21
SISTEM MEMORI DAN PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR MOTORIK Disusun oleh kelompok 7 : Aulia Rahman (1406104020005) Yusra Amna (1406104020013) Imam Maulana (1306104020036) Rizki Ramadhan (1306104020079) Putra Malza Rianda (130610402025) PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM

Makalah motorik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bacalah

Citation preview

Page 1: Makalah motorik

SISTEM MEMORI DAN PEMROSESAN INFORMASI DALAM

BELAJAR MOTORIK

Disusun oleh kelompok 7 :

Aulia Rahman (1406104020005)

Yusra Amna (1406104020013)

Imam Maulana (1306104020036)

Rizki Ramadhan (1306104020079)

Putra Malza Rianda (130610402025)

PROGRAM STUDI PENJASKESREK

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM

TAHUN AKADEMIK 2015

Page 2: Makalah motorik

KATA PENGANTARAssalammualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis aturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat,

taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

tepat waktu.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses pengerjaan makalah ini. Diantaranya kami tujukan

kepada :

Dr. Razali M,Pd selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Belajar Motorik

yang terus membagi ilmunya kepada kami.

Teman - teman dari angkatan 2013 yang telah banyak membantu dalam

proses penyelesaian makalah ini.

Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

dengan iklas membantu kami.

Adapun makalah ini penulis beri judul “Memori dan Proses Informasi

dalam Belajar Motorik ”, disusun untuk memenuhi tugas dari Dr. Razali M,Pd

matakuliah Belajar Motorik semester III tahum ajaran 2014/2015

Seperti halnya kata pepatah,“ Tak Ada Gading Yang Tak Retak”. Meskipun

dalam penulisan makalah ini penulis telah mengoptimalkan kemampuan yang

penulis miliki, tentunya masih banyak kekurangan-kekurangan didalamnya.

Untuk itu penulis mohon maaf.

Akhir kata, semoga penyusunan dan penulisan makalah ini memberikan

manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Banda Aceh, 12 Oktober 2015

Penulis

Page 3: Makalah motorik

DAFAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar belakang...............................................................................................1

1.2 Identifikasi masalah.......................................................................................3

1.2.1 Bagaimana model pemrosesan informasi dalam belajar motorik ?................3

1.2.2 Bagaimana pengembangan pemrosesan informasi ?......................................3

1.2.3 Bagaimana kerangka dari memori ?................................................................3

1.3 Pembatasan masalah......................................................................................3

1.4 Ruang lingkup pembahasan...........................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

PEMBAHASAN......................................................................................................4

2.1 Pengertian Memori.........................................................................................4

2.2 Model Pemrosesan Informasi.........................................................................4

2.3 Pengembangan model pemrosesan informasi...............................................5

2.3.1 Tahap Identifikasi rangsang........................................................................6

2.3.2 Tahap Seleksi Respons................................................................................6

2.3.3 Tahap Pemrograman Respons.....................................................................7

3.1 Kerangka memori...........................................................................................8

3.1.1 Short-Term Sensory Store...........................................................................8

3.1.2 Short-Term Memory....................................................................................8

3.1.3 Long-term Memory.....................................................................................9

BAB III..................................................................................................................10

Kesimpulan.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

Page 4: Makalah motorik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakangManusia merupakan makhluk Allah SWT yang mempunyai kelebihan di

bandingkan dengan makhluk Allah lainnya. Di antara kelebihan tersebut adalah di

berikannya manusia akal, dengan akal tersebut mansuia dapat mencapai

kemuliaan dengan cara berfikir. Untuk meningkatkan daya akal dan kecerdasan

manusia membutuhkan pendidikan. Pendidikan adalah sarana penting untuk

mewujudkan mansuia yang cerdas, terampil dan mempunyai kahlak yang mulia.

Pendidikan tidak akan lepas dengan proses pembelajaran. Pembelajaran

merupakan sarana ampuh dalam rangka menumbuhkan manusia pembelajar.

Dengan demikian belajar merupakan langkah awal dan penting bagi manusia

untuk mengasah otak dan pikirannya. Di sisi lain belajar merupakan aktifitas

dalam pendidikan, yanga akatiftas tersebut merupakan sebuah proses ntuk

mengetahui, memahami dan akhirnya menerapkan berbagai informasi yang

dterima selama proses pembelajaran.

Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang

menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan

dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang

memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama.

Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat

memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.

(http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-pemrosesan-informasi.html

(diakses 22, April 2009)).

1

Page 5: Makalah motorik

Proses penguasaan keterampilan dalam olahraga sama sekali tak lepas dari

penguasaan informasi yang diterima seseorang. Bagaimana kejadian yang terjadi

semenjak informasi dterima, diolah dan kemudian ditranformasikan dalam bentuk

respon gerak, dapat dipahami dari salah satu pandangan yang mengatakan

manusia adalah pemrosesan informasi. Pandangan itu beranggapan, informasi

yang datang dari lingkungan sekitar dan diterima seseorang, seterusnya disimpan

dalam berbagai “ sitem penyimpanan “ yang disebut memori (Lutan, Rusli, 1988:

144), hingga kemudian mengalami pemrosesan. Memori biasanya disebut juga

dengan ingatan, tetapi menurut Muhibbin Syah memori adalah fungsi mental yang

menangkap informasi dari stimulus, dan merupakan storage system, yaitu sistem

penyimpanan informasi dan pengetahuan yang ada dalam otak manusia.

(http://alumniiainibpadang.blogspot.com/2009/01/mengenal-manusia-belajar-

memori-dan.html(diakses 22 April 2009)).

Istilah proses disini berarti bahwa informasi itu dikode dan diklasifikasi

menurut jenisnya dan kode-kode itu bisa berubah dari satu bentuk kebentuk lain,

informasi bisa dikombinasi dengan informasi lainnya, dan seterusnya. Yang

dimaksud dengan pengkodean ialah pengalihan atau transmisi informasi kedalam

satu bentuk yang dapat diingat kembali untuk disimpan dalam memori. Sebagai

contoh,ketika seseorang membaca suatu buku dan ia tidak ingat kata-kata itu,

melainkan mencoba untuk mendapat/kan intisari gagasan utama yang telah

ditandainya. Fakta bahwa seseorang dapat ingat informasi berhari-hari, minggu,

atau tahun membuktikan bahwa informasi itu adalah tersimpan dengan baik,

mengacu pada proses yang dapat mendorong kearah ingatan yang kurang

baik.Informasi mungkin disimpan dalam memori, menyimpan dalam memori

ibarat menyimpan dalam kain kasa yang tidak terjamin informasi tersebut terus

ada.

2

Page 6: Makalah motorik

1.2 Identifikasi masalah1.2.1 Bagaimana model pemrosesan informasi dalam belajar motorik ?

1.2.2 Bagaimana pengembangan pemrosesan informasi ?

1.2.3 Bagaimana kerangka dari memori ?

1.3 Pembatasan masalahMakalah ini akan membahas model pemrosesan informasi dalam kaitanya

dengan pelaksanaan gerak, yang akan dibahas ialah macam-macam informasi

yang bermanfaat untuk pelaksanaan gerak, bagaimana informasi itu diproses,

bagaimana tindakan dikontrol dan bagaimana informasi disimpan dalam memori.

1.4 Ruang lingkup pembahasanTahap pemrosesan informasi diangap sebagai proses yang berlangsung linier.

Setelah rangsang diterima oleh saraf sensoris, rangsang diidentifikasi, responn diseleksi,

kemudian respon diprogam hingga muncul hasilnya berupa gerak. Rangsang yang

diterima harus diolah menjadi pola gerak, dan dianalisis yang lazim disebut abstraksi

gerak. Setelah rangsang diidentifikasi, responn yang serasi harus diseleksi, dan hal itu

dengan sendirinya membutuhkan waktu untuk memilih respon.

3

Page 7: Makalah motorik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian MemoriMemori biasanya disebut juga dengan ingatan, tetapi menurut Muhibbin

Syah memori adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan

merupakan storage system, yaitu sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan

yang ada dalam otak manusia.

2.2 Model Pemrosesan InformasiPemrosesan informasi merupakan proses psikologis yang merupakan

sesuatu yang abstrak, dan tersembunyi dalam “dunia dalam”. Informasi akan

mulai bekerja setelah adanya input informasi dari lingkungan. Prinsip prinsip

pemrosesan informasi mirip dengan prinsip stimulus – respons. Perbedaan pokok

terletak pada fokus kajian yang terjadi antara stimulus hingga munculnya respons.

Model pemrosesan informasi secara sederhana dapat dilihat pada gambar

1.1. Pendekatan model terebut dipilih, dengan pertimbangan pemrosesan

informasi yang terjadi dalam diri manusia, rasanya tidak mungkin dapat dipelajari

secara langsung. Oleh karena itu pendekatan tak langsung dengan menggunakan

model digunakan sebagai pendekatan untuk mempelajari proses pengolahan

informasi.

Input Output

Sinyal ‘Pemrosesan” Respons Gerak

Gambar 1.1 Model sederhana pemrosesan informasi ( Schmidt, 1982 )

4

Page 8: Makalah motorik

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mempelajari pemrosesan

informasi terutama di arahkan ke stuktur “arus” informasi . di samping itu

pendekatan lainya difokuskan pada perubahan dalam stuktur informasi sehingga

diproses melalui sistem. Pendekatan yang sering digunakan adalah menekan aspek

waktu (temporal) dari proses informasi, dengan titik konsentrasi pada lamanya

beberapa proses terjadi.

Konsep dasar tentang tahap – tahap yang terdapat antara stimulus dan

respons sudah lama dikenal, meskipun yang mempopulerkanya adalah psikolog

dari pandangan psikologi kognitif. Teori Donders pada dasarnya menyatakan,

terdapat dua tahap dalam pemrosesan informasi, yaitu tahap – tahap membeda –

bedakan dan tahap pemilihan. Schmidt (1988) membagi tahap pemrosesan

menjadi dua, yaitu serial dan paralei.

Tahap pemrosesan informasi tersebut berlaku juga bagi manusia.

Pemrosesan informasi yang datang dari luar berlangsung selama waktu tertentu.

Pemrosesan informasi itu mungkin diantaranya terjadi secara paralel dan yang lain

– lainya secara serial.

2.3 Pengembangan model pemrosesan informasiProses informasi merupakan sesuatu yang abstrak, yang terjadi di bagian

dalam sebagai proses psikologis. Berdasarkan arus masuknya pemrosesan

informasi tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : tahap indentifikasi

rangsang, tahap seleksi respons, dan tahap pemrograman respons. Ketiga tahap ini

memang amat sederhana jika dibandingkan dengan kompleksitas yang terjadi

pada diri manusia.

Input

Ouput

Ransang

Gerak

5

Indetifikasi ransang Seleksi respons Pemrograman respons

Page 9: Makalah motorik

Model tersebut dapat diuji keabsahanya kembali berdasarkan kenyataan

yang terdapat dalam kehidupan sehari hari, khususnya dalam kegiatan yang

membutukan keterampilan gerak.

2.2.1 Tahap Identifikasi rangsang.Yang dimaksud dengan inforasi dalam kaitanya dengan kajian ini adalah

pengetahuan tentang pesan, sinyal atau peringatan dari lingkungan sekitar yang

memberikan kepada kita tentang dunia sekitar. Menurut schmidt (1988) bahwa

faktor utama yang mempengaruhi tahap pengenalan rangsang adalah faktor yang

bersumber dari karakteristik rangsang. Persoalan yang dihadapi adalah rangsang

yang masuk ke suatu sistem, jarang ekali dikenal. Rangsang tersebut pada

umumnya harus diolah terlebih dahulu, disarikan dalam suatu pola gerak yang

bervariasi sesuai dengan tugas yang dilakukan. Pada tahap identifikasi rangsang

ini informasi di abtraksikan sebagai elemen spesifik, dikode, dan dikombinasikan

kedalam satu pola yang bermakna dan abstrak.

2.2.2 Tahap Seleksi ResponsSetelah tahap pengenalan rangsan berakhir, maka diasumsikan masuk

informasi itu merupakan dasar bagi pembentukan pengetahuan kita tentang apa

yang terjadi di lingkungan. Sebagai akibat dari perkembagan dan hasil penelitian,

maka Hick (1959) telah menghasilkan sebuah hukum yang berbunyi : waktu

reaksi memilih respons meningkat konstan (sekitar 150 miliddetik) pada setiap

kali jumlah alternatif respons meningkat dua kali. Hukum ini cenderung

menegaskan bahwa hubungan antara waktu reaksi memilih dan logaritma dari

alternatif jumlah rangsang respons adalah linier.

Persoalan lain dalam tahap menyeleksi respons ialah : ketidak pastian.

Hukum peluang dan ketidak pastian rupanya juga berlaku pada tahap menyeleksi

respons. Hal ini dapat kita telaah lebih lanjut dngan memanfaatkan fakta empirik,

khususnya dalam situasi yang melibatkan pemilihan respons dimana terdapat

unsur ketidak pastian didalamnya.

6

Page 10: Makalah motorik

Ada beberapa masalah yang terkait dengan penerapan hukum waktu reaksi

memilih terutama jika ditinjau dari sudut kepentingan praktis. Yang pertama ialah

keserasian antara stimulus dan respons. Keserasian S-R berarti sejauh mana

stimulus dan respons yang serasi dikaitkan dalam satu cara yang alamiah. Konsep

keserasian stimulus – respons mengandung implikasi praktis dalam pelaksanaan

gerak atau penempilan teknik dalam olah raga.

Persoalan kedua ialah, apakah ada efek latihan terhadap peningkatan

waktu reaksi? Kesulitan yang dihadapi oleh seseorang untuk memberikan respons

yang serasi dan stimulus karena ‘susunan’ kedua aspek tersebut tak terbiasa bagi

yang bersangkutan.

2.2.3 Tahap Pemrograman ResponsSetelah stimulus diidentifikasi dan respons diseleksi, maka tahap

berikutnya ialah mengorganisasi informasi yang diperoleh itu untuk dijelmakan

kedalam gerak atau perilaku nyata. Proses ini terjadi pada tahap pemograman

respons. Seperti halnya tahap – tahap sebelumnya, proses yang berlangsung dalam

pemograman respons ini sangat kompleks. Untuk lebih mudah dipahami proses

yang berlangsung sejak stimulus diidentifikasi hingga terwujud gerak atau

perilaku nyata, maka tahap pengenalan stimulus yang akan dipengaruhi oleh

variabel tertentu kita sebut variabel input. Selanjutnya yang mempengaruhi gerak

nyata setelah respons diprogram variabel output.

Di antara kedua variabel tersebut berlangsung tahap pemilihan respons.

Henry dan Rogers (1960) mengkaji keadaan gerak yang dilakukan dalam

paradigma waktu-reaksi sederhana, dimana subjek mengetahui respons yang akan

diberikan ada setiap trial. Waktu-reaksi yang meningkat tatkala gerakan semakin

kompleks berkaitan dengan peningkatan waktu yang dibutuhkan untuk

memprogram gerakan pada tahap pemograman respons.

7

Page 11: Makalah motorik

3.1 Kerangka memoriSuatu sistem yang dianggap dapat menyimpan informasi dan tempat

pemrosesan informasi untuk dapat diproses pada waktu berikutnya disebut

memory. Memory tidak hanya mempengaruhi persepsi kita melalui saringan

persepsi, tetapi juga keputusan dan pilihan yang kita ambil dalam saluran terbatas,

dan sebagian konsepsi dalam mengorganisasi kontrol gerakan. Bedasarkan

keunikan latar belakang pengalaman yang telah dimiliki oleh setiap individu ,

individu tersebut akan memberikan interprestasi sesuai dengan informasi yang

diterima dari lingkungan.

Dari sejumlah pengamatan dan bukti – bukti empiris tentang bagaimana

informasi disimpan, bentuk informasi, maka kerangka memori secara konseptual

dilukiskan seumpama “kotak” dimana didalamnya disimpan berbagai hal, dan

menampung informasi yang berpindah dari satu kotak, ke kotak yang lainya.

Kotak kotak tersebut meliputi : Short-Term Sensory Store (STSS), Short-Term

Memory (STM), dan Long-term Memory

3.1.1 Short-Term Sensory StoreSistem ini berfungsi untuk menyimpan sejumlah besar informasi yang

diterima dalam waktu yang singkat. Kompartemen dari sistem ini memerima

tampa mencatatnya, dan dalam waktu yang singkat akan hilang karena

penembahan informasi baru. Hal ini dapat kita andaikan , sebuah setrika yang

sudah agak panas yang kemudian panasnya berkurang dan sama sekali “hilang”.

Sistem tersebut akan diterpa oleh berbbagai bentuk stimulus-

penglihatan,perabaan, pendengaran, kinesthesis, dan seterusnya. Terdapat

kemungkinan, berbagai rangsang sensoris yang berasal dari luar itu diterima

secara simultan dan masing masing rangsang tersimpan selama waktu yang

singkat.

3.1.2 Short-Term MemoryInformasi yang masuk pada sistem penyimpangan jangka pendek tidak

semua diproses pada tahap berikutnya, karena adanya penyaringan terhadap

informasi yang relefan dan tidak relefan. Proses seleksi ini ditentukan oleh kondisi

8

Page 12: Makalah motorik

tugas yang dilakukan seseorang (misalnya mengamati perjalanan shuttlecock

dalam permainan bulu tangkis) atau oleh momen tertentu dalam suatu tugas (mula

– mula penglihatan , kemudian pendengaran seperti kerasnya suara”cock”

dipukul). Informasi yang akan diproses ketahap berikutnya ialah karena

kesesuaian dengan suatu situasi untuk diproses kedalam sistem memori jangka

pendek (STM). Memori ini merupakan tempat penyimpanan informasi, bagi yang

berasal dari Short-Term Sensory Store (STSS) maupun yang berasal dari Long-

term Memory (LTM).

3.1.3 Long-term MemoryKompartemen memori jangka pendek jangka panjang adalah jumlah waktu

dari informasi yang dapat disimpan selain kemempuan menyimpan informasi.

Bedasarkan teori kotak memori dapat dijelaskan bahwa aktifitas memproses

informasi disalurkan dari penyimpanan jangka pendek ke penyimpanan jangka

panjang, dimana informasi akan tersimpan secara permanen supaya tidak hilang.

9

Page 13: Makalah motorik

BAB III

KesimpulanPemrosesan informasi merupakan proses psikologis yang merupakan

sesuatu yang abstrak, dan tersembunyi dalam “dunia dalam”, Informasi akan

mulai bekerja setelah adanya input informasi dari lingkungan.

Manusia dianggap sebagai pemroses informasi. Semua rangsang yand diterima

dari luar mula-mula dikode kedalam satu bentuk yang dapat diingat kembali untuk

disimpan dalam memori hingga kemudian dapat dipanggil untuk mengerjakan

atau melaksanakan suatu tugas gerak. Bagaimana informasi itu diproses, sungguh

kompeks, sehingga disederhanakan menjadi sebuah model.

10

Page 14: Makalah motorik

DAFTAR PUSTAKA(http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-pemrosesan-informasi.html

(diakses 22, April 2009)).

(

http://alumniiainibpadang.blogspot.com/2009/01/mengenal-manusia-belajar

memori-dan.html(diakses 22 April 2009)).

Lutan , Rusli (1988). Belajar keterampilan motorik pengentar teori dan metode

P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud.

Winarno, M.E. BELAJAR MOTOR. Malang: Depdikbud Instutut Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Malang

11