MAKALAH Imobilisasi Lama

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    1/33

    MAKALAH ILMU PENYAKIT SARAF

    IMMOBILISASI LAMA

    OLEH :

    KELOMPOK 3

    Meliskah 085648002138

    Yuni K.T.Anggrek 081233336706 C.Febriani Kharisma 081703000278

    Siska Christine 085231287000 Nickotarius D.K 0818304062 Garry F.Temmar 081247102226

    M.Salomo Yulio 085651280777

    Anselma B.Arbol 081231444491

    Yulita M.E.Nita 085230510204

    Marina E.D.Yanik 081236954961

    PEMBIMBING :

    Dr. dr. YUNUS. SpRM MARS MM

    FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

    1

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    2/33

    IMMOBILISASI LAMA

    I. Pendahulan

    Pada umumnya, manusia selalu bergerak untuk menjaga keseimbangan dan

    kestabilan dari fungsi fungsi organ tubuhnya. Akan tetapi, ada beberapa keadaan

    yang menyebabkan tubuh tidak dapat melakukan gerakan atau aktivitas untuk

    menjaga keseimbangan tersebut. Hal inilah yang dinamakan IMMOBILISASI

    LAMA. Atau dengan kata lain, Immobiliasi Lama adalah keadaan dimana tubuh

    manusia tersebut tidak mengalami pergerakan atau kegiatan fisik dalam jangka waktu

    yang lama. Hal-hal yang dapat menyebabkan immobilisasi lama antara lain faktorusia, memprogram istirahat total (contohnya pada pasien pasca bedah), penyakit

    penyakit yang tidak memperbolehkan penderita nya untuk bergerak terlalu banyak

    (bedrest).

    Immobilisasi Lama juga disebabkan oleh beberapa penyakit degenerasi,

    seperti mengalami gangguan pergerakan. Berbagai penyakit kronik yang diderita

    orang tua, membuat mereka menjadi IMMOBILE yaitu suatu keadaan tidak dapat

    bergerak yang dikarenakan akibat akibat yang ditimbulkan oleh kondisi berbaring

    lama. Jadi bisa dikatakan bahwa immobilitas secara garis besar merupakan sindrom

    kemunduran fisiologis yang disebabkan oleh: penurunan aktivitas, ketidakberdayaan.

    Adapun dampak yang disebabkan karena immobilisasi adalah :

    1. Timbulnya berbagai penyakit, contohnya :

    Otot menjadi kisut (atrofi)

    Sendi kaku

    Infeksi saluran nafas

    Infeksi saluran kencing dan sembelit

    Luka lecet pada jaringan kulit yang ditekan akibat tirah baring lama

    2. Ketergantungan kepada orang lain

    3. Rendahnya kualitas hidup

    4. Kematian

    2

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    3/33

    II. Definisi

    Imobilisasi adalah suatu keadaan dimana penderita harus istirahat di tempat

    tidur, tidak bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau gangguan pada alat /

    organ tubuh (impaitment) yang bersifat fisik atau mental. Dapat juga diartikan sebagai

    suatu keadaan tidak bergerak / tirah baring yang terus menerus selama 5 hari atau

    lebih akibat perubahan fungsi fisiologis atau pembatasan gerakan.

    Didalam praktek medis imobilisasi digunakan untuk menggambarkan suatu

    sindrom degenerasi fisiologis akibat dari menurunnya aktivitas dan ketidakberdayaan.

    Sehingga keadaan tersebut menyebabkan penurunan berbagai daya kerja dari organ-

    organ tubuh. Penurunan daya kerja inilah yang lebih berdampak pada organ tubuh

    dibandingkan keadaan Immobilisasinya sendiri.

    III. Epidemiologi

    Immobilisasi lama bisa terjadi pada lanjut usia (lansia), pasca operasi yang

    membutuhkan tirah baring lama dan beberapa penyakit yang membutuhkan

    pembatasan aktivitas fisik untuk waktu yang lama seperti kelumpuhan, penyakit

    kronis, cacat tubuh, dll.

    Berbagai komplikasinya sangat berpengaruh pada organ-organ vital tubuh dan

    membutuhkan penanganan dini serta penatalaksanaan yang tepat untuk mengurangi

    dampak sindrom degenerasi fisiologisnya. Dari beberapa sumber didapatkan data

    dampak imobilisasi lama pada kulit terutama Ulkus Dekubitus mencapai 11% dan

    terjadi dalam kurun waktu 2 minggu, Perawatan Emboli Paru berkisar 0,9%,

    dimana tiap 200.000 orang meninggal tiap tahunnya.

    3

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    4/33

    IV. Patofisiologi

    Immobilisasi Lama dapat mempengaruhi berbagai fungsi fisiologis tubuh.

    Immobilisasi lama menyebabkan gangguan pada tubuh dimana istirahat di tempat

    tidur terlalu lama dan inaktivitas menurunkan fungsi metabolisme umum tubuh. Hal

    ini mengakibatkan penurunan kapasitas fungsional sistem tubuh yang multipel,

    dengan manifestasi klinis sindrom degenerasi fisiologis. Immobilisasi lama dapat

    mengganggu pelbagai sistem tubuh antara lain:

    1. Kulit

    2. Musculosceletal

    3. Tulang

    4. Sendi

    5. Tractus Respiratorius

    6. Kardiovaskuler

    7. Tractus Digestivus

    8. Tractus Urinarius

    Berbagai organ yang mengalami degenerasi fisiologis ini harus mendapatkan

    penatalaksanaan secepatnya agar fungsinya dapat berjalan normal kembali.

    Degenerasi dapat terjadi karena berkurangnya rangsangan( contohnya ; otot)

    atau perubahan posisi yang dapat berpengaruh pada posisi anatomis atau kontraksi

    dari organ tersebut.

    1. K U L I T

    B. Anatomi

    4

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    5/33

    C. Patofisiologis

    Ulkus Decubitus adalah ulkus yang terjadi akibat tekanan yang lama

    seperti yang terjadi pada penderita paraplegi dimana pada penderita tersebut

    mengalami imobilisasi, maka hal tersebut akan mengakibatkan tekanan

    hidrostatik terganggu dengan demikian suplai oksigen ke regio yang

    mengalami tekanan akan bekurang (terganggu). Maka kulit akan mengalami

    friksi akibat dari kematian sel pada daerah yang mengalami tekanan, lokasi-

    lokasi yang sering mendapatkan tekanan secara terus menerus akan terjadi

    gangguan sirkulasi. Pada tempat tersebut akan terjadi ulkus berisi jaringan

    necrotik dan sekelilingnya terdapat daerah yang eritemanosa.

    Decubitus dapat terjadi pada setiap umur, tetapi hal ini merupakan

    masalah yang khusus pada lansia, khususnya pada dengan klien dengan

    imobilitas lama serta penderita Diabetes militus.

    Ulcus Decubitus

    D. Terapi dan Penatalaksanaan

    1. Hindari tekanan yang terus-menerus dengan cara mobilisasi yaitu

    dengan mengubah posisi baring penderita setiap 2 jam sekali.

    2. Bila ada jaringan necrotic harus dilakukan necrotomi dan penyedotan

    eksudat.3. Kompres atau saleb antibiotika dapat diberikan sesuai dengan keadaan

    ulkus.

    4. Mengurangi atau meratakan factor tekanan yang dapat mengganggu

    aliran darah.

    5. Menggunakan kasur khusus misalnya kasur air atau kasur udara.

    6. Mengurangi renggagan dan lipatan kulit yang menyebabkan sirkulasi

    darah setempat terganggu.

    5

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    6/33

    7. Memakai moisturizer,.Calcium alginate dressings, Hydrocolloid dan

    hydrogel dressings

    8. Menjaga higienis pada tubuh penderita.b

    Telentang = Elevansi kedua betis untuk Rebah ke

    satu sisi = trokanter

    Menghilangkan tekanan di tumit (tarikan) dengan mengatur posisi

    Tungkai Yang ditunjukkan

    Hindari tekanan yang terus-menerus

    Dengan cara mobilisasi yaitu fisioterapi

    Untuk rehabilitasi medik atau pemulihan Kesehatan.

    2. MUSCULOSCELETAL

    A. Anatomi

    6

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    7/33

    B. Patofisiologi

    1. Penurunan kekuatan otot

    Bila tidak terdapat aktivitas dari otot maka kekuatannya akan

    mengurang sekitar 5% perhari. Kira-kira 50% setelah dua minggu.

    Karena terjadi penurunan sensitifitas rangsang dari system saraf.

    2. Atrofi otot

    Oleh karena serat-serat otot yang tidak berkontraksi selama beberapa

    waktu, secara perlahan-lahan mengecil dimana terjadi perubahan

    perbandingan serat otot dan jaringan fibrosis.

    C. Terapi

    1. Aktivitas dini dan latihan teratur setiap hari, menggerakkan

    ekstremitas dan anggota tubuh lainnya ( range of motion ) dilakukan

    sendiri atau dengan bantuan terapis

    2. Latihan penguat ( strenghting )

    3. Diet tinggi kalsium ( 100 mg / hr )

    4. Vitamin

    7

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    8/33

    Latihan pergerakan tubuh

    Menggerakkan tubuh dengan bantuan orang lain

    Menggerakkan tubuh dengan bantuan orang lain

    Menggerakkan tubuh dengan bantuan orang lain

    3. T U L A N G

    A. Anatomi

    8

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    9/33

    B. Patofisiologi

    Pengaruh Imobilisasi lama terhadap tulang, terganggunya aktivitas otot

    terlalu lama akan berdampak pada pembentukan massa tulang seperti yang

    terjadi pada penderita poliomyelitis dimana terjadi Imobilisasi lama yang akan

    mengakibatkan atrofi pada massa dan ini juga akan berpengaruh pada

    pembentukan massa tulang dimana berkurangnya beban (aktivitas) akan

    mengakibatkan berkurangnya pembentukan massa tulang pula sehingga dapatmenyebabkan osteoporosis dimana akan terjadi pengurangan jringan tulang

    sehingga tidak mampu melindungi fraktur yang minimal. Osteoporosis ditandai

    dengan berkurangnya ketebalan kortek disertai dengan berkurangnya jumlah

    atau ukuran trabekula tulang.

    C. Penatalaksanaan

    Pencegahan terjadinya osteoporosis

    9

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    10/33

    1) Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yang dapat

    meningkatkan pembentukan tulang adalah : Na-Hunds, Steroid Anabolik

    2) Menghambat reabsorpsi tulang, contoh obatnya : kalsium, estrogen,

    difosfonat

    3) Hindari : Makanan tinggi protein, minuman alkohol, merokok, minum

    kopi, minum antasid yang mengandung aluminium.

    10

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    11/33

    4. S E N D I

    A. Anatomi

    Sendi merupakan hubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan.

    Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi).

    Komponen penunjang

    Beberapa komponen penunjang sendi:

    Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya

    terdapat rongga.

    Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang

    yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi mencegah dislokasi.

    Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi

    kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.

    Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.

    Macam-macam persendian

    Ada berbagai macam tipe persendian:

    Sinartrosis

    Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dapat

    dibedakan menjadi dua:

    11

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    12/33

    Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat fibrosa.

    Contoh: persendian tulang tengkorak.

    Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang rawan. Contoh:

    hubungan antarsegmen pada tulang belakang.

    Diartrosis

    Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat

    dikelempokkan menjadi:

    Sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh:

    hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.

    Sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak

    ke segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.

    Sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Contoh:

    hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).

    Sendi luncur: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar.

    Contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki.

    Sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah. Contoh: sendi siku

    antara tulang lengan atas dan tulang hasta.

    Amfiartosis

    persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga memungkinkan

    terjadinya sedikit gerakan

    Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.

    Contoh:persendian antara fibula dan tibia.

    Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk seperi

    cakram. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.

    12

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    13/33

    B. Patofisiologi

    Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam

    berbagai bentuk untuk memperoleh fungsi system muskulus skeletal yang

    maksimal. Aktivitas gerak tubuh manusia yang normal tergantung pada

    efektifnya interaksi antara sendi yang normal dengan unit-unit musculoskeletal

    yang menggerakkan

    Struktur sendi terdiri dari rawan sendi, membrane sinovial, cairan

    sinovial, kapsul dan ligament. Immobilisasi lama soft tissue pada ligament sendi

    dapat mengakibatkan gangguan pergerakan, dalam waktu lama dapat

    menyebabkan kontraktur sendi dan beberapa keluhan lainnya.

    Kontraktur sendi adalah pembatasan luas gerak sendi yang disebabkan

    oleh pemendekan struktur jaringan lunak sekitar sendi. Immobilisasi lama dapat

    terjadi karena usia lanjut, pasca operasi, kecelakaan, dan sebagainya.

    C. Penatalaksanaan

    1. Pemeriksaan Fisik

    a) Anamnesa

    Dalam menanggapi keluhan penderita tentang nyeri, misalnya

    nyeri leher, bahu, tangan, pinggang atau kaki perlu ditangani lebih lanjut

    penjalaran,onset kapan nyeri itu terasa, lamanya serta ciri-ciri lain dari

    rasa nyeri tersebut.

    Bila perlu dibimbing tanpa perlu mempengaruhi penggambaran

    oleh penderita. Jangan lupa yang tidakkalah penting hendaknya Dokter

    menannyakan riwayat penyakit dahulu. Data pasien berupa usia dan jenis

    kelamin perlu diperhatikan.

    b) Inspeksi

    1. Inspeksi pada saat diam atau istirahat

    2. Inspeksi pada saat gerak

    Yang perlu kita perhatikan pada diri pasien antara lain :

    a. Gaya berjalan normal atau tidak

    b. Sikap atau postur tubuh, perlu diperhatikan bagaimana

    pasien mengatur posisi badan untuk mengurangi rasa sakitnya

    c. Deformitas,apakah dapat dikoreksi atau tidak

    13

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    14/33

    d. Kelainan kulit

    c) Palpasi

    Beberapa hal yang perlu kita perhatikan yaitu :

    a. Kenaikan suhu sekitar sendi

    b. Bengkak sendi

    c. Nyeri raba

    d. Pergerakan,perludinilai luas pergerakan sendi yang aktif

    dan pasif, dan dibandingkan kanan dan kiri.

    e. Krepitus, yang merupakan bunyi berderak

    f. Bunyi lainnya :

    1. Ligamentous snaps : keras tanpa nyeri

    2. Cracking : akibat tarikan sendi

    3. Cloncking : akibat gesekan

    g. Ketidakstabilan atau goyah

    h. Gangguan fungsi dapat dinilai dengan observasi pada

    kegunaan normal kegiatan sehari-hari

    i. Atrofi dan penurunan kekuatan otot

    j. Nodul

    d) Penunjang

    a. Foto polos

    b. MRI

    c. CT Scan

    d. Sintigrafi (pemberian zat IV untuk Scan tulang)

    e. USG

    f. Atrografi (suntikan kontras di dalam sendi)

    2. PengobatanPerlu kita ingat konsep pengobatan yang diunjukkan untuk

    pasien dengan immobilisasi lama yaitu :

    a. Menghilangkan gejala inflamasi

    b. Mencegah terjadinya destruksi jaringan

    c. Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi

    persendian agar tetap dalam keadaan baik

    d. Mengembalikan fungsi organ dan persendian yang

    terlibat agar sedapat mungkin menjadi normal kembali.

    14

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    15/33

    A. Terapi farmakologi

    a. Nyeri ringan sedang

    1. Aspirin

    2. Salisilat

    3. Asetaminophen

    4. Anti inflamasi non steroid

    b. Nyeri sedang berat

    Golongan opioid analgesic ( morfin, kodein, dsb)

    c. Pemberian vitamin

    B. Terapi non farmakologis

    a. Fisioterapi :

    1. Pola terapi berupa Stretching, Casting, Bracing, ROM

    a. Stretching b. Casting

    2. Fleksi ekstensi untuk penderita flaccid

    3. Lying, rolling, sitting, standing yang merupakan latihan

    untuk memelihara fungsi-fungsi persendian

    4. Bisa juga ditambah walking dan menaiki tangga. Hal ini

    untukmelatih keseimbangan tubuh.

    Range Of Motion (ROM)

    15

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    16/33

    b. Terapi pembedahan:

    Untuk penderita yang tidak bias diterapi dengan obat

    maupun fisioterapi. Terapi ini adalah pilihan terakhir yang

    dilakukan bila semua usaha tidak berhasil.

    5. TRACTUS RESPIRATORIUS

    A. Anatomi

    B. Normal fisiologis

    Hidung Faring Laring Trechea bronkus Bronkiolus Alveolus

    C. Patofiologis

    Immobilisasi lama pada paru dapat mengakibatkan gangguan pada

    fungsi normal dari cilia-cilia pada trachea. Pada saat tubuh pasien dalam

    keadaan berdiri, cilia-cilia trachea bergerak secara vertical yang berfungsi untuk

    mengeluarkan secret yang masuk melalui mulut maupun hidung.

    Pada pasien yang mengalami immobilisasi lama, posisi pasien lebih

    banyak berbaring, sehingga akan menyebabkan pergerakan cilia-cilia akan

    terganggu dan fungsinya menjadi kurang sempurna yang mengakibatkan

    pengeluaran secret terganggu.

    Immobilisasi yang lama pada paru menyebabkan penumpukan secrettidak dapat dikeluarkan, sehingga paru-paru dipenuhi dengan secret. Keadaan ini

    merupakan sumber infeksi.

    Hal ini dapat menyebabkan:

    1. Pneumonia = peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari

    bronkiolus terminalis , yang mencakup bronkiolus respiratorius dan

    alveolis, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan

    pertukaran gas setempat.

    2. Atelektasis adalah kegagalan dari ekspansi paru

    16

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    17/33

    3. Penurunan kapasitas vital

    4. Gerakan pertukaran udara di

    Selain itu juga dapat terjadi gangguan pada oksigenasi dan penurunan

    vaskularisasi dari pembuluh darah Paru-paru.

    D. Pemeriksaan fisik

    Adanya mucous yang banyak pada paru-paru dapat diketahui dengan

    auskultasi. Ada 2 jenis auskultasi :

    1. Auskultasi anterior

    2. Auskultasi posterior

    E. Terapi dan Penatalaksanaan

    1. Tekhnik bernafas yang benar

    a) Inspirasi

    a. Tarik lewat hidung karena dalam hidung terdapat rambut-

    rambut yang berfungsi sebagai penyaring, pembersih,

    penghangat dan menyesuaikan temperature udara.

    b. Sambil menarik nafas lewat hidung:

    o Mulut ditutup

    o Perut dikembungkan

    Dengan dikembungkannya perut, diafragma yang

    awalnya melengkung ke atas menjadi mendatar, hal ini

    mengakibatkan rongga paru menjadi lebih luas atau

    bertambah 70%.

    b). Ekspirasi

    a. Lewat mulut

    Dengan tujuan tekanan alveolar meningkat, hal ini penting padapertukaran 02 dan CO2.

    b. Sambil mengeluarkan udara lewat mulut perut dikempiskan,

    dengan tujuan mengecilkan lagi rongga paru.

    2. Obat

    Obat-obatan diperlukan untuk membantu mengencerkan mucus untuk

    mudah dikeluarkan:

    a. Mukolitik : Bromheksin, Asetil sistein

    b. Expektoran : Kalium iodide

    17

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    18/33

    3. Fisioterapi

    Untuk mengeluarkan mucuc dapat dengan cara membantu penderita

    untuk sering bergerak kekanan atau kekiri agar mucus dapat keluar.

    a. Manual manipulasi

    Vibrasi, Perkusi ( menepuk dada pasien dengan tangan secara

    perlahan ). Dada pasien harus diberi alas agar tidak terjadi

    iritasi oleh tangan, menggoyangkan adalah tekhnik yang efektif

    untuk menstimulasi reflek batuk, hal ini dilakukan apabila tidak

    memungkinkan pasien untuk bergerak.

    b. Latihan pernafasan

    Melatih pasien untuk bernafas dalam tekhnik yang benar

    c. Postural drainage

    Hal ini dimaksudkan untuk mengalirkan mucus dengan cara

    mengatur pasien dalam posisi pasien dimana gaya grafitasi

    dapat membantu aliran keluarnya mucus. Posisi tersebut

    berdasarkan dari anatomi trakea, sehingga mucus dapat

    mengalir ke trakea lalu dibatukkan atau dikeluarkan dengan

    disedot sunction out.

    d. Removal of secretions

    i. Effectif coughing

    Pasien mengambil nafas dalam, kemudian ditahan

    dengan otot abdomen lalu disuruh batuk.

    ii. Huffing

    Pasien disuruh mengambil nafas sedang lalu ditahan

    dengan otot abdomen kemudian dihembuskan keras

    melalui mulut.iii. Forced expiration technique

    Tekhnik ini mengajarkan pada pasien agar melakukan

    huffing sebanyak setengah kali, diikuti dengan relaksasi

    dua pernafasan yang terkontrol.

    iv. Suctioning

    Ini dilakukan bila pasien tidak dapat melakukan batuk.

    Tekhnik ini dilakukan dengan cara menyedot mucus

    18

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    19/33

    melalui nasal/oral dimana kateter dihubungkan dengan

    section pump.

    a. Inspirasi b. Ekspirasi

    Pemeriksaan Fisik:

    19

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    20/33

    Penatalaksanaan

    ii

    Alat Flutter kadang digunakan untuk membantu pengenceran sputum pada pasien

    Bronchiectasis atau Bronchitis Kronik yang bisa terjadi pada pasien ImmobilisasiLama.

    Pursed Lip Breathing dipakai pada psien

    PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik),

    yang bisa mengurangi dynamic

    hyperinflation.

    6. KARDIOVASKULERA. Anatomi

    20

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    21/33

    Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses

    pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari

    organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri

    yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju

    jantung.

    Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2

    ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke

    berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran

    sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkusoleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk

    mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.

    Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.

    Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi

    jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali

    kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.

    Terdapat beberapa bagian jantung (secara anatomis) akan kita bahas dalam

    makalah ini, diantaranya yaitu :

    a.Bentuk Serta Ukuran Jantung

    Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk

    oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta

    ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm

    seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram

    dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak

    100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau

    21

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    22/33

    setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan

    berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-

    kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi

    cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi

    kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari

    tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars

    cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada

    ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.

    Selaput yang membungkus jantung disebut perikardium dimana terdiri antara

    lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi

    sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara perikardium dan epikardium.

    Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah

    lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal. Lapisan

    terakhir adalah lapisan endokardium.

    b. Ruang Dalam Jantung

    Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan

    sisanya adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan

    ventrikel dikenal dengan bilik.

    Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya

    tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding

    otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih

    tebal dari ventrikel kanan.

    Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum),

    sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-

    ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung

    berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisiumatrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup

    atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup

    mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.

    c. Katup-Katup Jantung

    Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya

    yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga

    mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini

    22

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    23/33

    berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah

    masuk dari atrium ke ventrikel.

    1) Katup Trikuspid

    Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini

    terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan.

    Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium

    kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan

    namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

    2) Katup pulmonal

    Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan

    melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri

    pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan

    dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri

    dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila

    ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel

    kanan menuju arteri pulmonalis.

    3) Katup bikuspid

    Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju

    ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat

    kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

    4) Katup Aorta

    Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini

    akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir

    keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,

    sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.

    d. Komponen Sistem Induksi Jantung1). Sinoatrial

    2). Atrioventrikular

    3). RA, LA, RV, LV

    d. Peace Meker ( Pusat Picu Jantung )

    Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana pada saat

    memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi

    tersebut, otot jantung mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan

    listrik.

    23

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    24/33

    Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu

    didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial

    (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan.

    Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga

    menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot

    atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan

    akhirnya ke seluruh otot ventrikel.

    B. Patofisiologi

    Hypotension Orthostatic adalah tekanan darah turun disertai

    pusing, pandangan kabur, dan kadang syncope, yang terjadi

    sewaktu berdiri atau bila berdiri tegak dalam posisi tetap, ini dapat

    idiopatik atau didapat, transient atau kronik, dan terjadi sendiri atau

    akibat gangguan system saraf pusat, seperti sindrom Shy-Drager.

    Hipotensi ortostatik pada pasien immobilisasi lama Terjadi

    karena sistem saraf otonom tidak dapat menjaga keseimbangan

    suplai darah ke tubuh sewaktu seseorang berdiri dari berbaring

    dalam waktu yang lama.

    Kejadian Trombus adalah terbentuknya massa pengumpulan

    darah intravascular pada tubuh manusia

    Resiko thrombosis pada Immobilisasi atau kurang gerak

    dapat berupa kelumpuhan, tirah baring total karena sakit berat,

    maupun duduk dalam kendaraan sewaktu melakukan perjalanan

    jauh. Immobilisasi ini memungkinkan terjadinya kondisi stasis.

    Trombosis dapat mengakibatkan efek lokal dan efek jauh.

    Efek lokal tergantung dari lokasi dan derajat sumbatan yang terjadi

    pada pembuluh darah, sedangkan efek jauh berupa gejala-gejalaakibat fenomena tromboemboli. Trombosis pada vena besar akan

    memberikan gejala edema pada ekstremitas yang bersangkutan.

    Terlepasnya thrombus akan menjadi emboli dan mengakibatkan

    obstruksi dalam sistem arteri, seperti yang terjadi pada emboli

    paru, otak, dan lain-lain.

    Pada sistem vena di betis terdapat sinus yang bisa

    diibaratkan lekukan yang membentuk kantong kecil. Pengaliran

    darah dari sinus ini sepenuhnya tergantung kontaksi otot betis.

    24

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    25/33

    Dalam kondisi diam tidak bergerak, darah dalam sinus tersebut

    praktis tidak mengalir, sehingga mudah sekali terbentuk bekuan

    darah. Karena didalam darah terdapat faktor pembeku aktif yang

    pada kondisi normal dinetralkan di hati. Namun karena penetralan

    tersebut terhambat oleh stasis, akibatnya aktivitas pembekuan

    darah dalam vena meningkat, sehingga terbentuklah awal deposit

    trombus.

    Gejala trombosis vena dalam antara lain pembengkakan,

    nyeri, warna kemerahan, peningkatan suhu lokal, tapi seringkali

    tidak menunjukkan gejala.

    Stasis vena dapat diakibatkan oleh immobilitas (keadaan

    tidak bergerak dalam waktu lama), misalnya naik pesawat berjam

    jam serta tirah baring (bedrest). Penyebab lain adalah obstruksi

    (penyumbatan) vena serta gagal jantung. Aliran darah vena kaki

    biasanya diperkuat oleh kontraksi otot betis kaki. Pada orang yang

    harus tirah baring, duduk berjam jam, usia lanjut, varises, hamil,

    dan kontraksi otot betis akan terganggu. Hal ini mendorong

    terjadinya Trombosis Vena.

    C. Terapi dan Penatalaksanaan

    Pengobatan trombolisis : Unfractionated Heparin (UFH), Warfarin,

    dan Low Molecular Weight Heparin (LMWH), dapat juga dengan

    sediaan antikoagulan oral.

    Mobilisasi sedini mungkin

    Mendeteksi dan menghilangkan factor-faktor resiko

    Fisioterapi yang dapat dilakukan

    Plantar/dorso fleksi. ROM (range of motion)

    Melakukan gerakan tubuh

    25

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    26/33

    a. Plantar Flexi

    b.Dorso Flexi

    7. TRACTUS DIGESTIVUS

    A. Anatomi

    26

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    27/33

    B. Patofisiologi

    Regulasi neural system saluran cerna sangat komplek dan sabagian besar

    berada diluar kontrol sadar manusia. Persyarafan neural saluran gastrointestinal

    dibagi menjadi komponen ekstrinsik dan intrinsik. Persarafan ekstrinsik

    gastrointestinal dilakukan oleh saraf motorik somatik atau system saraf otonom.

    Sedangkan persarafan intriksik gastrointestinal dipegang oleh system saraf

    enteric (Enterik Nervous System = ENS) yang merupakan regulator internal

    yang kompleks dan canggih dalam modifikasi motilitas gastrointestinal.

    Aktivitas motor dari lambung dan usus halus yang berbeda secara

    fundamental tergantung dari keadaan seseorang sedang puasa atau baru saja

    makan. Aktivitas ini disebut dengan Migrating Motor Complex (MMC). MMC

    ini merupakan suatu kegitan motorik yang berawal dari lambung dan bergerak

    kearah distal melalui usus halus. Akan tetapi MMC dapat juga bermula pada

    setiap tempat dalam usus halus dan bergerak ke distal.

    MMC memiliki fungsi pembersihan, sehingga akan kembali dalam

    beberapa jam setelah masuknya makanan. Pada immobilitas lama, MMC sering

    tidak tercetuskan karena kegiatan motorik lambung terganggu dan terjadi

    peningkatan sekresi asam HCL dalam lambung dan aliran lumen di usus halus.

    Produksi asam lambung ( HCL dan Pepsin ) yang disebut asam basal

    dipengaruhi oleh factor kolinergik melalui nervus vagus dan factor

    histaminergik.

    C. Penatalaksanaan

    I. Anamnesa

    27

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    28/33

    Pada immobilitas lama didapatkan keluhan pada pasien berupa

    konstipasi, diare, kembung, ada atau tidaknya mual, gangguan yang bersifat

    akut atau kronik ( proses yang menunjukkan ada hubungan dengan infeksi )

    II. Pemeriksaan fisik

    a.Inspeksi lihat

    Pemeriksaan dengan melihat perut bagian depan sehingga didapatkan

    keadaan abdomen semetris atau tidak, bentuk atau kontur, dan pergerakan

    dinding perut. Pada keadaan normal terlentang dinding perut dalam

    keadaan simetris. Bila ada tumor atau abses atau pelebaran setempat lumen

    usus membuat perut terlihat tidak simetris.

    Pada keadaan normal dan fisiologis pergerakan dinding usus akibat

    peristaltic usus tidak terlihat. Bila terlihat gerakan peristaltic usus maka

    dapat dipastikan adanya hiperperistaltik dan dilatasi sebagai akibat

    obstruksi lumen usus. Pada stenosis pyloris lambung dapat besar sekali

    sehingga pada abdomen terlihat pembesaran setempat.

    b. Palpasi

    Palpasi dilakukan secara sistemmatis dengan seksama. Pertama kali

    ditanyakan apakah ada daerah yang nyeri bila ditekan . kemudian cari

    apakah ada pembesaran massa tumor.

    c. Perkusi

    Perkusi abdomen sangat membantu dalam menentukan apakah rongga

    abdomen berisi lebih banyak cairan atau udara.dalam keadaan normal

    suara perkusi abdomen adalah tympani, kecuali dengan bertambahnya

    bunyi tympani diseluruh abdomen kemungkinannya ada udara bebas didalam udara bebas dalam rongga perut, missal : pada perforasi usus.

    d. Auskultasi

    Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa bunyi usus yang

    meningkat pada obstruksi, menghilang pada ileus paralitik dan untuk

    mendeteksi obstruksi pada tingkat lambung dengan menggunakan

    stetoskop. Dalam keadaan normal bising usus terdengar +/-3x/menit jika

    28

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    29/33

    terdapat obstruksi usus, suara peristaltik usus akan meningkat, lebih lagi

    pada saat timbul rasa sakit yang bersifat kolik.

    e. Penunjang

    1. Kelainan mukosa : Rontgen kontras dan biopsi mukosa

    2. Penyebab mekanik dari obstruksi : Rontgen kontras dan endoskopi

    D. Pengobatan

    Pasien dengan immobilisasi harus diberikan diet tinggi serat selama 1 2x

    seminggu untuk mencegah rekurensi atau inspeksi tinja. untuk menghambat sekresi

    asam dapat diterapi dengan :

    1) Non medika mentosa ( Diet)

    Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan mengandung susutidak lebih baik daripada makanan biasa, karena makanan halus dapat

    merangsang pengeluaran asam lambung.

    2) Medika mentosa ( Obat penangkal kerusakan mukosa )

    a. Koloid Bismuth

    b. Prostaglandin

    c. Antagonis reseptor H2/ ARH2 (Simatidin, ramitidin, famotidin,

    Misatidin)

    29

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    30/33

    3) Tindakan operasi

    a. Vagotomi adalah pemotongan cabang syaraf vagus yang

    menuju lambung sehingga mengurangi sekresi lambung, pergerakan

    dan pengosongan lambung.

    b. Anterektomi adalah pembuangan seluruh antrum lambung jadi

    menghilangan fase hormonal atau fase gastric sekresi lambung

    E. Saran

    Pasien disarankan makan dengan makanan biasa, lunak yang tidak

    merangsang peristaltik usus berlebih dan diet yang seimbang. Sehingga bisa

    memulihkan fungsi secara perlahan.

    F. Larangan

    1. Hindari makanan yang mengandung cabai, dan makanan

    yang mengandung asam yang dapat menimbulkan rasa sakit karena

    peningkatan sekresi asam lambung.

    2. Tidak minum air jeruk yang asam, cocacola, bir, kopi

    pada saat perut dalam keadaan kosong karena dapat meningkatkan sekresi

    asam lambung.

    8. TRACTUS URINARIUS

    A. Anatomi

    30

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    31/33

    B. Patofisiologi

    Immobilisasi lama menyebabkan beberapa perubahan pada sistem urinarius,

    yaitu:

    Stagnasi Urine

    Di sebabkan karena posisi baring dimana pada pasien posisi

    berbaring tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara

    sempurna.

    Terjadinya Infeksi Kandung Kencing dan Saluran Kencing

    Infeksi ini dapat di akibatkan karena keadaan stagnasi urine maupun

    karena batu saluran kencing sendiri. Sehingga ada konsentrasi urine

    yang terjadi di Vesica urinaria yang meninggkatkan kemungkanan

    pertumbuhan bakteri maupun jamur.

    Pembentukan Batu Di Saluran Kencing.

    Pembentukan batu di saluran kencing pada penderita yang

    mengalami immobilisasi lama di sebabkan antara lain oleh faktor-

    faktor :

    Adanya proses osteoporosis ( dibahas dalam bagian tulang ),

    sehingga terjadi hiperkalsemia, selanjutnya hiperkalsiuria.

    Diet Rumah Sakit yang biasanya tinggi kadar kalsium, yang

    mengakibatkan Hiperkalsiuria.

    C. Terapi dan Penatalaksanaan

    Pencegahan dan penanganan yang dilakukan untuk mengatasi terjadinya

    keadaan patologi pada sistem urinarius yang terjadi akibat immobilisasi lama,

    adalah dengan cara :

    31

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    32/33

    Mobilisasi sedini mungkin, paling tidak pasien segera dudukkan untuk

    merubah posisi vesica urinaria

    Banyak minum sekitar 3 liter dalam sehari

    Pantaulah pasien dengan cermat dan rutin terhadap adanya tanda dan

    gejala hiperkalsemia, infeksi saluran kemih. Dan diterapi secara adekuat.

    Menggunakan kateter intermitten atau kateter menetap ( dower kateter)

    tergantung pada kebutuhan pasien tersebut

    Laboratorium ketat untuk mendektesi secara dini kemungkinan

    terjadinya Infeksi Saluran Kencing (ISK).

    Latihan kandung kencing (Bladder Training)

    Menjaga kebersihan daerah Uretra ekterna

    Kateteriasi

    Kateteriasi Banyak minum

    32

  • 7/29/2019 MAKALAH Imobilisasi Lama

    33/33

    V. DAFTAR PUSTAKA

    Dasar Dasar Terapi Dan Rehabilitasi Fisik, Susan J. Garrison.

    Neurologi Klinik Dasar, Prof. DR. Mahaar Mardjono Dan Prof. DR. Priguna

    Sidharta.

    Neurologi Klinik, Prof. Dr. dr. S.M. Lumantobing.

    Ilmu Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi Medik, RSUD Dr. Soetomo / FK

    Unair Sby, 1992

    www.artwiredmedia.com

    www.egms.de

    projekty.sosvet.cz/2005_pitva_savce/obr/034.jpg

    http://www.artwiredmedia.com/http://www.egms.de/http://www.artwiredmedia.com/http://www.egms.de/