Upload
irenedesy
View
222
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus bagus
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang lahir karena kemajemukan dan perbedaan
yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan
berdaulat. Perjuangan panjang bangsa untuk bersatu, diwarnai oleh kepahitan dan perjuangan
fisik yang panjang dari generasi pendahulu bangsa untuk merdeka. Bukan merupakan hal
yang mudah bagi bapak negara (founding fathers) untuk memproklamasikan kemerdekaan
republik Indonesia tidak semudah kita mengembalikan telapak tangan karena dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia memerlukan perjuangan yang cukup berat, sebab
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari bermacam –macam suku, ras, bangsa
dan memiliki pola pikir yang berbeda, untuk mempersatukan semangat perjuangan tersebut
bapak Negara (founding fader) melakukan beberapa upaya untuk menyatukan keberagaman
suku, ras, bangsa dan pola piker yang dituangkan kedalam empat pilar yang digunakan
sebagai penyangga Negara Indonesia yaitu (1), pancasila (2), undang- undang dasar 1945
(3), Negara Kesatuan Republik Indonesia (4), Bhineka Tungga Ika yang kemudian digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan berbagai kegiatan. Empat hal fundamental itu pulalah
yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dan
dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, upaya menumbuhkan
kesadaran, pemahaman, dan implementasi dalam melaksanakan nilai-nilai “empat pilar”
kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut bukanlah tanggung jawab satu pihak saja,
melainkan tanggung jawab kita bersama. Tugas memasyarakatkan “empat pilar” kehidupan
berbangsa dan bernegara bukan pula hal yang sederhana, akan tetapi membutuhkan
dukungan dan teladan dari berbagai komponen bangsa terutama para penyelenggara Negara.
Dalam berbagai wacana selalu terungkap bahwa telah menjadi kesepakatan bangsa
adanya empat pilar penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara bagi kehidupan
masyarakat Indonesia. Bahkan banyak organisasi kemasyarakatan telah bersepakat dan
bertekad untuk berpegang teguh serta mempertahankan empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara. Karena empat pilar dimaksudkan untuk dijadikan sebagai landasan perjuangan
dalam menyusun program kerja dan dalam melaksanakan kegiatan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Empat pilar tersebut adalah (1) Pancasila,(2) Undang-Undang Dasar 1945,(3)
1
Negara Kesatuan Republik Indonesia , (4) Bhineka Tunggal Ika. Hal ini telah menjadi
kesepakatan bersama atau tepatnya sebagaian besar rakyat Indonesia.
Namun seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah, globalisasi dan euphoria
reformasi yang sarat dengan semangat perubahan, telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap
dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan
kebangsaan. Pemahaman generasi penerus bangsa terkait nilai – nilai yang terkandung dalam
empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI
dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika), semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai –
nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Ironisnya, sementara nilai – nilai baru ini
belum sepenuhnya dipahami dan dimengerti, namun nilai – nilai lama sudah mulai
ditinggalkan dan dilupakan. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin
menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat gotong royong.
Dan masih ada juga yang tetap beranggapan bahwa empat pilar itu hanya pernyataan
saja atau sebagai slogan-slogan seperti biasa yang terlihat dijalanan. Dan masih dianggap
hanya ungkapan yang indah dan tidak bermakna sama sekali pada zaman globalisasi seperti
saat ini.
Melihat nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar sudah mulai terkikis dan
dilupakan, sehingga muncul upaya untuk memupuk kembali nilai-nilai tersebut melalui jalur
pendidikan baik formal maupun non formal. Sekolah sebagai salah satu jalur pendidikan
formal memiliki banyak program kurikuler maupun ekstra kurikuler memiliki peluang untuk
mengimplementasikan 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara pada siswa sebagai
generasi muda. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang mendidik siswa untuk memahami
dan menghayati 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara adalah gerakan pramuka.
Melalui kegiatan pramuka dapat menciptakan atau membentuk siswa yang berkarakter yang
dapat di pupuk melalui nilai-nilai yang terdapat pada Trisatya dan Dasa Dharma pramuka.
Pemupukan nilai-nilai empat pilar melalui Trisatya dan Dasa Darma pramuka yang dilakukan
di dalam kegiatan pramuka memerlukan proses yang cukup rumit, namun upaya yang
dilakukan untuk membentuk siswa yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai empat pilar
tersebut, melahirkan pemikiran untuk menjadikan kegiatan pramuka sebagai ektrakulikuler
yang wajib diikuti oleh setiap siswa demi menciptakan siswa yang berkarakter sesuai dengan
empat pilar yang diwujudkan didalam kegiatan gerakan pramuka.
2
Untuk memahami secara memadai makna empat pilar tersebut dan untuk
mengimplementasikan empat pilar tersebut dengan memberikan penilaian secara tepat, arif
dan bijaksana terhadap empat pilar yang dimaksud dan dapat menempatkan secara akurat
dan proposional dalam bermasyarakat ,berbangsa,dan bernegara harus ada salah satu usaha
untuk mengimplementasikannya. Oleh karena itu kami membuat karya ilmiah ini dengan
mengangkat judul “GERAKAN PRAMUKA SEBAGAI SALAH SATU
IMPLEMENTASI EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
PADA KEHIDUPAN GENERASI MUDA DI LINGKUNGAN SEKOLAH”
I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas kami mendapatkan masalah berupa :
“Bagaimanakah gerakan pramuka sebagai salah satu implementasi empat pilar kehidupan
berbangsa dan bernegara pada kehidupan generasi muda di lingkungan sekolah?”
I.3 TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui
gerakan pramuka sebagai salah satu dari implementasi empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara pada kehidupan generasi muda di lingkungan sekolah.
I.4 MANFAAT
1. Bagi pembaca ,diharapkan mampu mengetahui akan pentingnya empat pilar
kehidupan berbangsa dan bernegara untuk generasi muda sekarang.
2. Bagi penulis, mampu memberikan pengetajuan yang lebih luas tentang empat pilar
kehiduopan berbangsa dan bernegarauntuk generasi muda saat ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORI
A. Makna Pilar
Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan. Pilar memiliki peran yang sangat sentral
dan menentukan ,karena bila pilar ini tidak kokoh atau rapuh akan berakibat robohnya
bangunan yang di sangganya. Pilar bagi suatu Negara-bangsa berupa system keyakinan atau
belief system,atau philosophische gronslag , yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang
dianut oleh rakyat Negara-bangsa yang bersangkutan yang diyakini memiliki kekuatan
untuk dipergunakan sebagai landasan dalam hidup bermasyarakat,berbangsa,bernegara.
Pilar yang berupa belief system suatu Negara – bangsa harus menjamin kokoh berdirinya
Negara-bangsa ,menjamin terwujudnya ketertiban,keamanan,dan kenyamanan,serta mampu
mengantar terwujudnya kesejahteraan dan keadilan yang menjsdi dambaan warga bangsa.
B. EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
1. PILAR PANCASILA
Pilar pertama bagi tegaknya Negara-bangsa Indonesia adalah Pancasila. Pancasila
dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi Negara-banga yang pluralistic dan cukup luas
dan besar ini. Pancasila mampu mengakomodasikan keanekaragaman yang terdapat dalam
kehidupan Negara-bangsa Indonesia. Sila pertama Pancasila,Ketuhanan Yang Maha
Esa,mengandung konsep dasar yang terdapat pada segala agama dan keyakinan yang
dipeluk atau dianut oleh rakyat Indonesia, maerupakan common denominator dari berbagai
agama ,sehingga dapat diterima semua agama dan keyakinan. Demikian juga dengan sila
kedua , Kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan penghormatan terhadap hak asasi
manusia. Manusia didudukkan sesuai dengan harkat martabatnya,tidak hanya setara,tetapi
juga secara adildan beradab. Pancasila menjunjung tinggi kedaulatan rakyat , namun dalam
implementasinyadilaksanakan dengan bersendi pada ikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan . sedang kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat ,bukan untuk kesejahteraan perorangan
atau golongan. Nampak bahwa Pancasila sangat tepat sebagai pilar bagi Negara-bangsa
yang pluralistic. Pancasila sebagai salah satu pilar dalam kehidupan barbangsa dan
bernegara memiliki konsep,prinsip,dan nilai yang merupakan kristalisasi dari belief system
4
yang terdapat diseantero wilayah Indonesia ,sehingga memberikan jaminan kokoh kuatnya
Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fungsi dan Peranan Pancasila
1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Pancasila dalam pengertian ini sering disebut sebagai way of life,dalam hal ini Pancasila
dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Dengan kata lain ,pancasila
dipergunakan sebagai “petunjuk arah” semua kegiatan dan aktifitas hidup dan
kehidupan dalam semua bidang , berate semua tingkah laku dan perbuatan setiap
manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila dalam
pancasila.
2. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa
Pancasila dalam pengertian ini adalah Pancasila sebagai jiwa bangsa bersamaan dengan
adanya bangsa Indonesia yaitu pada zaman Sriwijaya – Majapahit. Hal ini diperkuat
oleh pendapat Prof.Mr A.G Pringgodigdo dalam tulisannya “Sekitar Pancasila
“,beliau antara lain mengatakan bahwa tanggal 1 juni 1945 adlah hari lahirnya istilah
Pancasila, sedangkan Pancasila itu sendiri telah ada sejak dulu kala bersamaan
dengan adanya bangsa Indonesia.
3. Pancasila Sebagai Kepribadian Indonesia
Jiwa bangsa Indonesia mempunyai arti yang statis (tetap) dan mempunyai arti dinamis
(berubah). Jiwa ini keluar diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta
perbuatan. Sikap mental, tingkah laku serta perbuatan bangsa ciri khas yang kita
maksud dengan kepribadian. Jadi kepribadian Indonesia adalah Pancasila.
4. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila dijadikan sebagai dasar pengatur pemerintah Negara atau Pancasila digunakan
sebagai dasar penyelenggaraan Negara. Hal itu berarti segala kegiatan
penyelenggaraan Negara / pemerintah harus berdasarkan pancasila. Hal ini tercantum
di dalam ketentuan Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat.
5. Pancasila sebagai sumbr hukum dari segala hukum
Dalam Tap MPRS No XX /MPRS/1966 jo Tap MPR No.V/MPR/1973 Jo Tap MPR No.
IX/MPR/1978 dinyataka bahwa Pancasila adalah sumber segala hukum. Sumber
segala hukum atau biasa juga dinyatakan sumber tertib hukum Negara adalah
pandangan hidup ,kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi suasans kejiwaan dan
wtwk rakyat yang bersangkutan. Dengan demikian Pancasila sebagai sumber segala
5
hukum mempunyai arti bahwa Pancasila merupakan sumbernya hukum yang ada di
Indonesia.
6. Pancasila sebagai perjanjian luhur Bangsa
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa adalah bahwa pancasila telah disepakati di
dalam siding PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 yang dihadiri oleh petinggi
Negara.
7. Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
Sebagai alat pemersatu, Pancasila merupakan lambing pemersatu dari lima lambing
pemersatu. Keempat lambing pemersatu lainnya adlah Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya, Garuda Pancasila,Bendera Merah Putih,dan Bahasa Persatuan. Dengan
demikian pancasila dapat mempersatukan berbagai perbedaan yang ada di Indonesia.
2. PILAR UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Pilar kedua kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia adalah
Undang-Undang Dasar 1945. Undang -Undang dasar suatu Negara ialah hanya
sebagian dari hukum dasar Negara itu. Undang – Undang Dasar ialah hukum dasar yang
tertulis , sedang disampingnya Undang- Undang Dasar itu berlaku juga yang tidak
tertulis,ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis.
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
1. Sumber kekuasaan
Di alinea ketiga disebutkan bahwa “pernyataan kemerdekaan bangsa
Indonesia itu natas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa,” yang
bermakna bahwa kemerdekaan yang dinyatakan oleh banngsa Indonesia itu
semata-mata karena mendapat rahmat dan ridho Allah Yang Maha Kuasa.
Suatu pengakuan adanya suatu kekuasaan manusia yang mengatur segala hal
yang terjadi di alam semesta ini.
Namun disisi lain,pada alinea keempat disebutkan bahwa”Negara Republik
Indonesia tersusun dalam bentuk kedaulatan rakyat,”yang berarti bahwa
sumber kekuasan juga terletak di tangan rakyat.
Dari frase-frase tersebut diatas jelas bahwa sumber kekuasaan untuk mengatur
kehidupan kenegaraan dan pemerintahan di Negara Kesatuan Repblik
Indonesia ini bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa dan rakyat. Terdapat dua
sumber kekuasaan yang diametral.
6
Perlu adanya suatu pola system penyelenggaraan Negara dan pemerintahan
yang bersumber dari dua sumber kekuasaan tersebut. Perlu pemikiran baru
bagaimana mengintegrasikan dua sumber kekuasaan tersebut sehingga tidak
terjadi kontroversi.
2. Hak Asasi Manusia
Berikut disampaikan beberapa rumusan yang menggambarkan tentang kepedulian
para founding fathers tentang hak asasi manusia yang terdapat dalam
pembukaan UUD 1945.
Kemerdekaan yang dinyatakan oleh rakyat bangsa Indonesia adalah untuk
“menciptakan kehidupan kebangsaan yang bebas,”salah satu hak asasi manusia
yang selalu didambakan ,dan dituntut oleh setiap manusia.
Kemerdekaan Negara Indonesia berciri mmemrdeka ,bersatu,berdaulat,adil dan
makmur,merupakan gambaran tentang Negara yang menjunjung hak assi
manusia.
Keseluruhan alinea kesatu Pembukaan UUD 1945merupakan suatu pernyataan
tentang hak asasi manusia yakni kebebasan dan kesetaraan.
Kemerdekaan ,perikemanusiaan dan perikeadilan merupakan realisasi hak
kebebasan dan kesetaraan.
Sementara pasal 27,28,29,30,dan 31 dalam batang tubuh UUD 1945 adalah
pasal-pasal yang merupakan penjabaran hak asasi manusia.
3. Sistem Demokrasi
Sistem pemerintahan bagi bangsa Indonesia terdapat dalam alinea keempat yang
menyatakan”maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itun
dalam Undang-Undang dasar Negara Indonesia ,yang berbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada ketuhana Yang Maha Esa ,Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab,Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan ,serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Frase ini
menggambarkan sistem demokrasi.
4. Faham Kebersammaan , Kegotongan –royongan
Begitu banyak istilah bangsa diungkap dalam Pembukaan UUD 1945. Nampak
dengan jelas bahwa maksud didirikanya Negara Replublik Indonesia yang
7
utama adalah untuk melanyani kepentingan bangsa dan kepentingan
bersama.Hal ini dapat ditemukan dalam frase sebagai beriku:
Misi Negara diantaranya adalah “ melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah indoonesia”bukan untuk melindumgi masing-masing
individu. Namun dengan rumusan tersebut tidak berarti bahwa kepentingan
individu diabaikan.
Yang ingin diwujudkan dengan berdirinya Negara Indonesia adlah ;”suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .” Sekali lagi dalam rumusan
tersebut tidak tersirat dan tersurat kepentingan pribadi yang ditonjolkan .tetapi
keseluruhan rakyaat Indonesia .
3. PILAR NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Indonesia merupakan Negara Kesatuan. Pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
memberikan akomodasi terhadap bentuk Negara tertentu,federasi,atau kesatuan sebagai
berikut:
Pada alinea kedua disebutkan :”. . . dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia ,yang
merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur.” Kata bersatu tidak dapat
dimaknai bahwa kedaulatan Negara terpusat pada pemerintah pusat dan Negara
bagian sehingga tidak dapat dijadikan landasan untuk menentukan apakah
Negara Republik Indonesia berbentuk federal atau kesatuan.
Mungkin salah satu landasan argument bagi bentuk Negara adalah rumusan sila
ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Landasan inipun dipandang tidak kuat
sebagai argument ditentukannya Negara kesatuan.
Bentuk Negara kesatuan adalah ketentuan yang diambil oleh para pendiri
Negara tahun 1945 berdasarkan berbagai pertimbangan dan hasil pertimbangan
yang cukup mendalam.
Sejak itu Negara Republik Indonesia berbentuk kesatuan sampai dewasa
ini,meskipun wacana mengenai Negara federal masih sering timbul pada
permukaan ,utamanya setelah Negara-bangsa Indonesia memasuki era
reformasi. Namun nampaknya telah disepakati oleh segala pihak bahwa bentuk
Negara kesatuan merupakan pilihan final bangsa.
4. PILAR BHINEKA TUNGGAL IKA
8
Bhineka Tunggal Ika berisi konsep pluralistic dan multikulturalistik dalam kehidupan
yang terikat dalam satu kesatuan. “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti beraneka tetap
satu. Dalam menerapkan pluralitas dalam kehidupan ,bangsa Indonesia mebgacu pada
prinsip yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa yang diutamakan adalah
kepentingan bangsa bukan kepentingan individu. Untuk dapat mengimplementasikan
Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dipandang perlu untuk
memahami secara mendalam prinsip-prinsip yang terkandung dalam Bhineka Tunggal
Ika. Prinsip –prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
Dalam rangka membentuk kesatuan dari keanekaragaman tidak terjadi
pembentukan konsep baru dari keanekaragaman konsep-konsep yang terdapat
pada unsure-unsur atau komponen bangsa. Suatu contoh dinegara ini adalah
terdapat begitu aneka ragam agama dan kepercayaan.
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sectarian dan eksklusif hal ini bermakna
bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan merasa
dirinya yang paling benar,paling hebat dan tidak mengakui harkat dan martabat
pihak lain.
Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya,saling hormat,saling
cinta dan rukun. Hanya dengan demikian maka keanekaragaman ini dapat di
persatukan.
C. GERAKAN PRAMUKA INDONESIA
Scouting atau kepanduan untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Lord Baden
Powell melalui kegiatan perkemahan remaja di Inggris tahun 1907. Kegiatan ini telah
berhasil membuktikan bahwa pendidikan kepramukaan sebagai pendidikan non formal yang
diselenggarakan di luar sekolah dan di luar keluarga merupakan pendidikan yang tepat untuk
membentuk watak , kepribadian dan pekerti kaum muda. Keberhasilan pendidikan
kepramukaan ini cepat menyebar hingga ke Indonesia yang diperkenalkan oleh pemerintahan
Hindia Belanda pada tahun 1912.
1. Visi dan Misi Pramuka Indonesia
a. VISI
9
Visi gerakan Pramuka Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal
masalah –masalah kaum muda
b. MISI
Misi Gerakan Pramuka adalah :
1. Mempramukakan kaum muda , bermakna pada tataran jiwa dan prilaku kaum muda
yang semestinya sesuai dengan jiwa dan mental kepramukaan serta Dasa Dharma
Pramuka
2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak pramuka , berlandaskan iman dan taqwa
serta selalu mengikuti perkembangan IPTEK
3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela Negara
4. Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan pramuka agar peduli dan tanggap
terhadap masalah-maslah lingkungan dan kemasyarakatan.
2. Motto Gerakan Pramuka dan manfaatnya
Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu dari proses pendidikan untuk
mengingatkan setiap anggota gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti
mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka . Motto Gerakan
Pramuka adalah “ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN “.
Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap jiwa anggota Pramuka , antara lain :
a. Menanamkan rasa percaya diri
b. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat , bangsa dan Negara
c. Siap mengamalkan satya dan darma pramuka
d. Rasa bangga sebagai pramuka
e. Memiliki budaya kerja yang dilandasi pengabdiannya.
3. Prinsip dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
3.1. Prinsip dasar Kepramukaan
Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup sebagai anggota gerakan pramuka ,
antara lain :
a. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang maha Esa
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air , sesame hidup dan alam seisinya
10
c. Peduli terhadap diri pribadi
d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
3.2. Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan adalah suatu cara memberikan pendidikan watak kepada peserta
didik melalui kegiatan kepramukaan. Metode kepramukaan merupakan proses belajar
mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya,
antara lain :
a. Pengamalan kode Kehormatan Pramuka
b. Belajar sambil melakukan
c. System beregu
d. Kegiatan yang menantang dan menarik
e. Kegiatan di alam terbuka
f. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan
g. System tanda kecakapan
h. System satuan terpisah untuk putra dan putrid
i. Kiasan dasar.
2.2 GERAKAN PRAMUKA SEBAGAI SALAH SATU IMPLEMENTASI EMPAT
PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA PADA KEHIDUPAN
GENERASI MUDA DI LINGKUNGAN SEKOLAH
Dinamika kebudayaan dan karakter bangsa kita sekarang kini menjadi pandangan
tajam oleh masyarakat. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti KKN,kekerasan ,dll
menjadi topic hangat yang di bicarakan oleh masyarakat. Berbagai alternative penyelesaian
diajukan seperti peraturan perundang-undangan dan melalui pendidikan. Pendidikan
dianggap sebagai alternative yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi
baru bangsa yang lebih baik. Pendidikan digunakan sebagai salah satu jalan untuk
mewujudkan generasi muda yang berkarakter bangsa.
2.2.1. KEPRAMUKAAN SEBAGAI PENDIDIKAN PROGRESIF SEPANJANG
HAYAT
Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilaksanakan lewat Kepramukaan untuk mencapai
tujuannya, ialah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam
bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di
11
alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran
akhirnya pembentukan watak.
Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dimaksudkan dan diartikan secara luas sebagai
suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas peserta didik baik
sepanjang individu maupun sebagai anggota masyarakat dengan sasaran menjadikan mereka
sebagai manusia mandiri, peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan
norma masyarakat.
Kepramukaan merupakan:
a. Proses kegiatan belajar sendiri yang progresif (maju dan meningkat) bagi kaum muda
untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, yaitu adanya pengembangan
mental/spiritual, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial yang akan sangat bermanfaat
bagi diri mereka baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
b. Sistem pembinaan dan pengembangan sumber daya (potensi) kaum muda agar menjadi
warga negara yang berkualitas yang mampu memberikan sumbangan positif bagi
kesejahteraan dan kedamaian masyarakat.
Pramuka sebagai Pendidikan sepanjang hayat merupakan
a. Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan di sekolah dan pendidikan dalam
keluarga; dengan demikian kegiatan kepramukaan harus mampu mewadahi dan
mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi pada kedua pusat pendidikan
tersebut.
b. Melalui kepramukaan peserta didik menemukan dunia lain di luar ruangan kelas
(sekolah), mereka saling bertukar pendapat, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan
secara terus menerus dan berkesinambungan dalam proses pendidikan.
c. Kepramukaan mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik,
mengembangkan minat melakukan penelitian untuk mendapatkan temuan-temuan
pengembangan kreativitas dalam bidang teknologi maupun sosial budaya,
pengembaraan/ penjelajahan, serta pengabdian masyarakat.
2.2.2 Pendidikan pramuka sebagai pendidikan karakter
12
Karakter bangsa indonesia adalah karakter yang dimiliki warga Negara Indonesia
berdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan berdasarkan nilai yang
berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu,pendidikan budaya dan
karakter bangsa diarahkan pada upaya mengembangkan nilai-nilai yang mendasari suatu
kebajikan sehingga menjadi suatu keppribadian warga Negara. Pengembangan budaya dan
karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak
melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya, masyarakat, dan budaya bangsa.
Pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi
masa lalu menjadi nilai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan
masa yang akan datang ,serta mengembangkan prestasi baru yang menjadi karakter baru
bangsa.
Pendidikan karakter memang harus dilakukan sejak dini, menanamkan nilai karakter
budaya pendidikan bahkan sejak dalam usia dini yang menurut para ahli berada pada usia
hingga 6 tahun atau bisa disebut masa keemasan. Masa ini merupakan masa perkembangan
dan pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak,itu sebabnya pendidikan karakter lebih
tepat apabila dilakukan sejak dalam pendidikan anak usia dini. Berbagai aktifitas yang
menyenangkan dan menarik dapat menjadi bagian dari cara gerakan pramuka untuk
membentuk karakter diri individu. Pendidikan kepramukaan merupakan proses pendidikan
luar lingkungan sekolah dan diluar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang diklakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak.
Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler disekolah sangat relevan
dengan pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter
bangsa dengan nilai-nilai Dasa Dharma Pramuka, sehingga sangat tepatlah bila lewat
pramuka pendidikan karakter dibentuk. Gerakan pramuka mengawali dengan usia peserta
didik 7 tahun hingga 25 tahun dengan sebutan anggota muda, yang dibagi dalam golongan
pramuka siaga (7-10 tahun), pramuka penggalang (11-15 tahun), pramuka penegak (16-20
tahun) dan pramuka pandega (21-25 tahun). Pembagian golongan berdasarkan
perkembangan dan karakteristik baik fisik,maupun psikis.
Berikut ini nilai-nilai pendidikan karakter : Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja
keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan , Cinta Tanah
13
Air, Menghargai prestasi, Bersahabat/Komunikasi, Cintai damai, Gemar membaca, Peduli
Lingkungan, Peduli Sosial, dan Tanggung jawab.
Sedangkan nilai-nilai dalam Dasa Dharma Pramuka meliputi : 1) Takwa Terhadap
Tuhan Yang maha Esa, 2) Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia, 3) Patriot yang
Sopan dan Ksatria, 4) Patuh dan Suka Bermusyawarah, 5) Rela Menolong dan Tabah, 6)
Rajin Terampil dan Gembira, 7) Hemat Cermat dan Bersahaja, 8) Disiplin, Berani dan Setia,
9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya, 10) Suci dalam Pikiran, Perkataan, dan
Perbuatan.
Dengan adanya nilai- nilai dari karakter bangsa dan dasa dharma pramuka itu
merupakan cerminan dari empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, jika semua
generasi muda memahami itu semua dan menerapkannya maka sangat berguna bagi bangsa
dan Negara. Implementasi dari empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
gerakan pramuka dan kegiatan sehari-hari disekolah.
Implementasi dasa darma dan tri satya dalam kegiatan kepramukaan jika dihubungkan
dengan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilaksanakan dalam berbagai
kegiatan antara lain :
a. Perkemahan
Di dalam kegiatan ini anggota pramuka mampu berbaur dengan anggota pramuka lain
tanpa memandang perbedaan agama/ keyakinan , status social , suku , warna kulit
dan saling mengahrgai satu dengan yang lain. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan
ini merupakan imlementasi salah satu pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu
Bhineka Tunggal Ika .
b. Penjelajahan / wide game,
Salah satu metode kepramukaan yang ada yaitu kegiatan di alam terbuka . kegiatan ini
dilaksanakan dalam bentuk Penjelajahan / wide game. Kegiatan ini memberikan
pembelajaran kepada anggota pramuka untuk lebih mencintai alam, bangga memiliki
bangsa Indonesia , lebih mencintai budaya / produk dalam negeri. Dan hal ini
memperkuat salah satu pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI)
14
c. Kegiatan Gladian Pimpinan regu (Dianpiru) dan Gladian Pimpinan satuan
( Dianpinsa)
Kedua kegiatan di atas lebih menitikberatkan pada Latihan Dasar Kepemimpinan
(LDK). Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan
kepemimpinan, pendidikan ini memberikan pembelajaran bagi anggota tentang
bagaimana cara cara memimpin ( menjadi seorang pemimpin ), bagaimana seorang
anggota pramuka dapat mematuhi semua norma yang berlaku di masyarakat pada
umumnya dan mematuhi segala peraturan perundang-undangan Negara Indonesia.
Melalui kegiatan ini diharapkan akan tumbuh pemimpin – pemimpin bangsa yang
diidamkan oleh bangsa Indonesia dan dapat menegakkan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Hal ini dapat memperkokoh keberadaan UUD 1945
sebagai salah satu pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
d. Implementasi Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara terlaksana
di kesepuluh ketentuan dasa darma Pramuka dan Tri satya.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa empat pilar kehidupan berbangsa
dan bernegara yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Eka
dapat di implementasikan melalui gerakan pramuka sebagai ekstrakurikuler yang
mengembangkan pendidikan karakter dan budaya bangsa. Karena nilai-nilai karakter
bangsa sangat berkaitan dengan nilai-nilai dasa dharma pramuka yang harus di pahami
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya untuk generasi muda demi
mewujudkan keutuhan bangsa dan Negara Indonesia. Dengan adanya kegiatan pramuka
ini maka empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dapat di pahami dan
diimplementasikan dalam lingkungan sekolah maupun di masyarakat guna menjadikan
Negara Indonesia yang utuh dan tetap bersatu walau dalam perbedaan.
3.2 Saran
Negsara Indonesia pada era globalisasi sekarang kesadaran persatuannya sudah luntur
maka kami dapat menyarankan pahamilah empat pilar kehdupan berbangsa dan bernegara
dan diimplementasikan dalam linkkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Karena hal tersebut dapat mewujudkan persatuan Negara Indonesia.
16
Daftar pustaka
B P 7 Pusat,pancasila sebagai ideology.
Frans Magnis – Suseno,Etika Politik.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka
Miriam Budiardjo,Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Ensiklopedia popular politik pembangunan Pancasila. Jakarta : Yayasan Cipta Lokia Caraka
The new book of knowledge.
The new book of knowledge-4,hal 39
Ir. Sujamto. Revitalisasi Budaya Jawa.
H. Amin Arjoso,SH.2000. Pancasila Dasar Negara.
Ir. Sujamto ,op.cit
Ensiklopedia popular politik pembangunan pancasila buku 2 hal.121-125. Yayasan Cipta Loka Caraka
BP-7 Pusat ,Pancasila sebagai ideology,hal.190-232
Op.cit.hal 88-141.
Op.cit.hal 40-43
LPPKB. Pedoman umum implementasi pancasila dalam kehidupan bernegara. Ibid
BP-7 Pusat ,op.cit
BP-7 Pusat.op.cit
Bp-7 Pusat.op.cit
Ismail Arianto,naskah focus group discussion,ditjen Kesbang-pol,Kemdagri.
Sudarmito ,naskah focus group discussion,Ditjen Kesbangpol,Kemdagri.
Miriam Budiardjo,Dasar-dasar Ilmu Politik.hal 139
Op.cit.hal 141.
Lukman Santosa & Nita Zakiyah, 2002, Buku Pintar Pramuka, Interpree Book
17
18