21
MENUMBUHKAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR Oleh: Ramlan Mahmud* Jafaruddin ABSTRAK Belajar matematika adalah belajar konsep-konsep matematika yang abstrak. Peserta didik SD pada umumnya berada pada tahap berpikir konkrit yang ditandai oleh penalaran logis tentang hal-hal yang dapat dijumpai dalam dunia nyata. Di samping itu, konsep matematika yang lebih tinggi daripada yang sudah dimiliki peserta didik, tidak dapat dikomunikasikan dengan definisi, tetapi perlu memberikan kepadanya contoh-contoh yang sesuai dengan materi pelajaran. Dengan contoh konkrit yang cocok dengan konsep yang diajarkan, dimaksud- kan untuk menumbuhkan motivasi dan minat belajar matematika peserta didik. Kata kunci: motivasi, minat, belajar matematika. 1. PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting, karena pendidikan memiliki kemampuan untuk mengembangkan kualitas manusia dari berbagai segi. Pengajaran matematika sekolah merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kualitas manusia karena 1 *Mahasiswa Pendidikan Matematika Kelas B PPs UNM

Makalah Motivasi Dan Minat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Motivasi Dan Minat

MENUMBUHKAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK

SEKOLAH DASAR

Oleh:Ramlan Mahmud*

Jafaruddin

ABSTRAK

Belajar matematika adalah belajar konsep-konsep matematika yang abstrak. Peserta didik SD pada umumnya berada pada tahap berpikir konkrit yang ditandai oleh penalaran logis tentang hal-hal yang dapat dijumpai dalam dunia nyata. Di samping itu, konsep matematika yang lebih tinggi daripada yang sudah dimiliki peserta didik, tidak dapat dikomunikasikan dengan definisi, tetapi perlu memberikan kepadanya contoh-contoh yang sesuai dengan materi pelajaran. Dengan contoh konkrit yang cocok dengan konsep yang diajarkan, dimaksudkan untuk menumbuhkan motivasi dan minat belajar matematika peserta didik.

Kata kunci: motivasi, minat, belajar matematika.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting, karena pendidikan

memiliki kemampuan untuk mengembangkan kualitas manusia dari berbagai

segi. Pengajaran matematika sekolah merupakan salah satu cara dalam

meningkatkan kualitas manusia karena penguasaan berpikir matematika akan

memungkinkan salah satu jalan untuk menyusun pemikiran yang jelas, tepat dan

teliti. Selain matematika sebagai pelayan ilmu banyak digunakan dalam bidang

ilmu pengetahuan lain, terutama dalam perkembangan teknologi sekarang ini.

Oleh karena itu, penguasaan matematika secara tuntas oleh peserta didik sangat

diperlukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan belajar mengajar

matematika perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.

1

*Mahasiswa Pendidikan Matematika Kelas B PPs UNM

Page 2: Makalah Motivasi Dan Minat

Ditinjau dari hakekat matematika dan obyek matematika yang abstrak,

maka peserta didik sekolah dasar (SD) selalu mengalami kesulitan mempelajari

matematika, muncul kebosanan yang mengakibatkan tidak tertarik untuk belajar

matematika. Untuk menjawab permasalahan ini perlu dikaji bagaimana

mengajarkan matematika kepada murid SD agar konsep matematika mudah

dipahami dan menarik.

Peserta didik SD berada pada periode operasi konkrit, sehingga dalam

pengajaran konsep matematika sebaiknya disajikan dalam bentuk-bentuk konkrit,

yaitu dengan menggunakan alat peraga. Seperti dalam motto bangsa Cina "saya

mendengar dan saya lupa, saya melihat dan saya ingat, saya lakukan dan saya

mengerti." Motto ini sangat berarti bagi seorang guru, dengan motto ini sebagai

dasar atau patokan minimal dalam pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah adalah

bagaimana menumbuhkan motivasi dan minat belajar matematika bagi peserta

didik SD?

2. PEMBAHASAN

a. Belajar dan Mengajar Matematika

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada diri individu. Hudoyo (1988: 1) mengemukakan bahwa pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi

dan berkembang akibat aktivitas belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar

bila dapat diasumsikan bahwa dalam diri orang itu terjadi suatu proses yang

mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.

2

Page 3: Makalah Motivasi Dan Minat

Hamalik (1990: 21) mengatakan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan

atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara

bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Sejalan dengan itu

Sudjana (1991: 5) mengatakan belajar adalah suatu perubahan yang relatif

permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek

atau latihan.

Dengan demikian, maka belajar dapat diartikan sebagai suatu usaha yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Belajar matematika ialah belajar konsep-konsep dan struktur-struktur

dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari

serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur

matematika (Hudoyo,1990: 48). Konsep-konsep merupakan batu-batu

pembangun (building blocks) berpikir. Konsep-konsep merupakan dasar bagi

proses-proses mental yang lebih baik untuk merumuskan prinsip-prinsip dan

generalisasi-generalisasi (Dahar, 1989: 79).

Soedjadi (1981: 7) mengatakan bahwa objek abstrak matematika sebagai

ilmu, tidak dapat diubah menjadi konkrit. Akan tetapi untuk memahami dapat

ditempuh berbagai jalan, antara lain dengan menggunakan benda-benda konkrit.

Sifat-sifat tertentu dari sekumpulan benda konkrit, dapat dijadikan titik tolak

untuk memahami subjek matematika yang abstrak itu. Upaya ini diperlukan dalam

3

Page 4: Makalah Motivasi Dan Minat

pendidikan matematika karena sasaran pemberian matematika sebagai bahan

pelajaran adalah peserta didik tengah berkembang.

Mengajar dilukiskan sebagai suatu proses interaksi antara guru dan peserta

didik, di mana guru mengharapkan peserta didiknya dapat menguasai

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang benar-benar dipilih oleh guru.

Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipilih guru hendaknya relevan dengan

tujuan dari pada pelajaran yang diberikan dengan struktur kognitif yang dimiliki

peserta didik (Hudoyo, 1990: 107).

Dengan menguasainya bahan ajaran, tidaklah berarti bahwa tujuan akhir

proses belajar mengajar, tetapi bahan ajaran diorientasikan sedemikian hingga

dapat menumbuhkan (1) sikap terbuka dan percaya diri, (2) kreativitas dan insigh,

(3) kemampuan memecahkan masalah matematika, dan (4) kemampuan belajar

seumur hidup (Soedjadi, 1989: 17).

b. Motivasi Belajar Matematika

Manusia sebagai mahluk hidup yang secara sadar selalu ada dorongan

dalam dirinya rasa ingin tahu sesuatu. Daya dorong tersebut disebut dengan

"motif". Motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi hal yang dapat disaksikan

oleh manusia itu sendiri.

Drever (dalam Slameto, 1991: 60) mengatakan motive is an affective-

conative factor which operates in determining the direction of an individual's

behavior towards an end or goal consiustly apprehended or unconsiustly. Dari

definisi ini dapat dipahami bahwa motif erat kaitannya dengan tujuan yang

akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan

4

Page 5: Makalah Motivasi Dan Minat

tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat. Sedangkan penyebab berbuat

adalah motif itu sendiri sebagai daya pendorongnya atau penggeraknya. Motif

merupakan kondisi intern atau disposisi (kesiagaan atau kecenderungan)

seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu

tujuan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa motif adalah segala

sesuatu yang timbul dari dalam diri individu yang mendorongnya untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Suatu motif

selalu mempunyai tujuan, sedang tujuan menjadi arah sesuatu kegiatan yang

bermotif.

Motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan,

namun secara konseptual dapat dibedakan karena motivasi merupakan hal-hal

yang berkaitan dengan timbulnya dan aktifnya motif. Sardiman (1992: 73)

menyatakan bahwa berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat

tertentu, terutama bila untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak.

Hudojo (1990: 97) mengatakan bahwa kekuatan pendorong yang ada di

dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai

sesuatu tujuan disebut "motif". Sedangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan

timbulnya dan berlangsungnya motif itu disebut "motivasi". Hal ini berarti bahwa

dibalik setiap aktivitas seseorang terdapat sesuatu motivasi mendorongnya untuk

mencapai sesuatu tujuan tertentu.

5

Page 6: Makalah Motivasi Dan Minat

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa dalam hal orang melakukan

atau berbuat sesuatu, alasan atau dorongan menggerakkan orang itu melakukan

sesuatu untuk mencapai suatu tujuan adalah motifnya, sedang proses pembang-

kitan geraknya disebut "motivasi". Demikian setiap motivasi selalu berkaitan erat

dengan tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi dapat diubah dan

ditingkatkan intensitasnya oleh lingkungan.

Marhaeni (2005: 65) menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi yang

muncul dalam diri individu yang disebabkan oleh interaksi antara motif dengan

kejadian-kejadian yang diamati oleh individu sehingga mendorong mengaktifkan

perilaku menjadi suatu tindakan nyata.

Motivasi sebagai proses pembangkitan gerak dalam diri individu untuk

melakukan atau berbuat sesuatu guna mencapai suatu tujuan mempunyai tiga

fungsi, yaitu menggerakkan, mengerahkan, dan menyeleksi perbuatan individu.

c. Minat Belajar Matematika

Menurut pengertian yang paling dasar, minat berarti sibuk, tertarik, atau

terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan

itu. Slameto (Abdul Zamad, 2000) memberikan pengertian bahwa minat adalah

suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada

yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut semakin besar minat. Menurut Slameto (2003: 180) bahwa minat adalah

suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

6

Page 7: Makalah Motivasi Dan Minat

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, semakin besar minat.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat

pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang

memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat

merupakan kecendrungan hati untuk terlibat pada suatu objek. Dengan demikian

minat belajar dapat didefinisikan sebagai keterlibatan siswa dengan segenap

pikiran dan perhatian secara penuh untuk melakukan aktivitas belajar.

Dengan demikian minat belajar matematika dapat diartikan sebagai

keterlibatan diri secara penuh dalam melakukan aktivitas belajar matematika baik

di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. Siswa yang mempunyai minat belajar

matematika berarti mempunyai usaha dan kemauan untuk mempelajari

matematika.

d. Cara menumbuhkan motivasi dan minat

Menurut Hamzah B Uno (2007) bahwa ada beberapa cara menumbuhkan

motivasi belajar siswa sebagai berikut:

1. Pernyataan penghargaaan secara verbal. Pernyataan verbal terhadap

prilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik

merupakan cara yang paling mudah dan efektif untuk meningkatkan

motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik. Pernyataan seperti

7

Page 8: Makalah Motivasi Dan Minat

“Bagus sekali“, “Hebat”, “menakjubkan”, disamping menyenangkan

siswa, pernyataan verbal mengandung makna interaksi dan pengalaman

pribadi yang langsung antara siswa dan guru dan penyampaiannya

kongkret sehingga suatu persetujuan atau pengakuan sosial, apalagi kalau

penghargaan verbal itu diberikan di depan orang yang banyak.

2. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

Pengetahuan atas hasil pekerjaan, merupakan cara untuk meningkatkan

motif belajar siswa.

3. Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin ditimbulkan oleh suasana

yang dapat mengejutkan, keragu-raguan, ketidaktentuan, adanya

kontradiksi, menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, menemukan

suatu hal yang baru, menghadapi teka-teki. Hal tersebut menimbulkan

semacam konflik konseptual sehingga membuat siswa merasa penasaran,

dengan sendirinya menyebabkan siswa tersebut berusaha keras untuk

memecahkannnya. Dalam upaya yang keras itulah motif belajar siswa

bertambah besar.

4. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. Dalam upaya

itupun, guru sebenarnya bermaksud untuk menimbulkan rasa ingin tahu

siswa.

5. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini

memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar

yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya.

8

Page 9: Makalah Motivasi Dan Minat

6. Mengggunakan materi yang dikenal oleh siswa sebagai contoh dalam

belajar. Sesuatu yang telah dikenal siswa dapat diterima dan diingat

lebih mudah. Jadi, gunakanlah hal-hal yang telah diketahui siswa sebagai

wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami oleh

siswa.

7. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu

konsep dan prinsip yang sudah dipahami. Sesuatu yang unik, tak

terduga, dan aneh dan lebih dikenang oleh siswa daripada sesuatu yang

biasa-biasa saja.

8. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang sudah dipelajari

sebelumnya. Dengan jalan itu, selain siswa belajar menggunakan hal-hal

yang telah dikenalnya, dia juga dapat menguatkan pemahaman atau

pengetahunannya tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.

9. Menggunakan simulasi dan permainan. Simulasi merupakan upaya

untuk menerapkan sesuatu yang dipelajari atau sesuatu yang sedang

dipelajari melalui tindakan langsung. Baik simulasi maupun permainan

merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang sangat

menarik menyebabkan proses belajar menjadi lebih bermakna secara

efektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang bermakna akan lestari

diingat, dipahami atau dihargai.

10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahirannya di depan umum. Hal itu akan menimbulkan rasa bangga

9

Page 10: Makalah Motivasi Dan Minat

dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya suasana tersebut akan

meningkatkan motif belajar siswa.

11. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa

dalam kegiatan belajar. Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam

belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal yang berdampak

negatif seyogyanya dikurangi.

12. Memahami iklim sosial dalam sekolah. Pemahaman iklim dan suasana

sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa. Dengan

pemahaman itu siswa dapat memproleh bantuan yang tepat dalam

mengatasi masalah atau kesulitan.

13. Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Guru seyogyanya

memahami sacara tepat bilamana dia harus menggunakan berbagai

manifestasi kewibawaaanya pada siswa untuk meningkatkan motif

belajarnya. Jenis–jenis pemanfaatan itu adalah memberi ganjaran, dalam

pengendalian prilaku siswa, kewibawaan berdasarkan hukum,

kewibawaan sebagai rujukan dan kewibawaan karena keahlian.

14. Memperpadukan motif-motif yang kuat. Seorang siswa giat belajar

mungkin karena latar belakang motif berprestasi sebagai motif yang kuat.

Dia dapat pula belajar karena ingin menonjolkan diri dan memperoleh

penghargaan atau karena dorongan untuk memperoleh kekuatan. Apabila

motif-motif kuat seperti itu dipadukan, maka siswa memperoleh

penguatan motif yang jamak, dan kemauan untuk belajar pun bertambah

besar, sampai mencapai keberhasilan yang tinggi

10

Page 11: Makalah Motivasi Dan Minat

15. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Diatas telah

dikemukakan bahwa seorang anak akan berbuat lebih baik dan berhasil

apabila memahami yang harus dikerjakannya dan yang dicapai dengan

perbuatannya itu. Makin jelas tujuan yang dicapai, makin terarah upaya

untuk mencapainya.

16. Merumuskan tujuan-tujuan sementara. Tujuan belajar adalah rumusan

yang sangat luas dan jauh untuk dicapai. Agar upaya mencapai tujuan itu

lebih terarah, maka tujuan-tujuan belajar yang umum itu seyogyanya

dipilah menjadi menjadi tujuan sementara yang lebih jelas dan lebih

mudah dicapai.

17. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai. Dalam belajar hal ini

dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ujian atau niai

pekerjaan rumah. Dengan mengetahui hasil yang telah dicapai, maka

motif belajar siswa lebih kuat, baik itu dilakukan karena ingin

mempertahankan hasil belajar yang telah baik, maupun untuk

mempebaiki hasil belajar yang kurang memuaskan.

18. Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa. Suasana

ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengukur kemampuan

dirinya melalui kemampuan orang lain. Lain dari pada itu belajar dengan

bersaing menimbulkan upaya belajar yang sungguh-sungguh, disini

digunakan pula prisip-prinsip keinginan individu untuk selalu lebih baik

dari orang lain.

11

Page 12: Makalah Motivasi Dan Minat

19. Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri. Persaingan semacam

ini dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang

harus dilakukan sendiri. Dengan demikian, siswa akan dapat

membandingkan keberhasilannya dalam melakukan berbagai tugas.

20. Memberikan contoh yang positif. Banyak guru yang mempunyai

kebiasaan untuk membebankan pekerjaan pada siswa tanpa kontrol.

Biasanya dia memberikan suatu tugas kepada kelas, dan guru

meninggalkan untuk melaksanakan pekerjaan, keadaan ini bukan saja

tidak baik, tetapi dapat merugikan siswa. Untuk menggiatkan belajar

siswa guru tidak cukup untuk dengan memberikan tugas saja, melainkan

harus dilakukan pengawasan dan pembimbingan yang memadai selama

siswa mengerjakan tugas kelas. Selain itu dalam mengontrol dan

membimbing siswa dalam mengerjakan tugas. Guru seyogyanya

memberikan contoh yang baik.

Para ahli ilmu jiwa seperti Piaget, Bruner, Brownell, Skemp, percaya

bahwa jika kita hendak memberi pelajaran kepada anak, kita perlu memperhatikan

tingkat perkembangan berpikir anak. Piaget berpendapat bahwa proses berpikir

manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual

konkrit ke abstrak berurutan melalui empat periode. Periode berpikir yang

dikemukakan oleh Piaget adalah sebagai berikut: (1) tahap sensori motor, (2)

tahap praoperasional, (3) tahap operasional, dan (4) tahap formal.

12

Page 13: Makalah Motivasi Dan Minat

3. PENUTUP

Peserta didik SD pada umumnya berada pada tahap berpikir konkrit yang

ditandai oleh penalaran logis tentang hal-hal yang dapat dijumpai dalam dunia

nyata. Belajar matematika adalah belajar konsep-konsep matematika yang abstrak.

Dengan menggunakan alat peraga, peserta didik dapat bergairah belajar

matematika. Konsep matematika yang lebih tinggi daripada yang sudah dimiliki

peserta didik, tidak dapat dikomunikasikan dengan definisi, tetapi dengan

memberikan contoh-contoh konkrit yang sesuai dengan materi pelajaran dapat

menumbuhkan motivasi dan minat belajar matematika. Berdasarkan kesimpulan

ini, maka dalam mengajarkan matematika disarankan kepada guru matematika

yang mengajar di SD agar menggunaan benda-benda konkrit yang sesuai dengan

materi pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Sutawidjaja, Akbar, 1991. Penggunaan Alat Peraga Dalam Pengajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Penataran Penyiapan Calon Penatar (PCP) Dosen PGSD-D II Guru Kelas, Jakarta.

Anon, 1993. Garis-Garis Besar Program Pengajaran Matematika SD, Depdikbud, Jakarta.

Dahar, Ratna Wilis, 1988. Teori-teori Belajar, Gelora Aksara Pratama, Bandung.Hamalik, Oemar, 1990. Metoda Belajar dan Kesulita-kesulitan Belajar, Tarsito,

Bandung.Hudoyo, Herman, 1988. Mengajar Belajar Matematika, Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (P2LPTK), Jakarta.-----, 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika, IKIP Malang, Malang.Marhaeni, Anak Agung Istri Ngurah, 2005. Pengaruh Asesmen Portofolio dan

Motivasi Berprestasi dalam Bahasa Inggris Terhadap Kemampuan Menulis dalam Bahasa Inggris, PPs Universitas Negeri Jakarta, Jakarta.

Sardiman A.M., 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Slameto, 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Soedjadi, 1989. Matematika Untuk Pendidikan Dasar 9 Tahun, IKIP Surabaya, Surabaya.

13

Page 14: Makalah Motivasi Dan Minat

-----, 1991. Orientasi Masa Depan Matematika Sekolah di Indonesia, IKIP Jokyakarta, Jokyakarta.

Sudjana,Nana, 1989. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

14