Makalah Jamal

  • Upload
    pebrila

  • View
    214

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah jamal

Citation preview

27BAB IPENDAHULUAN Latar Belakang MasalahAdministrasi adalah upaya menjadikan kegiatan dan kerja sama anggota organesasi serta unsur-unsur lainnya menjadi efektif dan efesien. Secara sadar atau tidak, setiap orang selalu terpaut dengan suatu jenis administrasi, sebab pada dasarnya administrasi itu selalu berurusan dengan tujuan bersama, cara - cara orang bekerja, pemanfaatan sumber- sumber yang ada secara efektif dan efesien. Adalah wajar bila orang perorang atau masyarakat memahami dan memahami dan menguasai administrasi, sebab dengan memahami dan menguasai ketrampilan administrasi akan meningkat daya kerja yang efektif dan efesien dan lebih dari itu.Perkembangan dunia yang semakin mengglobal mencakup segala aspek kehidupan termaksud pendidikan, menuntut adanya sumber daya manusia yang tangguh, terampil, kreatif, inovatif dan efektif dalam bekerja. Dalam melaksanakan pembangunan, terdapat dua aspek pokok yang harus dimiliki, yakni sumber daya alam (natural resources) dan sumber daya manusia (human resources).Efektifitas kerja pegawai sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan sebuah instansi, merupakan hala yang berkaitan dengan proses pelaksanaan dan tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh para pegawainya. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan manfaat dari hasil-hasil pekerjaan yang dilaksanakan.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengharuskan orang untuk terus belajar, terlebih pegawai yang mempunyai tugas dibidang administrasi kepegawaian. Melihat betapa pentingnya efektifitas kerja pegawai dalam usaha pencapaian tujuan tersebut, maka hal itu tentu saja perlu mendapat perhatian khusus, salah satunya adalah melalui penelitian-penelitian sebagai usaha peningkatan efektifitas kerja pegawai pada suatu instansi tersebut.Dalam prosesnya, meningkatkan kinerja dituntut komitmen bersama penyelenggara Pendidikan. Akan tetapi, dipandang sebagai kunci utama dalam keberhasilan tersebut adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin tunggal disekolah, hal mana dapat mendorong dan mengembangkan fungsi pengawasan disekolah. Kepala sekolah memiliki tanggung serta dapat mempengaruhi semua yang terlibat dalam kegiatan Pendidikan di sekolahBanyak pihak yang cukup memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di bidang pendidikan. Karena melalui kegiatan pendidikan kualitas sumber daya manusia di suatu negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi kepentingan dan kebutuhan di setiap negara untuk terus berusaha meningkatkan pembangunannya di bidang pendidikan. Sehingga dari usaha-usaha tersebut dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dan kemajuan manusia baik jasmani maupun rohani. Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Hasil pendidikan dianggap tinggi mutunya apabila kemampuannya baik dalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun dalam masyarakat. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Hadi Setia Tunggal 2003:7) disebutkan mengenai fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.Dengan demikian bidang pendidikan menduduki posisi penting untuk menuju perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Sehingga tujuan pendidikan nasional di atas akan dapat tercapai apabila ada tanggung jawab dari semua pihak. Baik murid, orang tua, guru, pemerintah, lembaga pendidikan (sekolah) serta masyarakat. Sehingga pendidikan bukan hanya tanggung jawab dari salah satu pihak saja melainkan semua pihak juga harus terlibat.Administrasi sekolah sebagai proses manajemen ditujukan untuk melihat apakah manfaat sumber-sumber daya sekolah yang ada sudah diberdayakan secara optimal dalam mencapai tujuan dan apakah sudah mencapai sasaran yang ditetapkan. Kemudian apakah dalam mencapai tujuan tidak terjadi pemborosan dilihat dari penggunaan sumber daya. Sumber daya yang dimaksud berupa sumber daya manusia (SDM), dana, fasilitas belajar, sarana dan prasarana, serta waktu. Dari berbagai hasil penelitian tampak bahwa dalam proses belajar dan mengajar, ternyata sumber daya sekolah yang tersedia belum dimanfaatkan secara baik, sering pula ditemukan waktu kontak antara guru dengan peserta didik di kelas tidak dimanfaatkan secara baik hanya sekedar melepaskan waktu-waktu pelaksanaan tugas.Di pihak lain peserta didik disibukan oleh kegiatan yang kurang perlu seperti kegiatan mencatat bahan pelajaran yang sebenarnya sudah ada dalam buku. Masalah lainnya kepala sekolah tidak memanfaatkan kesempatan yang ada untuk melakukan evaluasi tentang program-program sekolah yang telah dilaksanakan. Kepala sekolah terjebak pada kegiatan rutin dalam administrasi yang sempit, juga disibukan untuk memenuhi permintaan birokrasi Dinas Pendidikan sebagai atasannya yang selalu bersifat birokrasi, sehingga tidak diketahui mana program sekolah yang harus diperbaiki dan mana pula yang harus dikembangkan. Sebenarnya jika kepala sekolah melaksanakan kegiatan administrasi dalam arti lebih luas. Administrasi sekolah dapat dilihat melalui kerangka berfikir sistem yaitu keseluruhan yang terdiri dari bagian dan bagian itu berinteraksi dalam satu proses untuk mengubah masukan menjadi pengeluaran. Pendekatan sistem ini memiliki suatu kerangka kerja menggambarkan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal sebagai satu kesatuan.Latar belakang masalah di atas perlu dikaji lebih lanjut, oleh karena itu dibuatlah makalah ini dengan judul :Pengaruh Fungsi Pengawasan Administrasi Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Tata Usaha di SMA Negeri 1 Tapa.Rumusan MasalahBertitik tolak pada uraian di atas, permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah :Bagaimana Fungsi pengawasan dan pengaruhnya dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha SMA Negeri 1 TapaBagaimana administrasi sekolah dan pengaruhnya dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha SMA Negeri 1 TapaBagaimana Fungsi pengawasan dan pengaruhnya terhadap administrasi sekolah SMA Negeri 1 TapaTujuan PenulisanTujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui :Bagaimana Fungsi pengawasan dan pengaruhnya dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha di SMA Negeri 1 TapaBagaimana administrasi sekolah dan pengaruhnya dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas SMA Negeri 1 TapaBagaimana Fungsi pengawasan dan administrasi sekolah serta pengaruhnya dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha di SMA Negeri 1 TapaManfaat PenulisanDengan tercapainya tujuan di atas, maka manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut :Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengawasan.Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah konsep-konsep atas teori-teori tentang fungsi pengawasan dalam meningkatkan administrasi sekolah dan dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha.Sebagai masukan bagi para guru SMA Negeri 1 Tapa khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang pembinaan dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha dan fungsi pengawasan dalam meningkatkan administrasi sekolah dan dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha.Untuk menumbuhkan kesadaran bagi kepala sekolah agar membina dan membimbing pegawai tata usaha dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usahanya agar berkembang semaksimal mungkin.Sebagai masukan bagi Kepala Sekolah untuk dapat lebih tegas terhadap administrasi sekolah secara optimal baik bagi siswa, guru dan seluruh komponen sekolah. Dan menentukankebijaksanaan-kebijaksanaan baru yang lebih baik untuk pelaksanaan disiplin tersebut.Sistematika PenulisanKarya tulis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.BAB II : KAJIAN PUSTAKAPada bab kedua ini menguraikan tentang penelitian terdahulu, landasan teori, dan kerangka pemikiran. BAB III : PEMBAHASAN Pada bab ketiga penulis menguraikan secara garis besar mengenai gambaran permasalahan dalam adminstrasi sekolah terhadap kinerja tata usaha. BAB IV:PENUTUP Pada bab ini merupakan bab yang memberikan kesimpulan sebagai pernyataan singkat dan tepat memberikan saran terhadap pengembangan ilmu pengetahuanBAB V : DAFTAR PUSTAKAPada bab ini merupakan bab terakhir yang memberikan daftra pustaka yang menjadi acuan makalah iniBAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1. Landasan Teori2.1.1. Pengertian PengawasanPengendalian manajemen menurut Stoner (1982:257) ialah proses melalui manajer dan memastikan bahwa aktifitas yang aktual sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan proses pengawasannya mencatat perkembangan kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk menganbil tindakan korektif sebelum terlambat. Secara umum pengawasan dikaitkan dengan upaya mengendalikan, membina dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Pengawasan ialah fungsi administrasi yang setiap administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki.Menurut Oteng Sutisna (1983:203) mengawasi ialah proses dengan makna administrasi melihat apakah apa yang terjadi out sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi, jika tidak maka penyesuaian yang perlu dibuatnya. Sedangkan Hadari Nawawi (1989:43) menegaskan bahwa pengawasan dalam administrasi berarti kegiatan mengukur tingkat efektivitas kerja personal dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan. Johnson (1973:74) mengemukakan bahwa pengawasan ialah sebagai suatu fungsi sistem yang melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Pengawasan sebagai kendali perform petugas, proses, dan out put sesuai dengan rencana, kalaupun ada penyimpangan hal itu diusahakan agar tidak lebih dari batas yang dapat ditoleransi (Pidarta, 1998:168)Pengawasan secara mendasar memperhatikan ukuran penampilan nyata terhadap penampilan perencanaan mendeteksi penyebaran yang signifikan antara hasil dan harapan-harapan, dan mengidentifikasi alasan penyebaran ini, dan akhirnya mengambil keputusan tindakan perbaikan. Proses ini menerapkan persamaan pengawaan strategi organisasi sekolah. Penampilan mengindikasikan bahwa secara langsung berhubungan dengan strategi sekolah (seperti input siswa, mutu pengelolaan, mutu lulusan, respon masyarakat dan seterusnya) mungkin bisa menyediakan sinyal peringatan awal dari perjalanan panjang yang efektif. Pengawaan strategik sekolah sering disebut pengawasan strategik. Sebab ini difokuskan pada kegiatan yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan strategik, sehingga menjadi sekolah yang lebih bermutu.Prinsip-prinsip pengawasan yang perlu diperhatikan menurut Massie (1973:89) (1) tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan; (2) pengawasan harus menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan; (3) harus fleksibel dan responsif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan lingkungan; (4) cocok dengan organisasi pendidikan, misalnya organisasi sebagai system terbuka; (5) merupakan kontrol diri sendiri; (6) bersifat langsung yaitu pelaksanaan kontrol ditempat kerja; (7) memperhatikan hakikat manusia dan mengontrol para personal pendidikan. Sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut Oteng Sutisna (1998:203) menegaskan bahwa tindakan pengawasan terdiri dari tiga langkah universal (1) mengukur perbuatan atau kinerja; (2) membandingkan perbuatan dengan standar yang telah ditetapkan dan menetapkan perbedaan-perbedaan jika ada; (3) memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan. Pengawasan manajemen sekolah adalah usaha sistematis menetapkan standar prestasi (performance standart) dengan perencanaan sasaran guna mendesain sistem informasi umpan balik.Gambar 1Langkah-langkah Dasar Dalam Proses PengawasanStandar dan metode yang ditetapkan untuk mengukur prestasiApakah prestasimemenuhi standar?Mengukurprestasi belajarMengukur prestasi kerja T Tidak Tidak berbuat Apa-apa YaSumber : Stoner (1982:258)Membandingkan prestasi kerja dengan standar yang telah ditetapkan lebih dahulu adalah penting, untuk menentukan apakah ada penyimpangan, kemudian mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber sekolah dimanfaatkan secara efktif dan efisien.Stoner (1982:258) mengintroduksi pendapat Mockler (1972) yang membagi pengawasan dalam empat langkah sebagaimana dideskripsikan pada gambar 1 yaitu (1) menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi, langkah ini mencakup penetapan standar dan ukuran untuk segala macam keperluan, mulai dari target pencapaian kurikulum sampai dengan target pencapaian mutu lulusan. Dalam konteks manajemen sekolah agar pengawasan dapat berfungsi secara efektif, standar kinerja sekolah harus diperinci dalam istilah-istilah yang dapat dipahami dan diterima oleh kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan, supervisor dan karyawan sekolah, metode pengukurannya juga harus jelas dan dapat diterima sebagai data yang akurat; (2) mengukur pretasi kerja, langkah ini merupakan proses yang berkesinambungan, berulang-ulang (repetitive) yang frekuensinya tergantung jenis aktivitas yang sedang diukur. Kesalahan yang harus dicegah adalah membiarkan berlalunya jangka waktu yang terlalu lama antara pengukuran dan prestasi; (3) membandingkan hasil yang telah diukur dengan sasaran dan standar, kepala sekolah dapat mengasumsi bahwa sesuatunya telah berjalan secara terkendali; dan (4) mengambil tindakan korektif, jika hasil-hasil yang telah dicapai tidak memenuhi standar dan analisis menunjukkan perlu diambil tindakan. Tindakan korektif berupa mengadakan perubahan terhadap satu atau lebih banyak aktivitas dalam operasi sekolah, atau terhadap standar yang telah ditetapkan sebelumnya.Pengawasan dan pengendalian sekolah harus dilaksanakan oleh kepala sekolah, pengawas layanan belajar harus dilakukan oleh supervisor, dan pengawasan layanan teknis kependidikan dilakukan oleh tenaga kependidikan yang diberi wewenang untuk itu. Pengendalian dan pengawasan penggunaan anggaran dalam penyelenggaraan program sekolah harus ditentukan batas dari sumber-sumber anggaran sekolah yang dapat dipergunakan untuk menjalankan operasi sekolah dan banyak metode pengendalian yang mencakup anggaran belanja (budget), perhitungan rugi laba, dan sarana-sarana keuangan lainnya agar pelaksanaan operasi sekolah dapat berhasil dengan baik. Kualitas layanan belajar biasanya akan diawasi melalui metode pengawasan kualitas menurut ilmu statistika dan ilmu pendidikan dalam hal pengukuran kemauan belajar siswa dan juga kinerja sekolah secara keseluruhan.2.1.2 Fungsi PengawasanUntuk melaksanakan tugas pokok tersebut, pengawas melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan peranan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan disekolahSasaran supervisi akademik antara lain membantu guru dalam: Merencanakan kegiatan belajar dan atau bimbinganMelaksanakan kegiatan pelajaran/bimbinganMenilai proses dan hasil pembelajaran/bimbinganMemanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran/bimbinganMemberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta didikMelayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajarMemberikan bimbingan kepada peserta didikMenciptakan lingkungan belajar yang menyenangkanMengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran dan atau bimbinganMemanfaatkan sumber-sumber belajarMengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model, pendekatan dll) yang tepat dan berdaya guna.Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sekolah yang mencakup:PerencanaanKoordinasiPelaksanaanPenilaianPengembanganSasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf sekolah lainnya dalam mengelola administrasi pendidikan seperti:Administrasi kurikulumAdministrasi keuanganAdministrasi sarana dan prasarana/perlengkapanAdministrasi personal atau ketenagaanAdministrasi kesiswaanAdministrasi hubungan sekolah dan masyarakatAdministrasi budaya dan lingkungan sekolah, sertaAspek-aspek administrasi lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas hendaknya berperan sebagai:Kolaborator dan negoisator dalam perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolahAsesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis bpotensi sekolah binaannyaPusat informasi pengembangan mutu pendidikan disekolah binaannyaEvaluator/judgement terhadap pemaknaan hasil pengawasan.2.1.3. Administrasi SekolahSecara teoritik pengertian administrasi melayani secara intensif, sedangkan secara etimologi administrasi dalam bahasa Inggris administer yaitu kombinasi dan dan kata lain yang terdiri dari Ad dan Manistrate yang berarti to serve melayani, membantu, dan memenuhi. Lebih jelas lagi, kata AD artinya intensif sedangkan MANISTRATE berbentuk kata benda yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan. Jadi secara etimologis administrasi adalah melayani secara intensif dan administrasi sekolah adalah melayani secara intensif yaitu pada intinya melaksankan layanan belajar. Kata Adminstratio dan kata adminstrativus yang kemudian masuk kedalam bahsa Inggris menjadi administration dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi yang kemudian diaplikasikan menjadi administrasi sekolah.Selain itu di Indonesia dikenal istilah administratif yang berasal dari bahasa Belanda yang yang pengertiannya lebih sempit, sebab terbatas pada aktivitas ketatausahaan yaitu kegiatan penyususnan keterangan secara sistematis dan pencatatan secara tertulis semua keterangan yang diperoleh dan diperlukan mengenai hubungannya satu sama lain. Dilihat dari kedudukan dan perannya administrasi dan manajemen bukanlah ilmu yang eksklusik berdiri sendiri, tetapi ilmu ini tumbuh dan berkembang dengan dukungan oleh ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, polotik, psikologi, ekonomi, hukum.Hal ini sejalan dengan pendapat Newman (195:15) bahwa administrasi dapat difahami sebagai pembimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha-usaha suatu kelompok orang-orang kearah pencapaian tujuan bersama. Sementara itu Siagian (1974:2) mengatakan bahwa administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari pada keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai keberadaan dan perkembangan ilmu administrasi ini sebagaimana dikemukakan Sagala (2004:23) ada baiknya dikemukakan beberapa pendapat para pakar dibawah ini.Henri Fayol (1841-1929) ilmuwan manajemen Perancis juga bapak teori manajemen operasional Mengemukakan bahwa administrasi adalah fungsi dalam organisasi niaga ung unsur-unsurnya perencanaa, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan. Teori administrasi dapat diterapkan pada semua bentuk organisasi kerjasama manusia yang menekankan rasionalisme dan konsistensi logis. Administrasi merupakan suatu proses yang menyeluruh dan terdiri dari brbagai kegiatanyang berhubungan dan bersambungan. Dalam administrasi dan manajemen manusia merupakan pertimbangan penting daripada alat-alat tekhnik modern, karena bahasa dansasaran telah ditetapkan dan dicapai melalui manusia, lingkungan kerja dan hubungan diantara mereka.John F. Pfifner (1960) mengemukakan bahwa administrasi adalah suatu kegiatan proses terutama mengenai cara-cara (alat) sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Administrasi juga dapat dirumuskan sebagai pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia, tenaga kerja, dan materi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Dalam konteks negara, administrasi adalah pemnyelenggaraan kebijaksanaan publik yang telah ditetapkan oleh badan-badan perwakilan politik. Tugas administrator adalah pembuatan keputusan, kepemimpinan, komunikasi, perencanaan, dan penelitian. Pliffner membedakan adanya dua fungsi dalamorganisasi yaitu fungsi line dan fungsi staf. Unsur staf meliputi golongan staf umum (general staff), staf teknis (Technical staf), dan staf urusan rumah tangga (auxiliary staff). General Staf yang paling dekat dengan pejabat lini yang ada pada tiap tingkatan hirarkhi organisasi. Tugasnya membantu pejabat lini dalam menggariskan policy dengan jalan mencari keterangan-keterangan atau data-data peraturan-peraturan, literatur-literatur dan lain-lain kemudian menganalisis bahwa dan menyimpulkan. Berdasarkan kesimpulan tersebut dirumuskan tindakan-tindakan yang perlu diambil. Technical staff bertugas membantu pejabat lini dalam bidang teknis berupa nasehat-nasehat atau saran-saran perumusan yang bersifat bagaimana policy harus dijalankan, man power yang dibutuhkan, dan memberikan metode kerja yang bagaimana harus ditempuh supaya diperdapat efisiensi kerja yang tinggi. Auxilary staf bertugas menyediakan biaya-biaya, mencarikan orang-orangnya, alat tulis menulis, gedung-gedung dan alat-alat perlengkapan lainnya.Ensiklopedi Manajemen (1979) mengemukakan administrasi adalah pekerjaan-pekerjaan dalam rangka kebijaksanaan yang diletakkan oleh manajer-manajer yang lebih tinggi atau ditetapkan oleh orang yang lebih dahulu memegang jabatan. Administrasi meliputi semua fungsi dan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan pelaksanaan atau pencapaian tujuan yang sebenranya. Fungsi administrasi berhubungan dengan masalah-masalah kepemimpinan dalam arti sempit. Kegiatannya meliputi kegiatan untuk melihata ke depan, mengorganisasi, mengeluarkan perintah-perintah, mengkoordinasi dan melaksanakan pengawasan. Tetapi fungsi administrasi dalam pikiran fayol mempunyai kedudukan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan fungsi teknis, komersial, keamanan, keuangan dan Akuntabel. Perlu ditambahkan bahwa kegiatan le gouvement de Ienterprise itu bukan saja berhubungan dengan kegiatan memimpin dalam arti umum, tetapi juga meliputi fungsi teknis. komersial, keamanan, keuangan, bahkan fungsi administrasi.Dari berbagai pendapat para ahli tersebut tergambar bahwa administrasi adalah rangkaian kegiatan bersama sekolompok manusia secara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau misi organisasi agar dapat terlaksana sebagaiamana direncanakan, diorganisasikan, digerakkan, dikendalikan, dan diawasi sehingga tercapailah tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dapat ditegaskan bahwa administrasi merupakan proses keseluruhan kegiatan bersama dengan memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan menggunakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengawasan secara dinamis dan manusiawi. Dalam perkembangannya administrasi itu digunakan sesuai bidang ussaha organisasi dimana administrasi itu digunakan sesuai bidang usaha organisasi dimana administrasi itu digunakan, khusus kajian dalam pembahsan ini administrasi dilihat dari sudut pandangan kegiatan organisasi sekolah sebagai bagian atau sub sistem dari kegiatan pendidikan.Sampai sejauh ini belumlah banyak uraian mendalam tentang administrasi sekolah, dalam tahap-tahap perkembangannya kita selalu terjebak bahwa administrasi sekolah itu hanya seputar kegiatan teknis ketatausahaan di sekolah sebagai formal atau hanya dilihat dari sudut pandang yang sempi. Tegasnya administrasi sekolah seringkali diartikan secara sempit semata-mata sebagai ketatausahaan seperti menyelenggarakan surat-menyurat, mengatur dan mencatat penerimaan, penyimpanan barang-barang, mengurus dan membukukan keuangan, dan sebagainya, sehingga dimaknai bahwa kegiatan administrasi sekolah hanya pekerjaan clerical termasuk tugas auxiliary staff. Pengertian demikian ini tidak terlalu salah, karena setiap aspek kegiatan administrasi memerlukan kegaiatan yang demikian itu. Hanya yang perlu diingat bahwa kegiatan administrasi tidak hanya kegiatan mencatat dalam pengertian tata usaha.Tetapi administrasi lebih luas dari itu yang mengandung arti institusional, fungsional dan sebagai suatu proses/kegiatan kelembagaan untuk mencapai tujuan sekolah yang direncanakan, diorganisasikan, digerakkan, dikendalikan, dan dilakukan pengawas. Dilain pihak kenyataannya sekolah sebagai merupakan organisasi dengan kegiatan yang kompleks dan tidak berdiri sendiri, tetapi ada lembaga lain yang sangat erat kaitannya dengan seperti Departemen Pendidikan pada tingkat nasional, Pemerintah Provinsi pada tingkat regional, pemerintah Kabupaten/kota pada tingkat daerah dan masyarakat dimana sekolah itu berada. Secara konseptual administrasi sekolah terdiri dari dua kata yang masing-masing punya pengertian tersendiri yaitu administrasi dan sekolah.Hal ini menunjukkan administrasi sekolah adalah penerapan ilmu administrasi dalam kegiatan operasional sekolah atau sebagai penerapan administrasi dalam kegiatan operasional sekolah atau sebagai penerapan administrasi dalam pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha dan praktek-praktek pada sekolah sebagai . Dilihat dari pihak-pihak yang terkait dengan urusan sekolah, administarsi sekolah mencakup asministrasi kelembagaan pada tingkat sekolah yang dikendalikan oleh kepala sekolah bersama wakil kepala sekolah, administrasi kurikulum yang dikendalikan oleh kepala sekolah bersama guru, administrasi pembelajaran yang dikendalikan oleh guru, administrasi personal yang dikendalikan oleh kepala sekolah, administrasi umum dan keuangan dikendalikan oleh kepala sekolah, administrasi perpustakaan dan laboratorium yang dikendalikan oleh unit kerja masing-masing, administrasi bimbingan dan konseling yang dikendalikan oleh konselor, dan sebagainya.Sekolah sebagai institusi memberikan layanan belajar kepada para siswanya dan administrasi sekolah sebagai unit yang memberikan pelayanan belajar bertanggung jawab terhadap publik akan kualitas outputnya. Memperluas pemahaman tentang pengertian administrasi sekolah berikut ini dikemukakan beberapa batasan yang dikemukakan oleh para ahli yaitu;Administrasi pendidikan sekolah adalah serangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan sekolah secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dalam lingkup sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Hadari Nawawi, 1989:11)Administrasi sekolah adalah ilmu yang memperlajari penataan sumber daya yaitu manusia, kurikulum, atau sumber belajar dan fasilitas untuk mencapai tujuan sekolah secara optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia yang dituntut serta dalam mencapai tujuan sekolah yang yang disepakati (Engkoswara, 1984)Administrasi sekolah adalah koordinasi kekuatan penting untuk pengajaran yang lebih baik bagi seluruh anak-anak dalam organisasi sekolah untuk mencapai tujuan dan menjamin pencapaian tujuan (Robert E.Wilson, 1966)Administrasi sekolah sebagai suatu peristiwa mengkoordinasikan kegiatan yang saling bergantung dari orang-orang dan kelompok-kelompok dalam mencapai tujuan bersama pendidikan anak-anak (Oteng Sutusna, 1983:17)Administrasi sekolah adalah keseluruhan proses yang mempergunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang sesuai , baik personal maupun materil, dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama seefisien mungkin (Mohammad rifai, 1972:51)Dari berbagai pengertian administrasi sekolah di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi sekolah adalah suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam lembaga sekolah yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelapor, ;pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personal, material, maupun spritual untuk mencakup tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Jadi dapat ditegaskan bahwa administrasi sekolah adalah segenap prose pengerahan dan pengitegrasian segala sesuatu, baik porsenal, spritual dan material untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan administrasi sekolah ini diperankan oleh personal sekolah yang yang terdiri dari kepala sekolah sebagai penanggung jawab manajemen sekolah dan pengambil kebijakan sekolah, wakil kepala sekolah sebagai manajer pada bidang tugas yang menjadi tanggung jawabnya, tenaga guru sebagai penanggung jawab tugas-tugas pembelajaran dan layanan belajar, tenaga kependidikan sebagai pelayanan teknis kependidikan, dan tenaga administrasi atau tata usaha yang melaksanakan tugas-tugas teknis ketatausahaan dengan latar belakang keahlian dan latar belakang pendidikan masing-masing.2.2. Kerangka BerfikirKerangka berfikir dalam penelitian disamping berfungsi sebagai pedoman yang memperjelas jalan, arah dan tujuan penelitian juga akan membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan hipotesis. Dalam penelitian ini, kerangka berfikir akan menjadi landasan untuk menjelaskan bagaimana fungsi pengawasan dalam meningkatkan administrasi sekolah dan Kinerja pegawai tata usaha di SMA Negeri 1 Gorontalo. Untuk itu akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka berfikir sebagai berikut :Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi, lembaga Armstrong mengatakan bahwa kinerja dan hasil kerja selalu menjadi tanda keberhasilan lembaga dan orang-orangnya yang ada dalam lembaga tersebut. Prestasi kerja atau kinerja dipengaruhi oleh cara-cara yang ditempuh, usaha yang dilakukan, dan pada gilirannya akan memunculkan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekolompok orang dalam lembaga, sesuai dengan wewenang dan tangung jawab masing-masing dalam upaya mencapai sasaran/tujuan lembaga.Wahjosumidjo mendefinisikan kinerja sebagai sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja. Dengan kata lain, kinerja adalah prestasi, kontribusi sumbangan, atau hasil kerja. Bernardin dan Russell mengatakan bahwa kinerja adalah cacatan hasil/keluaran yang dicapai pada suatu fungsi jabatan atau kegiatan tertentu pada satu kurun waktu tertentu. Maier dalam Asad menyatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja itu berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku kerjanya. Orang yang tingkat kinerjanya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang tingkat kinerjanya tidak mencapai standar dikatakan sebgai orang yang tidak produktif atau berkinerja rendah.Fungsi pengawasan adalah proses pengawasannya mencatat perkembangan kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk menganbil tindakan korektif sebelum terlambat. Secara umum pengawasan dikaitkan dengan upaya mengendalikan, membina dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Pengawasan ialah fungsi administrasi yang setiap administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki.Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui prilaku personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai yang dikehendaki, kemudian dari hasil pengawasan apakah dilakukan perbaikan. Pengawasan meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat. Instruksi-instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Kenyataan menunjukan pengawasan dalam institusi pendidikan dilihat dari praktek menunjukkan tidak dikembangkan untuk mencapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Tetapi lebih dititik beratan pada kegiatan pendukung yang bersifat progress checking. Tentu saja hal yang demikian bukanlah jawaban yang tepat untuk mencapai visi dan misi pendidikan, yang ujung-ujungnya perolehan mutu yang kompetitif menjadi tidak terwujudBAB IIIPEMBASAHASAN3.1 Ruang Lingkup Administrasi SekolahMembahas dan mendiskusikan administrasi sekolah tentu saja memerlukan pengetahuan tentang tujuan sekolah serta berbagai wahana mencapai tujuan itu.Pengetahuan ini ditunjang ilmu pengetahuan mengenai dasar-dasar kependidikan, psikologi, teori-teori pembelajaran, strategi pembelajaran, komunikasi, sosiologi, dan antropologi. Administrasi memberikan pedoman tentang bagaimana wawasan yang dipeoleh dari pemahaman tersebut untuk diterapkan dalam institusi sekolah sebagai satuan organisasi yang selanjutnya disebut administrasi sekolah. Administrasi sekolah mempunyai hubungan dengan filsafat pendidikan, psikologi pendidikan, sosiologi pendidikan, antropologi, teknologi pembelajaran, ekonomi dan pembiayaanpendidikan, organisasi pendidikan dan bimbingan penyuluhan. ilmu ini, memberikan dasar yang penting pengelolaan murid, guru, dan proses pembelajaran yang menjadi bidang garapan administrasi sekolah. Guru menjalankan fungsi administrasi pembelajaran mulai dari perencanaan pembelajaran disususl pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, mengetahui tugasnya dalam konteks pengelolaan murid hubungan sekolah dengan masyarakat dan seluruh kegiatan yang dilakukan sekolah.Ruang lingkup dan garapan administrasi sekolah dilihat dari sudut yang sempit terdiri dari, Pertama administrasi tata laksana sekolah, yang meliputi (1) organisasi dan struktur pegawai tata usaha; (2) otorisasi dan anggaran belanja sekolah (RAPBS); (3) masalah kesejahteraan personalia sekolah; (4) masalah kepegawaian; (5) masalah perlengkapan dan perbekalan sekolah; (6)n keuangan dan pembukuannya); (7) korespondensi atau surat menyurat; (8) laporan kegiatan; (9) pengangkatan, pemindahan, penempatan dan pemberhentian pegawai; dan (10) pengisian buku pokok, klepre, raport dan lain-lain. Kedua, administrasi guru dan pegawai sekolah, yang meliputi (1) seleksi calon guru dan pegawai sekolah; (2) pengangkatan dan penempatan guru; (3) rencana otientasi bagi guru baru; (4) penilaian atas konduite guru; (5) in service training dan up grading guru-guru; dan (6) kesejahteraan dan jaminan guru dan pegawaisekolah. Untuk pegawai Negeri Sipil PNS pengangkatan dan pembinaannya oleh pemerintah dan untuk swasta oleh yayasan atau organisasi penyelenggara sekolah tersebut. Ketiga, supervise pendidikan, yang meliputi; (1) menilai dan membina guru dan seluruh staf sekolah dalam bidanga teknis dan edukatif dan administrasi; (2) usaha mencari, mengembangkan dan mempergunakan berbagai metode belajar-mengajar yang lebih baik untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorsiswa; (3) mengusahakan dan mengembangkan kerja sama yang baik antara guru, kepala sekolah, siswadan pegawai sekolah; (4) mengembangkan kerja sama antara kelompok kerja guru, musyawarah guru mata pelajaran, kelompok kerja kepala skeolah dan musyawarah kepala sekolah; dan (5) upaya mempertinggi kualitas guru dan kepala sekolah melalui penataran orientasi dan up-grading. Keempat, pelaksanaan dan pembinaan kurikulum, yang meliputi (1) mempedomani dan menjabarkan apa yang tercantum pada kurikulum dalam proses belajar-mengajar; (2) melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi, sumber-sumber dan metode yang disesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan kurikulum tersebut termasuk dan penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); dan (3) kurikulum bukanlah yang harus diikuti dan dijiblak secara mutlak, melainkan merupakan pedoman umum bagi guru melaksanakan program-program pengajaran. Jadi ruang lingkup pembahasan administrasi sekolah difokuskan pada profesionalisme pengelolaan sekolah oleh tenaga kependidikan sebagai suatu sistem administrasi dilihat dari segi kelembagaan sekolah dan profesionalisme pengajaran oleh tenaga pendidik dilihat dari manajemen pembelajaran di kelas maupun tempat kegiatan belajar lainnya. Kedua hal ini sebagai bagian yang terintegrasi dalam kegiatan operasional sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. 3.2. Kinerja pegawai tata usaha Secara etimologis kinerja (performance) berarti untuk kerja (Badudu 1994:34). Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatan atau kemampuan kerja (Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1994:503)Machael (1987:474) mengemukakan suatu rumus bahwa kinerja (preformance) dibentuk oleh motivasi (motivation) dan kecakapan (ability). Prestasi kerja atau penampilan kerja menurut Nanang Patah (2001:19) adalah sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Sedangkan menurut Marwansyah dan Mukaram (1999:103) mengemukakan bahwa untuk kerja adalah pencapaian/prestasi seseorang berkenan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.3.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja pegawai tata usahaDalam melaksanakan tugasnya seorang pegawai tidak selalu berjalan sesuai yang diharapkan karena beberapa faktor, baik faktor interernal atau faktor eksternal. Bernardin dan Ressel (1995:513) mengemukakan bahwa:Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja meliputi: pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, sikap dan perilaku pegawai. Darma (1998:9-11) mengemukakan ada empat faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai tata usaha yaitu: (1) pegawai, yang berkenan dengan kemauan dan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan. (2) pekerjaan, menyangkut desain pekerjaan, uraian pekerjaan dan sumber daya untuk melaksanakan pekerjaan, uraian pekerjaan dan sumber daya untuk melaksanakan pekerjaan. (3) mekanisme kerja, mencakup sistem, prosedur, pendelegasian dan pengendalian serta struktir organisasi. (4) lingkungan kerja, meliputi faktor-faktor lokasi dan koordinasi kerja, iklim organisasi dan komunikasi.Agar penilaian kinerja berjalan dengan efektif dan efisien maka perlu diperhatikan pedoman dan langkah-langkah tata cara penilaian yang memerlukan beberapa persyaratan, seperti yang diungkapkan Prawirosentoso, (1999:230-232), dalam via Wuviani, 2005:13 sebagai berikut:Penilaian kinerja karyawan harus dibangun secara hati-hati (honesti) serta bebas dari hall effect.Pada saat penilaian kinerja karyawan harus dihindari perasaan takut baik pada diri penilaian maupun pada karyawan itu sendiri.Dalam hal kinerja seseorang dinilai jelek, seorang penilai kinerja harus memberikan penilaian yang jelas secara tertulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhinya, tanpa menuntut kepada karyawan tersebut.Hari untuk penilaian kinerja, hendaknya dicari waktu saat yang tepat.Petugas penilaian kinerja harus mempunyai pendengaran yang baik dan menjadi pendengar yang baik.3.4 Fungsi pengawasanTinggi rendahnya fungsi pengawasan selain dipengaruhi oleh kepemimpinan, faktor kemampuan kepala sekolah dan sekolah juga mempengaruhinya. Semakin tinggi kualitas fungsi pengawasan dalam arti kualitas pembelajaran yang mendukung akan berpengaruh terhadap administrasi sekolah, yang akhirnya mampu meningkatkan kinerja pegawai tata usaha pegawai dan guru.Jadi, dukungan dari fungsi pengawasan sangat diperlukan guna mendukung tercapainya administrasi sekolah yang akhirnya akan meningkatkan kinerja pegawai tata usaha.3.5 Administrasi sekolah Pegawai dan guruRata-rata administrasi sekolah SMA Negeri 1 Tapa pegawai dan guru mempunyai administrasi sekolah yang mempunyai administrasi sekolah yang rendah. Hal ini dapat di tunjukkan kecenderungan pegawai dan guru mulai dari frekuensi yang paling tinggi sampai frekuensi yang paling rendah dalam administrasi sekolah, yaitu: masuk sekolah, mentaati tata tertib di sekolah, mengikuti pelajaran dengan baik, mengerjakan tugas sekolah, tepat waktu dalam belajar dan mengerjakan tugas di rumah dengan baik.Indikator tersebut sangat berkaitan erat dengan fungsi pengawasan. Karena ketiga indikator tersebut merupakan indikator administrasi sekolah. Jadi, dapat diasumsikan bahwa rendahnya sektor indikator tersebut dipengaruhi oleh fungsi pengawasan.Begitu pula dengan administrasi sekolah di sekolah. belum begitu baik. Dengan meningkatnya peran fungsi pengawasan terhadap administrasi diharapkan mampu meningkatkan kinerja pegawai tata usaha. Hasil empirik menunjukkan bahwa rata-rata kinerja pegawai tata usaha yang dicapai pegawai dan guru dalam kategori cukup. Salah satu yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai tata usaha tersebut dengan meningkatkan administrasi sekolahnya. 3.6 Kinerja pegawai tata usahaDapat diketahui dari hasil pembahasan sebelumnya, bahwa ada indikator-indikator fungsi pengawasan dan administrasi sekolah yang akhirnya berpengaruh positif pula terhadap kinerja pegawai tata usaha. Indikator-indikator tersebut adalah ; ahli dalam bidangnya, tegas, mampu, berkeyakinan teguh, pengambilan keputusan dan kesadaran. Sedangkan Indikator-indikator fungsi pengawasan dan terhadap administrasi sekolah yang akhirnya berpengaruh negatif pula terhadap kinerja pegawai tata usaha adalah; mendeteksi, kebijakan, pengendalian, mengawas dan perkembangan.3.7Besarnya pengaruh administrasi sekolah dan fungsi pengawasan terhadap kinerja pegawai tata usaha pegawai dan guruPengaruh fungsi pengawasan terhadap kinerja pegawai tata usaha bersifat tidak langsung, artinya fungsi pengawasan berpengaruh terhadap administrasi sekolah dan administrasi sekolah berpengaruh terhadap kinerja pegawai tata usaha.BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:Fungsi pengawasan dalam kategori baik. Dipengaruhi indikator yang berpengaruh positif. Administrasi sekolah dalam kategori tinggi. Disebabkan indikator yang berpengaruh positif. Tetapi ada indikator yang berpengaruh negatif yaitu tidak tegas dalam mengambil keputusan. Dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha dalam kategori cukup. Disebabkan pengaruh indikator administrasi sekolah, fungsi pengawasan yang positif.4.2. SaranBerdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada sekolah, guru dan siswa dan keluarga antara lain sebagai berikut.Kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan kinerjanya. Dengan adanya fungsi pengawasan yang meningkat diharapkan mampu meningkatkan administrasi sekolah yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha.Pihak pegawai dan guru dapat menggunakan administrasi sekolah yang bervariasi, sehingga mengurangi tingkat kesalahan dalam meningkatkan kinerja pegawai tata usaha.