Kegagalan

hepar

Hipertiroidism

e

Hipotiroidisme

Sinusitis

Selulitis

Tamponade Diuretik

Antihistamin

Opiat

Sedatif

Transquilizer

Antipsikotik

NSAID

Antikonvulsa

n

Preparat

Antiparkinson

Gejala putus

obat

Impaksi

fekal

Dehidrasi

imobilisasi

Keperawatan Gawat Darurat 28

Page 29: Makalah Hafiz

SIADH Interaksi obat

2. NSAID = Nonsteroidal antiinflammatory drugs (preparat anti inflamasi

nonsteroid),

3. SIADH = Syndrome of inappopriate of antidiuretik hormone (sindrom

ketidakselarasan sekresi hormon antidiuretik.

2.4.10 Efek apa yang ditimbulkan poliferasi pada penanganan kedaruratan lansia.

Perawat kedaruratan harus menyadari bahwa obat-obatan yang

digunakan pasiien lansia dapat menjadi penyebab permasalahan medis yang

sekarang dialami. Pemakaian obat lebih dari satu macam pada lannsia dapat

meningkatkan kesalahan dalam pemberiannya, mengurangi kepatuhan, dan

meningkatkan interaksi obat serta efek smping. Ada empat macam obat yang

paling sering menimbulkan permasalahan, yaitu aspirin, digoksin, warfarin,

dan diuretik. Banyak gejala, seperti kelemahan, anoreksia, vertigo, sinkop,

atau riwayat terjatuh, harus segera dilakukan pengkajian medikasi dengan

seksama. Empat puluh persen pasien geriatrik meninggalkan UGD dengan

resep baru. Bertambah kompleksitas medikai semakin mempertegas

pentingnya penyuluhan tentang medikasi dan konseling bagi pasien lansia

yang dipulangkan dari UGD. Pasien lansia perlu mengerti bagaiman obat yang

baru disatukan denagn program pengobatannya yang sekarang.

2.4.11 Bagaiman infark miokard bisa berbeda pada lansia

Infark miokard tanpa gejala sam sekali jarang ditemukan, tetapi dapat

terjadi pada lansia yang berusia lebih dari 85 tahun, khususnya wanita.

Umumnya, lansia datang dengan awitan dispnea yang mendadak. Keluhan

lainnya meliputi sinkop, “flu”, mual, muntah, konfusi, dan kelemahan.

Meskipun banyak ;ansia mungkin mengeluhkan nyeri dada klasik, perawat

harus waspada terhadap gambaran klinis tidak khas pada 25 % lansia dengan

infark miokard. Kesalahan triase atau keterlambatan didalam mengenali

penyakit jantung, menyebabkan peningkatan angka kematian akibat infark

miokard pada lansia.

2.4.12 lansia lebih cenderung mengalami infeksi dari pada dewasa muda

Meskipun penurunan respons imun yang berkaitan dengan usia

merupakan faktor yang memberi konstribusi, penyakit kronis dan perawatan

dalam lembaga menjadi penyebab yang paling signifikan untuk peningkatan

rsiko infeksi. Permasalahan signifikan ini bisa saja berlangsng

Keperawatan Gawat Darurat 29

Page 30: Makalah Hafiz

tanplllllllllll,lll,lllffaaa disadari karena lansia dapat menderita infeksi tanpa

demam. Disamping itu, peningkatan jumlah sel darah putih dan neutrofil

dapat tidak ditemukan pada lansia dengan sepsis. Beberapa jenis infeksi,

seperti pneumonia dan infeksi saluran kemih, lebih sering dijumpai dikalangan

lansia.

2.4.13 Keadaan yang paling sering menimbulkan nyeri abdomen akut pada lansia

Dua keadaan yang paling sering menyebabkan nyeri abdomen akut

pada lansia, Yitu diverkulitis dan apendisitis. Inflamasi diverkulum terlihat

pada 9 % dari semua kasu akut yang masuk kebagian bedah, dan keadaan ini

jarang dijumpai pada orang-orang yang berusia dibawah 40 tahun. Nyeri

abdomen dengan diverkulitis, umumnya terasa pada sis sebelah kiri dan

sifatnya ringan hingga sedang, tumpul sakit, serta persisten atau kram.

Meskipun apendisitis paling sering dijumpai pada usia 20-an dan 30-an,

namun apendiks sering menjadi lokasi prnyakit yang penting dikaji dan

diagnosinya acap kali terlewatkan pada lansia. Sebagian besar lansia akan

memperlihatkan gejala apendisitis yang klasik. Akan tetapi, nyeri mungkin

tidak terlalu hebat, tanda defens muskular serta nyeri tekan lepas tidak jelas,

demam kurang nyata, dan kenaikan jumlah leukositnya kurang sensitif. Lansia

dapat tidak memperlihatkan bising usus yang berkurang, nyeri tekan rektal,

atau tanda psoas. Perbedaan pertama manifestasi klinis antara pasien lansia

dengan yang muda, yaitu apendisitis pada lansia cenderung berjalan progresif

dan lebih cepat mengalami porforasi tanpa disertai gejala nyata yang

menunjukkan bahwa penyakit tersebut sudah memasuki stadium lanjut.

Insiden perforasi pada ansia kurang lebih 65 % dan menyebabkan tingginya

angka morbiditas serta mortalitas. Sebagian alasan mengapa diagnosisnya

terlambat ditegakkan terletak pada penyakit kronis yang dapat mengaburkan

gambaran penyakitnya. Konstipasi, divertikulosis, penyakit hepar, obesitas,

obstruksi, dan diabetes akan mempersulit manifestasi klinisnya. Empat puluh

perse penyebab nyeri abdomen pada lansia berupa pembedahan

2.4.14 Trauma mayor biasa di jumpai pada lansia

Trauma mayor relative jarang terjadi pada lansia,dan setiap tahunnya

terdapat 8-15% kasus trauma mayor.Akan tetapi,trauma pada lansia

menyebabkan mortalitas yang lebih tinggi dan pemulihan fungsi yang lebih

buruk bila di bandingkan dengan pasien yang berusaha lebih muda.kecelakaan

Keperawatan Gawat Darurat 30

Page 31: Makalah Hafiz

kendaraan bermotor pada lansia dapat di sebabkan oleh kondisi medis,seperti

infark miokard,disritmiasinkop,efek samping obat,serangan iskemia

sepintas,stroke,atau komplikasi diabetes.berbagai problema medis ini

memerlukan penegakan diagnosis dan penanganan secara simultan dalam

situasi terjadinya trauma.

Cedera yang paling sering dialami lansia adalah hematoma

subduralsetelah trauma yang relative ringan,fraktur fertebra servikalis akibat

penurunan densitas tulang,kontusio paru karena kelainan patologi paru yang

ad sebelumnya,dan tulang iga yang muda patah serta fraktur skeletal.Di antara

para lansia,fraktur pangkal paha sering menyebabkan kmatian;sekitar 30%

pasien fraktur ini meninggal dunia dalam waktu 6 bulan karena komplikasi

yang berhubungan.Jika mereka tidak meninggal,kemampuannya untuk tidak

bergantung pada orang lain akan hilang dan cara hidupnya akan mengalami

perubahan yang drastis.

Jatuh merupakan mekanisme cedera yang paling sering antara para

lansia.Terjatuh merupakan pemeriksaan yang lebih teliti terhadap keadaan-

keadaan berbahaya yang mungkin menjadi penyebabnya.Lingkungan rumah

yang tidak aman dapat di perbaiki dan kondisi fisiologik,seperti hipotensi

ortostatik,aritmia,kehilangan darah yang tersembunyi,atau efek samping obat

dapat diindentifikasi serta diatasi.

2.4.15 Pengkajian dan penyebab sinkop pada lansia.

Vertigo dan sinkop merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh

lansia.Kerap kali sinkop pada lansia bersifat multifakturial dan memerlukn

pengkajian terhadap lebih dari satu sistem.Riwayat penyakit yang cermat

dapat menetukan arah pengkaijian dan apa yang mendesak untuk di periksa

terlebih dahulu.Perawat harus menentukan lingkungan di sekitar

kejadian.Lansia sering menjelaskan keluhan ini dengan

istilah”pusing”,”kepala berkunang-kunag”,atau “berputar”.Kelemahan,jika

timbulnya sepintas,mungkin sebenarnya merupakan episode sinkop.

Pada lansia,penyebab sinkop yang paling sering meliputi aritmia,infark

miokard,hipovolemia sekunder akibat perdarahan gastrointestinal, muntah,

diarepemakain obat dioretik, kejang stroke dan infusiensi vertebrobasila.Selain

itu,perawat harus mencari buktiadanya trauma yang terjadi akibat serangan

sinkop. Selalu pertimbangkan medikasi sebagai penyebab sinkop.Obat-obat

Keperawatan Gawat Darurat 31

Page 32: Makalah Hafiz

yang paling sering menyebabkan sinkop adalah beta bloker,preparat penyekat

kanal-kalsium, fenotiazin, obat-obat antihepertensi, dan vasodilator.

2.4.16 Perawat kedaruratan membantu keluarga pasien lansia di dalam situasi krisis

Ketika krisis, baik fisik maupun social muncul, anggota keluarga lansia

sering datang ke UGD untuk meminta bantuan. Perawat kedaruratan dapat

menjadi anggota yang sangat bermanfaat dalam tim pelayanan kesehatan,

dengan memberikan perhatian, nasehat, serta harapan secara professional.

Kesedihan di dalam keluarga dapat terjadi pada penyakit akut . Anggota

kluarga akan terlibat langsung dalam pengambilan keputusan tentang

persoalan, seperti penolakan terhadap tindakan mempertahankan kehidupan

pasien dan permintaan untuk tidak melakukan resusitasi. Konflik antar

anggota keluarga bisa terlihat jelas. Sebagian anggota dapat menyalakan diri

mereka sendiri karna tidak melihat tanda-tanda sakit atau penurunan fungsi

lebih cepat. Anggota keluarga lain mungkin berasa bersalah karna tidak

mengunjungi lebih sering atau karna tidak memberikan perhatian yg lebih

besar. Ada rasa takut yang besar bahwa lansia akan meninggal atau

memerlukan perawatan khusus di kemudian hari. Anggota keluarga dapat

mengungkapkan eksperesi kemarahan kepada staf jika penyakit pasien tidak

dapat di diagnosis dan di atasi dengan cepat.

Perawat harus menentukan siapa yang akan menjadi juru bicara

keluarga dan pengambil keputusan sejak awal interaksi. Bersama keluarga,

pengambilan keputusan yang sulit mengenai perawatan di kemudian hari bagi

lansia dapat di lakukan. Warisan budaya dapat memengaruhi pengambilan

keputusan. Sebagai contoh, kelompok etnik tertentu seperti masyarakat kulit

hitam, meksiko, atau penduduk asli amerika mungkin tidak bersedia untuk

merawat orang tuanya. Perawat harus memikirkan keseimbangan antara

melakukan apa yang diperlukan dan melakukan lebih dari apa yang

sebenarnya diperlukan.”Mengambil alih semua pekerjaan” berarti menjadikan

lansia sebagai bayi kembali. Di samping itu, hak-hak legaldan sipil lansia

tidak selalu di pertimbangkan atau di hormati. Dalam situasi krisis, pekerja

social bidang kesehatan serta menijer oprasional kasus bekerja sebagai

konsultan dan memainkan peranan kolaboratif untuk meningkatkan

kemampuan keluarga dalam memecahkan sendiri permasalahannya. Perawat

Keperawatan Gawat Darurat 32

Page 33: Makalah Hafiz

kedaruratan harus memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada untuk

membantu, baik keluarga maupun pasien sendiri selama masa krisis.

2.4.17 Persoalan etika yang ada di sekitar perawatan lansia di UGD

Penatalaksanaan lansia di UGD menjadi persoalan yang kontrafersial

dan tidak dapat di definisikan dengan baik. Persoalan seperti petunjuk tentang

perawatan kesehatan lanjutan dan pendistribusian perawatan kesehatan,

berdasarkan usia kronologis mengandung kontrofersi. Efekti fitas tindakan

resusitasi UGD yang kontino pada henti jantung di luar rumah sakit, ternyata

tidak banyak manfaatnya kendati tindakan ini masih terus dipraktikkan. Beban

ekonomin masyarakat dan perorangan yang ditimbulkan. Oleh perawatan

kedaruratan dengan teknologi tinggi bagi lansia juga sudah menjadi sebuah

topic yang diperdebatkan. Pedoman ketat tentang criteria admisi turut

memberikan kontribusi pada konflik tersebut. Persoalan etika yang kompleks

ini memerlukan pembahasan yang jujur antara professional kesehatan

kliennya. Dengan semakin bertambahnya usia harapan hidup masyarakat, pada

perawat kedaruratan akan lebih bnyak merawat lansia yang dapat menjadi

pasien dengan fisik yang sudah amat rpuh serta sulit di tangani. Kita harus

mempersiapkan diri sendiri untuk menjawab persoalan etika yang ditimbulkan

oleh pasien lansia.

\

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anak-anak merupakan dewasa kecil dari pada memandang anak-anak sebagai

dewasa kecil, lebih baik kita melihat orang dewasa sebagai anak-anak yang besar .

Keperawatan Gawat Darurat 33

Page 34: Makalah Hafiz

neonates ,bayi, anak-anak ,remaja, dewasa semua memiliki system fisiologik dan

psikososial yang matur. Remaja harus diizinkan untuk memilih siapa yang dapat

mendampinginya selama pemeriksaan. Mereka dapat memilih orangtua atau

temannya. Hindarilah pertanyaan menyelidik tentang kehamilan, hubungan seks, atau

penggunaan obat bius dan masalah kesehatan jiwa di depan orangtua atau walinya.

Lansia yang hidup mandiri rata-rata memiliki tiga permasalahan medis kronis.

Jumlah ini meningkat menjadi 10 bagi lansia yang hidup di lembaga perawatan.

Permasalahan kronis ini semakin memperumit pengevaluasian terhadap permasalahan

akut. Penatalaksanaan lansia di UGD menjadi persoalan yang kontrafersial dan tidak

dapat di definisikan dengan baik. Persoalan seperti petunjuk tentang perawatan

kesehatan lanjutan dan pendistribusian perawatan kesehatan, berdasarkan usia

kronologis mengandung kontrofersi. Efekti fitas tindakan resusitasi UGD yang

kontino pada henti jantung di luar rumah sakit, ternyata tidak banyak manfaatnya

kendati tindakan ini masih terus dipraktikkan. Beban ekonomin masyarakat dan

perorangan yang ditimbulkan. Oleh perawatan kedaruratan dengan teknologi tinggi

bagi lansia juga sudah menjadi sebuah topic yang diperdebatkan. Pedoman ketat

tentang criteria admisi turut memberikan kontribusi pada konflik tersebut.

3.2 Saran

Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok

mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman sesama

mahasiswa.

Keperawatan Gawat Darurat 34

Page 35: Makalah Hafiz

KEPUSTAKAAN

1. Berkauskas VH, et al: Health and Physical Assesment. St. Louis, Mosby, 1994, pp

722-738

2. Dildy G: Preeclampsia / eclampsia. In Pearlman MD, Tintinanli JE (ed): Emergency

Care of the Woman. New York, McGraw-Hill, 1998, pp 59-68.

3. Hopper B: Precipitous delivery. In Mancini ME: Decision Making in Emergency

Nursing. St. Louis, Mosby, 1987, pp 130-131.

4. Howell JM: Third trimester vaginal bleeding. In Markovchick VJ, Pons PT, Wolfe RE

(eds): Emergency Medicine Secrets. Philadelphia, Hanley & Belfus, 1997, pp 348-

353.

5. Koziol-McLain J, Whitehill CS, Stepens L, et al: An investigation of emergency

departement patient percetions of their miscarriage experience. J Emerg Nurs 18:501-

504, 1992.

6. Mishell DR: ectopic pregnacy. In Mishell DR, et al (eds): Comprehensive

Gynecology. 3rd ed. Louis Mosby, 1997, pp 431-44.

7. Rossoll LW: Assessing fetal heart tones. In Proehl JA (ed): Emergency Nursing

Procedures, 2nd ed. Philadelphia, W.B. Saunders, 1999, PP 363-365.

Keperawatan Gawat Darurat 35