39
LATAR BELAKANG Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane Disease (HMD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli, edema, dan kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktan. Penyebab terbanyak dari angka kesakitan dan kematian pada bayi prematur adalah Respiratory Distress Syndrome ( RDS ). Sekitar 5 -10% didapatkan pada bayi kurang bulan, 50% pada bayi dengan berat 501-1500 gram. Angka kejadian berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan menurun sejak digunakan surfaktan eksogen. Saat ini RDS didapatkan kurang dari 6% dari seluruh neonatus.4,5 Defisiensi surfaktan diperkenalkan pertama kali oleh Avery dan Mead pada 1959 sebagai faktor penyebab terjadinya RDS. Penemuan surfaktan untuk RDS termasuk salah satu kemajuan di bidang kedokteran, karena pengobatan ini dapat mengurangi 1

Makalah Kep Anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Kep Anak

LATAR BELAKANG

Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane

Disease (HMD) merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi

surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang Manifestasi

dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli edema dan kerusakan sel dan

selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam alveoli sehingga

menghambat fungsi surfaktan Penyebab terbanyak dari angka kesakitan dan

kematian pada bayi prematur adalah Respiratory Distress Syndrome ( RDS )

Sekitar 5 -10 didapatkan pada bayi kurang bulan 50 pada bayi dengan berat

501-1500 gram

Angka kejadian berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan menurun

sejak digunakan surfaktan eksogen Saat ini RDS didapatkan kurang dari 6 dari

seluruh neonatus45 Defisiensi surfaktan diperkenalkan pertama kali oleh Avery

dan Mead pada 1959 sebagai faktor penyebab terjadinya RDS Penemuan

surfaktan untuk RDS termasuk salah satu kemajuan di bidang kedokteran karena

pengobatan ini dapat mengurangi kebutuhan tekanan ventilator dan mengurangi

konsentrasi oksigen yang tinggi Hasil-hasil dari uji coba klinik penggunaan

surfaktan buatan surfaktan dari cairan amnion manusia dan surfaktan dari sejenis

lembubovine dapat dipertanggungjawabkan dan dimungkinkan Surfaktan dapat

diberikan sebagai pencegahan RDS maupun sebagai terapi penyakit pernapasan

pada bayi yang disebabkan adanya defisiensi atau kerusakan surfaktan

Infant RDS atau Hyaline Membrane Disease (HMD) Merupakan gangguan

pada bayi baru lahir terutama yang lahir prematur karena kekurangan surfaktan

Surfaktan mulai diproduksi oleh janin pada usia kehamilan 34 minggu dan pada

umur kehamilan 37 minggu jumlahnya sudah cukup untuk pernafasan normal

1

Puncak keparahan terjadi pada 24-48 jam akan membaik dalam waktu 72-96 jam

(tanpa terapi surfaktan) tergantung dari maturitas bayi Salah satu dari bayi resiko

tinggi adalah bayi dengan sindroma gawat nafas(SGNRDS) Angka kejadian

berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan Persentase kejadian menurut

usia kehamilan adalah 60-80 terjadi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan

kurang dari 28 minggu 15-30 pada bayi antara 32-36 minggu dan jarang sekali

ditemukan pada bayi yang cukup bulan Insiden pada bayi prematur kulit putih

lebih tinggi dari pada kulit hitam dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dari

pada perempuan Selain itu kenaikan frekuensi juga sering terjadi pada bayi yang

lahir dari ibu yang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan

misalnya ibu menderita penyakit diabetes hipertensi hipotensi seksio sesarea

serta perdarahan antepartum Namun seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi bayi resiko tinggi dapat hidup dengan baik tanpa

mengalami cacat

2

Konsep Medis

A DEFINISI

Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) adalah perkembangan yang imatur

pada system pernafasan atau tidak kuatnya jumlah surfaktan dalam paru RDS

dikatakan sebagai hyaline membrane disease (HMD) Akut Sindrom distress

pernafasan (ARDS) juga dikenal sebagai sindrom gangguan pernapasan (RDS)

atau sindrom gangguan pernapasan dewasa (berbeda dengan IRDS ) adalah reaksi

serius terhadap berbagai bentuk cedera atau infeksi akut pada paru-paru ARDS

adalah parah paru sindrom (bukan penyakit) yang disebabkan oleh berbagai

masalah langsung dan tidak langsung Hal ini ditandai dengan peradangan pada

paru-paru parenkim menyebabkan gangguan pertukaran gas dengan rilis sistemik

seiring mediator inflamasi yang menyebabkan peradangan hipoksemia dan

sering mengakibatkan kegagalan organ multiple Kondisi ini sering fatal biasanya

membutuhkan ventilasi mekanis dan masuk ke unit perawatan intensif

Sindrom distress pernafasan dewasa (ARDS) adalah suatu penyakit yang di

tandai oleh kerusakan luas alveolus dan atau membrane kapiler paru

Respiratory distress syndrome (RDS) merupakan penyebab morbiditas utama

pada anak Sindrom ini paling banyak ditemukan pada BBLR terutama yang lahir

pada masa gestasi lt 28 minggu Penyebab terbanyak (SGNN) adalah penyakit

membran hialin (PMH) yang terjadi akibat kekurangan surfaktan Kelainan paru

ini membawa akibat pada sistem kardiovaskular seperti terjadinya pengisian

ventrikel kiri yang menurun penurunan isi sekuncup curah jantung yang

menurun bahkan dapat terjadi hipotensi sampai syok Resistensi pembuluh darah

paru yang meningkat dapat menimbulkan hipertensi pulmonal persisten Pada

bayi yang sembuh dari PMH dapat terjadi duktus arteriosus persisten (DAP)

Pemeriksaan penunjang radiologis laboratorium EKG dan ekokardiografi sangat

3

diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis RDS Tata laksana penyakit

ini sangat tergantung pada tingkat gangguan kardiovaskular yang terjadi

Definisi dan kriteria RDS bila didapatkan sesak napas berat (dyspnea )

frekuensi napas meningkat (tachypnea ) sianosis yang menetap dengan terapi

oksigen penurunan daya pengembangan paru adanya gambaran infiltrat alveolar

yang merata pada foto thorak dan adanya atelektasis kongesti vascular

perdarahan edema paru dan adanya hyaline membran pada saat

otopsiSedangkan menurut Murray etal (1988) disebut RDS bila ditemukan

adanya kerusakan paru secara langsung dan tidak langsung kerusakan paru ringan

sampai sedang atau kerusakan yang berat dan adanya disfungsi organ non

pulmonarDefinisi menurut Bernard etal (1994) bila onset akut ada infiltrat

bilateral pada foto thorak tekanan arteri pulmonal = 18mmHg dan tidak ada bukti

secara klinik adanya hipertensi atrium kiri adanya kerusakan paru akut dengan

PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 300 adanya sindrom gawat napas akut

yang ditandai PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 200 menyokong suatu RDS

Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur

asfiksia perinatal maternal diabetes seksio sesaria Respiratory Distress

Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membran Disease (HMD) didapatkan

pada 10 bayi prematur yang disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang

lahir dengan masa gestasi kurang Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang

matur Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang

dan berisi udara sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum

berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan

mengalami sesak napas Gejala tersebut biasanya tampak segera setelah bayi lahir

dan akan bertambah berat

Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli edema dan

kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam

alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktanGejala klinis yang timbul yaitu

4

adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan

takipnea (gt 60 xmenit) pernapasan cuping hidung grunting retraksi dinding

dada dan sianosis dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir

Berdasarkan foto thorak menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu

a Stadium 1

Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara

b Stadium 2

Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran

airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi

bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru

c Stadium 3

Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat

lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat bronchogram udara lebih

luas

d Stadium 4

Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat

5

B ETIOLOGI

ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus

ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang

mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan

perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar

adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps

paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang

dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang

cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan

terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang

bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang

6

imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam

paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan

insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu

diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir

melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian

berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak

langsung

1 Faktor Resiko

Trauma langsung pada paru

a Pneumoni virusbakterifungal

b Contusio paru

c Aspirasi cairan lambung

d Inhalasi asap berlebih

e Inhalasi toksin

f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

Trauma tidak langsung

a Sepsis

b Shock

c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)

d Pankreatitis

e Uremia

f Overdosis Obat

g Idiophatic (tidak diketahui)

h Bedah Cardiobaypass yang lama

i Transfusi darah yang banyak

j PIH (Pregnand Induced Hipertension)

k Peningkatan TIK

7

2 Terapi radiasi

Gangguan traktus respiratorius

a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa

gestasi (bayi prematur)

b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)

c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya

tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat

pengeluaran cairan dari dalam paru

1) Infeksi (pneumonia)

2) Sindroma aspirasi

3) Hipoplasia paru

4) Hipertensi pulmonal

5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin

sindroma)

6) Pleural effusion

7) Kelumpuhan saraf frenikus

Luar traktus respiratoris

Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP

8

C MANIFESTASI KLINIK

1 Pernafasan cepat (takipneu)

2 Pernafasan cuping hidung

3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis

4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia

5 Peningkatan jumlah pernapasan

6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih

dari 3 sampai 4 detik )

8 Penurunan keluaran urine

9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi

10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan

semakin berat gejala klinis yang ditujukan

D PATOFOISIOLOGI

Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan

substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu

teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam

pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein

karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai

dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu

ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus

sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil

pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit

9

membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan

stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi

sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks

yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini

akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2

dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan

1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme

anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang

menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi

2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan

menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya

fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang

nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis

dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan

ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini

akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur

disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah

produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan

kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut

menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru

(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan

mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap

mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan

10

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 2: Makalah Kep Anak

Puncak keparahan terjadi pada 24-48 jam akan membaik dalam waktu 72-96 jam

(tanpa terapi surfaktan) tergantung dari maturitas bayi Salah satu dari bayi resiko

tinggi adalah bayi dengan sindroma gawat nafas(SGNRDS) Angka kejadian

berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan Persentase kejadian menurut

usia kehamilan adalah 60-80 terjadi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan

kurang dari 28 minggu 15-30 pada bayi antara 32-36 minggu dan jarang sekali

ditemukan pada bayi yang cukup bulan Insiden pada bayi prematur kulit putih

lebih tinggi dari pada kulit hitam dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dari

pada perempuan Selain itu kenaikan frekuensi juga sering terjadi pada bayi yang

lahir dari ibu yang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan

misalnya ibu menderita penyakit diabetes hipertensi hipotensi seksio sesarea

serta perdarahan antepartum Namun seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi bayi resiko tinggi dapat hidup dengan baik tanpa

mengalami cacat

2

Konsep Medis

A DEFINISI

Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) adalah perkembangan yang imatur

pada system pernafasan atau tidak kuatnya jumlah surfaktan dalam paru RDS

dikatakan sebagai hyaline membrane disease (HMD) Akut Sindrom distress

pernafasan (ARDS) juga dikenal sebagai sindrom gangguan pernapasan (RDS)

atau sindrom gangguan pernapasan dewasa (berbeda dengan IRDS ) adalah reaksi

serius terhadap berbagai bentuk cedera atau infeksi akut pada paru-paru ARDS

adalah parah paru sindrom (bukan penyakit) yang disebabkan oleh berbagai

masalah langsung dan tidak langsung Hal ini ditandai dengan peradangan pada

paru-paru parenkim menyebabkan gangguan pertukaran gas dengan rilis sistemik

seiring mediator inflamasi yang menyebabkan peradangan hipoksemia dan

sering mengakibatkan kegagalan organ multiple Kondisi ini sering fatal biasanya

membutuhkan ventilasi mekanis dan masuk ke unit perawatan intensif

Sindrom distress pernafasan dewasa (ARDS) adalah suatu penyakit yang di

tandai oleh kerusakan luas alveolus dan atau membrane kapiler paru

Respiratory distress syndrome (RDS) merupakan penyebab morbiditas utama

pada anak Sindrom ini paling banyak ditemukan pada BBLR terutama yang lahir

pada masa gestasi lt 28 minggu Penyebab terbanyak (SGNN) adalah penyakit

membran hialin (PMH) yang terjadi akibat kekurangan surfaktan Kelainan paru

ini membawa akibat pada sistem kardiovaskular seperti terjadinya pengisian

ventrikel kiri yang menurun penurunan isi sekuncup curah jantung yang

menurun bahkan dapat terjadi hipotensi sampai syok Resistensi pembuluh darah

paru yang meningkat dapat menimbulkan hipertensi pulmonal persisten Pada

bayi yang sembuh dari PMH dapat terjadi duktus arteriosus persisten (DAP)

Pemeriksaan penunjang radiologis laboratorium EKG dan ekokardiografi sangat

3

diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis RDS Tata laksana penyakit

ini sangat tergantung pada tingkat gangguan kardiovaskular yang terjadi

Definisi dan kriteria RDS bila didapatkan sesak napas berat (dyspnea )

frekuensi napas meningkat (tachypnea ) sianosis yang menetap dengan terapi

oksigen penurunan daya pengembangan paru adanya gambaran infiltrat alveolar

yang merata pada foto thorak dan adanya atelektasis kongesti vascular

perdarahan edema paru dan adanya hyaline membran pada saat

otopsiSedangkan menurut Murray etal (1988) disebut RDS bila ditemukan

adanya kerusakan paru secara langsung dan tidak langsung kerusakan paru ringan

sampai sedang atau kerusakan yang berat dan adanya disfungsi organ non

pulmonarDefinisi menurut Bernard etal (1994) bila onset akut ada infiltrat

bilateral pada foto thorak tekanan arteri pulmonal = 18mmHg dan tidak ada bukti

secara klinik adanya hipertensi atrium kiri adanya kerusakan paru akut dengan

PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 300 adanya sindrom gawat napas akut

yang ditandai PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 200 menyokong suatu RDS

Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur

asfiksia perinatal maternal diabetes seksio sesaria Respiratory Distress

Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membran Disease (HMD) didapatkan

pada 10 bayi prematur yang disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang

lahir dengan masa gestasi kurang Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang

matur Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang

dan berisi udara sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum

berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan

mengalami sesak napas Gejala tersebut biasanya tampak segera setelah bayi lahir

dan akan bertambah berat

Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli edema dan

kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam

alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktanGejala klinis yang timbul yaitu

4

adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan

takipnea (gt 60 xmenit) pernapasan cuping hidung grunting retraksi dinding

dada dan sianosis dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir

Berdasarkan foto thorak menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu

a Stadium 1

Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara

b Stadium 2

Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran

airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi

bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru

c Stadium 3

Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat

lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat bronchogram udara lebih

luas

d Stadium 4

Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat

5

B ETIOLOGI

ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus

ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang

mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan

perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar

adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps

paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang

dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang

cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan

terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang

bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang

6

imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam

paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan

insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu

diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir

melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian

berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak

langsung

1 Faktor Resiko

Trauma langsung pada paru

a Pneumoni virusbakterifungal

b Contusio paru

c Aspirasi cairan lambung

d Inhalasi asap berlebih

e Inhalasi toksin

f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

Trauma tidak langsung

a Sepsis

b Shock

c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)

d Pankreatitis

e Uremia

f Overdosis Obat

g Idiophatic (tidak diketahui)

h Bedah Cardiobaypass yang lama

i Transfusi darah yang banyak

j PIH (Pregnand Induced Hipertension)

k Peningkatan TIK

7

2 Terapi radiasi

Gangguan traktus respiratorius

a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa

gestasi (bayi prematur)

b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)

c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya

tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat

pengeluaran cairan dari dalam paru

1) Infeksi (pneumonia)

2) Sindroma aspirasi

3) Hipoplasia paru

4) Hipertensi pulmonal

5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin

sindroma)

6) Pleural effusion

7) Kelumpuhan saraf frenikus

Luar traktus respiratoris

Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP

8

C MANIFESTASI KLINIK

1 Pernafasan cepat (takipneu)

2 Pernafasan cuping hidung

3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis

4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia

5 Peningkatan jumlah pernapasan

6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih

dari 3 sampai 4 detik )

8 Penurunan keluaran urine

9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi

10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan

semakin berat gejala klinis yang ditujukan

D PATOFOISIOLOGI

Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan

substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu

teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam

pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein

karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai

dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu

ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus

sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil

pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit

9

membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan

stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi

sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks

yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini

akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2

dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan

1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme

anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang

menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi

2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan

menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya

fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang

nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis

dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan

ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini

akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur

disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah

produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan

kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut

menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru

(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan

mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap

mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan

10

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 3: Makalah Kep Anak

Konsep Medis

A DEFINISI

Respiratory Distress Syndrome ( RDS ) adalah perkembangan yang imatur

pada system pernafasan atau tidak kuatnya jumlah surfaktan dalam paru RDS

dikatakan sebagai hyaline membrane disease (HMD) Akut Sindrom distress

pernafasan (ARDS) juga dikenal sebagai sindrom gangguan pernapasan (RDS)

atau sindrom gangguan pernapasan dewasa (berbeda dengan IRDS ) adalah reaksi

serius terhadap berbagai bentuk cedera atau infeksi akut pada paru-paru ARDS

adalah parah paru sindrom (bukan penyakit) yang disebabkan oleh berbagai

masalah langsung dan tidak langsung Hal ini ditandai dengan peradangan pada

paru-paru parenkim menyebabkan gangguan pertukaran gas dengan rilis sistemik

seiring mediator inflamasi yang menyebabkan peradangan hipoksemia dan

sering mengakibatkan kegagalan organ multiple Kondisi ini sering fatal biasanya

membutuhkan ventilasi mekanis dan masuk ke unit perawatan intensif

Sindrom distress pernafasan dewasa (ARDS) adalah suatu penyakit yang di

tandai oleh kerusakan luas alveolus dan atau membrane kapiler paru

Respiratory distress syndrome (RDS) merupakan penyebab morbiditas utama

pada anak Sindrom ini paling banyak ditemukan pada BBLR terutama yang lahir

pada masa gestasi lt 28 minggu Penyebab terbanyak (SGNN) adalah penyakit

membran hialin (PMH) yang terjadi akibat kekurangan surfaktan Kelainan paru

ini membawa akibat pada sistem kardiovaskular seperti terjadinya pengisian

ventrikel kiri yang menurun penurunan isi sekuncup curah jantung yang

menurun bahkan dapat terjadi hipotensi sampai syok Resistensi pembuluh darah

paru yang meningkat dapat menimbulkan hipertensi pulmonal persisten Pada

bayi yang sembuh dari PMH dapat terjadi duktus arteriosus persisten (DAP)

Pemeriksaan penunjang radiologis laboratorium EKG dan ekokardiografi sangat

3

diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis RDS Tata laksana penyakit

ini sangat tergantung pada tingkat gangguan kardiovaskular yang terjadi

Definisi dan kriteria RDS bila didapatkan sesak napas berat (dyspnea )

frekuensi napas meningkat (tachypnea ) sianosis yang menetap dengan terapi

oksigen penurunan daya pengembangan paru adanya gambaran infiltrat alveolar

yang merata pada foto thorak dan adanya atelektasis kongesti vascular

perdarahan edema paru dan adanya hyaline membran pada saat

otopsiSedangkan menurut Murray etal (1988) disebut RDS bila ditemukan

adanya kerusakan paru secara langsung dan tidak langsung kerusakan paru ringan

sampai sedang atau kerusakan yang berat dan adanya disfungsi organ non

pulmonarDefinisi menurut Bernard etal (1994) bila onset akut ada infiltrat

bilateral pada foto thorak tekanan arteri pulmonal = 18mmHg dan tidak ada bukti

secara klinik adanya hipertensi atrium kiri adanya kerusakan paru akut dengan

PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 300 adanya sindrom gawat napas akut

yang ditandai PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 200 menyokong suatu RDS

Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur

asfiksia perinatal maternal diabetes seksio sesaria Respiratory Distress

Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membran Disease (HMD) didapatkan

pada 10 bayi prematur yang disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang

lahir dengan masa gestasi kurang Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang

matur Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang

dan berisi udara sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum

berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan

mengalami sesak napas Gejala tersebut biasanya tampak segera setelah bayi lahir

dan akan bertambah berat

Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli edema dan

kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam

alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktanGejala klinis yang timbul yaitu

4

adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan

takipnea (gt 60 xmenit) pernapasan cuping hidung grunting retraksi dinding

dada dan sianosis dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir

Berdasarkan foto thorak menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu

a Stadium 1

Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara

b Stadium 2

Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran

airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi

bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru

c Stadium 3

Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat

lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat bronchogram udara lebih

luas

d Stadium 4

Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat

5

B ETIOLOGI

ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus

ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang

mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan

perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar

adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps

paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang

dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang

cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan

terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang

bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang

6

imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam

paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan

insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu

diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir

melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian

berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak

langsung

1 Faktor Resiko

Trauma langsung pada paru

a Pneumoni virusbakterifungal

b Contusio paru

c Aspirasi cairan lambung

d Inhalasi asap berlebih

e Inhalasi toksin

f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

Trauma tidak langsung

a Sepsis

b Shock

c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)

d Pankreatitis

e Uremia

f Overdosis Obat

g Idiophatic (tidak diketahui)

h Bedah Cardiobaypass yang lama

i Transfusi darah yang banyak

j PIH (Pregnand Induced Hipertension)

k Peningkatan TIK

7

2 Terapi radiasi

Gangguan traktus respiratorius

a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa

gestasi (bayi prematur)

b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)

c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya

tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat

pengeluaran cairan dari dalam paru

1) Infeksi (pneumonia)

2) Sindroma aspirasi

3) Hipoplasia paru

4) Hipertensi pulmonal

5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin

sindroma)

6) Pleural effusion

7) Kelumpuhan saraf frenikus

Luar traktus respiratoris

Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP

8

C MANIFESTASI KLINIK

1 Pernafasan cepat (takipneu)

2 Pernafasan cuping hidung

3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis

4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia

5 Peningkatan jumlah pernapasan

6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih

dari 3 sampai 4 detik )

8 Penurunan keluaran urine

9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi

10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan

semakin berat gejala klinis yang ditujukan

D PATOFOISIOLOGI

Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan

substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu

teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam

pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein

karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai

dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu

ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus

sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil

pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit

9

membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan

stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi

sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks

yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini

akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2

dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan

1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme

anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang

menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi

2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan

menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya

fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang

nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis

dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan

ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini

akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur

disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah

produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan

kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut

menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru

(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan

mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap

mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan

10

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 4: Makalah Kep Anak

diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis RDS Tata laksana penyakit

ini sangat tergantung pada tingkat gangguan kardiovaskular yang terjadi

Definisi dan kriteria RDS bila didapatkan sesak napas berat (dyspnea )

frekuensi napas meningkat (tachypnea ) sianosis yang menetap dengan terapi

oksigen penurunan daya pengembangan paru adanya gambaran infiltrat alveolar

yang merata pada foto thorak dan adanya atelektasis kongesti vascular

perdarahan edema paru dan adanya hyaline membran pada saat

otopsiSedangkan menurut Murray etal (1988) disebut RDS bila ditemukan

adanya kerusakan paru secara langsung dan tidak langsung kerusakan paru ringan

sampai sedang atau kerusakan yang berat dan adanya disfungsi organ non

pulmonarDefinisi menurut Bernard etal (1994) bila onset akut ada infiltrat

bilateral pada foto thorak tekanan arteri pulmonal = 18mmHg dan tidak ada bukti

secara klinik adanya hipertensi atrium kiri adanya kerusakan paru akut dengan

PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 300 adanya sindrom gawat napas akut

yang ditandai PaO2 FiO2 kurang atau sama dengan 200 menyokong suatu RDS

Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur

asfiksia perinatal maternal diabetes seksio sesaria Respiratory Distress

Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membran Disease (HMD) didapatkan

pada 10 bayi prematur yang disebabkan defisiensi surfaktan pada bayi yang

lahir dengan masa gestasi kurang Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang

matur Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang

dan berisi udara sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum

berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan

mengalami sesak napas Gejala tersebut biasanya tampak segera setelah bayi lahir

dan akan bertambah berat

Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli edema dan

kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam

alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktanGejala klinis yang timbul yaitu

4

adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan

takipnea (gt 60 xmenit) pernapasan cuping hidung grunting retraksi dinding

dada dan sianosis dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir

Berdasarkan foto thorak menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu

a Stadium 1

Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara

b Stadium 2

Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran

airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi

bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru

c Stadium 3

Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat

lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat bronchogram udara lebih

luas

d Stadium 4

Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat

5

B ETIOLOGI

ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus

ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang

mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan

perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar

adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps

paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang

dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang

cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan

terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang

bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang

6

imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam

paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan

insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu

diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir

melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian

berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak

langsung

1 Faktor Resiko

Trauma langsung pada paru

a Pneumoni virusbakterifungal

b Contusio paru

c Aspirasi cairan lambung

d Inhalasi asap berlebih

e Inhalasi toksin

f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

Trauma tidak langsung

a Sepsis

b Shock

c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)

d Pankreatitis

e Uremia

f Overdosis Obat

g Idiophatic (tidak diketahui)

h Bedah Cardiobaypass yang lama

i Transfusi darah yang banyak

j PIH (Pregnand Induced Hipertension)

k Peningkatan TIK

7

2 Terapi radiasi

Gangguan traktus respiratorius

a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa

gestasi (bayi prematur)

b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)

c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya

tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat

pengeluaran cairan dari dalam paru

1) Infeksi (pneumonia)

2) Sindroma aspirasi

3) Hipoplasia paru

4) Hipertensi pulmonal

5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin

sindroma)

6) Pleural effusion

7) Kelumpuhan saraf frenikus

Luar traktus respiratoris

Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP

8

C MANIFESTASI KLINIK

1 Pernafasan cepat (takipneu)

2 Pernafasan cuping hidung

3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis

4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia

5 Peningkatan jumlah pernapasan

6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih

dari 3 sampai 4 detik )

8 Penurunan keluaran urine

9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi

10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan

semakin berat gejala klinis yang ditujukan

D PATOFOISIOLOGI

Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan

substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu

teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam

pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein

karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai

dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu

ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus

sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil

pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit

9

membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan

stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi

sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks

yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini

akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2

dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan

1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme

anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang

menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi

2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan

menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya

fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang

nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis

dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan

ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini

akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur

disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah

produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan

kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut

menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru

(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan

mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap

mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan

10

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 5: Makalah Kep Anak

adanya sesak napas pada bayi prematur segera setelah lahir yang ditandai dengan

takipnea (gt 60 xmenit) pernapasan cuping hidung grunting retraksi dinding

dada dan sianosis dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir

Berdasarkan foto thorak menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu

a Stadium 1

Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara

b Stadium 2

Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan paru dan gambaran

airbronchogram udara terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi

bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru

c Stadium 3

Kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat

lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak terlihat bronchogram udara lebih

luas

d Stadium 4

Seluruh thorax sangat opaque ( white lung ) sehingga jantung tak dapat dilihat

5

B ETIOLOGI

ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus

ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang

mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan

perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar

adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps

paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang

dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang

cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan

terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang

bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang

6

imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam

paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan

insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu

diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir

melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian

berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak

langsung

1 Faktor Resiko

Trauma langsung pada paru

a Pneumoni virusbakterifungal

b Contusio paru

c Aspirasi cairan lambung

d Inhalasi asap berlebih

e Inhalasi toksin

f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

Trauma tidak langsung

a Sepsis

b Shock

c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)

d Pankreatitis

e Uremia

f Overdosis Obat

g Idiophatic (tidak diketahui)

h Bedah Cardiobaypass yang lama

i Transfusi darah yang banyak

j PIH (Pregnand Induced Hipertension)

k Peningkatan TIK

7

2 Terapi radiasi

Gangguan traktus respiratorius

a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa

gestasi (bayi prematur)

b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)

c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya

tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat

pengeluaran cairan dari dalam paru

1) Infeksi (pneumonia)

2) Sindroma aspirasi

3) Hipoplasia paru

4) Hipertensi pulmonal

5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin

sindroma)

6) Pleural effusion

7) Kelumpuhan saraf frenikus

Luar traktus respiratoris

Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP

8

C MANIFESTASI KLINIK

1 Pernafasan cepat (takipneu)

2 Pernafasan cuping hidung

3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis

4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia

5 Peningkatan jumlah pernapasan

6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih

dari 3 sampai 4 detik )

8 Penurunan keluaran urine

9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi

10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan

semakin berat gejala klinis yang ditujukan

D PATOFOISIOLOGI

Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan

substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu

teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam

pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein

karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai

dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu

ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus

sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil

pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit

9

membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan

stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi

sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks

yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini

akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2

dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan

1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme

anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang

menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi

2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan

menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya

fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang

nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis

dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan

ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini

akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur

disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah

produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan

kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut

menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru

(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan

mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap

mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan

10

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 6: Makalah Kep Anak

B ETIOLOGI

ARDS dapat terjadi akibat cedera langsung pada kapiler paru atau alveolus

ARDS terjadi sebagai akibat cedera pada membran kapiler alveolar yang

mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang intestisial alveolar dan

perubahan dalam jaring-jaring kapiler Penyebab kelainan ini secara garis besar

adalah kekurangan surfaktan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps

paru PMH seringkali terjadi pada bayi prematur karena produksi surfaktan yang

dimulai sejak kehamilan minggu ke-22 baru mencapai jumlah cukup menjelang

cukup bulan Makin muda usia kehamilan makin besar pula kemungkinan

terjadinya PMH Dihubungkan dengan usia kehamilan semakin muda seorang

bayi semakin tinggi Resiko RDS sehingga menjadikan perkembangan yang

6

imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam

paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan

insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu

diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir

melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian

berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak

langsung

1 Faktor Resiko

Trauma langsung pada paru

a Pneumoni virusbakterifungal

b Contusio paru

c Aspirasi cairan lambung

d Inhalasi asap berlebih

e Inhalasi toksin

f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

Trauma tidak langsung

a Sepsis

b Shock

c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)

d Pankreatitis

e Uremia

f Overdosis Obat

g Idiophatic (tidak diketahui)

h Bedah Cardiobaypass yang lama

i Transfusi darah yang banyak

j PIH (Pregnand Induced Hipertension)

k Peningkatan TIK

7

2 Terapi radiasi

Gangguan traktus respiratorius

a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa

gestasi (bayi prematur)

b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)

c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya

tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat

pengeluaran cairan dari dalam paru

1) Infeksi (pneumonia)

2) Sindroma aspirasi

3) Hipoplasia paru

4) Hipertensi pulmonal

5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin

sindroma)

6) Pleural effusion

7) Kelumpuhan saraf frenikus

Luar traktus respiratoris

Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP

8

C MANIFESTASI KLINIK

1 Pernafasan cepat (takipneu)

2 Pernafasan cuping hidung

3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis

4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia

5 Peningkatan jumlah pernapasan

6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih

dari 3 sampai 4 detik )

8 Penurunan keluaran urine

9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi

10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan

semakin berat gejala klinis yang ditujukan

D PATOFOISIOLOGI

Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan

substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu

teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam

pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein

karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai

dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu

ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus

sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil

pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit

9

membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan

stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi

sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks

yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini

akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2

dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan

1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme

anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang

menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi

2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan

menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya

fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang

nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis

dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan

ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini

akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur

disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah

produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan

kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut

menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru

(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan

mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap

mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan

10

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 7: Makalah Kep Anak

imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam

paru RDS terdapat dua kali lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan

insidens meningkat pada bayi dengan factor-faktor tertentu misalnya ibu

diabetes yang melahirkan bayi kurang dari 38 minggu hipoksia perinatal lahir

melalui seksio sesaria ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian

berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak

langsung

1 Faktor Resiko

Trauma langsung pada paru

a Pneumoni virusbakterifungal

b Contusio paru

c Aspirasi cairan lambung

d Inhalasi asap berlebih

e Inhalasi toksin

f Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

Trauma tidak langsung

a Sepsis

b Shock

c DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)

d Pankreatitis

e Uremia

f Overdosis Obat

g Idiophatic (tidak diketahui)

h Bedah Cardiobaypass yang lama

i Transfusi darah yang banyak

j PIH (Pregnand Induced Hipertension)

k Peningkatan TIK

7

2 Terapi radiasi

Gangguan traktus respiratorius

a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa

gestasi (bayi prematur)

b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)

c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya

tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat

pengeluaran cairan dari dalam paru

1) Infeksi (pneumonia)

2) Sindroma aspirasi

3) Hipoplasia paru

4) Hipertensi pulmonal

5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin

sindroma)

6) Pleural effusion

7) Kelumpuhan saraf frenikus

Luar traktus respiratoris

Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP

8

C MANIFESTASI KLINIK

1 Pernafasan cepat (takipneu)

2 Pernafasan cuping hidung

3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis

4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia

5 Peningkatan jumlah pernapasan

6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih

dari 3 sampai 4 detik )

8 Penurunan keluaran urine

9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi

10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan

semakin berat gejala klinis yang ditujukan

D PATOFOISIOLOGI

Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan

substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu

teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam

pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein

karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai

dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu

ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus

sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil

pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit

9

membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan

stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi

sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks

yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini

akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2

dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan

1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme

anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang

menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi

2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan

menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya

fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang

nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis

dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan

ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini

akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur

disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah

produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan

kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut

menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru

(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan

mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap

mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan

10

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 8: Makalah Kep Anak

2 Terapi radiasi

Gangguan traktus respiratorius

a Hyaline membrane disease (HMD)Berhubungan dengan kurangnya masa

gestasi (bayi prematur)

b Transient tachypnoe of the newborn (TTN)

c Paru-paru terisi cairan sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya

tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat

pengeluaran cairan dari dalam paru

1) Infeksi (pneumonia)

2) Sindroma aspirasi

3) Hipoplasia paru

4) Hipertensi pulmonal

5) Kelainan congenital (choanal atresia hernia diagfragmapieer robin

sindroma)

6) Pleural effusion

7) Kelumpuhan saraf frenikus

Luar traktus respiratoris

Kelainan jantung congenital kelainan metabolic darah dan SSP

8

C MANIFESTASI KLINIK

1 Pernafasan cepat (takipneu)

2 Pernafasan cuping hidung

3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis

4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia

5 Peningkatan jumlah pernapasan

6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih

dari 3 sampai 4 detik )

8 Penurunan keluaran urine

9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi

10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan

semakin berat gejala klinis yang ditujukan

D PATOFOISIOLOGI

Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan

substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu

teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam

pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein

karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai

dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu

ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus

sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil

pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit

9

membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan

stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi

sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks

yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini

akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2

dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan

1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme

anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang

menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi

2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan

menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya

fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang

nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis

dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan

ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini

akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur

disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah

produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan

kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut

menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru

(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan

mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap

mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan

10

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 9: Makalah Kep Anak

C MANIFESTASI KLINIK

1 Pernafasan cepat (takipneu)

2 Pernafasan cuping hidung

3 Klien mengeluh sulit bernapas retraksi dan sianosis

4 Sianosis sejalan dengan hipoksemia

5 Peningkatan jumlah pernapasan

6 Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

7 Hipotensi sistemik ( pucat perifer edema pengisian kapiler tertunda lebih

dari 3 sampai 4 detik )

8 Penurunan keluaran urine

9 Penurunan suara nafas dengan ronkhi

10 Takhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia

Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat maturitas paru Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan

semakin berat gejala klinis yang ditujukan

D PATOFOISIOLOGI

Berbagai teori telah ditemukan sebagai penyebab kelainan ini Pembentukan

substansi surtaktan paru yang tidak sempurna dalam paru merupakan salah satu

teori yang banyak dianut Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam

pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein

karbohidrat dan lemak Senyawa utama zat tersebut ialah lesitin Zat ini mulai

dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu

ke 35 Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan alveolus

sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil

pada akhir ekspirasi Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit

9

membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan

stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi

sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks

yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini

akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2

dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan

1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme

anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang

menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi

2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan

menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya

fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang

nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis

dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan

ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini

akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur

disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah

produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan

kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut

menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru

(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan

mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap

mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan

10

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 10: Makalah Kep Anak

membran hialin menyebabkan kemampuan paru untuk mempertahankan

stabilitasnya terganggu Alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi

sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks

yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat Kolaps paru ini

akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia retensi CO2

dan asidosis Hipoksia akan menimbulkan

1 oksigenasi jaringan menurun sehingga akan terjadi metabolisme

anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang

menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi

2 kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan

menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya

fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan jaringan epitel yang

nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin Asidosis

dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan

ke jantung Demikian pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini

akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan subtansi surfaktan

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur

disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorax masih lemah

produksi surfaktan kurang sempurna Kekurangan surfaktan mengakibatkan

kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku Hal tersebut

menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru

(compliance) menurun 25 dari normal pernafasan menjadi berat shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik Telah diketahui bahawa surfaktan

mengandung 90 fosfolipid dan 10 protein lipoprotein ini berfungsi

menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap

mengembang Secara makroskopik paru-paru nampak tidak berisi udara dan

10

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 11: Makalah Kep Anak

berwarna kemerahan seperti hati Oleh sebab itu paru-paru memerlukan

tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang Secara histologi adanya

atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema

interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi

dari epithel sel alveoli type II Dilatasi duktus alveoli tetapi alveoli menjadi

tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini Dengan adanya atelektasis

yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan keracunan oksigen

menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan

bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari

darah Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah

jam setelah lahir Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk

pada 36- 72 jam setelah lahir Proses penyembuhan ini adalah komplek pada

bayi yang immatur dan mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan

dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal

Displasia (BPD)

E PENATALAKSANAAN

1 Terapi ARDS

a Tujuan terapi

1) Tidak ada terapi yang dapat menyembuhkan umumnya

bersifat suportif

2) Terapi berfokus untuk memelihara oksigenasi dan perfusi jaringan

yang adekuat

3) Mencegah komplikasi nosokomial (kaitannya dengan infeksi)

b Strategi Terapi

1) Non-farmakologi

a) Ventilasi mekanis dgn berbagai teknik pemberian

menggunakan ventilator mengatur PEEP (positive-end

expiratory pressure)

11

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 12: Makalah Kep Anak

b) Pembatasan cairan

c) Pemberian surfaktan tidak dianjurkan secara rutin berfokus

untuk memelihara oksigenasi dan perfusan yang adekuat

encegah komplikasi nosokomial (kaitannya)

2) Farmakologi

a) Inhalasi NO2 dan vasodilator lain

b) kortikosteroid (masih kontroversial no benefit kecuali bagi

yang inflamasi eosinofilik)

c) Ketoconazole inhibitor poten untuk sintesis tromboksan dan

menghambat biosintesis leukotrienes mungkin bisa digunakan

untuk mencegah ARDS

d) Inotropik agent (Dopamine ) untuk meningkatkan curah

jantung amp tekanan darah

e) Antibiotik untuk mengatasi infeksi

2 Terapi IRDS

a Tujuan terapi

Mencegah atau meminimalkan keparahan HMD pada bayi

b Strategi Terapi

1) Pencegahan sejak janin dalam kandungan

2) Pengatasan semua gejala menjaga bayi dalam keadaan normal

Pencegahan

a Obat-obat tocolysis (β-agonist terbutalin salbutamol) relaksasi uterus

Contoh Salbutamol (ex Ventolin Obstetric injection) 5mg5 ml (utk asma 5

mgml)

b Untuk relaksasi uterus 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml

dekstroseNaCl diberikan iv (infus) dgn kecepatan 10 ndash 50 μgmenit dgn

monitoring cardial effect Jika detak jantung ibu gt 140menit 1048774 kecepatan

diturunkan atau obat dihentikan

12

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 13: Makalah Kep Anak

c Steroid (betametason 12 mg sehari untuk 2x pemberian deksametason 5 mg

setiap 12 jam untuk 4 x pemberian)

d Cek kematangan paru (lewat cairan amniotik 1048774 pengukuran rasio

lesitinspingomielin gt 2 dinyatakanmature lung function

F DATA PENUNJANG

1 Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah urine dan glukosa darah

(untuk mengetahui hipoglikemia) Kalsium serum (untuk mementukan

hipokalsemia) analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg

dan PCO2 diatas 60 mmHg peningkatan kadar kalium darah pemeriksaan

sinar-X menunjukan adanya atelektasis lesitinspingomielin rasio 21

mengindikasikan bahwa paru sudah matur pemeriksaan dekstrostik dan

fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu

1) Sinar X dada

2) Tes fungsi paru

3) Kadar asam laktad

2 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik ditemukan takhipneu (gt 60 xi ) pernafasan

mendengkurretraksi subkostalinterkostal pernafasan cuping hidung

sianosis dan pucat hipotonus apneu gerakan tubuh berirama sulit bernafas

dan sentakan dagu Pada awalnya suara nafas mungkin normal kemudian

dengan menurunnya pertukaran udara nafas menjadi parau dan pernafasan

dalam

Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan nafas dapat dilihat dari

penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler Penilaian

fungsi respirasi meliputi

13

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 14: Makalah Kep Anak

1 Frekwensi nafas

Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi

Takhipneu tanpa tanda lain berupa distress pernafasan merupakan usaha

kompensasi terhadap terjadinya asidosis metabolik seperti pada syok

diare dehidrasi ketoasidosis diabetikum keracunan salisilat dan

insufisiensi ginjal kronik Frekuensi nafas yang sangat lambat dan ireguler

sering terjadi pada hipotermi kelelahan dan depresi SSP yang merupakan

tanda memburuknya keadaan klinik

2 Mekanika usaha pernafasan

Meningkatnya usaha nafas ditandai dengan respirasi cuping hidung

retraksi dinding dada yang sering dijumpai pada obstruksi jalan nafas dan

penyakit alveolar Anggukan kepala keatas merintih stridor dan akspansi

memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan

3 Warna kulitmembran mukosa

Pada keadaan perfusi dan hipoksemia warna kulit tubuh terlihat berbecak

(mottled) tangan dan kaki terlihat kelabu pucat dan teraba dingin

Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi

1 Frekuensi jantung dan tekanan darah

Adanya sinus tachikardi merupakan respon umum adanya stress

ansietes nyeri demam hiperkapnia dan atau kelainan fungsi jantung

2 Kualitas nadi

Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume

dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekuat dan tidak teraba

pada satu sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau

tersumbatnya aliran darah pada daerah tersebut Perfusi kulit yang

memburuk dapat dilihat dengan adanya bercak pucat dan sianosis

14

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 15: Makalah Kep Anak

Pemeriksaan kapiler dapar dilakukan dengan cara

1 Nail bed pressure (Tekan pada kuku)

2 Blancing skin test caranya dengan meninggikan sedikit

ekstremitas dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan

atau kaki tersebut selama 5 detik biasanya tampak kepucatan

Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat akan menghilang 2-3 detik

3 Perfusi pada otak dan respirasi

15

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 16: Makalah Kep Anak

KONSEP KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN

Riwayat maternal

1 Menderita penyakit seperti diabetes mellitus

2 Kondisi seperti perdarahan placenta

3 Tipe dan lamanya persalinan

4 Stress fetal atau intrapartus

Status infant saat lahir

1 Prematur umur kehamilan

2 Apgar score apakah terjadi aspiksia

3 Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar

Cardiovaskular

1 Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat

2 Murmur sistolik

3 Denyut jantung dalam batas normal

Integumen

1 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal

2 Pitting edema pada tangan dan kaki

3 Mottling

16

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 17: Makalah Kep Anak

Neurologis

1 Immobilitas kelemahan flaciditas

2 Penurunan suhu tubuh

Pulmonary

1 Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit mungkin 80 ndash 100 x )

2 Nafas grunting

3 Nasal flaring

4 Retraksi intercostal suprasternal atau substernal

5 Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan

persentase desaturasi hemoglobin

6 Penurunan suara nafas crakles episode apnea

B DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kolaboratif problem Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan

volume dan komplians paru perfusi paru dan vintilasi alveolar

Tujuan 1 Tanda dan gejala disstres pernafasan deviasi dari fungsi dan resiko

infant terhadap RDS dapat teridentifikasi

Intervensi Rasional

1 Kaji infant yang beresiko

mengalami RDS yaitu

a Riwayat ibu dengan daibetes

Pengkajian diperlukan untuk menentukan

intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan

adanya tanda disstres nafas dan terutama

17

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 18: Makalah Kep Anak

mellitus atau perdarahan

placenta

b Prematuritas bayi

c Hipoksia janin

d Kelahiran melalui operasi

caesar

untuk memperbaiki prognosa

2 Kaji perubahan status pernafasan

termasuk

a Takipnea (pernafasan diatas 60

x per menit mungkin 80 ndash 100

x)

b Nafas grunting

c Nasal flaring

d Retraksi intercostal

suprasternal atau substernal

dengan penggunaan otot bantu

nafas

e Cyanosis

f Episode apnea penurunan

suara nafas dan adanya crakles

Perubahan tersebut mengindikasikan RDS

telah terjadi panggil dokter untuk tindakan

secepatnya

a Pernafasan bayi meningkat

karena peningkatan kebutuhan

oksigen

b Suara ini merupakan suara keran

penutupan glotis untuk

menghentikan ekhalasi udara

dengan menekan pita suara

c Merupakan keadaan untuk

menurunkan resistensi dari

respirasi dengan membuka lebar

jalan nafas

d Retraksi mengindikasikan

ekspansi paru yang tidak adekuat

18

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 19: Makalah Kep Anak

selama inspirasi

e Cyanosis terjadi sebagai tanda

lanjut dengan PO2 dibawah 40

mmHg

f Episode apneu dan penurunan

suara nafas menandakan distress

nafas semakin berat

3 Kaji tanda yang terkait dengan

RDS

a Pallor dan pitting edema pada

tangan dan kaki selama 24 jam

b Kelemahan otot

c Denyut jantung dibawah 100 x

per menit pada stadium lanjut

d Nilai AGD dengan PO2

dibawah 40 mmHg pco2

diatas 65 mmHg dan pH

dibawah 715

Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDS

a Tanda ini terjadi karena

vasokontriksi perifer dan penurunan

permeabilitas vaskuler

b Tanda ini terjadi karena ekshaution

yang disebabkan kehilangan energi

selama kesulitan nafas

c Bradikardia terjadi karena

hipoksemia berat

- Tanda ini mengindikasikan acidosis

respiratory dan acidosis metabolik jika

bayi hipoksik

4 Monitor PO2 trancutan atau nilai

pulse oksimetri secara kontinyu

setiap jam

Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non

invasif menunjukkan prosentase oksigen

19

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 20: Makalah Kep Anak

saat inspirasi udara

Tujuan 2 Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal

Intervensi Rasional

1 Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbb

a Oksigen yang dihangatkan

317C ndash 339C

b Humidifikasi 40 - 60

c Beri CPAP positif

d Beri PEEP positif

Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh

2 Berikan pancuronium bromide

(Pavulon)

Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk

mencegah injury karena pergerakan bayi

saat ventilasi

3 Tempatkan bayi pada lingkungan

dengan suhu normal serta monitor

temperatur aksila setiap jam

Lingkungan dengan suhu netral akan

menurunkan kebutuhan oksigen dan

menurunkan produksi CO2

4 Monitor vital signs secara

kontinyu yaitu denyut jantung

pernafasan tekanan darah serta

Perubahan vital signs menandakan tingkat

keparahan atau penyembuhan

20

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 21: Makalah Kep Anak

auskultasi suara nafas

5 Observasi perubahan warna kulit

pergerakan dan aktivitas

Karena perubahan warna kulit pergerakan

dan aktivitas mengindikasikan peningkatan

metabolisme oksigen dan glukosa Informasi

yang penting lainnya adalah perubahan

kebutuhan cairan kalori dan kebutuhan

oksigen

6 Pertahankan energi pasien dengan

melakukan prosedur seefektif

mungkin

Mencegah penurunan tingkat energi infant

7 Monitor serial AGD seperti PaO2

PaCo2 HCO3 dan pH setiap hari

atau bila dibutuhkan

Perubahan mengindikasikan terjadinya

acidosis respiratorik atau metabolik

Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan menghisap penurunan motilitas usus

Tujuan Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi

Intervensi Rasional

1 Berikan infus D 10 W sekitar 65

ndash 80 mlkg bb hari

Untuk menggantikan kalori yang tidak

didapat secara oral

21

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 22: Makalah Kep Anak

2 Pasang selang nasogastrik atau

orogastrik untuk dapat

memasukkan makanan jika

diindikasikan atau untuk

mengevaluasi isi lambung

Pilihan ini dilakukan jika masukan sudah

tidak mungkin dilakukan

3 Cek lokasi selang NGT dengan

cara

e Aspirasi isi lambung

f Injeksikan sejumlah udara dan

auskultasi masuknya udara

pada lambung

- Letakkan ujung selang di air bila

masuk lambung selang tidak akan

memproduksi gelembung

Untuk mencegah masuknya makanan ke

saluran pernafasan

4 Berikan makanan sesuai dengan

prosedur berikut

- Elevasikan kepala bayi

- Berikan ASI atau susu formula

dengan prinsip gravitasi dengan

ketinggian 6 ndash 8 inchi dari kepala

bayi

- Berikan makanan dengan suhu

Memberikan makanan tanpa menurunkan

tingkat energi bayi

22

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 23: Makalah Kep Anak

ruangan

- Tengkurapkan bayi setelah makan

sekitar 1 jam

5 Berikan TPN jika diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk

mempertahankan nutrisi jika bowel sounds

tidak ada dan infants berada pada stadium

akut

Diagnosa keperawatan Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan sensible dan insesible

Tujuan Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi Rasional

1 Pertahankan pemberian infus Dex

10 W 60 ndash 100 mlkg bbhari

Penggantian cairan secara adekuat untuk

mencegah ketidakseimbangan

2 Tingkatkan cairan infus 10

mlkghari tergantung dari urine

output penggunaan pemanas dan

jumlah feedings

Mempertahankan asupan cairan sesuai

kebutuhan pasien Takipnea dan penggunaan

pemanas tubuh akan meningkatkan

kebutuhan cairan

3 Pertahankan tetesan infus secara

stabil gunakan infusion pump

Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan

cairan Kelebihan cairan dapat menjadi

23

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 24: Makalah Kep Anak

keadaan fatal

4 Monitor intake cairan dan output

dengan cara

- Timbang berat badan bayi setiap 8

jam

- Timbang popok bayi untuk

menentukan urine output

- Tentukan jumlah BAB

- Monitor jumlah asupan cairan

infus setiap hari

Catatan intake dan output cairan penting

untuk menentukan ketidak seimbangan

cairan sebagai dasar untuk penggantian

cairan

5 Lakukan pemeriksaan sodium dan

potassium setiap 12 atau 24 jam

Peningkatan tingkat sodium dan potassium

mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan

potensial ketidakseimbangan elektrolit

Diagnosa keperawatan Koping keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas

perasaan bersalah dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisis

Tujuan Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah dan mendukung bounding

antara orangtua dan infant

Intervensi Rasional

24

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 25: Makalah Kep Anak

1 Kaji respon verbal dan non verbal

orangtua terhadap kecemasan dan

penggunaan koping mekanisme

Hal ini akan membantu mengidentifikasi

dan membangun strategi koping yang efektif

2 Bantu orangtua mengungkapkan

perasaannya secara verbal tentang

kondisi sakit anaknya perawatan

yang lama pada unit intensive

prosedur dan pengobatan infant

Membuat orangtua bebas mengekpresikan

perasaannya sehingga membantu menjalin

rasa saling percaya serta mengurangi

tingkat kecemasan

3 Berikan informasi yang akurat dan

konsisten tentang kondisi

perkembangan infant

Informasi dapat mengurangi kecemasan

4 Bila mungkin anjurkan orangtua

untuk mengunjungi dan ikut

terlibat dalam perawatan anaknya

Memfasilitasi proses bounding

5 Rujuk pasien pada perawat

keluarga atau komunitas

Rujukan untuk mempertahankan informasi

yang adekuat serta membantu orangtua

menghadapi keadaan sakit kronis pada

anaknya

CEVALUASI

25

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 26: Makalah Kep Anak

1 Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat dengan AGD

dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan

2 Klien menunjukkan menyatakan hilangnya dispnea mampu mempertahankan

jalan napas paten dengan bunyi napas bersih tidak ada ronchi

3 Klien terhindar dari bahaya lingkungan cedera

DAFTAR PUSTAKA

26

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Page 27: Makalah Kep Anak

Corwin J Elizabeth 2009 Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Djojodibroto Darmanto2009 Respirology [Respiratosy Medicine] JakartaEGC

Ngastiyah 1997 Perawatan Anak Sakit Jakarta EGC

27

  • KONSEP KEPERAWATAN
  • A PENGKAJIAN
  • B DIAGNOSA KEPERAWATAN