28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni setiap daerah menggambarkan kehidupan sehari- hari masyarakatnya, yang bisa dilihat dari jenis alat musik dan larakter serta teknik permainan alat musik yang ada. Contohnya, Bali mempunyai beragam alat musik yang disebut Gamelan dengan teknik yang unik yang disebut gegebug, dengan permainan yang dinamis dan para pakar sering menamakan dengan musik siang. Gambaran tersebut mencerminkan kehidupan masyarakatnya yang tidak pernah mengenal malam, semua ibarat siang dengan segala aktivitas dan kreativitas yang tidak pernah berhenti sepanjang waktu serta dinamika kehidupan yang serba cepat dan gesit serta keterbukaan dari dunia luar khusunya dalam seni baerbagi unsur untuk memperkaya kesenian tradisi Bali. Lain halnya dengan musik Jawa atau Gamelan Jawa dengan permainan yang lembut dan halus mengalun, yang mencerminkan masyarakatnya yang lugu,penuh toto kromo dan bahasa yang santun yang merupakan pemaknaan ke dalam. Disamping itu musik berkembang sesuai dengan alam dan budaya penganutnya seperti kemesraannya dengan alam semesta dan musim yang mengikuti. Daerah Lampung dengan budayanya yang sangat heterogen juga memiliki bermacam seni budaya yang

makalah kulintang pekhing

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah kulintang pekhing

Citation preview

Page 1: makalah kulintang pekhing

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seni setiap daerah menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakatnya,

yang bisa dilihat dari jenis alat musik dan larakter serta teknik permainan alat

musik yang ada. Contohnya, Bali mempunyai beragam alat musik yang disebut

Gamelan dengan teknik yang unik yang disebut gegebug, dengan permainan yang

dinamis dan para pakar sering menamakan dengan musik siang. Gambaran

tersebut mencerminkan kehidupan masyarakatnya yang tidak pernah mengenal

malam, semua ibarat siang dengan segala aktivitas dan kreativitas yang tidak

pernah berhenti sepanjang waktu serta dinamika kehidupan yang serba cepat dan

gesit serta keterbukaan dari dunia luar khusunya dalam seni baerbagi unsur untuk

memperkaya kesenian tradisi Bali.

Lain halnya dengan musik Jawa atau Gamelan Jawa dengan permainan

yang lembut dan halus mengalun, yang mencerminkan masyarakatnya yang

lugu,penuh toto kromo dan bahasa yang santun yang merupakan pemaknaan ke

dalam. Disamping itu musik berkembang sesuai dengan alam dan budaya

penganutnya seperti kemesraannya dengan alam semesta dan musim yang

mengikuti.

Daerah Lampung dengan budayanya yang sangat heterogen juga memiliki

bermacam seni budaya yang sangat unik baik musik, tari dan teater tradisional

yang sebenarnya perlu mendapat perhatian banyak peneliti, dan tentunya sudah go

international secara diam-diam baik lewat lembaga pemerintah dan swasta seperti

teater dan sastra yang sudah diakui keberadaannya di manca negara.

Mendengar Kulintang Pekhing setiap seniman musik Lampung terbayang

pada sebuah alat musik bambu dengan bentuk yang unik karena resonansi dan

bilahnya semua terbuat dari bambu. Seni musik tradisional Lampung mengenal

beberapa ensambel musik seperti Talobalak, Kulintang Pekhing/Kulintang

Pekhing, Gitar Tunggal, Serdam, Gambus Lunik, Kerenceng, Serdan dan Berdah.

Page 2: makalah kulintang pekhing

Kulintang Pekhing ini sering disebut Cetik oleh masyarakat Lampung

khususnya dikalangan seniman karawitan Lampung atau musik tradisi. Di daerah

Asalnya yaitu daerah Lampung Barat, Kulintang ini berfungsi untuk mengiringi

upacara adat setempat baik sebagai pengiring dalam meyambut tamu, mengiringi

mayat pada saat oenguburan, mengiringi pelepasan masa gadis atau bujang,

sebagai iringan vocal tradisional yang dikenal di Lampung Barat dan lain-lain.

Setiap alat musik tradisional Nusantara sudah pasti mengarah kepada

pentatonis, demikian juga halnya terhadap Kulintang Pekhing ini. Laras mengacu

kepada deretan-deretan nada-nada dan jarak anda dala, satu oktaf yang terdapat

dalam alat tersebut. Jika laras sudah ditemukan akan mempermudah mencari

karakter Kulintang Pekhing yang selama ini seniman hanya bermain dan

mengolah nada tanpa memperhatikan apa nadanya.

Cetik Lampung perlu dikenal dan menjadi bagian musik Nusantara dalam

perkuliahan suatu sekolah tinggi seni, mengingat alat ini sangat orisinil dan belum

dikenal luas untuk dipelajari dan diteliti keberadaannya yang selama ini hanya

dimainkan untuk kebutuhan garapan seni baik untuk instrumental dan iringan tari.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa itu Kulintang Pekhing ?

2. Bagaimana Teknik memainkan Kulintang Pekhing?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah :

1) Memperkenalkan kesenian tradisional khususnya alat musik tradisional

yang dimiliki oleh Lampung.

2) Mengkaji secara umum tentang hal-hal yang terdapat dalam Kulintang

pekhing dalam upaya untuk melestarikan budaya khususnya kesenian

musik tradisional Lampung.

3) Untuk mengetahui teknik permainan alat musik Kulintang Pekhing.

4) Mengetahui bentuk notasi dari alat musik tradisional Kulintang Pekhing.

Page 3: makalah kulintang pekhing

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa itu Gamolan Pekhing/Kulintang Peking/Cetik

Gamolan Pekhing / Kulintang Pekhing / Cetik merupakan alat musik

tradisional yang berasal dari Desa Skala Brak, Lampung Barat. Secara etimologi,

Gamolan Pekhing berasal dari kata Gimol yang berarti Gemuruh yang berasal dari

suara bambu dan kemudian menjadi Gamolan yang berarti Bergemuruhan,

serta Pekhing yang berarti bambu. Tujuh lempengan bambu pada gamolan

pekhing secara kasar mempunyai kisaran nada lebih dari satu oktaf. lempengan -

lempengan bambu diikat bersambungan dengan tali yang disisipkan melalui

sebuah lubang yang ada pada setiap lempengan dan disimpul di bagian atas

lempeng. Yang menarik dari gamolan pekhing ini adalah tidak adanya nada 4 (fa)

pada lempengannya, jadi susunan nada gamolan pekhing adalah 1-2-3-5-6-7

(dikenal dengan Laras Pelog Enam Nada, ditemukan oleh I Wayan Sumerta Dana

Arta). Banyak peneliti berpendapat bahwa hal ini disebabkan karena adanya

pengaruh Kebudayaan Tiongkok yang cukup besar di Kerajaan Skala Brak tempat

alat musik ini berasal.

Gambar :

Gamolan Pekhing /

Kulintang Pekhing /

Cetik

Page 4: makalah kulintang pekhing

2.2. Pembuatan Kulintang Pekhing

Kulintang Pekhing ini terbuat dari bambu, sesuai dengan namanya

(Pekhing = Bambu). Proses pembuatannya pun cukup lama, mulai dari pemilihan

bambu, penjemuran bambu, pemotongan, proses pelarasan tangga nada, dan

pemasangan. Bambunya juga harus bambu pilihan yaitu bambu betung yang

hanya ada di Lampung Barat. Hanya bambu dengan kualitas yang paling baik

yang disebut dengan mati temegi, artinya bambu betung yang sudah tua, berumur

6 tahun atau mati dengan sendirinya, dan biasanya bambu seperti ini banyak

terdapat di hutan. Bambu sepanjang delapan meter kemudian disimpan selama

enam bulan, selanjutnya bambu tersebut di potong-potong menjadi lima bagian,

dan dari sinilah bambu dibelah-belah menjadi beberapa bilah yang disesuaikan

dengan kebutuhan nada. Proses selanjutnya adalah pelarasan nada, kemudian

bambu disusun diatas bambu yang sudah dilubangi agar bilah bambu

menghasilkan resonansi suara yang bulat. Sepintas membuat alat musik ini tidak

begitu sulit, namun menyelaraskan nadanya yang agak sukar.

2.2 Kegunaan Kulintang Pekhing

Kulintang Pekhing ini dimainkan pada momen-momen tertentu saja,

misalnya saat pelaksanaan upacara adat, hal inilah yang menyebabkan cetik ini

jarang kita temui.

2.3 Teknik Permainan Kulintang Pekhing

Teknik permainan Kulintang Pekhing juga sangat unik menggunakan dua

tangan dengan pemukul dua tangan dengan pemukul bilah bambu yang dibuat

berbentuk bulat memanjang, tangan kiri memainkan tempo dan tangan kanan

memainkan melodi. Ada juga dalam teknik permainan menggunakan kedua

tangan untuk memainkan melodi sesuai dengan lagu atau tabuhan yang

dimainkan. teknik permainan ini akan diulas lebih lengkap dalam sistem

penotasian lagu.

Page 5: makalah kulintang pekhing

2.4 Notasi Tabuh dalam Kulintang Pekhing

Dalam sistem penotasian ini, penulis menyajikan notasi beberapa lagu

atau tabuhan yang ada di Sekala Berak Lampung Barat berdasarkan permainan

seorang narasumber sekaligus pakar Kulintang Pekhing yaitu Bapak Syapril

Yamin. Sebelumnya ada berupa ensambel atau barungan seperti sekarang ini yang

terdiri dari : Kulintang Pekhing, Dogdog, Talo Lunik, Talo Balak, dan Kecrek

dulu alat tersebut dibuat semua dari bahan bambu dan binatang menjadi sebuah

barungan seperti melodi dari Kulintang Pekhing, Kekhukan Pekhing (kentongan

bambu) untuk gelitak/ketukan, Kekhukan Baning (kentongan tempurung kura-

kura) sebagai talo (gong) dan Kecrek (di Bali cengceng) atau Khujih juga

memakai Kekhukhan Pekhing.

Menurut Bapak Wirda G. Puspa Negara cara membaca nada pada jaman

dulu adalah membaca syair atau kata-kata yang diajarkan nenek kepada anak dan

cucunya yang tidak mengandung arti tetapi bernada mnyerupai nada yang ada

sekarang yaitu : Say = 1 (do), Khujai = 2 (re). Khawa = 3 (mi). Khitu = 5 (sol),

khop = 6 (la), khayu = 7 (si) dan say terakhir = do oktaf. Kata-kata tersebut tidak

memiliki arti sama dengan lagu jangger seperti arasijang jangi janger dan

sebagainya. Ada wacana kedepannya membaca notasinya menjadi : say, khua, lu,

ma, nom, teu/tu, say dan dinamakan notasi say khua, sehingga menjadi lebih khas

karena sudah ada dari acuan sebelumnya.

Page 6: makalah kulintang pekhing

Gambar 1:

Foto Pemain alat musik Kulintang Pekhing. Sebelah kiri adalah pemain wanita dengan menggunakan pakaian lengkap adat Lampung, dengan alat musik Kulintang didepannya, dimainkan seperti memainkan Gamelan Jawa. Sebelah kanan adalah pemain Pria yang juga memakai pakaian adat Lampung dengan alat musik Kulintang di depannya.

1. Tabuh Sambai Agung :

Tempo = Sedang

Ketukan = 1/8

Melodi Buka :

+

2 2 3 3 5 5 6 6

d > Gendang Buka tepat jatuh pada nada 6 (la)

|| - 6 6 6 | 6 6 6 (6) +

- 6 6 6 | 6 6 6 6 - 6 6 6 | 6 6 6 (6)

Page 7: makalah kulintang pekhing

+ - 6 6 6 | 6 6 7 7

- 6 7 5 | 6 7 6 (7)

+ - 6 7 5 | 6 7 6 7

- 6 7 5 | 6 6 6 (6)

+ - 6 6 6 | 6 6 7 7

- 6 7 5 | 6 7 6 (7)

+ - 6 7 5 | 6 7 6 7

- 6 7 5 | 6 6 6 (6)

+ - 6 6 6 | 6 6 6 6

- 6 6 6 | 6 6 6 (6)

+ - 6 6 6 | 6 6 6 5

6 6 6 3 | 5 6 6 (5)

+ 6 6 6 5 | 5 3 5 5

3 3 2 1 | 2 3 5 (3)

+ 5 3 2 1 | 2 2 2 2

- 2 2 2 | 2 2 2 (2)

+ - 2 2 2 | 2 2 2 3

- 2 3 1 | 2 3 2 (3)

+ - 2 3 1 | 2 2 2 2

- 2 2 2 | 2 2 2 (3)

Page 8: makalah kulintang pekhing

+ - 2 3 1 | 2 2 2 2

- 2 2 2 | 2 2 2 (3)

+ - 2 3 1 | 2 3 5 3

- 2 3 1 | 2 3 5 (3)

+ - 2 3 1 | 2 3 5 3

- 5 3 5 | 3 5 5 (5)

+ - 2 3 1 | 2 3 2 3

- 2 3 1 | 2 2 2 (2)

+ - 2 3 1 | 2 3 2 3

- 2 3 1 | 2 3 5 (5) | |

Melodi ini dimainkan dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri mengisi

ketukan di nada 1 (do) sebagai berikut :

[|| - - 1 - | 1 - 1 1 ||]

Permainan Gelitak (ketukan) : . . . .[|| - 1 7 1 | 7 1 7 1 ||]

Permainan Gendang (Dogdog)[|| - t t t | d - t d ||] > t = tak, d = dung

Permainan Khujih (Kecrek/Cengceng)[|| - c c - | c - c c ||] > c = cek/crek

2. Tabuh Labung Angin

Tempo = Sedang

Ketukan = 1/8

Melodi Buka :

+

Page 9: makalah kulintang pekhing

2 2 3 3 5 5 6 6

d > Gendang Buka tepat jatuh pada nada 6 (la)

|| - 6 6 6 | 6 6 6 (6)

+ - 6 6 6 | 6 6 6 6

- 6 6 6 | 6 6 6 (6)

+ - 6 6 6 | 6 6 7 7

- 6 7 5 | 6 7 6 (7)

+ - 6 7 5 | 6 7 6 7

- 6 7 5 | 6 6 6 (6)

+ - 6 6 6 | 6 6 7 7

- 6 7 5 | 6 7 6 (7)

+ - 6 7 5 | 6 7 6 7

- 6 7 5 | 6 6 6 (6)

+ - 6 6 6 | 6 6 6 6

- 6 6 6 | 6 6 6 (6)

+ - 6 6 6 | 6 6 6 5

6 6 6 3 | 5 6 6 (5)

+ 6 6 6 5 | 5 3 5 5

- 3 2 2 | 2 2 3 (3)

+ - 2 2 2 | 2 2 3 3

- 3 3 3 | 3 3 3 (3)

Page 10: makalah kulintang pekhing

+ - 2 2 2 | 2 2 3 3

- 3 3 3 | 3 5 3 (5)

+ 5 - 2 2 | 2 2 3 3

- 2 2 2 | 2 2 3 (3)

+ - 3 3 3 | 3 3 3 3

- 2 2 2 | 2 2 3 (3)

+ - 3 3 3 | 3 5 3 3

5 3 5 5 | 3 3 5 (5) ||]

Melodi ini dimainkan dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri mengisi ketukan di nada 1 (do) sebagai berikut :

[|| - - 1 - | 1 - 1 1 ||]

Permainan Gelitak (ketukan): . . . .[|| - 1 7 1 | 7 1 7 1 ||]

Permainan Gendang (Dogdog)[|| - t t t | d - t d ||] > t = tak, d = dung

Permainan Khujih (Kecrek/Cengceng)[|| - c c - | c - c c ||] > c = cek/crek

3. Tabuh Sekeli

Tempo = Sedang

Ketukan = 1/8

Melodi dimainkan dengan tangan kanan dan tangan kiri mengisi ketukan/ Ritem.

Melodi buka :

+2 2 3 3 | 5 5 6 6

d > Gendang Buka tepat jatuh pada nada 6 (la).

Page 11: makalah kulintang pekhing

[|| - 6 6 6 | 6 6 6 (6)

+ - 6 6 5 | 6 5 3 6

- 6 6 5 | 6 5 3 (6)

+ 5 3 5 6 | 5 6 5 6

7 7 7 6 | 5 6 5 (6)

+ 7 7 7 6 | 5 6 5 6

- 6 6 6 | 6 5 3 (6) > Dari melodi atas sampai di sini ritemnya.

|| - - 2 - | 2 - 2 2 ||

+ 7 7 7 6 | 5 6 5 6 > Dari batas melodi ini kebawah ritemnya.

|| - - 1 - | 1 - 1 1 ||

7 7 7 6 | 5 6 5 (6)

+ - 6 6 6 | 6 6 6 6

- 6 6 6 | 6 5 3 (6)

+ - 6 6 6 | 6 5 3 6

5 3 5 3 | 5 3 2 (1)

+ 2 2 2 3 | 5 3 2 3

2 1 2 3 | 5 3 5 (5)

+ 6 6 3 5 | 5 3 2 1

6 6 3 5 | 5 3 5 (3)

+ 5 3 5 5 | 5 3 2 1

2 2 2 2 | 2 2 2 (2)

+

Page 12: makalah kulintang pekhing

- 2 2 2 | 2 2 3 3

- 2 3 1 | 2 3 2 (3)

+ - 2 3 1 | 2 3 5 5 ||]

Permainan Gelitak (Ketukan) :[|| - 1 7 1 | 7 1 7 1 ||]

Permainan Gendang (Dogdog) :[|| - t t - | d - t d ||]

Permainan Khujih (Kecrek/Cengceng) :[|| - c c - | c - c c ||]

4. Tabuh Jakhang

Tempo : Lambat

Ketukan : 1/16

Melodi I (Melodi Rendah)

+ - - - 2 | - 2 2 2 | - 2 2 3 | 3 1 1 2

Ka = permainan tangan kanan

- t - t | - d - d → Gendang Buka

- 1 - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - -

Ki = permainan tangan kiri

- - - 2 | - 2 2 2 | - 2 2 3 | 3 1 1 (2)

Ka

- 1 - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - -

+ - - 3 3 | 2 1 2 2 | 3 3 3 3 | 2 1 2 2

3 3 3 3 | 2 1 2 2 | 3 3 3 3 | 2 2 2 (2)

Peralihan I (kembali ke Melodi Rendah/Melodi I)

+

- - 2 3 | 5 5 3 3 | 5 3 5 6 | 6 5 5 3

Page 13: makalah kulintang pekhing

2 1 2 3 | 5 5 3 3 | 2 1 1 2 | 3 1 1 (2)

+

- - 2 3 | 5 5 3 3 | 5 3 5 6 | 6 5 5 3

2 1 2 3 | 5 5 3 3 | 2 1 1 2 | 3 1 1 (2)

Peralihan II (Ke Melodi Tinggi/ Melodi II)

+

- - 2 3 | 5 5 6 6 | 6 5 6 6 | 6 6 1 2

- - 2 3 | 5 5 6 6 | 6 5 6 6 | 6 5 6 (6)

Melodi II (Tinggi)

+

- - 7 7 | 6 5 5 6 | 7 7 7 7 | 6 5 5 6

7 7 7 7 | 6 5 5 6 | 7 7 7 7 | 6 5 5 (6)

+

- - - 3 | 5 5 6 6 | 6 5 6 6 | 6 5 6 6

Peralihan III (Dari Tinggi/ Melodi II ke Melodi I atau ke Awal)

+

- - 6 6 | 6 5 5 3 | 5 5 3 3 | 5 5 3 3

2 1 2 3 | 5 5 3 3 | 2 1 1 2 | 3 1 1 (2)

+

- - 2 3 | 5 5 3 3 | 5 5 3 3 | 5 5 3 3

2 1 2 3 | 5 5 3 3 | 2 1 1 2 | 3 1 1 (2)

Gelitak :

[|| - - 7 1 | - 7 - 1 | - 7 - 1 | - 7 - 1 ||]

Gendang :

[|| - - - t | - - t - | - d - t | - t - d ||]

Khujih :

[|| - c c - | c - c c | - c c - | c - c c ||]

Page 14: makalah kulintang pekhing

Komposisi Lagu :

Melodi I - Peralihan I

Melodi I - Peralihan II

Melodi II - Peralihan III

Kembali ke Awal, dan seterusnya.

5. Tabuh Tari

Tempo : Sedang

Ketukan : 1/16

+

[|| - - 2 3 | 2 1 2 3 | 2 1 2 3 | 2 1 2 2

- t - t | - d - d → Gendang Buka

- - 2 3 | 2 1 2 3 | 2 1 2 3 | 2 1 2 (2)

+

- - 2 3 | 5 5 6 6 | 6 5 6 6 | 6 6 1 2

- - 2 3 | 5 5 6 6 | 6 5 6 6 | 6 5 6 (6)

+

- - 6 7 | 6 5 6 7 | 6 5 6 7 | 6 5 6 6

- - 6 7 | 6 5 6 7 | 6 5 6 7 | 6 5 6 (6)

+

- - 5 3 | 5 5 3 3 | 5 5 3 3 | 5 5 3 3 Ka

- - - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - - Ki

2 - 2 3 | 5 5 3 3 | 2 - 2 2 | 3 - 2 (2) Ka

- - - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - - Ki

+

- - 5 3 | 5 5 3 3 | 5 5 3 3 | 5 5 3 3 Ka

Page 15: makalah kulintang pekhing

- - - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - - Ki

2 - 2 3 | 5 5 3 3 | 2 - 2 2 | 3 - 2 (2) Ka

- - - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - - Ki

Gelitak :

[|| - - 7 1 | - 7 - 1 | - 7 - 1 | - 7 - 1 ||]

Gendang :

[|| - - - t | t - t t | - d - t | t - t d ||]

Khujih :

[|| - c c - | c - c c | - c c - | c - c c ||]

6. Tabuh Jakhang Kenali (Khapot)

Tempo : Cepat

Ketukan : 1/32

+ + + +

[|| - - 2 3 | - 2 - 3 | - - 2 3 | - 2 - 3 | - - 2 3 | - 2 - 3 | - - 2 2 | - 2 - 2 | > 2x Ka

D → Buka

- 1 - - | - - - - | - 1 - - | - - - - | - 1 - - | - - - - | - 1 - - | - - - - | >2x Ki

+ + + +

- - 2 3 | - 5 - 5 | 6 - 6 6 | - 6 - 6 | - - 2 3 | - 5 - 5 | 6 - 6 6 | - 6 - 6 | >2x Ka

- 1 - - | - - - - | - 5 - - | - - - - | - 1 - - | - - - - | - 5 - - | - - - - | >2x Ki

+ + + +

- - 6 7 | - 6 - 7 | - - 6 7 | - 6 - 7 | - - 6 7 | - 6 - 7 | - - 6 6 | - 6 - 6 | >2x Ka

- 5 - - | - - - - | - 5 - - | - - - - | - 5 - - | - - - - | - 5 - - | - - - - | Ki

+ + + +

- - 6 3 | - 5 - 3 | - 5 - 3 | - 5 - 3 | 2 - 2 3 | - 5 - 3 | 2 - 2 2 | - 2 - 2 | >2x Ka

- 5 - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - - | - 1 - - | Ki

Page 16: makalah kulintang pekhing

Gelitak :

[|| - - 7 1 | - 7 - 1 | - 7 - 1 | - 7 - 1 | - - 7 1 | - 7 - 1 | - 7 - 1 | - 7 - 1 ||]

Gendang :

[|| - - t - | - t - d | - - t - | - t - d | - - t - | - t - d | - - t - | - t - d ||]

Khujih :

[|| - - - c | - - - c | - - - c | - - - c | - - - c | - - - c | - - - c | - - - c ||]

7. Tabuh Alau – Alau Kembahang

Tempo : Cepat

Ketukan : 1/8

+

[|| - - 2 6 | 6 6 5 6

d > Gendang buka berbarengan jatuhnya dengan nada 6 (la).

- - 6 5 | 3 3 2 (3)

+

- - 3 6 | 6 6 5 6

- - 6 5 | 3 3 2 (3)

+

- - 3 5 | 6 5 3 2

- - 2 3 | 5 3 2 (3)

+

- - 3 5 | 6 5 3 2

- - 2 3 | 5 3 2 (1) ||] → Kembali ke awal

Gelitak/ Pukulan Ketukan : . . . .[|| - 1 7 1 | 7 1 7 1 ||]

Pukulan Gendang :[|| - t - t d - t d ||]

Page 17: makalah kulintang pekhing

Pukulan Khujih :

[|| - c c - | c - c c ||]

Keterangan Tanda dan Simbol

Dari beberapa lambang di atas dalam Tabuhan ada beberapa lambang yang

belum dijelaskan seperti :

+ : Talo Lunik (Gong Kecil)

(...) : Talo Balak (Gong Besar)

||........|| : Pengulangan satu kali

[||......||] : Diulang berkali-kali

Yang terpenting dalam penotasian ini yang mengambil dasar nada dari

“do” sampai “do” oktaf adalah diciptakannya oleh peneliti laras Kulintang

Pekhing yang diberi nama Laras Pelog Enam Nada dan sudah mendapatkan hak

cipta dari Dirjen HAKI Kementerian Kehakiman Republik Indonesia dengan

nomor permohonan C00201000409.

Page 18: makalah kulintang pekhing

BAB III

KESIMPULAN

Makalah ini dapat menemukan teknik permainan pada alat musik

Kulintang Pekhing yaitu dengan cara menggunakan dua tangan, tangan kanan

memainkan melodi dan tangan kiri memainkan ketukan. Dapat ditemukan pula

permainan dengan dua tangan yang memainkan melodi menyesuaikan dengan

lagu.

Kulintang Pekhing ini terbuat dari bambu, sesuai dengan namanya

(Pekhing = Bambu). Proses pembuatannya pun cukup lama, mulai dari pemilihan

bambu, penjemuran bambu, pemotongan, proses pelarasan tangga nada, dan

pemasangan. Kulintang Pekhing ini dimainkan pada momen-momen tertentu saja,

misalnya saat pelaksanaan upacara adat, hal inilah yang menyebabkan cetik ini

jarang kita temui.

Dengan adanya makalah ini, penulisan tentang notasi yang bersumber

langsung dari pakarnya dapat diwujudkan. Sehingga bisa menjadi dokumentasi

dalam rangka pelestarian budaya.

Page 19: makalah kulintang pekhing

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Widarti.1991. Titi Laras Talo Balag Keletteng Pekhing/Cetik. Lampung : Dinas P dan K Provinsi Tingkat 1 Lampung

Fachrudin dkk. 2003. Pedoman Kesenian Lampung. Lampung : CV Gunung Pesagi

Nakagawa, Shin. 2006. Sebuah Pengantar Etnomusikologi/Shin Nakagawa- Ed- 1. Jakarta : Yayasan Obor

Spandi, Atik 1978. Pengetahuan Dasar Karawitan. Bandung : ASTI Bandung

Sumerta Dana Artha, I Wayan.2003. Notasi Talobslsk dan Kulintang Pring Lampung. Lampung : Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.