Makalah Periode3 Isi&Penutup

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Tidak dapat dipungkiri Indonesia merupakan negara kepulaian yang terdiri dari berbagai macam suku yang memiliki beragam kebudayaan maka terbentukanlah selogan Bhineka Tunggal Ika dengan tujuan mempersatukan beragam kebudayaan dan sukusuku sebagai satu negara yaitu Indonesia. Beragam wujud warisan budaya lokal memberi kita kesempatan untuk mempelajari kearifan lokal dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di masa lalu. Kita sebagai bangsa dengan jejak perjalanan sejarah yang panjang sehingga kaya dengan keanekaragaman budaya lokal seharusnya mati-matian melestarikan warisan budaya yang sampai kepada kita. Melestarikan tidak berarti membuat sesuatu menjadi awet dan tidak

6

mungkin punah. Melestarikan berarti memelihara untuk waktu yang sangat lama. Jadi upaya pelestarian warisan budaya lokal berarti upaya memelihara warisan budaya lokal untuk waktu yang sangat lama. Karena upaya pelestarian merupakan upaya memelihara untuk waktu yang sangat lama maka perlu dikembangkan pelestarian sebagai upaya yang berkelanjutan (sustainable). Jadi bukan pelestarian yang hanya mode sesaat, berbasis proyek, berbasis donor dan elitis (tanpa akar yang kuat di masyarakat). Pelestarian tidak akan dapat bertahan dan berkembang jika tidak didukung oleh masyarakat luas dan tidak menjadi bagian nyata dari kehidupan kita. Para pakar pelestarian harus turun dari menara gadingnya dan merangkul masyarakat menjadi pecinta pelestarian yang bergairah. Pelestarian jangan hanya tinggal dalam buku tebal disertasi para doktor, jangan hanya diperbincangkandalam seminar para intelektual di hotel mewah, apalagi hanya menjadi hobi para orang kaya. Pelestarian harus hidup dan berkembang di masyarakat. Pelestarian harus diperjuangkan oleh masyarakat luas (Hadiwinoto, 2002: 30). Singkat kata pelestarian akan dapat sustainable jika berbasis pada kekuatan dalam, kekuatan lokal, kekuatan swadaya. Karenanya sangat diperlukan penggerak, pemerhati, pecinta dan pendukung dari berbagai lapisan masyarakat. Untuk itu perlu ditumbuhkembangkan motivasi yang kuat untuk ikut tergerak berpartisipasi melaksanakan pelestarian, antara lain: Motivasi untuk menjaga, mempertahankan dan mewariskan warisan budaya yang diwarisinya dari generasi sebelumnya Motivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan generasi penerus bangsa terhadap nilainilai sejarah kepribadian bangsa dari masa ke masa melalui pewarisan khasanah budaya dan nilai-nilai budaya secara nyata yang dapat dilihat, dikenang dan dihayati Motivasi untuk menjamin terwujudnya keragaman atau variasi lingkungan budaya Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai budaya local akan meningkat bila terpelihara dengan baik sehingga memiliki nilai komersial untuk meningkatkan kesejahteraan pengampunya Motivasi simbolis yang meyakini bahwa budaya lokal adalah manifestasi dari jatidiri suatu kelompok atau masyarakat sehingga dapat menumbuhkembangkan rasa kebanggaan, harga diri dan percaya diri yang kuat.

6

Dari penjelasan diatas dapat diketahi bahwa pelestarian budaya lokal juga mempunyai muatan ideologis yaitu sebagai gerakan untuk mengukuhkan kebudayaan, sejarah dan identitas (Lewis, 1983: 4), dan juga sebagai penumbuh kepedulian masyarakat untuk mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu yang sama diantara anggota komunitas (Smith, 1996: 68). Budaya lokal yang beraneka ragam merupakan warisan budaya yang wajib dilestarikan. Ketika bangsa lain yang hanya sedikit mempunyai warisan budaya lokal berusaha keras untuk melestarikannya demi sebuah identitas, maka sungguh naf jika kita yang memiliki banyak warisan budaya lokal lantas mengabaikan pelestariannya demi menggapai burung terbang sementara punai di tangan dilepaskan.

2. Tujuan Makalah ini disusun dengan harapan dapan menambah wawasan saya dan para pembaca agar dapat melestarikan kebudayaan maupun memberi kontribusi yang baik bagi kebudayaan Indonesia yang beragam. Adapun tujuan makalah ini adalah:1. Memenuhi tugas ilmu budaya dasar. 2. Masyarakat luas mandiri dalam pelestarian maupun pengembangan budaya.

3. Pemerintah tidak setengah hati dalam pelestarian budaya.4. Mempertahankan kebudayaan dari modernisasi dan globalisasi.

5. Melestarikan budaya dan karakter bangsa.

3. Sasaran Penulisan makalah ini ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya bagi para kaum pemuda dan mahasiswa yang merupakan penerus dan pembangun bangsa di masa yang akan datang agar dapat melestarikan kebudayaan bangsa dengan melakukan penelitian-penelitian yang diharapkan dapat menjadikannya sebagai hak bangsa Indonesia agar tidak ada lagi kebudayaan

6

Indonesia yang di clime oleh negara lain, sehingga kebudayaan bangsa ini tetap menjadi milik bangsa dan dapat di kembangkan oleh generasi penerusnya.untuk menaikan derajat dan martabat bangsa ini di dunia internasional.

6

BAB II Permasalahan Beragam wujud warisan budaya lokal memberi kita kesempatan untuk mempelajari kearifan lokal dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di masa lalu. Masalahnya kearifan local tersebut seringkali diabaikan, dianggap tidak ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa depan. Dampaknya adalah banyak warisan budaya yang lapuk dimakan usia, terlantar, terabaikan bahkan dilecehkan keberadaannya. Padahal banyak bangsa yang kurang kuat sejarahnya justru mencari-cari jatidirinya dari tinggalan sejarah dan warisan budayanya yang sedikit jumlahnya. Kita sendiri, bangsa Indonesia, yang kaya dengan warisan budaya justru mengabaikan asset yang tidak ternilai tersebut.Sungguh kondisi yang kontradiktif.Kita sebagai bangsa dengan jejak perjalanan sejarah yang panjang sehingga kaya dengan keanekaragaman budaya lokal seharusnya mati-matian melestarikan warisan budaya yang sampai kepada kita. Melestarikan tidak berarti membuat sesuatu menjadi awet dan tidak mungkin punah. Melestarikan berarti memelihara untuk waktu yang sangat lama. Jadi upaya pelestarian warisan budaya lokal berarti upaya memelihara warisan budaya lokal untuk waktu yang sangat lama. Karena upaya pelestarian merupakan upaya memelihara untuk waktu yang sangat lama maka perlu dikembangkan pelestarian sebagai upaya yang berkelanjutan (sustainable). Analisis permasalahan kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :1. Strength(Kekuatan) 1.1

Tersedianya fasilitas: Di Universitas Gunadarma terdapat beberapa fasilias dan kelompok untuk mengembangkan budaya, fasilitas dan kelompok tersebut adalah teater TEMA, kemunitas fotografi SNAP, dan Paduan suara mahasiswa Swara Darmagita UG Jumlah mahasiswa: jumlah mahasiswa gunadarma yang melimpah membuat komunitas-komutas tersebut menjadi berkembang. Ketrampilan mahasiswa: Dengan ketrampilan yang terus dilatih dan kerjasama yang solid, mereka mampu memenangkan kompetisi yaitu, Paduan Suara Gunadarma pernah masuk ke level Asia untuk juara event kompetisi dan pernah juga beberapa kali menjuarai ditingkat nasional. Untuk fotography mereka pernah menjuarai lomba,

1.2

1.3

6

sedangkan untuk teater mereka aktif menampilkan keahlian seni perannya sampai ke Taman Ismail Marzuki (TIM).1.4

Dukungan: Dengan diberikan fasilitas dari pihak universitas serta di kuatkan dengan kemauan dan kemampuan mereka mampu bersaing. Kemajuan Teknologi: Universitas Gunadarma sudah beberapa tahun trakhir ikut melakukan pelestarian budaya lewat teknologi internet, dengan cara setiap mahasiswa tingkat awal diberi matakuliah ilmu budaya dasar. Setiap mahasiswa tingkat awal ini harus mempunyai sebuah blog yang akan digunakan untuk mempostingkan hasil dari tugas-tugas mereka.

1.5

2. Weakness(Kelemahan) 2.1

Sosialisasi: kurangnya mempromosikan komunitas kepada mahasiswa dan warga. Setelah melakukan survey, ternyata tidak sedikit mahasiswa yang tidak mengetahui komunitas-komunitas kebudayaan di Universitas Gunadarma Tidak tersedianya fasilitas: fasilitas dinilai masih kurang, karena dari sekian banyaknya kampus Universitas Gunadarma tempat para komunitas berkumpul ini hanya terpaku di kampus E dan D. Plagiat: Banyak dari mahasiswa yang melakuan tindakan tidak terpuji seperti plagian tugas(copypaste tidak bertanggungjawab). Mereka tidak mau tau atau bahkan tidak ingin tahu budaya bangsa mereka sendiri, mungkin itulah alasan mengapa ada mahasiswa yang melakukan hal tersebut. Padahal bangsa yang besar dan besar ialah bangsa yang memiliki pemuda dan masyarat yang menghargai budaya dan sejarah bangsanya.

2.2

2.3

3. Opportunities(Peluang) 3.1

Pengembangan : Dengan bakat yang dimiliki oleh setiap komunitas yang membuktikan bahwa mereka mampu dan sanggup memenangkan kompetisi, dapat membuka peluang untuk mereka memudahkan pengembangan budaya Indonesia ditinggkat internasional. Kerjasama : Terbukti dengan team work yang baik oleh komunitas teater TEMA mereka mampu untuk melestarikan budaya lewat seni teater, meskipun pengembangannya masih di daerah ibu kota.

3.2

6

3.3

Jumlah mahasiswa : Dengan jumlah yang tidak sedikit, berarti membuka peluang bagi setiap komunitas untuk mengembangkan kemampuan dan pengenalan diri baik terhadap masyarat ataupun mahasiswa lainnya. Kemampuan mereka dapat berkembang dengan banyaknya pemikiran-pemikaran positif yang membangun yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan budaya dan bangsa Indonesia. Internet : Dengan diberlakukannya bagi setiap mahasiswa untuk mempunyai blog yang salah satu penggunaannya ialah sebagai tempat posting dari matakuliah ilmu budaya dasar, maka Universitas Gunadarma juga mempunyai peran membawa budaya Indonesia untuk masuk kedalam dampak positif dari globalisasi. Dengan demikian Universitas Gunadarma telah memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.

3.4

4. Tantangan/Hambatan4.1

Persaingan: Untuk membawa nama Universitas Gunadarma kedalam dunia nasional ataupun internasional dalam bidang budaya terjadi banyak persaingan untuk memenangkan kempetisi. Ketidakpedulian: Sedikitnya tingkat kesadaran mahasiswa akan pentingnya melestarikan budaya menjadi kendalan penting. Dapat terlihat dari matakuliah ilmu budaya dasar, ternyata banyak dari mereka melakukan plagiat dalam mengerjakan tugas-tugas ilmu budaya dasar.

4.2

6

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Sudah banyak contoh dalam kehidupan Anda dimana masalah kebudayaan telah menjadi pemicu dan pemacu benturan antar personil masyarakat. Dan, pada akhirnya yang mengalami kerugian adalah masyarakat juga korban. Memang kondisi kehidupan masyarakat sangatlah beragam. Hal ini sangat tergantung pada tingkat kemampuan personal masyarakat dalam memahami setiap kejadian yang ada dalam kehidupannya. Dengan kondisi tersebut, maka masalah kebudayaan yang berbeda seharusnya bukan dianggap sebagai sebuah perbedaan, melainkan sebagai keberagaman pola kehidupan. Anda hidup dari sebuah perbedaan. Dan, perbedaan itulah itu merupakan variasi atas kehidupan. yang dinamis. Setiap saat selalu ada hal baru yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan. Anda tidak dapat mengelak dari kondisi tersebut sebab Anda adalah bagian integral dalam kehidupan ini. Masalah kebudayaan adalah masalah kehidupan, jadi tidak mungkin Anda yang hidup mengelak dari tuntutan hidup. Universitas Gunadarma sudah beberapa tahun terakhir ikut ambil peran dalam pelestarian budaya, terbukti dengan banyaknya komunitas yang bergelut di bidang budaya, seperti pada teater, mereka banyak menampilkan cerita-cerita rakyat dari Indonesia. Atau bahkan paduan suara, mereka banyak memenangkan lomba dengan membawakan lagu-lagu daerah Indonesia. B. Rekomendasi 1. Penambahan fasilitas disetiap kampus Universitas Gunadarma 2. Memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai saran untuk melestarikan kebudayaan.3. Terus-menerus

melakukan perkembangan budaya. Maksudnya mengikut perkembangan zaman, apa yang sedang menjadi trend dipadukan dengan budaya sehingga tidak ada kebosanan pada mahasiswa.

C. Referensi http://www.anneahira.com/masalah-kebudayaan.htm http://www.anggarakasa.com/contoh-kata-pengantar-yang-baik/ http://murtadhoali.blogspot.com/2011/11/kebudayaan.html http://elearning.unesa.ac.id/myblog/waspodo-tjipto-subroto/peran-pendidikan-kewarganegaraandalam-melestarikan-budaya-dan-karakter-bangsa http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/permasalahan-budaya-di-indonesia/

6

http://indopedia.gunadarma.ac.id/content/8/6/id/budaya-lokal-sebagai-warisan-budaya-dan-upayapelestariannya*-oleh-agus-dono-karmadi-kepala-subdin-kebudayaan-dinas-p-dan-k-jawatengah.html http://www.kabarbekasi.com/kampus-gunadarma-bekasi-ikut-hidupkan-kembali-seni-budayadaerah-hingga-tingkat-asia/

6