20
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis naikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidaklah mudah untuk menyusun suatu makalah, dimana belum ada banyak pengalaman dan literatur yang memadai sebagai penunjang. Namun dengan usaha sungguh – sungguh dan bantuan dari beberapa pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu tak lupa penulis ucapakan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada segenap pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan, terutama kepada para dosen atas sumbangsinya terhadap penulisan makalah ini. Penulis menyadari sungguh bahwa makalah ini masih jauh dari batas kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun guna melengkapi segala kekurangan dari makalah ini. Harapan penulis, kiranya makalah ini dapat berguna di waktu – waktu yang akan datang, dan dapat dipergunakan dalam mengkaji materi yang berkaitan dengan SISTEM RESPIRASI. Atas perhatiannya penulis sampaikan terimakasih. Jakarta, Mei 2009

MAKALAH PBL BLOK 7.docx

Embed Size (px)

Citation preview

KATA PENGANTARPuji syukur penulis naikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.Tidaklah mudah untuk menyusun suatu makalah, dimana belum ada banyak pengalaman dan literatur yang memadai sebagai penunjang. Namun dengan usaha sungguh sungguh dan bantuan dari beberapa pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan.Untuk itu tak lupa penulis ucapakan terimakasih yang sebesar besarnya kepada segenap pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan, terutama kepada para dosen atas sumbangsinya terhadap penulisan makalah ini.Penulis menyadari sungguh bahwa makalah ini masih jauh dari batas kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun guna melengkapi segala kekurangan dari makalah ini. Harapan penulis, kiranya makalah ini dapat berguna di waktu waktu yang akan datang, dan dapat dipergunakan dalam mengkaji materi yang berkaitan dengan SISTEM RESPIRASI.Atas perhatiannya penulis sampaikan terimakasih.

Jakarta, Mei 2009

BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangPernapasan secara harafiah berarti pergerakan oksigen dari atmosfer menuju ke sel dan keluarnya karbon dioksida dari sel ke udara bebas. Pemakaian O2 dan pengeluaran CO2 diperlukan untuk menjalankan fungsi normal sel dalam tubuh; tetapi sebagian besar sel sel tubuh kita tidak dapat melakukan pertukaran gas gas langsung dengan udara, karena sel sel tersebut letaknya sangat jauh dari tempat pertukaran gas tersebut. Karena itu, sel sel memerlukan struktur tertentu untuk menukar ataupun untuk mengangkut gas gas tersebut. Fungsi yang cukup baik dari semua struktur yang berperan sebagai struktur dari sistem pernapasan sangat penting untuk respirasi sel. Malfungsi dari setiap komponen dapat mengganggu pertukaran dan pengangkutan gas, dan dapat sangat membahayakan prose proses kehidupan.

I.2 TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mengenai struktur makroskopis, mikroskopis, selain itu juga ingin mengetahui tentang mekanisme, gangguan dan pemeriksaan mengenai sistem respirasi.

BAB IIPERMASALAHANII.1 SkenarioDi daerah D terjaddi musibah kebakaran, semua warga berusaha untuk memadamkan api. Ternyata anak A berusia 5 tahun terperangkap di dalam rumah yang terbakar. Warga segera menolong anak A dan dibawa ke RS terdekat karena menderita sesak napas akibat menghirup banyak asap.II.2 MasalahAdapun masalah yang ditemui dalam skenario dan telah dirumuskan secara bersama yaitu :Anak A sesak napas karena menghirup banyak asap

BAB IIIANALISA MASALAH

MakroskopisMikroskopis

MekanismeStruktur

RESPIRASI

PemeriksaanGangguan

LabolatoriumRadiologiFisik

BAB IVPEMBAHASANIV.1 HipotesaAdapun hipotesa yang diangkat adalah Sesak Napas Diakibatkan oleh Kelebihan CO dalam Tubuh.IV.2 Pemenuhan Sasaran PembelajaranIV.2.1 Struktur MakroskopisSecara makroskopis, sistem respirasi terbagi atas 2 yaitu : Saluran Nafas Bagian Atas Saluran Nafas Bagian Bawah Alveoli Paru

A. Saluran Nafas Bagian AtasBagian ini terdiri dari :a. HidungRongga hidung terdiri dari tiga regio, yakni vestibulum, penghidu dan pernapasan. Vestibulum hidung merupakan sebuah pelebaran yang letaknya tepat disebelah dalam nares.vestibulum dilapisi kulit yang mengandung bulu hidung, berguna untuk menahan aliaran partikel yang terkandung di dalam udara yang dihirup. Regio penghidu berada disebelah cranial dan regio pernapasan adalah bagian hidung selebihnya.b. Faring (Tekak)Adalah sebuah pipa musculomembranosa, panjang 12-14 cm, membentang dari basis cranii sampai setinggi vertebra cervikal 6 atau tepi bawah cartilago cricoidea. Dibagi menjadi 3 bagian : Nasofaring atau Epipharynx (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius) Orofaring atau Mesopharynx (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat pangkal lidah) Laryngofaring atau Hipopharynx (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan).B. Saluran Nafas Bawaha. Laring (Pangkal Tenggorok)Merupakan saluran udara yang bersifat sphincter dan juga organ pembentuk suara, membentang antara lidah sampai trachea atau pada laki laki dewasa setinggi vertebra cervikal 3 sampai 6, sedikit lebih tinggi dari anak anak dan wanita dewasa. Terdiri dari 3 struktur penting : Tulang rawan krikoid Selaput atau pita suara Epiglotis b. Trakea (Tenggorok)Merupakan sebuah pipa udara yang terbentuk dari tulang rawan dan selaput fibro-muskular, panjangnya sekitar 10-11 cm, berbentuk 3/4 cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dhubungkan oleh membran fibroelastic menempel pada dinding depan osephagus.c. BronkusMerupakan percabangan dari trakea menjadi dua, kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut carina. Bronkus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trakea, sebaliknya bronkus kiri lebih panjang dan lebih sempit. Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan kemudian bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya semakin kecil sampai menjadi bronkiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru, yaitu tempat pertukaran gas. C. AlveolusMerupakan suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh jaringan kapiler sehingga batas antara cairan dan gas membentuk tegangan permukaan yang cenderung mencegah pengembangan saat inspirasi dan cenderung kolaps pada saat ekspirasi. Untungnya, alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein (disebut surfaktan) yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan mengurangi resistensi terhadap pengembangan pada waktu inspirasi, dan mencegah kolaps alveolus pada waktu ekspirasi.D. ParuMerupakan jalinan atau susunan bronkus brokhiolus, bronkhiolus terminalis, bronkhiolus respiratory, alveoli, sirkulasi paru, syaraf, dan sistem limfatik.

IV.2.2 Struktur MikroskopisSistem pernafasan terutama berfungsi untuk menyelenggarakan pengambilan oksigen oleh dan untuk pembuangan karbon dioksida. Jaringan pernafasan, yaitu tempat terjadinya pertukaran gas, terdapat dalam paru paru yang terletak di dalam rongga dada. Rongga ini merupakan rongga tertutup. Paru paru dihubungkan dengan lingkungan luar melalui serangkain saluran; hidung, faring, laring, trakea, dan bronki.a. HidungHidung merupakan organ yang berongga dengan dinding yang tersusun oleh jaringan tulang, cartilago, otot dan jaringan pengikat. Pada kulit yang menutupi bagian luar hidung diketemukan Glandula sebasea dan rambut rambut halus. Kulit ini meluas ke bagian depan vestibulum nasi, yang pada daerah ini banyak rambut yang bersifat kaku yang berfungsi untuk menghalangi debu dan kotoran yang ikut dihirup. Pada sisa cavum nasi yang lain dilapisi oleh epitel silindris semu berlapis bersilia dengan banyak kelenjar mukosa (sel piala). Di indera pembau terdapat epitel khusus, yang pada bagian bawahnya terdapat membrana basalis yang memisahkan epitel dengan jaringan ikat yang banyak mengandung kelenjar serosa-mukosa.

b. Daerah olfactorius atau Mukosa OlfactoriusMerupakan daerah yang mengandung reseptor rangsang bau yang terletak pada ephitelium olfactorius. Epitelnya merupakan epitel silindris semu berlapis dengan tiga macam sel :1. Sel Penyokong atau Sel SustentakularSel ini berbentuk langsing, di dalam sitoplasmanya tampak adanya berkas-berkas tonofibril dan jelas tampak terminal bar. Pada permukaannya tampak banyak mikrovili yang panjang yang terpendam dalam lapisan mukus. Kompleks golgi yang kecil terdapat pada bagian puncak sel. Didalmnya juga terdapat pigmen coklat yang memberi warna pada epitel olfactory tersebut.2. Sel BasalSel ini berbentuk kerucut rendah dengan tonjolan tersusun selapis dan berinti gelap.3. Sel Olfactoria atau Sel SensorikSel ini terdapat diantara sel-sel penyokong sebagai sel syaraf yang berbentuk bipolar. Bagian puncak sel olfactory membulat dan menonjol merupakan dendrit yang meluas sebagai tonjolan silindris pada permukaan epitel. Bagian basal mengecil menjadi lanjutan sel halus yang tidak berselubung mielin. Bagian yang membulat di permukaan disebut vesicular olfactorius, dari bagian yang menonjol ini timbul tonjolan yang berpangkal pada corpuscullum basale sebagai silia olfactory yang tidak dapat bergerak. Ujung cilia inilah yang merupakan komponen indra pembau dan dapat menerima ransang. Dalam lamina propria terdapat sel-sel pigmen dan sel limfosit. Selain itu, dalam lamina propria terdapat banyak sekali anyaman pembuluh darah. Di dalam lamina propria area olfactory terdapat pula kelenjar tubulo-alveolar sebagai Glandula Olfactorius Bowmani, yang berfungsi menghasilkan sekret yang menjaga agar epitel olfactory tetap basah dan bersih.c. Sinus ParanasalMerupakan rongga rongga berisi udara yang terdapat dalam tulang tulang tengkorak dan berhubungan dengan rongga hidung. Terdapat 4 tempat sinus :1. Sinus Maxillaris2. Sinus frontalis3. Sinus Ethmoidalis4. Sinus Spenoidalisd. LarynxLarynx berbentuk sebagai pipa yang irregular dengan dinding yang terdiri atas cartilage hyaline cartilage elastis, jaringan pengikat dan otot bercorak. Larynx menghubungkan antara pharynx dengan trachea. Fungsinya adalah menyokong, mencegah makanan/minuman untuk masuk ke dalam trakea. Rangka larynx terdiri dari beberapa potong kartilago: Cartilage thyroidea, cartilage cricoidea dan epiglotis yang terdapat tunggal Cartilage arythenoidea, Cartilago corniculata, dan cartilage cuneiformis yang terdapat sepasang.Otot bercorak dari larynx dapat dibagi menjadi : Otot ekstrinsik, yang berfungsi untuk menopang dan menghubungkan sekitarnya. Kontraksinya terjadi pada proses digulatio(menelan). Otot instrinsik, yang berfungsi menhubungkan masing-masing cartilage larynx . kontraksinya berpereran dalam proses bersuara.e. Trakea Merupakan lanjutan dari larynx yang lebarnya 2-3.5 cm dan panjangnya sekitar 11 cm. trachea berakhir dengan cabang dua yang disebut sebagai bronchus. Epitel yang melapisi sebelah dalam ialah epitel silindris semu berlapis bersilia dan bertumpu pada membrana basalis yang tebal. Di antara sel-sel tersebar sel-sel piala. Dibawah membrana basalis terdapat lamina propria yang banyak mengandung serabut elastis. Di lapisan dalam lamina propria serabut elastis membentuk anyaman padat sebagai suatu lamina elastica, maka jaringan pengikat dibawahnya kadang-kadang disebut tunica submukosa. Di dalam tunica submukosa inilah terdapat kelenjar-kelenjar kecil seperti pada dinding larynx yang bermuara pada permukaan epitel. yang merupakan ciri khas dari trachea adalah adanya kerangka cincin-cincin cartilago hialin yang berbentuk huruf C sebanyak 16-20 buah yang berderet mengelilingi lumen dengan bagian yang terbuka di bagian belakang( pars cartilagenia). Masing-masing cincin dibungkus oleh serabut fibro elastis. Bagian belakan tidak memiliki cincin cartilage (pars membranacea) diisi oleh serabut-serabut otot polos yang sebagian berjalan melintang dan berhubungan dengan jaringan fibro elastis disekitarnya.

f. Bronkus dan cabang-cabangnyaTrachea bercabang menjadi 2 bronchus primer yang masuk ke jaringan paru-paru melalui hilus pulmonalis dengan arah ke bawah dan lateral. Bronchus yang sebelah kanan bercabang menjadi 3 dan yang sebelah kiri becabang menjadi 2, dimana setiap cabang tersebut merupakan percabangan dari bronchus primer. Lamina propria terdiri dari jaringan pengikat yang banyak mengandung serabut elastis dan serabut kolagen dan retikuler serta beberapa limfosit. Di bawah membrane mukosa terdapat stratum musculare yang bukan merupakan lapisan tertutup. Banyaknya serabut elastis berhubungan erat dengan sel-sel otot polos dan serabut elastis ini sangat penting dalam proses respirasi. Di dalam anyaman muskuloelastis ini terdapat banyak jalinan pembuluh darah kecil. Perbedaan struktur antara trachea serta bronchus extrapulmonalis serta intrapulmonalis : Bentuk cincin cartilage Susunan serabut otot pada trachea hanya dibagian dorsal sedangkan pada bronchus terdapat disekeliling dinding. Kontraksi lapisan otot ini akan menimbulkan lipatan memanjang pada membrane mukosa. Suatu lapisan anyaman elastisitas yang membatasi membran mukosa seperti pada trakea tidak ada, tetapi serabut serabut elastisitas yang berjalan sejajar sepanjang bronkus dengan percabangannya.g. PulmoParu - paru pada manusia terdapat sepasang yang menempati sebagian besar dalam cavum thoracis. Kedua paru paru dibungkus oleh pleura yang terdiri dari 2 lapisan yang saling berhubungan sebagai pleura visceralis dan pleura parietalis

IV.2.3 MekanismeSecara umum, respirasi terdiri dari 2 proses: respirasi eksternal dan respirasi internal. Respirasi eksternal meliputi pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) antara cairan interstisial tubuh dengan lingkungan luar. Tujuan dari respirasi eksternal adalah untuk memenuhi kebutuhan respirasi sel. Respirasi internal adalah proses absorpsi oksigen dan pelepasan karbon dioksida dari sel. Proses respirasi internal ini disebut juga respirasi selular, terjadinya di mitokondria. Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras pernafasan ytang tergantung pada :

1. Tekanan Intra-pleuralDinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.2. ComplianceHubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai compliance.Ada dua bentuk compliance: Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas ( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm H2O Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan. Normal: 50 ml/cm H2OCompliance dapat menurun karena: Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomenPenurunan compliance akan mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas.3. Airway resistance (tahanan saluran nafas)Merupakan rasio dari perubahan tekanan jalan nafas.

IV.2.4 GangguanGangguan pernafasan dapat berupa :1. Gangguan irama atau frekuensi pernafasan, misalnya :a. Takipnea yaitu frekuensi pernapasan yang meningkatb. Hiperpnea yaitu peningkatan kedalaman pernafasanc. Pernapasan cheyne-stokes yaitu ditandai dengan adanya perubahan episode apnoe dan periode nafas dalamd. Pernapasan biot, pernapasan dengan irama mirip dengan pernapasan cheyne stokes, tetapi amplitudonya ratae. Kusmaul yaitu hiperventilasi yang ditandai oleh peningkatan frekuensi dan kedalaman yang berkaitan dengan diabetic asidosis atau yang bersumber dari ginjal2. Insufisiensi pernapasan misalnya :Hipoventilasi yaitu penurunan baik dalam frekuensi maupun kedalaman dengan Pco2 tinggi sedangkan sebaliknya disebut hiperventilasi.

IV.2.5 PemeriksaanA. Pemeriksaan Fisik1. Inspeksia. Rate pernapasanb. Ritme pernapasanc. Bentuk pernapasand. Peranjakan parue. Tanda tanda dyspnoe2. Palpasia. Identifikasi ada/tidaknya daerah yang nyerib. Pemeriksaan fremitus (tactile fremitus), dilakukan pada kedua sisi dadadan bandingkan kanan dan kiri. Letakan permukaan telapak tangan pada bagian dada pasien dan mintalah dia mengatakan tuju tujuh dengan cukup kera, dan rasakan getaran suara yang dihantarkan pada dinding rongga dada pada telapak tangan kita.lakukan pemeriksaan silang dengan menyilangkan telapak tangan anda3. Perkusia. Pada daerah paru selalu sonorb. Pada daerah jantung menjadi pekakc. Diatas lambung timpanid. Perkusi paru harus simetri4. AuskultasiPemeriksaan auskultasi paru paru merupakan pemeriksaan terpenting untuk melihat aliran udara pada cabang cabang trakheo-bronkial. Pemeriksaan auskultasi termasuk : mendengarkan suara yang dihasilkan selama pernapasan, mendengarkan setiap suara tambahan yang terjadi, dan bila diduga ada kelainan pada paru paru dapat didengar suara bicara atau bisikan pasien yang ditransmisikan pada dinding dada.B. Pemeriksaan Radiologi1. Radiologi konvensional Pemeriksaan radiografi dada rutin dilakukan pada suatu jarak standart setelah inspirasi maksimum dan menahan napas untuk menstabilkan diphragma. Biasanya diambil dengan sudut pandang PA dan kadang juga diambil dari posisi lateral dan melintang.2. Pemeriksaan CT Scan Merupakan modalitas yang terpenting. CT Scan dapat memberikan detail yang sangat baik dan menentukan staging tumor mediastinum dan paru.3. Pemeriksaan MRI Paru tidak dapat dievakuasi dengan baik menggunakan teknik ini namun indikasi utama dari teknik ini adalah evaluasi massa mediatinum, diseksi aorta dan staging karsinoma bronchus, jika dicurigai invasi ke vaskuler.

4. Pemeriksaan dengan Nuclear MedicineKombinasi pemindahan perfusi dengan makroagregat yang berlabel Technetium-99m(Tc-99m) pada albumin manusia yang dinilai adalah perfusi parenchym paru (dalam hal ini emboli paru)5. Angiografi pulmonalModalitas ini untuk menilai ada atau tidaknya emboli pada arteri pulmonalis. Karena jika emboli ada dalam arteri pulmonalis sangatlah berbahaya.6. USG ThoraksUSG dipakai untuk menilai adanya cairan dalam pleura (efusi pleura).

C. Pemeriksaan Labolatorium Analisis Gas Darah Oksimetri Denyut Nadi

BAB VPENUTUPV.1 KesimpulanSistem respirasi mencakup perpindahan O2 dan CO2 melewati membran alveolus yang sangat tipis, sehingga apabila alveolus tersebut mengalami gangguan maka otomatis sistem respirasi dalam tubuh akan mengalami gangguan sehingga harus diadakan pemeriksaan, baik itu secara fisik, radiologi, maupun pemeriksaan labolatorium.