Upload
elva-cristy-irianti
View
179
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah pencemaran tanah
Citation preview
PENCEMARAN LINGKUNGAN
PENCEMARAN TANAH
KELOMPOK IILW6 (EPIDEMIOLOGI)
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMAKASSAR
2014
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami haturkan kepada ALLAH SWT karena berkat limpahan
karunianyalah, kami dapat menyelesaikan tugas kami dengan tepat pada
waktunya. Tak lupa salawat dan salam kami limpahkan kepada junjungan Nabi
besar, Nabi MUHAMMAD SAW beserta para keluarga dan sahabat beliau,
karena berkat kerja keras beliau serta keikhlasan, beliau telah mengubah dunia
yang gelap menjadi terang menderang.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar kita dapat mengetahui dan
memahami tentang pencemaran tanah, penyebabnya, akibatnya, dan upaya
pencegahan dan penanggulangannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum begitu sempurna walaupun
telah diselesaikan, sebab kita ketahui bahwa tak ada gading yang tak retak. Oleh
karena itu kritik, saran, dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen Pencemaran Lingkungan serta teman-teman yang telah
memberikan dorongan dalam pembuatan makalah ini.
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Makassar, April 2014
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber
daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang
sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga
di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu
mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah
Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa
memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan
tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak
bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi
masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah
menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun
keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan
masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya
menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan
air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian,
terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.
Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan
sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan
adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama
pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan
lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang,
permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para
pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa
melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu
mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari
lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya
yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta
berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang
membahas mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap
lingkungan di sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi pencemaran tanah?
2. Apa saja sumber pencemaran tanah?
3. Apa dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah?
4. Apa pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah?
5. Apa kasus contoh pencemaran tanah yang terjadi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pencemaran Tanah
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah
atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan
mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan
mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya.”
Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan
tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah
untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui
kriteria baku kerusakan tanah”.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara
di atasnya.
B. Sumber Pencemaran Tanah
Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran
udara dan pencemaran air, makan sumber pencemar udara dan sumber
pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah.
Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang
yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke
tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan
terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya
tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah
tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah
pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah
yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
Dari pembahasan tersebut di atas, maka sumber bahan pencemar tanah
dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari:
1. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan
misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa
limbah padat dan cair.
a. Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat,
keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan
tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh
hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang
ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak
cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan
lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus
air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah
hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang
akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang.
b. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam
tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh
mikro-organisme di dalam tanah.
2. Limbah industry
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri.
a. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
b. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan
industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan
boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan
logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat
yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam
tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang
memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk
menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida
untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus
dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan
kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu
karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan
saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna
di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah
organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus
menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida
tersebut
Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini, yaitu :
1. Pencemaran tanah secara langsung
Misalnya karena penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian
pestisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti
plastik, kaleng, botol, dan lain-lainnya.
2. Pencemaran tanah melalui air
Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah
susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau
di permukaan tanah.
3. Pencemaran tanah melalui udara
Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan
pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.
C. Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:
1. Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe
polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan
bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada
anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan
ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air
raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada
keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan
pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit
kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan
kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan Kematian.
2. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan
kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah
tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer
dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap
predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek
kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah
piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan
akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya
tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini
dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana
tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan
pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain
bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah
utama.
D. Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Tanah
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan
untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat
dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan.
Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan
pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran
terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat
aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan
tindakan penanggulangan.
Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak
menggunakannya. Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama
tanah mengakibatkan hasil produksi menurun. Cara yang dapat ditempuh ialah
:
1. Pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam
2. Memilih varietas tanaman yang tahan hama
3. Menggunakan musuh alami untuk hama
4. Menggunakan horlmon serangga
5. Pemandulan (sterilisasi)
6. Memamfaatkan daya tarik seks untuk serangga
Disamping itu juga kita perlu :
1. Memahami kegiatan pestisida yang bersangkutan
2. Mengikuti petunjuk pemakaian
3. Hati -hati dalam penyimpanan
4. Menggunakan alat-alat pelindung seperti masker, kacamata, dan pakaian.
Pada dasarnya cara-cara yang ditempuh itu berlaku untuk bahan
kimia,pupuk, atau deterjen. Kehati-hatian pada pemakaian bahan-bahan ini
perlu diperhatikan jangan sampai bahan-bahan itu tececer, mengenai badan
manusia, atau mencemarkan lingkungan.
Sedangkan penanganan sampah ialah dengan mencegah timbulnya
pencemaran, misalnya dengan cara :
1. Penimbunan (dumping), dengan maksud untuk menutupi rawa, jurang,
lekukan tanah di tempat terbuka dan di laut
2. Pengisian tanah kesehatan (sanitary landfill), dengan mengisi tanah
berlegok dan kemudian menutupnya dengan tanah.
3. Pencacahan ( grinding), dimana limbah organik dimasukkan kedalam alat
penggiling sehingga menjadi kecil-kecil , dialirkan ke selokan, hanyut ke
tempat pengolahan lebih lanjut.
4. Penkomposan atau composting yakni pengolahan limbah untuk
memperoleh kompos untuk menyuburkan tanah.
5. Pembakaran (incineration), yang menghasilkan gas dan residue
6. Pirolisis, yakni mengolah limbah dengan proses dekomposisi senyawa
kimia pada suhu tinggi dengan pembakaran tidak sempurna yang pada
akhirnya menghasilkan zat kimia baru yang berguna.
Penanganan pencemaran tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya adalah :
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah yaitu remediasi in-situ (on-
site) dan remediasi ex-situ (off-site). Pembersihan in-situ adalah
pembersihan dilokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,
terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sedangkan
pembersihan ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa kedaerah yang aman. Seteleh dibawa kedaerah yang
aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan ex-situ ini jauh lebih mahal dan rumit
dibandingkan dengan pembersihan in-situ. Sebelum melakukan remediasi,
hal yang perlu diketahui :
a. Jenis pencemar (organik/anorganik), terdegradasi/tidak,
berbahaya/tidak.
b. Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
c. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), fosfat (P).
d. Jenis tanah
e. Kondisi tanah
f. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan dilokasi tersebut
g. Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa
ditunda)
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur,bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
a. Stimulasi aktivitas mikrooganisme asli (di lokasi yang tercemar)
dengan penambahan nutrient, pengaturan kondisi redoks, optimasi PH.
Dan sebagainya.
b. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
c. Penerapan immobilized enzymes.
d. Penggunaan tanaman untuk menghilngkan atau mengubah pencemar.
E. Dampak pencemaran tanah oleh peptisida
Dalam memenuhi perkembangan ekonomi yang saat ini semakin
meningkat, maka sangat dibutuhkannya Ilmu pengetahuan mengenai pupuk
dan pestisida. Karena menyangkut hal-hal tentang pertanian dan perkebunan
yang merupakan aspek utama dalam perekonomian Negara Indonesia yang
beriklim tropis. Penggunaan pestisida sintetis pada pertanian merupakan
dilema. Di satu sisi sangat dibutuhkan dalam rangka penyediaan pangan, di sisi
lain tanpa disadari mengakibatkan berbagai dampak negatif, baik terhadap
manusia, hewan mikroba maupun lingkungan. Pemakaian pestisida haruslah
sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundangan yang berlaku.
Penggunaannya haruslah diperuntukkan membasmi organisme pengganggu
tanaman secara selektif dan seminimal mungkin merugikan organisme dan
target.
Belum banyak disadari hingga saat ini bahwa pemanfaatan bahan-bahan
agrokimia yang berlebihan untuk menggenjot produksi menyebabkan
kerusakan lingkungan dan hilangnya lapisan tanah yang mengandung nutrisi.
Di samping itu, kualitas produksi yang dihasilkan pun akan menurun. Di
Indonesia polusi tanah ini merupakan masalah yang harus dihadapi. Pemakaian
pupuk dan pestisida dalam jumlah yang besar menimbulkan pencemaran bagi
tanah dan air tanah dengan kadar racun yang beraneka ragam. Degradasi tanah
pertanian sudah makin parah dan dengan sudah mengendapnya pestisida
maupun bahan agrokimia lainnya dalam waktu yang cukup lama. Padahal,
untuk mengembalikan nutrisinya tanah memerlukan waktu ratusan tahun,
sedangkan untuk merusaknya hanya perlu beberapa tahun saja. Hal ini terlihat
dari menurunnya produktivitas karena hilangnya kemampuan tanah untuk
memproduksi nutrisi. Ada beberapa pengaruh negatif lainnya pemakaian
pestisida sintetis secara tidak sesuai. Pertama, pencemaran air dan tanah yang
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia dan makhluk lainnya dalam
bentuk makanan dan minuman yang tercemar. Kedua, matinya musuh alami
dari hama maupun patogen dan akan menimbulkan resurgensi, yaitu serangan
hama yang jauh lebih berat dari sebelumnya. Ketiga, kemungkinan terjadinya
serangan hama sekunder. Contohnya: penyemprotan insektisida sintetis secara
rutin untuk mengendalikan ulat grayak (hama primer) dapat membunuh
serangga lain seperti walang sembah yang merupakan predator kutu daun
(hama sekunder). Akibatnya setelah ulat grayak dapat dikendalikan,
kemungkinan besar tanaman akan diserang oleh kutu daun. Keempat, kematian
serangga berguna dan menguntungkan seperti lebah yang sangat serbaguna
untuk penyerbukan. Kelima, timbulnya kekebalan/resistensi hama maupun
patogen terhadap pestisida sintetis.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, setiap rencana penggunaan pestisida
sintetis hendaknya dipertimbangkan secara seksama tentang cara penggunaan
yang paling aman, di satu sisi efektif terhadap sasaran, di sisi yang lain aman
bagi pemakai maupun lingkungan. Sebenarnya tidak semua jenis insekta,
cacing (nematode) dan lain-lain merupakan hama dan penyakit bagi tanaman,
akan tetapi racun serangga telah membunuhnya. Tetapi makhluk-makhluk kecil
ini sangat diperlukan untuk kesuburan tanah selanjutnya. Apabila
penyemprotan dilakukan secara berlebihan atau takaran yang dipakai terlalu
banyak, maka yang akan terjadi adalah kerugian. Tanah disekitar tanaman akan
terkena pencemaran pestisida. Akibatnya makhluk-makhluk kecil itu banyak
yang ikut terbasmi, sehingga kesuburan tanah menjadi rusak karenanya. Bukan
tidak mungkin tragedi kegersangan dan kekeringan terjadi.
Akibat yang paling parah, kesuburan tanah di lahan-lahan yang
menggunakan pestisida dari tahun ke tahun menurun.Dunia pertanian modern
adalah dunia mitos keberhasilan modernitas. Keberhasilan diukur dari berapa
banyaknya hasil panen yang dihasilkan. Semakin banyak, semakin dianggap
maju. Di Indonesia, penggunaan pestisida kimia merupakan bagian dari
Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk memacu hasil
produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai sejak
tahun 1970-an.
Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an.
Saat itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian
bibit impor, pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia
sempat menikmati swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani
mulai kelimpungan menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot,
ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak
manjur lagi, dan harga gabah dikontrol pemerintah.
Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produksi gabah, mamun
berakibat :
a. Berbagai organisme penyubur tanah musnah
b. Kesuburan tanah merosot
c. Tanah mengandung endapan pestisida
d. Hasil pertanian mengandung pestisida
e. Keseimbangan ekosistem rusak
f. Terjadi ledakan serangan dan jumlah hama
Upaya Pencegahan tanah pada pencemaran peptisida
Meskipun pestisida sangat berbahaya, peningkatan produksi pertanian
dapat tercapai justru dengan bantuan pestisida. Bila pemakaian pestisida
dilakukan dengan sangat hati-hati kemungkinan besar pencemaran dapat dihindari
atau setidaknya mengurangi bahayanya. Pembatasan pemakaian pestisida ini
sudah dimulai dengan adnya organisasi PAN (Pesticides Action Network) yang
beranggotakan 50 negara, termasuk Indonesia, dimana ada 7 jenis pestisida yang
dilarang di antara 12 jenis yang dimasukkan dalam The Dirty Dozen. Di
Indonesia, hal ini didukung oleh ikut sertanya BATAN dalam meneliti residu-
residu produk pertanian dan mengeluarkan batas ambang yang aman bagi
pemakaian pestisida.
Peran serta pemerintah mengenai peraturan tentang ANDAL yang mulai
berlaku dari segi pengamanan baik bagi keselamatan manusia maupun
lingkungan. Adanya peraturan ANDAL adalah tepat sebagai tindakan
pencegahan dan usaha menanggulangi kemungkinan terjadinya pencemaran.
Selain itu, peran serta masyarakat juga dibutuhkan untuk upaya pencegahan,
karena semua kegiatan pencegahan hama adalah hasil karya manusia dan di
tujukan untuk pemenuhan kebutuhannya.
Cara yang paling baik untuk mencegah pencemaran pestisida adalah
dengan tidak menggunakan pestisida sebagai pemberantas hama. Mengingat
akibat sampingan yang terlalu berat atau bahkan menyebabkan rusaknya
lingkungan dan merosotnya hasil panen, penggunaan pestisida mulai dikurangi.
Cara-cara yang dapat ditempuh untuk mencegah atau mengurangi serangga hama
antara lain:
• Pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam,
• Memilih varietas yang tahan hama,
• Memanfaatkan musuh-musuh alami serangga,
• Penggunaan hormon serangga,
• Pemanfaatan daya tarik seks pada serangga
• Sterilisasi
Semua cara yang telah disebutkan, memang tidak memiliki efek yang
cepat dan merata dibanding pestisida. Karenanya bila dibutuhkan pemberantasan
hama yang sifatnya segera, penggunaan pestisida memang merupakan pilihan
yang paling baik dan tepat. Jika pestisida yang akan digunakan, maka adalah suatu
langkah yang paling bijaksana untuk melakukan suatu tindakan pencegahan
terhadap pencemaran tanah atau keracunan yang mungkin timbul.
Pada pencemaran oleh pestisida, beberapa tindakan pencegahan yang perlu
dilakukan antara lain:
Pahamilah dengan yakin tentang kegunaan dari suatu jenis
pestisida.
Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang
dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh,
Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida, Tanyakan pada
penyuluh apakah sudah saatnya digunakan pestisida, karena belum
tentu suatu jenis hama harus diberantas dengan pestisida.
Jangan telat memberantas hama. Jika penyuluh sudah
menganjurkan untuk menggunakan pestisida, cepatlah dilakukan.
Dengan semakin meluasnya hama akan membutuhkan penggunaan
pestisida dalam jumlah besar, ini berarti hanya akan memperbesar
peluang terjadinya pencemaran,
Jangan salah pakai pestisida. Selain satu jenis pestisida biasanya
hanya digunakan untuk suatu jenis hama tertentu, terkadang usia
tanaman yang berbeda menghendaki jenis pestisida yang berbeda
pula.
Pahamilah dengan baik cara pemakaian pestisida. Jangan sampai
tercecer disekitar tanaman.
Jika pestisida yang akan digunakan harus dibuat larutan terlebih
dahulu, gunakan tempat yang khusus untuk itu. Pada waktu
mengaduk, larutan jangan sampai tercecer ke tempat lain.
Perhatikan dengan tepat jumlah larutan yang dibuat agar tidak
terdapat sisa setelah pemakaian.
F. Kasus Pencemaran Tanah
Salah satu Contoh Kasus yang dapat Kita lihat adalah daerah
kumuh di Makassar Terletak di Kecamatan Panakkukang, karakteristik
daerah kumuhnya di tandai oleh kondisi tanah yang dijadikan pemukiman
adalah sawah/kebun. Hal ini dapat Menimbulkan Pencemaran Tanah
disekitar Tempat Tinggal mereka apalagi Tanah tersebut adalah
sawah/kebun yang jelas-jelas tidak layak dijadikan sebagai lahan Hunian.
Hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi Pemerintah setempat yang
terkait agar segera ditangani dan mendapatkan solusi yang tidak
merugikan semua pihak.
G. Gambar Pencemaran Tanah
Gambar 1.1 Diagram Alur Pencemaran Tanah
Gambar 1.2 Penyebab Pencemaran Tanah
A. Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah,
diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara
membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi
dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri).
B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para
pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah
ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian
tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://pollutiononmyearth.weebly.com/pencemaran-tanah.html
http://artikelblo.blogspot.com/2013/02/makalah-pencemaran-tanah.html
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-pencemaran-tanah/
http://www.sharemyeyes.com/2013/08/pencemaran-tanah.html
http://biodenti.wordpress.com/pencemaran-tanah/
http://handikap60.blogspot.com/2013/04/penyebab-dampak-dan-
pencegahan_2.html
http://blhdmakassar.info/index.php?mod=pencarian