22
ASPEK HUKUM DALAM BISNIS “HUKUM PERBANKAN” Disusun Oleh: Hariah Neri Milawati (2012121013) Irmawati (20121210) Muhamad Abdul Syuur (2012121021) Muhamad !ut"i (2012121022) #e$ina %l&rilda (20121210 'A !*AS A+AMA IS!AM ,#O+#AM S* DI % ONOMI S-A#IAH NI.%#SI*AS A//AH#A 201

Makalah Hukum Perbankan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

ASPEK HUKUM DALAM BISNISHUKUM PERBANKAN

Disusun Oleh:Hariah Neri Milawati(2012121013)Irmawati (20121210)Muhamad Abdul Syukur(2012121021)Muhamad Lutfi(2012121022)Regina Elprilda(20121210

FAKULTAS AGAMA ISLAMPROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAHUNIVERSITAS AZZAHRA2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah, rahmat dan salam untuk Muhammad Rasul pilihan, kami sebagai penyusun makalah telah berhasil dalam menyusun makalah dari mata kuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis tentang materi SAP mengenai Hukum Perbankan, yang dapat diselesaikan semata-mata atas kehendak-Nya dan rahmat -Nya yang berlimpah. Dalam makalah ini juga akan dipelajari atau membahas secara keseluruhan tentang Hukum Perbankan. Kami berupaya dalam penyusunan makalah ini untuk memberi sedikit penjelasan dan pandangan tentang lebih jauh tentang Hukum Perbankan, maupun penjelasan tentang latar belakang terjadinya Hukum Perbankan di Indonesia secara umum, dan upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup masyarakat yang kurang pengetahuan tentang Hukum Perbankan di Indonesia. Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka kami sebagai penyusun makalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk lebih bisa menyempurnakan makalah ini. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengumpulan materi ini, karena makalah ini tersusun dari berbagai sumber, baik berupa buku teks, tulisan, ataupun internet. Akhir kata, kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan bisa menjadi tolak ukur kita terhadap dunia sosial sebaik mungkin.Billahittaufiq wal hidayah Wassalaamu`alaikumwr.wb.

Jakarta, 21 November 2014

Tim Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ............................................................................................ iDAFTAR ISI ........................................................................................................... iiBAB I: PENDAHULUAN ...................................................................................... 1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................... 1.3.Tujuan dan Manfaat Penulisan ...................................................................... BAB II: PEMBAHASAN ........................................................................................ 2.1.Pengertian Dan Dasar Hukum Perbankan ..................................................... 2.1.1.Pengertian Hukum Perbankan .......................................................... 2.1.2.Sumber-Sumber Hukum Perbankan ................................................. 2.1.3.Fungsi dan Tujuan Perbankan........................................................... 2.1.4.Asas-Asas Hukum Perbankan........................................................... 2.2.Sistem Dan Lembaga Keuangan Bank Dan Bukan Bank ............................ 2.2.1Sistem Perbankan Nasional............................................................... 2.2.2Jenis-Jenis Perbankan........................................................................ 2.2.3Lembaga Bukan Bank....................................................................... 2.3.Pendirian Dan Kepemilikan Bank ................................................................ 2..3.1Perizinan Pendirian Bank.................................................................. 2.3.2Badan Hukum Bank.......................................................................... 2.3.3Sumber Dana Bank...........................................................................BAB III: PENUTUP ................................................................................................ 3.1.Kesimpulan .................................................................................................. 3.2.Saran ............................................................................................................BAB IV: DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar BelakangPeranan perbankan dalam suatu negara sangat dibutuhkan untuk mewujudkan situasi ekonomi negara yang terbit dan dapat diatur oleh

1.2.Rumusan Masalah1. Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini:2. Apa pengertian hukum perbankan?3. Apa sumber-sumber hukum perbankan?4. Apa sifat dan tujuan hukm perbankan?5. Apa saja jenis-jenis kelembagaan bank?6. Apa asas-asas hukum perjanjian?7. Apa membatalkan suatu perjanjian?8. Bagaimana pelaksanaan suatu perjanjian?9. Apa yang dimaksud wanprestasi dan apa akibat-akibatnya?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penulisan1. Adapun tujuan dan manfaat dari pembahasan makalah ini adalah untuk:2. Mengetahui dan memahami hukum perjanjian.3. Mengetahui bagaimana hukum perjanjian tersebut dikatakan sah.4. Mengetahui jenis-jenis perjanjian.5. Mengetahui dan memahami asas-asas hukum perjanjian.6. Mengetahui apa saja yang dapat membatalkan suatu perjanjian.7. Mengetahui bagaimana pelaksanaan suatu perjanjian.8. Mengetahui dan memahami apa itu wanprestasi dan akibatnya.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1.Pengertian Dan Dasar Hukum Perbankan2.1.1.Pengertian Hukum PerbankanHukum perbankan (banking law) adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang mengyangkut tentang bank, baik kelembagaan, kegiatan usaha, cara dan proses dalam melaksakan usaha bank. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Ini berarti, kita akan membicarakan peratutran hukum (norma hukum) dan asas-asas hukum, struktur hukum dan budaya hukum yang mengatur segala seuatu yang menyangktu tentang bank.Menurut muhammad Djumhana, hukum perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan yang lain (Muhammad Djumhan, 1993:10).Sementara itu, Munir Puadi menyatakan, bahwa hukum yang mengatur masalah perbankan disebut hukum perbankan (banking law), yakni seperangkat kaidah hukum dalam peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin, dll sumber hukm, yang mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatanya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku-perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab para pihak yang tersangkut dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dll yang berkenaan dengan dunia perbankan (Munir Puadi, 1999:14).[footnoteRef:1] [1: Hukum Perbankan, Djoni S.Gazali dan Rachmadi Usman hal.1-2]

2.1.2.Sumber-Sumber Hukum PerbankanSumber hukum perbankan dapat dibedakan atas sumber hukum dalam arti formal dan sumber hukum dalam material. Sumber hukum dalam arti material adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum itu sendiri, dan itu tergantung dari sudut mana dilakukan peninjauannya, apakah dari sudut pandang ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dsb.Adapun hukum dalam arti formal adalah tempat diketemukannya ketentuan hukum dan perundang-undangan (tertulis) yang mengatur mengenai perbankan. Dibawah ini disebutkan berbagai peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur atau yang berkaitan dengan masalah perbankan dan kebanksentralan, yang menjadi sumber hukum perbankan yang berlaku dewasa ini, di antaranya yaitu :1. Undang-Undangan Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 TahUN 1998 ( disebut Undang-Undang Perbankan yang diubah );2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 dan terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 sebagaimana telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 ( disebut UUBI );3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang lalu lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar;4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebgaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undangan Nomor 3 Tahun 2008 sebagaimana telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor Tahun 2009 ( disebut UULPS );5. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah ;6. Burgerlijk Wetboek ( Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ), terutama ketentuan dalam Buku II dan Buku III mengenai jaminan kebendaan dan perjanjian;7. Wetboek Van Koophandel ( Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ), terutama ketentuan dalam Buku I mengenai surat-surat berharga.8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah;9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian;10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas, yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007;11. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggunan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah ;12. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia;13. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang.[footnoteRef:2] [2: Hukum Perbankan, Djoni S.Gazali dan Rachmadi Usman hal.5-6]

2.1.3.Fungsi dan Tujuan PerbankanMengenai fungsi perbankan dapat dilihat dalam Pasal 3 UU Perbankan yang menyatakan bahwa Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat dari ketentuan ini tercermin fungsi bank sebagaiFinancial Intermediaryperantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana (lacks of funds).Perbankan di Indonesia mempunyai tujuan yang strategis dan tidak semata-mata berorientasi ekomomis, tetapi juga berorientasi kepada hal-hal yang nonekonomis seperti masalah menyangkut stabilitas nasionalyang mencakup antara lain stabilitas sosial dan stabilitas politik. Secara lengkap hal ini diatur dalam Pasal 4 UU Perbankan yang menyatakan bahwa Perbankan Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertenbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesehjateraan rakyat.[footnoteRef:3] [3: http://zriefmaronie.blogspot.com/2013/04/pengertian-sumber-hukum-perbankan.html]

2.1.4. Asas-Asas Hukum Perbankan1. Asas Demokrasi Ekonomi2. Asas Kepercayaan3. Asas Kerahasiaan4. Asas Kehati hatianAdapun penjelasan keempat asas di atas adalah sebagai berikut :1. ASAS DEMOKRASI EKONOMIYang mana dengan asas ini, tidak terjadi monopoli. Hal ini dikarenakan setiap warganegara berhak untuk mendapat suatu hal yang sama.2. ASAS KEPERCAYAANAsas ini merupakan tulang punggung dari suatu bank yang dapat mendukung kemajuan bank. Dengan kokohnya kepercayaan yang diterima oleh bank dari masyarakat, maka akan dapat memberikan eksistensi dan value yang baik terhadap bank tersebut.3. ASAS KERAHASIAANAsas ini merupakan asas yang digunakan untuk melindungi para nasabah yang beritikad baik. Artinya para nasabah akan dijamin privasinya, misalnya berkenaan dengan identitas ataupun hal hal lainnya yang bersifat pribadi, maka oleh bank hal hal yang pribadi tersebut akan dijaga dengan baik.4. ASAS KEHATI HATIAN (PRUDENTIAL)Tentunya bahwa bank sebagai lembaga yang mengelola uang nasabah, diharapkan oleh nasabah itu pula bahwa bank dapat mengelola uang yang disimpan secara baik dan hati hati. Ketika hal ini dapat dilakukan dengan baik oleh pihak bank, maka bukan tidak mungkin akan dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank yang digunakan untuk menyimpan uangnya tersebut.Asas asas hukum perbankan yang telah dikemukakan di atas masih bersifat abstrak. Nah, oleh karena itu menjadikan asas asas tersebut menjadi konkrit, maka diwujudkanlah melalui hukum positif, yaitu melalui peraturan Per UU an.[footnoteRef:4] [4: http://fery-law.mhs.narotama.ac.id/2011/10/20/asas-asas-hukum-perbankan/]

2.2Sistem dan Lembaga Keuangan2.2.1Sistem Perbankan NasionalSistem Perbankan Nasional adalahnational banking systemyaitu sistem yang mengatur mengenai segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatanusaha, serta cara dan proses melaksanakan kegiatan usahanya secara keseluruhan; di Indonesia ketentuan mengenaiperbankannasional terakhir diatur dalam UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan dan UU.No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan; perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak; menurut jenisnya, bank di Indonesia terdiri atasbank umumdanbank perkreditan rakyat.2.2.2Jenis-Jenis Perbankan Bank Umum Bank Perkreditan Rakyat1. Bank UmumDari segi kepemilikannnya, Bank Umum dapat dibedakan lebih lajut sebagai berikut :1. Bank Umum Milik NegaraBank umum milik negara didirikan denngan undang-undang dimana seluruh modalnya merupakan kekayaan negara. Sebelum lahirnya undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, telah didirikan bebrapa bank umum milik negara yaitu: Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO), yang didirikan dengan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1960; Bank Negara Indonesia 1946 (BNI 1946), yang didirikan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1968; Bank Dagang Negara (BDN), yang didirikan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1968; Bank Bumi Daya (BBD), yang didirikan dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1968; Bank Tabnungan Negara (BTN), yang didirikan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1968; Bank Rakyat Indonesia (BRI), ynag didirikan dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1968; Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), yang didirikan dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1968.Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 19992, kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,bentuk hukum dari bank-banku umum milik negara itu harus menyesuaikan diri dengan bentuk hukum bank yang telah diatur Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Penyesuaian bentuk bank milik negara itu menjadi perusahaan persero (PT Pesero) dilakukan dengan peraturan pemerintah, yaitu: Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1992 tentang Penyesuaian Bentuk Hukum Bank Negara Indonesia 1946 Menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 39); Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1992 tentang Penyesuaian Bentuk Hukum Bank Rakyat Indonesia Menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 41); Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penyesuaian Bentuk Hukum Bank Tabungan Negara Menjadi Perusahaan Perseroan(PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 44)[footnoteRef:5] [5: Hukum Perbankan, Djoni S.Gazali dan Rachmadi Usman hal.46-47]

2. Bank Pembangunan DaerahBank pembangunan daerah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Provinsi. Bank BPD Aceh(Banda Aceh) Bank Sumut(Medan) Bank Nagari(Padang) Bank Riau Kepri(Pekanbaru), dahulu dikenal sebagai Bank Riau Bank Jambi(Jambi) Bank Bengkulu(Kota Bengkulu) Bank Sumsel Babel(Palembang), dahulu dikenal sebagai Bank Sumsel Bank Lampung(Bandar Lampung) Bank DKI(Jakarta) Bank BJB(Bandung), dahulu dikenal sebagai Bank Jabar atau Bank Jabar Banten atau BPD Jawa Barat. Bank Jateng(Semarang) Bank BPD DIY(Yogyakarta) Bank Jatim(Surabaya) Bank Kalbar(Pontianak) Bank Kalteng(Palangka Raya) Bank Kalsel(Banjarmasin) Bank Kaltim(Samarinda) Bank Sulsel(Makassar) Bank Sultra(Kendari) Bank BPD Sulteng(Palu) Bank Sulut(Manado) Bank BPD Bali(Denpasar) Bank NTB(Mataram) Bank NTT(Kupang) Bank Maluku(Ambon) Bank Papua(Jayapura), dahulu dikenal sebagai BPD Irian Jaya[footnoteRef:6] [6: http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bank_di_Indonesia]

3. Bank Umum KoperasiBank umum koperasi adalah bank yang modalnya berasal dari simpanan anggota atau badan hukum koperasi. Pendirinya selain mengikuti Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, juga mengikuti ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.Bank Bukopin(sebelumnya bernamaBank Umum Koperasi Indonesiapada1970sampai1989) adalahbankswasta kelas menengah diIndonesiadan memfokuskan bisnis intinya pada 4 sektor, yaitu UKM, mikro, konsumer, dan komersial.[footnoteRef:7] [7: Hukum Perbankan, Djoni S.Gazali dan Rachmadi Usman hal.48-49]

4. Bank Umum Swasta NasionalA. Bank Umum Swasta Nasional DevisaBank Umum Swasta Nasional Devisa adalah Bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pihak swasta non asing dan dapat melakukan transaksi dengan luar negeri atau berkaitan dengan valas. Berikut daftar bank umum swasta nasional devisa di Indonesia. Bank Agroniaga, Tbk. Bank Antardaerah Bank Artha Graha Internasional, Tbk. Bank BNI Syariah Bank Bukopin, Tbk Bank Bumi Arta, Tbk Bank Central Asia Tbk.(BCA) Bank Cimb Niaga, Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Ekonomi Raharja, Tbk Bank Ganesha Bank Hana Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk Bank ICB Bumiputera Tbk Bank ICBC Indonesia Bank Index SelindoB. Bank Umum Swasta Nasional Non DevisaBank Umum Swasta Nasional Non Devisa adalah Bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pihak swasta non asing dan tidak melakukan transaksi dengan luar negeri atau berkaitan dengan valas.

Anglomas Internasional Bank Bank Andara Bank Artos Indonesia Bank Bca Syariah Bank Bisnis Internasional Bank Bri Syariah Bank Fama Internasional Bank Harda Internasional Bank Ina Perdana Bank Jabar Banten Syariah Bank Jasa Jakarta Bank Kesejahteraan Ekonomi Bank Mayora

5. Bank CampuranBank Campuran adalah Bank Umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih Bank Umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh WNI (dan/atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh WNI), dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri. Bank Commonwealth Bank Agris Bank ANZ Indonesia Bank BNP Paribas Indonesia Bank Capital Indonesia, Tbk Bank DBS Indonesia Bank KEB Indonesia Bank Maybank Syariah Indonesia Bank Mizuho Indonesia Bank Rabobank International Indonesia Bank Resona Perdania Bank Windu Kentjana International, Tbk Bank Woori Indonesia Bank China Trust Indonesia Bank Sumitomo Mitsui Indonesia[footnoteRef:8] [8: http://daftarkodebank.blogspot.com/2013/10/pengertian-bank-swasta-dan-macam.html]

6. Bank AsingBank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak asing (luar negeri). Contoh bank milik asing antara lain ABN AMRO Bank, American Express Bank, Bank of America, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, City Bank, Hongkong Bank, dan Deutsche Bank.2. Bank Perkreditan RakyatBank Perkreditan Rakyat(BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentukdepositoberjangka,tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun1992dengan memenuhi persyaratan tatacara yang ditetapkan denganPeraturan Pemerintah. Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan masyarakatIndonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu, UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 memberikan kejelasan status lembaga-lembaga dimaksud. Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persy-ratan dan tatacara pemberian status lembaga-lembaga dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.Usaha yang Dilakukan BPR Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Keuntungan BPR diperoleh darispread effectdan pendapatan bunga. Adapun usaha-usaha BPR adalah: Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Memberikan kredit. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. Menempatkan dananya dalam bentukSertifikat Bank Indonesia(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalamiover liquidityatau kelebihanlikuiditas.

Usaha yang Tidak Boleh Dilakukan BPR Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh dilakukan BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah: Menerima simpanan berupagiro. Melakukan kegiatan usaha dalamvaluta asing. Melakukan penyertaan modal dengan prinsipprudent bankingdanconcernterhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah. Melakukan usahaperasuransian. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha BPR.

Alokasi Kredit BPRDalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu: Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupandebituruntuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkanBank Indonesia.[footnoteRef:9] [9: http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Perkreditan_Rakyat]

2.2.3 Lembaga Bukan BankLembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) - Koperasi Simpan Pinjam/Koperasi Kredit, Perusahaan Umum Pegadaian/Perum Pegadaian, Perusahaan Asuransi, Lembaga Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan dan Bursa Efek.Selain bank, masih ada beberapa lembaga keuangan bukan bank (LKBB). Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dasar hukum didirikannya Lembaga Keuangan Bukan Bank/LKBB adalah surat Keputusan Menteri Keuangan No.38/KMK/IV/I/1972 yang kemudian diubah dengan Keputusan Menteri Kuangan 280/KMK.01/1989 mengenai pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan bukan bank dan peraturan perudang-undangan lain yang berkaitan dengan usaha yang dijalankan.Beberapa Lembaga Keuangan Bukan Bank/LKBB di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Koperasi Simpan Pinjam/Koperasi Kredit

Koperasi kredit adalah suatu lembaga keuangan berbentuk koperasi yang usahanya di bidang perkreditan atau simpan pinjam dengan tujuan membantu memperbaiki keadaan ekonomi dan kesejahteraan anggotanya. Kegiatan koperasi kredit yaitu menerima simpanan dari anggotanya dan meminjamkan kepada anggota yang membutuhkan dengan syarat yang mudah dan bunga ringan.

Koperasi kredit mempunyai fungsi sebagai berikut.a. Sebagai pendorong kegiatan menabung di kalangan anggota.b. Sebagai lembaga yang melayani anggota yang membutuhkan pinjaman.c. Membimbing anggota dalam memanfaatkan pinjaman/kredit.d. Membantu anggota dari cengkeraman lintah darat.

Dalam menjalankan usahanya, koperasi kredit memperolah dana atau modalnya dari beberapa sumber, yaitu sebagai berikut.a. Simpanan pokokSimpanan pokok adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota koperasi, yang besarnya sama untuk tiap anggota.b. Simpanan wajibSimpanan wajib adalah simpanan yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi secara rutin yang besarnya sama untuk tiap anggota. Pembayaran rutin di sini bisa setiap minggu, setiap bulan, atau setiap musim sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi.c. Simpanan suka relaSimpanan suka rela adalah simpanan yang sifatnya suka rela, artinya tidak diwajibkan kepada anggota koperasi , sehingga anggota koperasi boleh menyimpan boleh tidak. Besarnya simpanan suka rela tidak ditentukan dan terserah anggota yang bersangkutan.d. Sumber lain yang sahSumber lain pendanaan dan permodalan koperasi dapat berasal dari bantuan pemerintah, hibah , dana cadangan koperasi, dan modal pinjaman dari pihak lain.

2. Perusahaan Umum Pegadaian/Perum Pegadaian

Perum Pegadaian merupakan perusahaan umum milik pemerintah yang kegiatannya memberikan pinjaman uang yang besarnya berdasarkan pada nilai barang jaminan yang diserahkan. Jaminan tersebut bisa berupa barang bergerak, seperti perhiasan (emas dan perak), barang-barang elektronik, sepeda motor, mobil, dan lain-lain maupun tidak bergerak, contohnya tanah dan bangunan. Perum Pegadaian ada di setiap kota di Indonesia. Tujuan pemerintah menyelenggarakan Perum Pegadaian yaitu untuk membantu rakyat kecil dengan memberikan kredit/pinjaman agar terhindar dari kreditor liar (lintah darat) yang meminjamkan uang dengan bunga sangat tinggi. Jangka waktu pinjaman melalui pegadaian biasanya selama satu tahun atau kurang dari satu tahun.

3. Perusahaan Asuransi

Perusahaan asuransi merupakan lembaga yang menghimpun dana melalui penarikan premi asuransi dan menjanjikan akan memberi sejumlah ganti rugi apabila terjadi suatu peristiwa atau musibah yang menimpa pihak yang ikut program asuransi. Dana yang dihimpun perusahaan asuransi umumnya diinvestasikan dalam surat berharga atau dipinjamkan kepada pihak lain.

Kegiatan perasuransian di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992. Beberapa contoh perusahaan asuransi di Indonesia antara lain:a. Asuransi Bumi Putra d. Asuransi Sosial Tenaga Kerjab. Asuransi Jiwasraya e. Asuransi Kesehatan Indonesiac. Asuransi Kerugian Jasa Raharja

Sekarang ini banyak sekali bermunculan perusahaan asuransi yang menawarkan beragam jaminan bagi nasabahnya sehingga dikatakan perusahaan asuransi memiliki peranan yang penting, antara lain:a. menambah lapangan kerja bagi masyarakatb. mengurangi kekhawatiran dalam kehidupan masyarakatc. mengurangi kerugian yang ditanggung masyarakatd. memperlancar kegiatan ekonomi masyarakat.

4. Lembaga Dana Pensiun

Di Indonesia, para pegawai negeri sipil setelah tidak bertugas/purnatugas akan memperoleh dana pensiun. Dana pensiun ini diperoleh dari pemotongan gaji pegawai setiap bulan selama masih aktif bekerja. Ketika pegawai negeri yang bersangkutan telah pensiun, maka setiap bulan ia akan memperoleh uang pensiun. Lembaga yang mengelola dana pensiun adalah PT Taspen. Jadi PT Taspen menghimpun dana dari para pegawai dan menyalurkanya dengan memberikan uang pensiun kepada para pegawai yang telah pensiun. Selain itu juga disalurkan melalui pembelian kredit atau diinvestasikan lewat pemberian surat berharga.

5. Lembaga Pembiayaan

Lembaga pembiayaan ialah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana langsung dari masyarakat.

Lembaga pembiayaan bergerak dalam bidang-bidang usaha berikut.a. Usaha sewa guna usaha/leasing company, yaitu badan usaha yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal yang dibutuhkan oleh nasabah.b. Usaha pembiayaan konsumen, yaitu badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala.c. Usaha kartu kredit, adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit.d. Usaha penyertaan modal/modal ventura, adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.

6. Bursa Efek

Bursa efek merupakan tempat bertemunya pihak yang menawarkan dengan pihak yang memerlukan dana dan tempat jual beli efek (obligasi, saham, dan surat berharga). Tujuan didirikannya bursa efek adalah untuk menghimpun dana lewat penjualan surat berharga/efek guna membiayai kegiatan-kegiatan yang produktif.[footnoteRef:10] [10: http://ssbelajar.blogspot.com/2014/03/lembaga-keuangan-bukan-bank-lkbb.html]

2.3Pendirian Dan Kepemilikan Bank

2.3.1Perizinan Pendirian BankSesuai dengan ketentuan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa:1.Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan Undang-undang tersendiri.2.Untuk memperoleh izin usaha Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), wajib dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang:a)Susunan organisasi dan kepengurusan;b)Permodalan;c)Kepemilikan;d)Keahlian di bidang Perbankan;e)Kelayakan rencana kerja.3.Persyaratan dan tata cara perizinan bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Bank Indonesia."Dari ketentuan di atas dapat dilihat, bahwa langkah pertama yang harus dilakukan dalam pendirian bank adalah menentukan jenis bank yang akan didirikan, apakah Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat. Dari kedua jenis bank, terdapat beberapa perbedaan mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendirikan sebuah bank.2.3.2Badan Hukum Bank1.BENTUK HUKUM BANKManuver bisnis perbankan kian mengalami pertumbuhan yang signifikan. Artinya, Bisnis perbankan telah meningkat tajam selama satu dekade ini. Hal ini dapat dilihat tidak hanya dari perolehan laba bersih bank tetapi juga peningkatan jumlah aset perbankan yang sangat pesat. Pertumbuhan perbankan tidak hanya pada bank umum, tetapi juga pada bank perkreditan rakyat. Tentunya, ke dua bank tersebut tidak sama. Perbedaannya tidak hanya nampak dalam perolehan laba bersih bank, tetapi mengenai aspek hukum bank tersebut juga berlainan. Dalam hal ini aspek hukumnya menyangkut bentuk hukum bank. Menariknya, bentuk hukum tersebut bisa sama dan dapat pula berbeda.

2.ATURAN MENGENAI HUKUM BENTUK HUKUM BANKBentuk Hukum Bank dapat diketahui di pasal 21 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992. Meski begitu, ada perbedaan mengenai bentuk hukum bank pada kedua Undang-Undang tersebut. Undang-undang No.10 tahun 1998 pasal 21 ayat (1) menyebutkan bahwa bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa :1. Perseroan Terbatas2.Koperasi; atau3.Perusahaan DaerahSedangkan pada Undang-Undang No. 7 tahun 1992 menyebutkan bahwa Bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa salah satu dari :1.Perusahaan Perseroan (PERSERO)2.Perusahaan Daerah3.Koperasi4. Perseroan Terbatas

3.PENGERTIAN BENTUK HUKUM PERUSAHAAN DAERAHUndang-undang yang mengatur mengenai perusahaan daerah adalah Undang-Undang No. 5 tahun 1962. Pasal 2 mengemukakan perusahaan daerah adalah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan undang-undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang. Mengenai tata cara pendirian perusahaan daerah dikemukakan dalam pasal 4 Undang-Undang No. 5 tahun 1962, yakni:1.Perusahaan Daerah didirikan dengan Peraturan Daerah atas kuasa Undang-Undang ini.2. Perusahaan Daerah yang termaksud pada ayat 1 adalah badan hukum yang kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya Peraturan Daerah tersebut.3. Perusahaan Daerah termaksud dalam ayat 1 mulai berlaku setelah mendapat pengesahan instansi atasan.Berkaitan dengan Bank Pembangunan Daerah, dapat dilihat bentuk hukumnya dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1998. Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut mengemukakan bahwa Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah dapat berupa salah satu dari :1. Perusahaan Daerah;2.Perseroan Terbatas.Dalam pasal 3 peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1998 menyebutkan bahwa Bank Pembangunan Daerah yang bentuk hukumnya berupa perusahaan Daerah, tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur perusahaan Daerah.

4.PENGERTIAN BENTUK HUKUM PERSEROAN TERBATAS?Peraturan yang mengatur mengenai Perseroan Terbatas adalah Undang-Undang No. 40 tahun 2007. Dalam Pasal 1 Undang-Undang ini dikemukakan bahwa perseroan terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.Mengenai syarat pendiriannya dapat disimak dalam pasal 7, yang menyebutkan:

1.Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.2. Setiap pendiri Perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat Perseroan didirikan.3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam rangka Peleburan.4.Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan.5. Setelah Perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham menjadi kurang dari 2 (dua) orang, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau Perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain.6.Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah dilampaui, pemegang saham tetap kurang dari 2 (dua) orang, pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian Perseroan, dan atas permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat membubarkan Perseroan tersebut.7.Ketentuan yang mewajibkan Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ketentuan pada ayat (5), serta ayat (6) tidak berlaku bagi:a.Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara; ataub.Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam undang- undang tentang Pasar Modal.5.PENGERTIAN BENTUK HUKUM KOPERASIMenurut pasal 21 Undang-undang No.10 tahun 1998, koperasi merupakan salah satu bentuk hukum yang dapat menjalankan kegiatan perbankan baik dalam bentuk bank umumm, maupun bentuk bank perkreditan rakyat. Koperasi memiliki status badan hukum dalam melakukan kegiatan perbankan. Sebagaimana dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.17 tahun 2012 mengenai perkoperasian menyebutkan bahwa koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya, sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Hal ini dapat dipahami bahwa koperasi sebagai badan usaha memiliki kekhususan sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Mengenai keanggotaan koperasi, dalam Pasal 26 ayat 1 UU No. 17 tahun 2012 menyebutkan bahwa anggota koperasi merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Manakala perbankan berbentuk badan hukum koperasi, maka perbankan dalam menjalankan kegiatan usahanya bertujuan mensejahterahkan masyarakat.Pengurus memiliki tanggung jawab dalam tugas pengelolaan atas kegiatan usaha perbankan, yang dipertanggungjawabkan kepada Rapat Anggota (pasal 60 ayat 2 UU No.17 tahun 2012). Pengurus bertanggung jawab penuh secara pribadi manakala yang bersangkutan bersalah dalam menjalankan tugasnya dengan tidak disertai itikad baik dan tidak penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan usaha koperasi.

2.3.3Sumber Dana Bank

Sumber dana bank adalah adalah suatu usaha yang dilakukan oleh bank untuk mencari atau menghimpun dana untuk digunakan sebagai biaya operasi dan pengelolaan bank. Dana yang dihimpun dapat berasal dari dalam perusahaan maupun lembaga lain diluar perusahaan dan juga dan dapat diperoleh dari masyarakat.

Menurut Kasmir (2001; 62-63) Sumber-sumber dana tersebut adalah :

1.Dana yang bersumber dari bank itu sendiri Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri.Modal sendiri Maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya. Apabila saham dalam portepel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan dana masih perlu, maka pencahariannya dapat dilkukan dengan menjual saham kepada pemegang sahm lama. Akan tetapi jika tujuan perusahaan untuk melakukan ekspansi, maka perusahaan dapat mengeluarkan saham baru dan menjual saham baru tersebut di pasar modal. Di samping itu pihak perbankan dapat pula menggunakan cadangan-cadangan laba yang belum digunakan.Secara besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari :a.Setoran modal dari pemegang sahamb.Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke lembaga lain.

2.Dana yang berasal dari masyarakat luasSumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan opersai bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencaharian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asalkan bank dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya. Akan tetapi pencarian sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal jika dibandingkan dari dana sendiri.Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk simpanan giro,simpanan tabungan, dan simpanan deposito.Dimana simpanan giro merupakan dana murah bagi bank karena bunga atau balas jasa yang dibayar palingmurah jika dibandingkan simpanan tabungan dan simpanan deposito.

3.Dana yang bersumber dari lembaga lainnyaSumber dana yang ketiga inin merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas. Pencarian dari sumberd ana ini relaitif labih mahal dan sifatnya hanya semntara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu.Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sector-sektor tertentu.b. Pinjaman antar bank (call money) biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring.Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi.c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankkan dari pihak luar negerid.Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualkan kepada pihak yang berminat,baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan.[footnoteRef:11] [11: http://monumenkata.blogspot.com/2014/08/badan-hukum-kerahasiaan-dan-sumber.html]

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanMenurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuksimpanan giro,tabungan, dandeposito.Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti,bungadan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat.Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat.Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebuBank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.