Upload
dewi-marlianti
View
36
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
LATAR BELAKANG
Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane
Disease (HMD) merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi
surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang Manifestasi
dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli edema dan kerusakan sel dan
selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam alveoli sehingga
menghambat fungsi surfaktan Penyebab terbanyak dari angka kesakitan dan
kematian pada bayi prematur adalah Respiratory Distress Syndrome ( RDS )
Sekitar 5 -10 didapatkan pada bayi kurang bulan 50 pada bayi dengan berat
501-1500 gram
Angka kejadian berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan menurun
sejak digunakan surfaktan eksogen Saat ini RDS didapatkan kurang dari 6 dari
seluruh neonatus45 Defisiensi surfaktan diperkenalkan pertama kali oleh Avery
dan Mead pada 1959 sebagai faktor penyebab terjadinya RDS Penemuan
surfaktan untuk RDS termasuk salah satu kemajuan di bidang kedokteran karena
pengobatan ini dapat mengurangi kebutuhan tekanan ventilator dan mengurangi
konsentrasi oksigen yang tinggi Hasil-hasil dari uji coba klinik penggunaan
surfaktan buatan surfaktan dari cairan amnion manusia dan surfaktan dari sejenis
lembubovine dapat dipertanggungjawabkan dan dimungkinkan Surfaktan dapat
diberikan sebagai pencegahan RDS maupun sebagai terapi penyakit pernapasan
pada bayi yang disebabkan adanya defisiensi atau kerusakan surfaktan
Infant RDS atau Hyaline Membrane Disease (HMD) Merupakan gangguan
pada bayi baru lahir terutama yang lahir prematur karena kekurangan surfaktan
Surfaktan mulai diproduksi oleh janin pada usia kehamilan 34 minggu dan pada
umur kehamilan 37 minggu jumlahnya sudah cukup untuk pernafasan normal
1
Puncak keparahan terjadi pada 24-48 jam akan membaik dalam waktu 72-96 jam
(tanpa terapi surfaktan) tergantung dari maturitas bayi Salah satu dari bayi resiko
tinggi adalah bayi dengan sindroma gawat nafas(SGNRDS) Angka kejadian
berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan Persentase kejadian menurut
usia kehamilan adalah 60-80 terjadi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan
kurang dari 28 minggu 15-30 pada bayi antara 32-36 minggu dan jarang sekali
ditemukan pada bayi yang cukup bulan Insiden pada bayi prematur kulit putih
lebih tinggi dari pada kulit hitam dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dari
pada perempuan Selain itu kenaikan frekuensi juga sering terjadi pada bayi yang
lahir dari ibu yang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan
misalnya ibu menderita penyakit diabetes hipertensi hipotensi seksio sesarea
serta perdarahan antepartum Namun seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bayi resiko tinggi dapat hidup dengan baik tanpa
mengalami cacat
2
Konsep Medis
A DEFINISI
Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) adalah perkembangan yang imatur
pada system pernafasan atau tidak kuatnya jumlah surfaktan dalam paru RDS
dikatakan sebagai hyaline membrane disease (HMD) Akut Sindrom distress
pernafasan (ARDS) juga dikenal sebagai sindrom gangguan pernapasan (RDS)
atau sindrom gangguan pernapasan dewasa (berbeda dengan IRDS ) adalah reaksi
serius terhadap berbagai bentuk cedera atau infeksi akut pada paru-paru ARDS
adalah parah paru sindrom (bukan penyakit) yang disebabkan oleh berbagai
masalah langsung dan tidak langsung Hal ini ditandai dengan peradangan pada
paru-paru parenkim menyebabkan gangguan pertukaran gas dengan rilis sistemik
seiring mediator inflamasi yang menyebabkan peradangan hipoksemia dan
sering mengakibatkan kegagalan organ multiple Kondisi ini sering fatal biasanya
membutuhkan ventilasi mekanis dan masuk ke unit perawatan intensif
Sindrom distress pernafasan dewasa (ARDS) adalah suatu penyakit yang di
tandai oleh kerusakan luas alveolus dan atau membrane kapiler paru
Respiratory distress syndrome (RDS) merupakan penyebab morbiditas utama
pada anak Sindrom ini paling banyak ditemukan pada BBLR terutama yang lahir
pada masa gestasi lt 28 minggu Penyebab terbanyak (SGNN) adalah penyakit
membran hialin (PMH) yang terjadi akibat kekurangan surfaktan Kelainan paru
ini membawa akibat pada sistem kardiovaskular seperti terjadinya pengisian
ventrikel kiri yang menurun penurunan isi sekuncup curah jantung yang
menurun bahkan dapat terjadi hipotensi sampai syok Resistensi pembuluh darah
paru yang meningkat dapat menimbulkan hipertensi pulmonal persisten Pada
bayi yang sembuh dari PMH dapat terjadi duktus arteriosus persisten (DAP)
Pemeriksaan penunjang radiologis laboratorium EKG dan ekokardiografi sangat
3
diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis RDS Tata laksana penyakit
ini sangat tergantung pada tingkat gangguan kardiovaskular yang terjadi
Definisi dan kriteria RDS bila didapatkan sesak napas berat (dyspnea )
frekuensi napas meningkat (tachypnea ) sianosis yang menetap dengan terapi
oksigen penurunan daya pengembangan paru adanya gambaran infiltrat alveolar
yang merata pada foto thorak dan adanya atelektasis kongesti vascular
perdarahan edema paru dan adanya hyaline membran pada saat
otopsiSedangkan menurut Murray etal (1988) disebut RDS bila ditemukan
adanya kerusakan paru secara langsung dan tidak langsung kerusakan paru ringan
sampai sedang atau kerusakan yang berat dan adanya disfungsi organ non
pulmonarDefinisi menurut Bernard etal (1994) bila onset akut ada infiltrat
bilateral pada foto thorak tekanan arteri pulmonal = 18mmHg dan tidak ada bukti
secara klinik adanya hipertensi atrium kiri adanya kerusakan paru akut dengan
PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 300 adanya sindrom gawat napas akut
yang ditandai PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 200 menyokong suatu RDS
Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur
asfiksia perinatal maternal diabetes seksio sesaria Respiratory Distress
Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membran Disease (HMD) didapatkan
pada 10 bayi prematur yang disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang
lahir dengan masa gestasi kurang Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang
matur Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang
dan berisi udara sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum
berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan
mengalami sesak napas Gejala tersebut biasanya tampak segera setelah bayi lahir
dan akan bertambah berat
Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli edema dan
kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam
alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktanGejala klinis yang timbul yaitu
4
adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan
takipnea (gt 60 xmenit) pernapasan cuping hidung grunting retraksi dinding
dada dan sianosis dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir
Berdasarkan foto thorak menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu
a Stadium 1
Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara
b Stadium 2
Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran
airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi
bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru
c Stadium 3
Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat
lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat bronchogram udara lebih
luas
d Stadium 4
Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat
5
B ETIOLOGI
ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus
ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang
mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan
perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar
adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps
paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang
dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang
cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan
terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang
bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang
6
imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam
paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan
insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu
diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir
melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian
berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak
langsung
1 Faktor Resiko
Trauma langsung pada paru
a Pneumoni virusbakterifungal
b Contusio paru
c Aspirasi cairan lambung
d Inhalasi asap berlebih
e Inhalasi toksin
f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
Trauma tidak langsung
a Sepsis
b Shock
c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
d Pankreatitis
e Uremia
f Overdosis Obat
g Idiophatic (tidak diketahui)
h Bedah Cardiobaypass yang lama
i Transfusi darah yang banyak
j PIH (Pregnand Induced Hipertension)
k Peningkatan TIK
7
2 Terapi radiasi
Gangguan traktus respiratorius
a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa
gestasi (bayi prematur)
b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)
c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya
tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat
pengeluaran cairan dari dalam paru
1) Infeksi (pneumonia)
2) Sindroma aspirasi
3) Hipoplasia paru
4) Hipertensi pulmonal
5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin
sindroma)
6) Pleural effusion
7) Kelumpuhan saraf frenikus
Luar traktus respiratoris
Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP
8
C MANIFESTASI KLINIK
1 Pernafasan cepat (takipneu)
2 Pernafasan cuping hidung
3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis
4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia
5 Peningkatan jumlah pernapasan
6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih
dari 3 sampai 4 detik )
8 Penurunan keluaran urine
9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi
10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan
semakin berat gejala klinis yang ditujukan
D PATOFOISIOLOGI
Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan
substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu
teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein
karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai
dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu
ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil
pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit
9
membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan
stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2
dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan
1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi
2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan
ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah
produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan
kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan
mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan
10
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
Puncak keparahan terjadi pada 24-48 jam akan membaik dalam waktu 72-96 jam
(tanpa terapi surfaktan) tergantung dari maturitas bayi Salah satu dari bayi resiko
tinggi adalah bayi dengan sindroma gawat nafas(SGNRDS) Angka kejadian
berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan Persentase kejadian menurut
usia kehamilan adalah 60-80 terjadi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan
kurang dari 28 minggu 15-30 pada bayi antara 32-36 minggu dan jarang sekali
ditemukan pada bayi yang cukup bulan Insiden pada bayi prematur kulit putih
lebih tinggi dari pada kulit hitam dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dari
pada perempuan Selain itu kenaikan frekuensi juga sering terjadi pada bayi yang
lahir dari ibu yang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan
misalnya ibu menderita penyakit diabetes hipertensi hipotensi seksio sesarea
serta perdarahan antepartum Namun seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bayi resiko tinggi dapat hidup dengan baik tanpa
mengalami cacat
2
Konsep Medis
A DEFINISI
Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) adalah perkembangan yang imatur
pada system pernafasan atau tidak kuatnya jumlah surfaktan dalam paru RDS
dikatakan sebagai hyaline membrane disease (HMD) Akut Sindrom distress
pernafasan (ARDS) juga dikenal sebagai sindrom gangguan pernapasan (RDS)
atau sindrom gangguan pernapasan dewasa (berbeda dengan IRDS ) adalah reaksi
serius terhadap berbagai bentuk cedera atau infeksi akut pada paru-paru ARDS
adalah parah paru sindrom (bukan penyakit) yang disebabkan oleh berbagai
masalah langsung dan tidak langsung Hal ini ditandai dengan peradangan pada
paru-paru parenkim menyebabkan gangguan pertukaran gas dengan rilis sistemik
seiring mediator inflamasi yang menyebabkan peradangan hipoksemia dan
sering mengakibatkan kegagalan organ multiple Kondisi ini sering fatal biasanya
membutuhkan ventilasi mekanis dan masuk ke unit perawatan intensif
Sindrom distress pernafasan dewasa (ARDS) adalah suatu penyakit yang di
tandai oleh kerusakan luas alveolus dan atau membrane kapiler paru
Respiratory distress syndrome (RDS) merupakan penyebab morbiditas utama
pada anak Sindrom ini paling banyak ditemukan pada BBLR terutama yang lahir
pada masa gestasi lt 28 minggu Penyebab terbanyak (SGNN) adalah penyakit
membran hialin (PMH) yang terjadi akibat kekurangan surfaktan Kelainan paru
ini membawa akibat pada sistem kardiovaskular seperti terjadinya pengisian
ventrikel kiri yang menurun penurunan isi sekuncup curah jantung yang
menurun bahkan dapat terjadi hipotensi sampai syok Resistensi pembuluh darah
paru yang meningkat dapat menimbulkan hipertensi pulmonal persisten Pada
bayi yang sembuh dari PMH dapat terjadi duktus arteriosus persisten (DAP)
Pemeriksaan penunjang radiologis laboratorium EKG dan ekokardiografi sangat
3
diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis RDS Tata laksana penyakit
ini sangat tergantung pada tingkat gangguan kardiovaskular yang terjadi
Definisi dan kriteria RDS bila didapatkan sesak napas berat (dyspnea )
frekuensi napas meningkat (tachypnea ) sianosis yang menetap dengan terapi
oksigen penurunan daya pengembangan paru adanya gambaran infiltrat alveolar
yang merata pada foto thorak dan adanya atelektasis kongesti vascular
perdarahan edema paru dan adanya hyaline membran pada saat
otopsiSedangkan menurut Murray etal (1988) disebut RDS bila ditemukan
adanya kerusakan paru secara langsung dan tidak langsung kerusakan paru ringan
sampai sedang atau kerusakan yang berat dan adanya disfungsi organ non
pulmonarDefinisi menurut Bernard etal (1994) bila onset akut ada infiltrat
bilateral pada foto thorak tekanan arteri pulmonal = 18mmHg dan tidak ada bukti
secara klinik adanya hipertensi atrium kiri adanya kerusakan paru akut dengan
PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 300 adanya sindrom gawat napas akut
yang ditandai PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 200 menyokong suatu RDS
Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur
asfiksia perinatal maternal diabetes seksio sesaria Respiratory Distress
Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membran Disease (HMD) didapatkan
pada 10 bayi prematur yang disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang
lahir dengan masa gestasi kurang Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang
matur Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang
dan berisi udara sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum
berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan
mengalami sesak napas Gejala tersebut biasanya tampak segera setelah bayi lahir
dan akan bertambah berat
Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli edema dan
kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam
alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktanGejala klinis yang timbul yaitu
4
adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan
takipnea (gt 60 xmenit) pernapasan cuping hidung grunting retraksi dinding
dada dan sianosis dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir
Berdasarkan foto thorak menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu
a Stadium 1
Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara
b Stadium 2
Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran
airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi
bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru
c Stadium 3
Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat
lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat bronchogram udara lebih
luas
d Stadium 4
Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat
5
B ETIOLOGI
ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus
ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang
mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan
perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar
adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps
paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang
dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang
cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan
terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang
bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang
6
imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam
paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan
insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu
diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir
melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian
berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak
langsung
1 Faktor Resiko
Trauma langsung pada paru
a Pneumoni virusbakterifungal
b Contusio paru
c Aspirasi cairan lambung
d Inhalasi asap berlebih
e Inhalasi toksin
f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
Trauma tidak langsung
a Sepsis
b Shock
c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
d Pankreatitis
e Uremia
f Overdosis Obat
g Idiophatic (tidak diketahui)
h Bedah Cardiobaypass yang lama
i Transfusi darah yang banyak
j PIH (Pregnand Induced Hipertension)
k Peningkatan TIK
7
2 Terapi radiasi
Gangguan traktus respiratorius
a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa
gestasi (bayi prematur)
b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)
c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya
tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat
pengeluaran cairan dari dalam paru
1) Infeksi (pneumonia)
2) Sindroma aspirasi
3) Hipoplasia paru
4) Hipertensi pulmonal
5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin
sindroma)
6) Pleural effusion
7) Kelumpuhan saraf frenikus
Luar traktus respiratoris
Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP
8
C MANIFESTASI KLINIK
1 Pernafasan cepat (takipneu)
2 Pernafasan cuping hidung
3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis
4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia
5 Peningkatan jumlah pernapasan
6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih
dari 3 sampai 4 detik )
8 Penurunan keluaran urine
9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi
10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan
semakin berat gejala klinis yang ditujukan
D PATOFOISIOLOGI
Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan
substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu
teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein
karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai
dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu
ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil
pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit
9
membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan
stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2
dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan
1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi
2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan
ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah
produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan
kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan
mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan
10
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
Konsep Medis
A DEFINISI
Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) adalah perkembangan yang imatur
pada system pernafasan atau tidak kuatnya jumlah surfaktan dalam paru RDS
dikatakan sebagai hyaline membrane disease (HMD) Akut Sindrom distress
pernafasan (ARDS) juga dikenal sebagai sindrom gangguan pernapasan (RDS)
atau sindrom gangguan pernapasan dewasa (berbeda dengan IRDS ) adalah reaksi
serius terhadap berbagai bentuk cedera atau infeksi akut pada paru-paru ARDS
adalah parah paru sindrom (bukan penyakit) yang disebabkan oleh berbagai
masalah langsung dan tidak langsung Hal ini ditandai dengan peradangan pada
paru-paru parenkim menyebabkan gangguan pertukaran gas dengan rilis sistemik
seiring mediator inflamasi yang menyebabkan peradangan hipoksemia dan
sering mengakibatkan kegagalan organ multiple Kondisi ini sering fatal biasanya
membutuhkan ventilasi mekanis dan masuk ke unit perawatan intensif
Sindrom distress pernafasan dewasa (ARDS) adalah suatu penyakit yang di
tandai oleh kerusakan luas alveolus dan atau membrane kapiler paru
Respiratory distress syndrome (RDS) merupakan penyebab morbiditas utama
pada anak Sindrom ini paling banyak ditemukan pada BBLR terutama yang lahir
pada masa gestasi lt 28 minggu Penyebab terbanyak (SGNN) adalah penyakit
membran hialin (PMH) yang terjadi akibat kekurangan surfaktan Kelainan paru
ini membawa akibat pada sistem kardiovaskular seperti terjadinya pengisian
ventrikel kiri yang menurun penurunan isi sekuncup curah jantung yang
menurun bahkan dapat terjadi hipotensi sampai syok Resistensi pembuluh darah
paru yang meningkat dapat menimbulkan hipertensi pulmonal persisten Pada
bayi yang sembuh dari PMH dapat terjadi duktus arteriosus persisten (DAP)
Pemeriksaan penunjang radiologis laboratorium EKG dan ekokardiografi sangat
3
diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis RDS Tata laksana penyakit
ini sangat tergantung pada tingkat gangguan kardiovaskular yang terjadi
Definisi dan kriteria RDS bila didapatkan sesak napas berat (dyspnea )
frekuensi napas meningkat (tachypnea ) sianosis yang menetap dengan terapi
oksigen penurunan daya pengembangan paru adanya gambaran infiltrat alveolar
yang merata pada foto thorak dan adanya atelektasis kongesti vascular
perdarahan edema paru dan adanya hyaline membran pada saat
otopsiSedangkan menurut Murray etal (1988) disebut RDS bila ditemukan
adanya kerusakan paru secara langsung dan tidak langsung kerusakan paru ringan
sampai sedang atau kerusakan yang berat dan adanya disfungsi organ non
pulmonarDefinisi menurut Bernard etal (1994) bila onset akut ada infiltrat
bilateral pada foto thorak tekanan arteri pulmonal = 18mmHg dan tidak ada bukti
secara klinik adanya hipertensi atrium kiri adanya kerusakan paru akut dengan
PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 300 adanya sindrom gawat napas akut
yang ditandai PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 200 menyokong suatu RDS
Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur
asfiksia perinatal maternal diabetes seksio sesaria Respiratory Distress
Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membran Disease (HMD) didapatkan
pada 10 bayi prematur yang disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang
lahir dengan masa gestasi kurang Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang
matur Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang
dan berisi udara sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum
berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan
mengalami sesak napas Gejala tersebut biasanya tampak segera setelah bayi lahir
dan akan bertambah berat
Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli edema dan
kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam
alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktanGejala klinis yang timbul yaitu
4
adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan
takipnea (gt 60 xmenit) pernapasan cuping hidung grunting retraksi dinding
dada dan sianosis dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir
Berdasarkan foto thorak menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu
a Stadium 1
Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara
b Stadium 2
Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran
airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi
bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru
c Stadium 3
Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat
lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat bronchogram udara lebih
luas
d Stadium 4
Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat
5
B ETIOLOGI
ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus
ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang
mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan
perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar
adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps
paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang
dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang
cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan
terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang
bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang
6
imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam
paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan
insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu
diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir
melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian
berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak
langsung
1 Faktor Resiko
Trauma langsung pada paru
a Pneumoni virusbakterifungal
b Contusio paru
c Aspirasi cairan lambung
d Inhalasi asap berlebih
e Inhalasi toksin
f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
Trauma tidak langsung
a Sepsis
b Shock
c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
d Pankreatitis
e Uremia
f Overdosis Obat
g Idiophatic (tidak diketahui)
h Bedah Cardiobaypass yang lama
i Transfusi darah yang banyak
j PIH (Pregnand Induced Hipertension)
k Peningkatan TIK
7
2 Terapi radiasi
Gangguan traktus respiratorius
a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa
gestasi (bayi prematur)
b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)
c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya
tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat
pengeluaran cairan dari dalam paru
1) Infeksi (pneumonia)
2) Sindroma aspirasi
3) Hipoplasia paru
4) Hipertensi pulmonal
5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin
sindroma)
6) Pleural effusion
7) Kelumpuhan saraf frenikus
Luar traktus respiratoris
Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP
8
C MANIFESTASI KLINIK
1 Pernafasan cepat (takipneu)
2 Pernafasan cuping hidung
3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis
4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia
5 Peningkatan jumlah pernapasan
6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih
dari 3 sampai 4 detik )
8 Penurunan keluaran urine
9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi
10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan
semakin berat gejala klinis yang ditujukan
D PATOFOISIOLOGI
Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan
substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu
teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein
karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai
dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu
ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil
pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit
9
membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan
stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2
dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan
1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi
2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan
ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah
produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan
kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan
mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan
10
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis RDS Tata laksana penyakit
ini sangat tergantung pada tingkat gangguan kardiovaskular yang terjadi
Definisi dan kriteria RDS bila didapatkan sesak napas berat (dyspnea )
frekuensi napas meningkat (tachypnea ) sianosis yang menetap dengan terapi
oksigen penurunan daya pengembangan paru adanya gambaran infiltrat alveolar
yang merata pada foto thorak dan adanya atelektasis kongesti vascular
perdarahan edema paru dan adanya hyaline membran pada saat
otopsiSedangkan menurut Murray etal (1988) disebut RDS bila ditemukan
adanya kerusakan paru secara langsung dan tidak langsung kerusakan paru ringan
sampai sedang atau kerusakan yang berat dan adanya disfungsi organ non
pulmonarDefinisi menurut Bernard etal (1994) bila onset akut ada infiltrat
bilateral pada foto thorak tekanan arteri pulmonal = 18mmHg dan tidak ada bukti
secara klinik adanya hipertensi atrium kiri adanya kerusakan paru akut dengan
PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 300 adanya sindrom gawat napas akut
yang ditandai PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 200 menyokong suatu RDS
Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur
asfiksia perinatal maternal diabetes seksio sesaria Respiratory Distress
Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membran Disease (HMD) didapatkan
pada 10 bayi prematur yang disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang
lahir dengan masa gestasi kurang Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang
matur Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang
dan berisi udara sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum
berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan
mengalami sesak napas Gejala tersebut biasanya tampak segera setelah bayi lahir
dan akan bertambah berat
Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli edema dan
kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam
alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktanGejala klinis yang timbul yaitu
4
adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan
takipnea (gt 60 xmenit) pernapasan cuping hidung grunting retraksi dinding
dada dan sianosis dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir
Berdasarkan foto thorak menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu
a Stadium 1
Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara
b Stadium 2
Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran
airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi
bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru
c Stadium 3
Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat
lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat bronchogram udara lebih
luas
d Stadium 4
Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat
5
B ETIOLOGI
ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus
ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang
mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan
perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar
adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps
paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang
dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang
cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan
terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang
bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang
6
imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam
paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan
insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu
diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir
melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian
berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak
langsung
1 Faktor Resiko
Trauma langsung pada paru
a Pneumoni virusbakterifungal
b Contusio paru
c Aspirasi cairan lambung
d Inhalasi asap berlebih
e Inhalasi toksin
f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
Trauma tidak langsung
a Sepsis
b Shock
c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
d Pankreatitis
e Uremia
f Overdosis Obat
g Idiophatic (tidak diketahui)
h Bedah Cardiobaypass yang lama
i Transfusi darah yang banyak
j PIH (Pregnand Induced Hipertension)
k Peningkatan TIK
7
2 Terapi radiasi
Gangguan traktus respiratorius
a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa
gestasi (bayi prematur)
b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)
c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya
tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat
pengeluaran cairan dari dalam paru
1) Infeksi (pneumonia)
2) Sindroma aspirasi
3) Hipoplasia paru
4) Hipertensi pulmonal
5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin
sindroma)
6) Pleural effusion
7) Kelumpuhan saraf frenikus
Luar traktus respiratoris
Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP
8
C MANIFESTASI KLINIK
1 Pernafasan cepat (takipneu)
2 Pernafasan cuping hidung
3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis
4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia
5 Peningkatan jumlah pernapasan
6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih
dari 3 sampai 4 detik )
8 Penurunan keluaran urine
9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi
10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan
semakin berat gejala klinis yang ditujukan
D PATOFOISIOLOGI
Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan
substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu
teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein
karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai
dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu
ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil
pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit
9
membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan
stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2
dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan
1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi
2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan
ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah
produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan
kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan
mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan
10
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan
takipnea (gt 60 xmenit) pernapasan cuping hidung grunting retraksi dinding
dada dan sianosis dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir
Berdasarkan foto thorak menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu
a Stadium 1
Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara
b Stadium 2
Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran
airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi
bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru
c Stadium 3
Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat
lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat bronchogram udara lebih
luas
d Stadium 4
Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat
5
B ETIOLOGI
ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus
ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang
mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan
perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar
adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps
paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang
dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang
cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan
terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang
bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang
6
imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam
paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan
insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu
diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir
melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian
berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak
langsung
1 Faktor Resiko
Trauma langsung pada paru
a Pneumoni virusbakterifungal
b Contusio paru
c Aspirasi cairan lambung
d Inhalasi asap berlebih
e Inhalasi toksin
f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
Trauma tidak langsung
a Sepsis
b Shock
c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
d Pankreatitis
e Uremia
f Overdosis Obat
g Idiophatic (tidak diketahui)
h Bedah Cardiobaypass yang lama
i Transfusi darah yang banyak
j PIH (Pregnand Induced Hipertension)
k Peningkatan TIK
7
2 Terapi radiasi
Gangguan traktus respiratorius
a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa
gestasi (bayi prematur)
b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)
c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya
tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat
pengeluaran cairan dari dalam paru
1) Infeksi (pneumonia)
2) Sindroma aspirasi
3) Hipoplasia paru
4) Hipertensi pulmonal
5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin
sindroma)
6) Pleural effusion
7) Kelumpuhan saraf frenikus
Luar traktus respiratoris
Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP
8
C MANIFESTASI KLINIK
1 Pernafasan cepat (takipneu)
2 Pernafasan cuping hidung
3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis
4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia
5 Peningkatan jumlah pernapasan
6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih
dari 3 sampai 4 detik )
8 Penurunan keluaran urine
9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi
10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan
semakin berat gejala klinis yang ditujukan
D PATOFOISIOLOGI
Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan
substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu
teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein
karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai
dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu
ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil
pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit
9
membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan
stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2
dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan
1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi
2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan
ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah
produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan
kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan
mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan
10
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
B ETIOLOGI
ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus
ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang
mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan
perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar
adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps
paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang
dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang
cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan
terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang
bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang
6
imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam
paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan
insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu
diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir
melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian
berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak
langsung
1 Faktor Resiko
Trauma langsung pada paru
a Pneumoni virusbakterifungal
b Contusio paru
c Aspirasi cairan lambung
d Inhalasi asap berlebih
e Inhalasi toksin
f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
Trauma tidak langsung
a Sepsis
b Shock
c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
d Pankreatitis
e Uremia
f Overdosis Obat
g Idiophatic (tidak diketahui)
h Bedah Cardiobaypass yang lama
i Transfusi darah yang banyak
j PIH (Pregnand Induced Hipertension)
k Peningkatan TIK
7
2 Terapi radiasi
Gangguan traktus respiratorius
a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa
gestasi (bayi prematur)
b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)
c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya
tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat
pengeluaran cairan dari dalam paru
1) Infeksi (pneumonia)
2) Sindroma aspirasi
3) Hipoplasia paru
4) Hipertensi pulmonal
5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin
sindroma)
6) Pleural effusion
7) Kelumpuhan saraf frenikus
Luar traktus respiratoris
Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP
8
C MANIFESTASI KLINIK
1 Pernafasan cepat (takipneu)
2 Pernafasan cuping hidung
3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis
4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia
5 Peningkatan jumlah pernapasan
6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih
dari 3 sampai 4 detik )
8 Penurunan keluaran urine
9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi
10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan
semakin berat gejala klinis yang ditujukan
D PATOFOISIOLOGI
Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan
substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu
teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein
karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai
dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu
ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil
pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit
9
membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan
stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2
dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan
1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi
2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan
ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah
produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan
kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan
mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan
10
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam
paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan
insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu
diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir
melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian
berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak
langsung
1 Faktor Resiko
Trauma langsung pada paru
a Pneumoni virusbakterifungal
b Contusio paru
c Aspirasi cairan lambung
d Inhalasi asap berlebih
e Inhalasi toksin
f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
Trauma tidak langsung
a Sepsis
b Shock
c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
d Pankreatitis
e Uremia
f Overdosis Obat
g Idiophatic (tidak diketahui)
h Bedah Cardiobaypass yang lama
i Transfusi darah yang banyak
j PIH (Pregnand Induced Hipertension)
k Peningkatan TIK
7
2 Terapi radiasi
Gangguan traktus respiratorius
a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa
gestasi (bayi prematur)
b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)
c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya
tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat
pengeluaran cairan dari dalam paru
1) Infeksi (pneumonia)
2) Sindroma aspirasi
3) Hipoplasia paru
4) Hipertensi pulmonal
5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin
sindroma)
6) Pleural effusion
7) Kelumpuhan saraf frenikus
Luar traktus respiratoris
Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP
8
C MANIFESTASI KLINIK
1 Pernafasan cepat (takipneu)
2 Pernafasan cuping hidung
3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis
4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia
5 Peningkatan jumlah pernapasan
6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih
dari 3 sampai 4 detik )
8 Penurunan keluaran urine
9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi
10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan
semakin berat gejala klinis yang ditujukan
D PATOFOISIOLOGI
Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan
substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu
teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein
karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai
dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu
ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil
pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit
9
membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan
stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2
dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan
1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi
2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan
ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah
produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan
kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan
mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan
10
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
2 Terapi radiasi
Gangguan traktus respiratorius
a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa
gestasi (bayi prematur)
b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)
c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya
tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat
pengeluaran cairan dari dalam paru
1) Infeksi (pneumonia)
2) Sindroma aspirasi
3) Hipoplasia paru
4) Hipertensi pulmonal
5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin
sindroma)
6) Pleural effusion
7) Kelumpuhan saraf frenikus
Luar traktus respiratoris
Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP
8
C MANIFESTASI KLINIK
1 Pernafasan cepat (takipneu)
2 Pernafasan cuping hidung
3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis
4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia
5 Peningkatan jumlah pernapasan
6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih
dari 3 sampai 4 detik )
8 Penurunan keluaran urine
9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi
10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan
semakin berat gejala klinis yang ditujukan
D PATOFOISIOLOGI
Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan
substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu
teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein
karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai
dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu
ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil
pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit
9
membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan
stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2
dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan
1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi
2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan
ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah
produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan
kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan
mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan
10
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
C MANIFESTASI KLINIK
1 Pernafasan cepat (takipneu)
2 Pernafasan cuping hidung
3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis
4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia
5 Peningkatan jumlah pernapasan
6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih
dari 3 sampai 4 detik )
8 Penurunan keluaran urine
9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi
10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan
semakin berat gejala klinis yang ditujukan
D PATOFOISIOLOGI
Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan
substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu
teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein
karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai
dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu
ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil
pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit
9
membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan
stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2
dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan
1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi
2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan
ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah
produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan
kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan
mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan
10
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan
stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi
sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks
yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2
dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan
1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme
anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi
2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya
fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan
ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini
akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang
pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah
produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan
kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting
intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang
menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan
mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan
10
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan
tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya
atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi
dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi
tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis
yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen
menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah
jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk
pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada
bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan
dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal
Displasia (BPD)
E PENATALAKSANAAN
1 Terapi ARDS
a Tujuan terapi
1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya
bersifat suportif
2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan
yang adekuat
3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)
b Strategi Terapi
1) Non-farmakologi
a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian
menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end
expiratory pressure)
11
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
b) Pembatasan cairan
c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus
untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat
encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)
2) Farmakologi
a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain
b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi
yang inflamasi eosinofilik)
c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan
menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan
untuk mencegah ARDS
d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah
jantung amp tekanan darah
e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi
2 Terapi IRDS
a Tujuan terapi
Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi
b Strategi Terapi
1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan
2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal
Pencegahan
a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus
Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5
mgml)
b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml
dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn
monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan
diturunkan atau obat dihentikan
12
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg
setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)
d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio
lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function
F DATA PENUNJANG
1 Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah
(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan
hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg
dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan
sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21
mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan
fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu
1) Sinar X dada
2) Tes fungsi paru
3) Kadar asam laktad
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan
mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung
sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas
dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian
dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan
dalam
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari
penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian
fungsi respirasi meliputi
13
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
1 Frekwensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi
Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha
kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok
diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan
insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler
sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan
tanda memburuknya keadaan klinik
2 Mekanika usaha pernafasan
Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung
retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan
3 Warna kulitmembran mukosa
Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak
(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi
1 Frekuensi jantung dan tekanan darah
Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress
ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung
2 Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba
pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau
tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang
memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis
14
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara
1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)
2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit
ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan
atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan
Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik
3 Perfusi pada otak dan respirasi
15
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
KONSEP KEPERAWATAN
A PENGKAJIAN
Riwayat maternal
1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
2 Kondisi seperti perdarahan placenta
3 Tipe dan lamanya persalinan
4 Stress fetal atau intrapartus
Status infant saat lahir
1 Prematur umur kehamilan
2 Apgar score apakah terjadi aspiksia
3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
Cardiovaskular
1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
2 Murmur sistolik
3 Denyut jantung dalam batas normal
Integumen
1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
2 Pitting edema pada tangan dan kaki
3 Mottling
16
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
Neurologis
1 Immobilitas kelemahan flaciditas
2 Penurunan suhu tubuh
Pulmonary
1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )
2 Nafas grunting
3 Nasal flaring
4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal
5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan
persentase desaturasi hemoglobin
6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan
volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar
Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko
infant terhadap RDS dapat teridentifikasi
Intervensi Rasional
1 Kaji infant yang beresiko
mengalami RDS yaitu
a Riwayat ibu dengan daibetes
Pengkajian diperlukan untuk menentukan
intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan
adanya tanda disstres nafas dan terutama
17
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
mellitus atau perdarahan
placenta
b Prematuritas bayi
c Hipoksia janin
d Kelahiran melalui operasi
caesar
untuk memperbaiki prognosa
2 Kaji perubahan status pernafasan
termasuk
a Takipnea (pernafasan diatas 60
x per menit mungkin 80 ndash 100
x)
b Nafas grunting
c Nasal flaring
d Retraksi intercostal
suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu
nafas
e Cyanosis
f Episode apnea penurunan
suara nafas dan adanya crakles
Perubahan tersebut mengindikasikan RDS
telah terjadi panggil dokter untuk tindakan
secepatnya
a Pernafasan bayi meningkat
karena peningkatan kebutuhan
oksigen
b Suara ini merupakan suara keran
penutupan glotis untuk
menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suara
c Merupakan keadaan untuk
menurunkan resistensi dari
respirasi dengan membuka lebar
jalan nafas
d Retraksi mengindikasikan
ekspansi paru yang tidak adekuat
18
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
selama inspirasi
e Cyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40
mmHg
f Episode apneu dan penurunan
suara nafas menandakan distress
nafas semakin berat
3 Kaji tanda yang terkait dengan
RDS
a Pallor dan pitting edema pada
tangan dan kaki selama 24 jam
b Kelemahan otot
c Denyut jantung dibawah 100 x
per menit pada stadium lanjut
d Nilai AGD dengan PO2
dibawah 40 mmHg pco2
diatas 65 mmHg dan pH
dibawah 715
Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS
a Tanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan
permeabilitas vaskuler
b Tanda ini terjadi karena ekshaution
yang disebabkan kehilangan energi
selama kesulitan nafas
c Bradikardia terjadi karena
hipoksemia berat
- Tanda ini mengindikasikan acidosis
respiratory dan acidosis metabolik jika
bayi hipoksik
4 Monitor PO2 trancutan atau nilai
pulse oksimetri secara kontinyu
setiap jam
Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non
invasif menunjukkan prosentase oksigen
19
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
saat inspirasi udara
Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal
Intervensi Rasional
1 Berikan kehangatan dan oksigen
sesuai dengan sbb
a Oksigen yang dihangatkan
317C ndash 339C
b Humidifikasi 40 - 60
c Beri CPAP positif
d Beri PEEP positif
Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
2 Berikan pancuronium bromide
(Pavulon)
Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk
mencegah injury karena pergerakan bayi
saat ventilasi
3 Tempatkan bayi pada lingkungan
dengan suhu normal serta monitor
temperatur aksila setiap jam
Lingkungan dengan suhu netral akan
menurunkan kebutuhan oksigen dan
menurunkan produksi CO2
4 Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung
pernafasan tekanan darah serta
Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan
20
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
auskultasi suara nafas
5 Observasi perubahan warna kulit
pergerakan dan aktivitas
Karena perubahan warna kulit pergerakan
dan aktivitas mengindikasikan peningkatan
metabolisme oksigen dan glukosa Informasi
yang penting lainnya adalah perubahan
kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan
oksigen
6 Pertahankan energi pasien dengan
melakukan prosedur seefektif
mungkin
Mencegah penurunan tingkat energi infant
7 Monitor serial AGD seperti PaO2
PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari
atau bila dibutuhkan
Perubahan mengindikasikan terjadinya
acidosis respiratorik atau metabolik
Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus
Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi
Intervensi Rasional
1 Berikan infus D 10 W sekitar 65
ndash 80 mlkg bb hari
Untuk menggantikan kalori yang tidak
didapat secara oral
21
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
2 Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat
memasukkan makanan jika
diindikasikan atau untuk
mengevaluasi isi lambung
Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah
tidak mungkin dilakukan
3 Cek lokasi selang NGT dengan
cara
e Aspirasi isi lambung
f Injeksikan sejumlah udara dan
auskultasi masuknya udara
pada lambung
- Letakkan ujung selang di air bila
masuk lambung selang tidak akan
memproduksi gelembung
Untuk mencegah masuknya makanan ke
saluran pernafasan
4 Berikan makanan sesuai dengan
prosedur berikut
- Elevasikan kepala bayi
- Berikan ASI atau susu formula
dengan prinsip gravitasi dengan
ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala
bayi
- Berikan makanan dengan suhu
Memberikan makanan tanpa menurunkan
tingkat energi bayi
22
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
ruangan
- Tengkurapkan bayi setelah makan
sekitar 1 jam
5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk
mempertahankan nutrisi jika bowel sounds
tidak ada dan infants berada pada stadium
akut
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan sensible dan insesible
Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Rasional
1 Pertahankan pemberian infus Dex
10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari
Penggantian cairan secara adekuat untuk
mencegah ketidakseimbangan
2 Tingkatkan cairan infus 10
mlkghari tergantung dari urine
output penggunaan pemanas dan
jumlah feedings
Mempertahankan asupan cairan sesuai
kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan
pemanas tubuh akan meningkatkan
kebutuhan cairan
3 Pertahankan tetesan infus secara
stabil gunakan infusion pump
Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan
cairan Kelebihan cairan dapat menjadi
23
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
keadaan fatal
4 Monitor intake cairan dan output
dengan cara
- Timbang berat badan bayi setiap 8
jam
- Timbang popok bayi untuk
menentukan urine output
- Tentukan jumlah BAB
- Monitor jumlah asupan cairan
infus setiap hari
Catatan intake dan output cairan penting
untuk menentukan ketidak seimbangan
cairan sebagai dasar untuk penggantian
cairan
5 Lakukan pemeriksaan sodium dan
potassium setiap 12 atau 24 jam
Peningkatan tingkat sodium dan potassium
mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
potensial ketidakseimbangan elektrolit
Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas
perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis
Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding
antara orangtua dan infant
Intervensi Rasional
24
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
1 Kaji respon verbal dan non verbal
orangtua terhadap kecemasan dan
penggunaan koping mekanisme
Hal ini akan membantu mengidentifikasi
dan membangun strategi koping yang efektif
2 Bantu orangtua mengungkapkan
perasaannya secara verbal tentang
kondisi sakit anaknya perawatan
yang lama pada unit intensive
prosedur dan pengobatan infant
Membuat orangtua bebas mengekpresikan
perasaannya sehingga membantu menjalin
rasa saling percaya serta mengurangi
tingkat kecemasan
3 Berikan informasi yang akurat dan
konsisten tentang kondisi
perkembangan infant
Informasi dapat mengurangi kecemasan
4 Bila mungkin anjurkan orangtua
untuk mengunjungi dan ikut
terlibat dalam perawatan anaknya
Memfasilitasi proses bounding
5 Rujuk pasien pada perawat
keluarga atau komunitas
Rujukan untuk mempertahankan informasi
yang adekuat serta membantu orangtua
menghadapi keadaan sakit kronis pada
anaknya
CEVALUASI
25
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi
3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera
DAFTAR PUSTAKA
26
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27
Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC
Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC
Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC
27