40
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Arthritis atau rematik merupakan penyakit yang menyerang bagian sendi. Penyakit rematik biasanya ditandai dengan nyeri, bengkak, dan peradangan pada sendi. Penyakit rematik tidak asing di Indonesia. Data menunjukkan bahwa prevalensi penyakit rematik di Indonesia (2008) mencapai 23.6-31.3%. Salah satu jenis penyakit rematik yang paling banyak ditemukan adalah osteoarthritis. Osteoarthritis adalah penyakit rematik yang disebabkan oleh kerusakan jaringan tulang rawan. Karena jaringan tulang rawan berfungsi untuk melapisi tulang dan membantu pergerakan sendi, kerusakannya menyebabkan tulang saling berbenturan saat bergerak atau berolahraga yang menimbulkan rasa nyeri dan kekakuan sendi. Osteoarthritis merupakan salah satu jenis radang sendi (artritis) yang disebabkan penghancuran dan kehilangan tulang rawan dari satu atau lebih sendi. Tulang rawan sendi adalah substansi protein yang berfungsi sebagai ‘’bantalan’’ pada sendi. Di antara berbagai jenis penyakit rematik, Osteoarthritis paling sering ditemukan baik Amerika Serikat maupun di seluruh dunia, dan kelainan sendi ini menyebabkan keterbatasan fungsi sendi yang terserang. Osteoarthritis sering terjadi seiring dengan pertambahan umur. Sebelum umur 45 tahun, Osteoarthritis lebih sering menyerang laki-laki. Setelah umur 55 tahun, Osteoarthritis lebih sering menyerang wanita.

Makalah OA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HM

Citation preview

Page 1: Makalah OA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Arthritis atau rematik merupakan penyakit yang menyerang bagian sendi. Penyakit

rematik biasanya ditandai dengan nyeri, bengkak, dan peradangan pada sendi. Penyakit rematik

tidak asing di Indonesia. Data menunjukkan bahwa prevalensi penyakit rematik di Indonesia

(2008) mencapai 23.6-31.3%.

Salah satu jenis penyakit rematik yang paling banyak ditemukan adalah osteoarthritis.

Osteoarthritis adalah penyakit rematik yang disebabkan oleh kerusakan jaringan tulang rawan.

Karena jaringan tulang rawan berfungsi untuk melapisi tulang dan membantu pergerakan sendi,

kerusakannya menyebabkan tulang saling berbenturan saat bergerak atau berolahraga yang

menimbulkan rasa nyeri dan kekakuan sendi.

Osteoarthritis merupakan salah satu jenis radang sendi (artritis) yang disebabkan

penghancuran dan kehilangan tulang rawan dari satu atau lebih sendi. Tulang rawan sendi adalah

substansi protein yang berfungsi sebagai ‘’bantalan’’ pada sendi. Di antara berbagai jenis

penyakit rematik, Osteoarthritis paling sering ditemukan baik Amerika Serikat maupun di

seluruh dunia, dan kelainan sendi ini menyebabkan keterbatasan fungsi sendi yang terserang.

Osteoarthritis sering terjadi seiring dengan pertambahan umur. Sebelum umur 45 tahun,

Osteoarthritis lebih sering menyerang laki-laki. Setelah umur 55 tahun, Osteoarthritis lebih

sering menyerang wanita.

Jumlah penderita Osteoarthritis di Indonesia paling banyak mengenai terutama pada

orang-orang diatas 50 tahun. Di atas 85% orang berusia 65 tahun

menggambarkan osteoarthritis pada gambaran x-ray, meskipun hanya 35%-50% hanya

mengalami gejala. Umur di bawah 45 tahun prevalensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak

terjadi pada pria sedangkan pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Pada beberapa

penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terjadinya.Osteoarthritis pada obesitas, pada

sendi penahan beban tubuh.

Oleh karena itu, penyakit osteoarthritis merupakan penyakit yang berbahaya dan

merupakan faktor penyakit pada usia tua, maka perlunya hidup sehat dan menjaga aktifitas fisik

merupakan langkah awal untuk mencegah penyakit osteoarthritis.

Page 2: Makalah OA

BAB II

LAPORAN KASUS

I. Identifikasi :

Nama : Ny. Ani

Umur : 60 tahun

Status : Menikah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pekerjaan suami : PNS

Keluhan nyeri disertai dengan demam. Saat ini nyeri disertai dengan bengkak,

sehinga pasien tidak dapat beraktifitas dengan baik.

Nyeri sebenarnya mulai dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, setiap bangun pagi pasien

merasakan lututnya kaku, namun setelah 15 menit umumnya kaku sendi berkurang.

Pasien tidak pernah pergi berobat kedokter. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya dan

tiak ada nyeri di bagian tubuh yang lain. Saat ini pasien berjalan menggunakan tongkat

saat berjalan.

Pasien juga dinyatakan sebagai penderita kencing manis sejak 5 tahun yang lalu, namun

minum obat tidak teratur.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan :

I. Status Generalisata

Keadaan Umum : Pasien tampak kesakitan

Kesadaran : kompos mentis

Antropometri : BB ;70 kg, TB ; 156 cm

TD : 130/80 mmHg

Suhu : 38,9o C

Page 3: Makalah OA

Nadi : 100x/menit

Mata : konjungtiva anemis -/-, skelra ikterik -/-

Mulut : sianosis( -), lidah tremor (–)

Leher : KGB tidak teraba membesar, tiroid tidakteraba membesar

Thoraks : Jantung ; BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop( –)

Paru ; suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Abdomen : bising usus normal, nyeri tekan didaerah epigastrium(-),

organomegali( –)

II. Status Lokal

Look : tampak lutut kiri oedem dan hiperemis, lutut kanan tenang

Feel : pada lutut kiri nyeri tekan( +), undulasi( +). Pemeriksan

valgus dan varus didapatkan kesan sendi lutut kiri tidak

stabil terutama pada pemeriksan valgus. Lutut kanan dalam

batas normal

Move : lingkup gerak sendi lutut kiri terbatas karena nyeri,

krepitasi(+). Lutut kanan dalam batas normal

III. Laboraturium darah rutin

Hb : 14,8 g/dl

Lekosit : 17.200 /mm3

Trombosit : 267.000 /mm3

Ureum : 32 mg/dl

Kreatinin : 1,0 mg/dl

Asam urat : 8,5 mg/dl

Rhematoid factor : -

C-reactive protein : 97

Page 4: Makalah OA

BAB III

PEMBAHASAN

I. Identitas Pasien

Nama : Ny.Ani

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pekerjaan suami : PNS

II. A namnesis

Keluhan utama : Nyeri disertai demam

Keluhan tambahan : Nyeri disertai bengkak sehingga mengganggu aktivitas

Riwayat penyakit sekarang :

Nyeri sebenarnya mulai dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, setiap bangun pagi pasien

merasakan lututnya kaku, namun setelah 15 menit umumnya kaku sendi berkurang. Pasien tidak

pernah pergi berobat kedokter. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya dan tidak ada nyeri di

bagian tubuh yang lain. Saat ini pasien berjalan menggunakan tongkat saat berjalan.

Anamnesis tambahan yang diperlukan :

1. Apakah kaki saat digerakkan terdapat bunyi klik?

2. Apakah sudah pernah melakukan pengobatan sebelumnya ?

3. Apakah nyeri timbul berulang kali ?

4. Apakah pasien sudah mengalami masa menopause? Sudah berapa lama?

5. Apakah ada factor pencetus nyeri , memperingan dan memperberat ?

Page 5: Makalah OA

Riwayat penyakit dahulu

Pasien dinyatakan sebagai penderita kencing manis sejak 5 tahun yang lalu, namun

minum obat tidak teratur.

Riwayat keluarga

1. Apakah keluarga kandung ada yang mengalami hal yang sama seperti ini ?

Riwayat kebiasaan

1. Bagaimana aktifitas pasien sehari-hari ?

2. Bagaimana kebiasaan pasien sehari-hari ?

3. Apakah ada riwayat merokok ?

Identifikasi dan interpretasi masalah berdasarkan hasil anamnesis :

MASALAH INTERPRETASI

Wanita, usia 60 tahun Merupakan faktor resiko dari beberapa

penyakit seperti osteoarthritis, osteoporosis,

dan terutama penyakit-penyakit degeneratif.

Nyeri menghebat sejak 1 minggu

pada lutut kiri disertai demam dan

bengkak

Terdapat kemungkinan infeksi, inflamasi pada

sendi lutut pasien. Kemungkinan penyebabnya

arthritis (OA primer/sekunder, RA), trauma,

osteoporosis, gout, pseudogout, tumor

(sarkoma synovial, osteosarkoma),

osteomyelitis

Nyeri sebenarnya mulai dirasa

sejak 1 tahun lalu

Bersifat kronik. Hipotesis gout perlu

dipertimbangkan karena pola perjalanan

penyakitnya biasanya bersifat akut

Lutut dirasakan kaku setiap

bangun pagi, biasanya setelah 15

menit kekakuan berkurang

Pada OA (< 30 menit) dan RA biasanya

terdapat kekakuan sendi pada pagi hari

Page 6: Makalah OA

Tidak ada riwayat trauma

sebelumnya

Hipotesis trauma dapat disingkirkan

Tidak ada nyeri pada bagian tubuh

lain, hanya di lutut kiri saja

Keluhan hanya dirasakan pada sendi lutut dan

bersifat unilateral. Merupakan kriteria

diagnosis osteoarthritis genu. Sedangkan pada

gout biasanya mengenai persendian

metatarsophalangeal dan unilateral. RA

bersifat bilateral

Menggunakan tongkat saat

berjalan

Pasien sudah sampai pada tahap keterbatasan

fungsi

Pasien menderita kencing manis

sejak 5 tahun lalu dan tidak

mengonsumsi obat secara teratur

Merupakan salah satu faktor resiko penyakit

osteomyelitis. Mempengaruhi proses

penyembuhan

Hipotesis

1. Osteoarthritis

2. Rheumatoid Artritis

3. Gout

4. Pseudogout

5. Osteomyelitis

III. Pemeriksaan fisik Hasil identifikasi dan interpretasi masalah berdasarkan hasil pemeriksaan fisik: 5,7

PEMERIKSAAN HASIL INTERPRETASI

Status Generalisata

Kesadaran Compos mentis Normal

Kesan sakit Tampak kesakitan Nyeri yang dirasakan berat

TD 130/80 mmHg Dbn

Suhu 38,90C (normal: 36,50-

37,20)

Febris, bisa disebabkan oleh proses

infeksi dan inflamasi.

Nadi 100x/m (normal 60- Dbn

Page 7: Makalah OA

100)

BMI BB 70kg, TB 156 cm.

BMI ± 28

Obes 1 (25-29,9)

Mata Konjungtiva anemis -/-

sklera ikterik -/-

Normal, tidak terdapat kelainan

pada mata

Mulut Sianosis -/-

lidah tremor -/-

Normal

Leher KGB dan tiroid tidak

teraba membesar

Normal

Thoraks Jantung: BJ I dan BJ II

reguler, murmur (-),

gallop (-)

Paru: suara napas

vesikuler, ronki -/-,

wheezing -/-

Normal, tidak terdapat gangguan

pada jantung dan paru

Abdomen Bising usus normal,

nyeri tekan daerah

epigastrium (-),

organomegali (-)

Normal

Status Lokal

Look Tampak lutut kiri

oedem dan hiperemis,

lutut kanan tenang

Terdapat inflamasi pada lutut kiri

sedangkan lutut kanan normal

Feel Lutut kiri:

Nyeri tekan (+)

Undulasi (+)

Tes valgus (+)

Lutut kanan: dbn

Terdapat inflamasi

Terdapat oedem yang juga

merupakan salah satu tanda

peradangan

Terdapat kelemahan pada MCL

Normal

Move Lutut kiri: lingkup Nyeri menyebabkan gerak pada

Page 8: Makalah OA

gerak sendi terbatas

karena nyeri, krepitasi

(+)

Lutut kanan: dbn

sendi genu pasien terbatas, krepitasi

menunjukan adanya kontak antar

tulang

Normal

IV. Pemeriksaan Penunjang

No Pemeriksaan

laboraturium

Hasil Nilai rujukan Keterangan

1 Hb 14,8 g/dl 11,5-16,5 g/dl Normal

2 Leukosit 17.200 /uL 5000-10.000/uL Meningkat

3 Trombosit 267.000/uL 150.000- 450.000/uL Normal

4 Ureum 32 mg/dl 15-40 mg/dl Normal

5 Kreatinin 1,0 mg/dl 0,7-1,3 mg/dl Normal

6 Asam urat 8,5 mg/dl 4-7 mg/dl Meningkat

7 Rheumatoid

factor

(-) (-) Normal

8 C-reactive

protein

97 <10 Meningkat

Interpretasi :

1. Pada leukosit terdapat peningkatan menandakan terjadinya inflamasi atau terjadinya

infeksi bakteri.

2. Pada asam urat terdapat peningkatan, pasien mengalami hiperurisemia bisa karena

konsumsi makanan sehari-hari atau pasien mengalami penyakit gout.

3. Pada c-reactive protein terdapat peningkatan menandakan terjadinya inflamasi atau

infeksi. Dan juga merupakan indikasi dari penuaan, obesitas, dan diabetes mellitus.

Page 9: Makalah OA

Kami mengharapkan dilakukan pemeriksaan dibawah untuk dapat menegakkan diagnosis yang

lebih pasti :

1. Foto rontgen.

Foto rontgen merupakan pemeriksaan penunjang untuk bisa menegakkan diagnosis kerja

osteoarthritis. Pada osteoarthritis diharapkan didapatkan gambaran osteofit (penyempitan celah

sendi), ankylosing, spur, kalsifikasi, soft tissue swelling, dan erosi tulang. Kami mendiagnosis

banding rematoid arthritis jadi pada foto rematoid arthritis diharapkan gambarannya berupa

destruksi tulang rawan sendi, penyempitan celah sendi, soft tissue swelling, osteoporosis, panus

erosi kartilago, subartikular korteks kabur, dan ankylosing.

2. Pemeriksaan cairan synovial

Pemeriksaan cairan synovial dengan cara mengaspirasi cairan sendi. Tujuannya untuk

memastikan inflamasi, pada inflamasi warnanya keruh, juga untuk melihat ada tidaknya kristal.

V. D iagnosis

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium yang sudah dilakukan maka

kelompok kami menetapkan diagnosis sementara pada pasien ini yaitu Osteoartritis pada

articulatio genu sinistra dengan diagnosis banding Rheumatoid artritis dan Gout. Untuk saat ini

pasien kami tatalaksana awal yang bersifat simptomatis karena kami masih mengajukan

pemeriksaan tambahan seperti X-ray sendi lutut dan analisis cairan sendi hal ini bertujuan untuk

menegakkan diagnosis kerja pada pasien dan untuk menyingkirkan diagnosis banding.

VI. Penatalaksanaan

Belum ada yang dapat menyembuhkan osteoarthritis secara tuntas. Kerusakan bersifat progresif

dan pada akhirnya menetap.

Tujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis adalah:

1. Meredakan nyeri

2. Mengoptimalkan fungsi sendi

Page 10: Makalah OA

3. Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas

hidup

4. Menghambat progresivitas penyakit

5. Mencegah terjadinya komplikasi .

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelolaan pasien dengan osteoarthritis yaitu

Diet, selain untuk mengurangi berat badan. Dengan menghilangkan kegemukan penderita

osteoarthritis sendi penyokong berat badan maka akan mengurangi keluhan serta dapat

mengontrol gula darah serta asam urat pasien.

Istirahat atau proteksi terhadap sendi yang terkena

Rencana pengobatan dijelaskan dan disesuaikan dengan keadaan umum penderita, sendi-

sendi yang terkena, keluhan dan sikap hidup sehari-hari.

Koreksi semua faktor-faktor yang menimbulkan stress berlebihan pada rawan sendi.

Tindakan ini bukan saja akan mengurangi beban pada rawan sendi, tetapi juga

memperlambat proses degenerasi sehingga akan lebih memberi kesempatan proses

regenerasi berlangsung.

Fisioterapi, terutama pemanasan dan latihan yang adekuat. Pemanasan badan (moist

health) lebih nyaman daripada pemanasan kering. Massage, penggunaannya sangat

terbatas karena hanya berefek pada otot yang melingkupi sendi, sedang sendinya sendiri

tidak dapat dicapai. Massage berguna untuk mengurangi nyeri karena spasme otot.

Alat bantu tongkat untuk osteoartritis lutut atau pinggul

Penatalaksanaan pada pasien dengan osteoarthritis yaitu:

Nonfarmakologis:

Modifikasi pola hidup

Edukasi

Istirahat teratur yang bertujuan mengurangi penggunaan beban pada sendi

Modifikasi aktivitas

Menurunkan berat badan

Rehabilitasi medik/ fisioterapi

o Latihan statis dan memperkuat otot-otot

Page 11: Makalah OA

o Fisioterapi, yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot, dan menam-

bah luas pergerakan sendi

Penggunaan alat bantu tongkat

Farmakologis:

A. Sistemik

1. Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)

Asetaminofen (acetaminophen), juga dikenal sebagai parasetamol, adalah obat oa

analgesik yang digunakan untuk meredakan sakit kepala ringan atau nyeri otot dan sendi dan

untuk mengurangi demam.

Asetaminofen mengurangi rasa sakit dengan menghambat sintesis prostaglandin dalam sistem

saraf  pusat dan mengurangi demam dengan bertindak pada pusat pengatur suhu di otak. Tidak

seperti aspirin, obat ini tidak memiliki efek anti-inflamasi dan jauh lebih kecil kemungkinannya

untuk mengiritasi lambung dan menyebabkan tukak lambung.

2. Metformin

Indikasi:

Pengobatan penderita diabetes yang baru terdiagnosis setelah dewasa, dengan atau tanpa

kelebihan berat badan dan bila diet tidak berhasil. 

Dosis: 

Metformin harus diberikan bersama dengan makanan atau sesudah makan dalam dosis yang

terbagi. 

Tablet 500 mg 

Dosis: 3 x sehari 1 tablet 

Efek Samping: 

Efek samping bersifat reversible pada saluran cerna termasuk anoreksia, gangguan perut, mual,

muntah, rasa logam pada mulut dan diare.

Page 12: Makalah OA

B. Injeksi intraartikular/intra lesi

Ada 2 indikasi suntikan intra artikular yakni penanganan simtomatik dengan steroid, dan

viskosuplementasi dengan hyaluronan untuk modifikasi perjalanan penyakit. Dengan

pertimbangan ini yang sebaiknya melakukan tindakan, adalah dokter yang telah melalui

pendidikan tambahan dalam bidang reumatologi.

1. Steroid:

( triamsinolone hexacetonide dan methyl prednisolone )

Hanya diberikan jika ada satu atau dua sendi yang mengalami nyeri dan inflamasi yang

kurang responsif terhadap pemberian NSAIDs, tak dapat mentolerir NSAIDs atau ada

komorbiditas yang merupakan kontra indikasi terhadap pemberian NSAIDs. Teknik penyuntikan

harus aseptik, tepat dan benar untuk menghindari penyulit yang timbul. Sebagian besar literatur

tidak menganjurkan dilakukan penyuntikan lebih dari sekali dalam kurun 3 bulan atau setahun 3

kali terutama untuk sendi besar penyangga tubuh.

Dosis untuk sendi besar seperti lutut 40-50 mg/injeksi, sedangkan untuk sendi-sendi kecil

biasanya digunakan dosis 10 mg.

2. Hyaluronan: high molecular weight dan low molecular weight

Di Indonesia terdapat 3 sediaan injeksi Hyaluronan. Penyuntikan intra artikular biasanya

untuk sendi lutut (paling sering), sendi bahu dan koksa. Diberikan berturut-turut 5 sampai 6 kali

dengan interval satu minggu masing-masing 2 sampai 2,5 ml Hyaluronan. Teknik penyuntikan

harus aseptik, tepat dan benar. Kalau tidak dapat timbul berbagai penyulit seperti artritis septik,

nekrosis jaringan dan abses steril. Perlu diperhatikan faktor alergi terhadap unsur/bahan dasar

hyaluronan misalnya harus dicari riwayat alergi terhadap telur. (ada 3 sediaan di Indonesia

diantaranya adalah Hyalgan, dan Osflex.

Page 13: Makalah OA

VI. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi pada osteoarthritis adalah :

a. Chondrolisisb. Osteonekrosis

c. Fraktur stress

d. Pendarahan di dalam sendi

e. Infeksi sendi

f. Deteriorasi atau rupture tendo dan ligament di sekitar sendi, menyebabkan instabilitas

g. Saraf terjepit (pada tulang belakang)

VII. P rognosis

1. Ad vitam Ad bonam

Karena Osteoarthritis tidak mengancam jiwa.

2. Ad fungsionam Dubia Ad bonam

Karena dengan penanganan yang adekuat dengan tata laksana yang dianjurkan,

fungsi sendi diharapkan dapat membaik.

3. Ad sanasionam Ad malam

Karena osteoarthritis merupakan suatu penyakit yang progresif, dan tata laksana

yang diberikan hanya untuk mengurangi gejala saja.

Page 14: Makalah OA

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Lutut 1,6

I. Tulang Pembentuk Sendi Lutut

Tulang yang membentuk sendi lutut antara lain: Tulang femur distal, tibia proximal, tulang

fibula, dan tulang patella.

1) Tulang Femur (Tulang paha)

Tulang femur termasuk tulang panjang yang bersendi ke atas dengan pelvis dan ke bawah dengan

tulang tibia. Tulang femur terdiri dari epiphysis proximal diaphysis dan epiphysis distalis. Pada

tulang femur ini yang berfungsi dalam persendian lutut adalah epiphysis distalis. Epiphysis

distalis merupakan bulatan sepasang yang disebut condylus femoralis lateralis dan medialis. Di

bagian proximal tonjolan tersebut terdapat sebuah bulatan kecil yang disebut epicondylus

lateralis dan epicondylus lateralis. Pandangan dari depan, terdapat dataran sendi yang melebar ke

lateral yang disebut facies patellaris yang nantinya bersendi dengan tulang patella. Dan

pandangan dari posterior, diantara condylus lateralis dan medialis terdapat cekungan yang

disebut fossa intercondyloidea (Platser W, 1993).

2) Tulang patella (Tulang tempurung lutut)

Tulang patella merupakan tulang dengan bentuk segitiga pipih dengan apeks menghadap ke arah

distal. Pada permukaan depan kasar sedangkan permukaan dalam atau dorsal memiliki

permukaan sendi yaitu facies articularis lateralis yang lebar dan facies articulararis medialis yang

sempit (Platser W, 1993).

3) Tulang Tibia (Tulang kering)

Tulang tibia terdiri dan epiphysis proximalis, diaphysis distalis. Epiphysis proximalis pada tulang

tibia terdiri dari dua bulatan yang disebut condylus lateralis dan condylus medialis yang atasnya

Page 15: Makalah OA

terdapat dataran sendi yang disebut facies artikularis lateralis dan medialis yang dipisahkan oleh

ementio intercondyloidea (Evelyn, 2002).

Lutut merupakan sendi yang bentuknya dapat dikatakan tidak ada kesesuaian bentuk, kedua

condylus dari femur secara bersama sama membentuk sejenis katrol (troclea), sebaiknya dataran

tibia tidak rata permukaanya, ketidaksesuaian ini dikompensasikan oleh bentuk meniscus (Platser

W, 1993).

Hubungan-hubungan antara tulang tersebut membentuk suatu sendi yaitu: antara tulang femur

dan patella disebut articulatio patella femorale, hubungan antara tibia dan femur disebut

articulatio tibio femorale. Yang secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sendi lutut atau knee

joint (Evelyn, 2002).

4) Tulang Fibula

Tulang fibula ini berbentuk kecil panjang terletak disebelah lateral dan tibia juga terdiri dari tiga

bagian yaitu:  epiphysis proximalis, diaphysis dan epiphysis distalis.

Epiphysis proximalis membulat disebut capitulum fibula yang ke proximalis meruncing menjadi

apex capitulis fibula. Pada capitulum terdapat dua dataran yang disebut facies articularis capituli

fibula untuk bersendi dengan tibia.

Diaphysis mempunyai empat crista lateralis, crista medialis, crista lateralis dan fades posterior.

Epiphysis distalis ke arah lateral membulat disebut maleolus lateralis (mata kaki luar) (Evelyn,

2002).

II. Ligamentum, kapsul sendi dan jaringan lunak sekitar sendi lutut

A. Ligamentum

Ligamentum mempunyai sifat extensibility dan kekuatan, yang cukup kuat (tensile strength) yang

berfungsi sebagai pembatas gerakan dan stabilisator sendi. Ada beberapa ligamen sendi lutut yaitu:

(1) Ligamentum cruciatum anterior yang berjalan dari depan culimentio intercondyloidea tibia

ke permukaan medial condyler lateralis femur yang berfungsi menahan hiperekstensi dan menahan

bergesernya tibia ke depan.

(2) Ligamentum cruciatum posterior

Page 16: Makalah OA

Berjalan dari facies lateralis condylus medialis femoris menuju ke interfossa intercondyloidea

tibia, berfungsi menahan bergesernya tibia ke arah belakang.

(3) Ligamentum collateral lateral

Ligamentum ini berjalan dari epicondylus lateralis ke capitulum fibula yang berfungsi menahan

gerakkan varus atau samping luar.

(4) Ligamentum collateral mediale

Berjalan dari epicondylus medialis ke permukaan medial tibia (epicondylus medialis tibia)

berfungsi menahan gerakan valgus atau samping dalam eksorotasi. Namun secara bersamaan

fungsi-fungsi ligament colateralle menahan bergesemya tibia ke depan pada posisi lutut 90°.

(5) Ligament popliteum obliqum

Ligamentum ini berasal dari condylus lateralis femur menuju ke insertio musculus semi

membranosus melekat pada fascia musculus popliteum.

(6) Ligament ransversum

Genu membentang pada permukaan anterior meniscus medialis dan lateralis (Evelyn, 2002).

B. Kapsul sendi

Kapsul sendi lutut terdiri dan dua lapisan yaitu :

(1) stratum fibrosa merupakan lapisan luar yang

berfungsi sebagai penutup atau selubung

(2) stratum synovial yang bersatu dengan bursa

suprapatellaris, stratum synovial ini merupakan

lapisan dalam yang berfungsi memproduksi cairan

synovial untuk melicinkan permukaan sendi lutut.

Kapsul sendi lutut ini termasuk jaringan fibrosus

yang avasculer sehingga jika cedera sulit untuk proses penyembuhan (Evelyn, 2002).

Membran synovial merupakan jaringan avaskuler yang melapisi permukaan dalam kapsul sendi,

tapi tidak melapisi permukaan rawan sendi. Membran ini licin, lunak, dan berlipat-lipat.

Walaupun banyak pembuluh darah dan limfe di dalam jaringan subsynovial, tetapi tidak satu pun

mencapai synoviosit. Jaringan pembuluh darah ini berperan dalam transfer konstituen darah ke

dalam rongga sendi dan pembentuk cairan sendi.

Page 17: Makalah OA

Sel synovial sheath terdiri dari tiga tipe yaitu :

a. Synoviosit tipe A

Mempunyai banyak persamaan dengan makrofag, dan berfungsi melepaskan debris-

debris sel dan material khusus lainnya ke dalam rongga sendi.

b. Synoviosit tipe B

Mempunyai banyak persamaan dengan fibroblas, berperan mensintesis dan

mengekskresikan hialuronat yang merupakan zat aditif dalam cairan sendi dan berperan

dalam mekanisme lubrikasi, dan juga berperan memperbaiki kerusakan sendi yang

meliputi produksi kolagen dan melakukan proses remodelling.

c. Synoviosit tipe C

Sebagai synoviosit yang memiliki ultrastruktur antara sel A dan sel B. Synovium dan

kapsul sendi diinervasi oleh mekanoreseptor, plexus saraf, dan ujung bebas yang tidak

dibungkus mielin. Ujung saraf ini merupakan neuron aferen primer yang berfungsi

sebagai saraf sensoris dan memiliki neuropeptida yang disebut substansi-P.

C. Jaringan lunak

a) Meniscus

Meniscus merupakan jaringan lunak. Adapun fungsi

meniscus adalah :

(1)penyebaran pembebanan

(2) peredam kejut (shock absorber)

(3) mempermudah gerakan rotasi

(4) mengurangi gerakan dan stabilisator setiap

penekanan akan diserap oleh meniscus dan

diteruskan ke sebuah sendi

b) Bursa

Page 18: Makalah OA

Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan terjadinya gesekan dan gerakan,

berdinding tipis dan dibatasi oleh membran synovial. Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi

lutut antara lain:

(1) bursa popliteus

(2) bursa suprapateliaris

(3) bursa infra paterallis

(4) bursa subcutan prapateliaris

(5) bursa sub patelliaris ( Eveyln, 2002).

SUSUNAN SENDI LUTUT

c) Otot-otot penggerak sendi lutut

Persarafan Otot-otot kerja tambahan Kerja utama

N. glutea

superior

Traktus iliotibialis

m. tensor fasia lata

m. gluteus

Mempertahankan

lutut pada posisi

terkedang

Page 19: Makalah OA

maksimus

(sebagian)

( ekstensi) Ekstensor

n. femoralis m. kuadrisep

femoris

m. rektus femoris

m. vastus

intermedius

m. vastus lateralis

m. Sartorius Fleksor

n. Obturatorius m. grasilis Memutar tungkai

bawah kea rah

medial

n. tibialis

cabang n.

ischiadicus

m. semitendinosus

m.

semimembranosus

m. popliteus

m. gastorcnemius

m. plantaris

m. biceps (caput

longum)

n. peroneus

cabang n.

ischiadicus

m. biceps ( caput

brevis)

Memutar tungkai

bawah kea rah

lateral

III. Sistem persyarafan

Pada regio lutut, tungkai mendapat persyarafan dari nervus ischiadicus yang berasal dari serabut

lumbal ke-4 sampai dengan sacrum ke-3. Ini merupakan serabut yang terbesar di dalam tubuh

yang keluar dan foramen ischiadicus mayor, berjalan terus disepanjang permukaan posterior

paha ke ruang poplitea, lalu syaraf ini membagi dua bagian yaitu nervus peroneus communis dan

Page 20: Makalah OA

nervus tibialis. Nervus peroneus communis pada dataran lateral capitulum fibula akan pecah

menjadi nervus superficialis.

IV. Sistem peredaran darah

1) Sistem peredaran darah arteri

Peredaran darah yang akan dibahas adalah sistem peredaran darah yang menuju ke tungkai dan

vena yang juga memelihara darah sekitar sendi lutut, arteri yang memelihara darah sekitar sendi

lutut, arteri yang memelihara sendi lutut.

a) Arteri fermoralis

Merupakan lanjutan dari arteri iliaca external yang keluar dan cavum abdominalis lacuna

vasorum lalu berjalan ke lateral dari venanya kemudian ke bawah menuju kedalam fossa

illipectiana kemudian masuk ke canal addectorius sehingga arteri poplitea masuk ke fossa

poplitea disisi medial femur, lalu arteri femoralis bercabang menjadi cabang arteri superficial dan

cabang profunda.

b) Arteri poplitea

Arteri poplitea merupakan lanjutan dari arteri femoralis masuk melalui canalis adduktorius,

masuk fossa poplitea pada sisi flexor lutut, bercabang menjadi

(1) a. genus superior lateralis

(2). a. genus superior medialis

(3). a. genus inferior lateralis

(4) a. genus inferior medialis.

2) Sistem peredaran darah vena

Pada umumnya peredaran darah vena berdampingan dengan pembuluh darah arteri. Pembuluh

darah vena pada tungkai sebagian besar bermuara ke dalam vena femoralis. Vena - vena itu

adalah:

(1) Vena shapena parva, berjalan di belakang maleolus lateralis berlanjut ke

(2) Vena poplitea dan mengalirkan terus ke

(3) Vena saphena magna dan bermuara ke dalam

(4) Vena femoralis.

Page 21: Makalah OA

Keluhan nyeri diakibatkan karena terjadi trauma mekanikal yang terjadi pada periosteum tulang, pada osteoarthritis awal proses mekanikal trauma terdapat pada tulang rawan, tetapi proses ini tidak menyebabkan nyeri karena pada tulang rawan tidak terdapat pembuluh darah serta saraf.

Tanda Tanda inflamasi:

Rubor (kemerahan) terjadi karena banyak darah mengalir ke dalam mikrosomal lokal pada tempat peradangan.

Kalor  (panas)  dikarenakan  lebih  banyak  darah  yang  disalurkan  pada tempat peradan-gan dari pada yang disalurkan ke daerah normal.

Dolor  (Nyeri)  dikarenakan  pembengkakan  jaringan  mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.

Tumor (pembengkakan) pengeluaran cairan-cairan ke jaringan interstisial. Functio laesa (perubahan fungsi) adalah terganggunya fungsi organ tubuh

Mediator inflamasi yang berperan adalah histamine dan serotonin. Histamin dan serotonin akan meningkatkan permeabilitas kapiler, sehingga aliran darah lokal akan meningkat, aliran darah yang meningkat akan memberi gambaran kemerahan dan panas. Peningkatan permeabilitas kapiler ini mengakibatkan leukosit dengan leluasa keluar masuk jaringan untuk memperbaiki kerusakan atau membersihkan sel sel yang mati, tetapi selain hanya leukosit yang keluar dari pembuluh darah, protein juga ikut keluar sehingga terjadi pengeluaran cairan cairan ke jaringan intertisial sehingga akan terjadi bengkak.

Penyebab kekakuan pada osteoarthritis karena penebalan kapsul, dan terjadi perubahan dalam skruktur dalam peri-articular, dan trauma mekanis yang terus terjadi serta perkapuran(spurs)

Faktor Kegemukan

Kegemukan akan memberi beban yang lebih pada lutut, beban lutut yang berat ini akan memudahkan lutut mengalami gesekan.

Diabetes mellitus

Hubungan diabetes mellitus dengan osteoarthritis belum begitu jelas. Namun pada penderita dm terdapat insufisiensi vascular yang memperberat penyembuhan pada berbagai macem penyakit termasuk osteoarthritis

Varus dan valgus test (+) menjadi faktor resiko pada osteoarthritis, dan sudut dari varus dan valgus test juga merupakan gambaran progresifitas dari osteoarthritis.8

Page 22: Makalah OA

Osteoartritis

 Definisi

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis

(sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan

kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal

1087).

Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang

menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini

jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60

tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto,

1994, Solomon, 1997).

Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan

tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan

pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan

fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan,

trauma atau kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini

tidak berkaitan dengan faktor sistemik atau infeksi. Osteoartritis merupakan penyakit sendi

degenaritif yang berkaitan dengan kerusakan kartiloago sendi. Lutut, punggung, tangan, dan

pergelangan kaki paling sering terkena.3

 Etiologi

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:

1.      Usia/Umur

Page 23: Makalah OA

Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50tahun). Karena pada lansia pembentukkan

kondrotin sulfat (substansi dasar tulang rawan) berkurang dan terjadi fibrosis tulang rawan.

2.      Jenis Kelamin

Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi sering ditemukan lebih banyak pada

wanita pascamenopause (osteoartritis primer). Osteoartritis sekunder lebih banyak ditemukan

pada pria.

3.      Ras

Lebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya cina, Eropa, dan Amerika daripada kulit

hitam.

4.      Faktor Keturunan

Faktor genetik juga berperang timbulnya OA. Bila ibu menderita OA sendi interfalang distal,

anak perempuannya mempunyai kecenderungan terkena OA 2-3 kali lebih sering.

5.      Faktor Metabolik/Endokrin

Klien hipertensi, hiperurisemia, dan diabetes lebih rentan terhadap OA. Berat badan

berlebihan akan meningkatkan resiko OA, baik pada pria maupun wanita.

6.      Faktor Mekanis

         Trauma dan Faktor Predisposisi

Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikular atau dislokasi sendi merupaan predisposisi

OA. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga yang menggunakan sendi berlebihan, dan

gangguan kongruensi sendi akan meningkatkan OA.

         Cuaca dan Iklim

OA lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab.

Page 24: Makalah OA

7.      Diet

Salah satu tipe OA yang bersifat umum di Siberia disebut penyakit Kashin-Beck yang

mungkin disebabkan oleh menelan zat toksin yang disebut fusaria.

Klasifikasi

Osteoartritis dapat dibagi atas dua jenis yaitu:

1.      Osteoartritis Primer

OA Primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu atau beberapa

sendi. OA jenis ini terutama ditemukan pada pada wanita kulit putih, usia baya, dan

umumnya bersifat poli-articular dengan nyeri akut disertai rasa panas pada bagian distal

interfalang, yang selanjutnya terjadi pembengkakan tulang (nodus heberden).

2.      Osteoartritis Sekunder

OA sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada sinovia

sehingga menimbulkan osteoartritis sekunder.

Manifestasi Klinis

1.      Rasa nyeri pada sendi

Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang

melakukan sesuatu kegiatan fisik.

2.      Kekakuan dan keterbatasan gerak

Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai

kegiatan fisik.

3.      Peradangan

Page 25: Makalah OA

Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan

menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan

menimbulkan rasa nyeri.

4.      Mekanik

Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang

pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut

dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena

tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut,

bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi

hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.

5.      Pembengkakan Sendi

Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang

sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

6.      Deformitas

Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.

7.      Gangguan Fungsi

Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

Page 26: Makalah OA

BAB V

KESIMPULAN

Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan

sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan

pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan

kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau

kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan

dengan faktor sistemik atau infeksi.

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut: Usia/Umur, Jenis Kelamin,

Ras, Faktor Keturunan, Faktor Metabolik/Endokrin, Faktor Mekanik, Diet.

Page 27: Makalah OA

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. Basmajian JV, Slonecker CE. In: Hardjasudarma M, editor. Grant

Anatomi Klinik. Tangerang: Binarupa aksara; 2003. p.343

2.Hoaglund, FT. 2001. Primary Osteoarthritis of the Hip: Etiology and Epidemiology.

Journal of The American Academy of Orthopedic Surgeon 9:320-327.

3. Marilynn, Doenges E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

4. Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Mukulosketal. Jakarta: EGC.5. Natadidjaja H. In: Saputra L, editor. Anamnesis dan pemeriksaan fisik penyakit dalam.

1st ed. Jakarta: BINARUPA AKSARA Publisher; 2012. p. 30, 34, 51.

6. Universitas Pembangunan Nasional. Anatomi lutut. Available at :

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/

0810211008/BAB%20II.pdf. Accessed on April 16,2013.

7. Web MD. Census 2012. Swollen ankle and feet. Available at: http://www.webmd.com/a-

to-z-guides/swollen-ankles-and-feet. Accessed on November, 1 2012.

8. Yatim F.Penyakit tulang dan persendian. Ed.1. Jakarta: Pustaka populer obor.2006. 26-31p