Upload
asrama-rama
View
711
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pengaruh asap solder terhadap daya kesehatan dan minat siswa elektro
Citation preview
PENGARUH ASAP SOLDER TERHADAP KESEHATAN DAN MINAT BELAJAR SISWA SMK DI BENGKEL ELEKTRO
OLEH :
Nama : I Putu Gede Asrama
NIM : 1315061008
Jurusan : Pendidikan Teknik Elektro
Kelas : B
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHATAHUN 2013
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan globalisasi pada saat ini sangat luas, menyentuh banyak aspek, diantaranya
adalah di bidang teknologi elektronika. Agar bangsa Indonesia mampu beradaptasi dengan
perkembangan globalisasi pada saat ini, diperlukan pendidikan berdasarkan teknologi. Salah
satunya adalah pendidikan teknik elektronika. Dunia elektronika tidak lepas dari teknik
penyolderan dengan kawat timah sebagai bahan konduktor di rangkakaian yang berfungsi
menyatukan komponen satu dengan yang lainnya.
Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat
flesibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah ada
dibawah suhu 13,20C dan tidak memiliki sifat logam sama sekali. Diatas suhu ini timah ada
dalam bentuk yang kita lihat sehari-hari. Timah ini biasa disebut sebagai timah putih disebabkan
warnanya putih mengkilap, dan memiliki struktur kristal tetragonal. Atas dasar sifat fisiknya
timah banyak digunakan dalam industri solder. Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala.
Timah dipakai dalam bentuk solder merupakan campuran antara 5-70% timah dengan
timbalakan tetapi campuran 63% timah dan 37% timbal merupakan komposisi yang umum untuk
solder. Solder banyak digunakan untuk menyambung pipa atau alat elektronik.
Timbal (Pb) Merupakan salah satu logam berat yang tergolong berbahaya jika masuk ke
dalam tubuh manusia. Timbal merupakan logam berat yang sangat beracun, dapat dideteksi
secara praktis pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh sistem biologis. Sumber utama
timbal adalah makanan dan minuman. Komponen ini beracun terhadap seluruh aspek kehidupan.
Timbal menunjukkan beracun pada sistem saraf, hemetologic, hemetotoxic dan mempengaruhi
kerja ginjal. Rekomendasi dari WHO, logam berat Pb dapat ditoleransi dalam seminggu dengan
takaran 50mg/kg berat badan untuk dewasa dan 25 mg/kg berat badan untuk bayi dan anak-anak.
Mobilitas timbal di tanah dan tumbuhan cenderung lambat dengan kadar normalnya pada
tumbuhan berkisar 0,5-3 ppm.
Jika suatu timbal dan timah dipanaskan ataupun dileburkan, maka mengeluarkan asap
hitam yang beredar bebas di udara. Senyawa timbal dan timah dari udara dapat mengendap pada
tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat
menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan
depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati. Logam
berwarna kelabu keperakan ini amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman
yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk
serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat
pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan
menghilangkan konsentrasi. Bahkan timbal dengan tingkat yang amat rendah sekalipun
tampaknya selalu diasosiasikan dengan rendahnya kecerdasan. Dari kasus-kasus pencemaran
logam pada bahan yang tidak sedikit ini, maka diperlukan pemahaman mengenai logam berat
dan efeknya terhadap kesehatan, terutama timbal dan timah yang banyak digunakan untuk
penyolderan alat-alat elektronika.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Manusia pada umumnya harus sehat
untuk melakukan semua aktivitas dalam hidupnya. Kadangkala kesehatan itu mahal, maka dari
itu memelihara kesehatan sangatlah penting agar terhindar dari berbagai macam penyakit.
Dalam kaitannya dengan minat belajar siswa, dalam suatu kelas belajar terdapat siswa
yang mempunyai minat, daya tangkap maupun intelektual yang berbeda-beda. Ada siswa yang
mempunyai minat belajar yang baik daripada yang lainnya. Untuk siswa yang kurang minat
dalam belajar, banyak faktor yang menyebabkan seperti ini, diantaranya faktor lingkungan kelas,
suasana kelas, maupun faktor-faktor kesehatan. Untuk itu diperlukan suatu lingkungan kelas
yang kondusif dan sehat untuk kegiatan pembelajaran.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di SMk, selalu tumbuh dan berkembang, tetapi
ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur perlahan-lahan seiring dengan
perkembangan zaman. Masih banyak kelas SMK yang belum menerapkan K3 pada bengkel dan
laboratorium yang mereka miliki. Diperlukan suatu system K3 yang baik dan mampu mendeteksi
dan menanggani kesehatan maupun keselamatan kerja dalam suatu lingkungan kerja. Sistem K3
harus menyentuh semua aspek keselamatan dan kesehatan dalam suatu praktek kerja
Berangkat dari timah berperan sangat penting pada aktivitas merangcang atau membuat
suatu rangkaian elektronika, maka sangat diperlukan suatu pengetahuan untuk mengetahui
dampak yang akan terjadi dan upaya untuk menggurangi dampak negatif dari asap solder pada
siswa elektronika yang praktek di bengkel elektro.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu adanya pengetahuan tentang dampak
dari asap solder terhadap kesehatan dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa di bengkel
elektro. Oleh sebab itu beberapa poin penting yang perlu dicermati adalah :
1. Apa itu K3 dan bagaimana cara penerapan K3 yang baik dan benar di sekolah SMK
teknik elektro ?
2. Kenapa kesehatan dan keselamatan kerja dalam suatu praktek kerja sangat penting ?
3. Apa saja dampak langsung dan tidak langsung dari asap solder ini terhadap kesehatan
siswa di bengkel elektro ?
4. Bagaimana cara menanggulangi dampak negatif dari asap solder ?
5. Bagaimana mekanisme tata udara di bengkel elektro yang bagus untuk kesehatan
siswanya ?
6. Bagaimana cara untuk menarik minat belajar siswa di bengkel elektro ?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penyusunan makalah ini adalah:
a. Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan baik dan benar.
b. Mengetahui dampak langsung dan tidak langsung dari asap solder bagi kesehatan
c. Menanggulangi dampak negatif dari asap solder.
d. Membuat mekanisme tata udara di bengkel elektro yang bagus untuk kesehatan siswa.
e. Menarik minat belajar siswa elektronika dengan suasana kelas yang bersih, aman dan
terhindar dari berbagai macam penyakit.
1.4 MANFAAT
Adanya penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat :
1. Bagi Penyusun
Penyusun dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam terhadap dampak asap
solder yaitu pengaruh unsur kimia timbal dan timah terhadap tubuh manusia dan
merancang sistem tata udara yang dapat mengurangi dampak asap solder terhadap
kesehatan sehingga minat belajar akan tumbuh.
2. Bagi Guru Pengajar
Penyusun berupaya memberi sebuah pengetahuan tentang K3 yang baik dan benar,
sehingga para guru mampu memberi pengarahan maupun pelajaran K3 di sekolah
SMK. Maka dari itu melalui makalah ini, seorang guru pengajar di SMK dapat
mengetahui dampak secara rinci bagaimana pengaruh asap solder bagi kesehatan dan
keselamatan siswa. Dan secara tidak langsung para guru memperhatikan tata udara
dan lingkungan di bengkel elektro sehinggga para siswa nyaman untuk praktek
penyolderan.
3. Bagi Siswa
Dengan penyusunan makalah ini, para siswa SMK khususnya jurusan elektronika
dapat mengetahui dampak dari asap penyolderan dan mereka memperhatikan K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan merupakan hal yang sangat fital di dalam suatu lingkungan
kerja (perusahaan, pabrik, kantor, bengkel, laboratorium, dsb), yang harus kita terapkan dalam
setiap lingkungan kerja. Dari mengidentifikasi, mengetahui akibat, dan mengetahui solusi.
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tak terduga dan yang tidak dikehendaki yang dapat
mengacaukan suatu proses aktivitas yang telah diatur. Oleh karena dibelakang peristiwa itu
tidak terdapat unsur kesengajaan, terlebih dalam bentuk perencanaan. Kecelakaan akibat kerja
adalah suatu kejadian kecelakaan yang berhubungan dengan aktivitas dan kegiatan dalam
pekerjaan.
I. Manajemen Kurang kontrol
II. Sumber Penyebab utama
III. Gejala Penyebab langsung (praktek dibawah standar)
IV. Kontak Peristiwa (kondisi dibawah standar)
V. V. Kerugian Gangguan (tubuh maupun harta benda)
Usaha pencegahan-pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil apabila dimulai dari
memperbaiki manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Kemudian praktek dan
kondisi dibawah standar merupakan penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala
penyebab utama akibat kesalahan manajemen.
Diterpakannya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bertujuan untuk memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tinginya, baik fisik, mental dan sosial bagi penghuni dan
pengguna lingkungan tsb, melalui usaha-usaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap
penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan dan keselamatan akibat kerja atau
lingkungan kerja.
2.2 DEFINISI KESEHATAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan.
Menurut WHOSehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,
1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sedangkan Pengertian Kesehatan Lingkungan atau sanitasi lingkungan memiliki
pengertian yang sangat luas dan beragam tergantung konteksnya. Kesehatan lingkungan pada
dasarnya merupakan usaha untuk mengelola semua faktor yang ada pada lingkungan yang
berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan
dapat ditingkatkan. Secara umum, persepsi masyarakat terhadap kesehatan lingkungan adalah
kebersihan lingkungan. Lingkungan sehat merupakan suatu perwujudan lingkungan yang
memenuhi kaidah-kaidah kesehatan lingkungan dan kesehatan secara keseluruhan. Lingkungan
dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: lingkungan fisik dan sosial-budaya. Lingkungan fisik
meliputi: abiotik (benda mati) dan biotik (makhluk hidup).
Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam usaha dasar
kesehatan masyarakat. Dari uraian tentang usaha dasar terlihat bahwa kesehatan lingkunganpun
erat sekali hubungannya dengan usaha kesehatan lainnya. Usaha ini merupakan usaha yang perlu
didukung oleh ahli rekayasa secara umum dan secara khusus oleh ahli rekayasa lingkungan.
2.3 PENYOLDERAN
Menyolder adalah proses membuat sambungan logam secara listrik dan mekanis
menggunakan logam timah dengan menggabungkannya dengan alat solder. Alat ini berfungsi
untuk memanaskan sambungan pada suhu tertentu. Solder memiliki sebuah elemen pemanas
yang menghasilkan panas. Pada ujung elemen pemanas terdapat “bit”, bagian inilah yang
memegang peran penting dalam pemanasan dan penyolderan. Bagian pada elemen pemanasan
dapat mencapai suhu 190 0C dan bagian “bit” dapat mencapai 250 0C. Agar tidak menimbulkan
kerusakan pada komponen atau kerusakan pada jalur PCB sebaiknya proses penyolderan
dilakukan tidak terlalu lama. Juga dipilih solder maupun timah solder yang sesuai misalnya daya
solder 25 W. Untuk menyolder komponen yang tidak tahan panas sebaiknya dilengkapi dengan
alat penetral panas (heat sink) pada kaki komponen yang disolder. Disamping itu apabila lalai
dalam penggunaan dapat menyebabkan terjadinya luka bakar yang cukup serius. Untuk
mencegah hal ini, sebaiknya solder ditaruh pada penyangga solder apabila tidak digunakan untuk
beberapa saat.
Solder yang umum digunakan untuk keperluan di bengkel elektronika adalah solder dengan
daya yang rendah berkisar antara 25 W. Dalam pekerjaan menyolder kualitas penyolderan yang
diharapkan haruslah memenuhi kriteria seperti berikut:
Daya hantar listrik yang baik
Mempunyai ketahanan mekanik
Daya hantar panas yang baik
Mudah dibuat
Mudah diperbaiki
Mudah diamati
Cara melakukan penyolderan yang baik :
1. Tancapkan solder pada kontak listrik
2. Tunggu Solder hingga panasnya mencukupi
3. Ujung solder dibersihkan dengan spons basah
4. Jika solder baru, ujung solder dilapisi dulu dengan timah tipis dan merata.
5. Bersihkan bahan yang akan disolder (harus bebas dari lemak, karat atau kotoran lainnya)
6. Komponen dipasang erat pada PCB (lubang tidak longgar), sehingga komponen tidak
goyang
7. Tempelkan ujung solder pada kaki komponen dan PCB yang akan di patri hingga
panasnya cukup
8. Kemudian tempelkan timah pada ujung solder sampai meleleh dengan jumlah yang
cukup sampai patri/timah terlihat mengepyar,
9. Angkat solder dan timah, tunggu beberapa saat sampai timah mengeras dan komponen
tidak goyang. Selesai
2.4Bahaya Menyolder
Hampir semua kegiatan kerja praktek dibengkel maupun dilapangan beresiko kecelakaan
dan gangguan kesehatan. Demikian juga dalam pengerjaan penyolderan seberapapun kecilnya
kecelakan tetap ada dan itu haruslah dilakukan tindakan pencegahannya. Karena kecelakaan
kerja merupakan suatu kerugian baik terhadap manusia, alat kerja, bahan dan lingkungan kerja.
Ada tiga jenis kecelakaan dalam melakukan penyolderan, yaitu : kecelakaan karena panas,
karena sengatan listrik(electric schoc), dan karena keracunan bahan kimia.
1. Kecelakaan karena panas.
Yaitu kecelakaan yang ditimbulkan dari pemanasan baut solder dan timah, misalnya ;
ketikasedang menyolder ada teman yang sedang bercanda, tiba -tiba dengan tidak sengaja ia
menyengolkita yang sedang memegang solder, dan solder tersebut mengenai tangan kita. Untuk
tindakanpencegahan, jagalah ketenangan ruangan kerja, memakai pakaian kerja yang sesuai,
menyediakankotak P3K, dan lain-lain.Untuk tindakan pencegahan terjadinya bahaya api / panas,
jauhkan benda-benda yangmudah terbakar seperti kertas, alkohol, minyak, dan lain- lain dari
lingkungan kerja. Selalu sediakantabung pemadam kebakaran (fire extinguiser) yang berisi
penuh, siap pakai, dan mudah dilihat sertamudah diraih.
2. Kecelakaan karena sengatan listrik
Yaitu kecelakaan yang diakibatkan hubungan pendek (elektrik short), hal iki akan
berakibatpada fisik serta psikis bagi seseorang, kerusakan peralatan kerja. Tindakan pencegahan
yang dapatdilakukan yaitu, harus berhati-hati dalam bekerja, periksa instalasi listrik maupun
peralatan kerja.Jangan sampai terjadi kebocoran pada jaringan listrik, selalu mengikuti prosedur
pemasanganlistrik yang baik dan benar. Seandainya ditemukan kebocoran listrik pada
sambungan atau kabelterkelupas segera diisolasi dengan bahan isolator dengan cara yang baik
dan benar.
3. Kecelakaan karena keracunan
Keracunan dapat diakibatkan karena kontaminasi bahan- bahan kimia beracun yang
berasaldari logamdasar, dari bahan solder terutama dari bahan tambahan (fluxer). Bahan-bahan
berbahayaini dapat berupa asap, serbuk atau pasta, yang apalagi terhirup atau terkena angota
badan secaralangsung dapat berakibat keracunan.Sebagai upaya pencegahan keracunan, yaitu
dengan melindungi angota badan denganpakaian yang sesuai dan standar serta bertindak secara
hati-hati dan waspada. Memasang tandaperingatan di tempat strategis, dan jangan lupa cuci
tangan setelah praktek.
2.5 BAHAYA TIMBAL DARI TIMAH TERHADAP KESEHATAN
Asap timbal (Pb) hasil penyolderan yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap,
disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting
yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb
segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi
terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam
tubuh. Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh.
Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-
kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan
akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya.
Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi anak-anak.
Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif (bagaimana anak beradaptasi dan
menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya), kemampuan belajar,
memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan
intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi,
meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan
anemia dan bagi wanita hamil yang terpajan timbal akan mengenai anak yang disusuinya dan
terakumulasi dalam ASI.
Asap hasil penyolderan yang terhirup dan menyebabkan keracunan dapat digolongkan
menjadi kelompok gas, uap dan mist, serta zat padat. Gas –gas, uap – uap dan mist (kabut)
setelah diserap oleh paru – paru akan masuk kedalam aliran darah dan kemudian didistribusikan
ke bagian – bagian / organ –organ tubuh lainnya. Gas – gas iritan yang mudah larut dalam
airakan menyebabkan iritasi ini dapat timbul segera setelah inhalasi gas – gas tersebut.
Sedangkan gas tidak mudah larut dalam air akan mengadakan iritasi pada saluran pernafasan
bagian bawah, dan iritasi biasanya timbul beberapa jam setelah pemaparan (peradangan paru
yang akut dan sembab paru). Gas – gas, uap-uap dan mists yang mudah larut dalam lemak dapat
diserap melalui kapiler – kapiler pembuluh darah yang terdapat disekitar alveoli dan selanjutnya
zat – zat tersebut dari aliran darah akan menuju ke binding sites yakni jaringan lemak (Fat
Depots) yang mempunyai afinitas khusus terhadap gas-gas, uap-uap atau mists tersebut. Dan
pada intinya asap hasil penyolderan yang berupa timah dah timbal ini disimpan, diserap dan
kemudian ditampung dalam darah.
Keracunan akibat kontaminasi logam Pb dapat menimbulkan berbagai macam hal :
1. Gangguan neurologi
Pada anak-anak khususnya siswa dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy
perifer.
2. Gangguan terhadap sistem reproduksi
Logam berat Pb dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi berupa keguguran,
kesakitan dan kematian janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet
dan dapat menyebabkan cacat kromosom
3. Gangguan terhadap sistem hemopoitik
Keracunan Pb dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis
globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia
ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA ( Amino Levulinic
Acid) urine. Pada anak – anak juga terjadi peningkatan ALA dalam darah. Efek dominan
dari keracunan Pb pada sistem hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP
(Coproporphyrine).
4. Gangguan terhadap sistem syaraf
Efek pencemaran Pb terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan pada
orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy.
Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala,
tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan. Pada
anak dengan kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40-80 μg/100 ml dapat timbul gejala
gangguan hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala
yang timbul pada lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah
tersinggung, dan penurunan pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai
terpapar oleh Pb, maka pengaruhnya pada profil psikologis dan penampilan
pendidikannya akan tampak pada umur sekitar 5-15 tahun. Akan timbul gejala tidak
spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan psikologis jika terpapar Pb pada anak berusi
21 bulan sampai 18 tahun.
Secara umum efek timbal dari timah penyolderan terhadap kesehatan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
Sistem saraf dan kecerdasan
Efek timbal terhadap sistem saraf telah diketahui, terutama dalam studi kesehatan kerja
dimana pekerja yang terpapangkadar timbal yang tinggi dilaporkan menderita gejala kehilangan
nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah lupa, dan pusing. Pada tingkat pajanan
yang lebih rendah, terjadi penurunan kecepatan bereaksi, memburuknya koordinasi tangan-mata,
dan menurunnya kecepatan konduksi syaraf.
Efek timbal terhadap keerdasan anak telah banyak diteliti, dan studi menunjukkan timbal
memiliki efek menurunkan IQ bahkan pada tingkat pajanan rendah. Peningkatan kadar timbal
dalam darah sebesar 10 µg/dl hingga 20 µg/dl dapat menurunkan IQ sebesar 2.6 poin. Studi lebih
lanjut menunjukkan bahwa kenaikan kadar timbal dalam darah di atas 20 µg/dl dapat
mengakibatkan penurunan IQ sebesar 2-5 poin.
Efek sistemik
Studi menunjukkan hubungan antara meningkatnya tekanan darah dengan BLL paling
banyak ditemukan pada kasus pajanan terhadap laki-laki dewasa. Schwartz (1995) dalam laporan
WHO menunjukkan bahwa penurunan BLL sebesar 10 µg/dl to 5 µg/dl menyebabkan penurunan
tekanan darah sebsar 1.25 mmHg.Efek sistemik lainnya adalah gejala gastrointestinal. Keracunan
timbal dapat berakibat sakit perut, konstipasi, kram, mual, muntah, anoreksia, dan kehilangan
berat badan.
Efek timbal terhadap reproduksi
Efeknya terhadap reproduksi dapat terjadi pada pria dan wanita dan telah diketahui sejak
abad 19, dimana pada masa itu timbal bahkan digunakan untuk menggugurkan kandungan.
Pajanan timbal pada wanita di masa kehamilan telah dilaporkan dapat memperbesar resiko
keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kelahiran prematur. Pada laki-laki, efek timbal
antara lain menurunkan jumlah sperma dan meningkatnya jumlah sperma abnormal.
2.6 PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA
Lingkungan adalah segala yang terdapat di sekitar mahkluk hidup, baik yang bersifat
biotik dan abiotik yang selalu berinteraksi secara timbal balik. Didalam lingkungan anak tumbuh
dan berkembang serta memperoleh pendidikan secara bertahap hingga membentuk pribadi yang
dewasa.
Baik buruknya lingkungan di sekitar anak merupakan faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan jiwa dan keberhasilan minat dan prestasi belajar anak (siswa). Lingkungan
tersebut adalah lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Berikut khusus hambatan yang
dihadapi siswa dalam proses belajar di sekolah.
A. Lingkungan belajar yang kurang baik.
Lingkungan sekolah merupakan tempat siswa belajar dan berinteraksi antar guru dan
sesamanya. Lingkungan sekolah dituntut nyaman dan aman bagi siswa yang sedang belajar. Jika
sebuah sekolah memiliki sekolah yang tidak layak lingkungannya sebagai tempat belajar, maka
ini akan mempengaruhi prestasi dan minat belajar siswa didalamnya. Sebagai contoh jika suatu
atap ruang kelas tidak layak, maka pada saat hujan maka akan bocor dan akan mengakibatkan
proses pembelajaran terganggu. Oleh sebab itu, lingkungan sekolah merupakan faktor utama
dalam proses belajar.
B. Cara memberikan pelajaran.
Cara yang digunakan pengajar dalam memberikan pelajaran dan bimbingan sering sekali
besar pengaruhnya terhadap siswa, dalam menyelesaikan studinya. Memang tidak bisa
dipungkiri bahwa ada sebagian pengajar yang memberikan materi pelajaran kurang didaktif,
tanpa memperhatikan apakah siswa mengerti dengan materi yang diberikan, tanpa memberikan
kesempatan bertanya atau mengemukakan pendapat kepada siswa.
C. Kurangnya bahan bacaan.
Sering kita temui siswa mengeluh, dikarenakan mereka dituntut dengan sejumlah tugas,
dan diwajibkan mmembaca sebagian buku. Dari percakapan mereka dapat ditarik kesimpulan,
bahwa siswa bukan tidak sanggup mengerjakan tugas dan bukan tidak mau membaca buku-buku
wajib. Akan tetapi kurangnya bahan bacaan atau buku diperpustakaan. Kesukaran ini
menyebabkan mengganggu kelancaran proses belajar siswa.
D. Bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan.Penyusunan bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan kemampuan para siswa akan
menghambat studi mereka. Ketidak sesuaian ini dapat berarti sesuai dengan taraf pengetahuan
mereka.
Pendidikan yang pertama yang dapat mempengaruhi setiap perilaku anak adalah
lingkungan dimana ia tinggal, karena dengan lingkungan yang baik dapat mempengaruhi
terhadap proses perkembangan diri anak, berada didalam lingkungan keluarga yang paling
berperan adalah orang tua. Dalam lingkungan keluarga inilah pendidikan sudah dapat dikatakan
berlangsung, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Lingkungan belajar adalah suatu kondisi dimana seorang anak atau siswa bisa bergaul
dalam ruang lingkup sekolah, proses belajar mengajar dan interaksi sosial yang terjadi di
sekolah. Lingkungan sebagai salah satu faktor pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap
pembentukan pola fikir, sikap, kepribadian, tingkah laku anak dalam perkembangannya. Sebab,
pola lingkungan dimana anak dibesarkan dan di dewasakn akan turut memberikan warna dalam
bentuk jati diri anak dimasa mendatang. Begitu pentingnya pengaruh lingkungan terhadap
anak.Oleh karena itu dalam kaitannya dengan siswa elektro yang sedang praktikum, keadaan
lingkungan kerja sangat diperhitungkan. Mulai dari segi kebersihan tempat kerja maupun
perlengkapan kerja.
Kebersihan mengandung arti bahwa suatu ruang praktikum hendaknya memiliki standart
kebersihan kelas. Ini mempengaruhi seorang yang akan pratikum, jika suatu kelas kotor dan
tidak terawat maka seorang siswa tidak akan tertarik untuk belajar maupun berada di dalam
kelasnya. Tentu ini mengganggu proses belajar siswa. Untuk menciptakan kelas yang bersih
diperlukan kesadaran setiap warga disekolah baik guru pengajar maupun para siswa.
Perlengkapan kerja saat pratikum mengandung arti bahwa sarana dan prasarana sebuah
bengkel ataupun laboratorium haruslah lengkap dan memadai untuk kegiatan praktek siswa
Teknik Elektro. Saran prasarana ini meliputi bahan kerja dan bahan pelindung kerja. Bahan
kerja seperti solder, timah, penyedot timah, tempat solder maupun meja dan kursi tempat siswa
belajar. Untuk bahan pelindung kerja meliputi marker, pelindung mata dan sepatu anti
grounding. Semua bahan itu secara tidak langsung merupakan alat yang mampu menarik minat
belajar siswa sehingga mereka aktif dalam praktikum untuk hasil yang lebih baik.
Maka untuk menarik minat belajar seorang siswa Teknik Elektronika sangat diperlukan
sebuah ruang pratikum yang aman dan nyaman, karena pada dasarnya seorang yang tertarik atau
berminat dalam suatu hal, harus mencintai ataupun menyukainya terlebih dahulu, maka rasa
minat akan tumbuh dan memotivasinya agar belajar lebih baik
2.7 UPAYA MENGURANGI EFEK ASAP SOLDER DI BENGKEL ELEKTRO BAGI
KESEHATAN SISWA
2.7.1 Penggunaan Masker
Penggunaan masker saat melakukan praktek penyolderan merupakan suatu keharusan.
Masker berfungsi untuk menyaring logam berat (timbal,timah) agar tidak masuk kedalam sistem
pernafasan kita. Masker atau penutup hidung dan mulut ini harus bersih dan terhindar dari
kotoran dan tidak barang abis pakai (satu kali pakai). Penggunaanya pun harus dipakai saat
penyolderan, selesai penyolder dan keluar dari ruangan bengkel. Masker tidak hanya dilakukan
saat penyolderan, namun saat di ruang bengkel sekalipun tanpa kita melakukan praktek
penyolderan kita harus selalu menggunakan masker supaya kita terbebas dari partikel-partikel
bebas yang bersifat negatif di dalam ruangan bengkel.
2.7.2 Penggunaan Pelindung Mata
Penggunaan pelindung mata saat penyolderan sering kali dilupakan, padahal ini
merupakan suatu keharusan dalam menjaga kesehatan mata. Efek asap terhadap mata apabila
kontak langsung berakibat mata akan merah, akibat yang lebih serius timbal dan timah yang
terkandung dari asap penyolderan akan mengurangi daya penglihatan dan jika kontak langsung
terus menerus akan mengakibatkan kebutaan pennglihatan pada mata.
2.7.3 Pengaturan Sistem Tata Udara di dalam Ruangan Bengkel
Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Faktor lingkungan
kerja yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Antara lain:
a. Faktor fisik, seperti: penerangan, suhu, mekanik.
b. Faktor Kimia, seperti: gas, debu, kabut, asap, cairan dan lain-lain.
c. Faktor biologi baik dari golongan tumbuhan maupun hewan.
d. Faktor fisiologis, seperti kontruksi mesin, sikap dan cara kerja.
e. Faktor mental / psikologis yaitu suasana kerja, hubungan diantara para pekerja atau
dengan atasannya.
Ergonomi merupakan sebuah ilmu yaitu ilmu yang mempelajari interaksi antara
lingkungan kerja dengan manusia ataupun sebaliknya. Pembahasan ergonomi mencakup alat,
dan teknik dalam bekerja yang ENASE. ENASE itu sendiri merupakan singkatan dari Efektif,
Nyaman, Aman, Sehat dan Efisien.
Konsep ENASE yang pertama adalah Efektif. Praktikan harus selalu dipacu kinerjanya
agar mereka bisa bekerja dengan efektif. Jika mereka bekerja dengan efektif, otomatis target
yang diberikan akan terpenuhi. ENASE yang kedua adalah Nyaman. Dalam menyelesaikan
pekerjaan, kenyamanan praktikan juga harus diperhatikan. Dengan kenyamanan ini, mereka akan
bekerja dengan kemampuan yang maksimal. Konsep ENASE yang ketiga adalah Aman. Rasa
aman yang dimaksud tidak hanya sebatas wilayah fisik semata, tetapi juga mencakup rasa aman
dalam psikis masing-masing praktikan. Konsep ENASE yang keempat adalah Sehat. Ruang
lingkup kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan
dan lingkungan kerjanya baik itu secara fisik maupun psikis dalam hal cara/metoda kerja.
Contoh Gambar.1
Dilihat dari gambar diatas dapat kita lihat kondisi ruangan bengkel sangatlah tidak
kondusif untuk kegiatan belajar mengajar dan parktikum. Kebersihan yang tidak terjaga,
penerangan yang kurang akibat banyaknya lampu yang tidak terpasang dan mati, mengakibatkan
kurangnya penerangan di bengkel tersebut, sehingga mengurangi kenyamanan pandangan
pengguna yang merupakan faktor fisis. Selain itu kurangnya fentilasi menyebabkan suhu ruangan
menjadi lembab dan asap solder yang mengandung unsur timbal akan bebas berkeliaran di
ruangan bengkel tanpa adanya ventilasi tata udara yang baik.
Untuk itu diperlukan sebuah sistem tata udara yang baik demi kenyamanan dan
keamanan siswa dalam praktek khususnya menyolder. Menurut badan Standar Nasional
Indonesia (SNI), Suatu ruangan yang layak ditempati, misalkan kantor, pertokoan, pabrik, ruang
kerja, dan ruangan lainnya untuk tujuan tertentu, harus dilengkapi dengan :
a). ventilasi alami
b). ventilasi mekanis atau sistem pengkondisian udara.
Ventilasi Alami.
Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu bangunan gedung yang
disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas
yang naik di dalam saluran ventilasi.
Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela, pintu atau
sarana lain yang dapat dibuka, dengan :
jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas lantai ruangan yang
membutuhkan ventilasi; danarah yang menghadap ke halaman berdinding dengan ukuran
yang sesuai, atau daerah yang terbuka keatas.
teras terbuka, pelataran parkir, atau sejenis; atau
ruang yang bersebelahan
Ventilasi Mekanik.
Persyaratan Teknis :
Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat tidak
memadai.
Penempatan Fan harus memungkinkan pelepasan udara secara maksimal dan juga
memungkinkan masuknya udara segar atau sebaliknya.
Sistem ventilasi mekanis bekerja terus menerus selama ruang tersebut dihuni.
Bangunan atau ruang parkir tertutup harus dilengkapi sistem ventilasi mekanis untuk
membuang udara kotor dari dalam dan minimal 2/3 volume udara ruang harus terdapat
pada ketinggian maksimal 0,6 meter dari lantai.
Ruang parkir pada ruang bawah tanah (besmen) yang terdiri dari lebih satu lantai, gas
buang mobil pada setiap lantai tidak boleh mengganggu udara bersih pada lantai lainnya.
Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan harus sesuai
ketentuan yang berlaku.
Perancangan Sistem Ventilasi Mekanis.
Perancangan sistem ventilasi mekanis dilakukan sebagai berikut :
tentukan kebutuhan udara ventilasi yang diperlukan sesuai fungsi ruangan.
tentukan kapasitas fan.
rancang sistem distribusi udara, baik menggunakan cerobong udara (ducting)atau fan
yang dipasang pada dinding/atap.
Jumlah laju aliran udara yang perlu disediakan oleh sistem ventilasi
Untuk mengambil perolehan kalor yang terjadi di dalam ruangan, diperlukan laju aliran
udara dengan jumlah tertentu untuk menjaga supaya temperatur udara di dalamruangan
tidak bertambah melewati harga yang diinginkan. Jumlah laju aliran udara V(m3/detik)
tersebut, dapat dihitung dengan persamaan.
Contoh Gambar. 2
Berikut
contoh diatas keadaan bengkel yang memiliki memiliki sistem penerangan yang bagus dan tata
udara yang sesuai prosedur pembuatan ventilasi udara. Bengkel seperti ini bisa sebagai contoh
bengkel yang baik bagi siswa di bengkel elektro
2.5.4 Makan atau Minum Makanan Penetral Racun.
Hampir semua kegiatan praktek di bengkel bagi siswa akan berhadapan langsung dengan
bahan atau pertikel bebas yang bersifat berbahaya bagi tubuh. Pertikel ini akan mengendap dan
lama kelamaan jika tidak ditanggulangi akan bersifat negatif bagi tubuh. Unntuk menetralisir
pengaruh ini maka dianjurkan untuk meminum atau makan makanan yang dapat menetral racun
seperti susu, sejak dulu susu sudah dianggap sebagai penetral racun bagi tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesehatan merupakan kebutuhan pokok manusia. Mencegah penyakit yang berpotensi
mengganggu kesehatan merupakan suatu keharusan. Kesehatan seorang siswa teknik elektro
harus diperhatikan saat melakukan pratikum khususnya saat penyolderan. Timbal hasil dari
pembakaran timah solder jika terhirup dan masuk kedalam sistem pernafasan manusia akan
berakibat buruk bagi siswa itu sendiri. Akibat dari timbal dapat mengakibatkan :
1. Kerusakan sistem saraf dan kecerdasan
2. Mempengaruhi daya tangkap siswa
3. Kerusakan terhadap sistem reproduksi siswa
Untuk menarik minat belajar siswa Teknik Elektro, faktor lingkungan menjadikan yang
utama karena dari lingkungan yang sehat dan nyaman manjadikan siswa bersemangat dalam
praktikum penyolderan disamping sarana dan prasarana yang lengkap serta bahan pelindung diri
yang memadai
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari asap solder seperti :
1. Penggunan masker
2. Penggunaan alat pelindung mata
3. Merencanakan system tata udara yang baik di ruang praktikum
4. Makan dan minum makanan yang dapat menetralkan racun dalam tubuh
3.2 SARAN
Untuk menambah minat belajar pratikum siswa di bengkel elektro, sebaiknya bengkel
ditata dengan rapi dan memiliki sistem tata udara yang bagus bagi kesehatan. Sehingga siswa
merasa tenang dan nyaman dalam pratikum. Alat yang digunakan dalam praktek juga harus
bersih dan dapat berfungsi dengan baik, alat ini menunjang keberhasilan siswa dalam
menerapkan ilmu dan tidak hanya berkutat pada teori.
Selanjutnya dalam pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mata pelajaran K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) harus dijadikan acuan yang penting di samping pelajaran
teori umum elektro lainnya. Maka dari itu seorang guru pengajar harus mampu menyampaikan
bagaimana kesehatan dan keselamatan kerja kepada para siswa dan mengimplementasikannya
melalui praktikum di bengkel kerja seperti saat praktikum proses penyolderan. Bahan kerja dan
pelindung kerja haruslah lengkap sehingga menarik minat belajar siswa dan memotivasi mereka
untuk mengerjakan sesuatu dengan sebaik mungkin.