11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jati merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, karena tanaman jati dapat dibuat sebagai bahan bangunan dan meubel yang memiliki kualitas dan kelas pasar yang cukup tinggi. Tanaman jati tergolong tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di hutan tropis, dan tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di hutan hujan. Tanaman jati termasuk dalam famili verbenaceae, dimana daerah penyebarannya meliputi; Negara-negara India, Birma, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia jati dapat tumbuh dengan baik di beberapa daerah seperti Jawa, Muna, Buton, Maluku dan Nusa Tenggara. Dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan jati, maka menyebabkan  pembudidayaan tanaman jati harus d itingkatkan agar menghasilkan produksi yang seimbang dengan kebutuhan pasar terhadap kayu jati tersebut. Oleh karena itu, penelitian-penelitian tentang pembudidayaan jati harus terus dilakukan untuk menemukan metode yang tepat dengan hasil yang baik serta biaya yang relatif murah. Secara umum, tanaman jati dapat dibudidayakan secara generatif dan vegetatif. Dimana pembudidayaan jati secara generatif dapat dilakukan dengan cara memperbanyak tanaman jati melalui biji yang ditanam secara langsung, sedangkan pembudidayaan tanaman  jati secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara memperbanyak tanaman jati tersebut menggunakan bagian-bagian atau organ dari tanaman jati tersebut. Di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Hutan (Puslitbang-SDH) Perum Perhutani Cepu, tanaman jati dibudidayakan dengan cara vegetatif. Perbanyakan tersebut diantarannya dilakukan dengan cara; stek pucuk, grafting dan kultur jaringan. Perbanyakan dengan kultur jaringan ini memungkinkan tanaman mempunyai sifat genetik dan epigenetik yang sama dengan induknya, sehingga mampu mencukupi kebutuhan bibit secara besar dalam skala waktu yang tidak terlalu lama. 1.2 Tujuan 1) Untuk mengetahui proses dan prosedur dalam stek pucuk tanaman jati. 2) Untuk mengetahui perlakuan apa saja yang diberikan dalam stek pucuk tanaman  jati.

makalah jati

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah jati

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTanaman jati merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, karena tanaman jati dapat dibuat sebagai bahan bangunan dan meubel yang memiliki kualitas dan kelas pasar yang cukup tinggi. Tanaman jati tergolong tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di hutan tropis, dan tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di hutan hujan.Tanaman jati termasuk dalam famili verbenaceae, dimana daerah penyebarannya meliputi; Negara-negara India, Birma, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia jati dapat tumbuh dengan baik di beberapa daerah seperti Jawa, Muna, Buton, Maluku dan Nusa Tenggara.Dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan jati, maka menyebabkan pembudidayaan tanaman jati harus ditingkatkan agar menghasilkan produksi yang seimbang dengan kebutuhan pasar terhadap kayu jati tersebut. Oleh karena itu, penelitian-penelitian tentang pembudidayaan jati harus terus dilakukan untuk menemukan metode yang tepat dengan hasil yang baik serta biaya yang relatif murah.Secara umum, tanaman jati dapat dibudidayakan secara generatif dan vegetatif. Dimana pembudidayaan jati secara generatif dapat dilakukan dengan cara memperbanyak tanaman jati melalui biji yang ditanam secara langsung, sedangkan pembudidayaan tanaman jati secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara memperbanyak tanaman jati tersebut menggunakan bagian-bagian atau organ dari tanaman jati tersebut.Di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Hutan (Puslitbang-SDH) Perum Perhutani Cepu, tanaman jati dibudidayakan dengan cara vegetatif. Perbanyakan tersebut diantarannya dilakukan dengan cara; stek pucuk, grafting dan kultur jaringan. Perbanyakan dengan kultur jaringan ini memungkinkan tanaman mempunyai sifat genetik dan epigenetik yang sama dengan induknya, sehingga mampu mencukupi kebutuhan bibit secara besar dalam skala waktu yang tidak terlalu lama.

1.2 Tujuan1) Untuk mengetahui proses dan prosedur dalam stek pucuk tanaman jati.2) Untuk mengetahui perlakuan apa saja yang diberikan dalam stek pucuk tanaman jati.3) Untuk mengetahui kendala keberhasilan dan kegagalan dari kegiatan stek pucuk tanaman jati.

BAB IIPENDAHULUAN

2.1 Teknologi Produksi yang Digunakan Stek pucuk adalah usaha perbanyakan tumbuhan secara vegetatif dengan cara menyemaikan pucuk pohon sehingga menjadi bibit yang siap tanam. Stek pucuk bisa menjadi alternatif dalam memenuhi kebutuhan bibit, karena bahan stek yang mudah didapat, namun begitu bukan berarti stek pucuk tidak ada kekurangannya. Salah satu kekurangan dari stek pucuk ini adalah diperlukannya pengetahuan dan keterampilan tentang penyetekan. Sebab dalam hal perlakuan tiap jenis pohon tidak sama akan teknik penyetekannya.

FOTO KONDISI TEMPAT STEK PUCUKLOKASI: KUNINGAN JAWA BARAT2.1.1 Pelaksanaan TeknisKebun Pangkas.1. Tanaman induk berasal dari indukan yang sudah berumur satu tahun. 2. Kebun pangkas di buat pada 12 Desember 2008. 3. Keutuhan pohon induk dipertahankan untuk mencegah kematian.4. Saat pemangkasan, diperhatikan juga teknis pengambilan pucuk.5. Pucuk yang layak diambil dengan ciri-ciri memiliki tiga pasang daun, batang berbulu, batang masih muda dan pemotongan dilakukan secara rata.6. Menjaga kondisi pucuk agar tetap segar dengan di simpan dalam ember yang sudah di isi air.7. Pemilihan Pucuk dari tanaman induk menggunakan rumus 3:5:7. dalam artian 3 pasang daun 5 cm jarak daun ke daun dan 7 untuk tinggi keseluruhan.Kondisi Sungkup. Sungkup terbuat dari bambu yang di tutup dengan menggunakan plastik berukuran 0,5 mm. Sungkup yang dibuat di usahakan tertutup rapat jangan sampai terdapat lubang yang berpeluang masuk keluarnya udara terlal banyak. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi dan kualitas sungkup yang akan mempengaruhi pertumbuhan akar. Sungkup yang dibuat berkapasitas 700 buah untuk per sungkupnya dengan ukuran 1x 5 Meter. Tahapan Stek Pucuk.1. Pucuk dari hasil pemangkasan di kumpulkan dan dibersihkan menggunakan air. Hal ini di lakukan agar pucuk dalam kondisi bersih dari kotoran dan agar daun tetap segar.2. Pucuk kemudian di celupkan kedalam larutan hormon IBA untuk merangsang pertumbuhan akar selama 10 menit.3. Pucuk yang sudah siap ditancapkan pada polybag yang sudah di beri media tanam dengan perbandingan 3 pupuk : 2 Pasir: 1 Top Soil.4. Polybag yang digunakan adalah polybag yang transparat dengan maksud agar akar yang tumbuh dapat terlihat dengan jelas saat proses sleksi.5. Untuk perawatan Stek pucuk di siram setiap pagi dan sore. Waktu ideal, untuk pagi adalah pukul 7-10 dan sore pukul 3-5.6. Setelah berumur 1-2 minggu dilakukan proses akli, yaitu sungkup sengaja di buka sebelum proses sleksi.7. Setelah berumur 1,5 bulan dilakukan proses sleksi untuk pemilihan stek pucuk yang akan di pindahkan pada bedeng seeding. Kriteria sleksi stek pucuk diantaranya adalah:a. Tanaman jati yang sudah tumbuh akar. b. Akar tumbuh dengan bagus dan banyak.c. Akar yang keluar dari polybag di pangkas.d. Daun yang tumbuh sehat.e. Kuat saat di keluarkan dari sungkup.f. Pucuk berwarna kekuningan.8. Jika di temukan tanaman jati yang mati atau layu segera di pisahkan dari sungkup. Sedangkan jika terdapat daun dan batang yang kering harus segera di bersihkan di bersihkan. Untuk tanaman yang masih belum tumbuh akarnya tetapi masih dalam kondisi segar akibat telat tumbuh (Akli) tetap di simpan dalam sungkup.9. Setelah bibit di perkirakan kuat dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, kemudian di pindahkan ke bedeng open area. Dalam tahapan ini, bibit memiliki resiko kematian.10. Bedengan dalam open area di alasi plastik terlebih dahulu untuk menekan akar hingga pertumbuhan menjadi rata. Setelah beberapa minggu, media tanam pada polybag akan berkurang seiring dengan pertumbuhan akar yang semakin banyak.

2.1.2 Kelemahan Dan Kelebihan Stek Pucuk Kelebihan dalam stek pucuk ini yaitu tanaman yang di perbanyak memiliki karakteristik yang sama dengan induknya, juga peluang hidup yang lebih besar walaupun pertumbuhan akar terlambat. Sedangkan kekurangan dari stek pucuk ini yaitu kondisi media tanam dan peralatan yang digunakan harus dalam keadaan yang steril dan bersih. Polybag yang sudah di gunakan dalam sek pucuk ini tidak dapat di gunakan lagi karena kondisi media tanam yang sudah tidak steril.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Stek Pucuk Stek Pucuk adalah metode perbanyakan vegetatif secara konvensional dengan menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas pada media persemaian sampai berakar sebelum dipindahkan ke lapangan Keberhasilan stek pucuk menurut beberapa penelitian tergantung pada beberapa faktor dalam dan luar. Yang termasuk faktor di dalam di antaranya adalah tingkat ketuaan donor stek, kondisi fisiologi stek, waktu pengumpulan stek, dsb. Sedangkan yang termasuk faktor luar antara lain adalah media perakaran, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan hormon pengatur tumbuh. Tahapan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan stek pucuk:1. Peralatan stek : Gunting stek untuk memotong batang stek, pisau atau cutter untuk memperhalus permukaan stek, timbangan analitik, cetok, sekop, ayakan pasir, gembor, sprayer. Tempat/bak stek yang memperhatikan drainase guna menghindarkan adanya genangan air (bak perakaran dengan ukuran 500x600x20 cm), plastik sungkup, ember plastik, bak palstik. Peneduh/sharlon dan sungkup untuk menjaga suhu dan kelembaban udara rata rata 80% dalam bak serta mengurangi intensitas cahaya matahari secara langsung (+25 %). Label yang memadai untuk memberikan informasi yang jelas dari perlakuan yang digunakan dan tanggal pelaksanaan. Media yang sesuai untuk stek, yaitu media yang mampu menahan kelembaban air, cukup aerasi dan dapat menahan dengan baik kedudukan stek yang ditanam (media stek yaitu pasir, kompos, dan topsoil dengan perbandingan 2:2:1). Fasilitas penunjang diperlukan untuk memproduksi stek dalam jumlah besar dan jangka panjang, antara lain adalah pengaturan suhu, pengaturan naungan, pengaturan ventilasi, pengaturan penyiraman, dan pengaturan kelembaban ruangan yang dijalankan secara otomatis merupakan suatu hal yang menunjang keberhasilan pembuatan stek.2. Medium stek Umumnya media yang digunakan untuk penyetekan adalah media yang mampu menahan kelembaban air, cukup aerasi dan dapat menahan dengan baik kedudukan stek yang ditanam. Media tersebut dapat menggunakan pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1 atau menggunakan pasir, kompos dan topsoil dengan perbandingan 2:2:1. Penempatan medium stek dapat menggunakan bak stek atau langsung menggunakan polybag yang selanjutnya ditempatkan pada bak stek permanen.3. Metode Pengguntingan StekPengguntingan dilakukan pada tunas tunas yang tegak (orthotrop) pengguntingan pada setiap sumbu pokok atau tunas dilakukan pada sekitar 1 cm diatas mata/nodum (duduk daun) karena zat auksin yang membantu pertumbuhan jaringan baru terletek di bawah nodum tersebut.Pada prinsipnya setiap mata akan menghasilkan tunas baru asalkan dijaga pertumbuhan dominansi apikalnya. Pada cabang yang tertinggal disumbu pokok dibiarkan tumbuh sampai mempunyai 3 - 5 daun dewasa baru digunting ujung cabangnya. Daun pada stek dikurangi hingga tinggal 2/3 nya.4. Metode pemberian hormon. Pemberian hormon dalam bentuk IBA (Indole Buteric Acid), NAA (Naftalene Acetic Acid) dan IAA (Indole Acetic Acid), biasanya menggunakan konsentrasi 10 sampai 30 gram/liter dan direndamkan selama beberapa saat. Cara pembuatan hormon dalam bentuk larutan ini pertama tama adalah melarutkan hormon dengan sedikit alkhohol kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit dengan pipet sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Pemberian dengan cara bubuk dapat dilakukan dengan cara mencampur hormon tersebut dengan bubuk (talk) sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan dan langsung dioleskan pada stek secara langsung atau terlebih dahulu dibuat pasta.5. Cara penanaman stek jatiPenanaman stek memerlukan syarat syarat tertentu antara lain : Kelembaban tinggi (80%), disemprotkan dengan sprayer 2x sehari (pagi dan siang). Suhu lingkungan berkisar antara 24 - 32C. Media tanah mempunyai aerasi yang baik dan terjaga kelembabannya dengan baik. Intensitas cahaya matahari yang masuk 25%.>> Beberapa cara penanaman stek yang umum digunakan adalah : Penanaman langsung pada bedengan, dengan membuat gundukan di bawah rinbunan tanaman yang sengaja dibuat untuk peneduh dan akan lebih baik bila tanahnya disterilkan terlebih dahulu. Penanaman dengan menggunakan bak tabur. Umummnya media yang digunakan adalah dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai kemampuan untuk menahan air dengan baik dan drainase yang baik. Bak tabur dapat dilengkapi sungkup plastik dan jaring naungan untuk menjaga suhu dan kelembaban serta intensitas cahaya. Penanaman menggunakan polybag secara langsung yaitu dengan cara ditanami di bawah sungkup plastik yang diberi naungan. Penanaman stek dengan polybag lebih praktis dan efisien, karena stek yang berakar tidak perlu disapih lagi.6. Pemeliharan dan penyapihan stek Pemeliharaan stek terdiri atas penyiraman secara rutin pagi dan sore, penyiangan dari rumput/lumut serta penyemprotan dari hama dan penyakit. Penyapihan stek dilakukan apabila stek yang ditanam sudah berakar dan siap diaklimatisasi pada tempat di luar bedeng dengan intensitas cahaya yang bervariasi.2.2 Pembuatan kebun pangkas jati Kebun pangkas adalah kebun yang digunakan sebagai sumber materi vegetatif dalam hal ini adalah bahan stek pucuk untuk pembuatan bibit jati.1. Persiapan pembuatan kebun pangkas Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahapan persiapan dan pembuatan bedeng untuk kebun pangkas jati terdiri atas : Pemilihan lokasi Tempatnya rata sampai agak miring, tidak tergenang air, dan mendapat cahaya sepanjang hari,juga mempunyai tanah yang subur dan gembur, serta lapisan tanahnya agak dalam dan tidak terdapat pohon besar. Lokasinya berada didekat persemaian. Pembuatan bedeng Bedeng dibuat membujur arah utara selatan. Tanah dicampur pupuk kandang kompos yang digundukan. Ukuran bedeng disesuaikan dengan kebutuhan bibit dan jenis tanaman. Sekeliling bedeng dibuat parit (selebar 50 cm). Jarak antara tanaman dalam bedengan 1x1 meter dengan pembuatan guludan pada jalur tanaman tersebut berkisar antara 40-60 cm. Sebaiknya setiap 10 bedeng dibuatkan jalan angkutan dan jalan pemeriksaan. Pengadaan medium Komposisi media umum digunakan adalah tanah topsoil dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.

Pengisian bedeng Bedeng yang sudah siap diisi dengan medium campuran setinggi 20-30 cm. Campuran medium hendaknya dilakukan secara merata untuk mendapatkan kesuburan dan kegemburan yang merata. Setelah bedeng terisi dengan medium hendaknya segera dilakukan penanaman bibit. Apabila bibit yang akan ditanam belum siap, pemeliharaan bedeng dilakukan dengan penyiraman 2x sehari dan pembersihan rumput dan tanaman lain secara periodik.2. Pengadaan bibit bahan dasar kebun pangkas Materi kebun pangkas Materi yang baik untuk digunakan dalam kebun pangkas adalah menggunakan materi stek, kultur jaringan maupun grafting dari hasil eksplorasi dari pohon induk yang terpilih dan pohon plus hasil seleksi yang diketahui hasil identitasnya. Selanjutnya stek yang dihasilkan dari kebun pangkas dapat juga digunakan sebagai bahan dasar kebun pangkas.Kelebihan kebun pangkas adalah materi yang digunakan sebagai biakan vegetatif menjadi lebih mudah (rejuvenasi). Berdasarkan penelitian jaringan yang muda memiliki presentase keberhasilan yang tinggi untuk membiakan vegetatif dibandingkan sumber yang lebih tua.

Ukuran bibit dan waktu penyiapan bibit Pada umumnya ukuran bibit yang digunakan dalam kebun pangkas adalah bibit dengan jumlah daun 2 sampai 5 helai. Bibit sebagai materi kebun pangkas hendaknya sudah dipersiapkan 1 sampai 2 bulan sebelum pembuatan kebun pangkas .

3. Penanaman bibit di kebun pangkas Seleksi bibit Seleksi dilakukan dengan memilih bibit yang mempunyai pertumbuhan seragam, baik diameter, tinggi dan jumlah daun yang relatif sama.

Pembuatan jarak tanaman Jarak tanam untuk kebun pangkas jati yang biasa digunakan adalah 1x1 m atau 1 setengah meter antar scion, 1 meter antar tanaman dalam guludan.

Pembuatan lubang tanam Pembuatan lubang tanam lebih mudah karena bedeng telah diisi terlebih dahulu dengan tanah gembur 2030 cm. Lubang tanam dapat berukuran 20x20x30 cm, 30x30x30 cm, atau disesuaikan dengan ukuran kantong sapihan. Penanaman Penanaman dilakukan dengan membuka kantong (polybag) secara hati hati agar akar bibit tidak terganggu, kemudian bibit dimasukan ke dalam lubang tanam dengan posisi yang tegak lurus. Setelah berumur 50 bulan di lapangan, dipangkas setinggi 50 cm, kemudian dibiarkan bertunas sampai ketinggian tertentu untuk selanjutnya dirundukan. Fungsi dari perundukan untuk menghasilkan stek yang pertumbuhannya kearah apikal (keatas, bukan mendatar).4. Pemeliharaan Penyiraman Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari untuk mempertahankan temperatur dan kelembaban tanah.

Pembersihan Pembersihan kebun pangkas dilakukan dengan pembebasan dari tanaman pengganggu dan daun daun kering yang jatuh di dalam bedeng.

Pemupukan Jenis pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk NPK dengan dosis yang disesuaikan dengan keadaan tanah. Umumnya pupuk yang digunakan berkisar antara 20 50 gram pertanaman, atau kurang lebih 2- 5 sendok teh.

Pemberantasan hama

Pemberantasan hama dapat dilakukan dengan menggunakan intektisida yang bersifat sistemik (mematikan fungsi pada jaringan serangga), misalnya menyerang sistem pencernaan/pernafasan/saraf