41
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Moniliasis adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya. Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes, dan tujuh diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur

makalah moniliasis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ndjgdhgdhjgxzajhgdjhagdhja

Citation preview

Page 1: makalah moniliasis

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Moniliasis adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang sebelumnya disebut

Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu

infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan

prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa gejala. Kandidiasis pada

penyakit sistemik menyebabkan peningkatan angka kematian sekitar 71%-79%.

Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang dewasa yang tubuhnya lemah.

Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya.

Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi

merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana

Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama.

Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM,

yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan oleh genus

Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes, dan tujuh

diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C.

glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat menjadi patogen, dan C. albican

merupakan jamur terbanyak yang terisolasi dari tubuh manusia sebagai flora

normal dan penyebab infeksi oportunistik. Terdapat sekitar 30-40% Kandida

albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada

anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88%

pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien

leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS

Penyakit ini kemudian diteliti lagi oleh Pepy. Beliau melihat jamur itu pada

moniliasis/candidiasis/sariawan pada bayi yang disebutnya oral thrush, sehingga

ia menamakan jamur itu thrush fungus. Veron (1835) menghubungkan penyakit

pada bayi tersebut dengan infeksi pada saat dilahirkan dengan sumber infeksi dari

Page 2: makalah moniliasis

2

alat kandungan ibunya. Berg (1840) berkesimpulan bahwa alat minum yang tidak

bersih dan tangan perawat yang tercemar jamur merupakan faktor penting dalam

penyebarab infeksi ini. Berdasarkan bentuknya yang bulat lonjong dan berwarna

putih diberikanlah nama Oidium Albicans. Nama oidium kemudian berubah

menjadi monilia. Beberapa nama peneliti mencoba mempelajarinya, antara lain

Wilkinson yang menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya Berkhout (1923)

menamakan jamur itu dalam genus candida.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari Moniliasis?

1.2.2 Bagaimana epidemiologi dari Moniliasis?

1.2.3 Bagaimana etiologi dari Moniliasis?

1.2.4 Apakah tanda dan gejala dari Moniliasis?

1.2.5 Bagaimana patofisiologi dari Moniliasis?

1.2.6 Apakah komplikasi dan prognosis dari Moniliasis?

1.2.7 Bagaimana pengobatan dari Moniliasis?

1.2.8 Bagaimana pencegahan dari Moniliasis?

1.2.9 Bagaimana asuhan keperawatan dari Moniliasis?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Moniliasis;

1.3.2 Untuk mengetahui epidemiologi Moniliasis;

1.3.3 Untuk mengetahui penyebab Moniliasis;

1.3.4 Untuk mengetahui tanda dan gejala Moniliasis;

1.3.5 Untuk mengetahui patofisiologi Moniliasis;

1.3.6 Untuk mengetahui komplikasi dan prognosis Moniliasis;

1.3.7 Untuk mengetahui pengobatan Moniliasis;

1.3.8 Untuk mengetahui pengobatan pada pasien Moniliasis;

1.3.9 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien Moniliasis

Page 3: makalah moniliasis

3

1.4 Implikasi Keperawatan

Kandidiasi (moniliasis) merupakan salah satu gangguan infeksi pada sistem

pencernaan yang disebabkan karena suatu infeksi jamur Candidia. Jamur ini

biasanya menginfeksi kulit dan selaput lendir, kadang jamur ini menyusup ke

jaringan yang lebih dalam (misal, darah) yang berakibat fatal. Infeksi ini lebih

sering menyerang bayi terutama pada bagian mulut bayi (biasanya didapat dari

dot, pakaian bayi, bantal, dan sebagainya). Masalah dari oral thrush pada bayi

adalah bayi akan sukar minum dan risiko terjadi diare. Upaya agar oral thrush

tidak terjadi pada bayi adalah mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu

diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan

rebus) sebelum dipakai.

Page 4: makalah moniliasis

4

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Kandidiasi (moniliasis) adalah suatu infeksi jamur Candidia, yang

sebelumnya disebut monilia. Candida biasanya menginfeksi kulit dan selaput

lendir (contohnya mulut dan vagina). Kadang jamur ini menyusup ke jaringan

yang lebih dalam (misalnya darah) dan menyebabkan kandidiasis sistemik, yang

bisa berakibat fatal. Infeksi ini lebih sering menyerang bayi terutama pada bagian

mulut bayi dan orang dewasa biasanya juga pada daerah mulut dan vagina,

biasanya penderita ini karena tubuhnya mengalami kelemahan. Pada bayi

biasanya di dapat dari dot, pakaian bayi, bantal dan sebagainya. Infeksi yang lebih

serius ini paling sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan

(misalnya penderita AIDS atau penderita kanker yang menjalani kemoterapi).

Adapun Candida adalah penghuni normal saluran pencernaan dan vagina yang

biasanya tidak menimbulkan penyakit. Tetapi ada beberapa faktor resiko yang

mendorong terjadinya infeksi yang di sebabkan oleh Candida:

1. Kelembaban dan kehangatan.

2. Pemakaian antibiotik.

3. Kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca pencangkokan organ.

4. Kehamilan

5. Obesitas (kegemukan)

6. Diabetes.

2.2 Epidemiologi

Penyakit ini lebih sering terjadi terutama pada anak usia bayi. Pada anak-anak

yang lahir dari ibu dengan moniliasica vaginitis. Dan kemuadian diamati pada

orang dewasa dengan imunosupresi dan pada pengguna steroid untuk waktu yang

lama. Oral candidiasis merupakan infeksi mulut yang paling sering terjadi.

Penyakit ini biasa menginfeksi pasien yang sangat lemah, bayi, orang tua, dan

pasien yang mengalami penurunan kerja sistem imun dengan prevalensi

persebaran 10% - 15% dan 25% - 75% dari populasi keseluruhan adalah carrier

Page 5: makalah moniliasis

5

atau pembawa. Kolonisasi candidiasis oral telah dilaporkan berkisar dari 40%

sampai 70% dari anak yang sehat dan dewasa, dengan dengan tingkat lebih tinggi

dinikmati natara anak-anak dengan gigi keries danorang dewasa yang lebih tua

memaki gigi palsu. Adapun tingkat yang telah terbukti juga menigkatkan dengan

terapi radiasi kanker, diabetes, dan infeksi HIV. Koloniasis Candidia dapat

menyebabkan inffeksi oportunistik mukosa dan disebarluaskan dan multisistem

keterlibatan organ dalam immunocompromised organ. Tingkat infeksi ini telah

dilaporkan sebgai 50% selama kemoterapi, 70% selama terapi radiasi, dan 90%

pada infeksi HIV.

2.3 Etiologi

Oral trush dan infeksi Moniliasis lainnya terjadi ketika sistem kekebalan tubuh

lemah oleh karena itu penyakit atau obat-obatan seperti antibiotik mengganggu

keseimbangan alami mikroorganisme di dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh

bekerja sebagai pengusir invasi organismeyang berbahaya, seperti virus, jamur,

bakteri dengan mempertahankan keseimbangan antara mikroba didalam tubuh.

Hal ini tidak selalu bekerja maksimal akan tetapi mekanisme perlindungan juga

dapat mengalami kegagalan, sehingga dapat memungkinkan tejadinya infeksi oral

trush atau moniliasis akan terus berlanjut.

Beberapa penyakit yang dapat membuat tubuh entan terhadap infeksi ini

diantaranya adalah:

1. HIV/AIDS

2. Kanker

3. Diabetes milletus

4. Infeksi jamur vagina.

2.4 Tanda dan Gejala

Pada bayi, gejala sariawan berupa suhu badan meninggi hingga 40 derajat

Celcius, mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel, tidak mau makan (apabila

Page 6: makalah moniliasis

6

makan dimuntahkan), tidak mau minum susu botol dan ASI, serta anak merasa

gelisah. Biasanya disertai dengan bau mulut yang kurang sedap yang diakibatkan

oleh kuman atau jamur. Sedangkan pada balita, biasanya suhu tidak naik terlalu

tinggi dan nafsu makannya berkurang. Bentuk sariawan akan terlihat seperti

vesikel atau bulatan kecil, berwarna putih atau kekuningan. Mula-mula

berdiameter 1-3 mm, kemudian berkembang membentuk selaput. Jika selaputnya

mengikis, maka akan terlihat seperti lubang/ulkus. Besarnya sariawan tetap, tidak

membesar, melebar, atau menjalar seperti bisul. Biasanya munculnya vesikel

bersamaan dengan timbulnya panas.

Adakalanya vesikel baru muncul 1-2 hari setelah panas. Kadang malah

tanpa disertai panas, jika vesikel yang muncul cuma satu. Yang membuat panas

umumnya sariawan karena jamur candida atau virus herpes. Sebetulnya sariawan

bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik. Namun sariawan karena jamur

harus diobati dengan obat anti-jamur. Biasanya memakan waktu penyembuhan

sekitar seminggu. Jika sariawan tidak diobati akan bisa berkelanjutan. Memang

tak sampai menyebar ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar mulut. Tetapi,

sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir lewat

pembuluh darah. Gejala yang mudah dikenali, adalah lidah yang menjadi agak

licin, berwarna kemerah-merahan, timbul luka dibagian bawah dan pinggir atau

pada belahan bagian tengah lidah. Pada pipi bagian dalam tampak bintik-bintik

putih, terkadang terdapat benjolan kecil yang dapat pecah sehingga mulut terasa

perih

Secara keseluruhan gejala oral trush yaitu :

1. Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit

dihilangkan.

2. Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu

3. Mukosa mulut mengelupas

4. Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lender mulut sampai bibir

memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, biladihilangkan dan

kemudian berdarah.

Page 7: makalah moniliasis

7

5. Bila terjadi kronis maka terja digranulomatosa (lesi berbenjol kecil)

menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga

beberapa tahun akan menyerang kulit anak.

6. Gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat

Celcius.

7. Tidak mau makan atau minum.

8. Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia

akan rewel.

2.5 Patofisiologi

Kandidiasis oral atau Moniliasis/Trush sering disesbabkan oleh candida

albicans, atau kadang oleh candida glabrata dan candida troicalis. Jamus candida

albicans umumnya memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit

sampai terjadi perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme

pertahanan local dan sistemik yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada

keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan

infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit yang

disebabkan jamur candida albicans ini pertumbuhannya dipelihara dibawah

pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya pertumbuhan

candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan

penggunaan obat-obatan yang menekan system imun serta penyakit yang

menyerang system imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS).

Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut

yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotic yang tidak terkontrol

dan menyerang system imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit

disebut candidiasis oral atau moniliasis.

2.6 Komplikasi dan Prognosis

Apabila moniliasis atau oral trush tidak segera ditangani atau di obati akan

menyebabkan kesukaran minum (menghisap putting susu atau dot) sehingga akan

Page 8: makalah moniliasis

8

berakibat bayi kekurangan makanan. Selain itu komplikasi yang mungkin terjadi

diantaranya:

1. Rekurens atau infeksi berulang pada kulit

2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan

mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku

3. Candidiasis atau moniliasis tersebat pada tubuh yang menyebabkan

kekebalan tubungnya berkurang

4. Candidiasis atau moniliasis yang bermetastase dapat menjalar ke

esophagus, usu halus, usus besar atau dan anus. Infeksi sistemik lainnya

berupa abses hati dan otak.

2.7 Pengobatan

Terdiri dari 2 cara :

2.7.1 Medik /pengobatan

Memberikan obat antijamur, misalnya :a. Miconazol : mengandung

miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel miconazole dapat diberikan

ke lesi setelah makan.b.Nystatin : tiap pastille mengandung 100.000 unit nistatin.

Satu pastille harus dihisap perlahan-lahan 4 kali sehari selama 7-14 hari. Pastille

lebih enak daripada sediaan nistatin lain. Nistatin ini mengandung gula.

2.7.2 Keperawatan

Masalah dari oral thrush pada bayi adalah bayi akan sukar minum dan risiko

terjadi diare. Upaya agar oral thrush tidak terjadi pada bayi adalah mencuci bersih

botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga

mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum dipakai.

Apabila di bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan dengan

autoclaff dan hendaknya setiap bayi menggunakan dot satu-satu atau sendiri-

Page 9: makalah moniliasis

9

sendiri tetapi apabila tidak memungkinkan atau tidak cukup tersedia hendaknya

setelah dipakai dot dicuci bersih dan disimpan kering, nanti ketika akan dipakai

seduh dengan air mendidih.

Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat

menyebabkan oral thrush juga dapat mempengaruhi bentuk rahang.Jika bayi

menetek atau menyusu ibunya, untuk menghindari oral thrush sebelum menyusu

sebaiknya puting susu ibu dibersihkan terlebih dahulu atau ibu hendaknya selalu

menjaga kebersihan dirinya.Adanya sisa susu dalam mulut bayi setelah minum

juga dapat menjadi penyebab terjadinya oral thrush jika kebetulan ada bakteri di

dalam mulut.

Untuk menghindari kejadian tersebut, setiap bayi jika selesai minum susu

berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang terdapat pada

mulut tersebut.Apabila oral thrush sudah terjadi pada anak dan sudah diberikan

obat, selain menjaga kebersihan mulut berikanlah makanan yang lunak atau cair

sedikit-sedikit tetapi frekuensinya sering dan setiap habis makan berikan air putih

dan usahakan agar sering minum.Oral thrush dapat dicegah dengan selalu

menjaga kebersihan mulut dan sering-seringlah minum apalagi sehabis makan.

Sariawan dapat sembuh dengan sendirinya, kecuali sariawan akibat jamur

yang harus diobati dengan obat antijamur. Masa penyembuhan relatif lama, yaitu

seminggu. Jika tak segera diobati, dapat berkelanjutan meski hanya menyebar di

sekitar mulut saja. Tapi jamur yang tertelan dan melewati pembuluh darah, juga

bisa menyebabkan diare.

2.8 Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara

lain :

1. Oral hygiene yang baik;

Page 10: makalah moniliasis

10

2. Utamakan ASI daripada susu formula karena ASI mengandung banyak

immunoglobulin yang berguna bagi kekebalan tubuh bayi. Selain itu,

payudara ibu juga jauh lebih terjamin kebersihannya daripada botol dot

bayi ;

3. Bila menggunakan susu formula sebagai tambahan ASI, pastikan

kebersihan botol dan dotnya, jangan lupa untuk mencucinya dengan air

panas;

4. Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi setelah

minum susu;

5. Pastikan bayi beristirahat yang cukup;

6. Berikan bayi makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap;

Page 11: makalah moniliasis

11

BAB 3. PATHWAY

Penggunaan kortikosteroid dan antibiotik yang tak terkontrol, immunodefisiensi

Sistem imun turun

Pertumbuhan jamur yang tak terkontrol

Menyerang system imun

Gangguan keseimbangan flora normal di mulut (candida albicans)

Proses infeksiTimbul bercak putih di mulut

Kandidiasis oral

Menggumpal menutup

permukaan lidahNafsu makan turun

MK : Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

MK : Nyeri Akut

MK: Perubahan persepsi sensori pengecapan

Menghambat implus syaraf pengecap

Tidak dapat mengecap rasa

Gejala semakin berat

Bercak kemerahan dengan eksudat berwarna putih

Candida bermetastase

Proses peradangan

Nyeri pada mulut

Sisa susu pada mulut bayi

Tidak dibersihkan Mulut bayi kotor

Suhu tubuh

MK : Hipertermi

Nyeri pada faring

Peningkatan hormon prostatglandin, bradikinin,

histamin

MK : Gangguan Integritas Kulit (Mukosa Oral)

MK : Ansietas

Kurang informasi

MK: Kurang Pengetahuan

Perubahan pola makan

MK : Risiko Konstipasi Malnutrisi MK : Disfungsi

Motilitas Gastrointestinal

MK : Defisit Perawatan Diri: Makan

Kelemahan

Ketidakmampuan membuat

penilaian yang tepat

MK: Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan

Page 12: makalah moniliasis

12

BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian

a. Identitas

Identitas Klien: Moniliasis/trush adalah penyakit yang sering terjadi pada anak,

terutama pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia maka angka kejadian

semakin jarang.

b. Keluhan Utama

Anak dengan moniliasis/trush, pada mulutnya tampak bercak keputihan, terutama

pada lidah dan pipi bagian dalam yang sulit dibersihkan dan anak menolak untuk

minum.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Anak dengan moniliasis/trush mengalami sariawan berupa suhu badan meninggi

hingga 40 derajat Celcius, mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel, menolak

untuk makan atau minum, dan gelisah. Biasanya disertai dengan bau mulut yang

kurang sedap, akibat kuman atau jamur.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Adanya suatu infeksi pada saat bayi sehingga diberikan pengobatan antibiotik

yang lama.

Riwayat Imunisasi: imunisasi yang biasa diberikan yaitu BCG, DPT, Hepatitis,

dan Polio.

e. Riwayat Perinatal

1) Antenatal:

pada anak dengan moniliasis/trush, biasanya ibu sang anak pernah menderita

penyakit, seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan inveksi jamur

vagina.

Page 13: makalah moniliasis

13

2) Intra natal:

pada anak dengan moniliasis/trush biasanya saat proses kelahiran bayi

terinveksi jamur dari vagina ibu.

3) Post natal:

pada anak dengan moniliasis/trus biasanya orang tua jarang mencuci tangan

saat merawat atau menetekkan bayinya. Selain itu, kebersihan botol atau

putting ketika menyusui bayi juga kurang diperhatikan.

f. Riwayat Kesehatan Keluarga

Anak dengan moniliasis/trush biasanya dalam keluarganya, khususnya pada ibu

pernah menderita penyakit HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan infeksi

jamur vagina. Akibat dari penyakit yang di derita ibu ini, maka tubuh anak dapat

menjadi lebih rentan terhadap infeksi moniliasis. Moniliasis/trush bukan

merupakan penyakit keturunan

g. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

Pemeriksaan tingkat perkembangan terdiri dari adaptasi sosial, motorik kasar,

motorik halus, dan bahasa. Tingkat perkembangan pada pasien moniliasis/trush

dapat dikaji melalui tingkah laku pasien maupun informasi dari keluarga. Selain

itu, pada anak dengan moniliasis/trush, kebutuhan akan asupan nutrisinya kurang

sehingga akan berpengaruh terhadap proses tumbuh kembangnya.

h. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit

Kedaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya moniliasis/trush pada anak

yaitu pola kebersihan yang cenderung kurang. Orang tua jarang mencuci tangan

saat merawat atau menetekkan bayinya. Selain itu, kebersihan botol atau putting

ketika menyusui bayi juga kurang diperhatikan.

i. Pola Fungsi Kesehatan

Page 14: makalah moniliasis

14

1) Pola persepsi dan tata laksana kesehatan: pola hidup sehat  anak yang

menderita moniliasis/trush harus ditingkatkan dalam menjaga kebersihan diri,

perawatan, dan tatalaksana hidup sehat. Ibu juga harus melakukan perawatan

puting susu dan membersihkannya sebelum memberikan ASI.

2) Pola nutrisi dan metabolisme: anak dengan moniliasis/trush tidak mau minum

ASI sehingga mampu menyebabkan gangguan pola nutrisi dan metabolisme.

3) Pola eliminasi: pola BAB dan BAK pada anak dengan moniliasis/trush akan

mengalami gangguan. Bila bakteri Candida tertelan oleh anak akan

menyebabkan diare.

4) Pola aktivitas/bermain: anak biasanya tidak mengalami keterbatasan

aktivitas, tetapi anak akan sering rewel.

5) Pola istirahat dan tidur: anak akan sering menangis karena merasa nyeri pada

daerah sekitar oral sehingga pola istirahat dan tidurnya juga akan terganggu.

6) Pola kognitif dan persepsi sensori: pola ini mengenai pengetahuan orang

tua terhadap penyakit yang diderita klien

7) Pola konsep diri: bagaimana persepsi orang tua dan/atau anak

terhadap pengobatan dan perawatan yang akan dilakukan.

8) Pola hubungan-peran: biasanya peran orang tua sangat dibutuhkan dalam

merawat dan mengobati anak dengan moniliasis/trush.

9) Pola seksual-seksualitas: apakah selama sakit terdapat gangguan atau tidak

yang berhubungan dengan reproduksi sosial. Pada anak yang menderita

moniliasis/trush biasanya tidak ada gangguan dalam reproduksi.

10) Pola mekanisme koping: keluarga perlu memeberikan dukungan dan

semangat sembuh bagi anak.

11) Pola nilai dan kepercayaan: orang tua selalu optimis dan berdoa agar

penyakit pada anaknya dapat sembuh dengan cepat.

j. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum : lemah.

TTV : Tekanan Darah : dalam batas normal

Page 15: makalah moniliasis

15

Suhu : suhu tubuh tinggi, lebih dari 37o C (normal 36o C-

37o C)

Nadi : takikardi

RR : dalam batas normal (normal 20-50 x/mnt)

2) Kepala dan leher

Inspeksi : Wajah : simetris, dahi mengkerut 

Rambut : lurus/keriting, distribusi merata/tidak

Mata : pupil miosis, konjungtiva anemis

Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung

Telinga : bersih

Bibir dan mulut : mukosa bibir agak kering, terdapat lesi pada

rongga mulut

Lidah : terdapat bercak – bercak putih pada lidah

Palpasi   : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe pada leher

3) Dada

Inspeksi   : simetris, tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan

Palpasi     : denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas, nyeri

tekan(-)

Perkusi      : Jantung : dullness

                    Paru     : sonor

Auskultasi : tidak terdengar suara ronchi

tidak terdengar bunyi wheezing

4) Abdomen

Inspeksi   : flat/datar

Palpasi     : tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi     : pekak

Auskultasi : ada bising usus

5) Kulit

Turgor kurang, pucat, kebiruan.

6) Ekstremitas

Tidak terdapat odem pada pada extremitas

Page 16: makalah moniliasis

16

k. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada anak dengan

moniliasis/trush adalah sebagai berikut:

1) Laboratorium: ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa.

2) Pemeriksaan endoskopi hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan

dengan pemberian flukonazol.

3) Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau

kumur.

4) Diagnosa pasti dengan biopsi

l. Terapi

Terapi pada pasien dengan moniliasis/trush biasanya dengan menggunakan obat-

obatan seperti Miconazol dan Nystatin.

4.2 Diagnosa

a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

b. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan

warna merah dan mengandung eksudat, gejala semakin berat

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri

pada mulut, penurunan nafsu makan

d. Gangguan integritas kulit (mukosa oral) berhubungan dengan infeksi pada

mukosa oral

e. Perubahan persepsi sensori pengecapan berhubungan dengan proses infeksi

f. Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan malnutrisi

g. Risiko konstipasi berhubungan dengan perubahan pola makan

h. Defisit perawatan diri: makan berhubungan dengan kelemahan

Page 17: makalah moniliasis

17

i. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan

ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat

j. Ansietas berhubungan dengan gejala semakin berat

k. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

Page 18: makalah moniliasis

18

4.3 Perencanaan

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/ kriteria

hasil

Perencanaan/ Intervensi Rasional

1 Hipertermi

berhubungan

dengan proses

infeksi

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 2 x 24 jam,

suhu tubuh pasien

akan kembali

normal, dengan

kriteria hasil pasien

tidak menangis.

1. Berikan kompres hangat di

sekitar lipatan misalnya, ketiak

dan lipatan paha.

2. Beri pasien banyak minum air

putih atau susu lebih dari 1000

cc/hari.

3. Ciptakan suasana yang nyaman

(atur ventilasi)

4. Anjurkan keluarga untuk tidak

memakaikan selimut dan

pakaian yang tebal pada anak

5. Observasi tanda vital

6. Kolaborasikan dalam pemberian

obat antimikroba, antipiretik,

dan pemberian cairan parenteral

1. Di ketiak dan lipatan paha terdapat banyak

pembuluh darah besar. Mengurangi panas

dengan memindahkan panas secara konduksi.

Air hangat dapat mengontrol pemindahan

panas secara perlahan tanpa menyebabkan

hipotermi atau menggigil.

2. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan

penguapan tubuh meningkat sehingga perlu

diimbangi dengan asupan cairan yang cukup.

3. Suhu ruangan harus diubah untuk

mempertahankan suhu mendekati normal.

4. Pakaian tipis membantu mengurangi

penguapan tubuh.

5. Tanda vital merupakan acuan untuk

mengetahui keadaan anak setelah dilakukan

tindakan keperawatan.

Page 19: makalah moniliasis

19

6. Digunakan untuk mengurangi demam dengan

aksi sentralnya pada hipotalamus.

2 Nyeri akut

berhubungan

dengan proses

infeksi yang

menghasilkan

bentukan

warna merah

dan

mengandung

eksudat, gejala

semakin berat

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 2 x 24 jam,

nyeri yang

dirasakan pasien

akan berkurang,

dengan kriteria

hasil pasien tidak

menangis dan

tampak rileks.

1. Anjurkan ibu untuk

menggendong dan

menenangkan si anak misalnya

mengelus-elus kepalanya

2. Ajarkan teknik distraksi pada

orang tua misalnya dengan

memberikan anak mainan

3. Evaluasi status nyeri, catat

lokasi, karakteristik, frekuensi,

waktu dan beratnya

4. Kolaborasikan dalam

pemberian analgesik sesuai

indikasi

1. Anak akan merasa nyaman dalam dekapan

ibunya

2. Mengalihkan perhatian anak terhadap nyeri

3. Memastikan kondisi anak setelah dilakukan

tindakan keperawatan.

4. Menghilangkan/mengurangi nyeri

3 Perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 2 x 24 jam,

1. Beri nutrisi dalam keadaan

lunak, porsi sedikit tapi sering

2. Hindari makanan dan obat-

obatan atau zat yang dapat

1 Memberikan nutrisi yang adekuat

2 Mencegah kerusakan integritas pada mukosa

mulut

3 ASI merupakan nutrisi untuk anak dan dapat

Page 20: makalah moniliasis

20

berhubungan

dengan nyeri

pada mulut,

penurunan

nafsu makan

nafsu makan anak

menjadi normal,

dengan kriteria

hasil anak tidak

menangis dan

nutrisi terpenuhi

(berat badan

bertambah).

menimbulkan reaksi alergi pada

rongga mulut

3. Anjurkan pada ibu untuk terus

berusaha memberikan ASI

untuk anak

4. Kolaborasi pemasangan NGT

jika anak tidak dapat makan dan

minum peroral

meningkatkan sistem imun anak

4 Membantu klien untuk memenuhi nutrisi

enteral

4 Gangguan

integritas kulit

(nukosa oral)

berhubungan

dengan infeksi

pada mukosa

oral

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 3 x 24 jam,

integritas kulit

(mukosa oral)

pasien normal

dengan kriteria

hasil pasien

menunjukkan

integritas rongga

1. Anjurkan keluarga untuk

menjaga kebersihan bayi

2. Bersihkan mulut bayi dengan

jari yang telah dibungkus

dengan kain bersih/kassa yang

telah dibasahi dengan larutan

garam

3. Anjurkan ibu untuk mencuci

tangan sebelum dan sesudah

melakukan perawatan pada

bayi

1. Kebersihan bayi perlu dijaga untuk

meghindari bayi dari terjadinya infeksi

2. Larutan garam dapat menjadi antiseptik untuk

membersihkan mulut dari bakteri dan jamur.

3. Ibu perlu menjaga kebersihan terutama

mencuci tangan sebelum dan sesudah

menyusui bayi untuk menghindari adanya

transmisi bakteri atau jamur pada bayi.

4. Puting susu ibu perlu dibersihkan agar pada

saat bayi menyusu dapat terhindar dari

bakteri dan jamur.

Page 21: makalah moniliasis

21

oral. 4. Anjurkan ibu untuk selalu

menjaga kebersihan puting

susu

5. Gunakan krim anti fungal pada

puting susu

5. Krim antifungal berguna untuk mencegah

penyebaran infeksi antara ibu dan anak.

5 Perubahan

persepsi

sensori

pengecapan

berhubungan

dengan proses

infeksi

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 3 x 24 jam,

perubahan persepsi

sensori pengecapan

pasien teratasi

dengan kriteria

hasil pasien mampu

1. Kaji pola makan anak

2. Berikan makanan yang mudah

di telan (lunak)

3. Berikan makanan dalam porsi

yang sedikit tapi sering

4. Berikan makanan dalam

tampilan yang semenarik

mungkin

5. Kolaborasikan dengan tenaga

kesehatan lain dalam

pemberian obat

1. Mengetahui keteraturan pola makan anak

ketika sakit dan sebelum sakit

2. Memudahkan anak untuk menelan

3. Mencukupi kebutuhan asupan nutrisi anak

4. Meningkatkan kemauan anak untuk makan

5. Mengatasi dan mengurangi penumpukan

bercak putih di lidah

6 Disfungsi

motilitas

gastrointestinal

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

6. 6.

Page 22: makalah moniliasis

22

berhubungan

dengan

malnutrisi

selama 2 x 24 jam,

7 Risiko

konstipasi

berhubungan

dengan

perubahan pola

makan

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 2 x 24 jam,

7. 7.

8 Defisit

perawatan diri:

makan

berhubungan

dengan

kelemahan

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 2 x 24 jam,

8. 8.

9 Ketidakefektif

an

pemeliharaan

kesehatan

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 2 x 24 jam,

9. 9.

Page 23: makalah moniliasis

23

berhubungan

dengan

ketidakmampu

an membuat

penilaian yang

tepat

10 Ansietas

berhubungan

dengan gejala

semakin berat

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 1 x 24 jam,

kecemasan pasien

teratasi, denga

kriteria hasil pasien

mampu

mengidentifikasi

dan

mengungkapkan

gejala cemas, serta

menunjukkan

10. 10.

Page 24: makalah moniliasis

24

teknik untuk

mengontrol cemas.

11 Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan

kurangnya

informasi

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan

selama 1 x 24 jam,

pasien

menunjukkan

pengetahuan

tentang penyakit

dengan kriteria

hasil pasien dan

keluarga

menyatakan

pemahaman

tentang penyakit

dan mampu

melaksanakan

prosedur yang

11. 11.

Page 25: makalah moniliasis

25

dijelaskan secara

jelas.

4.4 Pelaksanaan

No Diagnosa

Keperawatan

Pelaksanaan

1 Hipertermi

berhubungan dengan

proses infeksi

1. Telah diberikan kompres hangat di sekitar lipatan misalnya, ketiak dan lipatan paha.

2. Telah diberikan minum air putih atau susu lebih dari 1000 cc/hari.

3. Telah diciptakan suasana yang nyaman (atur ventilasi)

4. Telah menganjurkan keluarga untuk tidak memakaikan selimut dan pakaian yang tebal pada

anak

5. Tela dilakukan observasi tanda vital

6. Telah dilakukan kolaborasikan dalam pemberian obat antimikroba, antipiretik, dan

pemberian cairan parenteral

2 Nyeri akut berhubungan

dengan proses infeksi

yang menghasilkan

1. Telah menganjurkan ibu untuk menggendong dan menenangkan anak misalnya mengelus-

elus kepalanya

2. Telah mengajarkan teknik distraksi pada orang tua misalnya dengan memberikan anak

Page 26: makalah moniliasis

26

bentukan warna merah

dan mengandung

eksudat, gejala semakin

berat

mainan

3. Telah dilakukan evaluasi status nyeri, catat lokasi, karakteristik, frekuensi, waktu dan

beratnya

4. Telah dilakukan kolaborasikan dalam pemberian analgesik sesuai indikasi

3 Perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan

dengan nyeri pada

mulut, penurunan nafsu

makan

1. Telah diberikan nutrisi dalam keadaan lunak, porsi sedikit tapi sering

2. Telah dianjurkan untuk menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat

menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut

3. Telah dianjurkan pada ibu untuk terus berusaha memberikan ASI untuk anak

4. Telah dilakukan kolaborasi pemasangan NGT jika anak tidak dapat makan dan minum

peroral

4 Gangguan integritas

kulit (nukosa oral)

berhubungan dengan

infeksi pada mukosa

oral

1. Telah menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan bayi

2. Telah dibersihkan mulut bayi dengan jari yang telah dibungkus dengan kain bersih/kassa

yang telah dibasahi dengan larutan garam

3. Telah mengnjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan

pada bayi

4. Telah menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan puting susu

5. Telah diberikan krim anti fungal pada puting susu

Page 27: makalah moniliasis

27

4.5 Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1 Hipertermi berhubungan dengan

proses infeksi

S : orang tua pasien mengatakan “anak saya sudah tidak panas lagi sus.”

O : Suhu : 36,5o C

A : Tujuan tercapai

P : hentikan tindakan keperawatan

2 Nyeri akut berhubungan dengan

proses infeksi yang

menghasilkan bentukan warna

merah dan mengandung eksudat,

gejala semakin berat

S : orang tua pasien mengatakan “sus, anak saya sudah tidak menangis lagi saat

menyusu.”

O : bercak kemerahan di dalam mulut berkurang

A : tujuan telah tercapai

P : hentikan tindakan keperawatan

3 Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan

dengan nyeri pada mulut,

penurunan nafsu makan

S : orang tua pasien mengatakan “anak saya sudah mau meminum ASI saya lagi sus .”

O : berat badan meningkat

A : tujuan telah tercapai

P : hentikan tindakan keperawatan.

4 Gangguan integritas kulit S : orang tua pasien mengatakan “sus, anak saya sudah tidak sering menangis lagi.”

Page 28: makalah moniliasis

28

(nukosa oral) berhubungan

dengan infeksi pada mukosa oral

O : bayi terlihat lebih tenang

A : tujuan telah tercapai

P : hentikan tindakan keperawatan.