29
Prinsip-Prinsip dalam Kepemimpinan Dosen : Moch.Taufiq Ridho,MPd Disusun Oleh : Kelompok 2 Ummu Khairana (13513041) Della Chyntia. M (13513048) Dwianti Novira.S (13513058) Novelia Dewi.S (13513087) JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

makalah kelompok 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

prinsip-prinsip dalam kepemimpinan

Citation preview

Page 1: makalah kelompok 2

Prinsip-Prinsip dalam Kepemimpinan

Dosen : Moch.Taufiq Ridho,MPd

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Ummu Khairana (13513041)

Della Chyntia. M (13513048)

Dwianti Novira.S (13513058)

Novelia Dewi.S (13513087)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2014KATA PENGANTAR

Page 2: makalah kelompok 2

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, inayah,

dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan

tepat waktu. Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Studi Kepemimpinan Islam. Adapun judul yang diambil untuk penyusunan

makalah ini yaitu Prinsip-Prinsip dalam Kepemimpinan.

Dengan selesainya makalah ini semoga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan bagi para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan

karena pengalaman yang kami miliki masih kurang. Oleh karena itu, kami

harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang

bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Page 3: makalah kelompok 2

KATA PENGANTAR ........…………..........………......................………......i

DAFTAR ISI ..........…………………….........…………………………........ ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........……………….......………………………............1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

C. Tujuan ………………………………....................……………….........1

BAB II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan ...............………….............. 2

2. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan .............................................................. 3

3. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan dalam Islam ......................................... 6

4. Fungsi Kepemimpinan ..... ................................................................... 10

5. Hakikat Kepemimpinan ....................................................................... 10

6. Konsep Kepemimpinan dalam Islam................................................... 11

7. Ciri-Ciri Kepemimpinan yang Membawa Ridha Allah ....................... 12

8. Syarat-Syarat Kepemimpinan dalam Islam ...........................................14

9. Unsur Kepemimpinan .......................................................................... 15

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan ............................……………....……………………………….17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

BAB I

Page 4: makalah kelompok 2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kita telah seringkali mendengar ungkapan Ghazwah Al-Fikr (Pertarungan Pemikiran), antara pemikiran Islam dengan pemikiran barat. Dari ungkapan ini seolah-olah tergambar adanya dua pemikairan yang berbeda dan berhadapan satu dengan yang lainnya. Pemikiran barat disatu pihak dan pemikiran Islam dipihak yang lain.

Berkaitan dengan hal ini maka dapat dimpulakan bahwa kepemimpinan merupakan hal yang sangat fundamental dalam menjalankan roda pemerintahan. Dan kepemimpinan itupun tidak bisa terlepaskan dengan pemimpin itu sendiri karena keduanya merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan.

Munculnya Ghazwah Al-Fikr dalam kepemimpinan dunia saat ini disebabkan ketidakadanya singkronisasi antara konsep kepemimpinan umat Islam dengan realisasi penerapan kepemimpinan pada saat ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kepemimpinan itu dan apa fungsinya?

2. Bagaimanakah konsep Kepemimpinan menurut Islam?

3. Apa yang menjadi dasar prinsip-prinsip kepemimpinan islam?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian dari kepemimpinan dan fungsinya.

2. Dapat mengetahui konsep Kepemimpinan menurut Islam.

3. Dapat mengetahui yang menjadi Dasar Prinsip-Prinsip Kepemimpinan

BAB II

Page 5: makalah kelompok 2

PEMBAHASAN

.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan

Dalam Islam pemimpin disebut dengan Khalifah. Khalifah (Ar.: Khaliifah adalah wakil, pengganti atau duta). Sedangkan secara itilah Khaliifah adalah orang yang bertugas menegakkan syariat Allah SWT , memimpin kaum muslimin untuk menyempurnakan penyebaran syariat Islam dan memberlakukan kepada seluruh kaum muslimin secara wajib sebagai pengganti kepemimpinan Rasulullah SAW .

Dari pengertian diatas jelas bahwa pemimpin menurut pandangan Islam tidak hanya menjalankan roda pemerintahan begitu saja namun seorang pemimpin harus mewajibkan kepada rakyatnya untuk melaksanakan apa saja yang terdapat dalam syariat Islam walaupun bukan beragama Islam. Serta mempengaruhi rakyatnya untuk selalu mengikuti apa yang menjadi arahan dari seorang pemempin.

Sedangkan kepemempinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi perilaku seseorang, sehingga apa yang menjadi ajakan dan seruan pemimpin dapat dilaksanakan orang lain guna mencapai tujuan yang menjadi kesepakan antara pemimpin dengan rakyatnya

Kepemimpinan dalam Islam adalah merupakan Sunnatullah / ketetapan dari Allah SWT. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an :

: قالوا خليفة األرض في جاعل ي إن للمالئكة ك رب قال وإذ تعالى الله قالي إن قال لك ونقدس بحمدك ح نسب ونحن الدمآء ويسفك فيها يفسد من فيها أتجعلتعلمون } ال ما {30أعلم

“ Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat:"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau". Rabb berfirman:’Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’ ". (QS. 2:30)

Kemudian dalil dari Al-Hadist :

Page 6: makalah kelompok 2

راع كم كل يقول م وسل عليه ه الل صلى ه الل رسول أن عنهما ه الل رضي عمر ابن عنوهو أهله في راع جل والر ته رعي عن ومسئول راع اإلمام ته رعي عن مسئول كم وكلراع والخادم تها رعي عن ومسئولة زوجها بيت في راعية والمرأة ته رعي عن مسئول

ته رعي عن ومسئول راع كم وكل ته رعي عن ومسئول ده سي مال في

Artinya :Dari Ibn Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw. Berkata :”Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dirumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelolaharta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. ( HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dari Ibnu Umar)

2. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan

Prinsip sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpindidasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Covey) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif

Page 7: makalah kelompok 2

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;

a. Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

b. Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan

Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri

Page 8: makalah kelompok 2

Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:

(1) pemahaman materi;

(2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;

(3) mengajar materi kepada orang lain;

(4) mengaplikasikan prinsip-prinsip;

(5) memonitoring hasil;

(6) merefleksikan kepada hasil;

(7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;

(8) pemahaman baru; dan

(9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:

(1) kemauan dan keinginan sepihak;

(2) kebanggaan dan penolakan; dan

(3) ambisi pribadi.

Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam

Page 9: makalah kelompok 2

kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas emosional dan spiritual (IQ, EQ dan SQ).

3. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan dalam Islam

a)   Hikmah

Pemimpin yang baik harus bisa mengajak orang lain dengan penuh hikmah.

b)   Diskusi

Jika ada perbedaan, maka diskusikanlah dengan baik.

c)    Pelajaran yang baik

Orang akan ikhlas menerima perintah jika memahami manfaat pekerjaannya dengan baik.

هي تي بال وجادلهم الحسنة والموعظة بالحكمة ك رب سبيل إلى ادع

بالمهتدين ( أعلم وهو سبيله عن ضل بمن أعلم هو ك رب إن )125أحسن

“Serulah (manusia) kepada jalan Alloh SWTmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Alloh SWTmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(An-Nahl : 125)

Page 10: makalah kelompok 2

d)   Qudwah (Memimpin lebih efektif dengan contoh)

ه ( الل وذكر اآلخر واليوم ه الل يرجو كان لمن حسنة أسوة الله رسول في لكم كان لقد(21) كثيرا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh SWT dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh SWT. “  (Al-Ahzab : 21)

Qudwah adalah sarana yang paling ampuh dalam memimpin. Bahkan melebihi sarana lain seperti ucapan. Sebuah ungkapan menyatakan, perbuatan satu orang di hadapan sepuluh orang jauh lebih berpengaruh daripada perkataan sepuluh orang di hadapan satu orang. Prinsip inilah yang mesti ditanam pertama kali oleh setiap pemimpin agar mencapai kesuksesan.

e)   Musyawarah

Jika ada perintah  yang akan dikerjakan, maka sebaiknya dilakukan dengan musyawarah. Musyawarah adalah prinsip pertama dalam kepemimpinan Islam. Dalam Al-Qur’an dinyatakan dengan jelas bahwa pemimpin Islam wajib mengadakan musyawarah dengan orang yang mempunyai pengetahuan atau dengan orang yang dapat memberikan pandangan yang baik.

Begitupun dengan Nabi Muhammad. Dalam kepemimpinannya, Rasulullah bermusyawarah dengan kaum muslimin dalam banyak hal dan di berbagai macam situasi. Beliau mengambil pendapat kaum muslimin untuk keluar mengikuti  Perang  Badar memerangi kaum Quraisy. Beliau mengambil pendapat Hubab ibnul – Mundzir yang mengusulkan untuk membuat sumur air minum di belakang tentara kaum muslimin pada Perang Badar.

Beliau juga pernah mengikuti pendapat kaum muslimin  untuk  keluar  dari  Madinah menuju bukit Uhud menyambut pasukan kaum kafir Quraisy, meskipun beliau mengetahui bahwa ini adalah keputusan yang keliru. Beliau pun bermusyawarah dengan Salman Al-Farisi, ketika ia mengusulkan untuk menggali parit disekeliling Madinah.

Selain hal-hal tersebut, masih banyak lagi situasi-situasi di mana Nabi dan para sahabat serta para Khalifah sesudahnya senang bermusyawarah dan berdiskusi bersama kaum muslimin. Hal ini merupakan aktualisasi dari firman Alloh SWT,

Page 11: makalah kelompok 2

ينفقون رزقناهم ومما بينهم شورى وأمرهم الصالة وأقاموا هم لرب استجابوا ذين ) وال38)

“Dan orang-orang yang menerima seruan Alloh SWT dan mendirikan shalat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepadanya”.(QS.42:38).

f)     Ikatan hati

Pemimpin harus memiliki kelembutan hati dan saling mendo’akan dengan orang yang dipimpinnya. Kelembutan hati merupakan salah satu rahasia sukses kepemimpinan dari Rasulullah yang bergitu abadi hingga kini. Ia mengedepankan sikap lemah-lembutnya kepada umatnya. Beliau bisa marah, tapi sikap pemaafnya begitu luas terasa, bahkan Alloh SWT menggambarkan dalam Al-Qur’an:

بينهم رحماء الكفار على أشداء معه ذين وال الله رسول محمد

“Muhammad itu adalah utusan Alloh SWT, dan orang-orang yang bersama dengan dia dalah keras terhadp orang-orang kafir, tetapi berkasih-sayang sesama mereka.”(QS al-Fath:29)

g)   Empati dan kelembutan hubungan.

فاعف حولك من النفضوا القلب غليظ ا فظ كنت ولو لهم لنت ه الل من رحمة فبمايحب ه الل إن ه الل على ل فتوك عزمت فإذا األمر في وشاورهم لهم واستغفر عنهملين (159) المتوك

“Maka disebabkan rahmat dari Alloh SWT kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu (maksudnya : urusan peperangan dan hal-hal duniawiahan lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya). Kemudian apabila kamu telah membuatkan tekad, maka bertaqwalah kepada Alloh SWT. Sesungguhnya Alloh SWT menyukai orang yang bertaqwa kepada-Nya.”(Ali Imran:159).

Seorang pemimpin yang baik harus bisa berempati kepada orang-orang yang dipimpinnya.

h)   Keadilan

Page 12: makalah kelompok 2

Jadilah pemimpin yang adil dan tidak memihak.Islam mengajarkan agar pemimpin mampu bersikap adil dan tidak memihak kepada yang kuat dan menindas yang lemah. Saking pentingnya keadilan dalam kepemimpinan Islam, Alloh SWT. menjanjikan (dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah) bahwa pemimpin salah satu di antara 7 (tujuh) golongan yang dinaungi Alloh SWT pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya.

اس الن بين حكمتم وإذا أهلها إلى األمانات تؤدوا أن يأمركم ه الل بالعدل  إن تحكموا أن بصيرا سميعا كان ه الل إن به يعظكم نعما ه الل (58) إن

“Sesungguhnya Alloh SWT menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Alloh SWT memberi pengajaran, yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Alloh SWT adalah Maha Mendengar Lagi Maha Melihat.”(An-Nisaa:58)

الوالدين أو أنفسكم على ولو ه لل شهداء بالقسط قوامين كونوا آمنوا ذين ال ها أي ياتلووا وإن تعدلوا أن الهوى بعوا تت فال بهما أولى ه فالل فقيرا أو ا غني يكن إن واألقربين

خبيرا تعملون بما كان ه الل فإن تعرضوا (135) أو

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar pegak keadilan, menjadi saksi karena Alloh SWT biarpun terhadap dirimu sendiriatau Ibu-Bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Alloh SWT lebih tahu kemaslahatannya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Alloh SWT adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”(An-Nisa:135).

أال على قوم شنآن كم يجرمن وال بالقسط شهداء ه لل قوامين كونوا آمنوا ذين ال ها أي ياتعملون بما خبير ه الل إن ه الل قوا وات قوى للت أقرب هو اعدلوا (8) تعدلوا

“Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi oaring-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Alloh SWT menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk belaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Alloh SWT, sesungguhnya Alloh SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Al-Ma’idah:8).

i)     Kebebasan berpikir, berkreativitas, dan berijtihad.

Page 13: makalah kelompok 2

Rasul menerima pendapat lokasi Perang Badar dan strategi Perang Parit (Khandak) dari Salman al-Farisi. Rasulullah selalu memberikan kebebasan berpikir, berkreativitas, dan berijtihad kepada umatnya. Jadi, alangkah baiknya jika seorang pemimpin melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan memberikan kebebasan berpikir, bekreativitas, dan berijtihad, orang-orang yang anda pimpim akan berkembang lebih baik dan lebih bermanfaat.

j)     Dapat memanfaatkan potensi orang lain.

Rasul mempercayakan misi ke Habashah, Yaman, dan lain-lain kepada para sahabatnya. Pemimpin yang baik akan menggali semua potensi yang ada pada anak buahnya dan memanfaatkannya untuk mengembangkan organisasi. Dia akan merasa senang ketika dalam masa kepemimpinannya muncul anak buah yang cerdas, suka bekerja keras, dan ikhlas beramal karena Alloh SWT. Dia akan memanfaatkan potensi anak buahnya untuk menunjang kelancaran tugas-tugasnya karena Alloh SWT.

“Pemimpin yang baik akan memberikan kesempatan kepada anak buahnya untuk mengembangkan potensinya.”Pemimpin berkewajiban membantu anak buahnya untuk mengembangkan potensinya. Sudah seharusnya, seorang pemimpin memberikan kesempatan dan memfasilitasi anak buahnya berkembang

4. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan sebagai salah satu menejeman, merupakan hal sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Dalam kehidupaan organisasi, fungsi-fungsi kepemimpinan adalah bagian dari pada tugas utama yang harus dilaksakan, tetapi untuk merumuskan apa yang dimaksud fungsi kepemimpinan, maka kita harus mengetahui apa yang menjadi fungsi dari pada pemempin itu sendiri. Adapun fungsi pemimpin diantaranya adalah sebagai berikut:

· Membangkitkan loyalitas dan kepercayaan bawahan

· Mengkomunikasikan gagasan atau ide kepada orang lain

· Mempengaruhi serta menggerakkan orang lain untuk dapat mengikuti apa yang menjadi keputusan baik dari keputusan dari pemimpin maupun keputusan bersama

· Menciptakan perubahan secara efektif

Page 14: makalah kelompok 2

5. Hakikat Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual (22-100).

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang

mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

6. Konsep Kepemimpinan dalam Islam

Dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni : Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah :

Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi

Page 15: makalah kelompok 2

Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan

mengimplementasikannya.

Selain itu, juga dikenal ciri pemimpin Islam dimana Nabi Saw pernah bersabda: “Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut.” Oleh sebab itu, pemimpin hendaklah ia melayani dan bukan dilayani, serta menolong orang lain untuk maju.

7. Ciri-Ciri Kepemimpinan yang Membawa Ridha Allah

Kepemimpinan yang didambakan dalam Islam adalah sosok pemimpin yang memiliki kejiwaan dan pola sesuai dengan tuntunan Nabi SAW (khalifatu ‘ala minhaji nubuwwah) / pemimpin sesuai dengan metode kenabian. Dan pemimpin itu haruslah sesuai dengan tuntutan dari Ummat sekarang yang amat merindukan sosok pemimpin.

Sebenarnya seperti apakah sosok pemimpin dambaan ummat ? Pemimpin dambaan ummat adalah sosok pemimpin yang bisa membawa ummat kembali merintis dan menciptakan peradaban mulia sebagaiman telah digambarkan Nabi SAW. Karena hanya kepemimpinan yang sesuai dengan metode kenabianlah, Ridha Allah akan didapat. Kepemimpinan yang dapat membawa ummat kedalam Ridha Allah adalah :

1. Niat yang tulus

Apabila menerima suatu tanggung jawab, hendaklah didahului dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan. Iringi hal itu dgn mengharapkan keredhaan-Nya sahaja. Kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.

2. Laki-laki

Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan. Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Tidak akan beruntung kaum yang dipimpim oleh seorang wanita (Riwayat Bukhari dari Abu Bakarah Radhiyallahu’anhu).

3. Tidak meminta jabatan

Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu

Page 16: makalah kelompok 2

meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

4. Berpegang dan kosisten pada hukum Allah

Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.Allah berfirman,”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan jaganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).

Jika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya dilucutkan dari jabatannya.

5. Memutuskan perkara dengan adil

Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan keadaan terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).

6. Senantiasa ada ketika di perlukan rakyat

Hendaklah selalu membuka pintu utk setiap pengaduan dan permasalahan rakyat. Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorg pemimpin atau pemerintah yg menutup pintunya terhadap keperluan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap keperluan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).

7. Menasehati rakyat

Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorg pemimpin yg memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasihati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk syurga bersama mrk (rakyatnya).”

8. Tidak menerima hadiah

Seorang rakyat yg memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati. Oleh kerena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda,” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).

9. Mencari pemimpin yang baik

Page 17: makalah kelompok 2

Rasulullah bersabda,”Tidaklah Allah mengutus seorang nabi atau menjadikan seorang khalifah kecuali ada bersama mereka itu golongan pembantu, yaitu pembantu yang menyuruh kepada kebaikan dan mendorongnya kesana, dan pembantu yang menyuruh kepada kemungkaran dan mendorongnya ke sana. Maka orang yang terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah,” (Riwayat Bukhari dari Abu said Radhiyallahu’anhu).

10. Lemah lembut

Doa Rasullullah,’ Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yg mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya.

11. Tidak merugikan rakyat

Rasulullah bersabda,” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).

12. Terbuka untuk menerima ide/kritikan

Salah satu prinsip Islam adalah kebebasan bersuara. Kebebasan bersuara ini adalah platform bagi rakyat utk memberi idea atau kritikan kepada kerajaan & pemimpin agar sma mngembling tenaga & ijtihad kearah pembentukn negara yg maju. Saidina Abu Bakar berucap ketika dilantik menjadi khalifah, beliau menegaskan "..saya berlaku baik, tolonglah saya, dan apabila saya berlaku buruk, betulkn saya..", manakala Khalifah Umar prnah ditegur oleh seorang wanita ketika memberi arahan di masjid, dan beliau menerima teguran tersebut.

8. Syarat-Syarat Kepemimpinan dalam Islam

Al-Mawardi, teoritisi utama politik Islam Sunni memerinci dalam kitab Al-Ahkam Al-Sulthaniyyah, bahwa : "Orang yang layak menyandang kepemimpinan, harus memenuhi tujuh syarat, yaitu :

1) adil dengan keseluruhan persyaratannya;

2) berilmu pengetahuan sehingga mampu berijtihad dalam kasus-kasus yang dihadapi dan ketetapan-ketetapan hukum;

3) memiliki kesempurnaan indra seperti pendengaran, penglihatan, dan pembicaraan agar dengannya ia bisa melaksanakan tugasnya sendiri;

Page 18: makalah kelompok 2

4) tak memiliki cacat tubuh yang bisa menghalangi dinamika kerja dan tindakan segera;

5) memiliki kemampuan menggagas yang dapat melahirkan strategi kepemimpinan rakyat dan pengaturan kemaslahatan;

6) berani dan tangguh sehingga mampu mempertahankan Negara dan melawan musuh; dan

7) nasab sang pemimpin hendaklah dari keturunan Quraisy, dan mendapatkan kesepakatan (konsensus).

9.Unsur Kepemimpinan

- Visi ke depan

Sesungguhnya visi itu adalah ganbaran akal yang menyifati kondisi masa depan yang di dambakan,yaitu kemampuan untuk melihat kepada sesuatu setelah terjadinya pada saat ini. Berdasarkan pada hasil riset dan penelitian,karakteristik dari visi yang baik yaitu meliputi : Pertama,Menjelaskan gambaran masa depan yang baik. Kedua,Membaca masa depan. Ketiga, Tujuan yang jelas yang menggelorakan semangat. Ke empat, Produktifitas dan idealism. Ke lima, Optimis dan sabar.

- Pengikut yang setia

Pengikut adalah nsur fundamental yang menentukan sikap setiap pemimpin dalam pengambilan keputusan.pengikut adalah sekutu yang menggambarkan sisi lain dan sangat penting dari kepemimpinan. Tidak aada yang istimewa bagi pemimpin tanpa memiliki pengikut yang juga istimewa.Berdasarkan tingkat kemampuan dan motivasi diri,ada empat tipe pengikut :

1. Jika pengikut adalah seorang yang memiliki semangat rendah dan memiliki sedikit kemampuan, pemimpin harus member orientasi dan motivasi yang simultan.

2. Jika semangatnya tinggi namun minim dalam hal kemampuan, seorang pemimpin harus menambah bimbingan dan tidak terlalu banyak memberi dorongan atau motivasi.

Page 19: makalah kelompok 2

3. Jika dia memiliki potensi dan kemampuan, namun kurang bersemangat, orang seperti itu lebih banyak butuh motivasi dari pada orientasi.

4. Jika dia memiliki kemampuan, semangat, serta komitmen yang tinggi. Dia hanya butuh asistensi.

- Dorongan dan Motivasi

Motivasi merupakan salah satu unsur penting dalam usaha mencetak calon pemimpin. Seberapa jauh anda memotivasi orang lain,and akan memperoleh kepercayaan, cinta dan loyalitas mereka. Karena tugas utama seorang pemimpin yang sukses adalah membantu mengakomodir dan menyingkap potensi yang ada,serta menjaga dan memberbayakannya untuk kepentingan orang itu sendiri, kemudian untuk kepentingan tugas dan profesinya.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Page 20: makalah kelompok 2

Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.

Di nyatakan bahwa dalam menjadi pemimpin di muka bumi maka manusia harus bisa menjalankan apa yang telah diamanatkan oleh Allah dan di setiap langkah sebagai seorang pemimpin, Allah akan memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar selalu berhati-hati tentang apa yang akan dilakukan sebagai khalifah Allah di bumi.

DAFTAR PUSTAKA

Anang Zamroni, Suratno. Fikih Madrasah Aliyah Keagamaan . Pt. Wangsa Jatra Lestari, Solo. Cetakan Pertama 2012

Page 21: makalah kelompok 2

Abdullah Abbas, Al Ghazali Menjawab 100 Soal Keislaman. Pt. Lentera Hati, Tanggerang. Cetakan Ii, Mei 2012

Prof.Dr. Raghib As Sirjani, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia. Pustaka Al Kautsar Jakarta, Cetakan Pertama Desember 2012

Fakih, Aunur Rohim, dan lip Wijayanto. 2001. Kepemimpinan Islam, Yogyakarta : UII Press.

Ibnu Taimiyah al-‘Alim al-Jari’, Abdul Mun’im al- Hasyimi

Al Tarikh al Islami Mawaqifwal ‘Ibar, Dr. Abdul Aziz Al- HAmidi

Al Idarah bi dhamir, Frank Sibergh

Drs. H.M. ILYAS, M.Ag. MPS.Sp., Kabid. Pendidikan dan Hukum DPW PUI Jawa Barat